Komunikasi antar sel dalam organisme diperlukan untuk homeostasis maupun untuk melakukan berbagai kegiatan tubuh Untuk tetap hidup organisme organisme bersel tunggal harus selalu berkomunik berkomunikasi asi dengan dengan lingkungannya, lingkungannya, termasuk sel-sel tetangganya. Sel juga juga perlu perlu memoni memonitor tor kondis kondisii lingku lingkung ngann annya ya,, dan meresp merespon onny nya a secara secara benar benar terhadap setiap stimuli yang mengenainya. Organisme bersel banyak termasuk banyak termasuk manusia, juga harus mampu beradaptasi dengan lingkungan yang selalu berubah. Komunikasi antarsel sangat diperlukan untuk adaptasi ini. Secara umum komunikasi antar sel pada makhluk multiseluler dilakukan oleh sistim syaraf yang yang jaringanny jaringannya a pasti, pasti, dan sistim hormon hormon yang molekul pesannya pesannya sangat mobil melalui cairan ekstrasel. Komunikasi antar sel syaraf menggunakan molekul-molekul sinyal yang secara umum dikenal sebagai neurotransmiter . Bahkan pengendalian metabolisme tubuh terkadang terkadang juga menggunakan menggunakan sebagai sinyal selain hormon.
metabolit, metabolit,
Secara klasik hormon didefinisikan sebagai substansi yang disintesis oleh suatu organ dan dan ditra ditrans nspo port rt oleh oleh sist sistim im sirk sirkul ulas asii untu untuk k beke bekerj rja a pada pada jarin jaringa gan n lain lain.. Tetapi tapi sebenarnya hormon juga bisa bekerja pada sel-sel didekatnya (kerja parakrin maupun pada sel sel pembuat hormon itu sendiri (kerja autokrin autokrin tanpa le!at le!at sirkulasi sistemik. Komunikasi antar sel juga diperlukan untuk berbagai tujuan akti"itas organisme, baik bertumbuh, bergerak, berkembang biak dan sebagainya. #engendalian pertumbuhan tubuh meliputi pertumbuhan sel, pembelahan sel dan diferensiasi sel, maupun maupun kematian terprogram sel (apoptosis, (apoptosis, semuanya semuanya memerlukan komunikasi antar sel. Semua pensinyalan sel, baik sistim hormon, sistim syaraf, sistim imun, pensinyalan pertumbuhan, pensinyalan pensinyalan apoptosis bahkan bahkan cara sel memonitor lingkungannya lingkungannya juga menggunakan mekanisme pensinyalan pensinyalan sel ini. i ni. #engendalian pertumbuhan, menggunakan $aktor pertumbuhan sebagai molekul sinyal dalam komunikasi sistimnya. Komunikasi antar sel juga diperlukan dalam koordinasi sistim imun untuk pertahanan tubuh terhadap serangan berbagai antigen maupun patogen. Banyak penyakit penyakit yang disebabkan oleh gangguan-gangguan gangguan-gangguan dalam produksi maupun penglepasan baik molekul-molekul molekul-molekul sinyal ataupun molekul-molekul regulasinya. regulasinya. %angguan bisa karena karena berlebihan, berlebihan, kekurangan (defisien, atau ketidak ketidak sesuaian. sesuaian.
1
Sudah banyak agen farmakoterapi yang ditujukan untuk mengoreksi atau mempengaruhi jalur-jalur komunikasi sel ini. Komunikasi antar sel dilakukan dengan menggunakan mekanisme pensinyalan sel, sehingga kedua istilah ini sering digunakan secara alternatif untuk maksud yang sama.
Komponen-komponen sistim pensinyalan Organisasi sistim pensinyalan sel terdiri dari molekul-molekul pensinyalan sebagai berikut & 1. Molekul sinyal '. Reseptor sinyal, . )olekul-molekul transduksi sinyal (transduktor , yang bisa berfungsi sebagai amplifier maupun integrator sinyal dari berbagai jalur pensinyalan. *ampir semua komponen transduksi pensinyalan dapat di anggap sebagai transduktor . +. Second messengers: molekul kecil yang muncul dalam sel sbg respons terhadap sinyal. )ereka dapat mengakti"kan beberapa komponen yang lebih hilir lagi. . )olekul-molekul respon sel yang berfungsi pada tahap akhir pensinyalan sel (Efektor . nhibitor & molekul penghenti jalur pensinyalan. #engakti"an suatu inhibitor mempunyai pengaruh yang sama dengan menginakti"kan pensinyalan.
Molekul sinyal, • • • • •
Secara kimia, sinyal bisa berupa berbagai jenis molekul, bisa berupa lipida, asam amino, deri"at asam amino, peptida, maupun protein ihasilkan oleh sel penghasil sinyal bisa terdapat pada permukaan sel penghasil sinyal (protein, bisa disekresikan ke cairan ekstra sel, yang kemudian karena kontak dengan sel sasaran, sinyal tertangkap oleh reseptor sinyal sel sasaran, Bisa berupa molekul lain (obat, metabolit yang ada di lingkungan sel sasaran.
Berdasarkan kelarutannya dalam air, molekul sinyal digolongkan menjadi dua, yaitu yang larut air dan yang tidak larut air. Secara fungsional, molekul sinyal bisa berupa hormon, neurotransmiter, maupun sitokin.
faktor pertumbuhan,
Sinyal-sinyal yang berupa protein permukaan sel /ntigen yang terpresentasi oleh sel penyaji antigen (/ntigen #resenting 0ell 1 /#0, misal makrofag, sel limfosit B . 2eseptor antigen jenis ini terdapat pada permukaan sel sasaran, misal reseptor antigen sel limfosit T. (gambar
Sinyal yang disekresikan oleh sel penghasil sinyal !. Sinyal yang larut air :
3. tidak memerlukan protein transport "carrier proteins# '. half li$e dalam plasma pendek . menginisiasi respon sel sasaran dgn mengikat suatu reseptor pada membran plasma +. )ekanisme kerja kelompok ini menimbulkan sinyal intraselular )isalnya & 4nsulin %lucagon 0ytokines %ro!th factor 5asopressin, dll %. Sinyal yang tidak larut air 3. )emerlukan protein transport "carrier proteins# '. half li$e dalam plasma pan&ang . menginisiasi respon sel sasaran dgn mengikat suatu reseptor nukleus. +. Sinyal intraselular berupa kompleks akti$ator transkripsi gengen tertentu, )isalnya & Steroids (cortisol, estrogen, testosterone Thyroid hormone 5itamin 2etinoic acid, dll
'. Sinyal yang berupa molekul lain "metabolit( agonis dan antagonis# %lukosa merupakan sinyal bagi sel Beta pankreas untuk memproduksi hormon insulin. 4on 0a66 merupakan sinyal bagi kel paratiroid untuk memproduksi hormon kelenjar paratiroid. 7bat berperan sebagai agonis bagi sistim pensinyalan tertentu, dan bekerja dengan cara mengikat reseptor sinyal dan berakibat respon sel yang menyerupai respon terhadap sinyal sebenarnya. 7bat juga bisa berperan sebagai antagonis bagi sistim pensinyalan yang bekerja dengan mengikat reseptor sinyal, tapi tidak menimbulkan respon sel yang menyerupai penangkapan sinyal sebenarnya.
Reseptor sinyal, 2eseptor sinyal terdapat pada sel sasaran, berupa protein yang berperan sebagai penangkap molekul sinyal, dan akan terakti"kan akibat penangkapan molekul sinyal tersebut. #engakti"an reseptor ini menyebabkan pengakti"an berbagai molekul lain dalam sel dan berakibat pada munculnya perubahan akti"itas sel, yang disebut sebagai respon sel terhadap sinyal yang ditangkapnya 2eseptor sinyal sangat memilih sinyal yang ditangkapnya. iperlukan kecocokan struktur antara reseptor sinyal dengan struktur molekul sinyalnya. . )okasi reseptor sinyal. 2eseptor untuk sinyal yang larut air, berlokasi pada permukaan membran sel sasaran disebut juga sebagai reseptor transmembran, (transmembrane receptors, Basic concept of Biochem Sedangkan reseptor untuk molekul sinyal yang tidak larut air, terdapat larut dalam cairan di dalam sel sasaran (intra sel, mungkin di sitoplasma atau di dalam inti sel sasaran (reseptor inti sel. Sering disebut sebagai reseptor yang larut (soluble receptor8 Basic concept of Biochem
*u&uh kelas reseptor permukaan sel yang berperan pada pensinyalan yang mempengaruhi ekspresi gen. (9odish
3. 2eseptor-reseptor yang terangkai protein %
• •
Terkait ke suatu protein % trimerik yang mengendalikan akti"itas suatu protein efektor (dlm hal ini adenilil siklase )engakti"asi faktor-faktor transkripsi sitosolik maupun nukleus le!at beberapa jalur pensinyalan (dalam hal ini yang melibatkan protein kinase /
'. 2eseptor sitokin • Berasosiasi dengan protein :/K kinase sitosolik • mengkti"asi faktor-faktor transkripsi ST/T sitosolik dengan fosforilasi. . 2eseptor tirosin kinase • )empunyai domain sitosolik dengan akti"itas en;imatik ti rosin kinase • mengakti"asi protein kinase sitosolik (di sini )/# kinase yang bertranslokasi ke nukleus dan mengakti"asi faktor transkripsi nukleus dengan fosforilasi +. 2eseptor T%$β • )empunyai domain sitosolik dengan akti"itas en;imatik serine kali transmembran. • #englepasan dan pengaktifan faktor transkripsi dari suatu kompleks multiprotein dalam sitosol. >. ?otch receptors • 9igannya, elta, merupakan suatu protein transmembran pada sel penghasil signal. • )empunyai domain sitosolik ?otch yang terlepaskan oleh kerja proteolysis dalam asosiasi faktor transkripsi nukleus. Beberapa molekul yang mengikat erat ke matriks ekstraselular , tetapi tidak mampu melakukan pensinyalan, selanjutnya dilepaskan dalam bentuk akti$. Banyak sinyal perkembangan penting berdifusi meninggalkan sel penghasil sinyal, membentuk suatu gradien kadar dan menginduksi berbagai respon selular dengan bergantung pada kadarnya pada sel target tertentu (9odish.
alam banyak jalur pensinyalan, pengikatan ligan ke suatu reseptor transmembran menyebabkan akti"asi faktor transkripsi dalam sitosol, sehingga memungkinkan mereka bertranslokasi ke dalam nukleus, menstimulasi ( kadangkadang merepresi transkripsi gen-gen sasarannya. /lternati" lainnya, reseptor transmembran yang terstimulasi akan mengakti"asi protein kinase sitosol yang kemudian mentranslokasikannya ke dalam nukleus dan meregulasi akti"itas faktor transkripsi inti sel.. Beberapa reseptor transmembran terakti"asi, terutama reseptor terangkai protein % (+ protein,coupled receptors# tertentu, juga dapat menginduksi perubahanperubahan akti"itas protein yang telah ada sebelumnya (pree@isting proteins.
Reseptor yang terangkai protein + "+ rotein,'oupled Receptors +'R# Banyak reseptor sinyal transmembran terkait ke molekul effectors melalui perantaraan suatu protein pengikat +* (+*-binding protein protein +#. Saat ini, ratusan gen-gen reseptor terkait protein % (% proteinAlinked receptor genes telah teridentifikasi8 mereka merupakan keluarga reseptor permukaan sel terbesar pada manusia. Berbagai macam respon terbukti dimediasi oleh %#02. %erbagai reseptor hormon yang terkait protein + 3. 2eseptor pinefrin pada li"er, epidermis dan adiposa '. 2eseptor %lukagon pada li"er, adiposa dan otot jantung . 2eseptor kholinergik ?eurotransmiter /setil kholin pada otot jantung /da dua macam sistim pensinyalan sel yang melibatkan protein %, keduanya bekerja secara paralel, satu sistim stimulatori (s dan satu sistim inhibitori (i, yang keduanya berkon"ergensi ke suatu molekul katalitik (0. )asing-masing sistim mempunyai 3. satu reseptor, 2 s or 2i , '. suatu kompleks regulatori, %s dan %i. %s and %i-' masing-masing merupakan trimer yang tersusun dari subunit-subunit C, D, dan E. Subunit C dalam %s berbeda dari yang di dalam %i, karena protein-protein ini merupakan produk gen yang berbeda, yang ditandai dengan /s dan /i. Subunit C mengikat nukleotida guanin. Subunit D dan E selalu terasosiasi (DE dan kelihatannya berfungsi sebagai suatu heterodimer. #engikatan hormon ke 2s atau 2i menghasilkan suatu akti$asi protein + yang termediasi reseptor (receptor-mediated acti"ation of %, yang menyebabkan pertukaran %# oleh %T# pd sub-unit C dan disosiasi serentak DE dari C. #rotein Cs mempunyai akti"itas intrinsic +*ase. Bentuk aktifnya, CsF%T#, diinaktifkan pada hydrolysis %T# menjadi %#8 Kompleks trimerik +s (CDE kemudian terbentuk kembali dan sudah siap untuk siklus akti"asi berikutnya. alam hal Cs, riboslasi ini merusak akti"itas %T#ase intrinsik sehingga Cs tdk dpt berreasosiasi dengan DE sehingga akti"asi berlangsung secara irre"ersibel. 2ibosilasi /# Ci-' mencegah disosiasi C i-' dari DE, dan Ci-' bebas, sehingga sehingga akti"itas Cs dalam sel-sel tertentu tidak dila!an. Keluarga protein % diklasifikasikan menurut homologi urutan asam aminonya (seGuence homology menjadi + subfamili.
T/B9 . $ungsi-fungsi dan berbagai kelas #rotein % terpilih
Sumber& )odified and reproduced, !ith permission, from %ranner K in& #rinciples and #ractice of ndocrinology and )etabolism, 'nd ed. Becker K9 (editor. 9ippincott, 3HH. 3 mpat kelas
Berbagai kombinasi subunit-subunit C, D, dan E ini menyediakan sejumlah besar "ariasi kompleks-kompleks /0 dan adenilil siklase. Subunit-subunit / dan komplekskompleks 0 punya juga kerja yang tdk tergantung adenilil siklase. Beberapa bentuk C i menstimulasi kanal K2 dan menginhibisi kanal 'a'6, dan Beberapa protein C s mempunyai efek sebaliknya. /nggota keluarga %G mengakti"asi kelompok en;im fosfolipase 0. Kompleks DE telah terasosiasi dengan stimulasi kanal K2 dan akti$asi fosfolipase '. #rotein-protein % terlibat dalam banyak proses biologis penting selain kerja hormon. Seperti misalnya olfaksi (C 79$ dan "isi (C t. %#02s berimplikasi dalam sejumlah penyakit dan merupakan sasaran major bagi sejumlah agen farmasi.
Komponen-komponen sistim Reseptor- protein + - efektor . 2eseptor-reseptor yang terangkai ke efektor melalui protein % 1 %#02 scr khas mempunyai tu&uh domain yang menembus membran ( membrane-spanning domains.
Tanpa hormon ( kiri , kompleks protein-% • berbentuk heterotrimer (C,D,E • tdpt dlm keadaan inakti", • terikat guanosine diphosphate (%# • tdk terasosiasi dengan reseptor. • subunit DE ( garis bergelombang terjangkar ke membran plasma melalui gugus terprenilasi. (prenil • subunit C (tak terlihat terjangkar ke membran plasma melalui gugus termiristoilasi (miristat. engan adanya pengikatan hormon (* ke reseptor (kanan, terjadi • #erubahan konformasi reseptor (seperti yang tergambarkan oleh domain transmembran yang miring
• • •
/kti"asi kompleks protein-%. Terjadi karena pertukaran %# dengan %T# pada subunit C, isosiasi subunit C dan DE . #engikatan dan pengakti"an efektor ( oleh subunit C. mungkin berupa adenylyl cyclase, o kanal-kanal 0a '6, ?a6, atau 0l- (Cs, atau o mungkin berupa suatu kanal K6 (C i, o fosfolipase 0D (CG, atau o c%)# fosfodiesterase (C t. o Subunit DE dpt juga punya kerja-kerja langsung pada .
Keluarga protein + 3 Ada sekeluarga besar protein G, yng mrpk bagian keluarga besar GTPase. 1. Protein G trimerik Protein G Stimulatori = Gs Protein G Inhibitori = Gi Gsp = Gsip = Golf = Gst =
Protein G trimerik mengandung 3 subunit α,β,γ. subunit α mengikat GTP dalam bentuk akti!, terdisosiasi dari subunit lainnya, berkontak dengan protein efektor "en#yme atau protein membran lain$ subunit β mengikat %%% subunit γ mengikat %%%
2. Monomeric G protein = Ras protein
T2/?SUKS4 S4?/9 )erupakan proses penerusan pesan sinyal dari penangkap sinyal sampai respon sel sasaran terhadap sinyal. Beberapa jalur transduksi sinyal & 1. :alur :/K-ST/T 4. :alur second messenger melibatkan c/)# 5. :alur second messenger melibatkan 4#</%8 6. :alur le!at kanal ion 7. :alur #4- kinase 8. :alur 2as-)/# kinase 9. #roteolisis b-catenin le!at proteasom accumulation . #roteolytic release of a transcriptional acti"ator from multiprotein comple@ in the cytosol ;. %eneration of c%)# 1<. /cti"asi faktor transcripsi oleh pengikatan reseptor nukleus
Molekul-molekul transduksi sinyal. ang dimaksud dengan molekul transduksi sinyal ialah ( *ampir semuanya merupakan protein, Untuk molekul sinyal yang larut air, yang reseptor sinyalnya terdapat di permukaan sel, b. rotein-protein membran sel yang teraktifkan oleh reseptor . /da yang menyebutnya sebagai protein transduktor membran. #rotein-protein membran pemroses sinyal ini bisa berupa & • #rotein % • #rotein en;im membran. Khusus protein en;im membran yang memunculkan second messenger ada yang menyebutnya sebagai efektor (9odish.
c. )olekul-molekul dalam sitoplasma sel sasaran yang disebut Lsecond messenger M (duta kedua. )olekul second messenger terbentuk dalam sitoplasma, keberadaannya sering mengubah akti"itas beberapa protein transduksi sinyal sitoplasma. d. rotein-protein transduksi sinyal di sitoplasma yang bila teraktifkan bisa berperan sebagai protein amplifikator maupun protein integrator sinyal dari berbagai jalur pensinyalan. *ampir semua komponen transduksi pensinyalan juga dapat di anggap sebagai transduktor. Untuk molekul sinyal yang tidak larut air, reseptornya terdapat intrasel, penangkapan sinyal oleh reseptor membentuk kompleks sinyal-reseptor , yang merupakan sinyal intrasel sebenarnya, yang aktif berfungsi sebagai pengendali ekspresi gen-gen tertentu dalam ?/. alam hal ini respon sel ditentukan oleh aktifitas protein baru yang disintesis, hasil ekspresi gen-gen tersebut.
Molekul-molekul Respon sel terhadap sinyal )olekul respon sinyal juga sering dikenal sebagai protein sasaran sinyal (target, berupa protein pelaku sifat
• • • •
protein struktur kerangka sel (sitoskeleton protein kontraksi pelaku lokomosi, protein pemroses kematian sel terprogram (apoptosis protein pengakti$ ekspresi gen (sintesis protein baru, di mana protein
yang baru hasil ekspresi gen bisa berupa o o o
protein en=im pengendali metabolisme sel, protein pengendali pertumbuhan dan penggandaan sel protein pemroses kematian sel terprogram (apoptosis
Molekul penghenti pensinyalan : sering juga disebut sebagai inhibitor /kti"asi inhibitor mempunyai efek yang sama dengan penginacti"asian pensinyalan
ensinyalan sel Komunikasi antar sel berlangsung melalui mekanisme yang lebih dikenal dengan istilah Lpensinyalan selM. #ensinyalan sel juga meliputi penanggapan sel terhadap berbagai kondisi ekstra sel termasuk kecukupan nutrisi maupun metabolit yang ada di lingkungan sel. alam komunikasi antar sel, sel penghasil sinyal memproduksi dan mensekresikan molekul sinyal yang bisa dikenali dan ditangkap oleh sel sasaran, mengakibatkan teraktifkannya sel sasaran untuk merespon terhadap sinyal yang ditangkapnya.
!. >enis-&enis pensinyalan sel : #ensinyalan sel sering dibedakan berdasarkan sifat kelarutan molekul sinyalnya, dibedakan menjadi & 4. #ensinyalan oleh sinyal yang larut air 44. #ensinyalan oleh sinyal yang tidak larut air #ada binatang, pensinyalan oleh sinyal yang larut air dapat digolonglan lagi menjadi & /. #ensinyalan kontak langsung8 B. #ensinyalan jarak dekat yang masih bisa dibeda-bedakan lagi menjadi & a. pensinyalan autokrin, kebanyakan faktor pertumbuhan b. pensinyalan parakrin 8 $aktor pertumbuhan ttt, hormon ttt, T?$ dll c. pensinyalan sinaps 0. #ensinyalan jarak jauh ( pensinyalan endokrin #ensinyalan kontak langsung menggunakan sinyal berupa protein-protein permukaan membran sel penghasil sinyal, dan reseptornya berupa protein permukaan membran sel sasaran. Banyak berlangsung pada sistim imun (/#0 - sel T #ada pensinyalan autokrin, sel penghasil sinyal dan sel-sel sejenis disekitarnya juga mempunyai reseptor terhadap sinyal yang dihasilkannya, sehingga juga merupakan sel sasaran sinyalnya sendiri, sehingga jarak tempuh molekul sinyal sampai reseptornya sangat dekat, tidak memerlukan pengangkutan oleh sirkulasi darah. Kebanyakan faktor pertumbuhan menggunakan pensinyalan jenis ini. #ada pensinyalan parakrin sel penghasil sinyal berbeda dengan sel sasaran dan berjarak cukup dekat, sehingga tidak memerlukan pengangkutan oleh sirkulasi darah 8 $aktor pertumbuhan tertentu, hormon tertentu, T?$α , sitokin dan lain lain menggunakan pensinyalan jenis ini. #ensinyalan sinaps, terjadi pada sistim sinas syaraf, sinyal diproduksi oleh syaraf presinaps, reseptor sinyal terdapat syaraf postsinaps. #ensinyalan jarak jauh, disebut juga pensinyalan endokrin karena banyak digunakan oleh berbagai hormon, !alaupun sistim hormon sebenarnya juga ada yang menggunakan pensinyalan parakrin maupun autokrin.
ensinyalan oleh sinyal yang tidak larut air memerlukan reseptor sinyal yang larut dalam sel( dan dibedakan yang larut pada sitosol dan yang larut dalam cairan inti sel.
B. roses pensinyalan sel B.3. bagi sinyal yang larut air proses pensinyalan sel meliputi & a. engenalan?penerimaan stimulus?sinyal pada permukaan sel oleh reseptor khas yang tertanam pada membran sel sasaran b. enerusan sinyal ke komponen-komponen fungsional sel selanjutnya. a. *ransfer sinyal (pengaktifan reseptor sinyal dan protein-protein membran lain menembus membran plasma ke permukaan sitoplasma membran sel, (termasuk terbentuknya second messenger. b. *ransmisi sinyal dari molekul efektor spesifik pada permukaan sitosolik membran ke protein-protein pensinyalan dalam sitoplasma sampai ke protein sasaran yang memicu respons sel sasaran. c. Tergantung tipe sel maupun tipe stimulus
B.'. #roses pensinyalan sel bagi sinyal yang tidak larut air (berarti larut dalam lipida meliputi & a. #engangkutan sinyal dalam cairan ekstra sel b. Sinyal mele!ati membran sel c. #engangkutan sinyal dalam cairan intrasel d. #engenalan dan penangkapan sinyal dalam sel (sitoplasma
e. #erjalanan kompleks sinyal-reseptor (sinyal intrasel ke nukleus f. #engikatan kompleks sinyal-reseptor ke ?/ g. 2espon sel sasaran bisa berupa perubahan ekspresi gen, dan berbagai akti"itas sel.
!mplifikasi sinyal : Sebagian protein transduktor berfungsi sebagai amplifikator (amplifier. #roteinprotein ini berfungsi meningkatkan kekuatan pesan sinyal. )olekul amplifikator menjadikan pesan yang diba!a satu molekul sinyal ekstra sel diperbanyak dalam bentuk banyak molekul sinyal sekunder intra sel (second messenger, sehingga pesan menjadi semakin kuat. ercabangan pensinyalan sel Respon sel terhadap sinyal : a. 2espon sel terhadap suatu sinyal bisa merupakan respon tunggal maupun ganda b. Satu sinyal yang sama dapat direspon oleh satu atau beberapa tipe sel, dengan respon yang bisa berbeda-beda
Kon$ergensi pensinyalan sel Komunikasi antar sel untuk pertumbuhan tubuh memerlukan kerja sama antara sistim hormon pertumbuhan, faktor pertumbuhan (gro!th factor, mitogen alamiah, maupun sinyal kematian (death signal . Komunikasi antar sel untuk pergerakan (lokomosi diperlukan untuk kerjasama antara sistim syaraf dengan sistim kontraksi otot termasuk sistim pengendalian metabolismenya. alam berbagai hal, kerja sama antar sistim syaraf dengan sistim hormon, bisa terlihat, misalnya & 3. Sistim syaraf berperan penting dalam produksi dan sekresi beberapa hormon (adrenal medulla '. Banyak neurotransmitter menyerupai hormon dalam hal sintesis, transport, dan mekanisme kerja8 . Banyak hormon disintesis di dalam sistim syaraf.
Sistim imun juga memerlukan komunikasi antar sel-sel sistim imun, menggunakan molekul-molekul sinyal yang bisa berupa sitokin maupun interleukin,