LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)
Oleh : NI KOMANG YULIANI 0902105076
PROGRAM PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN KEPERAWATAN FAKULTAS FAKULTAS KEDOKTERAN KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2012
A. KO KONS NSEP EP DASA DASAR R PEN PENYA YAKI KIT T 1.
Definisi •
Gaga Gagall ginja ginjall kron kronis is atau atau penyak penyakit it renal renal tahap tahap akhir akhir (ESR (ESRD) D) meru merupak pakan an
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, meny menyeb ebab abka kan n urem uremia ia (rete (retensi nsi urea urea dan sampah sampah nitro nitroge gen n lain lain dalam dalam darah darah)) (Smeltzer, 2002:1448). •
Gagal ginjal kronis adalah destruksi struktur ginjal yang progresif dan terus-
menerus (Corwin, 2009:729). •
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
lambat, biasanya berlangsung beberapa tahun (Price, 2005).
Jadi, Jadi, dapat dapat disimp disimpulk ulkan an definisi definisi dari dari gagal gagal ginjal ginjal kronis kronis adalah adalah gangg gangguan uan pada pada fungsi ginjal yang mengalami destruksi struktur ginjal yang progresif dan lambat dalam dalam mempert mempertaha ahankan nkan metabo metabolism lismee serta serta keseimb keseimbang angan an cairan cairan dan elektro elektrolit, lit, dimana berlangsung selama beberapa tahun.
2. Ep Epidem idemiol iologi ogi
Insidensi Insidensi tahunan gagal ginjal terminal dilaporkan dilaporkan bervariasi mulai dari 4 per sejuta di Bolivia Bolivia sampai sampai 254 per sejuta sejuta pendud penduduk uk di Puerto Puerto Rico. Rico. Indone Indonesia sia sendiri sendiri belum belum memiliki sistem registri yang lengkap di bidang penyakit ginjal, namun di Indonesia diperkirakan 100 per sejuta penduduk atau sekitar 20.000 kasus baru dalam setahun.
Penyakit ginjal kronis (CKD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Di Amerika Serikat (AS), ditemukan peningkatnya insiden dan prevalensi gagal ginjal ginjal kronik. kronik. Prevalen Prevalensi si dari penyak penyakit it ginjal ginjal kronik kronik secara secara umum umum didefin didefinisik isikan an sebagai penyakit yang bertahan lama, kerusakan fungsi ginjal yang irreversible, dan memiliki memiliki angka kejadian lebih tinggi tinggi dibandingkan dibandingkan penyakit penyakit ginjal stadium akhir atau terminal. Sekarang ditemukan > 300.000 pasien menderita penyakit ginjal kronik di nega negara ra Amer Amerik ikaa Seri Serika kat. t. Di nega negara ra nega negara ra berk berkem emba bang ng lain lainny nya, a, insi inside den n ini ini diperkirakan sekitar 40 - 60 kasus perjuta penduduk per tahunnya. Selain itu mahalnya tindakan hemodialisis masih merupakan masalah besar dan diluar jangkauan sistem kesehatan. Survei Perhimpunan Nefrologi Indonesia menunjukkan, 12,5 persen dari populasi populasi mengalami mengalami penurunan penurunan fungsi fungsi ginjal. Secara kasar itu berarti berarti lebih dari 25 juta penduduk. penduduk. Di seluruh dunia tahun 2005 ada 1,1 juta orang menjalani dialisis kronik. Tahun 2010, diproyeksikan lebih dari 2 juta orang.
3. Penyebab Penyebab// Faktor Faktor Predispo Predisposisi sisi •
Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis.
•
Peny Penyak akit it
vask vaskul uler er
hipe hipert rten ensi siff
misa misaln lnya ya
nefr nefros oskl kler eros osis is
beni benig gna, na,
nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis. •
Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik,
poliarteritis poliarteritis nodosa, nodosa, sklerosis sklerosis sistemik progresif. progresif. •
Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,
asidosis tubulus ginjal. •
Peny Penyak akit it
meta metabo boli lik k
misa misaln lnya ya
DM, DM,
gout gout,,
hipe hiperp rpar arat atir iroi oidi dism sme, e,
amiloidosis. •
Nefropati Nefropati toksik misalnya penyalahguna penyalahgunaan an analgesik, analgesik, nefropati nefropati timbal. timbal.
•
Nefropati Nefropati obstruktif obstruktif misalnya misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli kalkuli
neoplas neoplasma, ma, fibrosi fibrosiss netrope netroperito ritoneal neal.. Saluran Saluran kemih kemih bagian bagian bawah: bawah: hipertro hipertropi pi prostat, striktur uretra, uretra, anomali anomali kongen kongenital ital pada leher kandung kandung kemih dan uretra. uretra. •
Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis.
(Price, 2005:918)
4.
Patofisiologi
Pada Pada waktu waktu terjadi terjadi kegagal kegagalan an ginjal ginjal sebagia sebagian n nefron nefron (termasu (termasuk k glomer glomerulu uluss dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang yang utuh utuh hipe hipertr rtrofi ofi dan dan memp mempro rodu duks ksii volu volume me filtra filtrasi si yang yang menin meningk gkat at diser disertai tai reabsorpsi reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memung memungkin kinkan kan ginjal ginjal untuk untuk berfung berfungsi si sampai sampai ¾ dari dari nefron– nefron–nefr nefron on rusak. rusak. Beban Beban bahan yang yang harus harus dilarut menjadi menjadi lebih lebih besar daripada daripada yang bisa direabsorpsi direabsorpsi berakibat berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak rusak bertamb bertambah ah banyak banyak oliguri oliguri timbul timbul disertai disertai retensi retensi produk produk sisa. Titik Titik dimana dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu (Barbara C Long, 1996:368). Fung Fungsi si rena renall menu menuru run, n, prod produk uk akhi akhirr meta metabo boli lism smee prot protei ein n (yan (yang g norm normal alny nyaa die diekskr kskres esik ikan an ke dala dalam m urin) rin) tert tertim imb bun dala dalam m darah arah.. Terja erjad di ure uremia mia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis. (Smeltzer, 2002:1448). Pada CKD akan terjadi : •
Penurunan GFR
Penurunan GFR dapat dideteksi dengan mendapatkan urin 24 jam untuk pemeriksaan pemeriksaan klirens kreatinin. kreatinin. Akibt dari penurunan penurunan GFR, maka klirens kretinin akan menurun, kreatinin akn meningkat, dan nitrogen urea darh (BUN) juga akan meningkat. •
Gangguan klirens renal
Banyak maslah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari penurunan jumlah glumeruli glumeruli yang berfungsi, berfungsi, yang menyebabkan menyebabkan penurunan penurunan klirens (substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal) •
Retensi cairan dan natrium
Ginj Ginjal al
keh kehilan ilang gan
kema kemamp mpua uan n
untuk ntuk
meng mengko kons nsen entr tras asik ikaan
atau atau
mengencerkan urin secara normal. Terjadi penahanan cairan dan natrium; meni mening ngka katk tkan an resik resiko o terja terjadin dinya ya edem edema, a, gaga gagall jantu jantung ng kong kongest estif if dan dan hipertensi.
•
Anemia
Anem Anemia ia terja terjadi di sebag sebagai ai akiba akibatt dari dari prod produk uksi si eritr eritrop opoe oetin tin yang yang tidak tidak adeq adequa uate, te, meme memend ndek ekny nyaa usia usia sel sel darah darah merah merah,, defis defisien iensi si nutr nutrisi isi,, dan dan kece kecende nderun runga gan n untu untuk k terja terjadi di perda perdarah rahan an akiba akibatt statu statuss urem uremik ik pasie pasien, n, terutama dari saluran GI. •
Ketidakseimbangan Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat
Kadar Kadar serum serum kalsium kalsium dan fosfat fosfat tubuh tubuh memiliki memiliki hubungan hubungan yang saling saling timbal balik, jika salah satunya meningkat, meningkat, yang lain akan turun. Dengan menu menuru runny nnyaa GFR, GFR, maka maka terja terjadi di penin peningk gkat atan an kada kadarr fosfa fosfatt serum serum dan dan sebaliknya penurunan kadar kalsium. Penurunan kadar kalsium ini akan memicu sekresi paratormon, namun dalam kondisi gagal ginjal, tubuh tidak berespon berespon terhadap terhadap peningkatan peningkatan sekresi parathormon, parathormon, akibatnya akibatnya kalsium di tulang menurun menyebabkab perubahan pada tulang dan penyakit tulang. •
Penyakit tulang uremik(osteodistrofi)
Terja Terjadi di dari dari perub perubaha ahan n komp komple leks ks kalsiu kalsium, m, fosfat fosfat,, dan dan kese keseimb imbang angan an parathormon. parathormon.
5. Klas Klasif ifika ikasi si
Gagal ginjal kronik menurut Price, 2005: 913 dibagi 3 stadium : -
Stadium 1 : penurunan cadangan ginjal, pada stadium ini kadar kreatinin serum
dan kadar kadar BUN normal normal dan pender penderita ita asimpto asimptomati matik.g k.gangg angguan uan fungsi fungsi ginjal ginjal hanya hanya dapat dapat tedetek tedeteksi si dengan dengan member member beban beban kerja kerja yang yang berat berat pada pada ginjal ginjal tersebut, seperti tes pemekatan urine yang lama atau dengan mengadakan tes GFR yang teliti. -
Stadium 2 : insufisiensi ginjal, bila lebih dari 75 % jaringan yang berfungsi
telah telah rusak rusak (GFR (GFR besar besarny nyaa 25% 25% dari dari norm normal) al).. Pada Pada tahap tahap ini ini Bloo Blood d Urea Urea Nitrogen Nitrogen ( BUN ) mulai meningkat, meningkat, dan kreatinin serum meningkat. meningkat. Pada stadium ini mulai timbul gejala-gejala nokturia dan poliuria (akibat gangguan kemampuan pemekatan). Nokturia Nokturia (berkemih (berkemih di malam hari) didefinisikan didefinisikan sebaai gejala pengeluaran pengeluaran urine waktu malam hari yang menetap sampai sebanyak 700 ml atau pasien terbang terbangun un untuk untuk berkem berkemih ih beberap beberapaa kali kali pada pada waktu waktu malam malam hari. hari. Noktur Nokturia ia
diseb disebab abka kan n oleh oleh hilan hilangn gnya ya pola pola peme pemeka kata tan n urine urine diurn diurnal al norm normal al sampai sampai tingkatan tertentu di malam hari. Poliuria berarti peningkatan volume urine secara terus menerus. Pengeluaran urinenorma sekitar 1500 ml perhari dan berubah-ubah sesuai dengan jumlah cairan yang diminum poliuria akibat insufisiensi ginjal biasanya lebih besar pada penyakit penyakit yang terutama terutama menyerang menyerang tubulus, tubulus, meskipun meskipun poliuria bersiafat sedang dan jarang lebih dari 3 liter/hari. -
Stadium 3 : penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) atau uremia. ESRD terjadi
apabila sekitar 90% dari massa nefron telah hancur. Nilai GFR hanya 10% dari nilai nilai normal normal dan bersiha bersihan n keratin keratin mungkin mungkin sebesar sebesar 5-10 5-10 ml per menit atau kurang kurang.. Pada Pada keadaa keadaan n ini keratin keratin serum serum akan meningkat meningkat sangat sangat mencolo mencolok k sebagai respon terhadap terhadap GFR yang mengalami mengalami penurunan. penurunan. Pada ESRD pasien mulai mulai mengala mengalami mi gejal-g gejal-gejala ejala yang cukup parah parah karena karena ginjal ginjal sudah sudah tidak tidak sanggu sanggup p lagi lagi untuk untuk mempert mempertahan ahankan kan homeos homeostasis tasis cairan cairan dan elektro elektrolit lit pada pada tubuh.
K/DOQ K/DOQII mereko merekomen mendasi dasikan kan pembag pembagian ian CKD CKD berdasa berdasarkan rkan stadium stadium dari tingkat tingkat penurunan penurunan LFG LFG : -
Stadium 1 : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten dan LFG yang masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m2)
-
Stadium 2 : Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara 6089 mL/menit/1,73 m2
-
Stadium 3 : kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73m2
-
Stadium 4 : kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29mL/menit/1,73m2
-
Stadium 5 : kelainan ginjal dengan LFG < 15mL/menit/1,73m2 atau gagal ginjal terminal.
Untuk menilai GFR ( Glomelular Filtration Rate ) / CCT ( Clearance Creatinin Test ) dapat digunakan dengan rumus : Clearance creatinin ( ml/ menit ) = ( 140-umur ) x berat badan ( kg ) 72 x creatini serum Pada wanita hasil tersebut dikalikan dengan 0,85
6. Ge Geja jala la Klin Klinis is •
Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369): a.
Gejal ejalaa dini dini : leth lethar arg gi, sak sakit kepa kepala la,, kele kelela laha han n fisik fisik dan dan men menta tal, l, bera beratt
badan berkurang, berkurang, mudah mudah tersinggu tersinggung, ng, depresi depresi b.
Gejala yang yang lebih lebih lanjut lanjut : anoreksia, anoreksia, mual mual disertai disertai muntah, muntah, nafas nafas dangkal dangkal
atau atau sesak sesak nafas nafas baik baik wakt waktui ui ada ada kegi kegiata atan n atau atau tidak, tidak, udem udem yang yang dise diserta rtaii lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah. •
Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut: a.
Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi perikardiac dan gagal gagal jantung jantung akibat akibat penimb penimbuna unan n cairan, cairan, gangg gangguan uan irama irama jantung jantung dan edema. b.
Gannguan Gannguan Pulmone Pulmoner r
Nafas dangkal, dangkal, kussmau kussmaul, l, batuk batuk dengan dengan sputum sputum kental kental dan riak, suara suara krekels. krekels. c.
Gangguan ga gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme protein dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau ammonia. d.
Gangguan mu muskuloskeletal
Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan ), burning feet syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki ), tremor, miopati ( kelemahan dan hipertropi otot – otot ekstremitas. e.
Gangguan In Integumen
kuli kulitt berw berwar arna na puca pucatt akib akibat at anem anemia ia dan dan keku kekuni ning ng – kuni kuning ngan an akib akibat at penimbunan penimbunan urokro urokrom, m, gatal gatal – gatal akibat akibat toksik, toksik, kuku kuku tipis tipis dan rapuh. rapuh. f.
Gangguan endokrin
Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan menstruasi dan aminor aminore. e. Gangg Gangguan uan metabo metabolic lic glukos glukosa, a, gangg gangguan uan metabol metabolic ic lemak lemak dan vitamin D. g. Gangguan Gangguan cairan elektrolit elektrolit dan dan keseimbang keseimbangan an asam asam dan basa
biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan kehilangan natrium dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia. h. Sist Sistem em hema hemato tolo logi gi anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin, sehingga rangsang rangsangan an eritopo eritopoesis esis pada pada sum – sum tulang tulang berkur berkurang ang,, hemolis hemolisis is akibat akibat berkurangny berkurangnyaa masa hidup eritrosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga terjadi gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.
7. Pemeriksa Pemeriksaan an Diagnost Diagnostik ik / Penunjang Penunjang a. Urin
-
Volume Volume:: biasany biasanyaa kurang kurang dari 400ml/2 400ml/24 4 jam jam atau atau tak tak ada ada (anur (anuria) ia)
-
Warn Wa rna: a: secar secaraa abno abnorm rmal al urin urin keruh keruh kemu kemung ngki kina nan n dise disebab babkan kanol oleh eh pus, bakter bakteri, i, lemak, fosfat atau uratsedimen kotor, kecoklatan menunjukkkan adanya darah, Hb, mioglobin, porfirin
-
Berat Berat jenis: jenis: kurang kurang dari 1,010 1,010 menu menunju njukkn kkn kerusak kerusakan an ginja ginjall berat berat
-
Osmoal Osmoalitas: itas: kura kuran n gdari gdari 350 mOsm mOsm/kg /kg menu menunju njukka kkan n kerusakn kerusakn ginja ginjall tubular tubular dan dan rasio urin/serum sering 1:1
-
Klire Klirens ns kreat kreatini inin: n: mung mungki kin n agak agak menu menurun run
-
Natri Natrium um:le :lebih bih besar besar dari dari 40 mEq/L mEq/L karena karena ginjal ginjal tidak tidak mamp mampu u mereab mereabsor sorbsi bsi natrium
-
Prot Protein ein:: Deraj Derajat at tingg tinggii prote proteinu inuria ria (3-4+) (3-4+) secara secara kuat kuat menu menunju njukk kkka kan n kerus kerusaka akan n glomerulus bila SDM dan fragmen juga ada
b. Darah
-
BUN/ BUN/ kreatini kreatinin: n: menin meningka gkat, t, kadar kadar kreat kreatinin inin 10 mg/d mg/dll diduga diduga tahap tahap akhir akhir
-
Ht : menu menurun run pada pada adany adanyaa anemia. anemia. Hb biasa biasanya nya kurang kurang dari 7-8 gr/dl gr/dl
-
SDM: SDM: menu menuru run, n, defi defisi sien ensi si erit eritro ropo poit itin in
-
GDA: GDA:asi asido dosis sis metab metabol olik, ik, ph kuran kurang g dari dari 7,2 7,2
-
Natrium serum : re rendah
-
Kalium: meningkat
-
Magnesium;
-
Meningkat
-
Kalsium ; me menurun
-
Prote rotein in (alb (albu umin) min) : menu menuru run n
c. Osmolalitas serum: lebih dari 285 mOsm/kg
d. Pelogram retrograd : abnormalitas pelvis ginjal dan ureter e. Ultrasono ginjal : menentukan ukuran ginjal dan adanya masa , kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas f. Endoskop untuk k menen menentu tuka kan n pelv pelvis is ginja ginjal, l, kelu keluar ar batu batu,, Endoskopii ginjal ginjal, nefroskopi : untu hematuria dan pengangkatan tumor selektif g. Arteriogram ginjal: mengkaji mengkaji sirkulasi sirkulasi ginjal dan mengidentifik mengidentifikasi asi ekstravaskular, ekstravaskular, masa h. EKG: ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa (Doenges, E Marilynn, 2000, hal 628- 629)
8. Therapy Therapy / Tindakan Tindakan Penanga Penanganan nan
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu : a. Konse nservat rvatif if - Dilaku Dilakukan kan pemerik pemeriksaan saan lab.da lab.darah rah dan urin - Obse Observ rvas asii bala balanc ncee cair cairan an - Obse Observ rvas asii adan adanya ya ode odema ma - Bata Batasi si cai caira ran n yan yang g mas masuk uk b. Dialysis - peri perito tone neal al dial dialys ysis is biasanya dilakukan dilakukan pada pada kasus – kasus emerge emergency. ncy. Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis ) - Hemodial ialisis isis Yaitu Yaitu dialisis dialisis yang yang dilaku dilakukan kan melalu melaluii tindaka tindakan n infasif infasif di vena vena dengan dengan menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan : - AV fistule fistule : meng menggab gabung ungkan kan vena vena dan dan arteri arteri
- Double Double lumen lumen : langsung langsung pada daerah daerah jantung jantung ( vaskularisasi vaskularisasi ke ke jantung jantung ) c. Operasi - Peng engamb ambilan ilan batu atu - tran transp spla lant ntas asii ginj ginjal al
9. Komp Komplik likas asii •
Hiperkalemia
•
Perikar Perikarditi ditis, s, efusi efusi perikar perikardial dialdan dan tampon tamponade ade
jantung •
Hipertensi
•
Anemia
•
Penyakit tulang
(Smeltzer C, Suzanne, 2002:1449)
B.
KONS KO NSEP EP DASA DASAR R ASUH ASUHAN AN KEPE KEPERA RAWA WATA TAN N 1. Peng Pengka kaji jian an
Aktifitas /istirahat
•
Gejala: -
kele kelela laha han n ekst ekstre rem, m, kel kelem emah ahan an mal malai aise se
-
Gang Ganggu guan an tidu tidurr (inso (insomn mnis/ is/ge gelis lisah ah atau atau somn somnol olen en))
Tanda: •
Kelema Kelemahan han otot, otot, kehila kehilanga ngan n tonus tonus,, penur penuruna unan n rentan rentang g gera gerak k
Sirkulasi Gejala: -
Riwa Riwaya yatt hipe hipert rten ensi si lam lamaa ata atau u ber berat at
-
Palp Palpit itas asi, i, nyer nyerii dad dadaa (an (ang gina) ina)
Tanda: -
Hiper iperte tens nsi, i, nadi nadi kuat, kuat, edema edema jari jaring ngan an umum umum dan dan piti piting ng pada pada kaki kaki,,
telapak tangan
•
-
Disritmia jantung
-
Nadi Nadi lemah lemahhal halus us,, hipo hipote tensi nsi orto ortosta statik tik
-
Frict rictio ion n rub rub peri perica card rdia iall
-
Pucat pa pada kulit
-
Kecen ecende deru rung ngan an pe perdar rdarah ahan an
Integritas ego Gejala: -
Faktor Faktor stress stress conto contoh h finans finansial, ial, hubung hubungan an dengan dengan orang orang lain lain
-
Perasaa Perasaan n tak tak berd berdaya aya,, tak tak ada ada harapan, harapan, tak ada kekaku kekakuan an
Tanda: •
Menolak, ansietas, takut, marah , mudah terangsang, perubahan kepribadian
Eliminasi Gejala: -
Penuru Penurunan nan frekuen frekuensi si urin, urin, olig oliguria uria,, anuria anuria (gagal (gagal tahap tahap lanjut lanjut))
-
Abdo Abdome men n kem kembu bung ng,, diar diare, e, atau atau konst konstipa ipasi si
Tanda:
•
-
Peruba Perubahan han warna warna urin, urin, cont contoh oh kuni kuning ng peka pekat, t, merah merah,, coklat, coklat, berawa berawan n
-
Olig Oligur uria ia,, dap dapat at menj menjad adii anu anuri riaa
Makanan/cairan Gejala: -
Pening Peningkata katan n BB BB cepat cepat (edema) (edema),, penur penuruna unan n BB BB (maln (malnutri utrisi) si)
-
Anor Anorek eksi sia, a, nyer nyerii ulu ulu hati hati,, mual mual/m /mun unta tah, h, rasa metal metalik ik tak tak seda sedap p pada pada
mulut ( pernafasan amonia) Tanda:
•
-
Distens Distensii abdo abdomen men/ans /ansieta ietas, s, pemb pembesar esaran an hati (tahap (tahap akhir) akhir)
-
Peru Peruba baha han n turg turgor or kui kuit/ t/ke kele lemb mbab aban an
-
Edem dema (umu (umum m,ter ,terg gantu antung ng))
-
Ulse Ulsera rasi si gusi gusi,, perd perdar arah ahan an gus gusi/ i/li lida dah h
-
Penuru Penurunan nan otot otot,, penuru penurunan nan lema lemak k subkut subkutan, an, pena penampil mpilan an tak tak berten bertenaga aga
Neurosensori Gejala: -
Saki Sakitt kep kepal ala, a, peng pengli liha hata tan n kab kabur ur
-
Kram Kram otot/ otot/ke keja jang ng,, sind sindro rom m kaki kaki gelis gelisah ah,, keba kebass rasa rasa terb terbak akar ar pada pada
telapak kaki -
Kebas/k as/keesem semutan
dan
kelem lemaha ahan
khususny snya
ekstr strimit imitaas
bawah
(neuropati perifer) Tanda: -
Gang angguan uan stat status us ment mental al,, cont contoh ohny nyaa penu penuru runa nan n lapa lapang ng perh perhat atia ian, n,
ketidakmampuan konsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, stupor, koma
•
-
Kejan Kejang, g, fasiku fasikula lasi si oto otot, t, aktiv aktivita itass kej kejan ang g
-
Ramb Rambut ut tipi tipis, s, uku uku rap rapuh uh dan dan tip tipis is
Nyeri/kenyamana Nyeri/kenyamanan n
Gejala: Nyeri punggung, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki Tanda: perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah •
Pernapasan Gejala: -
nafas
pendek,
dispnea
nokturnal
paroksismal,
batuk
dengan/tanpa sputum Tanda: -
takipnea, dispnea, pernapasan kusmaul
-
Batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru)
•
Keamanan
Gejala: kulit gatal, ada/berulangnya infeksi Tanda: -
pruritus
-
Demam (sepsis, dehidrasi)
•
Seksualitas
Gejala: Penurunan libido, amenorea, infertilitas •
Interaksi sosial
Gejala: -
Kesulitan menurunkan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran dalam keluarga
•
Penyuluhan
-
Riwayat DM keluarga (r (resti GG GGK), penyakit pokikistik, nefritis herediter, kalkulus urinaria
-
Riwayat terpajan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan
-
Penggunaan antibiotik nefrotoksik saat ini/berulang
(Doenges, 2000:626-628)
2. Diagnosa Diagnosa Keperawat Keperawatan an Yang Mungkin Mungkin Muncul Muncul
berhubungan dengan ketidakmampuan ketidakmampuan fisik kronis ditandai dengan dengan 1. Nyeri kronis berhubungan klie klien n meng mengel eluh uh nyer nyerii pada pada area area cede cedera ra,, foku fokuss pada pada diri diri send sendir iri, i, tamp tampak ak melindungi bagian tubuh yang sakit, RR = 25x/menit, N = 110x/menit. 2.
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulatory ditandai dengan edema, perubahan pada tekanan darah.
3.
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan defisit pengetahuan tentang proses penyakit ditandai dengan nadi lemah, perubahan karakteristik kulit (warna, kuku, sensasi, dan suhu), perubahan tekanan darah ekstremitas.
4.
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan melaporkan merasa gatal, tampak gelisah.
5.
Ketidakseimba Ketidakseimbangan ngan nutrisi kurang dari kebutuhan kebutuhan tubuh berhubungan berhubungan dengan dengan faktor biologi ditandai dengan penurunan berat badan >20% dari berat badan ideal, makan berkurang, mual, muntah.
6.
Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan preload ditandai dengan edema, keletihan, penurunan CVP (central venous pressure).
7.
Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis
8.
Risiko cedera berhubungan dengan faktor internal: penurunan hemoglobin ke otak
9.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai O2 ditandai dengan klien mengatakan mudah lelah.
Kerusakan an pertuka pertukaran ran gas berhub berhubnga ngan n dengan dengan peruba perubahan han membra membrane ne kapiler kapiler-10. Kerusak alveoli ditandai dengan hipoksia, perubahan warna kulit, sianosis. 11. PK: Anemia
4. Implem Implement entasi asi
(dilakukan terhadap klien sesuai rencana tindakan)
5. Eval Evalua uasi si
Dx 1.
Evaluasi <> Ket: skala skala 1-5(berat 1-5(berat diatas diatas normal, normal, substantia substantial, l, sedang, sedang, ringan, ringan, tidak tidak ada) ada) •
Suhu tubuh (skala 5)
•
HR (skala 4)
•
RR(skala 4)
•
Tekanan darah sistolik (skala 4)
•
Tekanan darah diastolic (skala 4)
<>
Ket: skala skala 1-5( tidak pernah, pernah, jarang, jarang, sewaktu-waktu, sewaktu-waktu, sering, selalu) selalu) •
Klien mampu mengenali onset nyerinya (Skala 5).
•
Klien mampu mendeskripsikan nyerinya (Skala 5).
•
Klien melaporkan nyerinya terkontrol (Skala 2).
<< NOC LABEL LABEL : Pain Pain Level >> >> Ket: skala skala 1-5( berat, substans substansial, ial, sedang, sedang, ringan, ringan, tidak ada) ada)
2.
•
Klien mampu melaporkan nyeri (Skala 5)
•
Klien mampu melaporkan lama nyeri berlangsung (Skala 5)
•
Klien mampu menerangkan area yang nyeri (skala 3)
•
Ekspresi wajah terhadap nyeri( gelisah, agitasi) (skala 3)
<> Ket: skala skala 1-5 (berat, (berat, substans substansial, ial, sedang, sedang, ringan, ringan, tidak ada ada masalah) masalah) •
Cairan masuk skala 5
•
Keseimbangan cairan masuk dan keluar dalam 24jm skala 4
•
Serum kreatinin skala 4
•
Warna urine skala 4
•
Protein urine skala 4
•
Keton urine skala 4
•
Hematuria skala 5
•
Urine glukosa skala 5
<< NOC LABEL: fluid balance>> Ket: skala skala 1-5( berat, substans substansial, ial, sedang, sedang, ringan, ringan, tidak ada ada masalah) masalah)
3.
•
Keseimbangan cairan masuk dan keluar dalam 24jm skala 4
•
Turgor kulit skala 5
•
Kelembaban membrane mukosa skala 5
Nadi perifer perifer skala 4 <> Ket: skala skala 1-5((berat 1-5((berat diatas diatas normal, normal, substantial, substantial, sedang, ringan, ringan, tidak ada) •
Kapiler jari kaki terisi kembali < 2 detik ( skala 5)
•
Kuatnya nadi femoralis.
•
Mean Blood Pressure klien dalam batas normal ( systole + 2x diastole dibagi 2 ) (skala 5)
4.
<> Ket: skala skala 1 sangat sangat terganggu terganggu hingga hingga 5 tidak tidak menggan mengganggu. ggu. Pakaian yang nyaman menjadi skala 5
•
Kebersihan dan perawatan diri menjadi skala tidak terganggu skala 5
•
Gatal-gatal menjadi skala tidak terganggu skala 5
•
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku (2000). Buku Saku Diagno Diagnosa sa Keperawata Keperawatan n . Edisi 8. Jakarta : EGC Doenge Doengess E,
Marilyn Marilynn, n, dkk. dkk. (1999) (1999).. Rencana Rencana Asuhan Asuhan Keperawatan Keperawatan : Pedoman Pedoman Untuk
Perancanaan Perancanaan dan Pendokumentasian Peraw Pendokumentasian Perawatan atan Pasien Pasien.. Edisi 3. Jakarta : EGC Long, B C. (1996). Perawa (1996). Perawatan tan Medikal Medikal Bedah Bedah (Suatu (Suatu Pendeka Pendekatan tan Proses Proses Keperawa Keperawatan tan)) Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (2005). Patofisiologi Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-proses Proses-proses Penyakit Penyakit . Edisi 4. Jakarta : EGC
Smeltze Smeltzer, r, Suzann Suzannee C dan Brenda Brenda G Bare. Bare. (2001 (2001). ). Buku Ajar Keperawatan Keperawatan Medikal Medikal Bedah Brunner Brunner & Suddarth Suddarth.. Edisi 8. Jakarta :EGC Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Penyakit Dalam. Dalam. Edisi Edisi 3. Jilid Jilid I II. Jakarta.: Jakarta.: Balai Penerbit FKUI Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku 2009. Buku Saku Saku Patofisiolo Patofisiologi gi.. Jakarta: EGC McCloskey&Bulechek. 1996. Nursing Interventions Interventions Classifications. Classifications. Second edisi. By MosbyMosbyYear book.Inc,Newyork NANDA. NANDA. 2009-201 2009-2010. 0. Diagn Diagnosis osis Keperawa Keperawatan: tan: Definisi Definisi dan dan Klasifikasi. Klasifikasi. Jakarta: EGC Unive Universi rsity ty IOWA IOWA., ., NIC NIC and and NOC NOC Proj Projec ect., t., 1991 1991,, Nursing Nursing Outcomes Outcomes Classifications. Classifications. Philadelphia, USA