LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN LAPORAN LENGKAP INDIVIDU KLT DUA DIMENSI DAN MULTI ELUEN
KELOMPOK 6 WAHYU DIRGANTARA
RIKA RIYANTI RIYANTI
ADE ANDINI SITI FATIMAH H FITRIA DEWI ELFIN FAIRUNAN ERNA SOLEH APURWANTI GOLONGAN RABU SIANG
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belaa!"
Kromatografi lapis tipis merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponenkomponennya dengan menggunakan menggunakan prinsip adsorpsi dan partisi. Kroamtografi lapis tipis dikembangkan oleh Izmailoff dan Schraiber pada tahun 198. !imana K"# merupakan bentuk dari kromatografi planar$ selain kromatografi kertas dan elektroforesis. %ase diam yang digunakan berupa lapisan yang seragam &'niform( pada bidang datar dan didukung oleh lempeng kaca$ pelat aluminium atau pelat plastik. Sedangkan fase gerak yang digunakan sebagai pelarut pengembang akan bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik &ascending( atau karena pengaruh gra)itasi pada pengembangan secara menurun &discending(.
*dapun )ariasi dalam prosedur prosedur pengembangan pengembangan K"# serta adanya fase diam yang telah dikembangkan yang dimana bertujuan untuk meningkatkan resolusi$ sensitifitas$ kecepatan$ reprodusibelitas$ dan selektifitasnya$ salah satunya yaitu K"# + arah atau dikenal dengan nama K"# + dimensi.
K"# + arah atau + dimensi ini bertujuan untuk meningkatkan resolusi sampel ketika komponen-komponen solute mempunyai karakteristik kimia yang hamper sama$ karenanya nilai ,f juga hamper sama sebagaimana dalam asam-asam amino. Selain itu$ + sistem fase gerak yang sangat berbeda dapat digunakan secara beurutan pada suatu campuran tertentu sehingga memungkinkan untuk melakukan pemisahan analit yang mempunyai tingkat polaritas yang berbeda.
ulti eluen merupakan metode pemisahan yang memiliki prinsip yang sama dengan K"# + dimensi yaitu adsorbsi dan partisi$ ada metode multi eluen jumlah totolan berbeda yaitu berupa cuplikan yang berkesinambungan dan menghasilkan hasil elusi yang berupa pita.
I.#. Ma$%& &a! T%'%a! Per()*aa! I.#.1. Ma$%& Per()*aa!
engetahui dan memahami teknik untuk m enguji kemurnian hasil isolasi komponen kimia dari bahan alam$ yaitu sampel temu putih &curcuma zedoaria( dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis dua dimensi dan kromatografi multi eluen.
I.#.#. T%'%a! Per()*aa!
elakukan teknik pengujian kemurnian hasil isolasi komponen kimia dari sampel temu putih &curcuma zedoaria( terhadap fraksi /+ dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis dua dimensi dan kromatografi lapis tipis multi eluen.
I.#. Pr+!$+, Per()*aa!
1. rinsip dari multi eluen yaitu adsorpsi dan partisi dengan menggunakan lempeng 0% +2 sebagai fase diam dengan beberapa perbandingan eluen pada tingkat kepolaran tertentu untuk mempertegas adanya senya3a tunggal yang terdapat pada sampel temu putih &curcuma zedoaria(.
+. rinsip dari K"# dua dimensi adalah adsorpsi dan partisi dengan menggunakan lempeng 0% +2 sebagai fase diam dan perbandingan eluen pada profil K"# dimana akan memperpanjang lintasan noda &,f(
dengan menunjukkan senya3a tunggal yang terdapat pada sampel temu putih &curcuma
zedoaria (.
BAB II
TINAUN PUSTAKA
II.1. Ura+a! Sa,el
Kingdom
4 lantae
hylum
4 #racheophyta
/lass
4"liliopsida
%amily
4 5ingiberaceae
0enus
4 /urcuma
Species
4
Curcuma zedoaria
II.#. Te)r+ U%
K"# dua dimensi dan multi eluen memiliki prinsip yang sama yaitu adsorbsi dan partisi$ tetapi yang membedakan pada K"# dua dimensi didasarkan pada proses elusi yang bertujuan untuk memperpanjang jarak lintasan noda untuk memperoleh senya3a tunggal sedangkan pada multi eluen jumlah totolannya yang berbeda yaitu berupa cuplikan yang berkesinambungan dan menghasilkan hasil elusi berupa pita.&+(
K"# dua dimensi merupakan metode pemisahan yang pada umunya cukup sering digunakan. 6amun kebanyakan pemisahan dengan metode dua dimensi memakan 3aktu seharian untuk melakukannya dan hanya satu sampel per lempeng yang bisa dianalisa dalam satu 3aktu. 7asilnya adalah suatu kromatogram seperti cetakan jari$ mengidentifikasi noda dengan membandingkannya dengan standar sangat memakan 3aktu dan harus dilakukan terpisah pada kondisi eluen yang sama. !alam hal ini untuk mendapatkan resolusi yang baik$ penting untuk memilih dua campuran pelarut yang berbeda$ meskipun dengan kekuatan pelarut yang sama.&1(
K"# dua dimensi ini bertujuan untuk meningkatkan resolusi sampel ketika komponen-komponen solute mempunyai karakteristik kimia yang hampir sama$ karenanya nilai ,f juga hampir sama sebagaimana dalam asam-asam amino. Selain itu$ sistem dua fase gerak yang sangat berbeda dapat digunakan secara berurutan pada suatu campuran sehingga memungkinkan untuk melakukan pemisahan analit yang mempunyai tingkat polaritas.&1(
lusi dengan metode dua dimensi diidealkan dengan menggunakan sistem fase gerak yang sama untuk dua arah. ada elusi dengan metode seperti ini sampel ditotolkan lalu dikembangkan dengan satu sistem fase gerak sehingga campuran terpisah menurut jalur yang sejajar dengan salah satu sisi. "empeng diangkat$ dikeringkan dan diputar 9:/ dan
diletakkan kedalam chamber yang berisi fase gerak yang kedua sehingga bercak yang terpisah pada pengembangan pertama terletak dibagian ba3ah sepanjang lempeng lalu dikromatografi lagi. Komponen yang terpisah dapat terdapat dimana saja dalam lempeng.&1(
ekanisme K"# dua dimensi
'ji kemurnian Kristal juga dilakukan dengan menggunakan beberapa )ariasi eluen yang sesuai. enampakan bercak tunggal menandakan bah3a golongan senya3a dari Kristal yang didapat merupakan golongan komponen kimia yang tunggal. &(
ulti eluen merupakan teknik pemisahan dengan penggunaan eluen atau fase gerak yang berbeda yang memungkinkan terjadinya pemisahan analit dengan berdasarkan pada tingkat polaritas yang berbeda-beda.&1(
Kromatografi lapis tipis multi eluen dilakukan terhadap isolat yang mengkristal$ dengan tujuan mengetahui apakah Kristal yang diperoleh merupakan senya3a tunggal atau bukan. luen yang biasa digunakan
untuk kromatografi lapis tipis multi eluen adalah 7eksan 4 etil &241($ Kloroform 4 etil &+41( dan kloroform 4 aseton &+41(. &;(
emisahan komponen suatu senya3a yang dipisahkan dengan kromatografi lapis tipis tergantung pada jenis pelarut$ zat penyerap dengan sifat daya serap masing-masing komponen. Komponen yang terlarut akan terba3a oleh fase diam &penyerap( dengan membandingkannya dengan standar sangat memakan 3aktu dan harus dilakukan terpisah pada kondisi eluen yang sama. !alam hal ini untuk mendapatkan resolusi yang baik$ penting untuk memilih dua campuran pelarut yang berbeda$ meskipun dengan kekuatan pelarut yang sama &1(.
leh karena itu$ diperlukan suatu perhitungan tertentu untuk memastikan spot yang terbentuk memiliki jarak yang sama 3alaupun ukuran jarak plat n ya berbeda. 6ilai perhitungan tersebut adalah nilai ,f$ nilai ini digunakan sebagai nilai perbandingan relatif antar sampel. 6ilai ,f juga menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam sehingga nilai ,f sering juga disebut faktor retensi &(
Semakin besar nilai ,f dari sampel maka semakin besar pula jarak bergeraknya senya3a tersebut pada plat kromatografi lapis tipis. Saat membandingkan dua sampel yang berbeda di ba3ah kondisi kromatografi yang sama$ nilai ,f akan besar bila senya3a tersebut kurang polar dan berinteraksi dengan
adsorbent polar
dari plat kromatografi lapis tipis. 6ilai
,f dapat dijadikan bukti dalam mengidentifikasikan senya3a. ?ila identifikasi nilai ,f memiliki nilai yang sama maka senya3a tersebut dapat dikatakan memiliki karakteristik yang sama atau mirip. Sedangkan$ bila nilai ,fnya berbeda$ senya3a tersebut dapat dikatakan merupakan senya3a yang berbeda. &@(
Sebagai contoh$ jika komponen ber3arna merah bergerak $ cm dari garis a3al sementara pelarut berjarak $ cm$ sehingga nilai ,f untuk komponen ber3arna merah menjadi 4
0aris depan
ditempuh fase gerak
&?(
0aris a3al penotolan
Sampel yang ditotol
$ ,f = $ = $; cm
#abel @. 6ilai Konstanta dielektrik dan parameter kelarutan 7ildebrand pelarut alkaloid gadung (Mandal dkk, 2007 ; Kang dkk, 2001)
elarut
arameter Kelarutan 7ildebrand &pa 1A+(
Konstanta dielektrik
*ir
28
;8$
etanol
+9$;
+$@
tanol
+@$1
+2$
+-propanol
+$8
19$9
*seton
19$;
+$;
Kloroform
18$;
2$81
etil ter
18$@
!ietil ter
1$2
2$
?enzen
18$@
+$
etroleum eter
1$8
2$
BAB III METODE KERA
III.1. Alat &a! Ba/a! III.1.1. Alat
*dapun alat-alat yang digunakan antara lain$ botol semprot$ chamber$ ca3an porselin$ lempeng ukuran 1 B 1 cm$ gegep$ gelas ukur$ gunting$ o)en$ penggaris$ pensil$ pipa kapiler$ pipet tetes$ tabung sentrifuge$ alat sentrifuge &magnetic stirrer($ tabung reaksi$ lampu 'C +2 dan @@ nm$ dan )ial.
III.1.#. Ba/a!
?ahan-bahan yang digunakan antara lain$ etil asetat$ 7+S>2 1 D$ heksan$ kertas label$ kertas saring$ kloroform$ lempeng K"#$ metanol$ sampel temu putih & curcuma
zedoaria (
silika kasar.
III.#. 0ara Ker'a
1. ulti luen - !isiapkan alat dan bahan - !ari hasil kerukan K"# direndam dengan metanol dan kloroform
-
* selama menit$ kemudian disentrifuge selama 1 menit. !ari hasil sentrifuge dipindahkan kedalam )ial dan diuapkan !ilarutkan kembali dengan kloroform &1 )ial( setelah menguapkan Siapkan lempeng yang telah diaktifkan 7asil sentrifuge ditotolkan pada lempeng !isiapkan perbandingan eluen dari non polar hingga polar Setelah dielusi dengan tiga eluen yang berbeda$ dilihat penampakan noda pada lampu 'C +2 nm dan @@ nm
+. K"# !ua dimensi - !isiapkan alat dan bahan - !itotolkan isolate pada salah satu sisi lempeng dengan ukuran +
-
B + atau 1 B 1. asukkan kedalam chamber yang telah dijenuhkan dengan eluen
-
pertama. ?iarkan lempeng terelusi sempurna kemudian angkat dan
-
keringkan. utar lempeng 9:/ kemudian masukkan kembali ke dalam
-
chamber yang berisi eluen kedua. ?iarkan lempeng terelusi sempurna kemudian angkat dan
-
keringkan. *mati noda yang muncul dengan sinar 'C +2A@@ nm dan 7+S>2.
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. Ha$+l Pe!"aata! IV.1.1. Data Pe!"aata!
luen e>7 4 til
erbandingan luen 41
K"# ulti luen
IV.1.#. Ga*ar
1. ulti luen 'C +2
'C @@
ita /oklat
IV.#. Pe*a/a$a!
Kromatografi dua dimensi dan multi eluen merupakan metode pemisahan dengan prinsip yang sama yaitu adsorbsi dan partisi$ tetapi yang membedakan pada K"# dua dimensi didasarkan pada proses elusi yang bertujuan untuk memperpanjang jarak lintasan noda untuk memperoleh senya3a tunggal sedangkan pada multi eluen jumlah totolannya yang berbeda yaitu berupa cuplikan yang berkesinambungan dan menghasilkan hasil elusi berupa pita.
ada praktikum dilakukan proses dua dimensi dengan menggunakan sampel dari hasil kerokan K"#.
ula-mula hasil kerokan dari lempeng K"# direndam dengan metanol dan kloroform * dengan perbandingan 1 4 1 selama menit$ setelah itu disentrifuge selama 1 menit dan hasil dari sentrifuge ditampung dalam )ial dan diuapkan. etanol digunakan berdasarkan pemilihan fraksi untuk penotolan K"# yang telah dilakukan sebelumnya. Karena fraksi yang dipilih adalah fraksi C$ maka pelarut yang digunakan untuk melarutkan ekstrak dalam )ial adalah metanol. Karena seperti yang telah diketahui metanol bersifat semi polar berarti kepolarannya berada ditengah-tengah dan fraksi yang dipilih adalah fraksi C yang diketahui mengandung ekstrak yang kepolarannya berada ditengah-tengah pula.
Setelah disentrifus dengan menggunakan pelarut metanol$ hasil sentrifius kemudian dipisahkan dan ditampung dalam )ial kemudian diuapkan.
'ntuk pengerjaan multi eluen$ ekstrak yang telah disentrifius dilarutkan dengan kloroform. !igunakan kloroform karena pelarut tersebut baik untuk penotolan pada lempeng sebab memenuhi syarat pelarut yang bisa digunakan untuk melarutkan ekstrak dan mudah menguap. Setelah ekstrak dilarutkan dengan kloroform totol pada lempeng yang telah disiapkan dengan menggunakan perbandingan eluen yang berbeda dari perbandingan eluen yang non polar hingga perbandingan eluen polar$ namun perbedaan tingkat kepolaran hanya sedikit antara satu dengan yang lainnya .
!igunakan tiga eluen yang perbedaan tingkat kepolarannya berbeda sedikit ini agar bisa dilihat pergerakan noda atau hasil dari elusinya$ apakah noda yang ingin dibuktikan tunggal atau tidak bisa dilihat kenaikannya sedikit demi sedikit sehingga jelas hasilnya$ Karena itu dipilih perbandingan eluen non polar ke polar. luen yang dipilih tidak boleh memiliki tingkat kepolaran yang jauh apa lagi kalau eluen kedua atau ketiga melebihi kepolaran yang digunakan pada K"#. luen-eluen tersebut tidak boleh memiliki kepolaran yang lebih tinggi dari K"#$ harus berdekatan sehingga noda pun terlihat jelas. Setelah terelusi dengan menggunakan ketiga eluen dari non polar hingga polar$ dilihat penampakan nodanya pada 'C +2 dan @@$ noda yang telah ditotol berada ditengah.
'ntuk K"# dua dimensi$ disiapkan alat dan bahannya$ dilarutkan ekstrak dengan kloroform$ lalu ditotolkan pada lempeng yang sudah diaktifkan dibuat perbandingan eluen. Kemudian dielusi hingga batas atas$ setelah mencapai batas atas keluarkan dan keringkan. Setelah itu putar 9E dan masukkan kembali lempeng kedalam chamber dengan menggunakan perbandingan eluen kedua$ setelah mencapai batas atas keluarkan dan keringkan. "ihat noda yang tampak pada 'C +2 dan @@.
%ungsi dari diputarnya 9E agar pita pemisahan dari hasil elusi pertama terletak pada bagian ba3ah lempeng dengan tujuan agar pada saat elusi yang kedua diperoleh pemisahan pita dengan arah yang
berbeda dari pemisahan pertama. %ungsi lain dari diputarnya 9E agar hasil elusi yang pertama menjadi titik a3al pengelusian untuk yang kedua.
ada dasarnya sentrifuge dilakukan untuk memisahkan senya3a yang terkandung dalam ekstrak$ sentrifuge j uga dilakukan untuk memisahkan senya3a-senya3a dari bahan-bahan pencamar yang terdapat dalam sampel yang dapat mempengaruhi hasil elusi.
'ntuk tahap pemurnian seperti yang telah diketahui digunakan pelarut metanol * dan kloroform * karena kedua pelarut ini merupakan pelarut yang murni bebas dari pengotor. 'ntuk menentukan senya3a tunggal pada metode dua dimensi harus menggunakan pelarut dengan kemurnian tinggi dan bebas dari pengotor yang dapat mempengaruhi hasil elusi$ dan kedua pelarut ini lebih sering digunakan untuk penelitian.
BAB V PENUTUP
V.1. Ke$+,%la!
enggunaan kromatografi lapis tipis multi eluen dan kromatografi lapis tipis dua dimensi digunakan untuk pemisahan beberapa senya3a dengan karakteristik kimia dan nilai ,f yang hampir sama dengan pemisahan analit berdasarkan perbedaan polaritas masing-masing.
!ari hasil sentrifuge sampel spons
Cliona vastifica
dilakukan
kromatografi lapis tipis multi eluen dengan perbandingan eluen e>7 4 til & 4 1( dan diperoleh pita ber3arna coklat.
V.#. Sara!
*lat dan bahan dilengkapkan
DAFTAR PUSTAKA
1. Ibnu 0holib 0andjar. *bdul ,ahman.+8. Kimia %armasi *nalisis. ustaka elajar 4 Fogyakarta. +. #hin-"ayer /hromatography. -book. . isjd.pdii.lipi.go.idAadminAjurnalA919282.pdfA diakses +2 no)ember +11 2. rgmaisyah.files.3ordpress.comA+9A1Ajurnal K"#-fito.pdfAdiakses 1 no)ember +9 . %eist . +1. #"/ - ,etention %actor &,f(. Gterhubung berkalaH http4AAorgchem.colorado.eduAhndbksupportA#"/A#"/rf.html G1 ei +1H.
@. "ipsy . +1. #hin "ayer /hromatography /haracterization of the *cti)e Ingredients in Bcedrin and *nacin. 'S*4 !epartment of /hemistry and /hemical ?iology$ Ste)ens Institute of #echnology. ;.