KARTU MENUJU SEHAT (KMS) Guna melaksanakan ujian praktek mengajar dosen kebidanan Di UNISSULA
DISUSUN OLEH : ARUM MEIRANNY, S. SiT. 21.FIK.Bid.10.11.07
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2011
KARTU MENUJU SEHAT (KMS)
A. Pendahuluan David Morley merupakan pelopor yang menggunakan kartu pertumbuhan anak yang disebut road to health chart tahun 1975 di Desa Imesi, Nigeria. Kartu ini merupakan gambar kurva berat badan anak berusia 0-5 tahun terhadap umurnya. Kartu ini juga dilengkapi dengan beberapa atribut penyuluhan dan catatan yang penting untuk diingat dan diperhatikan oleh ibu / petugas kesehatan, antara lain riwayat kelahiran, imunisasi, pemberian ASI, dan lain-lain. Maka kartu tersebut disebut juga Kartu Menuju Sehat, karena fungsinya yang begitu lengkap. Sehingga oleh UNICEF diadopsi sebagai komponen integral pada pelayanan kesehatan primer secara menyeluruh, yang sangat bermanfaat bagi negara-negara berkembang (Soetjiningsih, 1995). B. Pengertian KMS adalah alat untuk mencatat dan mengamati pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anak yang mudah dilakukan oleh para ibu. Dengan membaca garis perkembangan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS, seorang ibu dapat menilai dan melakukan sesuatu untuk berusaha memperbaiki dan meningkatkan perkembangan kesehatan anaknya (Supariasa, I. D. N, Bachyar B., Ibnu F., 2001). C. Tujuan Penggunaan KMS Menurut Nursalam (2005), tujuan umum penggunaan KMS adalah mewujudkan tingkat tumbuh kembang dan status kesehatan anak balita secara optimal. Adapun tujuan khususnya meliputi : 1.
Sebagai alat bantu bagi ibu atau orang tua untuk memantau tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
2.
Sebagai alat bantu dalam memantau dan menentukan tindakan yang diperlukan untuk mewujudkan tumbuh kembang yang optimal.
3.
Mengatasi malnutrisi di masyarakat secara efektif dengan peningkatan pertumbuhan yang memadai.
D. Manfaat KMS Menurut Nursalam (2005), ada beberapa fungsi KMS. Secara umum, fungsifungsi tersebut dapat dikelompokkan menjadi : 1.
Sebagai media untuk mencatat/memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap.
2.
Sebagai media penyuluhan bagi orang tua mengenai kesehatan balita.
3.
Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi terbaik bagi balita.
4.
Sebagai kartu analisis tumbuh kembang balita. Pernyataan
tersebut
hampir
selaras
dengan
pernyataan
di
dalam
http://www.gizi.net/pedoman-gizi/download/KMSbaganrev.doc (Anonim, 2008), yaitu sebagai berikut : 1.
Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan Balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
2.
Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
3.
Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
E. Pemantauan Pertumbuhan Balita dengan KMS Tanda-tanda tumbuh kembang fisik dapat diamati dengan pertambahan besarnya ukuran-ukuran antropometrik, dan gejala atau tanda lain pada rambut, gigi geligi, otot, kulit serta jaringan lemaknya, darah, dan lain-lainnya. Namun, ukuran antropometrik yang sering digunakan adalah : berat badan, tinggi (panjang) badan, lingkaran kepala, lingkaran lengan atas, tebal lipatan kulit (Suyitno, H & Moersintowati B. N., 2002). Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, digunakan pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada setiap kelompok umur. Merupakan hasil keseluruhan peningkatan jaringan-jaringan tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lainnya. Merupakan indikator tunggal yang terbaik pada waktu ini untuk keadaan gizi dan keadaan tumbuh kembang. Di Indonesia, pengukuran berat badan telah memasyarakat dengan digunakannya Kartu Menuju Sehat (Suyitno, H & Moersintowati B. N., 2002). Pertumbuhan balita dari KMS dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS, dan dihubungkan antara titik berat badan pada KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya.
Terdapat beberapa ketentuan dalam pemantauan berat badan balita pada KMS, yaitu sebagai berikut : 1.
Berat badan ideal ditunjukkan dengan garis hijau tua paling atas.
2.
Dari hubungan 2 titik di grafik KMS, terdapat 5 kemungkinan pertumbuhan, yaitu : Catch Up : tumbuh kejar, arah grafik yang lebih
a. tajam/curam
dibandingkan
kurva
normal
yang
ada
di
KMS,
menunjukkan pertumbuhan yang lebih dari normal. Normal Growth (NG) : tumbuh normal, arah garis sesuai
b.
arah garis pada kurva KMS. Growth Faltering (GF) : tumbuh landai = naik kurang dari
c.
normal. Arah garis pertumbuhan meningkat tetap kurang/lebih landai dibandingkan kurva pertumbuhan pada KMS. Flat Growth (FG) : tetap/datar, tidak ada kenaikan berat
d.
badan, arah garis pertumbuhan mendatar. Loss of Growth (LG) : berat badan turun, arah garis
e.
pertumbuhan menurun. Dari kelima kemungkinan pertumbuhan tersebut, yang dikatakan naik (N) adalah a atau b. Sedangkan dikatakan tidak naik adalah poin c, d, dan e (Depkes RI dan IDAI, 2006). 3.
Berat badan balita di bawah garis merah artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas / Rumah Sakit.
4.
Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T), artinya balita mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas / Rumah Sakit.
5.
Balita tumbuh baik bila garis berat badan anak naik setiap bulannya.
6.
Balita sehat, jika berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pita warna di atasnya.
(anonim, 2008)
Daftar Pustaka
Anorim. (2008). KMS. http://www.gizi.net/pedoman-gizi/download/KMSbagan rev.doc (8 November 2008). Depkes, RI. (2002). Kartu Menuju Sehat. Jakarta : Depkes RI
Depkes RI dan IDAI. (2006). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta : Depkes RI. Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba Medika.
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : EGC.
Supariasa, I. D. N, Bachyar B., Ibnu F. (2001). Penilalan Status Gizi. Jakarta : EGC.
Suyitno, H & Moersintowati B. N. (2002). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Buku Ajar I. IDAI. Jakarta : CV. Sagung Seto.