GIGI TIRUAN CEKAT Oleh : Drg. Sri Handajani SpPros
GIGI TIRUAN CEKAT •
•
DEFINISI GTC Gigi Tiruan Cekat (GTC) adalah : suatu restorasi gigi di dalam mulut yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang yang tidak dapat dilepas dengan mudah, baik oleh pasien atau dokter giginya. Restorasi ini dilekatkan/dipasang secara permanen pada gigi asli atau akar-akar gigi asli yang merupakan pendukung utama dari restorasi tersebut. EFEK KEHILANGAN GIGI Apabila gigi dicabut dan tidak segera diganti, dapat membawa berbagai macam akibat seperti contoh di bawah ini, misalnya seteiah pencabutan gigi Molar pertama kanan bawah
1.Gigi M2 condong ke mesial 2. Gigi antagonis (M1 atas) ekstrusi ke arah edentulous 3. Premolar kedua sering condong ke distal 4. Dapat terjadi kantong gusi (pocketing) pada sisi edentulous 5. Titik kontak antara P1 dan P2 dapat hilang 6. Dapat terjadi karies karena akumulasi plak pada gigi,di tempat titik kontak yang hilang 7. Gangguan estetika terjadi apabila gigi depan terlibat 8. Gangguan fonetik (bicara) terjadi pada kehilangan gigi depan 9. Kelainan persendian mandibula.
TUJUAN PEMBUATAN GTC 1. Memperbaiki fungsi pengunyahan.
2. Mencegah terjadinya occlusa disharmony . 3. Mencegah terjadinya migrasi gigi. gigi. 4. Mencegah kerusakan lebih lanjut. 5. Memperbaiki estetik untuk manfaat psikologik. 6. Memulihkan fungsi fonetik. 7. Memelihara dan mempertahankan gusi dan gusi dan jaringan periodontium.
•
KEUNTUNGAN GTC Keuntungan GTC dibanding dengan GTSL ( Gigi Tiruan Sebagian lepasan) adalah: 1. Karena dilekatkan pada gigi asli, maka tidak mudah terlepas atau tertelan. 2. Dirasakan sebagai gigi sendiri oleh pasien, tanpa adanya frame/plat. 3. Tidak mempunyai clasp yang dapat menyebabkan keausan pada enamel gigi. 4. Dapat mempunyai efek splint (efek belat) yang melindungi gigi terhadap stress. 5. Mendistribusikan stress (tegangan) fungsi ke seluruh gigi, sehingga menguntungkan jaringan pendukungnya.
KOMPONEN-KOMPONEN GTC Keterangan gambar :
1.
Gigi Abutment/penyangga /pegangan : Gigi asli atau akar yang telah dipreparasi untuk penempatan retainer dan yang mendukung bridge tersebut . Retainer
•
Bagian dari GTC yang dilekatkan pada gigi abutment. •
Pontik/Dummy
Bagian dari GTC yang menggantikan gigi asli yang hilang dan memperbaiki fungsinya. •
Connector/Joint
Bagian dari GTC yang menghubungkan retainer dan pontik. •
Unit
Setiap bagian GTC yang meliputi Retainer atau Pontik.
MACAM-MACAM GTC 1. Fixed-Fixed Bridge :
–
Bridge yang connectornya bersifat rigid / kaku.
–
Bisa digunakan pada gigi anterior/posterior
–
Connector dikerjakan dengan pematrian / soldering atau one piece casting.
2. Fixed Movable Bridge :
• • •
Bridge yang connectornya yang satu rigid dan yang satunya non rigid/movable (bisa bergerak). Sifat-sifat individu gigi secara alami mempunyai individual movement. Movable berfungsi untuk meredam tekanan (stress breaker).
3. Spring Bridge :
Bridge yang mempunyai pontik jauh dari retainer dan dihubungkan dengan palatal bar. Indikasi : pada kasus di mana gigi anterior terdapat diastema (kasus yang mengutamakan estetis).
4. Cantilever Bridge : – Satu ujung bridge melekat secara rigid/kaku pada retainer sedang ujung yang lain bebas/menggantung. – Biasanya dibuat pada pasien yang menghendaki sedikit jaringan gigi asli yang dikurangi tetapi tetap tidak lepas dari kriteria retensi dan stabilisasi.
5. Compound Bridge : Kombinasi dari 2 tipe bridge.
6. Complex Bridge : Jembatan bilateral meliputi dua sisi rahang yang menggantikan sejunlah gigi dengan kegiatan fungsi yang berbeda.
GIGI ABUTMENT •
Syarat-syarat gigi abutment : - Mempunyai mahkota klinik tinggi. Urutannya : RA : 6 7 4 5 3 1 2 RB : 6 7 5 4 3 2 1+- Jumlah dan panjang akar Urutannya : RA : 6 3 7 4 5 1 2 RB : 6 3 7 5 4 2 1 - Gigi yang vital lebih baik/kuat daripada yang non vital - Dentin tebal - Porosnya tegak - Kondisi membrana periodontal harus sehat Gigi abutment harus dipersiapkan supaya betul-betul dapat memberi dukungan yang kuat pada GTC.
•
Untuk menentukan banyaknya gigi abutment sebaiknya disesuaikan dengan Hukum Ante.
•
Hukum Ante : “Seluruh luas ligamen perodonsium gigi harus paling sedikit sama, atau melebihi seluruh luas ligamen periodonsium gigi yang diganti ” .
RETAINER TIPE-TIPE RETAINER : 1. Tipe dalam dentin (intra coronal) Preparasi dan badan retainer sebagian besar ada di dalam dentin atau di dalam badan mahkota gigi. Misalnya : tumpatan tuang MOD (Mesio Okluso Distal) atau MO (Mesio Oklusal).
2. Tipe luar dentin (extra coronal) Preparasi dan bidang retensi sebagian besar ada di luar badan mahkota gigi. Misalnya : mahkota penuh tuangan (full cast crown), mahkota 3/4 (3/4 crown)
3. Tipe dalam akar Preparasi dan bidang retensi sebagian besar ada di dalam saluran akar. Misalnya : mahkota Richmond, mahkota pasak inti (pinledge).
FAKTOR PENGARUH PADA RETENSI RETAINER Pemilihan retainer tergantung dari faktor-faktor : 1. Panjang rentang GTC - Makin panjang rentang, makin besar stress yang diterina GTC, diperlukan retainer kuat dan lebih banyak 2. Tipe GTC - GTC tipe fixed-fixed bridge memerlukan retensi yang kuat - Sedapat mungkin digunakan full cast crown karena retensinya seluruh bidang aksial 3. Kekuatan gigitan - Beban kunyah yang ditimbulkan oleh tekanan gigitan dipengaruhi oleh umur, kelamin dan kekuatan otot kunyah - Makin besar kekuatan gigitan, retensi dari retainer harus kuat 4. Gigi yang diganti - Untuk gigi anterior bawah, retainernya tidak harus sekuat apabila yang hilang gigi molar 5. Tipe oklusi - Corak penggesekan mempengaruhi pemilihan retainer, misalnya bila tampak ada faset-faset yang agak menyolok, ini menandakan adanya suatu gigitan yang kuat - Gigi lawan (antagonis) gigi yang hilang, yang sudah tampak ekstrusi (tumbuh berlebihan), sebaiknya digerinda dulu dengan maksud membuat bidang gesekan gigi yang lebih teratur 6. Kebiasaan pasien - Kebiasaan buruk pasien, misalnya pasien sering gigit-gigit pensil dan bruxism (kerot jawa) sehingga perlu bahan retainer kuat agar tidak mudah abrasi
BESARNYA RETENSI RETAINER TERGANTUNG DARI : 1. Gigi yang terlibat Mahkota gigi yang besar--- retensi besar. 2. Luas permukaan retainer Permukaan dinding aksial yang luas retensi luas. Mahkota klinik rendah retensi rendah. Retensi paling besar bentuk full cast crown 3. Derajad kesejajaran antara berbagai aspek preparasi Derajad pengerucutan (konvergensi) bidang aksial (searah poros akar gigi) sangat berpengaruh pada retensi yang akan dicapai. Pengerucutan bidang aksial sebaiknya 5 derajad. 4. Ketegaran retainer Ketegaran bahan yang dipakai ikut menentukan keberhasilan GTC 5. Media semen yang digunakan 6. Bahan retainer Akrilik tidak baik karena mudah fleksi, mudah menyerap air, mudah mengikat plak, sehingga menghasilkan suasana yang kurang bersih di dalam mulut. Biasanya dipakai emas tipe III (keras), tipe IV (terkeras), Nikel kromium, Krom kobalt.
PONTIK PERSYARATAN PONTIK Dapat menahan daya kunyah atau daya gigit. 1. Ini berarti suatu pontik harus kaku (rigid) dan tidak boleh membengkok atau patah akibat tekanan daya kunyah. Suatu pontik harus memiliki kekerasan permukaan yang cukup untuk menahan kikisan (atrisi) gigi lawan.
2. Mempunyai estetika yang baik. Pontik anterior, terutama bagian bukal dan labial, harus mempunyai bentuk dan ukuran anatomis seperti gigi asli yang digantinya. Warna dari bagian luar pontik (facing) harus sama dengan warna gigi asli lainnya. 3. Tidak menyebabkan iritasi pada gusi. Syarat ini berhubungan erat dengan bahan yang dipakai untuk membuat pontik, bentuk pontik dan posisi pontik terhadap gusi. 4.
Mudah dibersihkan. Oral hygiene yang tidak diperhatikan merupakan sebab utama dari peradangan gusi dan gangguan-gangguan periodontal. Oleh karena itu pontik harus dibuat sedemikian rupa sehingga sisa sisa makanan tidak mudah berkumpul membusuk. Desain pontik harus mudah dibersihkan dengan sikat gigi/dental floss.
5.
Beban berlebihan Desain pontik tidak boleh menyebabkan beban yang berlebihan pada gigi abutment. Hal diatas dapat terjadi, kalau permukaan oklusalnya terlampau lebar. Untuk mengurangi beban tersebut, lebar buko-lingualnya dikurangi.
JENIS/ TIPE PONTIK JENIS PONTIK : 1. True pontic 2. Intercangeable Facing 3. Sanitary Pontic 4. Pin Facing 5. Modified Pin Facing 6. Reverse Pin Facing 7. Harmony Facing 8. Porcelain Fused to Metal Facing TIPE PONTIK NENURUT RETENSINYA TERHADAP FACING 1. Rail 2. Pin 3. Core post 4. Bonding (Bonded pontic) 5. Mechanical locking
BENTUK/DESAIN PONTIK 1. Saddle pontic - Adalah pontik yang paling
dapat menjamin estetika karena seluruh bentuk pontik menggantikan seluruh bentuk gigi yang hilang. - Sering menyebabkan inflamasi jaringan lunak di bawah pontik, karena pontik ini menutup seluruh edentulous ridge. - Hal di atas menyebabkan sisa makanan tidak bisa keluar sehingga kebersihan kurang - Desain menyerupai gigi asli karena dapat mengganti seluruh gigi yang hilang tanpa merubah bentuk anatominya sehingga bentuk bagus
2. Ridge Lap pontic - Tidak menempel edentulous pada permukaan lingual, palatinal - Yang menempel adalah permukaan buccal, labial - Mencegah impaksi dan akumulasi makanan tapi tidak mengabaikan faktor estetika, untuk gigi anterior
3. Hygienic pontic - Sama sekali tidak menempel pada edentulous ridge (mengantung) sehingga self cleansing terjamin - Untuk gigi Molar bawah, karena letaknya yang dibelakang sehingga kalau pontik menggantung tidak terlihat - Kenapa dipakai dibawah: a. Makanan bebas keluar masuk b. Supaya tidak inflamasi c. Menumpuknya sisa makanan di bawah - karena pengaruh grafitasi d. Untuk Premolar estetis masih terlihat sehingga tidak digunakan bentuk ini.
4. Conical pontic/Spheroid pontic - Hampir sama dengan Hygienic pontic dan Ridge Lap pontic - Mempunyai bentuk konus pada daerah yang menempel pada jaringan lunak - Mempunyai kecenderungan untuk terjadi akumulasi sisa makanan
CONNECTOR / JOINT - Ada 2 yaitu rigid dan semirigid - Bisa disolder/dengan casting (one piece casting)
PERSYARATAN GTC Suatu GTC harus memenuhi : 1. Persyaratan Mekanis Gigi-gigi penyangga harus mempunyai sumbu panjang yang sejajar atau hampir sejajar satu sama lain, atau sedemikian rupa sehingga dapat dibuat sejajar tanpa membahayakan vitalitas pulpa. Gigi panyangga harus mempunyai bentuk dan ukuran yang sedemikian rupa sehingga dapat dipreparasi dengan baik untuk memberi pegangan (retensi) yang baik bagi retainer. Suatu pontik harus mempunyai bentuk mendekati bentuk anatomi gigi asli yang diganti dan harus sedemikian kuatnya sehingga dapat menahan/ memikul daya kunyah tanpa patah atau bengkok. 2. Persyaratan Fisiologis GTC tidak boleh mengganggu kesehatan gigi-gigi penyangga dan jaringanpendukung lainnya. Preparasi gigi vital tidak boleh membahayakan vitalitas pulpanya. Suatu retainer atau pontik tidak boleh mengiritasi jaringan lunak (gusi,lidah, pipi, bibir). 3. Persyaratan Hygiene Pada GTC tidak boleh terdapat bagian-bagian yang dapat menyangkut dan menimbulkan sisa-sisa makanan. Diantara pontik-pontik atau pontik dan retainer, harus ada sela-sela (embrasures) yang cukup besar sehingga dapat dibersihkan dengan mudah oleh ludah atau lidah (self cleansing effect). Diantara pontik dan gusi harus dapat dilalui seutas benang untuk membersihkan kedua permukaan itu. Semua permukaan GTC (kecuali permukaan-permukaan dalam retainer) harus dipoles sampai mengkilat, karena kotoran-kotoran tidak mudah melekat pada permukaan yang licin. 4. Persyaratan Estetik Tiap GTC terutama yang mengganti gigi-gigi depan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai gigi asli. Akan tetapi usaha untuk mencapai tingkat keaslian ini tidak boleh mengorbankan kekuatan dan kebersihan GTC tersebut. Penampilan permukaan logam (emas) yang tidak perlu, sebaiknya dicegah. Pontik harus memiliki kedudukan, bentuk dan warna yang sesuai dengan keadaan sekitarnya dan memiliki ciri-ciri permukaan (surface details) yang sepadan (matching) dengan gigi-gigi tetangganya. 5. Persyaratan Fonetik Suara (voice) dan bicara (speech) dalam pembuatan GTC tidak banyak dipersoalkan.
PRINSIP-PRINSIP PREPARASI GIGI PEGANGAN Untuk dapat memahami dan mengerjakan preparasi pada gigi pegangan / pilar/ abutment dengan benar, perlu kiranya pemahaman terlebih dahulu mengenai beberapa macam finish line ( garis akhir preparasi yang terletak di daerah cemento enamel junction ). Didalam preparasi GTC dikenal adanya 4 macam finish line :
1. Shoulderless / knife edge / tanpa pundak Bentuk ini biasanya dibuat pada gigi-gigi pegangan yang tipis atau pada GTC dengan retainer terbuat dari bahan yang mempunyai kekuatan tepi cukup kuat. Biasanya pada preparasi mahkota 3/4, mahkota penuh, mahkota berjendela dengan retainer terbuat dari bahan logam campur.
2. Shoulder / berpundak Bentuk ini kurang baik untuk mahkota penuh dengan bahan logam sebagai retainer-nya (full cast crown), karena disini ada kesukaran di dalam mewujudkan pertemuan yang akurat antara tepi retainer dengan tepi pundak gigi pegangan untuk mengatasi keadaan biasanya pada pundak tersebut dibuat bevel. Preparasi macam ini dibuat pada gigi pegangan dengan retainer tanpa kekuatan tepi, sehingga pada tepi retainer tersebut mempunyai ketebalan (contoh pada resin akrilik mahkota jaket).
3. Chamfer finish line Bentuk ini akan menyebabkan kekuatan yang diterima oleh gigi pilar menjadi berkurang, sehingga mencegah terjadinya kerusakan semen sebagai bahan perekat yang ada diantara retainer dengan gigi pilar. Biasanya untuk retainer jenis mahkota penuh (full veneer cast crown).
4. Partial shoulder / berpundak sebagian Bentuk ini mempunyai pundak pada bagian bukal atau labial, kemudian akan menyempit pada daerah proksimal dan akhirnya hilang lama sekali pada daerah palatinal / lingual. Maksud bentuk ini untuk memberi ketebalan pada bagian bukal / labial yang akan ditempati oleh resin akrilik / porselain sebagai facing. Kasus yang sering terjadi yaitu pada gigi premolar 1 & 2 atas / bawah dengan retainer full metal crown with porcelain / acrylic resin veneer.
PRINSIP BIO MEKANIK PREPARASI ADA TIGA PRINSIP: • Menjaga keawetan struktur (bangunan) gigi • Retensi (penahanan) dan resistensi (perlawanan) • Keawetan struktur restorasi Kadang-kadang perlu dikompromikan suatu pengorbanan demi kepentingan yang lain. Artinya: kalau membuat GTC perlu pengorbanan gigi tetangganya yang masih baik dan sehat untuk dipreparasi demi untuk mendapatkan retensi, dan ketebalan logarn/porselen.
MENJAGA KEAWETAN STRUKTUR GIGI Preparasi gigi sehat yang terlampau mengerucut atau terlalu banyak penguranga jaringan gigi yang sehat dapat terjadi: Hipersensitif Radang Pulpa Nekrotis Pulpa Gigi Untuk mengurangi terjadinya hal tersebut, diperlukan data ketebalan Email dan Dentin seperti di bawah ini: Atas Tebal Email (mm) Tebal Dentin (mm) II 0,9 3,4 12 0,9 3,3 C 1,1 4,4 P1 1,5 3,0 P21,5 3,3 MI 1,6 3,9 M2 1,6 3,9 Atas Tebal Email (mm) Tebal Dentin (mm) 110,93,7121,03,6O1,23,0PI1,33,0P21,43,4Mi1,63,6Ms1,63,6
Dan dapat dibantu dengan sinar x untuk melihat bagian mesial atau distal gigi yang dipreparasi. Misalnya pada preparasi paduan logam porselin diperlukan pengurangan setebal 1,52 mm, kadangkadang pengurangan bisa terjadi lebih banyak, dan hal ini bisa menyebabkan terjadi hipersensitif, radang pulpa, dan nekrois pulpa. Pengurangan jaringan yang sehat tidak boleh sampai mengakibatkan lemahnya hasil preparasi.
RETENSI DAN RESISTENSI
Bila retainer tidak kukuh pada abutmen maka tidak akan dapat memenuhi persvaratan fungsi dan biologik. harus dapat bertahan terhadap daya geser selama berfungsi. Daya geser yang kuat dapat dilihat dari keausan permukaan gigi atau besarnya otot pengunyah (otot maseter) RETENSI Ada empat faktor yang berpengaruh pada retensi: Derajat Pengerucutan – Luas keseluruhan permukaan lapisan semen – Daya geser pada semen – Kekasaran permukaan gigi –
1. Derajat Pengerucutan: Bidang aksial (yang paling sejajar akan menghasilkan retensi yang paling besar) Tetapi dapat menyebabkan kesulitan pada pemasangan GTC (retainer), di mana adonan semen, tidak mudah lolos/mengalir keluar dari tepi retainer. Hal ini dapat menyebabkan GTC tidak dapat duduk sempurna pada atbumen gigi. Pengerucutan dinding preparasi aksial sebesar 5-6 derajat dipandang optimal.
2. Luas Permukaan Lapisan Semen Makin luas bidang preparasi, makin luas tempat ikatan semen, maka makin besar retensinya. 3. Daya Geser Pada Semen Untuk mengurangi bagian lapisan semen yang terkena daya geser, maka diusahakan supaya hanya terdapat satu arah pasang saja. Preparasi dinding yang terlalu konus menyebabkan banyak arah pasang GTC. Karena itu galur dapat dibuat untuk memperkecil jumlah arah pasang sampai satu saja.
Mahkota penuh (full cast crown) mempunyai dinding tegak yang paling banyak, sehingga retensinya besar 4. Kekasaran permukaan gigi Perekatan semen pada dinding preparasi diperbesar oleh adanya tonjolantonjolan semen yang masuk ke dalam lekuk kekasaran dentin, karena zinc oxyphosphate cement tidak bersifat adhesif jadi perekatannya secara mekanik.
•
RESISTENSI Resistensi mencegah pergesaran yamg disebabkan oleh kekuatan yang arahnya ke pucuk akar, serong atau horizontal. Bila lapisan semen rusak karena persgeseran atau daya ungkit pada retainer, akan terjadi peresapan cairan mulut ke dalam semen, sehingga semen jadi hancur /larut dan akan terjadi caries gigi atbumen akhirnya GTC bisa lepas.
•
DAYA UNGKIT Beban kunyah yang besar dan searah dengan poros gigi dapat melontarkan beban geser dan rentang. Bila beban jatuh di luar gigi yang dipreparasi (gigi atbumen) dapat menimbulkan daya ungkit.
•
•
•
PANJANG PREPARASI Makin panjang preparasi makin kuat retensinya sebaliknya, retensi yang pendek kurang retensinya. Untuk mengatasi hal ini dapat dibuat galur/kanal aksial. LEBAR GIGI Makin lebar gigi, makin leas bidang preparasinya / semennya, jadi makin kuat resistensinya. Gigi yang lebar tapi pendek mahkota klnisnya resistensinya relatif kecil tapi dapat diatasi dengan galur/ kanal. ARAH PASANG/INSENTIC Sebelum melakukan preparasi, perlu ditentukan dulu arah pasang GTC-nya. Arah pasang harus dipilih yang sedikit pengurang jaringan gigi. Untuk mahkota penuh atau sebagian (partial veneer crown) biasanya sama dengan arah poros gigi. Untuk gigi depan bila arah pasangnya mengikuti poros gigi, akan menyebabkan terlalu banyak logam yang tampak pada inisial. Karena itu sebaiknya arah pasang disesuaikan dengan permukaan labial 2/3 bagian insisal.
KEAWETAN STRUKTUR RESTORASI Ada tiga cara reduksi / pengurangan yang berpengaruh pada keawetan struktur restorasi 1. Reduksi oklusal 2. Reduksi bidang aksial 3. Persediaan untuk penopangan Pengurangan jaringan oklusal hams cukup untuk mendapatkan ketebalan retainer (logam), sehingga tahan terhadap beban kunyah. Sebagai contoh untuk logam emas diperlukan ketebalan 1,5 mm pada tonjol funsi sedang tonjol non fungsi cukup 1,0 mm. Pada gigi yang ekstrusi memerlukan pengurangan lebih banyak. Perlu diingat pengurangan oklusal harus disesuaikan dengan kemiringan bentuk morfologi gigi.
Sudut preparasi dibulatkan untuk mengurangi ketegangan logam. Reduksi bidang aksial yang cukup untuk ketahanan retainer. Bila pengambilan kurang banyak, dinding retainer jadi tipis, sehingga dapat berubah bentuk karena beban daya kunyah. Ikatan semen akan hancur dan akibatnya terjadi karies gigi bahkan retainer dapat lepas.
TEKNIK PENCETAKAN GTC Pencetakan gigi yang telah dipersiapkan dimaksudkan untuk dapat menduplikasi dri keadaan geligi di dalam mulut pasien. Pencetakan diperlukan : - sendok cetak - bahan cetak - bahan pengisi Hasil pencetakan : - cetakan negatif - reproduksi positif (model kerja) Model kerja dipasang pada artikulator, yaitu alat yang dapat menirukan pergerakan rahang di luar rongga mulut dan sebaiknva menggunakan artikulator perseorangan (artikulator dentatus ARL).
PERSIAPAN PENCETAKAN Di check dulu keadaan geligi dan jaringan lunak sekitarnya; sehat, bebas dari radang, tepi preparasi harus rapi, dan garis batas gusi preparasi harus tampak jelas. Pertama-tama celah gusi gigi abutmen perlu dibuka dengan: benang retraksi (retraction cord) yang direndam dalam bahan kimia. Benang secara fisik menekan gusi ke samping, sedangkan bahan kimia mengontrol jangan sampai ada cairan dalam celah gusi yang bearasal dari dinding celah gusi dan untuk pengerutan gingiva. Bahan kimia terdiri dari : - Epineprin 8% - Alum (alumunium potassium sulfat) - Adrenalin Bahan kimia ini dapat menimbulkan kenaikan tekan darah pada celah gusi yang rusak dan dapat menyebabkan reaksi alergi.
CARA RETRAKSI GUSI
1. Daerah operasi dikeringkan dengan pengisap ludah dan diisolasi dengan gulungan kapas atau kasa. 2. Benang dipotong kurang lebih 5 cm dan dipilih dan dibengkokkan seperti huruf “U” dan ditempatkan melingkari gigi abutmen.Kemudian benang ditekan ke dalam celah gusi dengan alat tumpat plastik (plastik filling instrument). 3. Penekanan dari mesio-proksimal terus ke lingual akhirnya ke distal, kemudianke bukal dan sampai ke mesio-proksimal kembali. 4. Pemotongan kelebihan benang, bila masih masih tersisa sedikit yang dapat ditekan di atas ujung yang lain. 5. Benang direndam bahan kimia selama 2 menit. Pengambilan benang ditunggu sekitar 5 -15 menit.
PENYEMENAN •
Semen Untuk GTC: Sifat-sifat yang ideal semen GTC adalah: 1. Adisi yang baik: a. untuk preparasi abutmen, permukaan yang terdiri dari email, dentin, sementum atau amalgam. b. untuk bahan kostruksi retainer GTC, dapat berupa emas, porselin, akrilik atau kombinasinya. 2. Kekuatan yang memadai untuk melawan kekuatan pengunyahan 3. Ketebalan film tipis supaya casting dapat didudukkan dengan tepat, semakin tipis maka semakin besar retensinya. 4. Pelarutannva rendah 5. Sifat toxisnya rendah 6. Sifat-sifat kerja yang memuaskan, termasuk mudah mengalir dengan baik dan pengerasannya lambat sehingga cukup waktu untuk mendudukkan casting.
•
Penyemenan GTC Sebelum GTC disemen secara permanen perlu diperhatikan : - Sudah dipolis yang sebaik-baiknya supaya ada self cleansing agar makanan tidak mudah melekat. - Sebaiknya telah dilakukan penyemenan sementara untuk beberapa hari (7-10 hari)
Persiapan-persiapan Pada Gigi Gigi harus dibersihkan dengan semprotan air dan dikeringkan pelan-pelan dengan semprotan udara panas, tetapi jangan terlalu panas karena dapat merusak pulpa. Pembersihan dan pengeringan hams pada saat-saat terakhir untuk menghindari kontaminasi pada permukaan oleh ludah atau exudate gingival. Permukaan dentin dapat diolesi varnish untuk mengurangi pengaruh iritasi semen, tetapi masih merupakan tanda tanya pengaruh penurunan retensi. •Pengadukan
dan Aplikasi Semen Pengadukan semen hams sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat semen. Pada zinc phospate cement, pengadukan pelan-pelan dengan cara menambah serbuk sedikit demi sedikit pada glass -plat yang dingin, area cukup luas, akan menurunkan setting - time. Hal ini juga membuat Ph lebih tinggi sedikit sebelum semen diaplikasikan pada gigi. Bagian-bagian yang diberi semen pada permukaan gigi preparasi maupun bagian dalam GTC-nya yang akan menempel pada preparasi gigi. Kegagalan Gigi Tiruan Cekat ( GTC) Sebab-sebab kegagalan GTC 1. Kegagalan penyemenan 2. GTC patah secara mekanikal 3. Iritasi atau resesi gingiva 4. Periodontal breakdown 5. Karies 6. Nekrosis pulpa
Perawatan Dari Kegagalan GTC - Perlunya kontrol rutin untuk mencegah kerusakan yang lebih parah. - Seandainya perlunya dilepas dapat diketahui lepasnya GTC > caries > tambal. - Apabila penyebab dapat diatasi - recement. - Apabila tidak dilepas GTC dirusak > ganti GTC baru. —
—
—
PENYEBAB KEGAGALAN GTC DAN CARA MELEPAS PENYEBAB KEGAGALAN Kegagalan penyemenan Kerusakan mekanik Iritasi gingiva / resesi Kerusakan Periodontal Karies Nekrosis pulpa •
CARA MELEPASKAN GTC YANG GAGAL / RUSAK • Methods :
1. Insertia forces 2. Reciprocal forces 3. Retainer division a .d.1. (a) Wire (soft stainless steel ) (b) Bridge remover (c) Chisel / Tatah a.d.2. (a) Band -removing pliers (b) Inlay remover a.d.3. (a) Division of the retainer (b) Division of a connector
0.d.1.(a)