BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Keberhasilan usaha budidaya perikanan sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek aspek dianta diantaran ranya ya kualit kualitas as benih benih ikan ikan yang yang diguna digunakan kan,, sistem sistem budida budidaya, ya,lalu lalu lintas/ lintas/pere peredar daran/ an/per perdag dagang angan an ikan, ikan, teknik teknik pengen pengendal dalian ian penyak penyakit it ikan, ikan, serta serta kualit kualitas as lingku lingkunga ngan n sekitar sekitar kawasan kawasan budida budidaya, ya, peran peran serta serta atau aksesb aksesbili ilitas tas pembudidayaan ikan/udang ke institusi. institusi. Penyakit merupakan salah satu kendala utama dalam keberhasilan suatu usaha budidaya perairan. Timbulnya penyakit adalah suatu proses yang dinamis dan dan meru merupa paka kan n inte interak raksi si anta antara ra inan inang g (host ), ) , jasad jasad peny penyak akit it (pat (patog ogen en)) dan dan lingkungan. Dalam kegiatan budidaya ikan, apabila hubungan ketiga faktor adalah seimban seimbang g sehingg sehinggaa tidak tidak timbul timbul adanya adanya penyak penyakit. it. Penyak Penyakit it akan akan munul munul jika jika lingku lingkunga ngan n kurang kurang optimal optimal dan keseim keseimban bangan gan tergan terganggu ggu.. Penyak Penyakit it parasit parasit maupun non parasite merupakan penyakit yang umum dijumpai di dalam usaha budidaya
perikanan
yang
dapat
menyebabkan
kerugian
didalam
area
pembudidayaan dan mampu berpindah apabila terjadi salah penanganan. !ebagai negara negara tropis, tropis, "ndonesia "ndonesia yang memiliki iklim sangat mendukung mendukung perkembang perkembang parasit dan jamur. jamur. Ditambah lagi dengan tingginya mobilitas ikan dari enral produksi yang satu ke entral produksi lainnya memperepat arus penyebaran penyakit dan parasit pada ikan. #al ini menjadi suatu tantangan dan tugas besar dibida dibidang ng keseha kesehatan tan ikan ikan untuk untuk meneg menegah, ah, mendet mendeteks eksii dan menang menangkal kal keluar keluar masuknya penyakit parasiter di lingkungan budidaya. 1.2
Tujuan
Tujuan ujuan dari dari pembua pembuatan tan makalah makalah ini adalah adalah untuk untuk menget mengetahu ahuii lebih lebih jelas jelas klasifikasi, morfologi, siklus hidup, dan gejala klinis yang disebabkan oleh parasit jenis Chironomus Tentans, Simullium Sp, dan Culex Sp.
$
1.3
Manfaat
member memberika ikan n inform informasi asi tentan tentang g klasifi klasifikas kasi, i, morfol morfologi ogi,, siklus siklus hidup, hidup, dan gejala klinis yang disebabkan disebabkan oleh parasit jenis Chironomus Tentans, Simullium Sp, dan Culex Sp.
%
BAB II PEMBAHASAN 2.1
Chironmus tentans
&enis parasit ikan ini merupakan parasit insang, kulit, sirip, sisik yang merupakan ektoparasit dan juga berupa endoparasit yang menyerang alat penernaan makanan, misalnya usus, alat peredaran darah, yaitu pembuluh darah insang, darah dan juga organ lain seperti otot daging, gelembung udara, mata, otak dan ginjal.
Gamar 1. Bloodworm Sumer! www.ksa.undip.a.id /%'$/'/aing*darah*lar+a*hironomus*sp.html
2.1.2 "la#$f$ka#$ Chironomus tentans dapun klasifikasi genus -hironomus sp. menurut ppler (%''$) adalah
sebagai berikut: ilum 0 rthtropoda Kelas : Crustacea Subkelas : Insecta Ordo : Diptera Famili : Chironomidae Genus : Chironomus Spesies : Chironomus tentans 2.1.3 M%rf%l%g$
Chironomus tentans
1ar+a Chironomus berwarna merah, tubuh bersegmen*semen $'*$% segmen. Chironomus dapat menapai panjang $'*%'mm. 2agian posterior berabang . Pada bagian anteriornya (kepala) terdapat mulut tipenya tipe penghisap karena biasa menghisap darah oleh karena itu sering dijuluki aing darah. 1ar+a -hironomus ini memiliki bentuk kelenjar ludah yang besar sehingga mudah untuk
mengamati bentuk kromosom yang terdapat kelenjar ludah tersebut. Pada periode lar+a bloodworm akan berganti kulit sebanyak 3 kali. 4arna merah pada bloodworm disebabkan oleh haemoglobin, yang sangat diperlukan oleh mahluk tersebut agar dapat hidup pada kondisi dengan kadar oksigen rendah.
2.1.& S$klu# '$(u) Chironomus tentans
!iklus hidup hironimus adalah siklus hidup sempurna karena melewati tahap (fase). Tahap tersebut adalah tahap telur, tahap lar+a, tahap kepompong, dan tahap dewasa. !etelah proses pemijahan, induk betina akan meletakkan massa telurnya di permukaan air yang akan tenggelam ke dasar perairan dan kemudian menetas menjadi lar+a. !iklus hidup dari telur hingga menapai dewasa biasanya memakan waktu kurang dari satu minggu atau bahkan lebih dari setahun tergantung jenis spesies dan musim. Pada saat baru menetas lar+a hironomus berukuran tidak lebih dari $ mm.
Gamar 2. !iklus #idup Bloodworm Sumer ! https://thecatchandthehatch.com/basic-entomology-for-fly-fishing/
!etelah telur menetas akan keluar lar+a yang berbentuk memanjang seperti belatung. 2erukuran $ 5 $'' mm. 1ar+a hironomus mempunyai habitat akuatik dan bersifat saprofog atau dentri+or, hironomus yang hidup dalam bentuk lar+a akan membuat suatu tempat berbentuk tabung yang biasa ditemukan di dasar kolam atau bak air. !etelah lar+a ukup umur, Chironomus tentans akan menutup tabungnya kemudian mengubah diri menjadi kepompong atau pupa.
2.1.* Gejala kl$n$# (an )enanggulangan+a
!ebenarnya chironomus tidak seara langsung menyebabkan penyakit pada ikan, aing darah (Chironomus sp), merupakan tuan rumah perantara dari aing dan protooa yang menyebabkan penyakit pada ikan. 6ejalanya mulai "kan tidak mau makan, menyebabkan badan menjadi lemah dan tingkat immunitas menurun. -aing darah (Chironomus sp), sering dibudidayakan sebagai pakan alami bagi ikan dan ara Penanggulangan agar tidak terjadi parasit bagi ikan budidaya adalah dengan ara memperhatikan kualitas air saat, sedang dan sesudah budidaya Chironomus sp.
7
2.2
Simulium #).
!imulium adalah sejenis lalat keil (mm*8mm), penghisap darah seperti nyamuk atau agas yang termasuk ke dalam 9rdo Diptera, !ubordo :ematoera, amili !imuliidae. Dalam bahasa "ndonesia dikenal dengan istilah lalat punuk karena mempunyai daerah toraks yang menonjol. ;mumnya lalat ini berwarna hitam sehingga dikenal dengan istilah blac!fly.
2.2.1 "la#$f$ka#$ Simulium #).
Klasifkasi Simulium sp. adalah sebagai berikut 0
Gamar 3. Simulium sp.
Kingdom Phylum -lass 9rdo !ubordo amily !ubfamily Tribe 6enus !pesies
0 nimalia 0 rthropoda 0 "nseta 0 Diptera 0 :ematoera 0 !imuliidae 0 !imuliinae 0 !imuliini 0 !imulium 0 Simulium sp.
amili !imuliidae terdiri atas $8'< speies (termasuk $$ spesies punah) tersusun dalam %8 genera dengan empat di antaranya Simulium, "rosimulium, Cnephia dan #ustrosimulium. Keempat genus tersebut mempunyai arti ekonomi karena merugikan manusia atau hewan,dan semuanya tergolong dalam !ubfamili !imuliinae. !ubfamili Parasimuliinae terdiri atas empat spesies hanya teratat dari merika ;tara bagian barat. 6enus terbesar dari famili ini adalah Simulium dengan $%'' spesies tersusun dalam % subgenera. Di "ndonesia saat ini telah dilaporkan hanya ada satu genus yaitu !imulium dengan sekitar $'' spesies tersebar di seluruh tanah air. Di pulau &awa se ndiri monograf terkhir menunjukkan
3
bahwa ada %% spesies, antara lain Simulium sigiti, S. $a%aense, S. parahiyangum dan S. upi!ae (Takaoka = Da+ies $<<3).
2.2.2 M%rf%l%g$ Simulium #). a.
"e)ala
Penglihatan (mata) memainkan peran penting dalam perilaku !imulium. 1alat ini mempunyai hamper seratus mata (ommatidia). !ebagi mata majemuk, mata*mata ini terletak pada bagian atas kepalanya. Pada yang betina setiap ommatidia berukuran keil ($'*$7 mikron) dan mata majemuk ini terpisah dengan baik di atas antena (dikhoptik). Pada yang jantan mata majemuk lebih besar dan bersentuhan satu sama lain (holoptik), dan ommatidia bagian bawah menyerupai betina tetapi yang bagian atas sangat besarbesar (%7*' mikron). ntenanya kokoh seperti tanduk, beruas*ruas, umumnya $$ ruas, baik pada jantan maupun betina. >eskipun demikian ada juga yang memiliki $' ruas seperti pada jenis #ustrosimulium, dan < ruas pada jenis "rosimulium dari merika ;tara. Palpinya terdiri atas 7 ruas agak lebih panjang dari pada probosisnya yang pendek. ?uas ketiga palpi memiliki alat sensoris yang besar. >aksila dan mandibula pada yang jantan dan beberapa jenis betina yang tidak menghisap darah tidak bergerigi. &antan berbeda dari yang betina oleh besarnya punuk pada toraks, merah dan besarnya mata, langsingnya abdomen dan adanya sepasang klasper yang terlihat pada ujung abdomen. .
T%rak#
!ayapnya
pendek ($.7*3.' mm), lebar, tidak berwarna dan transparan,
dengan lobus anal yang besar. @enasi sangat khas dengan +ena radial yang berkembang baik sepanjang sisi anterior sayap dan +ena*+ena median dan kubital lemah di posterior. Karena penampilan sayap yang lemah ini lalat Simulium mampu terbang di udara tenang berkilo*kilometer. !ektor radial bisa tidak berabang atau mempunyai dua abang. Di antara +ena median (>%) dan kubital (-u$) terdapat abang lipatan submedian. Pada Simulium dan #ustrosimulium sektor radial pada sayap tidak berabangA kosta mempunyai rambut seta sepeti duri dan rambut*rambut halus, dan tungkai belakang mempunyai lobus bulat
B
(kalsipala) pada ujung bagian dalam ruas tarsus pertama, dan sebuah elah dorsal (pedisulkus) dekat dasar ruas tarsus kedua. Pada "rosimulium sektor radial berabang (kadang*kadang hanya sedikit), kosta hanya memiliki rambut*rambut halus, dan tungkai belakang tidak memiliki kalsipala dan pedisulkus. Pada lalat dewasa, identifikasi spesies seringkali sulit karena membutuhkan karakter mikroskopis seperti struktur terminalia jantan dan betina. :amun demikian, banyak spesies dapat diidentifikasi dengan relatif mudah menggunakan karakter organ pernafasan pada stadium pupa, dan atau karakter kepala stadium lar+a. ,.
A(%men
Perutnya terdiri atas 8 ruas, tiga ruas terakhir terdapat alat kelamin (genitalia) dan tidak terlihat. ;jung abdomen jantan lebih kompak dan relatif tidak tampak. 2etina mempunyai satu spermateka yang bentuknya subsperikal ( agak membulat).
2.2.3 S$klu# H$(u) Simulium #).
Periode siklus hidup ber+ariasi pada setiap spesies dan kondisi lingkungan. Pada spesies yang hidup di daerah beriklim sedang dalam setahun bisa terjadi hanya satu generasi, sementara di daerah tropis sepanjang tahun bisa terjadi beberapa generasi. !tadium lar+a S. damnosum dapat diselesaikan dalam waktu enam hari, dan siklus hidup dari telur hingga dewasa dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari % minggu. Telur, lar+a dan pupa hanya ditemukan di aliran air. !etiap spesies berbeda* beda mulai dari gelombang air dekat danau sampai aliran keil di tengah hutan, sungai besar atau aliran air terjun. Distribusi lalat ini di seluruh dunia, keuali di daerah gurun atau pulau yang terisolasi tanpa aliran air. a.
Telur
Telur umumnya diletakkan dalam kelompok*kelompok berjumlah %''*'' butir, dengan kisara '*8'' butir, pada benda*benda di dalam atau dekat aliran air atau langsung ke dalam air atau pada permukaan air. Telur dijatuhkan langsung ke dalam air dan tenggelam ke dasar atau diletakkan pada benda*benda yang munul dekat dengan garis air, tempat mereka langsung basah oleh air atau
8
daerah ipratan air. Kumpulan telur bisa dibuat oleh beberapa betina yang bertelur di sekitar tempat yang berdekatan, dan terdapat bukti bahwa betina bunting tertarik meletakkannya pada tumpukan telur dari spesies yang sama. #al ini mungkin ditimbulkan oleh kehadiran feromon. 1alat betina dari beberapa spesies berkerumun pada ketinggian $7 m dari permukaan air untuk meletakkan telurnya pada benda*benda yang terendam air. Telur berukuran pannjang $'' * '' Cm dan bentuknya segitiga o+oid. Permukaannya halus dan tertutup oleh lapisan gelatin. Telur diletakkan dalam gelendong seperti rangkaian manik*manik, atau dalam kelompok tidak teratur. Telur yang baru diletakkan berwarna krem keputihan, berubah menjadi oklat gelap atau hitam dalam waktu % jam. Telur lalat ini sangat sesitif terhadap kekeringan. .
Lar-a
Telur menetas menjadi lar+a yang mempunyai kepala yang keras dan jelas, sepasang mata sederhana, bentuk tubuh yang silinder dengan toraks dan bagian posterior abdomen lebih lebar dari pada ruas abdomen anterior. Kepala memiliki sepasang kipas sefalik (labral), struktur homolog sikat palatal lateral nyamuk. 1ar+a tidak meniptakan aliran tetapi menyaring air yang melewati tubuhnya. 1ar+a memiliki satu proleg anterior (tangan palsu) yang dikelilingi kait*kait sirklet, dan ujung abdomen dikelilingi sirklet posterior. nus terbuka dan terdapat di dorsal sirklet posterior, dari situ munul organ rektal, yang mungkin fungsinya sama dengan anal papila pada lar+a nyamuk yaitu menyangkut penarikan klorida dari air. 1ar+anya memintal benang sutra pada substrat, yang diteruskan menjadi benang sutra, sebagai alat yang digunakan ketika mempertahankan diri dari aliran air deras atau saat ada gangguan. Ketika sudah stabil dengan tempat yang dipilihnya, ia akan menapkan sirklet posteriornya. 1ar+a umumnya bertahan di dekat permukaan air, dan biasanya ditemukan pada kedalaman kurang dari ''mm (keuali pada spesies besar yang bisa ditemukan pada kedalaman beberapa meter dalam air jeram (turbulent water ). 1ar+a dapat berpindah tempat dengan menghanyutkan tubuhnya ke dalam aliran air dengan bantuan benang sutra, atau dengan melangkahkan tubuhnya dari permukaan substrat dengan
<
sirklet posterior dan kait anterior proleg untuk mempertahankan airan sutra. 2eberapa spesies menyebar lebih jauh dari tempat meletakkan telurnya.
Gamar &. 1ar+a Simulium sp.
Posisi lar+a ketika makan adalah berdiri dengan sirklet posterior menempel pada substrat dan mengarah ke aliran air dengan kepala menghadap ke bawah. Tubuhnya bisa berputar <'*$8' derajat sehingga rambut kipasnya menghadap permukaan air. liran air terbagi oleh proleg dan mengarah ke rambut kipas. -airan lengket yang dikeluarkannya berasal dari kelenjar sibarial sehingga kipas mampu menangkap partikel*partikel halus. Partikel makanan ini dibawa masuk ke sibarium oleh sikat mandibula. 1ar+a pada beberapa spesies mempertahankan daerah teritorialnya, dan mampu bergerak ke daerah aliran air bagian atas milik tetangganya, sehingga terjadi kompetisi makanan. Pertahanan daerah teritorial menurun seara dramatis ketika makanan berlimpah. 1ar+a famili !imuliidae menelan makanan seperti bakteri, diatom, algae dan endapan lumpur berukuran sampai 7' Cm, tetapi umunya menelan partikel berukuran $'*$'' Cm. 1ar+a !imuliidae banyak terdapat di aliran air deras, tempat lar+a dapat menyaring sebanyak mungkin +olume air dalam waktu tertentu. Konsentrasi lar+a dalam jumlah besar sering ditemukan pada aliran keluar danau, tempat air yang kaya akan fitoplankton sebagai makan lar+a mengalir. 6erakan air yang melewati permukaan tubuh lar+a menyediakan sumber oksigen terlarut dalam jumlah yang ukup untuk pernafasan lar+a. Panjang lar+a !imuliidae menapai to $% mm, dan mudah terlihat pada benda yang terendam. Pada beberapa spesies lar+a menenpel pada tubuh kepiting di sungai dan nimfa lalat sehari ( mayfly). 1ar+a instar terakhir (mature) dapat dikenali dengan adanya berak insang gelap
$'
( gill spot ) pada kedua sisi toraks, dan dapat bergerak ke tempat lain sebelum proses pupasi. ,.
Pu)a
;mumnya pupa !imuliidae memintal kokon. 2entuk kokon ber+ariasi ada yang sandal ( slipper-shaped ) dan sepatu ( shoe-shaped ). Kokon ujungnya yang tertutup mengarah ke hulu (upstream) dan yang terbuka mengarah ke hilir (down stream). #al ini menegah kokon terkoyak oleh aliran air. Pembentukan kokon memerlukan waktu sekitar satu jam dan kemudian kulit lar+a dilepas. Pada pupa, kepala dan torak punya bergabung menjadi sefalotoraks, dan terdapat ruas*ruas abdomen. ;jungnya memiliki spina dan kait*kait yang mengikat benang*benang
kokon dan
menenpelkan
pupa pada substrat.
!efalotoraks memiliki sepasang insang pupa (pupal gills) yang jumlahnya, panjangnya, dan perabangannya berbeda*beda pada setiap spesies. Pupal gill ini serupa dengan orong pernafasan pada -uliidae dan -eratopogonidae, tetapi tidak mempunyai spirakel terbuka. Pupa ini tidak makan, dan berubah warna menjadi gelap saat lalat dewasa sedang berkembang. Ketika lalat dewasa munul, kulit pupa membelah, lalat dewasa munul ke permukaan dalam gelembung udara, dan segera terbang, atau yang baru saja munul tersebut bertengger pada benda dekat permukaan air. (.
Dea#a
1alat dewasa biasanya munul pada siang hari tergantung ahaya dan suhu. S.damnosum 3'*<' munul menjadi lalat dewasa di siang tengah hari dan tidak ada yang munul pada malam hari.
2.2.& Tem)at Per$n(ukan Simulium #).
!imuliidae berkembang pada air mengalir, mulai aliran keil di pegunungan sampai aliran sungai yang lambat di pedalaman, dan beberapa spesies hanya dijumpai pada liran deas yang keil :ewfoundland telah ditemukan bahwa faktor* faktor yang sangat berpengaruh terhadap sebaran lar+a !imuliidae adalah keepatan aliran, tipe substrat dan kedalaman air. !ejumlah keil spesies berasosiasi seara foretik dengan Dekapoda -rustaea (kepiting dan udang) atau
$$
phemeroptera (lalat sehari) di daerah frika dan #imalaya. 1ar+a dan pupa S. nyasalandicum dan S. woodi terdapat menempel pada kheliped, dan ruas basal tungkai dari kepiting sungai "otamonautes pseudoperlatus dan jenis kepiting lain. Telur tidak diletakkan pada kepiting dan lar+a muda dapat menemukan sendiri patner foretiknya di sungai. &enis !imuliidae foretik yang terpenting adalah S. nea%ei, yang merupakan +ektor onkosersiasis. Di frika, jenis foretik pada nimfa lalat sehari (mayfly phoretics) ditemukan terutama di aliran sungai gelap di hutan, dan yang crab phoretics ditemukan di aliran keil di hutan dan sungai besar dan terbuka.
2.2.* Gejala "l$n$# (an Penanggulangan Simulium #).
1euoytoEoonosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi 1euoytoEoon sp. Penyakit ini juga disebut malaria like disease (1e+ine, $<<). 1euoytoEoonosis ditularkan oleh +ektor lalat hitam (!imulium sp.) dan -ulioides arakawae (Permin dan #ensen, $<<8A Fu et al., %'''). "nfeksi 1euoytoEoon sp. akan menyebabkan terjadinya kelesuan, anemia, kepuatan, demam, kelumpuhan dan penurunan produksi telur (Permin dan #ensen, $<<8). "nfeksi 1euoytoEoon sp. dipengaruhi oleh pola pemeliharaan dan kondisi lingkungan. aktor musim juga mempengaruhi infeksi 1euoytoEoon sp., dimana kejadian penyakit umumnya meningkat seara signifikan pada musim hujan (psari et al., $<<<).
%$ 2.3
Culex #)
-uleG HuinIuefasiatus adalah nyamuk yang dapat menularkan penyakit kaki gajah (filariasis). #al ini terjadi saat nyamuk -uleG menghisap darah pengidap filariasis sehingga lar+a aing filariasis masuk dan berkembang biak ditubuhnya lalu nyamuk -uleG menularkan lar+a tersebut kepada manusia dengan ara menggigitnya. Kasus penyakit kaki gajah banyak ditemukan dibeberapa daerah di "ndonesia seperi >alang !elatan dan Kediri. :yamuk -uleG memiliki kebiasaan yang berbeda dengan edes egepty, bila edes aegepty suka hidup pada air bersih maka -uleG menyukai air yang kotor seperi genangan air, limbah pembuangan mandi, got ( selokan ) dan sungai yang penuh sampah. -uleG, nyamuk yang memiliki iri fisik oklat keabu*abuan ini mampu berkembang biak disegala musim. #anya saja jumlahnya menurun saat musim hijan karena jentik*jentiknya terbawa arus. -uleG melakukan kegiatannya dimalam hari.
2.3.1
"la#$f$ka#$ Culex #)
Klasifikasi nyamuk -uleG menurut ?omoser = !toffolano ($<<8), adalah sebagai berikut 0 Phylum 0 rthropoda -lassis 0 "nseta !ublassis 0 Pterygota 9rdo 0 Diptera !ubordo 0 :ematoera amilia 0 -uliidae !ubfamilia 0 -uliianae 6enus 0 -uleG !pesies 0 Culex sp 2.3.2
M%rf%l%g$ N+amuk Culex #)
Culex sp adalah genus dari nyamuk yang berperan sebagai +etor penyakit yang penting seperti 4est :ile @irus, ilariasis, &apanese enhepalitis, !t 1ouis enephalitis. :yamuk dewasa dapat berukuran 5 $' mm (',$3 5 ', ini), dalam morfologinya nyamuk memiliki tiga bagian tubuh umum yaitu kepala, dada, dan
$
perut. :yamuk -uleG yang banyak di temukan di "ndonesia yaitu jenis Culex&uin&ue fasciatus. Kepala -uleG umumnya bulat atau sferik dan memiliki sepasang mata, sepasang antena, sepasang palpi yang terdiri atas 7 segmen dan $ probosis antena yang terdiri atas $7 segmen. 2erbeda dengan 3 edes, pada genus -uleG tidak terdapat rambut pada spiraular maupun pada post spiraular. Panjang palpus maGillaries nyamuk jantan sama dengan probosis. 2agian toraks nyamuk terdiri atas bagian yaitu protoraks, mesotoraks dan metatoraks. 2agian metatoraks mengeil dan terdapat sepasang sayap yang mengalami modifikasi menjadi halter. bdomen terdiri atas 8 segmen tanpa bintik putih di tiap segmen. -iri lain dari nyamuk -uleG adalah posisi yang sejajar dengan bidang permukaan yang dihinggapi saat istirahat atau saat menusuk dengan kaki belakang yang sedikit terangkat (!etiawati %'''). 6enus -uleG dikenali dengan struktur sketelumnya yang trilobus, ujung abdomen yang tumpul dan badannya yang penuh dengan sisik*sisik. !elain itu, struktur yang membedakan genus ini dengan genus yang lain adalah struktur yang disebut pul+ilus yang berdekatan dengan kuku diujung kaki nyamuk (!etiawati %'''). :yamuk Culex &uin&uefasciatus berwarna oklat, berukuran sedang, dengan bintik*bintik putih di bagian dorsal abdomen. !edangkan kaki dan probosis berwarna hitam polos tanpa bintik*bintik putih. !pesies ini sulit dibedakan dengan nyamuk genus -uleG lainnya. -iri seara umum dari nyamuk -uleG adalah sebagai berikut 0
Telur 1ar+a ase dewasa !ayap Peran medis Perilaku #abitat
0 lonjong seperti peluru 0 sifon panjang dan bulunya lebih dari satu pasang 0 abdomen bagian ujung tumpul, warna okelat muda 0 sisik sempit panjang dengan ujung runing 0 +ektor filariasis = penyakit &apanese 2. enephalitis 0 mengisap darah pada malam hari 0 air jernih dan air keruh
2.3.3 S$klu# H$(u)
$
!eluruh siklus hidup -uleG IuinIuefasiatus mulai dari telur hingga dewasa membutuhkan waktu sekitar $ hari. ;ntuk bertelur, nyamuk betina akan menari tempat yang sesuai seperti genangan air yang lembab.
Gamar *. !iklus #idup Culex sp (!umber >etalff $<87)
a.
Telur
:yamuk Culex sp meletakan telurnya diatas permukaan air seara bergelombolan dan bersatu membentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung. !ekali bertelur menghasilkan $'' telur dan biasanya dapat bertahan selama 3 bulan. Telur akan menjadi jentik setelah sekitar % hari.
Gamar /. Telur :yamuk -uleG .
Lar-a
!etelah kontak dengan air, telur akan menetas dalam waktu %* hari. Pertumbuhan dan perkembangan lar+a dipengaruhi oleh faktor temperature, tempat perindukan dan ada tidaknya hewan predator. Pada kondisi optimum waktu yang dibutuhkan mulai dari penetasan sampai dewasa kurang lebih 7 hari.
$7
!alah satu iri dari lar+a nyamuk -uleG adalah memiliki siphon. !iphon dengan beberapa kumpulan rambut membentuk sudut dengan permukaan air.
Gamar 0. 1ar+a :yamuk Culex sp
,.
Pu)a Pupa merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air,
pada stadium ini tidak memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap hingga dapat terbang, stadium kepompong memakan waktu lebih kurang satu sampai dua hari. Pada fase ini nyamuk membutuhkan %*7 hari untuk menjadi nyamuk, dan selama fase ini pupa tidak akan makan apapun dan akan keluar dari lar+a menjadi nyamuk yang dapat terbang dan keluar dari air. Tubuh pupa berbentuk bengkok dan kepalanya besar. Pupa tidak makan apapun. !ebagian keil tubuh pupa kontak dengan permukaan air, berbentuk terompet panjang dan ramping, setelah $ 5 % hari akan menjadi nyamuk -uleG (Kardinan %'').
Gamar . Pupa :yamuk Culex sp (.
Dea#a
!etelah munul dari pupa nyamuk jantan dan betina akan kawin dan nyamuk betina yang sudah dibuahi akan menghisap darah waktu %*3 jam. Darah merupakan sumber protein yang esensial untuk mematangkan telur.J8 Perkembangan telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar $' sampai $% hari.
$3
2.3.& B$%n%m$k N+amuk Culex #)
:yamuk betina menghisap darah untuk proses pematangan telur, berbeda dengan nyamuk jantan. :yamuk jantan tidak memerlukan darah tetapi hanya menghisap sari bunga. !etiap nyamuk mempunyai waktu menggigit, kesukaan menggigit, tempat beristirahat dan berkembang biak yang berbeda*beda satu dengan yang lain. $.
Tempat berkembang biak :yamuk -uleG sp suka berkembang biak di sembarang tempat misalnya di
air bersih dan air yang kotor yaitu genangan air, got terbuka dan empang ikan. %.
Perilaku makan :yamuk -uleG sp suka menggigit manusia dan hewan terutama pada malam
hari. :yamuk -uleG sp suka menggigit binatang peliharaan, unggas, kambing, kerbau dan sapi. >enurut penelitian yang lalu kepadatan menggigit manusia di dalam dan di luar rumah nyamuk -uleG sp hampir sama yaitu di luar rumah (7%,8) dan kepadatan menggigit di dalam rumah (B,$), namun ternyata angka dominasi menggigit umpan nyamuk manusia di dalam rumah lebih tinggi (',33) dari nyamuk menggigit umpan orang di luar rumah (',3'$7). .
Kesukaan beristirahat !etelah nyamuk menggigit orang atau hewan nyamuk tersebut akan
beristirahat selama % sampai hari. !etiap spesies nyamuk mempunyai kesukaan beristirahat yang berbeda*beda. :yamuk -uleG sp suka beristirahat dalam rumah. :yamuk ini sering berada dalam rumah sehingga di kenal dengan nyamuk rumahan.
.
ktifitas menghisap darah :yamuk -uleG sp suka menggigit manusia dan hewan terutama pada malam
hari (noturnal). :yamuk -uleG sp menggigit beberapa jam setelah matahari terbenam sampai sebelum matahari terbit. Dan punak menggigit nyamuk ini adalah pada pukul '$.''*'%.''.
$B
2.3.* Ha$tat
:yamuk dewasa merupakan ukuran paling tepat untuk memprediksi potensi penularan arbo+irus.1ar+a dapat di temukan dalam air yang mengandung tinggi penemaran organik dan dekat dengan tempat tinggal manusia. 2etina siap memasuki rumah*rumah di malam hari dan menggigit manusia dalam preferensi untuk mamalia lain.
2.3./ akt%r L$ngkungan $#$k
$.
!uhu aktor suhu sangat mempengaruhi nyamuk -uleG sp dimana suhu yang
tinggi akan meningkatkan akti+itas nyamuk dan perkembangannya bisa menjadi lebih epat tetapi apabila suhu di atas 7'- akan membatasi populasi nyamuk. !uhu optimum untuk pertumbuhan nyamuk berkisar antara %''- 5 ''-. !uhu udara mempengaruhi perkembangan +irus dalam tubuh nyamuk. %.
Kelembaban ;dara Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara
yang dinyatakan dalam (). &ika udara kekurangan uap airyang besar maka daya penguapannya juga besar. !istem pernafasan nyamuk menggunakan pipa udara (trahea) dengan lubang*lubang pada dinding tubuh nyamuk (spirale). danya spirale yang terbuka lebar tanpa ada mekanisme pengaturannya. Pada saat kelembaban rendah menyebabkan penguapan air dalam tubuh sehingga menyebabkan keringnya airan tubuh. !alah satu musuh nyamuk adalah penguapan, kelembaban mempengaruhi umur nyamuk, jarak terbang, keepatan berkembang biak, kebiasaan menggigit, istirahat dan lain*lain.
2.3.0 Pat%l%g$ (an Gejala "l$n$#
-uleG sp adalah genus dari nyamuk yang berperan sebagai +ektor penyakit yang penting seperti 4est :ile @irus, ilariasis, &apanese enhepalitis, !t 1ouis enephalitis. 6ejala klisnis filariasis limfatik disebabkan oleh mirofilaria dan aing dewasa baik yang hidup maupun yang mati. >irofilaria biasanya tidak
$8
menimbulkan kelainan tetapi dalam keadaan tertentu dapat menyebabkan oult filariasis. 6ejala yang disebabkan oleh aing dewasa menyebabkan limfadenitis dan limfagitis retrograd dalam stadium akut, disusul dengan okstruktif menahun $' sampai $7 tahun kemudiam. Perjalanan filariasis dapat dibagi beberapa stadium0 stadium mikrofilaremia tanpa gejala klinis, stadium akut dan stadium menahun. Ketiga stadium tumpang tindih, tanpa ada batasan yang nyata. 6ejala klinis filariasis bankrofti yang terdapat di suatu daerah mungkin berbeda dengan dengan yang terdapat di daerah lain (Parasitologi Kedokteran %''8). Pada penderita mikrofilaremia tanpa gejala klinis, pemeriksaan dengan limfosintigrafi menunjukkan adanya kerusakan limfe. -aing dewasa hidup dapat menyumbat
saluran
limfe
disebut lymphangiektasia.
dan
&ika
terjadi jumlah
dilatasi aing
pada dewasa
saluran banyak
limfe, dan
lymphangietaksia terjadi seara intensif menyebabkan disfungsi system limfatik. -aing yang mati menimbulkan reaksi imflamasi. !etelah infiltrasi limfositik yang intensif, lumen tertutup dan aing mengalami kalsifikasi. !umbatan sirkulasi limfatik terus berlanjut pada indi+idu yang terinfeksi berat sampai semua saluran limfatik tertutup menyebabkan limfedema di daerah yang terkena. !elain itu, juga terjadi hipertrofi otot polos di sekitar daerah yang terkena (Pathology 2asi of Disease %''7). !tadium akut ditandai dengan peradangan pada saluran dan kelenjar limfe, berupa limfaadenitis dan limfagitis retrograd yang disertai demam dan malaise. 6ejala peradangan tersebut hilang timbul beberapa kali setahun dan berlangsung beberapa hari sampai satu atau dua minggu lamanya. Peradangan pada system limfatik alat kelamin laki*laki seperti funikulitis, epididimitis dan orkitis sering dijumpai. !aluran sperma meradang, membengkak menyerupai tali dan sangat nyeri pada perabaan. Kadang*kadang saluran sperma yang meradang tersebut menyerupai hernia inkarserata. Pada stadium menahun gejala klinis yang paling sering dijumpai adalah hidrokel. Dapat pula dijumpai gejala limfedema dan elephantiasis yang mengenai seluruh tungkai, seluruh lengan, testis, payudara dan +ul+a. Kadang*kadanag terjadi kiluria, yaitu urin yang berwarna putih susu yang terjadi karena dilatasi pembuluh limfe pada system ekskretori dan urinary.
$<
;mumnya penduduk yang tinggal di daerah endemis tidak menunjukan peradangan yang berat walaupun mereka mengandung mikrofilaria (Parasitologi Kedokteran %''8).
2.3. Pen,ega'an (an Peng%atan
2iasanya kalau banyak ditemukan penderita yang didalam darahnya ditemukan mirofilaria akan dilakukan pengobatan missal dengan D- ( Di thyl -arbamaEine ). Pengobatan massal sering menimbulkan masalah, bila beberapa orang tidak tahan dengan pengobatan !ingle Dose yang diberikan hingga terjadi efek samping yang tidak kita inginkan. Penegahan nyamuk dapat dibagi menjadi tiga yaitu 0 $.
Penegahan seara mekanik -ara ini dapat di lakukan dengan mengubur kaleng*kaleng atau tempat*
tempat sejenis yang dapat menampung air hujan danmembersihkan lingkungan yang berpotensial di jadikan sebagai sarang nyamuk -uleG sp misalnya got dan potongan bambu. Pengendalian mekanis lain yang dapat dilakukan adalah pemasangan kelambu dan pemasangan perangkap nyamuk baik menggunakan ahaya lampu dan raket pemukul. %.
Penegahan seara biologi "nter+ensi yang di dasarkan pada pengenalan organisme pemangsa, parasit,
pesaing untuk menurunkan jumlah -uleG sp. "kan pemangsa lar+a misalnya ikan kepala timah, gambusia ikan mujaer dan nila di bak dan tempat yang tidak bisa ditembus sinar matahari misalnya tumbuhan bakau sehingga lar+a itu dapat di makan oleh ikan tersebut dan merupakan dua organisme yang paling sering di gunakan. Keuntungan dari tindakan pengendalian seara biologis menakup tidak adanya kontaminasi kimiawi terhadap lingkungan.!elain dengan penggunaan organisme pemangsa dan pemakan lar+a nyamuk pengendalian dapat di lakukan dengan pembersihan tanaman air dan rawa*rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk dan membersihkan semak*semak di sekitar
%'
rumah dan dengan adanya ternak seperti sapi, kerbau dan babi dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia apabila kandang ternak di letakkan jauh dari rumah. .
Penegahan seara kimia. Penggunaan insektisida
seara tidak
tepat
untuk
penegahan dan
pengendalian infeksi dengue harus dihindarkan. !elama periode sedikit atau tidak ada aktifitas +irus dengue, tindakan reduksi sumber lar+a seara rutin, pada lingkungan dapat dipadukan dengan penggunaan lar+asida dalam wadah yang tidak dapat dibuang, ditutup, diisi atau ditangani dengan ara lain.
%$
BAB III PENUTUP 3.1
"e#$m)ulan 2erdasarkan uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa parasit jenis
Chironmus tentans merupakan parasit insang, kulit, sirip, sisik yang merupakan ektoparasit dan juga berupa endoparasit yang menyerang alat penernaan makanan, misalnya usus, alat peredaran darah, yaitu pembuluh darah insang, darah dan juga organ lain seperti otot daging, gelembung udara, mata, otak dan ginjal. 1alu, !imulium adalah sejenis lalat keil (mm*8mm), penghisap darah seperti nyamuk atau agas yang termasuk ke dalam 9rdo Diptera, !ubordo :ematoera, amili !imuliidae. Dalam bahasa "ndonesia dikenal dengan istilah lalat punuk karena mempunyai daerah toraks yang menonjol. ;mumnya lalat ini berwarna hitam sehingga dikenal dengan istilah blac!fly. !edangkan -uleG HuinIuefasiatus adalah nyamuk yang dapat menularkan penyakit kaki gajah (filariasis). #al ini terjadi saat nyamuk -uleG menghisap darah pengidap filariasis sehingga lar+a aing filariasis masuk dan berkembang biak ditubuhnya lalu nyamuk -uleG menularkan lar+a tersebut kepada manusia dengan ara menggigitnya. Kasus penyakit kaki gajah banyak ditemukan dibeberapa daerah di "ndonesia seperi >alang !elatan dan Kediri. 3.2
Saran !aran dalam pembuatan makalah ini adalah akan lebih baik jika menari
literasi terkait materi lebih diperbanyak lagi, guna mendapatkan bahasan yang lebih luas.
%%
DATA PUSTA"A
#adi, ;pik K. %'$'. #pa!ah Simulium itu '. akultas Kedokteran #ewan0 "P2. Diakses < >aret %'$8 (http0//upikke.staff.ipb.a.id/files/%'$'/'7/pakah* !imulium*itu.pdf ). http0//e*journal.uajy.a.id/3%3//%21''edia Pustaka. Kunkel Dennis, $<<<. Bloodworm (Chironomus tentans). Dennis Kunkel >irosopy, "n. ;! >etalff, ?. 1. $<87. Destruti+e nd ;seful "nset Their #abits nd -ontrol. disi ke*. #ill 2ook -ompany. :ew Fork. ?omoser, !. 4illiam and !toffolano, &r. &ohn6. $<<8,.The !iene of ntomology.th dition.-hapman and #all. :ew Fork !ahlan, >. $<7%. *otes on parasites of freshwater fishes in +ndonesia .-ontr. "nl. 2ogor. !etiawati, D. 1. %'''. >ortalitas 1ar+a -uleG dengan kstrak ;mbi 6adung (Diosorea hispida Dennst.) di 1aboratorium. akultas 2iologi ;6>. Fogyakarta. !uryanti !.?. $<8'. "arasit +!an dan Cara "emberantasannya . Penerbit Fayasan !osial Tani >embangun. Takaoka, #. = D.>. Da+ies. $<<3. The blc! flies (iptera: Simuliidae) of a%a, +ndonesia. 2ishop >useum 2ulletin in ntomology 3. 2ishop >useum Press. #onolulu. #awaii, ;! 4idanarni, D.D. >ailanadan 9. -arman. %''3. Pengaruh >edia yang 2erbeda Terhadap Kelangsungan #idup dan Pertumbuhan 1ar+a -hironomus sp. Departemen 2udidaya Perairan, akultas Perikanan dan "lmu Kelautan, "nstitut Pertanian 2ogor, Kampus Darmaga, 2ogor
%