Kontraksi Otot Jantung Ikan Author: Putri, Friesca Edrian; Arddhiagung, Galih Fiel; Nugroho, Satya Jati Abstract: Ikan mempunyai organ sirkulasi darah dalam tubuh yang disebut jantung dan terletak pada ruang perikardial di sebelah posterior insang. Kontraksi otot jantung ikan merupakan sarana untuk mengkonversi energi kimiawi menjadi energi mekanik dalam bentuk tekanan dan aliran darah. Praktikum kontraksi otot jantung bertujuan untuk mengamati bagaimana kerja otot jantung tanpa pengaruh organ tubuh lain dan membuktikan bahwa otot jantung adalah otot lurik tetapi bekerja seperti otot polos, serta mengetahui mengetahui ketahanan ketahanan jantung ikan di luar tubuh. Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 April 2007 bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan Air pukul 14.00 – 17.00 WIB. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Praktikum dilakukan dengan mengamati 2 ekor ikan dengan ukuran yang berbeda lalu ditimbang. Ikan yang masih hidup tersebut dipingsankan dengan menusuk bagian saraf di otak. Setelah dibedah, detak jantung ikan dihitung tiap menit hingga tidak berdetak lagi. Pada tabel dan grafik hasil praktikum terlihat bahwa waktu bertahan otot jantung ikan besar di luar tubuh lebih lama daripada ikan kecil. Hal ini dikarenakan pada ikan besar, energi yang terkandung dalam darah lebih banyak dibanding ikan kecil. Jantung ikan memiliki jeda waktu untuk berdenyut karena jangka waktu yang diperpanjang itu memungkinkan pemompaan darah keluar dari ventrikel dan mengisinya lagi sebelum denyut berikutnya. Namun, karena jantung terputus dari organ lain maka tidak ada pengisian kembali ke jantung sehingga terjadi repolarisasi. Perbedaan waktu bertahan disebabkan oleh jenis spesies yang berbeda, ukuran, umur dan berat ikan (berat jantung ikan hampir 0,5 berat tubuhnya) serta larutan fisiologisnya. URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/19985 Date: 2009
Laporan praktikum
KONTRAKSI OTOT JANTUNG IKAN MAS ( Cyprinus carpio )
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi Hewan Air
Disusun oleh:
SUTRISNI
DIVISI KERJASAMA PENDIDIKAN TINGGI PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PERTANIAN TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
Alamat : Jl. Jangari Km. 14 Sukajadi, Karangtengah, Kab. Cianjur
LATAR BELAKANG
Sistem kerja jantung bekerja seperti pompa memiliki dua mekanisme kerja yaitu sistole dan diastole. jantung mempunyai peranan esensial yaitu untuk memompakan darah ke dan dari seluruh tubuh agar sistem metabolism dan energi berjalan. Jantung bekerja dibawah kendali saraf otonom sehingga kita tidak bisa mengontrol kerja otot jantung. dengan demikian jantung yang dipisahkan ikan akan tetap aktif yang ditandain dengan adanya denyutan jantung selamawaktu tertentu sampai jantung tersebut kehabisan energi untuk melakukan aktivitas denyutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KLASIFIKASI IKAN MAS ( Cyprinus carpio )
Klasifikasi ikan mas ( Cyprinus carpio ) Saanin (1984) dalam Sulistio (2001) adalah sebagai berikut:
Kingdom
:
Filum
Animalia
:
Subfilum
Chordata :
Kelas
Vertebrata
:
Osteichthyes
Subkelas
:
Ordo
Teleostei
:
Ostariophysi
Subordo
:
Cyprinoidea
Famili
:
Cyprinidae
Genus Spesies
: :
Cyprinus
Cyprinus carpio
L
Ikan Mas mempunyai ciri-ciri badan memanjang dan agak pipih, lipatan mulut dengan bibir yang halus, dua pasang kumis (barbels) yang kadang-kadang satu pasang diantaranya rudimenter, ukuran dan warna badan sangat beragam (Sumantadinata, 1983 dalam Wibawa, 2003).
B. JANTUNG IKAN
Jantung merupakan suatu pembesaran otot yang spesifik dari pembuluh darah atau suatu struktur muskular berongga yang bentuknya menyerupai kerucut dan dilingkupi atau diselimuti oleh kantung perikardial (perikardium). Pada ikan terdapat dibagian restral dari hati dan bagian ventral dari rongga mulut (Afandi dan Tang, 2002). Peranan jantung sangat penting dalam hubunganya dengan pemompaan darah keseluruh tubuh melalui sistem sirkulasi darah, sirkulasi darah adalah sistem yang berfungsi dalam pengangkutan dan penyebaran enzim, zat nutrisi, oksigen, karbondioksida, garam-garam, antibodi dan senyawa N, dari tempat asal keseluruh bagian tubuh sehingga diperlukan tekanan yang cukup untuk menjamin aliraqn darah sampai ke bagain-bagian jaringan jaringan tubuh (Groman dalam Afandi dan Tang, 2002).
PEMBAHASAN Menurut Affandi (2002), denyut jantung dibagi menjadi dua tipe yaitu neurogenik dan jantung meogenik. Jantung neurogenik adalah jantung pada hewan tingkatan rendah (invertebrata), yang aktivitasnya diatur oleh sistem syaraf sehingga jika hubungan syaraf dengan jantung diputuskan maka jantung akan berhenti berdenyut. Jantung miogenik denyutnya akan tetap ritmis meskipun hubungan dengan syaraf diputuskan. Bahkan bila jantung katak diambil selagi masih hidup dan ditaruh dalam larutan fisiologis yang sesuai akan tetap berdenyut. Jantung meogenik terdapat pada jaringan otot jantung khusus yang membuat simpul ( nodal tissue) yang merupakan penggerak jantung. Letak simpul pada ikan dan amfibi pada sinus
venosus. Pada vertebrata yang lebih tinggi, simpul yang mengeluarkan impuls yang ritmis itu letaknya pada atrium dekat vena cava yang disebut simpul sinoatrial (SA) (Watasasmita, 1985 dalam Affandi, 2002).
Berdasarkan pengamatan pada Tabel 1 dan 2 serta Gambar 1 dan 2, didapatkan bahwa jantung masih dapat berdetak walaupun berada di luar tubuh tanpa adanya jaringan sistem saraf. Dengan demikian, maka terbukti bahwa otot jantung adalah otot lurik dan bekerja tanpa pengaruh saraf sadar atau bekerja tanpa sadar. Jantung terus berdenyut walaupun semua syaraf yang menuju kepadanya dipotong. Hal ini disebabkan
oleh
adanya
jaringan
permanen
khusus
dalam
jantung
yang
berfungsi
membangkitkan potensial aksi yang berulang ( pace maker ). Ketahanan jantung di luar tubuh
ikan menurun namun berfluktuasi dan diiringi oleh fase istirahat. Kondisi larutan fisiologis yang hipoosmotis menyebabkan cairan dari larutan masuk ke sel-sel otot jantung sehingga jantung akan mengembang. Dengan demikian, cairan didalam sel akan mengalami dialisis, yaitu proses pecahnya sel-sel jantung sehingga proses metabolisme dan kerja jantung terganggu. Pada larutan yang hiperosmotik, cairan akan keluar dari sel-sel jantung secara difusi sehingga jantung mengkerut dan berat jenisnya semakin besar yang selanjutnya akan tenggelam secara perlahanlahan. Karena jantung tenggelam maka jantung akan mendapatkan tekanan hidrostatik yang lebih besar dari posisi semula yang akan mempengaruhi kerja otot jantung.
Hasil praktikum (Tabel 1 dan 2 serta Grafik 1 dan 2) memperlihatkan, bahwa waktu bertahan otot jantung ikan kecil di luar tubuh lebih lama daripada ikan besar. Perbedaan waktu dikarenakan ukuran ikan. Pada ikan kecil lebih banyak energi yang terkandung dalam darah dibanding ikan besar. Energi yang disalurkan ke darah ada energi kinetik dan energi potensial. Jumlah kedua energi tersebut pada ikan kecil lebih besar daripada ikan besar sehingga aliran darah dan tekanannya juga lebih besar.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan praktikum kali ini jantung ikan pada saat berada diluar tubuh masih dapat bekerja sampai menit ke 54 pada ikan mas ( Cyprinus carpio ) berukurab besar dengan jumlah denyutan 608 dan pada ikan mas ( Cyprinus carpio ) berukuran kecil sampai menit ke 58 dengan jumlah denyutan 2935. Jantung ikan yang berukuran kecil memiliki detak jantung lebih cepat. Jantung ikan
diluar
tubuh
dapat
bertahan
pada
larutan
fisiologi.
B. SARAN Kami berharap agar pada praktikum ini ikan yang digunakan ada yang dari laut juga. Sehingga kita dapat membandingkan detak jantungnya dan informasi yang diperoleh lebih memuaskan. Dan kami juga berharap semoga praktikum Fisiologi Hewan Air berikutnya akan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi,
R.,
Fujaya,
D.S. Y.
Sjafei, 2004.
M.F.
Rahadjo,
Fisiologi
dan
ikan.
sulistiono. Rinaka
1992 cipta.
Lewis, E.L. (1980). The Practical Salinity Scale 1978 and its antecedents. IEEE J. Ocean. Eng., OE-5(1): Tang.
U.M.
3-8. dan
R
Affandi.
2001.
Biologi
Reproduksi
Ikan.
P2kp2
Unri.
Unesco (1981a). The Practical Salinity Scale 1978 and the International Equation of State of Seawater
1980.
Tech.
Pap.
Mar.
Sci.,
36:
25
pp.
http:// repository.ui.ac.id [24 maret 2010]
Diposkan oleh MANDALA Jantung merupakan salah satu pembesaran otot yang spesifik dari pembulu darah atau struktur muscular berongga yang bentuknya menyerupai dan di lingkupi atau di selimuti dengan kantung perikaldial. Pada bagian ikan terletak di bagian restral dari hati dan bagian ventral dari rongga mulut. Jantung pada makluk hidup berbeda-beda berdasarkan strukturnya jantung pada vetebrata misalnya ikan memiliki jantung yang terdiri dari dua kamar yakni satu serambi dan satu bilik. Jantung pada ampibi dan reptile mempunyai 3 kamar utama terdiri dari 2 antrium dan satu ventrikel. Jantung pada manusia, mamalia dan burung mempunyai 4 kamar yakni 2 kamar antrium
dan
2
kamar
ventrikel
Kontrol terhadap jantung di dasarkan pada 2 mekanisme yakni adrenerkit dan cholinergic. Adrenergik merangsan jantung berkontraksi, sedangkan cholinergic menyebabkan relaksasi. Kedua prosesyang saling bertentangan ini meyebabkan jantung dapat memompa darah dan mengisinya kembali. Daarah di pompa keluar selama kontraksi vntrikel dan diikuti oleh periode reaksi dan pengisian kembali . sinus venesius dan antrium, keduanya membangtu secara penuh mengisih ventrikel, sedangkan bulbus memengan penting menjangan aluiran darah selamah ventricular bereaksi karena di lengkapi katup dan bersifat elastis. Perluasan bulbus selama ayatol juga memperkecil dampak tekanan sistolik yang mungking terjadi, jika tidak, akan akan terjadi ultravilyrasi yang berlebihan. http://mandala-manik.blogspot.com/2010/06/kontraksi-otot-jantung-ikan.html
March 26th, 2011 |
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Author: panjiarfianto09
Dalam kehidupan suatu makhluk hidup, jantung merupakan salah satu organ tubuh yang paling. Jantung merupakan suatu pembesaran massa otot yang spesifik dari pembuluh darah yang bentuknya seperti piramida serta diselimuti oleh kantung perikardial. Jantung pada ikan memiliki dua kamar, yaitu satu serambi (atrium) dan satu bilik (ventrikel). Sistem jantung pada ikan merupakan organ sirkulasi darah dalam tubuh. Kontraksi otot jantung ikan yang ditimbulkan merupakan sarana untuk mengkonversi energi kimiawi menjadi mekanik dalam bentuk tekanan dan aliran darah. Jantung sangat berperan penting dalam hubungannya dengan pemompaan darah ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi darah. Sirkulasi darah adalah sistem yang berfungsi dalam pengangkutan dan penyebaran enzim, zat nutrisi, oksigen, karbondioksida, garam-garam, antibodi (kekebalan) dan senyawa N, dari tempat asal ke seluruh bagian tubuh sehingga diperlukan tekanan yang cukup untuk menjamin aliran darah sampai ke bagian-bagian jaringan-jaringan tubuh (Groman 1982 in Affandi dan Tang 2002). Oleh karena pentingnya organ jantung terhadap kelangsungan hidup ikan, penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana kerja otot jantung pada ikan dan juga mengetahui ketahanan jantung ikan di luar tubuhnya. 1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati bagaimana kerja otot jantung tanpa pengaruh organ tubuh lain, membuktikan bahwa otot jantung adalah otot lurik tetapi bekerja seperti otot polos (di luar kesadaran) serta mengetahui ketahanan jantung ikan di luar tubuh. II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Maret 2011 bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan Air pukul 08.00 – 11.00 WIB. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 2.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat bedah, cawan petri, baki, stopwatch, lap/tissue, kaca pembesar dan alat tulis. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah ikan mas (Cyprinus carpio), larutan fisiologis, aquades, dan larutan garam. 2.3 Prosedur Kerja
Ikan mas dipingsankan terlebih dahulu, bagian medulla oblongata ditusuk. Ikan dibedah dengan gunting bedah mulai dari anus ke arah depan hingga insang, kemudian gunting ke arah permukaan sirip dorsal. Pisahkan organ jantung dengan menggunakan pinset dan letakkan pada larutan fisiologis/aquades/larutan garam. Detak jantung dihitung setiap menit sampai jantung tidak berdetak lagi. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil
Di bawah ini merupakan hasil pengamatan jumlah detak jantung ikan mas ( Cyprinus carpio) besar dan kecil pada media akuades oleh kelompok 1 dan 6.
Pembahasan
Berdasarkan data yang telah didapatkan terlihat bahwa terdapat perbedaan jumlah detak jantung ikan antara ikan besar dengan ikan kecil. Pada ikan besar jumlah detak jantung lebih sedikit namun dapat bertahan lebih lama karena energi pada jantung lebih banyak pada ikan besar. Pada ikan kecil detak jantungnya lebih banyak dan cepat namun lebih cepat pula jantungnya berhenti berdetak, ini karena energi pada jantung ikan kecil lebih sedikit daripada ikan besar. Semakin besar bobot ikan maka ukuran jantungnya juga semakin besar sehingga darah yang terkandung atau dialirkan oleh jantung semakin banyak. Darah mengangkut O 2 dan zat-zat penting untuk diedarkan ke seluruh tubuh, ini berarti dalam darah terdapat energi maka semakin besar ukuran ikan, kandungan di dalam darah semakin melimpah dan energi yang diangkutnya juga semakin banyak. Ada dua jenis energi yang disalurkan ke darah pada setiap kontraksi jantung yaitu energi kinetik yang menyebabkan darah mengalir dan energi yang tersimpan dalam pembuluh darah dan menimbulkan tekanan darah. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum waktu bertahannya otot jantung ikan pada ikan besar di luar tubuhnya lebih lama dibandingkan dengan ikan kecil. Hal ini terjadi karena ukuran dari ikan itu sendiri dimana pada ikan besar, energi yang dimiliki juga besar untuk bertahan di luar tubuhnya dan pada ikan kecil, energi yang dimilikinya sedikit sehingga lama waktu bertahan otot jantung di luar tubuhnya lebih sebentar dibandingkan ikan besar. Waktu bertahannya jantung ikan antara perlakuan yang satu dengan yang lain terdapat beberapa perbedaan. Pada media akuades jantung ikan dapat bertahan kurang dari 60 menit dimana ikan besar bertahan lebih lama dibandingkan dengan ikan yang kecil. Pada media larutan fisiologis
jantung ikan mampu bertahan di atas 60 menit dimana jumlah detak jantung ikan kecil lebih banyak dibandingkan ikan besar. Pada media 3 ppt jantung ikan mampu bertahan di atas 60 menit kecuali ikan besar kelompok 8. Jumlah detak jantung ikan kecil lebih banyak dibandingkan dengan jumlah detak jantung ikan besar. Pada media 6 ppt jantung ikan besar mampu bertahan di atas 60 menit namun detak jantung ikan kecil berdetak tidak sampai 60 menit. Pada media 12 ppt jantung ikan, baik ikan besar maupun ikan kecil hanya mampu bertahan kurang lebih selama 30 menit. Adanya perbedaan waktu bertahannya jantung ikan antara perlakuan yang satu dengan yang lain disebabkan adanya perbedaan pengaruh dari masing-masing media. Perbedaan tersebut mungkin juga disebabkan perbedaan lamanya pembedahan setelah ikan dipingsankan dan waktu pengambilan jantung ikan yang berbeda. Jantung ikan masih bisa berdetak walaupun berada di luar tubuh tanpa adanya jaringan sistem saraf maka terbukti bahwa otot jantung adalah otot lurik dan bekerja tanpa sadar. Jantung terus berdetak walaupun semua syaraf yang menuju ke jantung dipotong. Hal ini disebabkan adanya jaringan permanen khusus dalam jantung yang berfungsi membangkitkan potensial aksi yang berulang ( pace maker ). Otot jantung ikan tetap berdetak meskipun jantung telah dikeluarkan dari tubuh ikan karena ikan memiliki tipe jantung meogenik. Jantung miogenik denyutnya akan tetap ritmis meskipun hubungan dengan syaraf diputuskan. Bahkan bila jantung diambil selagi masih hidup dan ditaruh dalam larutan fisiologis yang sesuai akan tetap berdenyut. Jantung miogenik terdapat pada jaringan otot jantung khusus yang membuat simpul (nodal tissue) yang merupakan pacu jantung. Pada ikan letaknya pada sinus venosus. Denyut jantung terjadi secara spontan dimulai dari simpul SA lalu seluruh atrium berdenyut. Pada dasar sekat atrium terdapat simpul lain yang menerima rangsang karena ada impuls dari simpul SA, simpul tersebut disebut sebagai AV (atrio ventriculer). Dari simpul ini, impuls dilanjutkan melalui berkas hiss dan purkinye yang serabutnya menyebar pada ventrikel kira dan kanan. Dengan kemudian kedua ventrikel itu berdenyut bersama-sama (Affandi dan Tang 2002). Faktor-faktor yang mempengaruhi detak jantung ikan diantaranya energi yang tersimpan di dalam jantung, dan juga perbedaan osmotik antara cairan di dalam jantung dengan tekanan osmotik cairan di luar jantung (media perlakuan). Larutan fisiologis berfungsi seperti cairan infus yakni untuk mengkondisikan seperti lingkungan yang sebenarnya. Kondisi larutan akan mempengaruhi lama bertahannya detak jantung. Larutan fisiologis digunakan karena larutan ini mirip dengan lingkungan dari jantung itu sendiri. Larutan
fisiologis yang bersifat hipoosmotis menyebabkan cairan dari larutan masuk ke sel-sel otot jantung sehingga jantung menjadi mengembang. Sehingga cairan dalam sel mengalami dialisis, yaitu pecahnya sel-sel jantung sehingga proses metabolisme dan kerja jantung tergangggu. Larutan fisiologis yang bersifat hiperosmotik menyebabkan cairan akan keluar dari sel-sel jantung secara difusi sehinnga jantung mengerut dan berat jenisnya semakin besar dan akan mempengaruhi kerja otot jantung.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan
Otot jantung ikan tetap berdetak meskipun jantung telah dikeluarkan dari tubuh ikan karena ikan memiliki tipe jantung meogenik. Otot jantung ikan adalah otot lurik yang bekerja seperti otot polos. Ketahanan jantung ikan di luar tubuh lebih tahan ikan yang besar daripada ikan yang kecil dan jumlah detakan jantungnya lebih banyak ikan yang kecil daripada ikan yang besar. 4.2 Saran
Sebaiknya ikan yang digunakan lebih dari satu spesies karena selain dapat membedakan ketahanan jantung ikan besar dan kecil, juga dapat membedakan ketahanan jantung antar spesies. DAFTAR PUSTAKA
Affandi R dan Tang U.M. 2002. Fisiologi Hewan Air . Pekanbaru : Unri Press. Putri,
FE.
2009.
Kontraksi
Otot
Jantung
Ikan.
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/19985 [18 Maret 2011] Pembahasan
Berdasarkan data yang telah didapatkan terlihat bahwa terdapat perbedaan jumlah detak jantung ikan antara ikan besar dengan ikan kecil. Pada ikan besar jumlah detak jantung lebih sedikit namun dapat bertahan lebih lama karena energi pada jantung lebih banyak pada ikan besar. Pada ikan kecil detak jantungnya lebih banyak dan cepat namun lebih cepat pula jantungnya berhenti berdetak, ini karena energi pada jantung ikan kecil lebih sedikit daripada ikan besar. Semakin besar bobot ikan maka ukuran jantungnya juga semakin besar sehingga darah yang terkandung atau dialirkan oleh jantung semakin banyak. Darah mengangkut O 2 dan zat-zat penting untuk diedarkan ke seluruh tubuh, ini berarti dalam darah terdapat energi maka semakin besar ukuran ikan, kandungan di dalam darah semakin melimpah dan energi yang diangkutnya juga semakin banyak. Ada dua jenis energi yang disalurkan ke darah pada setiap kontraksi jantung yaitu energi
kinetik yang menyebabkan darah mengalir dan energi yang tersimpan dalam pembuluh darah dan menimbulkan tekanan darah. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum waktu bertahannya otot jantung ikan pada ikan besar di luar tubuhnya lebih lama dibandingkan dengan ikan kecil. Hal ini terjadi karena ukuran dari ikan itu sendiri dimana pada ikan besar, energi yang dimiliki juga besar untuk bertahan di luar tubuhnya dan pada ikan kecil, energi yang dimilikinya sedikit sehingga lama waktu bertahan otot jantung di luar tubuhnya lebih sebentar dibandingkan ikan besar. Waktu bertahannya jantung ikan antara perlakuan yang satu dengan yang lain terdapat beberapa perbedaan. Pada media akuades jantung ikan dapat bertahan kurang dari 60 menit dimana ikan besar bertahan lebih lama dibandingkan dengan ikan yang kecil. Pada media larutan fisiologis jantung ikan mampu bertahan di atas 60 menit dimana jumlah detak jantung ikan kecil lebih banyak dibandingkan ikan besar. Pada media 3 ppt jantung ikan mampu bertahan di atas 60 menit kecuali ikan besar kelompok 8. Jumlah detak jantung ikan kecil lebih banyak dibandingkan dengan jumlah detak jantung ikan besar. Pada media 6 ppt jantung ikan besar mampu bertahan di atas 60 menit namun detak jantung ikan kecil berdetak tidak sampai 60 menit. Pada media 12 ppt jantung ikan, baik ikan besar maupun ikan kecil hanya mampu bertahan kurang lebih selama 30 menit. Adanya perbedaan waktu bertahannya jantung ikan antara perlakuan yang satu dengan yang lain disebabkan adanya perbedaan pengaruh dari masing-masing media. Perbedaan tersebut mungkin juga disebabkan perbedaan lamanya pembedahan setelah ikan dipingsankan dan waktu pengambilan jantung ikan yang berbeda. Jantung ikan masih bisa berdetak walaupun berada di luar tubuh tanpa adanya jaringan sistem saraf maka terbukti bahwa otot jantung adalah otot lurik dan bekerja tanpa sadar. Jantung terus berdetak walaupun semua syaraf yang menuju ke jantung dipotong. Hal ini disebabkan adanya jaringan permanen khusus dalam jantung yang berfungsi membangkitkan potensial aksi yang berulang ( pace maker ). Otot jantung ikan tetap berdetak meskipun jantung telah dikeluarkan dari tubuh ikan karena ikan memiliki tipe jantung meogenik. Jantung miogenik denyutnya akan tetap ritmis meskipun hubungan dengan syaraf diputuskan. Bahkan bila jantung diambil selagi masih hidup dan ditaruh dalam larutan fisiologis yang sesuai akan tetap berdenyut. Jantung miogenik terdapat pada jaringan otot jantung khusus yang membuat simpul (nodal tissue) yang merupakan pacu jantung. Pada ikan letaknya pada sinus venosus. Denyut jantung terjadi secara spontan dimulai dari simpul SA lalu seluruh atrium berdenyut. Pada dasar sekat atrium terdapat simpul
lain yang menerima rangsang karena ada impuls dari simpul SA, simpul tersebut disebut sebagai AV (atrio ventriculer). Dari simpul ini, impuls dilanjutkan melalui berkas hiss dan purkinye yang serabutnya menyebar pada ventrikel kira dan kanan. Dengan kemudian kedua ventrikel itu berdenyut bersama-sama (Affandi dan Tang 2002). Faktor-faktor yang mempengaruhi detak jantung ikan diantaranya energi yang tersimpan di dalam jantung, dan juga perbedaan osmotik antara cairan di dalam jantung dengan tekanan osmotik cairan di luar jantung (media perlakuan). Larutan fisiologis berfungsi seperti cairan infus yakni untuk mengkondisikan seperti lingkungan yang sebenarnya. Kondisi larutan akan mempengaruhi lama bertahannya detak jantung. Larutan fisiologis digunakan karena larutan ini mirip dengan lingkungan dari jantung itu sendiri. Larutan fisiologis yang bersifat hipoosmotis menyebabkan cairan dari larutan masuk ke sel-sel otot jantung sehingga jantung menjadi mengembang. Sehingga cairan dalam sel mengalami dialisis, yaitu pecahnya sel-sel jantung sehingga proses metabolisme dan kerja jantung tergangggu. Larutan fisiologis yang bersifat hiperosmotik menyebabkan cairan akan keluar dari sel-sel jantung secara difusi sehinnga jantung mengerut dan berat jenisnya semakin besar dan akan mempengaruhi kerja otot jantung.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan
Otot jantung ikan tetap berdetak meskipun jantung telah dikeluarkan dari tubuh ikan karena ikan memiliki tipe jantung meogenik. Otot jantung ikan adalah otot lurik yang bekerja seperti otot polos. Ketahanan jantung ikan di luar tubuh lebih tahan ikan yang besar daripada ikan yang kecil dan jumlah detakan jantungnya lebih banyak ikan yang kecil daripada ikan yang besar. 4.2 Saran
Sebaiknya ikan yang digunakan lebih dari satu spesies karena selain dapat membedakan ketahanan jantung ikan besar dan kecil, juga dapat membedakan ketahanan jantung antar spesies. DAFTAR PUSTAKA
Affandi R dan Tang U.M. 2002. Fisiologi Hewan Air . Pekanbaru : Unri Press. Putri,
FE.
2009.
Kontraksi
Otot
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/19985 [18 Maret 2011] http://panjiarfianto09.student.ipb.ac.id/2011/03/26/kontraksi-otot-jantung/
Jantung
Ikan.
Makhluk hidup memerlukan suatu sistem transportasi untuk melakukanpengangkutan dan penyebaran enzim, zat nutrisi, oksigen, karbondioksida, garam-garam, anti bodi (kekebalan) dan senyawa N, dari tempat asal ke seluruh bagiantubuh. Ikan mempunyai organ sirkulasi darah dalam tubuh yang disebut jantung.Jantung merupakan suatu pembesaran otot yang spesifik dari pembuluh darah atausuatu struktur muskular berongga yang bentuknya menyerupai kerucut dandilingkupi atau diselimuti oleh kantung perikardial (perikardium). Pada ikan,jantung terletak pada ruang perikardial di sebelah posterior insang. Kontraksi ototjantung ikan yang ditimbulkan merupakan sarana untuk mengkonversi energikimiawi menjadi energi mekanik dalam bentuk tekanan dan aliran darah.Berdasarkan strukturnya, jantung pada organisme akuatik (ikan, amphibia danreptil) mempunyai tiga kamar utama yang terdiri dari dua atrium dan satuventrikel. Jantung ikan terdiri dari dua ruang yaitu atrium (auricle) yangberdinding tipis dan ventrikel yang berdinding tebal serta terdapat ruang tambahanberdinding tipis yang disebut sinus venosus. Ruang ini berfungsi sebagaipenampung darah dari ductus cuvieri dan vena hepaticus, serta mengirimkannyake atrium.
Antara
Darahkemudian
sinus
dikirim
venosus ke
ventrikel
dengan untuk
atrium
terdapat
mencegah
darah
katup tersebut
sinustrial. kembali
ke
atriumdilakukan oleh katup antrioventricular. Sistem kerja jantung yang seperti pompamemiliki dua mekanisme gerak yaitu sistole dan diastole. Sistole adalah keadaanpada saat ventrikel menyempit dan mengalami kontraksi, sedangkan diastoleadalah keadaan pada saat ventrikel mengembang dan mengalami relaksasi
Menurut Affandi (2002), denyut jantung dibagi menjadi dua tipe yaituneurogenik dan jantung meogenik. Jantung neurogenik adalah jantung padahewan tingkatan rendah (invertebrata), yang aktivitasnya diatur oleh sistem syaraf sehingga jika hubungan syaraf dengan jantung diputuskan maka jantung akanberhenti berdenyut. Jantung miogenik denyutnya akan tetap ritmis meskipunhubungan dengan syaraf diputuskan. Bahkan bila jantung katak diambil selagimasih hidup dan ditaruh dalam larutan fisiologis yang sesuai akan tetapberdenyut.Jantung meogenik terdapat pada jaringan otot jantung khusus yangmembuat simpul (
nodal tissue ) yang merupakan penggerak jantung. Letak simpulpada ikan dan amfibi pada sinus venosus. Pada vertebrata yang lebih tinggi,simpul yang mengeluarkan impuls yang ritmis itu letaknya pada atrium dekatvena cava yang disebut simpul sinoatrial (SA) (Watasasmita, 1985 dalam Affandi,2002).Berdasarkan pengamatan pada Tabel 1 dan 2 serta Gambar 1 dan 2,didapatkan bahwa jantung masih dapat berdetak walaupun berada di luar tubuhtanpa adanya jaringan sistem saraf. Dengan demikian, maka terbukti bahwa otot
jantung adalah otot lurik dan bekerja tanpa pengaruh saraf sadar atau bekerjatanpa sadar. Jantung terus berdenyut walaupun semua syaraf yang menujukepadanya dipotong. Hal ini disebabkan oleh adanya jaringan permanen khususdalam jantung yang berfungsi membangkitkan potensial aksi yang berulang ( pacemaker ). Ketahanan jantung di luar tubuh ikan menurun namun berfluktuasi dandiiringi oleh fase istirahat. Kondisi larutan fisiologis yang hipoosmotismenyebabkan cairan dari larutan masuk ke sel-sel otot jantung sehingga jantungakan mengembang. Dengan demikian, cairan didalam sel akan mengalamidialisis, yaitu proses pecahnya sel-sel jantung sehingga proses metabolisme dankerja jantung terganggu. Pada larutan yang hiperosmotik, cairan akan keluar darisel-sel jantung secara difusi sehingga jantung mengkerut dan berat jenisnyasemakin besar yang selanjutnya akan tenggelam secara perlahan-lahan. Karenajantung tenggelam maka jantung akan mendapatkan tekanan hidrostatik yanglebih besar dari posisi semula yang akan mempengaruhi kerja otot jantung.Hasil praktikum (Tabel 1 dan 2 serta Gambar 1 dan 2) memperlihatkan,bahwa waktu bertahan otot jantung ikan besar di luar tubuh lebih lama daripadaikan kecil. Perbedaan waktu dikarenakan ukuran ikan dan jenis ikan sendiri. Padaikan besar lebih banyak energi yang terkandung dalam darah dibanding ikan kecil.Energi yang disalurkan ke darah ada energi kinetik dan energi potensial. Jumlahkedua energi tersebut pada ikan besar lebih besar daripada ikan kecil sehinggaaliran darah dan tekanannya juga lebih besar. Frekuensi denyut jantung berbanding terbalik dengan bobot tubuh hewan.
Meskipun frekuensi denyut ikan kecil lebih cepat namun energi di dalam jantunglebih banyak pada ikan besar sehingga ikan besar mampu berdetak lebih lamatetapi dengan kecepatan yang lebih lambat. Semakin besar bobot ikan, makaukuran jantung juga semakin besar sehingga darah yang terkandung atau yangdialirkan oleh jantung pun semakin banyak. Darah mengangkut O 2 dan zat yangpenting untuk diedarkan ke seluruh tubuh, artinya dalam darah terdapat energimaka semakin besar ukuran ikan, kandungan di dalam darah semakin melimpahdan energi yang diangkutnya semakin banyak pula.Waktu bertahan otot jantung di luar tubuh pada ikan kecil lebih singkatdaripada ikan besar. Hal ini dikarenakan pada ikan besar, energi yang terkandungdalam darah lebih banyak dibanding ikan kecil. Energi yang disalurkan ke darahadalah energi kinetik dan energi potensial yang dihasilkan dari perombakan energikimia yang terlarut di dalam darah yang berasal dari makanan. Perbedaan waktubertahan jantung ikan antara perlakuan yang satu dengan yang lain dapat terjadisalah satunya adalah karena perbedaan lama waktu pembedahan dan pengambilanjantung ikan dari tubuh serta tidak langsung mengalami perendaman di dalamlarutan fisiologis. Pada saat jantung diambil dengan cara memutuskan pembuluhdarah, maka darah yang mengalir melewati jantung pun terhenti seketika dan tidak diedarkan lagi. Di lain pihak, ikan akan mengalami suatu keadaan shock akibatpembedahan ataupun pendarahan tersebut.Jantung ikan memiliki jeda waktu untuk berdenyut karena jangka waktuyang diperpanjang itu memungkinkan pemompaan darah keluar dari ventrikel danmengisinya lagi sebelum denyut berikutnya. Namun, karena jantung terputus daripembuluh darah, maka tidak ada pengisian kembali ke jantung sehingga terjadirepolarisasi. Perbedaan waktu jantung bertahan dikarenakan oleh ukuran ikanyang berbeda antara ikan mas besar dan ikan mas kecil.
Kesimpulan Otot jantung ikan masih dapat berdetak di luar tubuh ikan karena memilikitipe jantung meogenik. Ikan berukuran lebih kecil memiliki frekuensi detak jantung yang lebih tinggi namun kemampuan bertahan di luar tubuh lebih singkatdaripada ikan berukuran besar. Daftar Pustaka Affandi R. dan Usman MT. 2002. Fisiologi Hewan Air. Pekanbaru: Unri Press.
http://bio.classes.ucsc.edu/bio137/images/hrtgill.GIF http://images.google.co.id/imgres?imgurl= http://www.cartage.org.lb/en/themes/Sciences/Zoology/ClassesFish/ClassesFish/fshcrc.gif&imgr efurl=http://www.cartage.org.lb/en/themes/ Sciences/Zoology/ClassesFish/ClassesFish/ClassesFi sh.htm&h=174&w=322&sz=4&tbnid=tewNN1ZvreVAUM:&tbnh=61&tbnw=114&hl=id&start =8&prev=/images%3Fq%3Dfish%2Bheart%26svnum%3D10%26hl %3Did%26lr%3D%26sa%3 DN Shindu. 2005. Kandungan Logam Berat Cu, Zn, dan Pb dalam Air dan Ikan Nila( Orechromis niloticus ) dalam Keramba Jaring Apung, Waduk Saguling.Skripsi. Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan, Institut Pertanian Bogor.Syamsiah, H. 2001. Karakteristik Morfometrik dan Meristik Benih Ikan Hibridaantara Ikan Mas ( Cyprinus carpio L.) Betina dan Ikan Nilem ( Osteochilushasselti C.V.) Jantan. Skripsi . Jurusan Budidaya Perairan, FakultasPerikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. http://www.scribd.com/doc/51553713/PKM-AI-Kontraksi-otot-jantung-ikan