1. Konse Konsep p Model Model Kepe Keperaw rawat atan an Jiwa Jiwa
a. Mode Modell Psic Psicoa oanal nalit itic ical al Model Model ini menjel menjelask askan an bahwa bahwa ganggua gangguan n jiwa jiwa dapat dapat terjad terjadii pada pada seseor seseorang ang apabil apabilaa ego( ego(ak akal al)) tida tidak k berf berfung ungsi si dala dalam m meng mengon ontr trol ol id (keh (kehen endak dak nafs nafsu u atau atau inst instin ing) g).. Ketidakmamp Ketidakmampuan uan seseorang seseorang dalam menggunakan menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi mematuhi tata tertib, tertib, peraturan, peraturan, norma, agama(super agama(super ego/das uber ich), akan mendorong mendorong terjadinya terjadinya penyimpangan perilaku (deviation of Behavioral). b. Model Interpersonal Model ini diperkenalkan oleh Hary Stack Sullivan. Sebagai tambahan mengembangkan teori interpersonal keperawatan. Teori ini meyakini bahwa perilaku berkembang dari hubungan interpersonal. c. Model So Sosial Menu Menuru rutt Capl Caplai ain n
situ situas asii sosi sosial al dapa dapatt menc mencet etus uska kan n
gang ganggu guan an jiwa jiwa.. Teor Teorii ini ini
mengemukakan mengemukakan pandangan sosial sosial terhadap terhadap perilaku perilaku bahwa faktor sosial dan lingkungan lingkungan menciptakan stress yang menyebabkan ansietas yang akan menimbulkan gejala perilaku menyimpang. d.
Mode Modell Eks Eksis iste tens nsii Teori Teori ini mengem mengemuka ukakan kan bahwa bahwa penyim penyimpang pangan an peril perilaku aku terjad terjadii jika jika indivi individu du putus putus hubungan hubungan dengan dengan diriny dirinyaa dan lingku lingkungan ngannya nya.. Keasin Keasingan gan diri diri dari dari lingku lingkungan ngan dapat dapat terjad terjadii karena karena hambat hambatan an pada pada diri diri indivi individu. du. Indivi Individu du merasa merasa putus putus asa, asa, sedih, sedih, sepi, sepi, kurangnya kesadaran diri yang mencegah partisipasi dan penghargaan pada hubungan dengan orang lain. Klien sudah kehilangan/tidak mungkin menemukan nilai-nilai yang memberi arti pada eksistensinya
e. Mode Modell Komu Komuni nika kasi si Teor Teorii ini ini
meny menyat atak akan an bahw bahwaa
gang ganggu guan an peri perila laku ku terj terjad adii
apab apabil ilaa
pasi pasien en tida tidak k
dikomunikasikan dengan jelas. Bahasa dapat digunakan merusak makna, pesan dapat pula tersampaikan mungkin tidak selaras. Fase komunikasi ada 4 yaitu: pra interaksi, orientasi, kerja, dan terminasi. f. Model Pe Perilaku Dikembangkan oleh H.J Eysenk, J. Wolpe dan B.F Skiner. Teori ini meyakini bahwa perubahan perilaku akan mengubah kognitif dan afektif.
g. Model Medical Penyimpangan perilaku merupakan manifestasi gangguan sistem saraf pusat. Dicurigai bahwa depresi dan skizoprenia dipengaruhi oleh transmisi impuls neural serta gangguan sinap yaitu masalah biokimia. Faktor sosial dan lingkungan diperhitungkan sebagi faktor pencetus. h. Model Keperawatan Teori ini mempunyai pandangan bahwa askep berfokus pada respon individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial dengan model pendekatan berdasarkan teori sistem, teori perkembangan, teori interaksi, pendekatan holistik, teori keperawatan. Fokus pada rentang sehat sakit, teori dasar keperawatan, tindakan keperawatan, dan hasil tindakan.
Konsep model keperawatan jiwa yang sesuai dengan kasus adalah: 1. SOCIAL ( CAPLAN, SZASZ)
Menurut konsep ini seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku apabila banyaknya faktor sosial dan faktor lingkungan yang akan memicu munculnya stress pada seseorang ( social and environmental factors create stress, which cause anxiety and symptom). Menurut Caplan, situasi sosial dapat menjadi faktor predisposisi dari gangguan jiwa. Situasi tersebut dapat berupa kemiskinan, keluarga yang tidak stabil dan pendidikan yang rendah. Penyimpangan perilaku dalam kehidupan dapat menyebabkan keterbatasan kemampuan untuk mengatasi stress. Individu yang kurang dukungan sosial juga dapat menyebabkan respon koping yang maladaptive. Fokus dari model sosial adalah lingkungan sosial. Lingkungan sosial tersebut dapat berakibat terhadap individu dan pengalaman individu dalam hidupnya. Berdasarkan model sosial, kondisi sosial besar pengaruhnya terhadap penyimpangan perilaku. Tingkah laku yang normal pada suatu budaya, kadang bisa jadi eksentrik pada budaya lain. Menurut Szass setiap individu bertanggungjawab terhadap perilakunya.
Caplan berpendapat bahwa terdapat model kesehatan masyarakat yang dapat diberikan untuk menjaga kesehatan jiwa yang terdiri dari prevensi primer, sekunder dan tertier. Kurangnya pemahaman tentang penyebab penyimpangan perilaku dapat diatasi dengan tehnik prevensi primer. Berdasarkan model ini profesi yang profesional dan tidak profesional dengan keterampilan konsultasi yang profesional. Prinsip proses terapi yang sangat penting dalam konsep model ini adalah environment manipulation and social support (pentingnya modifikasi lingkungan dan adanya dukungan sosial). Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien harus menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat melibatkan teman sejawat, atasan, keluarga atau suami-istri. Sedangkan therapist berupaya : menggali system sosial klien seperti suasana dirumah, di kantor, di sekolah, di masyarakat atau tempat kerja. Ketentuan hubungan pasien dan terapis (perawat) adalah terapi akan dapat menolong pasien hanya apabila pasien meminta pertolongan. Pasien datang ke terapis untuk menjelaskan masalahnya dan meminta untuk dibantu menenyelesaikan masalahnya. Pasien juga mempunyai hak menolak intervensi terapeutik yang diberikan. Terapi akan sukses jika pasien puasa dengan perubahan yang terjadi dalam hidupnya. Terapis bersama-sama dengan pasien meningkatkan perubahan. Perubahan tersebut menyangkut membuat rekomendasi tentang arti yang mungkin dari apa elemen penyesuain diri yang efektif, tidak termasuk beberapa elemen yang termasuk dalam paksaan terhadap tindakan di rumah sakit jika pasien tidak setuju dengan rekomendasi yang dianjurkan oleh terapis. Ketentuan dari terapi juga termasuk didalamnya perlindungan pasien dari tuntutan sosial terhadap prilaku kekerasan di lingkungan sosial.
2. INTERPERSONAL ( SULLIVAN, PEPLAU)
Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bisa muncul akibat adanya ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (Anxiety). Ansietas timbul dan alami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal). Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adnya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya. Proses terapi menurut konsep ini adalah Build Feeling Security (berupaya membangun rasa aman pada klien), Trusting Relationship and interpersonal Satisfaction
(menjalin hubungan yang saling percaya) dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.
Ada beberapa proses terapi menurut konsep teori ini dianataranya adalah : a. Feeling Security Feeling security yaitu, terapi yang berupa membangun rasa aman pada klien, perawat sebisa mungkin dalam terapi ini membuat klien merasa aman, sebagai contoh perawat mengatakan bahwa klien berada ditempat yang aman, dan tenang tidak ada yang akan menyakitinya seperti apa yang ada dipikirannya. b. Tru sting Relationship and interpersonal Satisfaction Trusting Relationship and interpersonal Satisfaction yaitu terapi yang menjalin hubungan yang saling percaya dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.
Peran perawat dalam terapi adalah share anxieties (berupaya melakukan sharing mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan orang lain), therapist use empathy and relationship (perawat berupaya bersikap empati dan turut merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien). Perawat memberikan respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan dengan orang lain. 3. PSYCOANALYTICAL (FREUD, ERICKSON)
Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi pada seseorang apabila ego (akal) tidak berfungsi dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting). Ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi tata tertib, peraturan, norma, agama(super ego/das uber ich), akan mendorong terjadinya penyimpangan perilaku (deviation of Behavioral). Faktor penyebab lain gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik intrapsikis terutama pada masa anak-anak. Hal ini akan menyebabkan traumatik yang membekas pada masa dewasa. Proses terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas dan analisa mimpi, transferen untuk memperbaiki traumatic masa lalu. Misalnya klien dibuat dalam keadaan ngantuk yang sangat. Dalam keadaan tidak berdaya pengalaman alam bawah
sadarnya digali dengan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali traumatic masa lalu. Hal ini lebih dikenal dengan metode hypnotic yang memerlukan keahlian dan latihan yang khusus. Dengan cara demikian, klien akan mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya, sedangkan therapist berupaya untuk menginterpretasi pikiran dan mimpi pasien. Pada klien yang masih anak-anak bisa diberikan terapi bermain. Peran perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian mengenai keadaan-keadaan traumatic atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu misalnya ( pernah disiksa orang tua, pernah disodomi, diperlakukan secar kasar, diterlantarkan, diasuh dengan kekerasan, diperkosa pada masa anak), dengan menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik setelah terjalin trust (saling percaya).