KERANGKA ACUAN PEMBERIAN TABLET TAMBAHAN DARAH (TTD) PADA REMAJA PUTRI
I.
Pendahuluan Salah satu sasaran pokok rencana pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 adalah meningkatnya meningkatnya status kesehatan dan gizi. Sebagai penjabarannya, Kementrian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) tahun 2015-2019, tercantum di dalamnya sasaran program gizi dan kesehatan Ibu dan Anak antara lin meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat. Indikator pembinaan perbaikan gizi masyarakat salah satunya adalah pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri dengan target sebesar 30% pada tahun 2019. Anemia dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain defisiensi zat besi, defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat, penyakit infeksi, faktor bawaan perdarahan. Di Negara sedang berkembang 40% anemia disebabkan karena defisiensi zat besi (The World Bank, 2006) yang dikenal dengan istilah anemia gizi besi. Pola makan yang miskin zat besi, tingginya prevalensi cacingan dan tingginya prevelensi malaria di daerah endemis merupakan faktor-faktor yang sering dilakukan dengan tingginya defisiensi di negara berkembang. Anemia gizi sebenarnya tidakperlu tejadi bila asupan makana sehari-hari mengandung cukup zat besi, terutama pangan hewani yang kaya akan zat besi. Zati besi pada pangan hewani lebih mudah diserap tubuh, namun pangan pangan hewani masih kurang terjangkau oleh kebanyakan masyarakat Indonesia karena harganya yang realatif mahal. Oleh karena itu dapat dipahami mengapa prevelensi anemia di Indonesia tinggi untuk semua kelompok umur.
II.
Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang perlu mendapat perhatian khusus. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalh tersebut telah menunjukkan penuruanan yang signifikan meskipun prevelensinya masih tinggi. Dalam dua dekade terakhir prevelensi anemia pada ibu hamil cenderung menurun sceara bermakna. Berdasarkan data SKRT, prevelensi anemia sebesar 63,5% (1992), kemudian menurun menjadi 50,9% dan 40% (2001). Menurut Riskesdes 2013, prevelensi anemia pada Ibu hamil sebesar 37,1%. Prevelensi anemia ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata prevelensi anemia di negara-negara maju. Karena itu di Indonesia masalah anemia pada Ibu hamil masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena prevelensinya lebih dari 20% (WHO, 2001). Hasil Riskesdes 2013, prevelensi pada perempuan relatif tinggi 23,9% berdasarkan lokasi tempat tingga, prevelensi anemia di pedesaaan lebih tinggi 22,8% dibanding di
perkotaan 20,6%. Hal tersebut merupakan dampak lanjut dari tingginya prevelensi anemia pada remaja putri yaitu sekitar 25% dan wanita usia subur sbesar 17% keadaan ini merupakan akibat dari asupan zat besi dari makanan yang baru memenuhi sekitar 40% dari kecukupan (Puslitbang Gizi, 2007) pelaksanaan. III.
Tujuan A. Tujuan Umum : Meningkatkan status gizi kepada kelompok sasaran dalam upaya mencegah dan menanggulangi anemia. B. Tujuan Khusus : 1. Meningkatkan status gizi remaja putri sehingga dapat memutus mata rantai terjadinya stunting. 2. Mencegah anemia pada remaja putri. 3. Meningkatkan cadangan zat besi di dalam tubuh sebagai bekal dalam mempersiapkan generasi yang sehat berkualitas dan produktif
Landasan Hukum: 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang gerakan nasional percepatan perbaikan gizi yang menitikberatkan pada penyelamatan 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) 3. Peraturan bersama antara negeri pendidikan dan kebudayaan, menteri kesehatan Replubik Indonesia, Menteri Agama Republik Indonesia dan Menteri dalam negeri Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2014 tentang pembinaan dan pengembangan usaha Kesehatan Sekolah / Madrasah 4. Peraturan menteri kesehatan nomor 88 tahun 2014 tentang standar tablet tambah darah bagi wanita usia subur dan Ibu hamil. IV.
Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan Kegiatan pokok yang dilakukan pada pelaksanaan pemberian TTD: 1. Sosialisai pemerian TTD pada sasaran, pada tokoh agama dan tokoh masyarakat 2. Persiapan pelaksanaan pemberian TTD 3. Pelaksanaan pemberian TTD 4. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
V. Cara Melaksanakan Kegiatan 1. Sosialisasi Pemberian TTD Pada Sasaran . a. Persiapan (menentukan sasaran, membentuk tim, menyiapkan sarana/prasarana, materi. b. Pelaksanaan c. Evaluasi (Pelaporan penyelenggaraaan, monev)
2. Persiapan Pelaksanaan TTD a. Persiapan (sasaran yang tepat, jadwal pelaksaan, materi) b. Pelaksanaan c. Evaluasi (pelaporan penyelenggaraan, monev) 3. Pelaksanaan Pemberian TTD a. Persiapan (membentuk tim, jadwal, sasaran, sarana/prasarana, materi, metode pembelajaran) b. Pelaksanaan c. Evaluasi (pelaporan penyelenggaraan, monev) 4. Monitoring, Evaluasi da Pelaporan a. Persiapan (menyiapkan instrumen evaluasi) b. Pelaksanaan c. Evaluasi (pelaporan penyelenggaraan, monev dan analisa) VI.
Sasaran Data dasar remaja putri usia 12 sampai dengan 18 tahun di Puskesmas
VII. Jadwal Pelaksanaan No
Kegiatan
1.
Pemberian dan
Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
pemantauan TTD remaja putri di Sekolah VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan Evaluasi dilaksanakan setiap bulan dalam lokakarya mini
X
X
X
IX.
Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi Kegiatan Tim pelaksana membuat laporan penyelenggaraan setiap kegiatan yang telah dilaksanakan
Mengetahui, Kepala UPTD Puskesmas Trimulyo
Siti Rokhaniyah,S.ST NIP. 19680603 198803 2 003