LAPORAN KASUS
KONJUNGTIVITIS GONORE
OLEH: 1. A.A Sanjaya Putra A (0970121038) 2. Ni Nyoman Sri Purnami D!i (0970121039) 3. Nu"ra# $ama%an (09701210&0) &. 'a% A"atrini Nu"ia (09701210&1)
PE''N*: %r. Ni Lu# 'urniati +iryana, S-.'
DALA' $AN*A 'EN*/ EPANE$AAN LN 'AD 'ADA A*ANS' L'/ PENA 'AA /N+A$ $S/D SAN+AN *ANA$ 201&
DEFINISI
Konjungtivis gonore adalah suatu radang konjungtiva akut dan hebat dengan sekret purulen yang disebabkan oleh kuman neisseria gonorrhoeae.
ETIOLOGI
Konjungtivis gonore disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae.
KLASIFIKASI
Penyakit ini dapat mengenai bayi berumur 1 – 3 hari, disebut oftalmia neonatorum, akibat infeksi jalan lahir. Dapat pula mengenai bayi berumur lebih dari 1 hari atau pada anak!anak yang disebut konjungtivitis gonore infantum. "ila mengenai orang de#asa biasanya disebut konjungtivitis gonoroika adultorum.
PATOFISIOLOGI
Konjungtiva adalah lapisan mukosa yang membentuk lapisan terluar mata. $ritasi apapun pada mata dapat menyebabkan pembuluh darah dikonjungtiva berdilatasi. $ritasi yang terjadi ketika mata terinfeksi menyebabkan mata memproduksi lebih banyak air mata. %el darah putih dan mukus yang tampak di konjungtiva ini terlihat sebagai dis&harge yang tebal kuning kehijauan. Perjalanan penyakit pada orang de#asa se&ara umum, terdiri atas 3 stadium ' 1. %tadium $nfiltratif. "erlangsung 3 – ( hari, dimana palpebra bengkak, hiperemi, tegang, blefarospasme, disertai rasa sakit. Pada konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva yang lembab, kemosis dan menebal, sekret serous, kadang!kadang berdarah. Kelenjar preauikuler membesar, mungkin disertai demam. Pada orang de#asa selaput konjungtiva lebih bengkak dan lebih menonjol dengan gambaran hipertrofi papilar yang besar. )ambaran ini adalah gambaran spesifik gonore de#asa. Pada umumnya kelainan ini menyerang satu mata terlebih dahulu dan biasanya kelainan ini pada laki!laki didahului pada mata kanannya, *. %tadium %upurativa+Purulenta.
"erlangsung * – 3 minggu, berjalan tak begitu hebat lagi, palpebra masih bengkak, hiperemis, tetapi tidak begitu tegang dan masih terdapat blefarospasme. %ekret yang kental &ur darah keluar terus!menerus. Pada bayi biasanya mengenai kedua mata dengan sekret kuning kental, terdapat pseudomembran yang merupakan kondensasi fibrin pada permukaan konjungtiva. Kalau palpebra dibuka, yang khas adalah sekret akan keluar dengan mendadak meman&ar mun&rat-, oleh karenanya harus hati!hati bila membuka palpebra, jangan sampai sekret mengenai mata pemeriksa. 3. %tadium Konvalesen penyembuhan-. "erlangsung * – 3 minggu, berjalan tak begitu hebat lagi, palpebra sedikit bengkak, konjungtiva palpebra hiperemi, tidak infiltratif. Pada konjungtiva bulbi injeksi konjungtiva masih nyata, tidak kemotik, sekret jauh berkurang. Pada neonatus infeksi konjungtiva terjadi pada saat berada pada jalan kelahiran, sehingga pada bayi penyakit ini ditularkan oleh ibu yang sedang menderita penyakit tersebut. Pada orang de#asa penyakit ini didapatkan dari penularan penyakit kelamin sendiri. Pada neonatus, penyakit ini menimbulkan sekret purulen padat dengan masa inkubasi antara 1* jam hingga hari, disertai perdarahan sub konjungtiva dan konjungtiva kemotik.
GAMBARAN KLINIS Pada bayi dan anak
)ejala subjektif ' !)ejala objektif ' Ditemukan kelainan bilateral dengan sekret kuning kental, sekret dapat bersifat serous tetapi kemudian menjadi kuning kental dan purulen. Kelopak mata membengkak, sukar dibuka gambar 1- dan terdapat pseudomembran pada konjungtiva tarsal. Konjungtiva bulbi merah, kemotik dan tebal.
)ambar *. Konjungtivitis gonore pada bayi Pada orang dea!a
)ejala subjektif ' ! /asa nyeri pada mata. ! Dapat disertai tanda!tanda infeksi umum. ! "iasanya terdapat pada satu mata. 0ebih sering terdapat pada laki!laki dan biasanya mengenai mata kanan. ! )ambaran klinik meskipun mirip dengan oftalmia nenatorum tetapi mempunyai beberapa perbedaan, yaitu sekret purulen yang tidak begitu kental. %elaput konjungtiva terkena lebih berat dan menjadi lebih menonjol, tampak berupa hipertrofi papiler yang besar gambar *-. Pada orang de#asa infeksi ini dapat berlangsung berminggu!minggu.
)ambar 3. Konjungtivitis gonore pada bayi
PEMERIKSAAN PENUNJANG"
Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan sediaan langsung sekret dengan pe#arnaan gram atau )iemsa untuk mengetahui kuman penyebab dan uji sensitivitas untuk peren&anaan pengobatan. ntuk diagnosis pasti konjungtivitis gonore dilakukan pemeriksaan sekret dengan pe#arnaan metilen biru, diambil dari sekret atau kerokan konjungtiva , yang diulaskan pada gelas objek, dikeringkan dan di#arnai dengan metilen biru 12 selama 1 – * menit. %etelah dibilas dengan air, dikeringkan dan diperiksa di ba#ah mikroskop. Pada pemeriksaan dapat dilihat diplokok yang intraseluler sel epitel dan lekosit, disamping diplokok ekstraseluler yang menandakan bah#a proses sudah berjalan menahun. orfologi dari gonokok sama dengan meningokok, untuk membedakannya dilakukan tes maltose, dimana gonokok memberikan test maltose !-. %edang meningokok test maltose 4-. "ila pada anak didapatkan gonokok 4-, maka kedua orang tua harus diperiksa. 5ika pada orang tuanya ditemukan gonokok, maka harus segera diobati.
PEN#ULIT
Penyulit yang didapat adalah ulkus kornea marginal terutama di bagian atas, dimulai dengan infiltrat, kemudian pe&ah menjadi ulkus. lkus ini mudah perforasi akibat adanya daya lisis kuman gonokok en6im proteolitik-. lkus kornea marginal
dapat terjadi pada stadium $ atau $$, dimana terdapat blefarospasme dengan pembentukan sekret yang banyak, sehingga sekret menumpuk diba#ah konjungtiva palpebra yang merusak kornea dan hidupnya intraseluler, sehingga dapat menimbulkan keratitis, tanpa didahului kerusakan epitel kornea. lkus dapat &epat menimbulkan perforasi, edofthalmitis, panofthalmitis dan dapat berakhir dengan ptisis bulbi. Pada anak!anak sering terjadi keratitis ataupun ulkus kornea sehingga sering terjadi perporasi kornea. Pada orang de#asa ulkus yang terjadi sering berbentuk &in&in.
PEN$EGA%AN
1. %krining dan terapi pada perempuan hamil dengan penyakit menular seksual. *. %e&ara klasik diberikan obat tetes mata 7 g N83 12 %egera sesudah lahir harus diperhatikan bah#a konsentrasi 7g N83 tidak melebihi 12-. 3. 9ara lain yang lebih aman adalah pembersihan mata dengan solusio borisi dan pemberian kloramfenikol salep mata. (. 8perasi &aesar direkomendasikan bila si ibu mempunyai lesi herpes aktif saat melahirkan. . 7ntibiotik, diberikan intravena, bisa diberikan pada neonatus yang lahir dari ibu dengan gonore yang tidak diterapi.
PENATALAKSANAAN
! Pengobatan dimulai bila terlihat pada pe#arnaan )ram positif diplokok batang intraseluler dan sangat di&urigai konjungtivitis gonore. ! Pasien dira#at dan diberi pengobatan dengan peni&illin, salep dan suntikan, pada bayi diberikan . +kg"" selama : hari. ! %ekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih direbus- atau dengan garam fisiologik setiap ; jam, kemudian diberi salep penisillin setiap ; jam. Penisillin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk larutan penisillin &aranya '
1. – *. unit+ml- setiap 1 menit sampai 3 menit. Kemudian salep diberikan setiap menit selama 3 menit., disusul pemberian salep penisillin setiap 1 jam selama 3 hari. ! 7ntibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokok. ! Pengobatan diberhentikan bila pada pemeriksan mikroskopik yang dibuat setiap hari menghasilkan 3 kali berturut!turut negatif. ! Pada pasien yang resisten terhadap peni&illin dapat diberikan &efriaksone /o&ephin- atau 76ithromy&in
DAFTAR PUSTAKA
1. $lyas, >. %idarta Prof. dr. %p. Ilmu Penyakit Mata. 5akarta' ?K$@ *3, hal *, 13(. *. /iordan, Paul. Ahit&her, 5ohn. Baughan and 7sbury 8ftalmologi mum Cdisi 1:. Penerbit "uku Kedokteran C)9@ *1