Konsep Teori
A. Definis Definisii
Respiratory distress syndrome adalah suatu bentuk gagal nafas yang ditandai dengan hipoksemia, penurunan compliance paru, dispnea, edema pulmonal bilateral tanpa gagal jantung dan infiltrat yang menyebar (Somantri, 2009). Respirator Respiratory y distress distress syndrome (RS) merupakan merupakan kumpulan kumpulan gejala gejala yang terdiri atas dispnea, frekuensi pernafasan yang lebih dari !0 kali permenit, adanya sianosis, adanya rinti rintihan han pada saat saat ekspir ekspirasi asi (ekspi (ekspirat ratory ory grunti grunting) ng),, serta serta adanya adanya retrak retraksi si supras supraster ternal nal,, interkostal, dan epigastrium saat inspirasi. "enyakit ini adalah penyakit membran hialin, dimana terjadi perubahan atau berkurangnya komponen surfaktan pulmonal (#at aktif al$eoli yang dapat mencegah kolaps paru dan mampu menahan sisa udara pada akhir ekspirasi) (%idayat, 200&). Respir Respirato atory ry distre distress ss syndro syndrome me juga juga dikena dikenall sebaga sebagaii penyait penyait membra membran n hiali hialin, n, biasanya dikaitkan dengan bayi preterm dan merupakan masalah yang paling serius ('eado *eell, 200+).
B. Klasifi Klasifikasi kasi ibagi menjadi dua stadium, yaitu -. ksudatif itandai dengan adanya perdarahan pada permukaan parenkim paru, edema interstisial
atau el$eolar, penekanan pada bronkiolus terminalis, dan kerusakan pada sel al$eolar tipe / (Somantri, 2009). 2. ibr ibrop opro roli life fera rati tif f itandai dengan adanya kerusakan pada sel al$eolar tipe //, peningkatan tekanan puncak inspirasi, penurunan compliance paru, hipoksemia, penurunan fungsi kapasitas residual, fibrolisis interstisial, dan peningkatan ruang rugi $entilasi (Somantri, 2009).
"ada foto thorak menurut kriteria 1omsel ada stadium RS yaitu
-. Stadium 3erdapat sedikit bercak retikulogranular dan sedikit bronchogram udara 2. Stadium 2 1ercak retikulogranular homogen pada kedua lapangan paru dan gambaran air broncogram udara terlihat lebih jelas dan meluas sampai ke perifer menutupi bayangan jantung dengan penurunan aerasi paru. 4. Stadium 4 5umpulan al$eoli yang kolaps bergabung sehingga kedua lapangan paru terlihat lebih opa6ue (hite lung) dan bayangan jantung hampir tidak terlihat, bronchogram udara lebih luas. . Stadium Seluruh thorak sangat opa6ue (hite lung) sehingga jnatung tidak dapat terlihat. (7arman, 7askito, Romadhon, 20-2).
C. Etiologi
aktor risiko terjadinya respiratory distress syndrome adalah -. 1ayi kurang bulan atau bayi premature "ada bayi kurang bulan, paru bayi secara biokimiai masih imatur dengan kekurangan surfaktan uang melapisi rongga paru. 2. 5egaatan neonatal Seperti kehilangan darah dalam periode perinatal, aspirasi mekonium, pnemotoraks akibat tinadakan resusitasi, dan hipertensi pulmonal.
4. 1ayi dari ibu diabetes mellitus
"ada bayi dengan diabetes terjadi keterlambatan pematangan paru sehingga terjadi distress respirasi. (7arman et al., 20-2) D. Manifestasi Klinis -. Sesak nafas atau pernafasan cepat 2. rekuensi nafas 8 !0 :menit 4. "ernafasan cepat dan dangkal timbul setelah !;& jam setelah lahir . Retraksi interkostal, epigastrium, atau suprasternal pada inspirasi +. Sianosis dan pernafasan cuping hidung !.
E. Komplikasi
a.
5omplikasi jangka pendek dapat terjadi
-)
5ebocoran al$eoli
>pabila dicurigai terjadi kebocoran udara seperti pneumothorak, pneumomediastinum, pneumopericardium, emfisema intersisiel, pada bayi dengan RS yang tiba;tiba memburuk dengan gejala klinikal hipotensi, apnea, atau bradikardi atau adanya asidosis yang menetap. 2)
?angkitan penyakit karena keadaan penderita yang memburuk dan adanya perubahan
jumlah leukosit dan thrombositopeni. /nfeksi dapat timbul kerana tindakan in$asif seperti pemasangan jarum $ena, kateter, dan alat;alat respirasi. 4)
"erdarahan intrakranial
"erdarahan intra$entrikuler terjadi pada 20;0@ bayi prematur dengan frekuensi terbanyak pada bayi RS dengan $entilasi mekanik. b.
5omplikasi jangka panjang
apat disebabkan oleh keracunan oksigen, tekanan yang tinggi dalam paru, memberatkan penyakit dan kekurangan oksigen yang menuju ke otak dan organ lain. 5omplikasi jangka panjang yang sering terjadi -)
1ronchopulmonary ysplasia (1")
2)
Retinopathy prematur
(>#i#ah, 20-4).
!. a. -)
"emeriksaan "enunjang 3es 5ematangan "aru 3es 1iokimia
"aru janin berhubungan dengan cairan amnion, maka jumlah fosfolipid dalam cairan amnion dapat untuk menilai produksi surfaktan, sebagai tolok ukur kematangan paru. 2)
3est 1iofisika
3es biokimia dilakukan dengan shake test dengan cara mengocok cairan amnion yang dicampur ethanol akan terjadi hambatan pembentukan gelembung oleh unsur yang lain dari cairan amnion seperti protein, garam empedu dan asam lemak bebas. 1ila didapatkan ring yang utuh dengan pengenceran lebih dari 2 kali ( cairan amnion ethanol ) merupakan indikasi maturitas paru janin. "ada kehamilan normal, mempunyai nilai prediksi positip yang tepat dengan resiko yang kecil untuk terjadinya neonatal RS. b.
>nalisis
sidosis muncul karena atelektasis al$eolus atau o$er distensi jalan napas terminal. c.
Radiografi 3horaks
"ada bayi dengan RS menunjukkan retikular granular atau gambaran ground;glass bilateral, difus, air bronchograms, dan ekspansi paru yang jelek. ), kemungkinan kelainan jantung baaan. 3emuan ini mungkin berubah dengan terapi surfaktan dini dan $entilasi mekanik yang adekuat (7arman et al., 20-2).
=. a.
"enatalaksanaan Aentilasi 'ekanis
Aentilasi mekanis merupakan prosedur bantuan hidup yang in$asif dengan berbagai efek pada sistem kardiopulmonal. 3ujuan Aentilasi mekanis adalah membaiknya kondisi klinis pasien dan optimalisasi pertukaran gas dan pada iB2 (fractional concentration of inspired oygen) yang minimal, serta tekanan $entilator atau $olume tidal yang minimal. /ndikasi -)
/ndikasi absolut
a)
prolonged apnea
b)
"aB2 kurang dari +0 mm%g atau iB2 diatas 0,& yang bukan disebabkan oleh penyakit
jantung baaan tipe sianotik c)
"aCB2 lebih dari !0 mm%g dengan asidemia persisten
d) 1ayi yang menggunakan anestesi umum 2)
/ndikasi relatif
a) re6uent intermittent apnea b) 1ayi yang menunjukkan tanda;tanda kesulitan nafas c) "ada pemberian surfaktan (ffendi irdaus, 20-0). b.
3erapi surfaktan
Saat ini preparat surfaktan yang tersedia antara lain adalah surfaktan sintetis dan surfaktan natural yang berasal dari ekstrak paru;paru sapi atau dari bilas paru;paru domba atau babi.
Surfaktan dapat diberikan pada ! sampai 2 jam setelah bayi lahir apabila bayi mengalami respiratory distress syndrome yang berat. Selanjutnya surfaktan dapat diberikan 2 jam (umumnya ;! jam) setelah dosis aal apabila sesak menetap dan bayi memerlukan tambahan oksigen 40@ atau lebih. Surfaktan dapat diberikan langsung melalui selang 33 atau dengan menggunakan nebuli#er. "emberian langsung kedalam selang 33 memungkinkan distribusi surfaktan yang lebih cepat sampai ke bagian perifer paru;paru, efekti$itas nya lebih baik dan efek samping yang dapat ditimbulkan lebih sedikit. "emberian surfaktan juga dapat dilakukan dengan menggunakan nebuli#er disertai dengan $entilasi mekanis (2;4 menit), dilanjutkan dengan postural drainage (ffendi irdaus, 20-0). *ama produk surfaktan osis osis tambahan
Continuos "ositi$e >iray "ressure (C">")
Continuos
"ositi$e
>iray
"ressure (C">") adalah
merupakan
suatu
alat
untuk
mempertahankan tekanan positif pada saluran napas neonatus selama pernafasan spontan. C">" merupakan suatu alat yang sederhana dan efektif untuk tatalaksana respiratory distress pada neonatus. "enggunaan C">" yang benar terbukti dapat menurunkan kesulitan bernafas, mengurangi ketergantungan terhadap oksigen, membantu memperbaiki dan mempertahankan kapasitas residual paru, mencegah obstruksi saluran nafas bagian atas, dan mecegah kollaps paru, mengurangi apneu, bradikardia, dan episode sianotik. 5ontra indikasi -)
1ayi dengan gagal nafas, dan memenuhi kriteria untuk mendapatkan support
$entilator 2)
Respirasi yang irreguler
4)
>danya anomali kongenital
)
%ernia diafragmatika
+)
istula tracheo;oeshophageal
!)
3rauma pada nasal, yang kemungkinan dapat memburuk dengan pemasangan nasal
prong =)
/nstabilitas cardio$askuler, yang akan lebih baik apabila mendapatkan support
$entilator (ffendi >mbarati, 20-). d.
tracorporeal 'embrane Bygenation
tracorporeal membrane oygenation (C'B) merupakan alat yang menghubungkan langsung darah $ena pada alat paru;paru buatan (membrane oygenator), dimana oksigen ditambahkan dan CB2 dikeluarkan, kemudian darah dipompa balik pada atrium kanan pasien (Aeno$enosis C'B) atau aorta ($enoarterial). "rosedur ini membuat paru;paru dapat beristirahat dan menghindari tekanan tinggi $entilator. (ffendi irdaus, 20-0).
Secara umum penatalaksanaan pada pasien dengan respiratory distress syndrome adalah a.
'emperthankan stabilitas jantung paru yang dapat dilakukan dengan mengadakan
pantauan mulai dari kedalaman, kesimetrisan dan irama pernafasan, kecpatan, kualitas dan suara jantung, mempertahankan kepatenan jalan nafas, memmantau reaksi terhadap pemberian atau terapi medis, serta pantau "aB2. Selanjutnya melakukan kolaborasi dalam pemberian surfaktan eksogen sesuai indikasi. b.
'emantau urine, memantau serum elketrolit, mengkaji status hidrasi seperti turgor,
membran mukosa, dan status fontanel anterior. >pabila bayi mengalami kepanasan berikan selimut kemudian berikan cairan melalui intra$ena sesuai indikasi. c.
'empertahankan intake kalori secara intra$ena, total parenteral nurition dengan
memberikan &0;-20 5kal:5g 11 setian 2 jam, mempertahankan gula darah dengan memantau gejala komplikasi adanya hipoglikemia, mempertahankan intake dan output, memantau gejala komplikasi gastrointestinal, sepertia danya diare, mual, dan lain;lain. d.
'engoptimalkan oksigen, oksigenasi yang optimal dilakukan dengan mempertahankan
kepatenan
pemberian
oksigen,
melakukan
penghisapa
lendir
sesuai
kebutuhan,
dan
mempertahankan stabilitas suhu. e.
"emberian antibiotik.
1ayi dengan respiratory distress syndrome perlu mendapat antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder. apat diberikan penisilin dengan dosis +0.000;-00.000 D:kg11:hari atau ampisilin -00 mg:kg11:hari, dengan atau tanpa gentamisin 4;+ mg:kg11:hari. (%idayat, 200&).
>3>R "DS3>5>
>dun. (20-2). RS (Respiratiry istress Syndrome). Retrie$ed ?anuary 2, 20-!, from http::adoen;berbagiilmu.blogspot.co.id:20-2:0:rds;respiratiry;distress;syndrome.html
>#i#ah, *. (20-4). Respiratory istress Sindrome. Retrie$ed ?anuary 24, 20-!, from http::akbidh.blogspot.co.id:20-4:04:respiratory;distress;syndrome;rds.html
ffendi, S. %., >mbarati, E. (20-). Continuous "ositi$e >iray "ressure ( C">" ). 1andung. Retrie$ed from http::pustaka.unpad.ac.id:p;content:uploads:20-:0=:C">".pdf
ffendi, S. %., irdaus, >. (20-0). iagnosis dan "enatalaksanaan Respiratory istress Sindrome
pada
*eonatus.
"adjajaran.
Retrie$ed
from
http::pustaka.unpad.ac.id:p;
content:uploads:20-:0=:istress;"ernafasan.pdf
%idayat, >. a#i# >. (200&). "engantar /lmu 5esehatan >nak untuk "endidikan 5ebidanan. ?akarta Salemba 'edika.
'eado, R., *eell, S. (200+). Eecture *otes "ediatrika (edisi 5etu). ?akarta rlangga.
Somantri, /. (2009). >suhan 5eperaatan
Suryanah. (-99!). 5eperaatan >nak untuk Sisa S"5. ?akarta
3obing, R. (200). 5elainan 5ardio$askular pada Sindrom
7arman, . /., 7askito, S., Romadhon, '. (20-2). Respiratory istress Sindrome. Retrie$ed ?anuary 24, 20-!, from https::.scribd.com:doc:9=+=994:Respiratory;istress;Syndrome