BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Tekanan darah adalah sejumlah gaya yang bekerja setiap satuan luas dinding luas pembuluh darah. Tekanan darah biasanya dinyatakan dalam satuan mmHg jika pemeriksaan menggunakan manometer air raksa, artinya gaya yang bekerja cukup untuk mendorong kolom air raksa melawan gravitasi yang diukur dalam satuan mmHg (Guyton, 2007). Tekanan yang dimaksud adalah tekanan arteri. Tekanan tertinggi yang terjadi selama ejeksi jantung disebut tekanan darah sistolik (TDS), sedangkan tekanan terendah dalam satu siklus jantung adalah tekanan darah diastolik (TDD) (Burnside, 1995). Menurut The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention 2003 tekanan darah normal pada orang dewasa (usia ≥18 tahun) adalah < 120 mmHg (JNC VII). Tekanan darah akan mengalami peningkatan selama melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik akan memengaruhi kerja sistem muskuloskeletal. Pengaruh aktivitas fisik pada sistem muskuloskeletal paling banyak dialami oleh otot. Selama melakukan latihan fisik, otot akan beradaptasi untuk mempertahankan kelangsungan kontraksi (Afriwardi, 2010). Farinatti et al., (2011) dalam penelitiannya tentang respon kardiovaskular terhadap stretching dengan menggunakan metode PNF adalah stretching mempengaruhi tekanan darah. Penelitian dilakukan pada sampel dengan rata-rata berusia 22 tahun. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata peningkatan TDS pada sampel sebesar 12 hingga 15 mmHg. Peningkatan TDS yang dilakukan pada stretching aktif lebih besar daripada stretching pasif. Hasil lain disebutkan oleh Silva et al., (2013) dalam penelitiannya tentang respon kardiovaskuler terhadap stretching PNF pada ekstremitas atas pada perenang wanita. Hasil penelitian menunjukkan ratarata peningkatan TDS sebesar 6 mmHg dan TDD 5 mmHg. B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Rumusan Masalah Pengertian Tekanan Darah Tempat Pengukuran Tekanan Darah Fisiologi Pengaturan Tekanan Darah Mekanisme Tekanan Darah Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah Prosedur Pengukuran Tekanan Darah Analisis Jurnal Tekanan Darah
C. 1.
Tujuan Tujuan Umum Tujuan umum makalah ini adalah untuk mengetahui analisis jurnal tekanan darah. Tujuan Khusus Untuk mengetahui pengertian tekanan darah Untuk mengetahui tempat pengukuran tekanan darah Untuk mengetahui fisiologi pengukuran tekanan darah Untuk mengetahui mekanisme tekanan darah Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tekanan darah
2. a. b. c. d. e.
f. g.
Untuk mengetahui cara prosedur tekanan darah Untuk menganalisis jurnal tekanan darah
D. Manfaat Manfaat dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai materi pembelajaran bagi mahasiswa, khususnya dalam lingkup tekanan darah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Tekanan Darah Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2001). Menurut Hayens (2003), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat. Sementara itu Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah diukur dalam satuan milimeter air raksa (mmHg). B. 1. 2. 3.
C.
Tempat Pengukuran Tekanan Darah Tempat pengukuran darah menurut ( Materi TTV, 2011 ). Arteri brankial : arteri yang terletak disiku bagian dalam. Arteri popliteal : arteri yang terletak dibelakang lutut Arteri radial : arteri yang terletak pada pergelangan tangan yang sejajar dengan ibu jari.
Fisiologi Pengaturan Tekanan Darah Tekanan darah berarti daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh darah yang hampir selalu dinyatakan dalam milimeter air raksa. Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi. Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostasis di dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga terbentuklah suatu aliran darah yang menetap. Tekanan darah diatur melalui beberapa mekanisme fisiologis untuk menjamin aliran darah ke jaringan yang memadai. Tekanan darah ditentukan oleh curah jantung (cardiac output, CO) dan resistensi pembuluh darah terhadap darah. Curah jantung adalah volume darah yang dipompa melalui jantung per menit, yaitu isi sekuncup (stroke volume, SV) x laju denyut jantung (heart rate, HR). Resistensi diproduksi terutama di arteriol dan dikenal sebagai resistensi vaskular sistemik. Resistensi merupakan hambatan aliran darah dalam pembuluh, tetapi tidak dapat diukur secara langsung dengan cara apapun. Resistensi harus dihitung dari pengukuran aliran darah dan perbedaan tekanan antara dua titik di dalam pembuluh. Resistensi bergantung pada tiga faktor, yaitu viskositas (kekentalan) darah, panjang pembuluh, dan jari-jari pembuluh.
Aliran darah yang mengalir di sirkulasi dalam periode waktu tertentu, secara keseluruhan adalah 5000 ml/menit pada sirkulasi total orang dewasa dalam keadaan istirahat. Aliran darah ini disebut curah jantung karena merupakan jumlah darah yang dipompa ke aorta oleh jantung setiap menitnya. Kecepatan aliran darah yang melalui seluruh sistem sirkulasi sama dengan kecepatan pompa darah oleh jantung ─ yakni, sama dengan curah jantung. Isi sekuncup jantung dipengaruhi oleh tekanan pengisian (preload), kekuatan yang dihasilkan oleh otot jantung, dan tekanan yang harus dilawan oleh jantung saat memompa (afterload). Normalnya, afterload berhubungan dengan tekanan aorta untuk ventrikel kiri, dan tekanan arteri untuk ventrikel kanan. Afterload meningkat bila tekanan darah meningkat, atau bila terdapat stenosis (penyempitan) katup arteri keluar. Peningkatan afterload akan menurunkan curah jantung jika kekuatan jantung tidak meningkat. Baik laju denyut jantung maupun pembentukan kekuatan, diatur oleh sistem saraf otonom (SSO/autonomic nervous system, ANS). Hubungan antara tekanan, resistensi, dan aliran darah dalam sistem kardiovaskular dikenal dengan hemodinamika. Sifat aliran ini sangat kompleks, namun secara garis besar dapat diperoleh dari hukum fisika untuk sistem kardiovaskular. D. Mekanisme Tekanan Darah Tekanan darah dikontrol oleh otak, sistem saraf otonom, ginjal, beberapa kelenjar endokrin, arteri dan jantung. Otak adalah pusat pengontrol tekanan darah di dalam tubuh. Serabut saraf adalah bagian sistem saraf otonom yang membawa isyarat dari semua bagian tubuh untuk menginformasikan kepada otak perihal tekanan darah, volume darah dan kebutuhan khusus semua organ. Semua informasi ini diproses oleh otak dan keputusan dikirim melalui saraf menuju organ-organ tubuh termasuk pembuluh darah, isyaratnya ditandai dengan mengempis atau mengembangnya pembuluh darah. Saraf-saraf ini dapat berfungsi secara otomatis (Hayens, 2003). Ginjal adalah organ yang berfungsi mengatur fluida (campuran cairan dan gas) di dalam tubuh. Ginjal juga memproduksi hormon yang disebut renin. Renin dari ginjal merangsang pembentukan angiotensin yang menyebabkan pembuluh darah kontriksi sehingga tekanan darah meningkat. Sedangkan hormon dari beberapa organ juga dapat mempengaruhi pembuluh darah seperti kelenjar adrenal pada ginjal yang mensekresikan beberapa hormon seperti adrenalin dan aldosteron juga ovari yang mensekresikan estrogen yang dapat meningkatkan tekanan darah. Kelenjar tiroid atau hormon tiroksin, yang juga berperan penting dalam pengontrolan tekanan darah (Hayens, 2003). Pada akhirnya tekanan darah dikontrol oleh berbagai proses fisiologis yang bekerja bersamaan. Serangkaian mekanisme inilah yang memastikan darah mengalir di sirkulasi dan memungkinkan jaringan mendapatkan nutrisi agar dapat berfungsi dengan baik. Jika salah satu mekanisme mengalami gangguan, maka dapat terjadi tekanan darah tingggi. E.
1.
Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah Menurut Kozier et al (2009), ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi tekanan darah, diantaranya adalah: Umur Bayi yang baru lahir memiliki tekanan sistolik rata-rata 73 mmHg. Tekanan sistolik dan diastolik meningkat secara bertahap sesuai usia hingga dewasa. Pada orang lanjut usia, arterinya lebih
2.
3. 4. 5.
6.
F. a. b. 1. 2. 3. 4. 5. 6. c. 1.
keras dan kurang fleksibel terhadap darah. Hal ini mengakibatkan peningkatan tekanan sistolik. Tekanan diastolik juga meningkat karena dinding pembuluh darah tidak lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan tekanan darah. Jenis Kelamin Berdasarkan Journal of Clinical Hypertension, Oparil menyatakan bahwa perubahan hormonal yang sering terjadi pada wanita menyebabkan wanita lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Hal ini juga menyebabkan risiko wanita untuk terkena penyakit jantung menjadi lebih tinggi (Miller, 2010). Olahraga Aktivitas fisik meningkatkan tekanan darah. Obat-obatan Banyak obat-obatan yang dapat meningkatkan atau menurunkan tekanan darah. Ras Pria Amerika Afrika berusia di atas 35 tahun memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada pria Amerika Eropa dengan usia yang sama. Obesitas Obesitas, baik pada masa anak-anak maupun dewasa merupakan faktor predisposisi hipertensi. Prosedur Pengukuran Tekanan Darah Prosedur pengukuran tekanan darah menurut ( Annamma Jacob, 2014 ) Definisi Pengukur tekanan darah dengan menggunakan sfigmomanometer Tujuan Untuk menentukan tekanan darah pasien sebagai data awal untuk dibandingkan dengan pengukuran diwakti yang akan datang. Untuk membantu menegakkan diagnosis Untuk membantu pemeriksaan system kardiovaskular sebelum dan sesudah operasi, selama dan sesudah prosedur invansif. Untuk memantau perubahan kondisi pasien Untuk menilai respon terhadap terapi medis Untuk menentukan status hemodinamik pasien Perangkat Alat Tabung air raksa
Sebuah sfigmomanometer terdiri dari: Selang menyalurkan udara Katup membebaskan angin Kantung penekan Bola tensi
a. Kantung penekan atau kantung karet yang dapat mengembang yang terbungkus dalam manset kain (ukuran yang sesuai). b. Bola karet pengembang (berfungsi menaikan tekanan). c. Sebuah manometer ( air raksa) untuk melihat tekanan d. Katup seperti mur untuk mengembangkan dan megempiskan (pengaturan tekanan)
2. Stetoskop Penutup telinga Binaural
Pipa karet Palang penekan Bel Diafragma
3. Bagan pasien untuk pencatatan 4. Pulpen hitam atau biru untuk mencatat d. Prosedur No. Tindakan Keperawatan 1. Periksa instruksi dokter. Rencana asuhan
keperawatan
dan
prosedur
tindakan
rekam
Rasionalisai Mendapatkan instruksi atau informasi khusus
medis.
2.
Jelaskan
dan
Mendapat persetujuan dan kerjasama
tenangkan pasien. Pastikan pasien pasien
dan
meredakan
dan
kegelisahan.
tidak merokok, mengonsumsi kafein,
Merokok
mengomsumso
kafein
melakukan aktifitas fisik dan mental
dapat meningkatkan tekanan darah.
yang berat dalam 30 menit sebelum pelaksanaan prosedur tersebut.
3. 4.
Cuci dan keringkan tangan Bantu
pasien
untuk
duduk
Mencegah infeksi silang atau
Mendapat hasil yang akurat
berbaring dan pastikan tungkai tidak menyilang
5. 6.
Ambil dan periksa alat
Memastikan adanya kerusakan alat
Memposisikan
Membantu
sfigmomanometer
kurang lebih setinggi jantung pasien
mendapatkan
hasil
yang
akurat.
memastikan tinggi air raksa pada angka nol
7.
Pilih manset yang sesuai ukurannya.
Memastikan
bahwa
lebah
kantung
penekan paling tidak 20% lebih lebar dari
pada
ekstremitas
diameter yang
titik
digunakan.
tengah Jika
kantungnya terlalu lebar, hasil tekanan darah bisa lebih rendah. Jika terlalu kecil, hasilnya bisa lebih tinggi.
8.
Paparkan lengan untuk memastikan
Memastikan hasil yang akurat.
tidak ada lengan baju yang menekan diatas manset.
9.
Pasang manset kurang lebih 2,5 cm
Memastikan hasil yang akurat . memasng
diatas titik dimana arteri bravialis
manset
dapat diraba. Manset harus dipasang
menghambat
dengan rapid an kencang dengan
manset terlalu longgar akan menaikan
bagian tengah kantung karet berada
hasil bacaan (palsu) tekanan darah.
terlalu
kencang
sirkulasi.
akan
Memasang
tepat diatas arteri
10.
Stabilkan
posisi
manset
dengan
Mencegah terlepasnya manset .
menyelipkan ujungnya dibawah atau merekatkan pengencang Velcro.
11.
Posisikan seluruh lengan setinggi
Mendapatkan hasil yang akurat. Untuk
jantung pasien
setiap 1 cm posisi manset berada diatas atau
dibawah
jantung,tekanan
darah
akan bervariasi 0,8 mmHg
12.
Pastikan lengan relaks dan ditopang.
Memastikan
kenyamanan
pasien
sehingga memungkinkan mendapatkan hasil yang akurat. Gerakan lengan dapat menimbulkan
bising
ketika
mengaus
kultasi.
13.
Posisikan diri anda dalam posisi yang nyaman.
14.
Hubungkan selang manset keselang manometer dan kemudian tutup katup dari bola karet pengembang.
15.
Raba
denyut
nadi
radialis
dan
Memperkirakan tekanan sistolik untuk
kembangkan manset sampai denyut
menentukan seberapa tinggi anda harus
nadi hilang.
memompa air raksa agar terhindar dari kekeliruan akibat celah auskultasi.
16.
Kembangkan kantung penekan lebih
Memastikan
lanjut
mmHg
cukup
manset
kesalahan terkait celah auskultasi. Saat
saat
diman denyut nadi muncul kembali
sebesar
kemudian
20-30
kempiskan
berlahan-lahan.
Perhatikan
dimana denyut nadi muncul kembali.
bahwa
tinggi.
tinggi
Untuk
air
raksa
meminimalkan
adalah tekanan sistolik
Buka kembali tutupnya.
17.
Raba arteri brakialis dan letakkan
Memastikan
stetoskop secara ringan diatas arteri
akurat. Jika diagfragma stetoskop ditekan
brakialis.
terlalu kencang, arteri akan tertekan.
Pastikan
bahwa
bagian
telinga dari stetoskop berada dalam
Bunyi
pembacaan
terdengar
lebih
hasil
baik
yang
dengan
posisi yang tepat (sedikit miring peletakan stetoskop yang benar. Gesekan kedepan
dan
pastikan
selangnya
menggantung secara bebas). Naikan
stetoskop terhadap suatu benda dapat menghilangkan bunyi korot-kov.
tinggi air raksa 20-30 mmHg diatas titik tekanan sistolik dengan cara meraba
18.
Buka kembali katup dari bola karet
Mencegah
pengembang sehingga tinggi air raksa
kesalahan dan kenaikan tekanan akibat
turun
kecepatan
dengan
kecepatan
2-4
mmHg/detik
lambat
bendungan
vena
pengempisan dan
pembacaan
yang
mencegah hasil
akibat
dan lebih
kesalahan kecepatan
pengempisan yang lebih tinggi
19.
Ketika
bunyi
pertama
terdengar
Bunyi pertama terdengar ketika darah
perhatikan tinggi air raksa, tinggi
mulai mengalih melewati arteri brakialis.
tersebut menandakan tekanan sistolik
20.
Lanjutkan
pengempisan
perhatikan tinggi
air
manset,
raksa
pada
manometer saat bunyi menghilang. Tinggi
ini
merupakan
tekanan
diastolic
21.
22.
23. 24.
Kempiskan
manset
secara
total. penyempitan
pada tekanan
pembacaan
lepaskan manset dari lengan pasien
bendungan vena di lengan atas.
Ulangi lagi prosedur ini setelah satu
menunggu
menit bila ada keraguan terhadap
menyebabkan bendungan vena kembali
hasil bacaan tekanan darah.
normal
selama
Pastikan pasien merasa nyaman. Rapikan
peralatan
dan
bersihkan
mencegah infeksi silang
apusan alcohol. Cuci dan keringkan tangan.. Catat
hasil
bacaan
pada
mencegah infeksi silang bagian
opservasi atau lembaran yang sesuai
27. e. 1. a. b. c.
selama
Cabut selang yang terhubung dan
bagian telinga dari stetoskop dengan
25. 26.
arteri
Laporkan kelalaian yang di temukan
Perhatian khusus Jangan mengukur tekanan darah pada lengan pasien bila Ada infus intravena pada lengan tersebut Ada cidera atau penyakit pada lengan tersebut. Ada pirau/fistula untuk cuci darah pada lengan tersebut.
menyebabkan
satu
menit
d. e. 2. 3.
Pada sisi dimana pasien pernah menjalani mastektomi radikal Bila lengan tersebut lumpuh. Selalu periksa tekanan dalam posisi berbaring sebelum melakukan dalam posisi tegak Bila ditubuhkan perbandingan tekanan darah dalam posisi berbaring atau berdiri, pasien harus berada dalam posisi berbaring atau berdiri selama minimal 3 menit. 4. Gunakan ukuran manset yang sesuai. f. Variasi pediatrik a. Pada anak-anak, ukuran manset adalah sesuai bila lebar kantung penekan kurang lebih 40% dari lingkar lengan pada titik tengah yang berada diantara olecranon dan prosesus acromion. b. Tekanan darah sistolik di ektremitas bawah (paha/betis) lebih besar dari pada tekanan di ektremitas atas. g. Rentang takanan darah normal sesuai usia Usia
Tekanan darah (mmHg)
Bayi baru lahir
46/38 sampai 92/72
3 tahun
72/40 sampai 110/74
10 tahun
84/40 sampai 122/74
16 tahun
94/48 sampai 120/86
BAB III PEMBAHASAN
A. Jurnal Analisi Jurnal pengukuran tekanan dara antara po sisi duduk dan posisi berdiri pada mahasiswa semester VII ( tujuh ) tahun 2014/2015 fakultas ke dokteran Universitas Sam Ratulangi. B.
Analisis Jurnal Mengetahui hasil pengukuran tekanan darah antara posisi duduk dan posisi berdiri pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat. Penelitian dilaksanakan di Kampus Fakultas Kedokteran Unsrat pada bulan NovemberDesember 2014. Metode pada penelitian ini yaitu observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel ditentukan secara simple random sampling yang berjumlah 76 orang. Data dianalisa menggunakan SPSS 20 dan uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil pengukuran tekanan darah antara posisi duduk dan posisi berdiri. Hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut: Tekanan darah sistolik antara posisi duduk vs posisi berdiri (115,861±9,3039 vs 110,324±9,1302 mmHg) dan tekanan darah diastolik antara posisi duduk vs posisi berdiri (76,918±7,5981 vs 75,233±7,3319 mmHg). Hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara posisi duduk dan posisi berdiri dengan nilai p = 0.000 < α = 0,05. Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa terdapat perbedaan hasil pen gukuran tekanan darah antara posisi duduk dan posisi berdiri.
Berdasarkan hasil penelitian uji statistik, Pada analisa univariat didapatkan hasil bahwa responden penelitian terbagi menjadi 3 kelompok usia yaitu usia 20 tahun, 21 tahun dan 22 tahun. Usia terbanyak terdapat pada kelompok usia 21 tahun dengan jumlah 48 orang (63,2%), sedangkan kelompok usia terendah yaitu usia 22 tahun yang berjumlah 8 orang (10,5%). Untuk jenis kelamin, Responden terbanyak yaitu perempuan dengan jumlah 48 orang (63,2%) sedangkan laki-laki hanya berjumlah 28 orang (36,8%). Penelitian Eşer, duduk mendukung hasil penelitian ini yaitu terjadi penurunan tekanan darah diastolik dari posisi duduk ke posisi berdiri. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Andrea Roati, tekanan darah diastolik pada posisi berdiri lebih tinggi daripada tekanan darah diastolik pada posisi duduk. Penyebab terjadinya perbedaan hasil pada penelitian ini dengan hasil yang didapatkan oleh Andrea Roati, kemungkinan diakibatkan oleh perbedaan alat yang digunakan. Penelitian ini menggunakan sfigmomanometer Air raksa sedangkan pada penelitian Andrea Roati menggunakan sfigmomanometer digital. Apabila seseorang dalam posisi berdiri, tekanan intravaskular di semua tempat menjadi sama dengan tekanan yang dihasilkan oleh kontraksi jantung ditambah tekanan tambahan sama dengan berat kolom darah dari jantung ke titik pengukuran.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah. Sementara itu Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah diukur dalam satuan milimeter air raksa (mmHg). Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi. Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostasis di dalam tubuh. Tekanan darah dikontrol oleh otak, sistem saraf otonom, ginjal, beberapa kelenjar endokrin, arteri dan jantung. Ada beberapa factor yang mempengaruhi tekanan darah adalah umur, jenis kelamin, penyakit dan obesitas. Tempat pengukuaran tekanan darah arteri brankial yaitu arteri yang terletak disuku bagian dalam. Arteri popliteal adalah arteri yang terletak dibelakang lututselanjutnya arteri radial yaitu arteri yang terletak pada pergelangan tangan yang sejajar dengan ibu jari. B.
Saran Sebaiknya Petugas Kesehatan dalam melakukan pemeriksaan tekanan darah memperhatikan posisi dan selalu teliti. Harus peka mendenganrkan bunyi systole maupun diastole.