Kerusakan pada perkerasan aspal, UniversitasGunadarma

I Kadek Bagus Widana Putra (16309835), Universitas Gunadarma

Lapisan Lapisan perkerasan perkerasan sering sering mengalami mengalami kerusakan kerusakan atau kegagalan kegagalan sebelum sebelum mencapai mencapai umur umur rencan rencana. a. Kerusak Kerusakan an pada pada perker perkerasa asan n dapat dapat diliha dilihatt dari dari kegaga kegagalan lan fungs fungsion ional al dan struktural. Kegagalan fungsional adalah apabila perkerasan tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan dengan yang yang direnc direncana anakan kan dan menyeb menyebabk abkan an ketida ketidakny knyaman amanan an bagi bagi penggu pengguna na jalan. jalan. Sedangkan kegagalan struktural terjadi ditandai dengan adanya rusak pada satu atau lebih bagian bagian dari struktur perkerasan perkerasan jalan yang disebabkan disebabkan lapisan tanah dasar dasar yang tidak stabil, beban lalu lintas, kelelahan permukaan, dan pengaruh kondisi lingkungan sekitar (Yoder, 1975). Kerusakan pada perkerasan konstruksi jalan pada umumnya dapat disebabkan oleh : 1. Lalulintas. Yang dapat berupa peningkatan beban dan repetisi beban. 2. Air. Yang dapat berasal dari air hujan, hujan, system drainase jalan yang yang tidak baik, naiknya naiknya air dengan sifat kapilaritas. 3. Material Material konstruksi konstruksi perkeras perkerasan. an. Dalam Dalam hal ini dapat dapat disebabk disebabkan an oleh sifat sifat material material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh system pengelolaan yang tidak baik. 4. Iklim. Iklim. Indonesia Indonesia beriklim beriklim tropis, tropis, dimana dimana suhu udara udara dan curah curah hujan hujan umumnya umumnya tinggi, tinggi, yang dapat merupakan salah satu penyebab kerusakan jalan. 5. Kondisi Kondisi tanah tanah dasar yang yang tidak tidak stabil. stabil. Kemungki Kemungkinan nan disebabk disebabkan an oleh system system pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga disebabkan oleh sifat tanah dasar yang memang jelek. 6. Proses Proses pemadatan pemadatan di di atas lapisan lapisan tanah dasar dasar yang yang kurang kurang baik. baik.

Dalam mengevaluasi kerusakan jalan, ada beberapa hal yang perlu ditentukan : 1. Jenis kerusakan (distress type) dan penyebabnya. 2. Tingkat kerusakan (distress severity). 3. Jumlah kerusakan (distress amount).

Menurut Manual Pemeliharaan Jalan no : 03/MN/B/1983 dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Binamarga, kerusakan jalan terutama pada perkerasan lentur dapat dibedakan atas 6 jenis yang akan dijelaskan secara bertahap berikut jenis-jenisnya: a. Retak (cracking) Retak halus, retak kulit buaya, retak pinggir, retak sambungan bahu perkerasan, retak sambungan jalan, retak sambungan pelebaran jalan, retak refleksi, retak susut, dan retak selip. b. Distorsi (distortion) Alur, keriting, sungkur, amblas, dan jembul. c. Cacat Permukaan (disintegration) Lubang, pelepasan butir, dan pengelupasan lapisan permukaan. d. Pengausan (polished aggregate) e. Kegemukan (bleeding / flushing) f. Penurunan pada bekas penanaman utilitas (utility cut deprestion) 1. RETA RETAK K (CRACK RACKIING) NG)

1 Kerusakan pada Perkerasan Aspal

Titles you can't find anywhere else

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.








Retak adalah suatu gejala kerusakan/ pecahnya permukaan perkerasan sehingga akan menyebabkan air pada permukaan perkerasan masuk ke lapisan dibawahnya dan hal ini merupakan salah satu faktor yang akan membuat luas/ parah suatu kerusakan (Departemen Pekerjaan Umum, 2007). Di dalam pendekatan mekanika retak diasumsikan ada bagian yang lemah pada setiap material. Ketika pembebanan terjadi, ada konsentrasi tegangan yang lebih tinggi di sekitar bagian bagian tersebut, tersebut, sehingga sehingga material material tersebut tersebut tidak lagi memiliki memiliki distribusi distribusi tegangan yang seragam dan terjadilah kerusakan/ retak pada bagian tersebut dan berkembang ke bagian yang lainnya. Mekanika retak juga menggambarkan perkembangan retak tergantung pada sifat material tersebut (Roque, 2010). Retak/craking yang umum diikenal dapat dibedakan atas : a). Retak Halus (hair cracking)

Yang dimaksud retak halus adalah retak yang yang terjadi mempunyai lebar lebar celah ≤ 3 mm. Sifat penyebarannya dapat setempat atau luas pada permukaan jalan. Kemungkinan penyebab: 1. Bahan perkerasan/ kualitas material kurang baik. 2. Pelapukan permukaan. 3. Air tanah pada badan perkerasan jalan. 4. Tanah dasar/ lapisan dibawah permukaan kurang stabil. Akibat lanjutan: a. Meres Meresap apny nyaa air air pada pada bada badan n jala jalan n sehi sehing ngga ga memp memperc ercep epat at keru kerusa saka kan n dan dan menimbulkan ketidak-nyamanan berkendaraan. b. Berkembang menjadi retak buaya (alligator cracks ). Sehingga untuk pemeliharaan dapat digunakan lapis latasir, buras. Dan dalam tahap perbaikan dapat dilengkapi dengan sitem aquaproof.








Istilah lain adalah chickenwire cracks, alligator cracks, polygonal cracks, dan crazing. Lebar celah retak ≥ 3 mm dan saling berangkai membentuk serangkaian kotak-kotak kecil yang menyerupai kulit buaya atau kawat untuk kandang ayam. Umumnya daerah dimana terjadi retak kulit buaya tidak luas. Jika daerah dimana terjadi retak kulit buaya luas, mungkin hal ini disebabkan oleh repetisi beban lalulintas yang melampaui beban yang dapat dipikul oleh lapisan permukaan tersebut. Kemungkinan penyebab: 1. Bahan perkerasan/ kualitas material kurang baik. 2. Pelapukan permukaan. 3. Air tanah pada badan perkerasan jalan. 4. Tanah dasar/ lapisan dibawah permukaan kurang stabil. Akibat lanjutan: a. Kerusakan setempat/ menyeluruh pada perkerasan. b. Berkembang menjadi lubang akibat dari pelepasan butir-butir. Untuk pemeliharaan dapat digunakan lapis burda, burtu, ataupun lataston. Jika celah ≤ 3mm, sebaiknya bagian perkerasan yang telah mengalami retak kulit buaya akibat rembesan air ke lapis pondasi dan tanah dasar diperbaiki dengan cara dibongkar dan dibuang bagian-bagian yang basah, kemudian dilapis kembali dengan bahan yang sesuai. sesuai. Perbaikan Perbaikan harus disertai dengan dengan perbaikan perbaikan drainase drainase disekitarny disekitarnya. a. Kerusakan Kerusakan yang yang diseba disebabka bkan n oleh oleh beban beban lalu lalu lintas lintas harus harus diperb diperbaik aikii dengan dengan member memberii lapis lapis tambahan.

Gambar 2. Jalan Retak Kulit Buaya

c) Retak Pinggir (edge crack)

Retak ini disebut juga dengan retak garis ( lane cracks ) dimana terjadi pada sisi tepi








Kemungkinan penyebab: 1. Bahan dibawah retak pinggir kurang baik atau perubahan volume akibat jenis ekspansif clay pada tanah dasar . 2. Sokongan bahu samping kurang baik. 3. Drainase kurang baik. 4. Akar Akar tanama tanaman n yang yang tumbuh tumbuh di tepi tepi perker perkerasa asan n dapat dapat pula pula menjad menjadii sebab sebab terjadinya retak tepi. Akibat lanjutan: a. Keru Kerusa saka kan n meny menyel elur uruh uh atau atau sete setemp mpat at pada pada perk perkera erasa san n jala jalan n sehi sehing ngga ga mengganggu kenyamanan berkendaraan. b. Retak akan berkembang menjadi besar yang diikuti oleh pelepasan butir pada tepi retak. Cara perbaikan dengan mengisi celah dengan campuran aspal cair & pasir. Perbaikan drainase harus dilakukan, bahu diperlebar, dan dipadatkan, jika pinggir perkerasan mengalami penurunan, elevasi dapat diperbaiki dengan mempergunakan hotmix.

Gambar 3. Jalan Retak Pinggir

d) Retak Sambungan Bahu Perkerasan (edge joint crack)

Sesu Sesuai ai deng dengan an nama namany nyaa reta retak k ini ini umum umumny nyaa terja terjadi di pada pada daer daerah ah samb sambun unga gan n perke perkeras rasan an dengan dengan bahu bahu yang yang berasp beraspal. al. Retak Retak ini berben berbentuk tuk retak retak memanj memanjang ang (longitudinal biasanya ya terbent terbentukn uknya ya pada pada permuk permukaan aan bahu bahu berasp beraspal. al. longitudinal cracks) dan biasan Retak ini dapat terdiri atas beberapa celah yang saling sejajar. Kemungkinan penyebab: 1. Perb Perbed ed

keti keti

gi

bahu bahu be

l de

rk

akib akib








3. Drainase kurang baik. 4. Roda kendaraan berat yang menginjak bahu beraspal. 5. Material pada bahu yang kurang baik/ kurang memadai. Akibat lanjutan: a. Menimb Menimbulk ulkan an kerusa kerusakan kan menyel menyeluru uruh h atau setemp setempat at pada pada perker perkerasa asan n jalan jalan akib akibat at mere meresa sapn pnya ya air air pada pada bada badan n jala jalan n dan dan meng mengga gang nggu gu keny kenyam aman anan an berkendaraan. b. Berkembang menjadi besar yang diikuti oleh pelepasan butir pada tepi retak. Perbaikan dapat dilakukan dengan mengisi celah dengan campuran aspal cair dan pasir.

e) Retak Sambungan Jalan (lane joint crack)

Sesuai dengan namanya retak ini terjadi pada sambungan dua jalur lalu lintas dan berbe berbentu ntuk k retak retak memanj memanjang ang (longitudinal Retak k ini ini dapa dapatt terd terdir irii atas atas longitudinal cracks). Reta beberapa celah yang saling sejajar. Kemungkinan penyebabnya adalah ikatan sambungan kedua jalur yang kurang baik. Akibat lanjutan: a. Keru Kerusa saka kan n meny menyel elur uruh uh atau atau sete setemp mpat at pada pada perk perkera erasa san n jala jalan n dan dan akan akan mengganggu kenyamanan berkendaraan. b. Lepasnya butir pada tepi retak dan bertambah lebar. Perbaikan dapat dilakukan dengan memasukkan campuran aspal cair dan pasir ke dalam celah-celah yang terjadi.

Gambar 4. Retak Sambungan Jalan








terdiri terdiri atas beberapa celah yang saling saling sejajar dan akan meresapkan air pada lapisan perkerasan. Kemungkinan penyebab: 1. Ikatan sambungan yang kurang baik. 2. Perbedaan kekuatan/ daya dukung perkerasan pada jalan pelebaran dengan jalan lama. Akibat lanjutan: a. Menimbulka Menimbulkan n kerusakan kerusakan menyeluruh menyeluruh atau setempat setempat pada perkerasan jalan dan akan mengganggu kenyamanan berkendaraan. b. Lepasnya butir pada tepi retak sehingga kerusakan akan bertambah parah. Perbaikan dilakukan dengan mengisi celah-celah dengan campuran aspal cair dan pasir.

Gambar 5. Retak Sambungan Pelebaran Jalan

g) Retak Refleksi (reflection crack)

Kerusakan ini terjadi pada lapisan tambahan ( overlay ), dapat berbentuk memanjang (longitudinal diagon onal al (diagonal melint ntan ang g (transverse cracks ), longitudinal cracks), diag diagonal cracks cracks), meli atau ataupu pun n kota kotak k (blocks yang meng mengga gamb mbark arkan an pola pola reta retaka kan n perk perker eras asan an blocks cracks cracks) yang dibawahnya. Retak ini dapat terjadi bila retak pada perkerasan lama tidak diperbaiki secara benar sebelum pekerjaan pelapisan ulang ( overlay ) dilakukan. Kemungkinan penyebab: 1. Perger Pergeraka akan n vertik vertikal/ al/ horizo horizonta ntall di bawah bawah lapis lapis tambah tambahan an (lapis (lapisan an overla overlay) y) sebagai akibat perubahan kadar air pada tanah dasar yang ekspansif . 2. Perbed Perbedaan aan penuru penurunan nan ( settlement ) dari dari timbun timbunan/ an/ pemoto pemotonga ngan n badan badan jalan jalan










a. Keru Kerusa saka kan n meny menyel elur uruh uh atau atau sete setemp mpat at pada pada perk perkera erasa san n jala jalan n dan dan akan akan mengganggu kenyamanan berkendaraan. b. Lepasnya butir pada tepi retak sehingga kerusakan akan bertambah parah. Untuk retak memanjang, melintang dan diagonal perbaikan dapat dilakukan dengan mengisi celah-celah dengan campuran aspal cair dan pasir. Untuk retak berbentuk kotak, perbaikan dilakukan dengan membongkar dan melapis kembali dengan bahan yang sesuai.

Gambar 6. Jalan Retak Refleksi

h) Retak Susut (shrinkage crack)

Retak yang terjadi tersebut saling bersambung bersambungan an membentuk membentuk kotak besar dengan sudut tajam atau dapat dikatakan suatu interconnected cracks yang membentuk suatu seri blocks cracks . Umumnya penyebaran retak ini menyeluruh pada perkerasan jalan. Kemungkinan penyebab: 1. Perubahan volume perkerasan yang mengandung terlalu banyak aspal dengan penetrasi rendah. 2. Perubahan volume pada lapisan pondasi dan tanah dasar. Akibat lanjutan: a. Retak ini akan menyebabkan meresapnya air pada badan jalan sehingga akan








Gambar 7. Jalan Retak Susut

i) Retak Selip (slippage crack)

Kerusakan ini sering disebut dengan parabolic cracks, shear cracks, atau crescent shaped cracks . Bentuk retak lengkung menyerupai bulan sabit atau berbentuk seperti jejak mobil disertai dengan beberapa retak. Kadang-kadang terjadi bersama dengan terbentuknya sungkur ( shoving ). ). Kemungkinan penyebab: 1. Ikat Ikatan an antar antar lapi lapisa san n aspa aspall deng dengan an lapi lapisa san n diba dibawa wahn hnya ya tida tidak k baik baik yang yang disebabkan kurangnya aspal/ permukaan berdebu 2. Pengunaan agregat halus terlalu banyak. 3. Lapis permukaan kurang padat/ kurang tebal 4. Penghamparan pada temperature aspal rendah atau tertarik roda penggerak oleh mesin penghampar aspal/ mesin lainnya. Akibat lanjutan: a. Keru Kerusa saka kan n sete setemp mpat at atau atau meny menyel elur uruh uh pada pada perk perkera erasa san n jala jalan n dan dan akan akan mengganggu kenyamanan berkendaraan. b. Lepasnya butir pada tepi retak sehingga timbul lubang ( potholes ). Perb Perbai aik kan

dap dapat

dila dilak kukan ukan

den dengan gan

membo embong ngka karr

bagia agian n

yang ang

rus rusak

dan








Gambar 8. Jalan Retak Selip

2. DISTORSI (DISTORTION)

Jenis kerusakan lentur atau flexible berupa distorsi dapat terjadi atas lemahnya tanah tanah dasar, dasar, pemada pemadatan tan yang yang kurang kurang pada pada lapis lapis pondas pondasii sehing sehingga ga terjad terjadii tambah tambahan an pemadatan pemadatan akibat beban beban lalu lintas. lintas. Untuk kerusakan kerusakan jalan yang yang satu ini dibagi dibagi atas beberapa jenis diantaranya: a) Alur (ruts)

Terjad Terjadii pada pada lintas lintasan an roda roda sejajar sejajar dengan dengan as jalan, jalan, dapat dapat merupa merupakan kan tempat tempat mengge menggenan nangny gnyaa air hujan hujan yang yang jatuh jatuh di atas permuk permukaan aan jalan, jalan, mengur mengurang angii tingka tingkatt kenyamanan dan akhirnya timbul retak-retak. Kemung Kemungkin kinan an diseba disebabka bkan n oleh oleh lapis lapis perker perkerasa asan n yang yang kurang kurang padat, padat, dengan dengan demikian terjadi penambahan pemadatan akibat repetisi beban lalu lintas pada lintasan roda. Campuran aspal stabilitas rendah dapat pula menimbulkan deformasi plastis. Perbaikan dapat dilakukan dengan memberi lapisan tambahan yang sesuai.

Gambar 9. Jalan Rusak Alur

b) Keriting (corrugation) (corrugation) Kemungkinan penyebab:








Gambar 10. Jalan Rusak Keriting

c) Sungkur (shoving)

Deforma Deformasi si plasti plastiss yang yang terjadi terjadi setemp setempat at di tempat tempat kendar kendaraan aan sering sering berhen berhenti, ti, kelandaian curam, dan tikungan tajam. Kerusakan dapat terjadi dengan atau tanpa retak. Penyebab kerusakan sama dengan keriting. Perbaikan dilakukan dengan dibongkar dan dilakukan pelapisan kembali.

Gambar 11. Jalan Rusak sungkur

d) Amblas (grade depression)








Gambar 12. Jalan Amblas

e) Jembul (upheaval)

Jenis kerusakan Jembul terjadi setempat dengan atau tanpa retak. Hal ini terjadi akibat adanya pengembangan tanah dasar ekspansip. Perbaikan dilakuan dengan membongkar bagian yang rusak dan melapisinya kembali.

3. CACAT PERMUKAAN (DISINTEGRATION)

Jenis Jenis kerus kerusaka akan n yang yang satu satu ini mengar mengarah ah pada pada kerusa kerusakan kan secara secara kimiawi kimiawi & mekanis dari lapisan permukaan, yang termasuk cacat permukaan adalah sebagai berikut: a) Lu Luba bang ng (pot (potho hole les) s) Kerusakan jalan berbentuk lubang (potholes) memiliki ukuran yang bervaria si dari kecil sampai sampai besar. Lubang-luban Lubang-lubang g ini menampung menampung dan meresapkan meresapkan air sampai sampai ke dalam lapis permukaan yang dapat menyebabkan semakin parahnya kerusakan jalan. Proses pembentukan lubang dapat terjadi akibat : 1.Campuran lapis permukaan permukaan yang buruk seperti : Kadar aspal rendah, sehingga film aspal tipis dan mudah lepas. • Agregat kotor sehingga ikatan antar aspal dan agregat tidak baik. •










Gambar 13. Rusak jalan berbentuk lubang

a) Pelep Pelepasa asan n butir butir (ravel (raveling ing)) Dapat terjadi secara meluas dan mempunyai efek serta disebabkan oleh hal yang sama dengan lubang Dapat diperbaiki dengan meberikan lapisan tambahan di atas lapisan yang mengalami pelepasan butir setelah lapisan tersebut dibersihkan dan dikeringkan








Gambar 15. Pengelupasan lapisan permukaan

4. PENGAUSAN (POLISHED AGGREGATE)

Pengau Pengausan san terjad terjadii karena karena agrega agregatt berasa berasall dari dari materi material al yang yang tidak tidak tahan tahan aus terhadap roda kendaraan / agregat yang digunakan berbentuk bulat dan licin. Dapat diatasi dengan latasir, buras, latasbum.

Gambar 16. Pengausan permukaan perkerasan

5. KEGEMUKAN (BLEEDING / FLUSHING)

Pada temperature tinggi, aspal menjadi lunak, dan akan terjadi jejak roda, dapat disebabkan disebabkan pemakaian pemakaian kadar aspal yang tinggi pada campuran campuran aspal, aspal, pemakaian pemakaian terlalu banyak aspal pada pengerjaan prime coat / teak coat.








Gambar 18. Penurunan pada bekas penanaman utilitas








DAFTAR PUSTAKA

elearning.gunadarma.ac.id ,Universitas ,Universitas Gunadarma,7 Juli 2011 www.slideshare.net,, Rachmat Agus, 6 Juli 2011 www.slideshare.net http://sanggapramana.wordpress.com/2010/08/24/kerusakan-jalan-aspal/, Sangga Pramana, 7 Juli 2011 repository.usu.ac.id, Universitas Sumatera Utara, 7 Juli 2011 www.lontar.ui.ac.id, www.lontar.ui.ac.id, Universitas Inndonesia, 9 Juli 2011 http://www.scribd.com/doc/30079129/Kerusakan-Jalan-oleh-Air, Adilimz, 9 Juli http://www.scribd.com/doc/30079129/Kerusakan-Jalan-oleh-Air, 2011 http://www.scribd.com/doc/49528869/CONTOH-KERUSAKAN-JALAN, Eka Wijaya, 9 http://www.scribd.com/doc/49528869/CONTOH-KERUSAKAN-JALAN, Juli 2011 http://www.scribd.com/doc/49528558/Pemeliharaan-Kerusakan-Jalan, Eka Wijaya, http://www.scribd.com/doc/49528558/Pemeliharaan-Kerusakan-Jalan, 9 Juli 2011

Kerusakan pada perkerasan aspal, UniversitasGunadarma

Recommend Documents