BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anion merupakan ion sisa asam atau ion yang bermuatan negatif, berbeda dengan kation, suatu senyawa kimia pasti merupakan gabungan antara kation dengan anion. Oleh karena itu, sifat-sifat suatu senyawa pasti dipengaruhi oleh kation maupun anion.
Ilmu farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang sediaan obat dan zat-zat yang terkandung didalamnya, serta cara-cara pengolahanya. Seluk beluk tentang pengidentifikasian dan pemisahan suatu zat dalam suatu sampel. Untuk itu, pengetahuan tentang analisis kualitatif sangat esensial untuk di jadikan salah satu keahlian bagi seorang farmasis.
Praktikum analisis kualitatif ini di lakukan karena praktikan harus mengetahui dan mengenal cara-cara analisis kualitatif. Praktikan diperlukan untuk mendukung pengetahuan farmasist tentang analisis kualitatif, selain pengetahuan teori juga perlu diadakan pengenalan terhadap kation sebagai dasar dalam melakukan analisa pada kegiatan-kegiatan praktikum di farmasi, kita dapat lebih mengenal sifat-sifatnya dan cara-cara analisanya.
Analisa kation, merupakan suatu bagian dari analisis ion yang dibagi menjadi analisis kation dan anion, untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation. Kation di klasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan secara selektif.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida dan ammonium karbonat. klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi, klasifikasi kation yang paling umum di dasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation tersebut.
Pada umumnya, kation dibagi menjadi lima golongan. Kation golongan pertama akan membentuk endapan putih ketika direaksikan dengan amonium sulfida akan membentuk asam klorida. Kation golongan dua apabila direaksikan dengan hidrogen sulfida akan menghasilkan endapan kuning. Kation golongan tiga apabila diraksikan amonium sulfida maka akan membentuk endapan hijau atau endapan hijau kotor. Kation golongan empat apabila direaksikan dengan amonium karbonat maka akan membentuk endapan putih. Sedangkan golongan ke lima adalah golongan sisa yang tidak membentuk endapan apapun apabila direaksikan dengan keempat reagensia golongan pertama, kedua, ketiga dan keempat.
Pada percobaan ini, sampel yang tidak diketahui golongan dan ion sampelnya kemudian akan di identifikasikan analisi kation hingga golongan dan ion sampel tersebut diketahui.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud percobaan
Maksud percobaan ini adalah memahami dan untuk mengetahui tahap-tahap identifikasi kation anion suatu sampel
Tujuan percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah mengidentifikasi kation dan anion terhadap suatu sampel untuk menentukan golonganya dengan cara uji pendahuluan dan uji penegasan dengan menggunakan beberapa reaksi spesifik.
C. Prinsip percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah mengidentifikasi kation dan anion terhadap suatu sampel dengan golongan yang mana direaksikan dengan beberapa pereaksi spesifik lalu diamati perubahan fisik dan kimia yang terjadi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Reaksi identifikasi adalah suatu reaksi kimia, yang dimaksudkan untuk mengetahui keberadaan suatu zat (ion/gugus) dalam suatu sampel tertentu. Untuk itu maka dibutuhkan pengetahuan dasar tentang sifat gas/gejala atau perubahan yang ditimbulkan apabila ditambahkan suatu pereaksi. (Anonim; 39)
Kimia farmasi analisis melibatkan penggunaan sejumlah teknik dan metode untuk memperoleh hasil kualitatif, kualitatif dan informasi struktur dari sautu senyawa obat pada khusunya dan bahan kimia pada umumnya. (Dr. Sudjasdi; 100)
Ilmu kimia farmasi analisis kuantitatif dapat didefenisikan sebagai penerapan berbagai metode dan prosedur kimia analisis kuantitatif untuk melakukan analsis secara kuatitatif terhadap bahan-bahan atau sediaan yang digunakan dalam farmasi, Obat dalam jaringan tubuh dan sebagainya. (Dr. Sudjasdi; 103)
Analisis kualitatif dapat dilakukan pada bermacam-macam skala. selain analisis makro kuantitas, zat yang dikerjakan adalah 0,5-1 gram dan volume larutan yang diambil untuk analisis sekitar 20 ml dalam apa yang biasa di sebut analisis semi mikro. Terdapat banyak keuntungan bila menggunakan teknik semi mikro.
Pengurangan konsumsi zat-zat sehingga diperoleh cukup penghematan dalam anggaran laboratorium
Ketetapan analisis yang lebih tinggi
Ketajaman pemisahan yang meningkat
Banyaknya hidrogen sulfida yang digunakan sangat dikurangi
Penghematan ruangan baik pada reagensia dan terutama dalam lemari dimana peralatan disimpan
Latihan dalam mengerjakan kuantitas kecil bahan-bahan dapat di jamin (G. Shelva; 348)
Analisis kuantitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat diterapkan dengan zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi yang kering dapat diuraikan dengan menggunakan semi mikro dengan hanya modifikasi kecil. (G. Shelva; 349)
ANALISIS KATION
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional, yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan. Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokan dilakukan dalam bentuk pengendapan di mana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut.
Kelompok ion-ion tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide (II), golongan hidroksida (III), golongan sulfide (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI).
Yang berarti pada golongan I yang dihasilkan adalah endapan klorida, golongan II menghasilkan sejumlah endapan garam sulfida, golongan III menghasilkan endapan hidroksida, golongan IV menghasilkan endapan sulfida yang larut dalam asam klorida, dan golongan V menghasilkan endapan karbonat.
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh (Underwood;207).
Analisis kualitatif membahas tentang pengidentifikasian za-zat yang terdapat dalam suatu sampel. Tujuan utama analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur. (Underwood;210)
Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia. (G,Shelva: 351)
Golongan-golongan kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu:
golongan I: membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak.
golongan II: membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, cadmium, bismuth, stibium, timah.
golongan III: membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam suasana netral. Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium, aluminium, seng, mangan, dan kobalt.
golongan IV: membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam.
golongan V: disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium. Ammonium, litium, dan hydrogen (G,Shelva;352 ).
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian larut, maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua kelompok campuran yang massa masing-masingnya kurang dari campuran sebelumnya. Reaksi yang terjadi saat pengidentifikasian menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat fisiknya (Harjadi; 58).
ANALISIS ANION
Kemungkinan adanya Anion dapat diperkirakan dengan mengetahui kepastian kation apa saja yang terdapat dalam larutan sampel pada percobaan terdahulu yaitu Percobaan Analisis Kation.
Pengujian antara reaksi asam sulfat encer dan pekat merupakan salah satu cara untuk mengetahui anion apa saja yang terdapat dalam larutan sampel. Hal tersebut dikarenakan asam sulfat yang merupakan asam kuat mampu mendesak anion lemah keluar dari senyawanya. Sebagai contoh, larutan yang mengandung garam karbonat akan keluar dan terurai menjadi air dan gas karbondioksida dengan bantuan asam sulfat yang mendesak asam karbonat.
Dengan memperhatikan daftar kelarutan berbagai garam dalam air dan pelarut yang lain, jenis anion yang terdapat dalam larutan bisa diperkirakan. Misalnya garam sulfida tidak larut dalam asam, garam karbonat tidak larut dalam sulfida. Untuk mendeteksi anion tidak diperlukan metode sistematik seperti pada kation. Anion dapat dipisahkan dalam golongan-golongan utama, bergantung pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya. Namun, ini hanya dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan pada metode ini. (G, Shelva;357)
Proses-proses yang dipakai dapat dibagi kedalam (A) proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap, dan (B) proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan. (G, Shelva;357)
Secara kasar, reagensia atau pereaksi yang dapat dipakai adalah:
Zat kimia kualitas teknis.
Reagensia C.P, seringkali jauh lebih murni daripada reagensia U.S.P.
Reagensia U.S.P yaitu memenuhi persyaratan kemurnian yang ditetapkan oleh United States Pharmacopoeia.
Zat kimia bermuu ragensia (reagent-grade) memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh Komite Reagensia Analitis dari Masyarakat Kimia Amerika Serikat. (Underwood; 287)
Pengujian anion dalam larutan hendaknya dilakukan menurut urutan:
Uji sulfat
Uji untuk zat pereduksi
Uji untuk zat pengoksid
Uji dengan larutan perak nitrat
Uji dengan larutan Kalsium klorida
Uji dengan larutan besi (III) klorida. (G, Shelva;357)
Untuk keperluan sampel didihkan dengan larutan Na2CO3 jenuh, praktis semua ion logam mengendap sebagai karbonat, dan filtrat atau ekstrak soda (ES) dipakai untuk pengujian anion.
Kelompok Nitrat
Kelompok Sulfat
Kelompok Halogenida
Ada beberapa proses fisika kimia yang dapat digunakan untuk memberikan informasi analisis. Proses ini berkaitan dengan sejumlah sifat atom dan molekul serta fenomena-fenomena yang mampu menjadikan elemen-elemen atau senyawa-senyawa tersebut dapat dideteksi atau dapat diukur secara kualitatif pada kondisi yang dapat di kontrol proses-proses yang mendasari ini semua menentukan berbagai macam teknik analisis.( Dr. Sudjasdi; 103)
Analisi kation memerlukan pendekatan yang sistematis, umumnya dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pemisahan dan dengan identifikasi. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk kelompok kation baru jika di dalam kelompok kation yang terendapkan masih berisi beberapa kation . Maka kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk suatu kation, Jenis dua konsentrasi bereaksi serta pengaturan pH larutan di lakukan untuk memisahkan kation menjadi beberapa kelompok-kelompok kation analisis kuantitatif :
Golongan I : Ag+ , Hg+, Pb2+
Golongan II : Cu2+ , Ca2+ , Bi3+ , Hg2+ , Sn2+ , Sb5+
Golongan III : Al3+ , Cr3+ , CO2+ , Fe2+ , Ni2+ , Mn2+ , Zn2+
Golongan IV : Ba2+ , Ca2+ , Mg2+ , Na+ , K+ , NH4+
(Mieesler.1991:31-33)
Tujuan analisi kuantitatif sistematik kation-anion diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan reagensia golongan secara sistematik dapat ditetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Metode yang tersedia untuk mendeteksi kation tidaklah sistematik seperti metode yang telah di uraikan, Secara prinsip zat yang akan diidentifikasi dilarutkan lalu ditambahkan preaksi tertentu yang sesuai , yang akan mengendapkan golongan kation. Sebagai garam yang sukar larut atau hidroksidanya. Pereaksi haruslah sedemikian rupa sehingga penegndapan golongan kation selanjutnya tidak terganggu atau sebelumnya dapat dengan mudah dihilangkan dari larutan yang hendak dianalisis.
Untuk menidentifikasi suatu senyawa organik , pada umumnya didasarkan atas kelarutannya didalam air. Jika senyawanya tidak larut , maka dilakukan dekstruksi, Cara destruksi tergantung dari senyawa yang hendak dianalisis dan di tentukan dengan bantuan percobaan pendahuluan. Prinsip destruksi terdiri dari pelelehan campuran senyawa yang sukar larut dalam pereaksi yang sesuai dengan jumlah berlebih. Akibatnya, reaksi akan digeser sempurna kearah hasil reaksi
(Abbas,Roswati.1999:314)
Adapun kelima golongan kation dan ciri khas longan ini adalah :
Golongan I
Terbentuk endapan dengan HCl encer, ion yang termasuk dalam golongan ini adalah Pb2+ , Hg2+ , dan Ag+.
Golongan II
Terbentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Golongan II terdiri atas
Golongan IIA sulfidanya tidak larut dalam amonium polisulfida, ionnya adalah Fe2+ , Fe3+, Al3+, Cr3+.
Golongan II B sulfidanya larut dalam amonium polisulfida, ionnya adalah As3+ , As5+ , Sb3+ , Sb5+ , Sn2+ , dan Sn5+
Golongan III
Terbentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniokal. Ion golongan III terdiri dari :
Golongan III A; membentuk hidroksida dengan NaOH, ionnya adalah Fe2+ , Fe3+, Al3+, Cr3+.
Golongan III B; membentuk endapan dengan sulfida, dengan hodroksida kadang tak berarti, ionnya adalah Co2+ , Ni2+ , Zn2+ , Mn2+.
Golongan IV
Membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan amonium klorida dalam suasana netral atau dengan asam. Ion golongan ini terdiri dari Ca2+ , Ba2+ , dan Sr2+
Golongan V
Termasuk golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagen golongan sebelumnya, Ion golongan ini adalah Na+ , K+ , Mg2+ , NH4+ dan Na+
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan bagian larut, maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua kelompok campuran yang massa masing-masingnya kurang dari campuran sebelumnya. (Svehla.2009:312)
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode untuk mendeteksi kation. Sampel saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum kedalam golongan utama, dan dari masing-masing golongan menjadi golongan tersebut yang beridir sendiri.
Pemisahan anion-anion dalam golongan utama tergantung pada garam pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan garam zink ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi identifikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini. Skema identifikasi anion bukanlah skema yang baku, karena satu anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan. Pada dasarnya proses-proses yang dipakai dapat dibagi menjadi :
Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam, anion ini dibagi dalam 2 subkelas :
Gas yang dilepaskan dengan HCl encer atau asam sulfat encer : Co3, HCO3 , SO3 , NO2 , ClO , CN , dan OCN
Gas atau uap asam dilepaskan dengan H2SO4 meliputi ion-ion diatas dengan fluorida, klorida, bromida, iodida, nitrat, perklorat, permanganat, bromat, heksanoklorat, heksasianoferat (III) , tiosianat , format, asetat, oksalat, tartrat, heksafluorosilikat.
Meliputi proses yang terjadi pada reaksi-reaksi dalam larutan dibagi atas 2 sub kelas :
Reaksi Pengendapan
Terdiri dari sulfat, peroksodiosulfat, fosfat, fosfit, arsenot, dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, dan suksinas.
Oksidasi dan reduksi dalam larutan, manganat, permanganat, kromat, dan dikromat. (T.Moore.2007:211)
Secara prinsip, zat yang akan diidentifikasi dulrutkan kemudian ditambahkan pereaksi tertentu yang sesuai, yang akan mengendapkan segolongan kation sebagai gara yang sukar larut atau hidroksilatnya pereaksi haruslah sedemikian rupa sehingga pengendapan kation glongan kation selanjutnya tidak terganggu atau sebelumnya dapat dengan mudah dihilangkan dari larutan yang hendak dianalisis (Anwar.1981:45.
Kation golongan I membentuk klorida, yang tidak larut. Namun timbal klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbal tidak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan dengan HCl encer kepada suatu cuplikan ion timbal yang tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan H2S alam suasana asam bersama-sama golongan II.(Petrucci,R.H.1992:58)
Endapan perak klorida dalam bentuk gumpalan sebagai hasil koagulasi bahan koloidal. Endapan dapat dengan mudah di saring atau dicuci dengan air yang mengandung sedikit asam sitrat. Asamnya mencegah peptisasi endapan dan teruapkan apabila endapan dikeringkan. (Anwar.1981.46)
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana di kenal sebagai reaksi spesifik untuk golongan tertentu. Reaksi kation untuk golongan II adalah hidrogen sulfida yang hasilnya adalah endapan-endapan berbagao warna. Kation-kation golongan II dibagi atas dua sub golongan, yaitu sub golongan tembaga dan arsinik. Sub golongan temabaga terdiri dari hydrargium (II), plumbum (II), bismut (III), cuprum (III), dan subgolongan arsenik meliputi, arsen (V), arsen (III), stiblum (III), starnum (II), dan stannum (IV) (Petrucci,R.H.1992:60)
Kation golongan III terdiri dari besi (III), alminium, kromium (III), dan nikel, kobalt, mangan (II), dan zink.
Logam-logam ini diendapkan oleh reagen golongan untuk golongan I dan II, tetapi semuanya diendapkan. Dengan adanya amonium klorida oleh hidrogen sulfida dari larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan amonia. Logam-logam ini diendapkan sebagai sulfida , kecuali amonium dan kromin, yang diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya amonium klorida. Sedangkan logam-logam lain ini tetap berada dalam larutan dan dapat diendapkan sebagai sulfida oleh hidrogen sulfida.
Kation golongan IV terdiri dari starnum, barium, stronsium, dan kalsium. Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida, ataupun amonium sulfida, tetapi amonium karbonat membentuk endapan-endapan putih. (Petrucci.1992:61)
Untuk menganalisa kation, bila bahan pelarut dilarutkan lebih dahulu, namun bila suatu berupa cairan atau larutan langsung digunakan. Pada umumnya semua kombinasi kation dapat larut dalam air dan HCl tapi ada juga yang tidak larut , oleh karena itu pelarut yang biasa dipakai adalah air ataupun HCl encer. (Petrucci.1992:62)
B. Uraian Bahan
Ammonia (Dirjen POM. 1979; 86)
Nama resmi :AMMONIA
Nama lain :Amonia
Rumus molekul :NH4OH
Berat molekul :35,05
Pemerian :Cairan jernih; tidak berwarna; bau khas; menusuk
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
kelarutan :Mudah larut dalam air
Kegunaan :Sebagai pereaksi golongan IV
Amonium encer (Dirjen POM. 1979; 86)
Nama resmi :AMMONIA LIQUIDA
Nama lain :Amonium encer
Rumus molekul :NH3
Berat molekul :17,3
Pemerian :Serbuk hablur, keras tidak berwarna, bau tajam
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
kelarutan :Larut dalam air
Kegunaan :Sebagai pereaksi golongan IV
Ammonium karbonat (Dirjen POM. 1979; 643)
Nama resmi : AMMONI CARBONAS
Nama lain : Ammonium karbonat
Rumus molekul :(NH4)2CO3
Berat molekul :114,08
Rumus bangun : 2[NH4+] [CO3]
Pemerian :Serbuk hablur, keras, transparan, bau tajam mirip amonia
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
kelarutan :Larut dalam air
Kegunaan :Sebagai pereaksi golongan VI
Amonium klorida (Dirjen POM. 1979; 87)
Nama resmi :AMMONII CHLORIDUM
Nama lain :Amonium klorida
Rumus molekul :NH4Cl
Berat molekul :53,49
Pemerian :Serbuk butir atau hablur; putih; tidak berbau; rasa
asin dan dingin; higroskopik
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
kelarutan :Mudah larut dalam air dan dalam gliserol P; lebih
mudah larut dalam air mendidih; agak sukar larut
dalam ethanol (95%) P
Kegunaan :Sebagai pereaksi kation golongan III
Aquadest (Dirjen POM. 1979; 96)
Nama resmi :AQUA DESTILLATA
Nama lain :Air suling
Rumus molekul :H2O
Berat molekul :18,02
Rumus bangun :H-O-H
Pemerian :Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna;dan
tidak mempunyai rasa
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan :Sebagai pelarut
Asam klorida (Dirjen POM. 1979; 53)
Nama resmi :ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain :Asam klorida
Rumus molekul :HCl
Berat molekul :36,46
Pemerian :Tidak berwarna, berasap, bau merangsang jika di
encerkan dengan 2 bagian air asap dan bau hilang
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
kelarutan :larutan 20 gr atau 17 ml HCl (P) pada 100 ml air
Kegunaan :Sebagai pereaksi kation golongan 1
Asam nitrat (Dirjen POM. 1979; 650)
Nama resmi :ACIDUM NIITRAS
Nama lain :Asam nitrat
Rumus molekul :HNO3
Berat molekul :120,01
Pemerian :Cairan berasap, jernih, tidak berwarna
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
kelarutan :larut dengan air hingga 1000 ml
Kegunaan :Sebagai pereaksi golongan anion
Asam perklorat (Dirjen POM. 1979; 651)
Nama resmi :ACIDUM PERCLORID
Nama lain :Asam perklorat
Rumus molekul :HClO4
Berat molekul :95,01
Pemerian :Cairan jernih tidak berwarna
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
kelarutan :Bercampur dengan air
Kegunaan :Sebagai pereaksi tambahan pada tabulasi
Asam Pikrat (Dirjen POM 1979 : 736)
Nama Resmi : ACIDUM PICRATH
Nama Lain : Asam Pikrat
Rumus Molekul : C6H2(OH) (NO2)3
Pemerian : Serbuk hablur, kuning terang, tidak berbau, mudah
meledak.
Kelarutan : Larut dalam 80 bagian air dan dalam 10 bagian
etanol (95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai perekasi.
Asam sulfat (Dirjen POM. 1979; 101)
Nama resmi :ACIDUM SULFAS
Nama lain :Asam sulfat
Rumus molekul :H2SO4
Berat molekul :98,07
Pemerian :Cairan kental seperti minyak, kerosif tidak
berwarna, timbul panas dalam air
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan :Sebagai pereaksi anion golongan I
Barium klorida (Dirjen POM. 1979; 656)
Nama resmi :BARII CHLORIDUM
Nama lain :Barium klorida
Rumus molekul :BaCl2
Berat molekul :208,236
Pemerian :Tidak berwarna
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
kelarutan :Larut dalam 5 bagian air
Kegunaan :Sebagai pereaksi golongan anion
Kalium Iodida (Dirjen POM 1979 : 330)
Nama Resmi : KALII IODIDUM
Nama Lain : Pottasium Iodida, Kalium Iodida
Rumus Molekul : KI
Berat Molekul : 166,00
Pemerian : Hablur heksahedral, transparan, opak dan putih
atau serbuk butiran putih, higroskopik
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dan dalam etanol P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai sampel
Kalium Kromat (Dirjen POM 1979: 690)
Nama Resmi : KALII KROMAT
Nama Lain : Kalium Kromat
Rumus Molekul : K2CrO4
Berat Molekul : 194,19
Pemerian : Massa hablur kuning
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai sampel.
Kalium Sianida (Dirjen POM 1979: 691)
Nama Resmi : KALII CIANIDA
Nama Lain : Kalium Sianida
Rumus Molekul : KCN
Berat Molekul :
Pemerian : Serbuk hablur warna putih, perlahan-lahan terurai
di udara.
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai perekasi
kalsium klorida (Dirjen POM. 1979; 120)
Nama resmi :CALCII CHLORUDUM
Nama lain :kalsium klorida
Rumus molekul :CaCl2
Berat molekul :219,08
Pemerian :Hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak
pahit, meleleh basa
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
kelarutan :larut dalam 0,25 bagian air, mudah larut dalam
ethanol (95%) P
Kegunaan :Sebagai pereaksi tambahan pada tabulasi
Magnesium Karbonat (Dirjen POM 1979 : 351)
Nama Resmi : MAGNESII CARBONAS
Nama Lain : Magnesium Karbonat
Rumus Molekul : MgCO3
Berat Molekul :
Pemerian : Serbuk putih tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam asam
encer dan disrtai terjadinya buih yang kuat.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai Sampel
Natrium hidroksida (Dirjen POM. 1979; 403)
Nama resmi :NATRII HYDROCHIDA
Nama lain :Natrium hodroksida
Rumus molekul :NaOH
Berat molekul :40,00
Pemerian :hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk
hablur putih; tidak berbau; rasa asin
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
kelarutan :larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian
gliserol; sukar larut dalam ethanol (95%) P
Kegunaan :Sebagai pereaksi kation golongan VI
Natrium Karbonat (Dirjen POM 1979 : 400)
Nama Resmi : NATRII CARBONAS
Nama Lain : Natrium Karbonat
Rumus Molekul : Na2CO3 . H2O
Berat Molekul : 124,00
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih
Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam
air mendidih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi.
Perak nitrat (Dirjen POM. 1979; 97)
Nama resmi :ARGENTI NITRAS
Nama lain :Perak nitrat
Rumus molekul :AgNO3
Berat molekul :169,873
Pemerian :Hablur tansparan atau serbuk hablur berwarna
putih, tidak berbau menjadi gelap jika kena cahaya
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
kelarutan :sangat mudah larut dalam air, larut dalam ethanol
(95%)
Kegunaan :Sebagai pereaksi anion golongan III dan IV
Raksa (II) Klorida (Dirjen POM 1979 : 698)
Nama Resmi : HYDRAGYRI BICHLORIDUM
Nama Lain : Raksa (II) Klorida
Rumus Molekul : HgCl2
Berat Molekul : 271,52
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih,
tidak berbau, berat.
Kelarutan : Larut dalam 15 bagian air, 2.1 bagian air mendidih
dalam 3 bagian etano (95%) P, dalam 2 bagian
etanol (95%) P mendidih, dalam 20 bagian eter P
dan dalam 65 bagian gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi.
Timbal Asetat (Dirjen POM 1979:503)
Nama Resmi : PLUMBI ACETAS
Nama Lain : Timbal asetat
Rumus Molekul : C4H6O4 Pb 3H2O
Berat Molekul : 379,33
Pemerian : Hablur prisma,monoklin, kecil, putih, transparan a
atau massa hablur berat, bau cuka
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air, umumnya berpolar sensi
dalam 65 bagian etanol (95%) P, dan dalam 2
bagian gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai perekasi.
Zink Klorida (Dirjen POM 1979 : 740)
Nama Resmi : ZINC CHLORIDUM
Nama Lain : Zink Klorida
Rumus Molekul : ZnCl2
Berat Molekul : 136,29
Pemerian : Serbuk hablur/granul, putih, berbentuk silinder,
sangat mudah mencair.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam
etanol dan dalam gliserin
Penyimpanan : Dalam wadah tertutu rapat
Kegunaan : Sebagai sampel
C. Prosedur Kerja
Penentuan Golongan Kation
Saiapkan larutan uji (1 – 2ml)
Direaksikan dengan HCl encer 2M, bila terbentuk endapan putih berarti positif golongan I, bila negatif, maka reaksi dilanjutkan ke no. 3
Direaksikan dengan H2S (Tiosetamid dengan pemanasan). Bila timbul endapan hitam berarti positif golongan II, uji dilanjutkan dengan reaksi dengan amonium polisulfida. Bila endapan melarut berarti golongan II B, bila tidak melarut berarti golongan II A
Siapakan larutan uji zat baru, reaksikan dengan NH4Cl dan NH4OH, bila terbentuk endapan berwarna spesifik berarti positif golongan III A, bila tidak ada endapan, tetapi dengan sulfida mengendap putih atau hitam, bararti positif golongan III B
Siapkan larutan zat uji baru, reaksikan dengan amonium karbonat 1 M, bila terbentuk endapan putih, berarti golongan IV
Bila larutan tak mengendapkan dengan semua reagensia di atas, berarti golongan V
Identifikasi Kation
Pada praktikum ini, asisten akan memberikan suatu larutan sampel untuk dianalisa larutan tersebut mengandung kation yang mana (golongan berapa). Praktikan boleh saja mencoba-coba menebak-nebak dengan berbagai reaksi yang sudah dilakukan saat pengenalan reaksi kation. Semakin banyak yang tertebak, tentunya nilai praktikan akan lebih tinggi.
Berbagai langkah reaksi di bawah ini adalah alternatife prosedur percobaan yang bisadialkukan pada percobaan pengenalan reaksi kation. Agar tidak terjadi kerumunan praktikan di salah satu bahan kimia saat praktikum, maka asistenlah yang akan menentukan urutan langkah serta kation apa aja yang perlu di coba reaksinya. Asisten bisa menambah/mengurangi reaksi yang dilakukan oleh praktikan.
Kation Ag+ : Setetes larutan ditambah setetes HCl 2M, terjadi endapan putih AgCl, cuci dengan H2O larutkan endapan dalam (NH4)2CO3 2M, dibagi dau; 1. Setetes larutan ditambah setetes HCl 2M. Amati apa yang terjadi. 2. setetes larutan ditambah NaOH 6M. Amati apa yang terjadi
Kation Pb2+ : 1. setetes larutan di tambah setetes larutan K2CrO4 1M,amati apa yang terjadi. 2. setetes larutan ditambah setetes H2SO4 2M dan setetes alkohol, amati apa yang terjadi
Kation Hg2+ : 1. setetes larutan ditambahkan pada sekeping temabaga (yang bersih), amati apa yang terjadi. setetes larutan di tambah setetes KI, amati apa yang terjadi. 2. setetes larutan ditambah setetes Ki, amati apa yang terjadi
Kation Hg22+ : setetes larutan ditambah KI, amati apa yang terjadi
Kation Cu2+ : 1. tiga tetes larutan ditambah setetes KI, amati apa yang terjadi. 2. setetes larutan ditambah setetes HCl 2M kemudian setetes k4Fe(CN)6, amati apa yang terjadi
Kation Bi3+ : Reaksi amalgam : 2 atau 3 tetes larutan ditambah HCl 0,5M 5 tetes, celupkan batang tembaga pada larutan. Lalu gosok dengan kertas saring, amati apa yang terjadi. (Reaksi amalgam ini berlaku juga untuk tes Hg2+)
Kation As3+ : 1. lima tetes larutan ditambah 10 tetes NaOH 6M dan beberapa potong kecil Al (alumunium foil) dalam tabung reaksi. Pada mulut tabung diletakkan sepotong kertas saring yang dibasahi HgCl2, lalu dipanaskan, amati apa yang terjadi. 2. dua tetes ditambah AgNO3, amati apa yang terjadi
Kation Fe3+ : 1. setetes larutan Fe3+ ditambah setetes larutan KSCN 2M, amati apa yang terjadi. 2. setetes atau dua tetes larutan Fe3+ ditambah satu tetes larutan K4Fe(CN)6, amati apa yang terjadi.
Kation Mn2+ : satu atau dua tetes larutan Mn2+ ditambah 5 tetes HNO3 6M, kemudian sedikit KLO4 atau PbO2, lalu dipanaskan, amati apa yang terjadi
Kation Al3+ : lima tetes larutan Al3+ ditambah dua tetes NH4Ac 6M dan 3 tetes pereaksi alumunium, lalu panaskan lima menit, dan tambahkan (NH4)2CO3 sampai larutan tepat basa, tambahkan 3 tetes lagi, amati apa yang terjadi
Kation Cr3+ : setetes larutan Na2CrO4 ditambah setetes larutan AgNO3, amati apa yang terjadi
Kation Ni2+ : setetes larutan di tambah setetes NaAc 2M dan setetes dimetil glioksim, amati apa yang terjadi
Kation Co2+ : dua tetes larutan di tambah sedikit KSCN padat dan setetes amil alkohol, aduk, amati apa yang terjadi
Kation Zn2+ : larutan ditambah setetes K4Fe(CN)6, amati apa yang terjadi
Kation Ca2+ : 1. setetes larutan ditambah setetes larutan (NH2)C2O4, amati apa yang terjadi. 2. lakukan reaksi nyala
Kation Ba2+ : 1. setetes larutan dibubuhkan pada kertas radizomat kemudian di tambah setetes HCl 0,5M, amati apa yang terjadi. 2. dua tetes larutan ditambah setetes HOAC 2M dan ditambah setetes pereaksi titan yellow dan setetes NaOH 2M, amati apa yang terjadi
Kation Mg2+ : 1. dua tetes di tambah 2 tetes NH4Cl 2M dan beberapa tetes NH4OH hingga bersifat basa dan 2 tetes Na2HPO4, amati apa yang terjadi. 2. setetes larutan di tambah dengan setetes pereaksi titan yellow dan setetes NaOH 2M, amati apa yang terjadi
Kation K+ : 1. setetes larutan di tambah setetes larutan Na2Co(NO3)6 pekat, diamkan agak lama, lalu amati apa yang terjadi. 2. dua tetes larutan di tambah 2 tetes asam pikrat, amati apa yang terjadi
Kation Na+ : lakukan reaksi nyala
Kation NH4+ : sedikit zat padat dipanaskan dengan 0,5 ml NaOH 6N didalam tabung reaksi. Cium bau yang keluar. 2. letakkan sepotong kertas lakmus merah yang basah diatas mulut tabung reaksi, amati apa yang terjadi. 2. sepotong kertas saring yang telah di celup dalam pereaksi nessler, amati apa yang terjadi
Identifikasi Anion
Pada praktikum ini, asisten akan memberikan suatu larutan sampel untuk dianalisa larutan tersebut mengandung anion yang mana(golongan berapa). Praktikan bisa saja mencoba-coba/menebak-nebak dengan berbagai reaksi yang sudah dilakukan saat pengenalan reaksi anion. Tapi akan lebih efesien jika praktikan mengikuti langkah-langkah yang ada di buku vogel jilid dua bab identifikasi anion.
Berbagai langkah reaksi di bawah ini adalah alternatif prosedur percobaan yang bisa dilakukan pada percobaan pengenalan reaksi anion. Agar tidak terjadi kerumunan prkatikan di salah satu bahan kimia saat praktikum, maka asistenlah yang akan menentukan urutan langkah serta anion apa saja yang perlu di coba reaksinya. Asisten bisa menambah/mengurangi reaksi yang di lakukan oleh praktikan.
Ion Cl- : 1. Ditambahkan sedikit H2SO4 encer, amati apa yang terjadi. 2. ditambahkan H2SO4 pekat, amati apa yang terjadi. 3. ditambahkan larutan AgNO3, amati apa yang terjadi
Ion Br- : 1. Ditambahkan H2SO4 pekat, timbul gas, lalu dipanaskan dan amati apa yang terjadi. 2. ditambahkan larutan H2SO4 pekat, timbul gas, lalu dipanaskan dan diamati apa yang terjadi. 3. ditambahkan larutan AgNO3, amati apa yang terjadi
Ion I- : 1. Ditambahkan larutan H2SO4 pekat, amati apa yang terjadi. 2. Ditambahkan AgNO3,amati apa yang terjadi. 3. Ditambahkan CuSO4, amati apa yang terjadi
Ion Fe(CN)63- : 1. Ditambahkan H2SO4 encer, amati apa yang terjadi. 2. ditambahkan H2SO4 pekat, amati apa yang terjadi. 3. Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi
Ion CNS- : 1. ditambahkan H2SO4 encer, amati apa yang terjadi. 2. ditambahkan H2SO4 pekat, amati apa yang terjadi. 3. Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi
Ion NO2 : 1. Ditambahkan H2SO4 encer, pada keadaan dingin tidak terjadi apa-apa, coba di panaskan, amati apa yang terjadi. 2. ditambahkan larutan NH4Cl, lalu ditambahkan asam asetat, amati apa yang terjadi. 3. ditambahkan larutan FeCl3, lalu di tambahkan H2SO4 pekat, amati apa yang terjadi
Ion S2- : 1. Ditambahkan H2SO4 pekat, lalu di panaskan, amati apa yang terjadi. 2. Ditambahkan H2SO4 encer atau HCl, amati apa yang terjadi (cium bau yang muncul). 3. Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi
Ion CH3COOH- : 1. Ditambahkan H2SO4 pekat, terbentuk asam asetat, lalu di tambahkan ethanol, amati apa yang terjadi (cium bau yang muncul). 2. Ditambahkan FeCl3, lalu panaskan, amati apa yang terjadi
Ion SO32- : 1. Ditambahkan H2SO4 encer, amati apa yang terjadi. 2. Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi. 3. Ditambahkan larutan BaCl2, amati apa yang terjadi
Ion CO32- : 1. Ditambahkan H2SO4 encer, amati apa yang terjadi. 2. Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi. 3. Ditambahkan larutan BaCl2, amati apa yang terjadi
Ion C2O42- : Ditambahkan H2SO4 pekat, amati apa yang terjadi. 2. Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi. 3. Ditambahkan larutan BaCl2, amati apa yang terjadi
Ion PO42- : 1. Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi. 2. Ditambahkan larutan BaNO3, amati apa yang terjadi
Ion Nitrat NO3- : 1. Ditambahkan H2SO4 pekat, lalu dipanaskan, amati apa yang terjadi. 2, larutan nitirt di tambahkan FeSO4 jenuh perlahan-lahan lalu di tambahkan H2SO4 pekat perlahan-lahan lewat dinding tabung, amati apa yang terjadi
Ion SO4- : 1. ditambahkan larutan BaCl2, amati apa yang terjadi. 2. Ditambahkan larutan Pb asetat, amati apa yang terjadi
Ion F- : 1. Ditambahkan H2SO4 pekat, lalu dipanaskan, amati apa yang terjadi. 2. Ditambahkan larutan CaCl2, amati apa yang terjadi
Ion Ba3 2- : 1. Ditambahkan H2SO4 pekat, dibakar, diamati apa yang terjadi. 2. Ditambahkan H2SO4 pekat dan alkohol, amati apa yang terjadi. 3. Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi. Coba lakukan pemanasan, amati apa yang terjadi
Ion Fe(CN)64- : 1. Ditambahkan H2SO4, amati apa yang terjadi. Lakukan pemanasan, amati apa yang terjadi. 2. Ditambahkan H2SO4 pekat, lakukan pemanasan, amati apa yang terjadi
BAB III
METODE KERJA
Alat dan Bahan
Alat
Tabung reaksi 5 buah
Pipet tetes 5 buah
Rak tabung 1 buah
Botol semprot 1 buah
Sikat pembersih 1 buah
Gelas kimia 1 buah
Lap halus 1 bauh
Lap kasar 1 bauh
Pembakar spirtus 1 buah
Plat tetes 1 bauh
Sendok tanduk 1 buah
Gegep 1 buah
Pot sampel 1 bauh
Cawan porselin 1 buah
Bahan
HCl
NH4OH
NH4Cl
NH3
(NH4)2CO3
AgNO3
HNO3
BaCl
NaOH
Cara Kerja
Uji golongan kation
Disiapkan alat dan bahan
Diberikan dua sampel yang tidak diketahui nama senyawanya
Dilarutkan ke dua larutan tersebut dengan air
Dimasukkan ke dua sampel tersebut ke dalam dua tabung reaksi berbeda
Ditambahkan HCl 0,05 M lalu diamati apabila terjadi endapan maka itu termasuk golongan kation
apabila tidak ada perubahan pindah ke pereaksi ke tiga namun larutan HCl yang tadi harus dibuang dan diganti dengan NH4Cl
Lalu diamati kembali apabila ada kekeruhan maka senyawa tersebut termasuk kation golongan tiga
apabila belum ada endapan maka pindah ke pereaksi golongan lima dengan menggunakan (NH4)2 CO3 namun apabila tidak terjadi perubahan maka senyawa tersebut termasuk kation golongan enam
Uji golongan anion
Disiapkan alat dan bahan
Diberikan dau sampel yang tidak diketahui nama senyawanya
Dilarutkan ke dau larutan tersebut dengan air
Dimasukkan ke dua sampel tersebut ke dalam dua tabung reaksi berbeda
Ditambahkan AgNO3+HNO3 lalu diamati terjadi endapan maka senyawa tersebut berpotensi golongan I, II, III, IV dan apabila tidak terjadi apa apa maka termasuk golongan V dan VI
Dicatat hasilnya
Uji spesifik kation
Dimasukkan ke dau larutan ke dalam dua tabung reaksi berbeda
Apa bila yang didapatkan kation golongan III amati tabulasi golongan III
Ditambahkan NaOH ke dalam sampel tersebut
Diamati perubahan, apabila terbentuk endapan putih maka sampel tersebut mengandung Al+
Dicatat hasilnya
Uji spesifik anion
Dimasukkan ke dua larutan tersebut ke dua tabung reaksi berbeda
Apabila yang di dapatkan anion golongan I, diamati tabulasi anion golongan I
Ditambahkan AgNO3 + NH4OH kedalam sampel tersebut
Diamati perubahan, apabila terbentuk endapan putih maka sampel tersebut mengandung SCN-
Dicatat hasilnya
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Tabel Pengamatan
Sampel I NaNO2
Pemeriksaan makroskopik :
a. Empirik
Rasa : kasar
Warna : bening
Bau : tak berbau
b. Kelarutan : larut
c. Pemerian : Higroskopik
Pemeriksaan mikroskopik :
Pemeriksaan pendahuluan kation
NO
Pereaksi
Perubahan
1
Sampel + HCl
-
2
+NH4Cl
-
3
Sampel baru + NH4OH + NH4Cl
-
4
+ (NH4)2 CO3
-
Kesimpulan Awal : Kation golongan VI (Mg+ , K+ , Na+ , dan NH4+)
Pemeriksaan pendahuluan anion
NO
Pereaksi
Perubahan
1
+ BaCl2 dan HCl
-
2.
+HNO3
-
3
BaCl2 dan HNO3
Kesimpulan Awal : Anion golongan V (MnO4- , NO3-)
Periksaan spesifik kation
NO
Pereaksi
Perubahan
1
NaOH + HCl
-
2
(NH4)2CO3
-
3
Asam Pikrat
Larutan Kuning
Kesimpulan : Kation golongan VI (Na+)
pemeriksaan spesifik anion
NO
Pereaksi
Perubahan
1
Sampel +AgNO3 + HNO3
-
2
H2SO4 + asam oksalat
-
Kesimpulan : Anion golongan V (NO3-)
Senyawa : NaNO2
2. Sampel II ZnCl
Pemeriksaan makroskopik
a. Empirik
Rasa : kasar
Warna : bening
Bau : tak berbau
b. Kelarutan : larut
c. Pemerian : Higroskopik
Pemeriksaan mikroskopik :
1. Pemeriksaan pendahuluan kation
NO
Pereaksi
Perubahan
1
Sampel + HCl
-
2
+ H2S
-
3
Sampel baru + NH4OH + NH4Cl
-
4
+ H2S
putih
Kesimpulan awal Kation golongan :IV (Mg2+, Zn2+, CO2+, Mn2+)
2. Pemeriksaan pendahuluan anion
NO
Pereaksi
Perubahan
1
+ AgNO3 + NH4OH
putih larut
Kesimpulan awal Anion golongan :I (Cl-, Br-, I-, SCN-)
2. Periksaan spesifik kation
NO
Pereaksi
Perubahan
1
NaOH +berlebih
putih larut
pemeriksaan spesifik anion
NO
Pereaksi
Perubahan
1
Sampel +AgNO3 + NH4OH
putih larut
2
Sampel baru+Pb(NO3)2
putih
Kesimpulan :
Kation : Zn2+
Anion :Cl-
Senyawa :ZnCl
B. Reaksi
Sampel NaNO2
Na+ + HCl NaCl + H+
Na+ + NH4OH NaOH + NH+
Na+ + NH4Cl NaCl + NH+
Na+ + (NH4)2CO3 Na2CO3 + 2 NH+
NO3- + BaCl2
NO3- + HNO3
NO3- + AgNO3
NO3- + H2SO4
Sampel ZnCl2
Zn2+ + H2S ZnS + 2H+
Cl- + Ag+ AgCl-
AgCl +2NH3 [Ag(NH3)2]+ + Cl-
2Ag+ + 2OH- Ag2O + H2O
BAB V
PEMBAHASAN
Kation adalah ion bermuatan positif yang kehilangan satu atau lebih elektron, karena tertarik pada ke katoda sedangkan anion adalah ion bermauatan negatif yang menagkap satu atau lebih elektron, karena dia tertarik menuju anoda
Analisa kualitatif membahas identifikasi zat-zat, unsur, atau senyawa apa yang terdapat dalam sautu sampel. Tujuan analisa kualitatif untuk memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur. Contohnya untuk menentukan keberadaan kation dan anion
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul atau ionya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi secara umum. Zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan struktur terjadi pada semua kelas material dengan semua jenis ikatan kimia. Amorf adalah suatu senyawa yang tidak mempunyai bangunan dan susunan kristal sendiri. Hablur adalah padatan yang bangun dalamnya tertentu karena susunan atom-atom atau ion-ionya. Sedangkan serbuk adalah suatu senyawa atau unsur yang lumat atau memiliki bentuk menyerupai butir-butir halus (tepung)
Dari percobaan yang dilakukan untuk uji golongan kation diberikan beberapa sampel yang tidak diketahui kemudian dijadikan larutan, selanjutnya diteteskan ke semua larutan larutan tersebut ke dalam tabung reaksi berbeda dua tetes setelah itu di tambahkan HCl 0,05M lalu diamati apabila terjadi endapan maka termasuk golongan kation, apabila tidak ada perubahan pindah ke golongan tiga namun larutan sebelumnya harus di buang dan diganti NH4Cl lalu amati apabila ada kekeruhan maka termasuk golongan tiga. Untuk uji anion larutan sampel yang tidak diketahui ditambahkan dengan AgNO3 lalu diamati perubahan, apabila terdapat endapan maka senyawa tersebut termasuk golongan I, II, III, IV namun apabila tidak terjadi perubahan termasuk golongan V dan VI
Untuk uji spesifik kation dimasukkan ke dua larutan tersebut ke dua tabung reaksi berbeda, kemudian diamati pada tabulasi, kation golongan berapa yang di dapatkan. kemudian di cocokkan dengan tabel setelah di reaksikan dengan pereaksi yang ada pada tabulasi. Sedangkan untuk uji spesifik anion Dimasukkan ke dua larutan tersebut ke dalam dua tabung reaksi berbeda, kemudian diamati pada tabulasi, anion golongan berapa yang di dapatkan. kemudian di cocokkan dengan tabel setelah di reaksikan dengan pereaksi yang ada pada tabulasi.
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil untuk sampel pertama, yaitu senyawa NaNO2 dimana kationnya termasuk golongan VI, yaitu Na+ . Sedangkan anionnya dari golongan V , yaitu NO3-. Sampel kedua, yaitu senyawa KI dimana kationnya termasuk golongan VI yaitu K+ dan anionnya termasuk golongan I yaitu I-. Sampel ketiga yaitu senyawa AgNO3 dimana kationnya termasuk golongan I yaitu Ag+ dan anionnya termasuk golongan V yaitu NO3-. Sampel ke empat yaitu senyawa ZnCl2 dimana kationnya termasuk golongan IV yaitu Zn2+ dan kationnya termasuk golongan I yaitu Cl-. Sampel ke lima yaitu senyawa Nas2O3 dimana kationnya termasuk golongan VI yaitu Na+ dan anionnya termasuk golongan II yaitu S2-. Sampel ke enam yaitu Fe(NO3)3 dimana kationnya termasuk golongan III yaitu Fe3+ dan anionnya termasuk golongan V yaitu NO3-. Sampel ke tujuh yaitu KCl dimana kationnya termasuk golongan III yaitu K+ dan anionnya termasuk golongan V yaitu Cl-.
Golongan-golongan kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu:
golongan I: membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak.
golongan II: membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, cadmium, bismuth, stibium, timah.
golongan III: membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam suasana netral. Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium, aluminium, seng, mangan, dan kobalt.
golongan IV: membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam.
golongan V: disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium. Ammonium, litium, dan hydrogen
Perbedaan pada literatur disebabkan oleh beberapa kesalahan yaitu:
minimnya pereaksi yang tersedia
alat dan bahan yang kurang bagus
serta tidak didukungya uji nyala
Dalam dunia farmasi yaitu mempelajari tentang bagaimana teknik sediaan obat dan zat-zat yang terkandung didalamnya serta cara-cara pengolahanya. Melakukan identifikasi suatu sampel dan mengidentifikasi senyawa-senyawa logam dari suatu sampel.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
Sampel pertama terdiri dari kation Na+ dan kation NO3- , jadi senyawanya adalah NaNO2
Sampel kedua terdiri dari kation K+ dan anion I-, jadi senyawanya adalah KI
Sampel ketiga terdiri dari kation Ag+ dan anion NO3-, jadi senyawanya adalah AgNO3
Sampel keempat terdiri dari kation Zn2+ dan anion Cl- , jadi senyawanya adalah ZnCl2
Sampel kelima terdiri dari kation Na+ dan anionnya S2- , jadi senyawanya adalah NaS2O3
Sampel keenam terdiri dari kation Fe3+ dan anion NO3- , jadi senyawanya adalah Fe(NO3)3
Sampel ketujuh terdiri dari kation K+ dan anion Cl- , jadi senyawanya adalah KCl
B. Saran
Untuk Laboratorium
Mohon alat dan bahannya diperlengkap dan aturan peletakan bahannya mohon lebih diatur dan dirapikan lagi.
Untuk Asisten
Tetap smangat terutama klo praktikan bertanya dan semangat periksa laporanya ya kk".cayo.hehehehe (^_^)
SKEMA KERJA
Pembuatan larutan stok
sampel
+ H2O
larutkan
+ H2O sampai penuh
uji golongan kation
1 ml larutan
+ HCl
Golongan 1
larutan + H2S
Golongan 2
sampel baru + NH4Cl + NH4OH
Golongan 3
larutan + H2S
Golongan 4
Larutan baru + (NH4)2CO3
Golongan 5
Golongan 6 (sisa)
Uji spesifik anion dan kation
1 pipet larutan
+ pereaksi 2-3 tetes
atau tidak
warna
Uji golongan anion
1 pipet sampel 1 pipet sampel
+ AgNO3 + HNO3 + Ba(Cl2) + HCl
Amati Amati
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS
OLEH
KELOMPOK :1
GELOMBANG :1
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
JURUSAN FARMASI FIKES
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2011