Kritik Puisi “SURAT CINTA” oleh Gunawan Muhammad Kerangka kritik Typografi 1.
Pembuka Biografi singkat penulis puisi surat cinta oleh Gunawan Muhammad 2. Isi Evaluasi Pada puisi ini memiliki gaya penulisan seperti puisi lama. Padahal puisi ini ditulis sejak tahun 1966. Apresiasi Makna puisi ini tentang surat cinta untuk semua orang. Analisisi Penafsiran setiap bait puisi seperti pada bait “Bukankah surat cinta ini berkisah”. Interpretasi Membandingkan amanat puisi „Surat CInta‟ dengan puisi „Pariksit‟ dan „Interlude‟. 3. Penutup Gunawan Muhammad adalah seorang penulis yang kembali menulis puisi secara terikat.
Kritik 1. Pembuka Latar belakang Goenawan Soesatyo Mohamad adalah seorang sastrawan Indonesia terkemuka yang lahir di Batang, 29 Juli 1941. Ia juga salah seorang pendiri Majalah Tempo. Ia merupakan adik Kartono Mohamad, seorang dokter yang menjabat sebagai ketua IDI. Goenawan Mohamad adalah seorang intelektual yang punya wawasan yang begitu luas, mulai pemain sepak bola, politik, ekonomi, seni dan budaya, dunia perfilman, dan musik. Pandangannya sangat liberal dan terbuka. Seperti kata Romo Magniz-Suseno, salah seorang koleganya, lawan utama Goenawan Mohamad adalah pemikiran monodimensional. 2. Isi Evaluasi Puisi ini memiliki gaya penulisan seperti puisi lama. Padahal puisi ini ditulis pada tahun 1966. Ia menuliskan puisi dengan bahasa Indonesia yang umum dan tidak dari bahasa asing. Ini menunujukkan bahwa penyair yang satu ini adalah penyair yang modernis. Apresiasi Puisi ini menulis tentang makna surat cinta bagi semua orang. Perasaan orang yang sedang jatuh cinta, kadang ada suka dan kadang ada duka. Tapi semua itu pasti akan dirasakan oleh setiap orang tanpa terkecuali. Mereka hanya perlu menjalaninya seperti air yang mengalir. Analisis Penafsiran setiap bait puisi. Bait pertama, bermakna cinta itu sudah ditakdirkan oleh Tuhan. Setiap orang sudah diberikan cinta masing-masing . Baiut kedua, bermakna cinta diberikan oleh semua makhluk ciptaan Tuhan. Perbedaannya hanya nkita memanfaatkan cinta itu dalam kehidupan kita. Bait ketiga, bermakna kebebasan cinta yang datang seperti air yang
mengalir. Bait keempat, bermakna cinta dapat datang kepada mereka yang senang ataupun sedih. Bait kelima, bermakna cinta akan membuat cerita bagi setiap orang yang merasakannya. Baik keenam, bermakna bahwa kita harus menyadari bahwa cinta yang diberikan Tuhan di dunia ini hanyalah sementara. Bait ketujuh, bermakna kita harus mensyukuri apa yang diberikan Tuhan kepada kita, yaitu cinta, namun jangan menjadikan cinta itu membuat kita lupa akan segalanya. Bait terakhir, bermakna jika cinta pergi, jangan menyesali karena Tuhan akan memberikan lagi cinta baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Interpretasi Puisi Surat Cinta ini bermakna tentang anugerah Tuhan yang sangat penting dalam hidup ini, yaitu cinta. Penulisannya menggunakan kata yang tidak terlalu sulit dimengerti. Tidak dalam karyanya yang berjudul „Pariksit‟ ,paenyair ini masih berhati-hati memakai mitos dan penggunaan kata-kata asing, mungkin karena trend 1960-an puisi gencar dengan tema “pembebasan dan penemuan kembali”. 3. Penutup Gunawan Muhammad adalah penyair yang berani berekspresi. Ia berani membuat puisi secara terikat di zaman puisi sudah boleh ditulis bebas tanpa terikat.
HANUM QORI ARIFTA N XII IPA 3 / 11