Konsep Demografi Konsep Demografi
1.
Sejarah Perkembangan Perkembangan Demografi
Indonesia memiliki Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 245 juta jiwa, menjadikan negara ini negara dengan penduduk dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia dunia.. Pulau Jawa Jawa merupakan merupakan salah satu daerah terpadat di dunia, dengan lebih dari 1! juta jiwa tinggal di daerah dengan luas sebesar "ew #ork #ork . Indo Indone nesi siaa memi memili liki ki buda buday ya dan dan baha bahasa sa yang ang berh berhub ubun unga gan n namu namun n berb berbed eda. a. $eja $ejak k kemerdekaan kemerdekaannya nya %ahasa Indonesia &sejeni &sejeniss dengan dengan %ahasa 'elayu( 'elayu( menyebar ke seluruh penjuru Indonesia dan menjadi bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi, pendidikan, pemerintahan, dan bisnis. "amun bahasa daerah juga masih tetap banyak dipergunakan.
2.
Definisi Demografi
)emogr )emogra*i a*i adalah adalah studi studi tentan tentang g pendud penduduk uk khusus khususnya nya mengen mengenai ai kelahir kelahiran, an, perkaw perkawina inan, n, kematian dan perpindahan. $tudi ini menyangkut jumlah, persebaran geogra*is, komposisi penduduk dan perubahannya perubahannya dari waktu ke waktu. )emogra*i terus berkembang, 'ethorst dan $irks membedakan masalah penduduk menjadi 2 yaitu yaitu se+ara se+ara kuanti kuantitati tati** dan kualita kualitati*, ti*, namun namun pendap pendapat at ini kuran kurang g mendap mendapat at dukun dukungan gan.. dolphe aundry pada tahun 1/! menyarankan istilah P0 )'3P# dan idenya mendapat sambutan positi*. Pure demography atau demogra*i murni6*ormal adalah +abang ilmu demogra*i yang bersi*at analisis matematik yang menghasilkan teknik-teknik untuk meng menghi hitu tung ng data data kepe kepend ndud uduk ukan an.. $ete $etelah lah itu itu mun+ mun+ul ul ilmu ilmu-il -ilmu mu lain lain yang yang berk berkait aitan an seperti Social Demography, Demographic Sociology, Population Studies dll.
3. pengertian fertilitas, Mortalitas, dan demografi
7ertilitas adalah kesuburan, kesuburan disini yang dimaksud adalah dapat bekerjanya se+ara optimal dari organ-organ reproduksi baik dari pihak pria maupun wanita sehingga dapat melakukan *ungsi *ertilisasi dengan baik. $alah satu *aktor yang mempengaruhi *ertilitas adalah asupan 8at gi8i.
7ertilitas sebagai istiah semogra*i diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita, dengan kata lain *ertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup, *ekunditas, sebaliknya merupakan potensi *isik untuk melahirkan anak. jadi merupakan
lawan
arti
kata
sterilitas.
"atalis mempunyai arti sama dengan *ertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya, *ertilatas men+akup peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalis men+akup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia
'ortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan dimana saja. 9asus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. 'ortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen demogra*i selain *ertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk. 3rganisasi 9esehatan )unia &:3( mende*inisikan kematian sebagai suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan se+ara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
'igrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. 'obilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. 'obilitas penduduk ada yang bersi*at nonpermanen &sementara( misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen &menetap(. 'obilitas penduduk permanen disebut migrasi. 'igrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.
Pengertian 'igrasi 'igrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat yang lain. )alam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.
4
Sumber data Demografi
$umber data )emogra*i yang paling pokok adalah; <$ensus Penduduk <egistrasi Penduduk <$ur=ai $ampel <$umber lain, seperti +atatan-+atatan atau dokumen-dokumen pada instansi-instansi pemerintah
$ensus Penduduk
9riteria;
<0nit +a+ah sensus adalah indi=idu se+ara perorangan, bukan rumahtangga atau keluarga.
>ara Pelaksanaan $ensus; <)ilakukan dengan dua +ara;
)e jure; pendataan penduduk menurut tempat tinggal penduduk yang bersangkutan. )e *a+to; pendataan penduduk menurut tempat penduduk yang bersangkutan ditemui oleh petugas pada saat sensus dilaksanakan
egistrasi Penduduk
Perbedaan $ensus Penduduk ?$ egistrasi Penduduk
1.)alam pelaksanaan sensus penduduk, para petugas mendatangi penduduk yang akan di+a+ah, sedangkan pada registrasi, penduduk atau anggota keluarga yang melaporkan adanya kejadian peristiwa =ital kepada para petugas. 2. $ensus penduduk dilaksanakan pada suatu periode waktu tertentu, sedangkan registrasi dilaksanakan se+ara terus menerus.
$ur=ai Penduduk
<dalah proses pen+atatan data kependudukan berdasarkan kekhususan bidang kajian, serta ditujukan untuk mengumpulkan in*ormasi se+ara lebih terperin+i dan mendalam tentang aspek-aspek tertentu berkaitan dengan perilaku penduduk. $ur=ai penduduk dilakukan karena $ensus dan egistrasi Penduduk memiliki kelemahan dan keterbatasan.
$ur=ai-sur=ai besar di Indonesia; <$ur=ai Penduduk ntar $ensus &$0P$(.
<$ur=ai )emogra*i dan 9esehatan Indonesia &$)9I(. <$ur=ai $osial konomi Indonesia &$0$"$(. <$ur=ai ngkatan 9erja "asional &$9"$(
. !kuran"ukuran Dasar Demografi
1. ate
ngka yang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian6penyakit tertentu dala m populasi dan waktu tertentu atau perbandingan antara kejadian dengan jumlah penduduk yang memiliki resiko kejadian tersebut. )igunakan untuk menyatakan dinamika dan ke+epatan kejadian tertentu dalam masyarakat. %esarnya ate @ A B 9onstanta &9( # >ontoh ; 'orbidity rate, 'ortality rate, "atality rate(
2. asio 6 atio
Perbandingan antara nomerator dan denominator pada suatu waktu, atau perbandingan 2 bilangan yang tidak saling tergantung dan digunakan untuk menyatakan besarnya kejadian. %esarnya rasio @ A #
/. Proporsi
Perbandingan antara pembilang &"umerator( dengan penyebut &denominator( dimana "umerator termasuk6bagian dari denominator, dengan satuan C. Proporsi @ A B 1 & AD#(
4. ata-rata
#aitu ukuran nilai tengah yang diperoleh dengan +ara menjumlahkan semua nilai pengamatan yang didapat kemudian dibagi banyaknya pengamatan yang ada.
5. 7rekuensi
#aitu ukuran yang menyatakan berapa kali akti=itas6suatu kegiatan dilaksanakan pada periode waktu tertentu.
E. >akupan
0kuran untuk menilai pen+apaian hasil pelaksanaan dari suatu terget kegiatan yang ditentukan pada periode tertentu.
#. Masalah Kependudukan $ang %erdampak &erhadap Kesehatan
F9emiskinan 9emiskinan merupakan ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan materiil dasar berdasarkan standar tertentu. dapun standar ini lebih dikenal dengan garis kemiskinan, yaitu tingkat pengeluaran atas kebutuhan pokok yang meliputi sandang, pangan, papan se+ara layak. 0ntuk menanggulangi kemiskinan tersebut, pemerintah Indonesia men+anangkan Inpres )esa Gertinggal. Program ini dilakukan dengan melalui dua tahap. Perta ma pemerintah menentukan desa-desa yang memiliki pemusatan penduduk miskin yang tinggi, yang disebut desa tertinggal. Jumlah desa tertinggal men+apai sepertiga dari jumlah seluruh desa di Indonesia. 9edua, pemerintah menghimpun penduduk-penduduk di desa tertinggal ke dalam suatu wadah di bawah naungan lembaga kesejahteraan desa, misalnya 90), kelompok tani, dan sebagainya. 9emudian pemerintah memberikan anggaran bagi tiap desa tertinggal yang dapat diman*aatkan oleh kelompok-kelompok di sana untuk memulai usaha yang dapat berjalan,
berkelanjutan,
ramah
lingkungan,
dan
tepat.
0paya yang berbeda juga dapat diterapkan untuk menanggulangi kemiskinan, di antaranya;
1. 'eningkatkan sumber daya ekonomi yang dimiliki penduduk miskin 'isalnya dengan mengoptimalkan peman*aatan lahan pertanian yang sempit dengan intensi*ikasi pertanian, memberikan bekal keterampilan untuk mengolah barang-barang bekas di sekitarnya, misalnya kaleng bekas, besi bekas, plastik bekas, membimbing penduduk untuk jeli memerhatikan dan meman*aatkan peluang usaha di sekitarnya, seperti penduduk yang tinggal di daerah rawa meman*aatkan en+eng gondok untuk bahan kerajinan, penduduk di daerah
gunung
meman*aatkan
bunga
pinus
sebagai
kerajinan,
dan
lain-lain.
2. 'emberikan program penyuluhan dan pembekalanketerampilan Pemerintah hendaknya intensi* terjun ke masyarakat untuk memberikan pengajaran dan pelatihan keterampilan bagi penduduk miskin agar dapat menghasilkan sesuatu guna menunjang pendapatannya. Pemerintah men+arikan bapak asuh terutama para pengusaha-pengusaha untuk menggandeng masyarakat
dalam
mengembangkan
usaha.
/. 'enyediakan pasar-pasar bagi penjualan produksi penduduk Pasar merupakan *asilitas penting dalam menunjang pendapatan penduduk. $elain sebagai tempat memasarkan hasil produksi masyarakat, keberadaan pasar juga bisa memoti=asi masyarakat untuk lebih produkti* lagi. 9arena masyarakat tidak perlu kawatir lagi akan mengalami kesulitan memasarkan
hasil
produksinya.
F9esehatan 9ualitas penduduk yang diuraikan sebelumnya yang berpengaruh terhadap kemiskinan, ternyata juga berpengaruh pada kesehatan penduduk. 9emiskinan akan berdampak pada kesehatan. Penduduk miskin +enderung memiliki pola hidup kurang bersih dan tidak sehat. 9ondisi kehidupan yang memprihatinkan mengharuskan penduduk miskin bekerja keras melebihi standar kerja penduduk yang lebih mampu, sehingga mengesampingkan aspek kesehatannya. 9etidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar se+ara layak berdampak pada kesehatan mereka. 9etidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan pangan se+ara sehat dan bergi8i berdampak pada rendahnya gi8i. 9etidakmampuan dalam emenuhi kebutuhan perumahan mengharuskan mereka tinggal di kolong jembatan, bantaran sungai, atau rumah seadanya, sehingga kebutuhan akan sanitasi air bersih juga tidak terpenuhi. 9etidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan pakaian se+ara layak berdampak pada kesehatan kulit dan organ-organ tubuh
lainnya.
)ampak dari tingkat kesehatan penduduk yang rendah tersebut adalah tingginya angka kematian 0ntuk
&terutama menanggulangi
masalah
bayi kesehatan
dan
tersebut
dapat
dilakukan
ibu(. dengan;
1. Peningkatan gi8i masyarakat. al ini dapat dilakukan dengan memberi makanan tambahan yang bergi8i terutama bagi anak-anak. Program ini dapat dioptimalkan melalui pemberdayaan posyandu
dan
kegiatan
P99.
2. Pelaksanaan imunisasi. %erdasarkan prinsip pen+egahan lebih baik dari pengobatan,
program imunisasi bertujuan melindungi tiap anak dari penyakit umum. al tersebut dapat dilaksanakan
melalui
PI"
&Pekan
Imunisasi
"asional(.
/. Penambahan *asilitas kesehatan. 7asilitas kesehatan harus mampu menampung dan menjangkau masyarakat di daerah-daerah tertinggal. Penambahan *asilitas kesehatan ini meliputi rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, polindes &pondok bersalin desa(, posyandu. Penambahan *asilitas ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, seperti imunisasi, 9%, pengobatan, dan lain-lain. )engan demikian dapat mengurangi tingginya angka kematian bayi, dan meningkatkan angka harapan hidup masyarakat. 4. Penyediaan pelayanan kesehatan gratis. Pemerintah menyediakan pelayanan gratis bagi penduduk miskin dalam bentuk skeskin &asuransi kesehatan masyarakat miskin( dan kartu sehat yang dapat digunakan untuk memperoleh layanan kesehatan se+ara murah, atau bahkan gratis
di
rumah
sakit
pemerintah
atau
puskesmas.
5. Pengadaan obat generik. Pemerintah harus mengembangkan pengadaan obat murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat bawah. Penyediaan obat murah ini dapat berupa obat generik. E. Penambahan jumlah tenaga medis. gar pelayanan kesehatan dapat men+akup seluruh lapisan masyarakat dan men+akup seluruh wilayah Indonesia diperlukan penambahan jumlah tenaga medis, seperti dokter, bidan, perawat. Genaga medis tersebut juga harus memiliki dedikasi tinggi untuk ditempatkan di daerah-daerah terpen+il serta berdedikasi tinggi melayani
masyarakat
miskin.
!. 'elakukan penyuluhan tentang arti pentingnya kebersihan dan pola hidup sehat Penyuluhan sema+am ini juga bisa melibatkan lembagalembaga lain di luar lembaga kesehatan, seperti sekolah, organisasi kemasyarakatan, tokoh-tokoh masyarakat. Jika kesadaran akan arti pentingnya pola hidup sehat sudah tertanam dengan baik, maka masyarakat
akan
dengan
sendirinyaterhindar
dari
berbagai
penyakit.
FPengangguran endahnya tingkat kesehatan penduduk dan tingginya angka kekurangan gi8i masyarakat, se+ara umum dapat berdampak pada rendahnya daya pikir dan kemampuan kerja penduduk. 3leh sebab itulah pada sebagian besar negara-negara berkembang dan negaranegara miskin, kualitas $)'-nya masih rendah, baik dalam pengetahuan maupun keterampilan. al itulah yang menjadi salah satu penyebab tingginya angka pengangguran. 9arena pada umumnya penduduk-penduduk
tersebut
sulit
tertampung
di
dunia
kerja.
)i samping itu, penyebab tingginya angka pengangguran adalah rendahnya kualitas pendidikan penduduk dan tingginya kuantitas penduduk. Pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja, menyebabkan tingkat persaingan tinggi dan
tingkat
kesempatan
kerja
+enderung
menurun.
0ntuk menanggulangi masalah pengangguran diperlukan dua usaha penanggulangan, yakni usaha perbaikan kualitas $)' dan pen+iptaan lapangan kerja. dapun usaha-usaha tersebut, antara
lain;
1. Peningkatan keterampilan kerja masyarakat. Program ini dapat dilakukan melalui pendidikan keterampilan singkat maupun berjangka di %alai atihan 9erja &%9(. 2. Pembentukan Genaga 9erja 'uda 'andiri Pro*esional &G9''P(. Program ini bertujuan men+ari anak-anak muda berpotensi di masing-masing daerah untuk kemudian dibimbing, dibina, dan dibentuk menjadi seorang yang mandiri dan pro*esional. )ari program ini diharapkan akan mun+ul tenaga-tenaga kerja muda yang mampu membuka usaha-usaha sendiri
sehingga
dapat
menyerap
tenaga
kerja.
/. Pelaksanaan padat karya. Padat karya adalah usaha yang lebih mengedepankan penggunaan dan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah banyak dibandingkan dengan modalnya. 4. Pen+iptaan iklim usaha dan in=estasi yang kondusi*. al ini terkait dengan stabilitas sosial, ekonomi, dan politik. Jika stabilitas di masing-masing aspek tersebut kondusi*, maka akan banyak orang termoti=asi untuk membuka usaha. %ahkan akan meman+ing in=estor asing untuk berin=estasi dan membuka usaha di Indonesia. )engan demikian akan dapat menambah lapangan pekerjaan baru.
'. (aktor"faktor demografi )ang mempengaruhi Penambahan*pertambahan penduduk+
a. 9ematian &'ortalitas( b. 9elahiran &7ertilitas( +. 'igrasi
. -ngka arapan idup
ngka arapan idup pada suatu umur B adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil men+apai umur B, pada suatu tahun tertentu, dalam
situasi
mortalitas
yang
berlaku
di
lingkungan
masyarakatnya.
ngka harapan hidup saat lahir adalah rata H rata hidup yang akan dijalani oleh bayi yang
baru
lahir
pada
tahun
tertentu.
9egunaan ngka arapan idup merupakan alat untuk menge=aluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. ngka arapan idup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, ke+ukupan gisi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan. >ara
'enghitung
Idealnya ngka arapan idup dihitung berdasarkan ngka 9ematian 'enurut 0mur &ge $pe+i*i+ )eath ate6$)( yang datanya diperoleh dari +atatan registrasi kematian se+ara bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat Gabel 9ematian. Getapi karena sistem registrasi penduduk di Indonesia belum berjalan dengan baik maka untuk menghitung ngka arapan idup
digunakan +ara
tidak
langsung dengan
program 'ortpak
ite.
>ontoh ngka arapan idup yang terhitung untuk Indonesia dari $ensus Penduduk Gahun 1!1 adalah 4!,! tahun. rtinya bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1!1 &periode 1E!1E( akan dapat hidup sampai 4! atau 4 tahun. Getapi bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1 mempunyai usia harapan hidup lebih panjang yakni 52,2 tahun, meningkat lagi menjadi 5, tahun untuk bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1, dan bagi bayi yang dilahirkan tahun 2 usia harapan hidupnya men+apai E5,5 tahun. Peningkatan ngka arapan idup ini menunjukkan adanya peningkatan kehidupan dan kesejahteraan bangsa Indonesia selama tiga puluh tahun terkahir dari tahun 1!-an sampai tahun 2. Gabel E. ngka arapan idup $aat ahir 'enurut %eberapa Propinsi dan 9abupaten69ota, yang
dihitung
dari
data
$usenas
24
memakai
program
'ortpak4.
Propinsi69abupaten ngka arapan idup aki-laki ngka arapan idup Perempuan $umatera 9ab. 9ota
$elatan
E5,5
39I
E4,4
Palembang
E,
E,5 !/,5
Jawa
%arat
9ab.
9uningan
E/,4
E!,!
9ota
%andung
!,
!/,E
"GG
E/,
E,5
E2,
E,
E!,2
9ab.
7lores
Gimur
E/,5
E!,
9ab. Gimor Gengah 0tara E2,E E!,
2
AMRIN YAHYA Selasa, 02 April 2013 KONSEP TEORI KEPENDUDUKAN
KONSEP TEORI KEPENDUDUKAN
Kependuduan a!au de"#$ra% adala& il"u 'an$
"e"pela(ari
dina"ia
ependuduan "anusia) De"#$ra% "elipu!i uuran, s!ru!ur, dan dis!ri*usi pendudu, ser!a *a$ai"ana (u"la& pendudu *eru*a& se!iap +a!u ai*a! ela&iran, e"a!ian, "i$rasi, ser!a penuaan) Analisis ependuduan dapa! "eru(u
"as'araa!
seara
eseluru&an
a!au
el#"p#
!er!en!u
'an$
didasaran ri!eria seper!i pendidian, e+ar$ane$araan, a$a"a, a!au e!nisi!as !er!en!u)
Teori Malthus (Thomas Robert Malthus) Oran$ 'an$ per!a"a-!a"a "en$e"uaan !e#ri "en$enai pendudu adala& T"as R#*er! Mal!&us 'an$ &idup pada !a&un 1../ 12) Ke"udian !i"*ul *er"aa"-"aa" pandan$an se*a$ai per*aian !e#ri Mal!&us) Dala" edisi per!a"an'a Essay on Population !a&un 1. Mal!&us "en$e"uaan dua p## pendapa!n'a 'ai!u 4
o
5a&an "aanan adala& pen!in$ un!u e&idupan "anusia
o
Na6su "anusia !a dapa! di!a&an) Mal!&us (u$a "en$a!aan *a&+a per!u"*u&an pendudu (au& le*i& epa! dari *a&an "aanan) Ai*a!n'a pada sua!u saa! aan !er(adi per*edaan 'an$ *esar an!ara pendudu dan e*u!u&an &idup)
Dalil 'an$ die"uaan Mal!&us 'ai!u *a&+a (u"la& pendudu enderun$ un!u "enin$a! seara $e#"e!ris 7dere! uur8, sedan$an e*u!u&an &idup riil dapa! "enin$a! seara aris"a!i 7dere! &i!un$8) Menuru! pendapa! Mal!&us ada 6a!#r-6a!#r pene$a& 'an$ dapa! "en$uran$i e$#nan$an dan epinan$an !er&adap per*andin$an an!ara pendudu dan "anusia 'ai!u den$an (alan 4 Preventive checks Yai!u 6a!#r-6a!#r 'an$ dapa! "en$&a"*a! (u"la& ela&iran 'an$ la9i"n'a dina"aan "#ral res!rain!) Ter"asu didala"n'a an!ara lain 4 1)
Penundaan "asa pera+inan
2)
Men$endalian &a+a na6su
3)
Pan!an$an a+in
)
P#si!i:e &es Yai!u 6a!#r-6a!#r 'an$ "en'e*a*an *er!a"*a&n'a e"a!ian, !er"asu di dala"n'a an!ara lain 4
1)
5enana Ala"
2)
;a*a& pen'ai!
3)
Ke(a&a!an
)
Peperan$an Positive checks *iasan'a dapa! "enurunan ela&iran pada ne$ara-ne$ara 'an$ *elu" "a(u) Te#ri 'an$ die"uaan Mal!&us !erdapa! *e*erapa ele"a&an an!ara lain4
o
Mal!&us !ida 'ain aan &asil preventive cheks)
o
Ia !a 'ain *a&+a il"u pen$e!a&an dapa! "e"per!in$$i pr#dusi *a&an "aanan den$an epa!)
o
Ia !a "en'uai adan'a #ran$-#ran$ "isin "en(adi *e*an #ran$-#ran$ a'a
o
Ia !a "e"*enaran *a&+a pere"*an$an #!a-#!a "eru$ian *a$i ese&a!an dan "#ral dari #ran$-#ran$ dan "en$uran$i eua!an dari ne$ara
Aan !e!api *a$ai"anapun (u$a !e#rin'a "enari per&a!ian dunia, arena diala& 'an$ "ula-"ula "e"*a&as pers#alan pendudu seara il"ia&) Disa"pin$ i!u essa'n'a "erupaan "e!#de un!u "en'elesaian a!au per*aian pers#alan pendudu dan "erupaan dasar *a$i il"u-il"u ependuduan searan$ ini)
Beberapa Panan!an Terhaap Teori Malthus 5er"aa"-"aa" reasi !i"*ul !er&adap !e#ri Mal!&us, *ai dari $#l#n$an a&li e#n#"i, s#sial dan a$a"a) Hin$$a saa! ini !e#ri Mal!&us "asi& dipers#alan) Pada dasarn'a pendapa!-pendapa! !er&adap !e#ri Mal!&us dapa! diel#"p#an se*a$ai *eriu! 4 Te#ri Mal!&us sala& sa"a seali <#l#n$an ini "en$an$$ap Mal!&us "en$a*aian penin$a!an !en#l#$i, penana"an "#dal, perenanaan pr#dusi) Ter&adap $#l#n$an 'an$ !ida se!u(u, Mal!&us "en(a+a* *a&+a 4 1) Tin$a! pen$e"*an$an !en#l#$i !ida sa"a diseluru& ne$ara 2)
Ke"a"puan 'an$ *er*eda-*eda un!u "en$adaan penana"an "#dal)
3)
=a!#r ese&a!an ra'a! dan pen$aru&n'a !er&adap pen$&idupan s#si# e#n#"i ul!ural)
)
Masala& ur*anisasi 'an$ !erdapa! di"ana-"ana
>) Tara6 pendidian ra'a! !ida sa"a /)
Pr#ses-pr#ses s#sial 'an$ "en$&a"*a! e"a(uan
.)
=a!#r #"uniasi dan in6ras!ru!ur 'an$ *elu" sa"a penin$a!ann'a
)
=a!#r-6a!#r s#sial e#n#"i ser!a pelasanaan dis!ri*usin'a
)
Ke"a"puan su"*er ala" !ida aan "a"pu !erus "enerus di!in$a!an "enuru! e"a"puan "anusia !anpa *a!as, "elainan a&irn'a aan sa"pai pada sua!u !i!i, di"ana !ida dapa! di!in$a!an la$i)
10) Masi& *an'a 6a!#r la$i 'an$ selalu !ida "en$un!un$an *a$i esei"*an$an penin$a!an pendudu den$an pr#dusi *a&an-*a&an sandan$ pan$an Te#ri Mal!&us !ida *erlau la$i *a$i ne$ara-ne$ara *ara!, !e!api "asi& *erlau *a$i ne$ara-ne$ara Asia)
Te#ri Mal!&us "e"an$ *enar dan *erlau sepan(an$ "asa) Pen$anu! $#l#n$an ini se!u(u den$an Te#ri Mal!&us, "esipun ada *e*erapa !a"*a&an ?re:isi) Pen$iu! Mal!&us ini dise*u! Ne# Mal!&usi#nis") Merea *eran$$apan *a&+a un!u "enapai !u(uan &an'a den$an "#ral res!rain! 7*erpuasa, "enunda pera+inan8 adala& !ida "un$in) Merea *erpendapa! *a&+a un!u "ene$a& la(u epa!n'a penin$a!an aa& (i+a pendudu &arus den$an "e!de *ir!& #n!r#l den$an "en$$unaan ala! #n!rasepsi)
Aliran Mar"ist (Karl Mar" an #rie En!els) Aliran ini !ida sependapa! den$an Mal!&us 7*ila !ida di*a!asi pendudu aan euran$an "aanan8) Karl Mar@ dan =riedri& En$els 7138 adala& $enerasi sesuda& Mal!us) Pa&a" Mar@is! u"u"n'a !ida se!u(u den$an pandan$an Mal!us, arena "enuru!n'a pa&a" Mal!us *er!en!an$an den$an nurani "anusia) Dasar Pe$an$an Mar@is! adala& *eran(a dari pen$ala"an *a&+a "anusia sepan(an$ se(ara& aan dapa! "en'esuaian diri den$an pere"*an$an 9a"an) 5eda pandan$an Mar@is! dan Mal!us adala& pada Na!ural Res#ureB !ida *isa die"*an$an a!au "en$i"*an$i eepa!an per!u"*u&an pendudu) Menuru! Mar@is! !eanan pendudu di sua!u ne$ara *uanla& !eanan pendudu !er&adap *a&an "aanan, !e!api !eanan !er&adap ese"pa!an er(a 7"isaln'a di ne$ara api!alis8) Mar@is! (u$a *erpendapa! *a&+a se"ain *an'a (u"la& "anusia se"ain !in$$i pr#du 'an$ di&asilan, (adi den$an de"iian !ida perlu diadaan pe"*a!asan pendudu) Pendapa! Aliran Mar@is!
o
P#pulasi "anusia !ida "enean "aanan, !api "e"pen$aru&i ese"pa!an er(a)
o
Ke"erala!an *uan !er(adi arena epa!n'a per!u"*u&an pendudu, !api arena au" api!alis "en$a"*il se*a$ian &a para *uru&
o
Se"ain !in$$i !in$a! p#pulasi "anusia, se"ain !in$$i pr#du!i%!asn'a, (ia !en#l#$i !ida "en$$an!ian !ena$a "anusia se&in$$a !ida perlu "enean (u"la& ela&irann'a, ini *erar!i ia "en#la !e#ri Mal!&us !en!an$ "#ral res!rain! un!u "enean an$a ela&iran)
Aliran Neo$Malthusian (%arreth &arin ' Paul Ehrlih) Pada a*ad 20 !e#ri Mal!&us "ulai diperde*a!an e"*ali) el#"p# ini "en'##n$ aliran Mal!&us, aan !e!api le*i& radial la$i dan aliran ini san$a! "en$an(uran un!u "en$uran$i (u"la& pendudu den$an "en$$unaan araara Pre:en!i6 C&eB 'ai!u "en$$unaan ala! #n!rasepsi) Ta&un 1/0an dan 1.0an 6#!#-6#!# !ela& dia"*il dari ruan$ an$asa den$an "enun(uan *u"i !erli&a! seper!i se*ua& apal 'an$ *erla'a den$an persediaan *a&an *aar dan *a&an "aanan 'an$ !er*a!as) Pada sua!u saa!
apal ini aan e&a*isan *a&an *aar dan *a&an "aanan !erse*u! se&in$$a a&irn'a "alape!aa "eni"pa apal !erse*u!) Ta&un 1.1 E&rli& "enulis *uu T&e P#pula!i#n 5#"*B dan e"udian dire:isi "en(adi T&e P#pula!i#n E@pl#!i#nB '$ *erisi4
o
Suda& !erlalu *an'a "anusia di *u"i ini)
o
Keadaan *a&an "aanan san$a! !er*a!as)
o
in$un$an rusa se*a* p#pulasi "anusia "enin$a!) Analisis ini dilen$api #le& Mead#+ 71.28, "elalui *uu T&e i"i! !#
Teori Kepenuuan Kontemporer Te#ri =isi#l#$i dan s#sial e#n#"i a) F#&n S!uar! Mill F#&n S!uar! Mill, se#ran$ a&li %lsa6a! dan a&li e#n#"i *ere*an$saan In$$ris dapa! "eneri"a pendapa! Mal!&us "en$enai la(u per!u"*u&an pendudu "ela"paui la(u per!u"*u&an *a&an "aanan se*a$ai sua!u asi#"a) Na"un de"iian dia *erpendapa! *a&+a pada si!uasi !er!en!u "anusia dapa! "e"pen$aru&i perilau de"#$ra%n'a) Selan(u!n'a ia "en$a!aan apa*ila pr#du!i:i!as se#ran$ !in$$i ia enderun$ in$in "e"ilii eluar$a eil) Dala" si!uasi seper!i ini 6er!ili!as aan renda&) Fadi !ara6 &idup 7s!andard #6 li:in$8 "erupaan de!er"inan 6er!ili!as) Tidala& *enar *a&+a e"isinan !ida dapa! di&indaran 7seper!i dia!an Mal!&us8 a!au e"isinan i!u dise*a*an arena sis!e" api!alis 7seper!i pendapa! Mar@8 den$an "en$a!aan T&e ni$$ardline #6 na!ure, n#! !&e in(us!ie #6 s#ie!' is !&e ause #6 !&e penal!' a!!a&ed !# e:erp#pula!i#n 7;ee, 128) Kalau sua!u +a!u di sua!u +ila'a& !er(adi euran$an *a&an "aanan, "aa eadaan ini &an'ala& *ersi6a! se"en!ara sa(a) Pe"ea&ann'a ada dua e"un$inan 'ai!u 4 "en$i"p#r *a&an "aanan, a!au "e"inda&an se*a$ian pendudu +ila'a& !erse*u! e +ila'a& lain) Me"per&a!ian *a&+a !in$$i renda&n'a !in$a! ela&irann di!en!uan #le& "anusia i!u sendiri, "aa Mill "en'aranan un!u "enin$a!an !in$a! $#l#n$an 'an$ !ida "a"pu) Den$an "enin$a!n'a pendidian pendudu "aa seara rasi#nal "aa "erea "e"per!i"*an$an perlu !idan'a "ena"*a& (u"la& ana sesuai den$an arier dan usa&a 'an$ ada) Di sa"pan i!u Mill *erpendapa! *a&+a u"u"n'a pere"puan !ida "en$&endai ana 'an$ *an'a, dan apa*ila e&enda "erea diper&a!ian "aa !in$a! ela&iran aan renda&)
*) Arsene Du"#n! Arsene Du"#n! se#ran$ a&li de"#$ra% *an$sa Peranis 'an$ &idup pada a&ir a*ad e-1) Pada !a&un 10 dia "enulis se*ua& ar!iel *er(udul Dep#pula!i#n e! Ci:ili9a!i#n) Ia "elanaran !e#ri pendudu *aru 'an$ dise*u! den$an !e#ri apilari!as s#sial 7!&e#r' #6 s#ial apilari!'8) Kapilari!as s#sial "en$au epada ein$inan sese#ran$ un!u "enapai eduduan 'an$ !in$$i di "as'araa!, "isaln'a4 se#ran$ a'a& selalu "en$&arapan dan *erusa&a a$ar anan'a "e"per#le& eduduan s#sial e#n#"i 'an$ !in$$i "ele*i&i apa 'an$ dia sendiri !ela& "enapain'a) Un!u dapa! "enapai eduduan 'an$ !in$$i dala" "as'araa!, eluar$a 'an$ *esar "erupaan *e*an 'an$ *era! dan perin!an$) K#nsep ini di*ua! *erdasaran a!as anal#$i *a&+a airan aan nai pada se*ua& pipa apiler) Te#ri apilari!as s#sial dapa! *ere"*an$ den$an *ai pada ne$ara de"#rasi, di"ana !iap-!iap indi:idu "e"pun'ai e*e*asan un!u "enapai eduduan 'an$ !in$$i di "as'araa!) Di ne$ara Peranis pada a*ad e-1 "isaln'a, di"ana s's!e" de"#rasi san$a! *ai, !iap-!iap #ran$ *erl#"*a "enapai eduduan 'an$ !in$$i dan se*a$ai ai*a!n'a an$a ela&iran !urun den$an epa!) Di ne$ara s#sialis di"ana !ida ada e*e*asanun!u "enapai eduduan 'an$ !in$$i di "as'araa!, s's!e" apilari!as s#sial !ida dapa! *er(alan den$an *ai) ) E"ili Dur&ei" E"ile Dur&ei" adala& se#ran$ a&li s#si#l#$is Peranis 'an$ &idup pada a&ir a*ad e-1) Apa*ila Du"#n! "eneanan per&a!iann'a pada 6a!#r-6a!#r 'an$ "e"pen$aru&i per!u"*u&an pendudu, "aa Dur&ei" "eneanan per&a!iann'a pada eadaan ai*a! dari adan'a per!u"*u&an pendudu 'an$ !in$$i 7;ees, 128) Ia "en$a!aan, ai*a! dari !in$$in'a per!u"*u&an pendudu, aan !i"*ul persain$an dian!ara pendudu un!u dapa! "e"per!a&anan &idup) Dala" "e"enan$an persain$an !iap-!iap #ran$ *erusa&a un!u "enin$a!an pendidian dan e!era"pilan, dan "en$a"*il spesialisasi !er!en!u, eadaan seper!i ini (elas !erli&a! pada e&idupan "as'araa! per#!aan den$an e&idupan 'an$ #"ples) Apa*ila di*andin$an an!ara e&idupan "as'araa! !radisi#nal dan "as'araa! per#!aan, aan !erli&a! *a&+a pada "as'araa! !radisi#nal !ida !er(adi persain$an dala" "e"per#le& peer(aan, !e!api pada "as'araa! indus!ri aan !er(adi se*alin'a) Hal ini dise*a*an ada "as'araa! indus!ri !in$a! per!u"*u&an dan epada!an pendudun'a !in$$i) Tesis dari Dur&ei" ini didasaran a!as !e#ri e:#lusi dari Dar+in dan (u$a pe"iiran dari I*n K&aldun) d) Mi&ael T"as Sadler dan D#u*leda' Kedua a&li ini adala& pen$anu! !e#ri %si#l#$is) Sadler "en$e"uaan, *a&+a da'a repr#dusi "anusia di*a!asi #le& (u"la& pendudu 'an$ ada di sua!u +il'a& a!au ne$ara) Fia epada!an pendudu !in$$i, da'a repr#dusi "anusia aan "enurun, se*alin'a (ia epada!an pendudu renda&, da'a repr#dusi "anusia aan "enun$a!) T"s#n 71>38 "era$uan e*enaran !e#ri ini se!ela& "eli&a! eadaan di Fa+a, India dan Cina di"ana pendudun'a san$a! pada!, !e!api per!u"*u&an pendudun'a (u$a !in$$i) Dala" &al ini Mal!&us le*i& #nre! ar$u"en!asin'a dari pada Sadler) Mal!&us "en$a!aan *a&+a pendudu disua!u daera& dapa! "e"pun'ai !in$a! 6er!ili!as 'an$ !in$$i, !e!api dala" per!u"*u&an ala"in'a
renda& arena !in$$in'a !in$a! e"a!ian) Na"un de"iian, pendudu !ida dapa! "e"pun'ai 6er!ili!as !in$$i, apa*ila !ida "e"pun'ai esu*uran 76eundi!as8 'an$ !in$$i, !e!api pendudu den$an !in$a! esu*uran !in$$i dapa! (u$a !in$a! 6er!ili!asn'a renda&) Te#ri D#u*leda' &a"per sa"a den$an !e#ri Sadler, &an'a !i!i !#lan'a *er*eda) Kalau Sadler "en$a!aan *a&+a da'a repr#dusi pendudu *er*andin$ !er*ali den$an !in$a! epada!an pendudu, "aa D#u*leda' *erpendapa! *a&+a da'a repr#dusi pendudu *er*andin$ !er*ali den$an *a&an "aanan 'an$ !ersedia) Fadi enaian e"a"uran "en'e*a*an !urunn'a da'a repr#dusi "anusia) Fia sua!u (enis "a&lu diana" *a&a'a, "erea aan "e"per!a&anan diri den$an se$ala da'a 'an$ "erea "ilii) Merea aan "en$i"*an$in'a den$an da'a repr#dusi 'an$ le*i& *esar 7Isandar, 108) Menuru! D#u*leda', euran$an *a&an "aanan aan "erupaan peran$san$ *a$iu da'a repr#dusi "anusia, sedan$ ele*i&an pan$an (us!ru "erupaan 6a!#r pene$an$ pere"*an$an pendudu) Dala" $#l#n$an "as'araa! 'an$ *erpendapa!an renda&, serin$ali !erdiri dari pendudu den$an eluar$a *esar, se*alin'a #ran$ 'an$ "e"pun'ai eduduan 'an$ le*i& *ai *iasan'a (u"la& eluar$an'a eil) Rupa-rupan'a !e#ri %si#l#$is ini *an'a diil&a"i dari !e#ri asi an reasi dala" "enin(au pere"*an$an pendudu sua!u ne$ara a!au +ila'a&) Te#ri ini dapa! "en(elasan *a&+a se"ain !in$$i !in$a! "#r!ali!as pendudu se"ain !in$$i pula !in$a! pr#dusi "anusia) e) Her"an K&an Pandan$an 'an$ sura" dan pesi"is dari Ml!&us *eser!a pen$anu!-pen$anu!n'a di!en!an$ eras #le& el#"p# !en#l#$i) Merea *eran$$apan "anusia den$an il"u pen$e!a&uann'a "a"pu "elipa!$andaan pr#dusi per!anian) Merea "a"pu "en$u*a& e"*ali 7re'lin$8 *aran$-*aran$ 'an$ suda& &a*is dipaai, sa"pai a&irn'a dunia e!i$a "en$a&iri "asa !ransisi de"#$ra%n'a) A&li 6u!ur#l#$' Her"an Ka&n 71./8 "en$a!aan *a&+a ne$ara-ne$ara a'a aan "e"*an!u ne$ara-ne$ara "isin, dan a&irn'a ea'aan i!u aan (a!u& epada #ran$-#ran$ "isin) Dala" *e*erapa deade !ida aan !er(adi la$i per*edaan 'an$ "en#l# an!ara u"a! "anusia di dunia ini) Den$an !in$a! !en#l#$i 'an$ ada searan$ ini "erea "e"periraan *a&+a dunia ini "a"pu "ena"pun$ 1> "illiun #ran$ den$an pendapa!an "ele*i&i A"eria Seria! de+asa ini) Dunia !ida aan e&a*isan su"*er da'a ala", aren seluru& *u"i ini !erdiri dari "ineral-"ineral) Pr#ses pen$er!ian dan re'lin$ aan !erus !er(adi dan era ini dise*u! den$an era su*s!i!usi) Merea "en$ri!i *a&+a T&e i"i! !#
Teori Tenolo!i
Kel#"p# ini "unul un!u "en#la pandan$an Mal!&us 'an$ pesi"is dala" "eli&a! pere"*an$an dunia)Te#ri ini di"#!#ri #le& Her"an K&an, ia *erpendapa! *a&+a e"isinan 'an$ !er(adi di ne$ara *ere"*an$ aan dapa! dia!asi (ia ne$ara "a(u dapa! "e"*an!u daera& "isin, se&in$$a ea'aan dan e"a"puan daera& &idup i!u aan didapa!an #le& #ran$-#ran$ "isin)Ia *eran$$apan *a&+a !en#l#$i "a(u aan "a"pu "elauan pe"u!aran ulan$ !er&adap nasi* "anusia pada sua!u "asa 'an$ dise*u! GEra Su*s!i!usi)
Teori Transisi Kepenuuan Ta&ap Perali&an eadaan de"#$ra%s4 1) Tin$a! ela&iran dan e"a!ian !in$$i) Pendudu !e!ap?nai sedii!) an$$aran ese&a!an "enin$a!) Pene"uan #*a! #*a!an se"ain "a(u) An$a ela&iran !e!ap !in$$i) 2)
An$a e"a!ian "enurun,!in$a! ela&iran "asi& !in$$iper!u"*u&an pendudu "enin$a!) Adan'a Ur*anisasi), usia a+in "enin$a!) ,Pela'anan K5 J uas), pendidian "enin$a!)
3)
An$a e"a!ian !erus "enurun, an$a ela&iran "enurun la(u per!u"*u&an pendudu "enurun)
)
Kela&iran dan e"a!ian pada !in$a! renda& per!u"*u&an pendudu e"*ali seper!i a!e$#ri I "endea!i n#l) Kee"pa! a!e$#ri ini aan didiala"i #le& ne$ara 'an$ sedan$ "elasanaan pe"*an$unan e#n#"i) S!ru!ur perse*aran pendudu Me"*a&as 4
o
K#"p#sisi pendudu
o
Perse*aran pendudu) Ke$unaan pen$el#"p#an pendudu4
1)
Men$e!a&ui &u"an res#ures '$ ada "enuru! u"ur (enis)
2)
Men$a"*il sua!u e*i(aan '$ *er&u* den$an pendudu)
3)
Me"*andin$an ead sa!u pendudu den$an pendudu lain
)
Melalui $a"*aran pira"id pdd dapa! die! pr#ses de"#$ra% '$ !ela& !er(adi pada pendudu Penerapan Transisi ependuduan Yan$ "ener"inan enaian !ara6 &idup ra'a! di sua!u ne$ara adala& *esarn'a !a*un$an dan au"ulasi api!al dan la(u per!u"*u&an pendudun'a) a(u per!u"*u&an 'an$ san$a! epa! di *an'a ne$ara sedan$ *ere"*an$ na"pan'a dise*a*an #le& 6ase a!au !a&ap !ransisi de"#$ra% 'an$ diala"in'a) Ne$ara-ne$ara sedan$ *ere"*an$ "en$ala"i 6ase !ransisi de"#$ra% di "ana an$a ela&iran "asi& !in$$i se"en!ara an$a e"a!ian !ela& "enurun) Kedua &al ini dise*a*an arena e"a(uan pela'anan ese&a!an 'an$ "enurun an$a e"a!ian *ali!a dan an$a !a&un &arapan &idup) Ini !er(adi pada 6ase edua dan e!i$a dala" pr#ses ependuduan) U"u"n'a ada e"pa! !a&ap dala" pr#ses !ransisi, 'ai!u4 Ta&ap 14 Mas'araa! pra-indus!ri, di "ana an$a ela&iran !in$$i dan an$a e"a!ian !in$$i "en$&asilan la(u per!a"*a&an pendudu renda& Ta&ap 24 Ta&ap pe"*an$unan a+al, di "ana e"a(uan dan pela'anan ese&a!an 'an$ le*i& *ai "en$&asilan penurunan an$a ela&iran !a !erpen$aru& arena (u"la& pendudu nai) Ta&ap 34 Ta&ap pe"*an$unan lan(u!, di "ana !er(adi penurunan an$a e"a!ian *ali!a, ur*anisasi, dan e"a(uan pendidian "end#r#n$ *an'a pasan$an "uda *eru"a& !an$$a "en$in$inan (u"la& ana le*i& sedii! &in$$a "enurunan an$a ela&iran) Pada !a&ap ini la(u per!a"*a&an pendudu "un$in "asi& !in$$i !e!api suda& "ulai "enurun Ta&ap 4 Ke"an!apan dan s!a*il, di "ana pasan$an-pasan$an *eru"a& !an$$a "elasanaan pe"*a!asan ela&iran dan "erea enderun$ *eer(a di luar ru"a&) 5an'an'a ana enderun$ &an'a 2 a!au 3 sa(a &in$$a an$a per!a"*a&an ne!# pendudu san$a! renda& a!au *a&an "endea!i n#l)
Su"*er4 -
-
&!!p4??&ris!d&a+ie)*l#$sp#!)#"
&!!p4??apil)"uaraeni"a*)$#)id?!e#ri-!e#ri-ependuduan? Dip#san #le& A"rin di 23)21 Kiri"an Ini le+a! E"ail5l#$T&isL5er*a$i e T+i!!er5er*a$i e =ae*##5a$ian e Pin!eres!