2.2 Klasifikasi Gastritis
Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu (David Ovedorf 2002) : 1. 1.
Gastritis akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua garis besar yaitu : 1. Gastritis Eksogen akut ( biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar, seperti bahan kimiamisal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid , mekanis iritasi bak terial, obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung) ). 2. Gastritis Endogen akut (adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan badan ).
1. 2.
Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter bakteri Helicobacter pylory (H. Pylory). Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung dimana gambaran klinis berupa dispepsia atau indigesti . ( Kapita Selekta, 2001, Media Aesclupius). Gastritis merupakan inflamasi mukosa lambung, sering akibat diet yang salah. Dimana individu makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung mikroorganisme penyebab penyakit. Penyebab lain dari gastritis gastritis akut mencakup alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi. (KMB Vol. 2) tahun lanjut kehidupan Gastritis adalah peradangan mukosa lambung terutama pada tahun – tahun dewasa dimana pada kasusu-kasus yang berlangsung lama dapat menyebabkan atrofi mukosa lambung (Fisiologi Kedokteran,1997) Gastritis adalah suatu bentuk peradangan mukosa lambung yang disertai dengan kerusakankerusakan pada mukosa lambung tersebut(www.lidyaw.multiply.com )
B. Anatomi & Fisiologi 1. Anatomi
2. Fisiologi Ventrikulus (lambung) terletak pada epigastrium dan terdiri dari mukosa, submukosa, lapisan otot yang tebal, dan serosa. Mukosa ventriculus berlipat-lipat atau rugae. Secara anatomis ventriculus terbagi atas kardiaka, fundus, korpus, dan pilorus. Sphincter cardia mengalirkan makanan masuk ke dalam ventriculus dan mencegah reflux isi ventriculus memasuki oesophagus kembali. Di bagian pilorus ada sphincter piloricum. Saat sphincter ini berrelaksasi makanan masuk ke dalam duodenum, dan ketika berkontraksi sphincter ini mencegah terjadinya aliran balik isi duodenum (bagian usus halus) ke dalam ventriculus (Budiyanto, 2005; Faradillah, Firman, dan Anita. 2009). Lapisan epitel mukosa lambung terdiri dari sel mukus tanpa sel goblet. Kelenjar bervariasi strukturnya sesuai dengan bagiannya. Pada bagian cardiac kelenjar terutama adalah sel mukus. Pada bagian fundus dan corpus kelenjar mengandung sel parietal yang mensekresi HC l dan faktor intrinsik, dan chief cell mensekresi pepsinogen. Bagian pilorus mengandung sel G yang mensekresi gastrin (Chandrasoma, 2006). Mukosa lambung dilindungi oleh berbagai mekanisme dari efek erosif asam lambung. Sel mukosa memiliki permukaan apikal spesifik yang mampu menahan difusi asam ke dalam sel. Mukus dan HCO3 dapat menetralkan asam di daerah dekat permukaan sel. Prostaglandin E yang dibentuk dan disekresi oleh mukosa lambung melindungi lambung dan duodenum dengan merangsang peningkatan sekresi bikarbonat, mukus lambung, aliran darah mukosa, dan kecepatan regenarasi sel mukosa. Aliran darah mukosa yang bagus, iskemia dapat mengurangi ketahanan mukosa (Price dan Wilson, 2006). Fungsi utama lambung adalah sebagai tempat penampungan makanan, menyediakan makanan ke duodenum dengan jumlah sedikit secara teratur. Cairan asam lambung mengandung enzim pepsin yang memecah protein menjadi proton dan protease. Asam lambung juga bersifat antibakteri. Molekul sederhana seperti besi, alkohol, dan glikosa dapat diabsorbsi dari lambung (Guyton, 1997). Usus dimulai pada pilorus dan berakhir pada taut anorectal. Usus dibagi menjadi intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crasum (usus besar). Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum. Usus besar terdiri dari caecum, colon ascendens, colon tranversum, colon descendens, colon sigmoideum, dan rectum (Faradillah, Firman, dan Anita. 2009). Usus mencerna dan mengabsorpsi komponen penting makanan yang ditelan dan membuang komponen yang tak berguna saat defekasi. Pencernaan pada usus halus bagian atas dibantu oleh enzim yang disekresi oleh usus, pankreas, dan empedu (Guyton, 1997).