BAB I PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa peralihan dimana perubahan fisik dan psikologis dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pubertas merupakan masa awal pematangan seksual, yakni suatu periode dimana seorang anak mengalami men galami perubahan fisik, hormonal, dan seksual serta mampu mengadakan proses reproduksi (Fajaryati, 2010). Wanita usia produktif setiap bulannya mengalami menstruasi secara teratur. Menstruasi merupakan peristiwa pendarahan secara periodic dan siklik (bulanan) dari Rahim disertai pelepasan selaput lender Rahim (endometrium) melalui vagina pada wanita byang seksual dewasa. Setiap wanita sehat yang tidak sedang hamil dan belum menopause akan mendapat menstruasi pada setiap bulannya. Dalam keadaan normallamanya haid berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang setiap 28 hari (wijayakusuma, 2008). Dismenore terjadi karena peningkatan prostaglandin (PG)F2α yang merupakan suatu siklooksigenase (COX-2) yang miometrium
sehingga terjadi
mengakibatkan penurunan
aliran
hipertonus darah
dan
dan vasokonstriksi
pada
oksigen ke uterus dan akan
mengakibatkan iskemia sehingga muncul respon dari noriseptor karena ada stimulus yang membahayakan dan
memulai
transmisi
neural
dengan melepaskan
substansi
yang
menghasilkan dismenore dismenore (Hillard, 2006). Penyebab dismenore dismenore bisa bermacam-macam, bisa karena suatu proses penyakit (misalnya radang panggul), endometriosis, tumor atau kelainan letak uterus, selaput dara atau vagina tidak berlubang, dan stes atau kecemasan yang berlebihan, akan tetapi penyebab yang tersering nyeri haid diduga karena terjadinya ketidakseimbangan hormonal dan tidak ada hubungan dengan organ reproduksi (Arifin, 2010). Dismenore menyebabkan Dismenore menyebabkan ketidaknyamanan dalam aktivitas fisik sehari-hari. Keluhan ini berhubungan dengan ketidakhadiran berulang di sekolah ataupun di tempat kerja, sehingga sehin gga dapat mengganggu produktivitas. Sekitar 70%-90% kasus nyeri haid terjadi saat usia remaja (Proctor dan Farquar, 2002; Singh dkk, 2008). Pada studi epidemiologi pada populasi remaja (berusia 12-
17) di Amerika Serikat, Klein dan Litt melaporkan prevalensi dismenore 59,7%. Dari mereka yang mengeluh nyeri, 12% berat, 37% sedang, dan 49% ringan. Studi ini juga melaporkan bahwa dismenore menyebabkan 14% remaja sering tidak masuk sekolah (Anurogo, 2008). Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan produktif yang tersiksa oleh dismenore. Angka kejadian (prevalensi) dismenore berkisar 45-49% di kalangan wanita usia produktif (Proverawati dan Misaroh, 2009). Angka kejadian dismenore di Indonesia tahun 2010 sebesar 64,25% terdiri dari 54,89% merupakan dismenore primer dan 9,36% merupakan desminore sekunder, biasanya gejala ini terjadi pada perempuan usia produktif, 3-5 tahun setelah mengalami haid pertama dan wanita yang belum pernah hamil. Penanganan dismenore ada dua yaitu secara farmakologis dan nonfarmakologis . Secara farmakologi dengan menggunakan obat penghilang rasa sakit (analgetik) seperti aspirin, asam mefenamat atau dengan pemberian hormon antiprostaglandin untuk mengurangi kekuatan kontraksi uterus. Sedangkan secara nonfarmakologis dengan tindakan fisik (mesase, vibrator, kompres hangat) dan tindakan kognitif behavior (relaksasi dan distraksi) (Alphatino, 2009). Menurut Wijayakusuma (2008) secara nonfarmakologi dapat dilakukan dengan kompres hangat, mesase, olah raga ringan seperti jalan kaki, senam dan bersepeda, dan tidur terlentang dengan kaki/lutut diganjal bantal. Ada pula terapi holistik untuk mengatasi nyeri dapat menggunakan sentuhan terapeutik, akupresur dan relaksasi (Perry dan Potter, 2006). Tidak ada angka pasti tentang cara penderita dismenore mengurangi nyeri haid. Selama ini wanita mengatasi masalah dismenore dengan mengkonsumsi obat-obatan yaitu obat modern maupun obat herbal. Penggunaan obat farmakologi yang terus menerus dapat menimbulkan efek samping. Obat farmakologis bekerja menghambat sintesis prostaglandin dan bekerja pada reseptor saraf perifer untuk mengurangi transmisi dan resepsi stimulus nyeri (Perry & Potter, 2006). Pengendalian nyeri nonfarmakologis lebih mudah , sederhana, efektif dan tanpa efek yang merugikan (Arifin, 2007). Menurut Ignatavicius dan Mishler dalam Rahayu (2010) manajemen nyeri nonfarmakologis lebih aman digunakan karena tidak menimbulkan efek samping seperti obat-obatan karena terapi nonfarmakologis menggunakan proses fisiologis, oleh karena itu untuk mengatasi nyeri tingkat ringan atau sedang lebih baik menggunakan manajemen nyeri nonfarmakologis misalnya sentuhan terapeutik, akupresur, relaksasi dan masase.
Akupresur merupakan pengembangan diri teknik akupuntur. Pada prinsipnya, tujuan kedua perawatan ini tidak berbeda, tergantung dan jenis keluhan. Keduanya dipakai untuk merangsang titik-titik yang ada di tubuh, menekan hingga masuk ke system saraf. Jika dalam penerapan akupuntur harus memakai jarum, maka dengan hanya memakai gerakan dan tekanan jari yaitu jenis tekan putar, tekan titik, dan tekan lurus akupresur dapat dilakukan (Harper, 2006). Dalam makalah kali ini, akan dibahas tentang pengggunaan akupresur sebagai terapi untuk meminimalisir dismenore pada remaja putri yang dikuatkan dengan penelitian terkait.
BAB II TUJUAN UMUM DAN KHUSUS A. TUJUAN UMUM
Tujuannya untuk mengetahui pengaruh terapi akupresur dalam meminimalisir dismenore pada remaja putri
B. TUJUAN KHUSUS
1. Untuk mengetahui pengertian akupresur 2. Untuk mengertahui komponen dasar akupresur dan tehnik pemijatan akupresur 3. Untuk mengertahui penanganan desmenore melalui terapi akupresur 4. Untuk mengetahui perbedaan tingkat dismenore pada kelompok perlakuan dan kontol yang mengalami dismenore sebelum dan sesudah diberikan terapi akupresur pada remaja putri.
BAB III STRATEGI PENCARIAN LITERATUR
NO. 1.
LITERATUR
STRATEGI PENCARIAN
“Pengaruh Akupresur Dalam
Masuk ke scholar.google.co.id
mencari
Meminimalisir Dismenore Primer
“pengaruh akupresur terhadap dismenore pada
Pada Remaja Putri Di Jurusan
remaja putri”
Keperawatan Poltekes Kemenkes
dengan pecarian
Mataram Tahun 2015”
selain metode akupresur seperti pengaruh senam
terdapat 23 hasil yang berkaitan namun ada banyak pilihan
dismenore, relaksasi,pengaruh edukasi,dll
pilih
judul “Pengaruh Akupresur Dalam Meminimalisir Dismenore Primer Pada Remaja Putri Di Jurusan Keperawatan Poltekes Kemenkes Mataram Tahun 2015”
download file, karena sesuai dengan
pencarian dan menggunakan penelitian eksperimen /randomised controlled trial (RCT). 2.
“Efektifitas Akupresur Terhadap
Masuk ke scholar.google.co.id
mencari dengan
Dismenore Pada Remaja Putri”
keyword : Efektifitas terapi akupresur, Dismenore
(Tahun 2014)
terdapat 20 hasil yang berkaitan dengan pecarian Memilih judul “Efektifitas Akupresur Terhadap Dismenore Pada Remaja Putri”
download file,
karena sesuai dengan keyword dan menggunakan penelitian eksperimen /randomised controlled trial (RCT) sesuai penelitian sebelumnya yang ditemukan. 3.
“Pengaruh Terapi Akupresur
Masuk ke portalgaruda.go.id
mencari “pengaruh
Sanyinjio Point Terhadap Intensitas
akupresur terhadap dismenore pada remaja putri”
Nyeri Dismenore Primer Pada
terdapat hasil yang berkaitan dengan pecarian
Mahasiswa Semester VIII Program
pilih judul “Pengaruh Terapi Akupresur Sanyinjio
Studi Ilmu Keperawatan”
Point Terhadap Intensitas Nyeri Dismenore Primer
(Tahun 2015)
Pada Mahasiswa Semester VIII Program Studi Ilmu Keperawatan”
download file, karena sesuai
dengan keyword dan menggunakan penelitian eksperimen /randomised controlled trial (RCT). 4.
“Efektifitas Terapi Akupresur
Masuk ke scholar.google.co.id
Terhadap Dismenore Pada Remaja
“efektifitas terapi akupresur terhadap dismenore”
Di SMAN 5 dan MA Al-Huda
terdapat 2 hasil yang berkaitan dengan pecarian
Bengkalis”
pilih judul “Efektifitas Terapi Akupresur Terhadap
(Tahun 2012)
Dismenore Pada Remaja Di SMAN 5 dan MA AlHuda Bengkalis”
mencari
karena sesuai dengan keyword
dan menggunakan penelitian eksperimen /randomised controlled trial (RCT) yang sama dengan penelitian pencarian sebelumnya. 5.
“Acupressure and Decrease Pain
Masuk ke scholar.google.co.id
mencari dengan
Menstruation (Dysmenorrhea
keyword : Terapi akupresur, Dismenore, remaja
Primary)”
terdapat 20 hasil yang berkaitan dengan pecarian
Akupresur dan pengurangan Nyeri
Memilih judul “Efektifitas Akupresur Terhadap
Haid.
Dismenore Pada Remaja Putri”
(Tahun 2012)
http://ejournal.poltekkes-
masuk ke
smg.ac.id/ojs/index.php/jrk/article/view/189/0 Jurnal Riset Keperawatan ISSN:2252-5068;eISSN:2461-1026
karena sesuai dengan keyword
dan menggunakan penelitian eksperimen /randomised controlled trial (RCT).
BAB IV KOLOM HASIL RIVEW JURNAL
NO.
PENELITI
1.
Mardiatun
JUDUL
CARA PENGAMBILAN SAMPEL
HASIL
“Pengaruh
Penelitian ini dilakukan
Berdasarkan uji
Akupresur Dalam
secara Quasi Eksperimental
sample-paired t-test ,
Meminimalisir
dengan metode pre-test dan
hasil yang
Dismenore Primer
post-test . Tehnik
didapatkan pada
Pada Remaja Putri
pengambilan sampel dengan
penelitian ini adalah
Di Jurusan
menggunakan Purposive
nilai p (0.000)
Keperawatan
Sampling yaitu teknik
dengan taraf
Poltekes Kemenkes pengambilan sampel dengan
signifikasi p < 0,05
Mataram Tahun
cara memilih sampel di
maka dapat
2015”
antara populasi sesuai
disimpulkan bahwa
dengan kriteria yang
terdapat perbedaan
dikehendaki oleh peneliti,
nyeri antarasebelum
sehingga sampel tersebut
terapi dengan
dapat mewakili karakteristik
sesudah terapi secara
populasi yang telah dikenal
signifikan.
sebelumnya (Nursalam, 2008). 2.
Julianti,
“Efektifitas
Penelitian ini dilakukan
Pemberian terapi
Oswati
Akupresur
secara Quasi Eksperimental
akupresur efektif
Hasanah,
Terhadap
dengan rancangan penelitian
menurunkan
Erwin
Dismenore Pada
non equivalent pre-test and
intensitas nyeri
Remaja Putri”
post-test designs. Tehnik
sebesar 0,615 poin
(Tahun 2014)
pengambilan sampel
dan kualitas nyeri
dilakukan dengan Purposive
0,577 poin dengan
3.
Sampling .
nilai p (a<0,05).
IGAA Sri
“Pengaruh Terapi
Penelitian ini dilakukan
Berdasarkan uji
Efriyanthi, I
Akupresur
secara Quasi Eksperimental .
dependent sample t-
Wayan
Sanyinjio Point
Rancangan penelitian ini
test , diperoleh nilai
Suardana,
Terhadap Intensitas
menggunakan desain pre-test
Asymp. Sig. (2-
Wayan
Nyeri Dismenore
and post-test with control
tailed) sebesar 0.000
Suari
Primer Pada
group. Tehnik pengambilan
(p<0,05), yang
Mahasiswa
sampel dilakukan dengan
berarti bahwa
Semester VIII
Purposive Sampling .
terdapat perubahan
Program Studi Ilmu
yang signifikan
Keperawatan”
antara skala nyeri
(Tahun 2015)
dismenore pre test dan post test pada kelompok perlakuan.
4.
Eni Firda
“Efektifitas Terapi
Penelitian ini dilakukan
Hasil penelitian
Julianti,
Akupresur
secara Quasi Eksperimental
menunjukan bahwa
Oswati
Terhadap
dengan pendekatan non
ada penurunan yang
Hasanah, H. Dismenore Pada
equivalent control group
signifikan dalam
Erwin
Remaja Di SMAN
design. Tehnik pengambilan
intensitas nyeri,
5 dan MA Al-Huda
sampel dilakukan dengan
lokasi nyeri dan
Bengkalis”
Purposive Sampling .
tingkat nyeri setelah
(Tahun 2012)
diberikan terapi akupresur sebesar 1,76 poin (p value = 0,000)
5.
Tuti Sukini,
“Acupressure and
Penelitian ini dilakukan
Hasil dari uji statistic
Tri Wiji
Decrease Pain
secara Quasi Eksperimental
Wilcoxon Match
Lestari,
Menstruation
dengan desain Onegroup
Pairs Test diperoleh
Mundarti
(Dysmenorrhea
pre-test and post-test . Tehnik
hasil bahwa terapi
Primary)”
pengambilan sampel
akupresur efektif
Akupresur dan
dilakukan dengan
dalam
pengurangan Nyeri
menggunakan sampel jenuh.
meminimalisasi
Haid.
Sampel jenuh adalah teknik
dismenore primer
(Tahun 2012)
penentuan sampel bila semua pada remaja (nilai p anggota populasi digunakan
(0.000) dengan taraf
sebagai sampel.
signifikasi p < 0,05)
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengertian
Akupresur atau yang biasa dengan terapi totok/tusuk jari adalah salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan atau stimulasi pada titik-titik tertentu pada tubuh. Terapi akupresur merupakan pengembangan dari ilmu akupuntur, sehingga pada prinsipnya metode terapi akupresur tidak menggunakan jarum dalam proses pengobatannya. Akupresur berguna untuk mengurangi ataupun mengobati berbagai jenis penyakit dan nyeri serta mengurangi ketegangan dan kelelahan. Proses pengobatan dengan teknik akupresur menitikberatkan pada titik-titik saraf tubuh (Fengge, 2012).
B. Komponen Dasar Akupresur
Menurut Antoni Fengge (2012) ada tiga komponen dasar akupresur yaitu : 1. Ci Sie (Energi Vital) Ci sering diartikan sebagai zat/sari-sari makanan (materi kehidupan) dan Sie adalah darah, sehingga secara singkat Ci Sie sering disebut sebagai energy vital. 2. Sistem Meridian Sistem meridian adalah saluran energi vital yang melintasi seluruh bagian tubuh seperti jaring laba-laba yang membujur dan melintang untuk menghubungkan seluruh bagian tubuh. Dalam kedokteran tradisional Cina, meridian merupakan saluran yang membawa chi (energi) pada tubuh. Meridian merupakan bagian dari sistem saraf, pembuluh darah, dan saluran limpa. Meridian terdiri dari 600 titik . titik meridian tersebut menyeimbangkan energy tubuh yang menyebabkan organ tubuh dapat berfungsi. 3. Titik akupresur Titik
akupresur
adalah
bagian
atau
lokasi
di
tubuh
sebagai
tempat
berakumulasinya energy vital. Pada tititk akupresur inilah akan dilakukan pemijitan terapi akupresur. Di dalam tubuh kita terdapat banyak titik akupresur, kurang lebih
jumlah 360 titik akupresur yang terletak di permukaan tubuh bawah kulit. Ada tiga macam titik akupresur, yaitu : a) Titik Akupresur Umum Titik akupresur umum ini terdapat di sepanjang saluran meridian. Setiap titik umum diberi nama oleh penemunya dalam bahasa Tionghoa yang memiliki arti tersendiri dan diberi nomor yang bersifat universal. b) Titik Akupresur Istimewa Titik akupresur istimewa adalah titik yang berserakan (tidak menentu), ada yang meridian da nada pula yang diluar jalur meridian. c) Tititk Nyeri Titik nyeri berada di daerah keluhan (daerah yang mengalami masalah). Untuk menemukan titik nyeri ini adalah dengan meraba daerah keluhan kemudian cari titik yang paling sensitive atau nyeri. Titik ini hanya berfungsi sebagai penghilang rasa sakit setempat saja, tetapi sering juga berpengaruh terhadap jaringan tubuh yang lainnya.
C. Tehnik Pemijatan pada Terapi Akupresur
Pertama kali yang harus diperhatikan sebelum melakukan terapi akupresur adalah kondisi umum si penderita. Terapi akupresur tidak boleh dilakukan terhadap orang yang sedang dalam keadaan yang terlalu lapar ataupun terlalu kenyang, dalam keadaan terlalu emosional (marah, sedih, khawatir) dan pada perempuan yang sedang dalam keadaan hamil muda. Selain kondisi pasien, ruangan untuk terapi akupresur harus diperhatiakan. Suhu ruangan yang digunakan untuk terapi tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin, sirkulasi udara ruangan baik dan tidak diperbolehkan melakukan pemijatan di ruang berasap. Pijatan bisa dilakukan setelah menemukan titik meridian yang tepat, yaitu timbulnya reaksi pada titik pijat berupa rasa nyeri, linu atau pegal. Dalam terapi akupresur pijatan bisa dilakukan denganmenggunakan jari tangan (jempol dan jari telunjuk). Lama dan banyaknya tekanan tergantung pada jenis pijatan. Di bawah ini beberapa tehnik pemijatan dalam terapi akupresur, antai lain : 1. Tehnik memijat dengan membuat tekanan lingkaran sentripental dari luar ke dalam. 2. Tehnik memijat dengan menancapkan empat jari dalam-dalam menuju ke tumit.
3. Tehnik memijat dengan dicubit dan dipencet. 4. Tehnik memijat menggunakan sudut ibu jari. 5. Tehnik memijat dengan cara menekan dan menggoyang-goyangkan telapak tangan. 6. Tehnik memijat dengan cara menekan dengan menggunakan jari-jari tengah. 7. Tehnik memijat dengan cara menekan dengan menggunakan sudut ibu jari/bola ibu jari. 8. Tehnik memijat dengan ditekan menggunakan bola ibu jari. 9. Tehnik memijat dengan salah satu jari menekan di salah satu titik pijat (tekanan semakin lama semakin mendalam/kuat). 10. Tehnik memijat dengan sisi tangan kanan dan kiri seperti menempa sesuatu. 11. Tehnik memijat dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah seperti membuat dengan diberi tekanan. 12. Tehnik memijat dengan menekan dan membuat lingkaran-lingkaran konsentris, dimulai dari titik pijat kemudian mengarah ke luar. 13. Tehnik memijat dengan menekuk jari kaki (ke atas dank e bawah). 14. Tehnik memijat dengan siku dan jari-jari yang ditekuk menekan ke bawah.
D. Penanganan Dismenore dengan terapi Akupresur
Menurut Antoni Fengge (2012), dismenore atau lebih dikenal dengan nyeri haid, sering diderita oleh para wanita. Gejalanya antara lain : (1) Jenis Yin (nyeri pada saat haid menjelang selesai, lesu, mual dan pusing), (2) Jenis Yang (nyeri terasa menjelang haid dan waktu haid, perut kembung, perut terasa tegang, kaki pegal, pinggang pegal, bagian bawah perut ditekan sakit). Mekanisme kerja akupresur di tinjau dari ilmu kedokteran menurut beberapa ahli yaitu sesuai dengan teori endorphin, yaitu perangsangan pada bagian tubuh akan menghasilkan zat endorphin dari otak yang mempunyai efek menghilangkan rasa nyeri. Bioelektrik, yaitu rangsangan pada titik/bagian tubuh tertentu yang akan meningkatkan daya elektrik tubuh sehingga menimbulkan efek berkurangnya rasa sakit. Teknik akupresur dapat mengurangi sensasi-sensasi nyeri melalui peningkatan endorphin, yaitu hormon yang mampu menghadirkan rasa rileks pada tubuh secara alami, memblok reseptor nyeri ke otak. Penekanan titik akupresur dapat berpengaruh terhadap produksi endorphin dalam tubuh. Endorphin adalah pembunuh rasa nyeri yang
dihasilkan
sendiri
oleh
tubuh. Endorphin
merupakan
molekul-molekul
peptid atau
protein yang dibuat dari zat yang disebut beta-lipoptropin yang ditemukan pada kelenjar pituitary. Endorphin mengontrol aktivitas kelenjar-kelenjar endokrin tempat molekul tersebut tersimpan. Selain itu endorphin dapat mempengaruhi daerah-daerah pengindra nyeri di otak dengan cara yang serupa dengan obat opiat seperti morfin. Pelepasan endorphin dikontrol oleh sistem saraf. Jaringan saraf sensitif terhadap nyeri dan rangsangan dari luar,dan jika dipicu dengan menggunakan teknik akupresur,akan menginstrusikan sistem endokrin untuk melepaskan sejumlah endorphin sesuai kebutuhan tubuh (Aprillia, 2010). Pijat titik-titik akupresur terpilih : 1. UB (usus besar) 4, lokasinya di punggung tangan pada tempat yang paling tinggi jika ibu jari dan jadi telunjuk dirapatkan. Fungsinya untuk melancarkan keluarnya darah haid. 2. Lp (limpa) 6, lokasinya empat jari ke atas dari mata kaki bagian dalam. Fungsinya untuk menguatkan limpa dan hati yang mempengaruhi darah. 3. Lb (lambung) 36, lokasinya empat jari di bawah titik Lb 35 (di pojok tulang bawah tempurung lutut sebelah luar). Fungsinya untuk menguatkan energy. 4. Lp 10, lokasinya 4 jari di bawah pusat. Fungsinya untuk melancarkan hambatan di daerah perut bawah. Menekannya jangan terlalu keras, mengingat banyaknya organ dalam rongga abdomen kita. Pijatan yang bereaksi menguatkan (Yang ), mengikuti arah putaran jarum jam, 30 kali tekanan atau putaran. Putaran yang berlawanan dengan arah jarum jam dan dilakukan lebih dari 30 kali akan menimbulkan reaksi melemahkan (Yin). Akupresur dapat digunakan menyembuhkan keluhan sakit dan dipraktekan ketika dalam sakit sehingga terapi akupresur dapat mengurangi keluhan nyeri saat haid. Teknik pengobatan akupresur bertujuan untuk membangun kembali sel-sel dalam tubuh yang melemah serta mampu membuat system pertahanan dan meregenerasikan sel tubuh.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari lima jurnal penelitian yang membahas tentang pengaruh pemberian terapi akupresur pada remaja putri di atas dapat disimpulkan bahwa terapi akupresur memiliki pengaruh yang signifikan untuk meminimalisir dismenore pada remaja putri. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian dari kelima jurnal tersebut menunjukan hasil dengan p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nyeri antara sebelum terapi dengan sesudah terapi secara signifikan. Penekanan titik akupresur dapat berpengaruh terhadap produksi endorphin dalam tubuh. Teknik akupresur dapat mengurangi sensasi-sensasi nyeri melalui peningkatan endorphin, yaitu hormon yang mampu menghadirkan rasa rileks pada tubuh secara alami, memblok reseptor nyeri ke otak.
B. SARAN
1. Bagi Masyarakat Klien dapat memanfaatkan terapi akupresur ini sebagai pengobatan alternatif untuk mengatasi nyeri menstruasinya karena metode ini
murah,
aman,
tidak
menimbulkan efek samping, serta mudah dilakukan. 2. Bagi Perawat Perawat mampu mengaplikasikan terapi akupresur ini sebagai metode alternatif dalam merawat pasien yang mengalami dismenore primer. 3. Peneliti Selanjutnya Terapi akupresur terbukti dapat meminimalisasi dismenore primer sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai manfaatnya lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Anurogo. 2008. Segala sesuatu tentang nyeri haid. Diakses tanggal 18 November 2016 dari http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&dn2008061916480 Eni,dkk. 2012. Efektifitas Terapi Akupresur Terhadap Dismenore Pada Remaja Di SMAN 5 dan MA Al-Huda Bengkalis. http://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/4230/JURNAL.pdf?sequen ce=1. Diakses tanggal 15 November 2016 Efriyanthi, dkk. Pengaruh Terapi Akupresur Sanyinjio Point Terhadap Intensitas Nyeri Dismenore Primer Pada Mahasiswa Semester VIII Program Studi Ilmu Keperawatan. http://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/view/15681/0. Diakses tanggal 15 November 2016 Fengge, A.2012.Terapi Akupresur.Yogyakarta : Crop Circle Corp Julianti ,dkk. 2014. Efektifitas Akupresur Terhadap Dismenore Pada Remaja Putri. jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/download/3449/3345. Diakses tanggal 15 November 2016
Mardiatun. 2015. Pengaruh Akupresur Dalam Meminimalisir Dismenore Primer Pada Remaja Putri
Di
Jurusan
Keperawatan
Poltekes
Kemenkes
Mataram
http://www.lpsdimataram.com/phocadownload/Juni-2015/2.
Diakses
Tahun tanggal
2015. 15
November 2016 Potter, P.A, Perry, A.G.2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.Jakarta:EGC. Proverawati, A. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta : Mulia Medika. Sukini, dkk. 2012. Acupressure and Decrease Pain Menstruation (Dysmenorrhea Primary). http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jrk/article/view/189/0. Diakses tanggal 15 November 2016