BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia dianugerahi kecerdasan sejak lahir. Kecerdasan dapat berupa kecerdasan intelektual, intelegensi, maupun bakat.Kecerdasan juga dapat berupa potensi yang ada di dalam diri manusia. Potensi tersebut dapat berkembang dengan baik jika digali dan dikembangkan. Peran orangtua sangat penting bagi perkembangan potensi seorang anak. Karena jika semenjak kecil orang tua telah mengetahui potensi yang ada dalam diri anakya maka potensi itu dapat berkembang sesuai dengan d engan bakat yang dimiliki seorang anak. Bakat seorang anak dapat diketahui ketika anak tersebut menyukai sesuatu. Misal : seorang anak senang bernyanyi dan orang tua mengetahui, kemdian orang tua tersebut menyekolahkan anaknya ke sekoah musik. Kepercayaan diri pada diri anak juga perlu dikembangkan agar anak tersebut mampu mengetahui bakat dan potensi yang ada di dalam dirinya. Kepercayaan diri dapat dilatih sejak dini. Contohnya : ketika diadakan kompetisi bernyanyi, orang tua atau guru dapat mengikutsertakan anaknya dalam kompetisi jika mengetahui mengetahui anak tersebut tersebut mempunyai bakat di bidang musik. Motivasi yang membangun sangat dibutuhkan seorang anak dalam menyalurkan bakatnya. Selain itu pada zaman sekarang ini, manusia yang intelektual sangat dibutukan demi kemajuan bangsa dan Negara. Untuk membentuk manusia yang intelektual, peran keluarga sangat dibutukan. Karena untuk membentuk manusia yang intelektual, perlu didikan sejak dini. Melalui orang tua dan guru dapat terbentuk anakyang mempunyai kecerdasan intelektual dan intelegensi. Menurut C.P Chaplin (1975) Intelegensi merupakan kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efisien. Jika kecedasan intelektual, intelegensi, dan bakat dikembangkan dengan baik akan membentuk manusia seutuhnya dan berguna bagi bangsa dan Negara.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penjelasan tentang teori-teori intelegensi ? 2. Bagaimana penyebaran intelegensi ? 3. Bagaimana ciri-ciri intelegensi ? 4. Apa saja hal-hal yang mempengaruhi perkembangan intelegensi ? 5. Bagaimana cara mengembangkan kecerdasan intelektual yang ada di dalam diri seseorang ? 6. Apa saja faktor-faktor yang mempengarui perkembangan bakat ? 7. Bagaimana cara mengembangkan bakat yang ada di dalam diri seseorang ?
C. TUJUAN PERMASALAHAN
1. Memaparkan tentang teori-teori intelegensi 2. Memaparkan tentang penyebaran intelegensi 3. Memaparkan ciri-ciri intelegensi 4. Memaparkan hal-hal yang mempengaruhi perkembangan intelegensi 5. Memaparkan cara mengembangkan kecerdasan intelektual dalam diri seseorang 6. Memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat 7. Memaparkan cara mengembangkan bakat yang ada di dalam diri seseorang
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori-Teori Intelegensi
1.
Teori “Two
Factors”
Teori tersebut dikemukakan oleh Charles Speaman (1904). Intelegensi meliputi kemampuan umum yaitu general factors dan specific factors Setiap manusia mempunyai kedua kemampuan tersebut yang menentukan perilaku dalam kehidupan sehar-hari. 2.
Teori “ Primary
Mental Abilities”
Teori tersebut dikemukakan oleh Thurstone (1938 ). Intelegensi merupakan penjelmaan dari kemampuan primer yaitu : a. Kemampuan berbahasa (verbal comprehension) b. Kemampuan mengingat (memory) c. Kemampuan nalar atau berpikir (reasoning) d. Kemampuan tilikan ruang (spatial factor) e. Kemampuan bilangan (Numerical ability) f. Kemampuan menggunakan kata-kata (word fluency) g. Kemampuan mengamati dengancermat dan tepat ( perceptual spped) 3.
Teori “ Multiple
Intelligence”
Teori tersebu dikemukakan oleh J.P Guilford dan Howard Gardner. a. Operasi Mental ( proses berpikir ) 1) Kognisi (Menyimpan informasi yang lama dan menemukan informasi yang baru) 2) Memory Retention (ingatan yang berkaitandengan kehidupan sehari-hari) 3) Memory Recording 9 ingatan yang segera ) 4) Divergent production (berpikir melebar = banyak kemungkinan jawaban) 5) Convergent production (berpikir memusat = hanya satu jawaban)
3
6) Evaluasi (mengambil keputusan tentang apakah sesuatu itu baik, akurat, atau memadai) b. Content (isi yang dipikirkan) 1) Visual; (bentuk kongkret atau gambaran) 2) Simbolic (informasi dalam bentuk lambang, kata-kata, angka dan not music) 3) Behavrial
(interaksi
non-veerbal
yang
diperoleh
melalui
penginderaan, ekspresi muka atau suara) c. Product ( Hasil Berpikir) 1) Unit (item tunggal informasi) 2) Kelas (kelompok yang memiliki sifat-sifat yang sama) 3) Relasi (keterkaitan antarinformasi) 4) Sistem (Komplesitas bagian yang saling berhubungan) 5) Transformasi ( perubahan modifikasi atau redenifisi informasi) 6) Implikasi (informasi yang merupakan saran dari inforasi item lain)
4.
Teori “Triachic
of Intelligence”
Teori tersebut dikemukakan oleh Robert Stenberg (1985,1990). Teori ini merupakan pendekatan proses kognitif untuk memahami intellegensi. 1. Proses Mental (Berpikir) a. Meta Component ; perencanaan aturan, seleksi strategi, dan monitoring (pemantauan). Contohnya mengidentifikasi masalah, alkasi
perhatian
dan
pemantauan
bagaimana
strategi
itu
dilaksanakan b. Performance Components : melaksanakan srategi yang terseleksi. Melalui komponen ini memungkinkan ita untuk mempersepsi dan menyimpan informasi baru. c. Knowledge-Acquisition Components : memperoleh pengetahuan baru, speerti ; memisahkan informasi yang relevan dengan yang tidak relevan dalam rangka memahami konsep-konsep baru.
4
2. Coping with new experience Tingkah laku intelegen dibentuk melalui dua karakteristik yaitu : a. Insight atau kemampuan untuk mengahadapi situasi baru secara efektif b. Automaticity atau kemampuan untuk berpikir dan memecahkan masalah secara otomatis dan efisien 3. Adapting to environment Yaitu kemampuan untuk memilih dan beradaptasi dengan tuntutan atau norma lingkungan. Kemampuan ini sangat penting bagi individu dalam meraih kesuksesan hidupnya, seperti dalam memilih karier, keterampilan sosial dan bergaul dalam masyarakat secara baik. Dari uraian diatas inteligensi dapat diartikan sebagai : a. Kemampuan untuk belajar (capacity to learn) b. Keseluruhan
pengetahuan
yang
diperoleh
(total
knowledge
acquired) c. Kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan (ability to adapt to the environment) B. Penyebaran Inteligensi
Berdasaran hasil pengukuran atau tes intelegensi terhadap sampel yang dipandang mencerminkan populasinya, maka dikembangkan suatu sistem norma kurang kecerdasan sebaran : Tingkatan Intelegensi IQ(INTELLIGENCE QUOTION) 140-keatas 130-139 120-129 110-119 90-109 80-89 70-79 50-69 49 ke bawah
KLASIFIKASI
jenius sangat cerdas Cerdas di atas normal Normal di bawah normal Bodoh Terbelakang (Moron/debil) Terbelakang(Imbecible/dan Idiot) 5
C. Ciri Yang Berhubungan Dengan Tingkatan Intelegensi Serta Pengaruhnya Terhadap Proses Belajar
1. Idiot IQ: 0-29. Idiot merupakan kelompok individu terbelakang yang paling rendah. Tidak dapat berbicara atau hanya dapat mengucapkan beberapa kata-kata saja. Biasanya, tidak dapat mengurus dirinya sendiri, seperti ; mandi, berpakaian, makan dan sebagainya, dia harus diurus orang lain. Anak idiot tinggal di tempat tidur seumur hidupnya. Rata-rata perkembangan inteligensinya sama dengan anak normal usia 2 tahun. Seringkali umurnya tidak panjang, sebab selain inteligensinya rendah, juga badannya kurang tahan terhadap penyakit. 2. Imbecile IQ: 30-40. Kelompok Imbecile setingkat lebih tinggi dari anak idiot. Ia dapat belajar berbahasa, dapat mengurus dirinya sendiri dengan pengawasan yang teliti. Pada imbecile dapat diberikan latihan-latihan ringan, tetapi pada kehidupanny selalu bergantung kepada orang lain, tidak dapat berdiri sendiri atau mandiri. Kecerdasannya sama dengan anak normal berumur 3 tahun sampai 7 tahun. Anak imbecile tidak bisa di didik di sekolah-sekolah biasa. 3. Maron atau debil (mentally handicapped/mentally retarted), IQ 50-69. Kelompok ini sampai tingkat tertentu dapat belajar membaca, menulis, dan membuat perhitungan sederhana. Tipe ini mendapatkan pendidikan di sekolah luar biasa. 4. Kelompok bodoh (dull/borderline), IQ: 70-79. Kelompok ini sebagai batas kelompok terbelakang dan terbawah.dibawah normal. Individu ini dapat melaksanakan
sekolah
akan
tetapi
sukar
sekali
melaksanakan
pembelajaran di kelas. 5. Normal rendah (below average), IQ: 80-89. Kelompok ini merupakan kelompok normal. Akan tetapi mereka agak lambat dalam belajar. Dapat menyelesaikan sekol tingkat petama tetapi agak kesulitan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas pada tingkat SLTA.
6
6. Normal sedang, IQ: 90-109.Kelompok ini merupakan kelompok yang normal atau rata-rata. 7. Normal tinggi (above average), IQ: 110-119. Kelompok ini merupakan kelompok individu yang normal tetapi berada pada tingkat yang tinggi 8. Cerdas (superior), IQ : 120-129. Kelompok ini sangat berhasil dalam pekerjaan sekolah/akademik. 9. Sangat
cerdas
(very
superior/gifted),IQ:
130-139.
Anak-anak
gifted/superior lebih cakap dalam membaca, mempunyai pengetahuan tentang bilangan yang sangat baik, pembendaharaan kata yang luas dan cepat memahami pengertian yang abstrak. 10. Genius IQ: 140 ke atas. Kelompok ini kemampuannya sangat luar biasa. Mereka pada umumnya memecahkan masalah dan menemukan sesuatu yang baru, walaupun mereka tidak bersekolah.
D. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Perkembangan Inteligensi
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perkembangan intelegensi anak ; 1. Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia mampu berpikir reflektif 2. Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan dalam memecahkan masalah sehingga seseorang dapat berpikir rasional 3. Adanya kebebasan berpikir, sehingga mendorong keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah secara keselruhan, dan keberanian memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan benar Selain itu ada hal lain yang tidak kalah penting dalam permbangan intelegensi: 1. Peran pengalaman dari sekolah tehadap inteligensi Penelitian tentang pengaruh pengalaman indra terhadap IQ telah dilaporkan oleh Wellman (1945) berdasarkan 50 kasus hasil studinya. Rata-rata nilai IQ yang diteliti adalah diatas 1. Anak yang mengalami prasekolah menunjukkan perbedaan kemajuan atau nilai rata-rata IQ mereka lebih besar daripaa mereka yan
7
tidak mengalami pra sekolah Dengan demikian, pengalaman belajar yang diperoleh di prasekolah berpengaruh positif terhadap peningkatan IQ anak. 2. Pengaruh Lingkungan terhadap perkembagan inteligensi Terdapat
3
unsur
penting
dalam
keluarga
yang
berpengaruh
terhadap
perkembangan IQ anak, yaitu a) Jumlah buku, majalah dan materi belajar lain yang terdapat daam keluarga b) Jumlah ganjaran atau hadiah yan dirima anak dari orang tua atas prestasi akademik c) Dorongan dari orang tua akan prestasi akademik anaknya Pengalaman yang padat pada awal perkembangan anak menurut bloom merupakan kunci untuk mencapai perkembangan inteligensinya. Pengalama masa lampau terutama dari rumah, merupakan faktor lingkungan yang sangat menetukan bagi perkembangan intelektual seseorang.
E. Cara Mengembangkan Kecerdasan Intelektual
Menurut kamus Webster new world dictionary of the American language, intelek adalah kecakapan untuk berfikir, mengamati atau mengerti, kecakapan untuk memeahami
hubungan-hubungan,
perbedaanperbedaan
dan
sebagainya.Ada
beberapa cara meningkatkan kecerdasan intelektual dalam diri anak : 1. Tanamkan kata-kata Menanamkan kata-kata yang baik dalam pikiran anak akan menambah motivasi dalam proses berpikirnya. Contoh : Saya akan melakukan yang terbaik saya bisa 2. Lakukan Olahraga Mental Beberapa hal dapat dilakukan untuk mengasah kemampuan anak. Bermain mampu merangsang pikiran, terutamanpermainan berbasis strategi. Seain itu, game juga mampu mengasah kemampuan verbal. Game yang direkomendasikan yaitu: Catur, Tebak kata, Puzzle matematika. 3. Meningkakan Intelektual dengan Interaksi Verbal Keluarga
8
Melibatkan anak dalam percakapan keluarga dapat membant anak mengembangkan keterampilan bahasa dan kosa katanya. Anak berusia 1626 bulan kemampuan bahasa sedang berkembang pesat. Membicarakan topic yang menarik dengan anak seperti sekolah, teman, obi, aktivitas, dan sebagainya. 4. Dorong anak untuk membaca representative Membaca membantu anak meningkatkan potensi intelektualnya. Aktivitas membaca bersama dapat memelihara bahasa cinta dan ikatan orang tua dengan anak.
F.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat
Sebelum membahas faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat, kita perlu mengetahui pengertian bakat. Bakat merupakan suatu potensi yang ada di dalam diri seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat terletak pada anak itu sendiri dan lingkungan. 1. Anak itu sendiri. Misalnya, anak itu kurang minat mengembangkan bakat yang ia miliki, atau kurang termotivasi untuk mencaai prestasi yang tinggi, atau ia memiliki masalah pribadi sehingga menghambat anak tersebut mengembangkan bakatnya 2. Lingkungan anak. Misalnya, orang tua kurang mampu untuk menyediakan kesemptan dan sarana pendidikan yang dibutuhkan anak, atau ekonominya cukup tingi, tetapi kurang perhatian terhadap pendidikan anaknya.
G. Cara Mengembangkan Bakat Yang Ada Di Dalam Diri Seseorang
Pengertian bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potensial ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Dapat dikembangkan dengan cara: 1. Mengikuti kegiatan, mengikuti kegiatan yang bermanfaat dapat membantu mengembangkan bakat, dengan mengikutinya dapat memperoleh berbagai
9
pengalaman dari kegiatan-kegiatan yang diikuti sehingga membantu mengembangkan bakat yang dimiliki seseorang. 2. Percaya diri, ketika seseorang memiliki bakat ia harus memiliki keberanian untuk menunjukkan dan mengembangkan bakat tersebut, karena dengan menunjukan maka akan timbul pendapat orang dan memacu kita untuk terus meningkatkan dan memperbaiki bakat yang kita miliki. 3. Meminta dukungan orang terdekat, dalam mengembangkan bakat dapat meminta dukungan orang-orang terdekat kita seperti orang tua dan temanteman
kita,
jadi
akan
timbul
semangat
agar
kita
lebih
baik
mengembangkan bakat yang kita miliki. 4. Bekerja sama dengan orang yang memiliki bakat yang sama, saat bertemu dengan orang yang memiliki bakat yang sama dengan bakat kita dan kita merasa cocok dengan orang tersebut, kita dapat bertukar pendapat atau bertukar ilmu, pengalaman dan pengetahuantentang bakat kita, sehingga kita dapat mengembangkan bakat yang kita miliki dengan orang yang tepat.
10
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
Kecerdasan intelektual, intelegensi, dan bakat ada di dalam diri setiap manusia. Tergantung bagaiman cara mengembangkan kecerdasan yang ada. Peran orang tua dan guru sangat dibutuhkan dalam pengembangan potensi yang ada di dalam diri anak. Dengan adanya Intelligence Quotion (IQ) orang tua dan guru dapat mengetahui tingkat kecerdasan Inteligensi yang ada di dalam diri anak dan memiliki cara pembelajaran tertentu yang dilakukan sehingga anak dapat mengoptmalkan kemampuan yang dimiliki . Bakat yang ada dalam diri anak pelu diketahui sejak dini sehingga orang tua dan guru dapat membantu anak untuk mengembangkan bakat tersebut.
B. Saran
Peran orang tuadan dan guru dalam mengetahui potensi yang ada di dalam diri anak sangat dibutuhkan, sebab kebanyakan anak belum bisa mengetahui potensi dalam dirinya sendiri. Tetapi kenyataannya banyak orang tua dan guru yang tidak menyadari pentingnya pengembangan potensi dan bakat dalam diri anak. Maka dari itu, sebaiknya orang tua dan guru dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri anak sehingga anak dapat mengoptimalkan kemampuan yang ada dalam dirinya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Syamsu.2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja: Bandung: PT Remaja Rosdakarya Fatimah, Enung, 2008. Psikologi Perkembangan: Bandung: CV Pustaka Setia Miung.com. Tips Meningkatkan Kecerdasan Otak . 2015. (online) (www.miung.com/2014/01/tips-meningkatkan-kecerdasan-otak-IQ-SQ EQ.html?m=1). diakses 20 oktober 2015. Lieralaring.2014. Pengembangan Bakat . (online) ( https:lieralaring.wordpress.com/2014/01/14/pengembangan-bakat/ ). diakses 21 oktober 2015. Panduanguru. 2013. mengembangkan kecerdasan intelektual emosional spiritual dan sosial.(online) (panduanguru.com/mengembangkan-kecerdasanintelektual-emosional-spiritual-dan-sosial/ ). diakses 21 oktober 2015. Haris, Abdul. 2013. Kecerdasan Intelektual . (online) (http://harisdejacko.blogspot.co.id/2013/05/makalah-kecerdasanintelektual.html ). diakses 21 oktober 2015. pengantarpendidikan. 2011. Perkembangan Intelektual (online) (https://pengantarpendidikan.files.wordpress.com/2011/02/perkembanganintelektual.pdf ). diakses 21 oktober 2015.
12