Kewirausahaan SAP 9
Oleh : AA Mahaputra Bismantara
(1515351062) (04)
I Gede Iswara Yudhasena
(1515351063) (05)
I Gede Yoga Trisna Widya
(1515351067) (07)
Gd Bagus Dwiputra Gunadhi
(1515351072) (10)
Universitas Udayana Tahun Ajaran 2016/2017
1
9.1
PENGERTIAN INTRAPRENEURSHIP Intrapreneurship
adalah
kewirausahaan
(entrepreneurship)
dalam
perusahaan
(enterprenership inside of the organization) atau dapat dikatakan bahwa intrapreneurship adalah entrepreneuship yang ada di dalam perusahaan. Konsep intrapreneurship pertama muncul pada tahun 1973 oleh Susbauer dalam tulisannya yang berjudul “ Intracoporate Entrepreneurship : Programs in American Industry”, dan kemudian dipopulerkan oleh Pinchott (1985) dan Burgelman (2007) dalam disertasinya. Princhott (1985) mendefinisikan seorang intrapreneur adalah seorang yang memfokuskan pada inovasi dan kreativitas dan yang mentransformasi suatu mimpi atau gagasan menjadi usaha yang menguntungkan yang dioperasikannya dalam lingkup lingkungan
perusahaan.
Oleh
karena
itu,
agar
sukses
intrapreneurship
harus
diimplementasikan dalam strategi perusahaan (Budiharjo, 2011:152). Harris (2009) mendefinisikan intrapreneur adalah karyawan di perusahaan yang berani untuk mengambil risiko. Konsensus yang meningkat telah diperoleh pada konsep entrepreneurship sebagai proses pengungkapan dan pengembangan peluang untuk menciptakan nilai melalui inovasi dan perebutan peluang tanpa menganggap sumber daya (manusia dan kapital) atau lokasi entrepreneur dalam perusahaan baru atau yang sudah ada (Churchill, dalam Antoncic & Hisrich 2001). Mungkin definisi yang lebih luas intrapreneurship adalah entrepreneurship dalam organisasi saat ini.(Jurnal Peran Intrapreneurship Dalam Membangun Daya Saing Kultural di Perguruan Tinggi: Sebuah Kerangka Penelitian, 2012, p259). Jadi
dari
berbagai
pengertian
nmengenai
Intrapreneurship
pada
dasarnya
intrapreneurship adalah entrepreneurship yang dipraktekkan dalam sebuah perusahaan dan mempunyai sumber daya untuk melaksanakan ide dan inovasinya guna mengembangkan perusahaannya. Perbedaan intrapreneurship dan entrepreneurship: Intrapreneur adalah orang yang diberi pekerjaan oleh Entrepreneur. Oleh karena itu, tanggung jawab Entrepreneur terhadap perusahaanya mencakup semua aspek; sedangkan tanggung jawab Intrapreneur sebatas unit, produk, jasa, proses, atau sumber daya yang dia kembangkan. Seorang Entrepreneur adalah pemilik dan sekaligus operator perusahaan, yang berani mengambil risiko besar dari bisnis yang dia jalankan, dengan harapan mendapatkan keuntungan finansial dan manfaat nilai tambah lainnya. Jadi, seorang Intrapreneur memiliki risiko terbatas, dan seorang Entrepreneur memiliki risiko tidak terbatas. 2
Skala besar – kecilnya suatu perusahaan atau organisasi. Organisasi yang besar sangat membutuhkan para intrapreneur untuk merespon masalah yang dihadapi perusahaan seperti kebutuhan akan inovasi. Seiring meningkatnya kualitas persaingan usaha dan untuk mencegah terjadinya exodus, (para karyawan terbaik dan cerdas memiliki kecenderungan yang meninggalkan perusahaan untuk menjadi entrepreneur usaha mandiri). Hubungan intrapreneurship dan entrepreneurship: Intrapreneurship merupakan manajemen strategi dari Entrepreneurship. Oleh sebab itu, fungsi Intrapreneurship harus dikelola dengan tata kelola terbaik untuk mendorong pertumbuhan perusahaan dari dalam. Perusahaan dengan konsep intrapreneurial efektif haruslah menciptakan lingkungan dan budaya perusahaan yang memungkinkan tumbuh berkembangnya semangat Intrapreneurship di dalam perusahaan. Untuk penerapan konsep intrapreneurial yang efektif dalam perusahaan diperlukan kebijakan yang mengatur struktur formal untuk Intrapreneurship; diperlukan komitmen dan tanggung jawab dari karyawan dan pimpinan untuk mengkontribusikan cara kerja dan ide-ide buat menjaga kinerja dan daya saing perusahaan; diperlukan upaya nyata dari perusahaan untuk menciptakan tenaga kerja yang beragam kemampuan atau multi talenta; diperlukan integritas perusahaan untuk merancang jalur karir yang menarik dan kompetitif; dan juga menciptakan konsep insentif yang membuat pekerja selalu setia seumur hidup bersama perusahaan. Intrapreneurship umumnya dimulai dari karyawan dalam sebuah organisasi yang mempunyai sebuah ide bisnis atau inovasi. Mereka (yang mempunyai ide bisnis) dapat mengemukakan ide bisnis mereka pada direktur. Direktur kemudian memisahkan dia dari core perusahaan dan memberikan sumber daya untuk melaksanakan idenya.
Keunggulan dan Kerugian Intrapreneurship dilihat dari orangnya: Keunggulan
dari
intrapreneurship adalah
pada
sumber
daya
untuk
melaksanakan
pembangunan bisnis. Mereka dapat memakai sumber daya yang ada pada perusahaan sekarang. Bahkan perusahaan core dapat memberi jaminan modal dan memperbolehkan penggunaan nama perusahaan inti untuk branding. Manajemen operasi pada perusahaan baru dan kebijakannya terkadang mirip dengan perusahaan lama. Pada entrepreneur, manajemen biasanya lebih flexible.
3
Kerugian dari intrapreneurship adalah “boss” perusahaan baru sebenarnya masih tetap dihitung sebagai karyawan dari perusahaan inti sehingga kebebasannya tidak seluas perusahaan utama (terikat kontrak). Hidup dari perusahaan baru kadang sangat bergantung dari kebijakan perusahaan inti
Manfaat sikap intrapreneurship yang dimiliki karyawan terhadap perusahaan: 1.
Menumbuhkan Inovasi Intrapreneur membantu perusahaan melahirkan inovasi, mendorong penelitian
pengembangan produk baru, serta bekerja meningkatkan produk maupun layanan. Dalam ekonomi global dimana teknologi memegang peranan penting, orang-orang seperti ini sangat diperlukan untuk memenangkan persaingan dan meningkatkan keuntungan perusahaan. 2.
Mengembangkan Talenta Sebuah perusahaan yang diisi oleh orang-orang berjiwa kewirausahaan lebih baik
karena mereka tidak hanya memiliki kemampuan, namun mempunyai dedikasi serta dapat menjadi kolega yang baik. Orang-orang seperti ini dapat memacu perkembangan talenta karyawan lain agar dapat berkomitmen terhadap proyek, produk, maupun layanan perusahaan. Anda bisa mengambil Paul Buchheit – kreator Gmail – yang mampu membangun tim solid dan meluncurkan layanan surat elektronik di tahun 2004 setelah sebelumnya melakukan pengembangan selama 3 tahun sebagai contoh nyata. 3.
Menghemat Biaya Penelitian dan Pengembangan Sebuah badan usaha yang memiliki karyawan berjiwa intrapreneur dapat memangkas
biaya penelitian dan pengembangan produk baru. Silahkan mengucapkan selamat tinggal pada era dimana sebuah perusahaan harus mengikuti tata cara tradisional pengembangan produk, mulai dari review hingga proses pengembangan. Karyawan yang berjiwa intrepreneur ini bisa menggantikan seluruh hal tersebut karena memiliki kreativitas dan dedikasi berinovasi sangat hebat.
4
4.
Mampu Membaca Peta Persaingan Lawan Persaingan dalam dunia usaha seringkali membuat sebuah perusahaan was-was,
sehingga mau membayar mahal pihak ketiga untuk membaca situasi dan memenangkan kompetisi. Langkah yang salam dunia industri disebut sebagai competitive intelligence ini dapat dilakukan dengan mudah jika memiliki karyawan berjiwa kewirausahaan karena mereka biasanya memiliki kemampuan untuk menganalisis kekurangan serta kelebihan pesaing. 5.
Mendorong Analisis Pasar Karyawan berjiwa intrapreneur memiliki kecenderungan melakukan penelitian untuk
menganalisa pasar sebelum menawarkan ide pada perusahaan. Hal ini dapat menjadi sebuah keuntungan karena perusahaan dapat langsung mengetahui kondisi terkini pasar dari analisa sang karyawan tanpa mengeluarkan biaya tambahan untuk mempekerjakan analis lain. 6.
Meningkatkan Pendapatan Perusahaan jelas diuntungkan jika memiliki karyawan berjiwa intrapreneur karena
mereka mampu mendatangkan keuntungan secara maksimal. Hal ini tentu dipengaruhi kemampuan untuk menganalisa kebutuhan pasar serta memberikan servis inovatif yang bisa memenuhinya. Dengan demikian, konsumen tidak akan sungkan menggunakan produk dan jasa dari perusahaan Anda. 7.
Meningkatkan Atmosfir Kenyamanan Kerja Semangat kerja karyawan pasti akan lebih baik jika mengetahui bahwa sumbangsih
dan pemikiran mereka dihargai oleh perusahaan. Dengan demikian, mereka akan terpacu untuk memberikan yang lebih baik dan berkreasi demi kemajuan karyawan. 8.
Mengembangkan Layanan dan Servis Perusahaan Setiap perusahaan tentu ingin mengembangkan produk mereka sebagai salah satu
layanan kepada konsumen. Seorang karyawan yang memiliki jiwa kewirausahaan pasti akan menampilkan ide kreatif yang dapat menarik minat konsumen baru atau membuat pelanggan tetap membeli kembali.
5
9.
Menguntungkan Masyarakat Intrapreneur memberikan dampak positif terhadap masyarakat karena inovasi mereka
membantu memenuhi segala hal yang dibutuhkan. Sebagai balasannya, para karyawan ini akan mendapatkan apresiasi dan pengakuan dari media dan publik. Hal ini juga berdampak positif pada perusahaan karena namanya semakin dikenal dan lekat dalam benak masyarakat.
9.2 IKLIM ORGANISASI YANG MENDORONG INTRAPRENEURSHIP 1.
Dorongan untuk menggunakan teknologi baru
2.
Dorongan untuk memunculkan ide-ide baru
3.
Dorongan untuk melakukan eksperimen dan trial-error
4.
Mengembankan tim yang mencakup berbagai bidang keahlian
A. Faktor Pendorong Intrapreneurship Antonic (2007) yang dikutip Budiharjo (2011) menyebutkan antesenden intrapreneurship dibagi menjadi dua yaitu lingkungan (environment) dan organisasi (organization). a) Faktor lingkungan yang positif meliputi dinamisme peluang teknologi, pertumbuhan industry, dan permintaan untuk produk baru, sedangkan untuk lingkungan yang tidak dikehendaki meliputi perubahan yang tidak dikehendaki dan persaingan yang tinggi. b) Dari sisi organisasi, karakteristik organisasi yang dapat mendorong intrapreneurship adalah sistem terbuka, kendali formal pada aktivitas intrapreneurship, pemindahan intensif pada lingkungan, dukungan organisasional, dan nilai-nilai perusahaan. Dalam penelitiannya, Antonic (2007) membuktikan bahwa intrapreneurship berkorelasi secara positif dengan pertumbuhan (company growth), dan dibuktikan pula bahwa dimensi lingkungan dan karakteristik organanisasi (organization characteristics) berkorelasi positif dengan intrapreneurship.
B. Faktor Penghambat Intrapreneurship Eesley dan Longenecker (2006, dikutip oleh Budiharjo,2011 )mengemukakan 8 hambatan utama dalam intrapreneurship meliputi : 1. Gagasan-gasasan tanpa tindak lanjut 6
2. Tidak ada dorongan intrapreneurship 3. Komunikasi yang buruk antar karyawan dan juga pada pelanggan 4. Karyawan tidak didorong berpikir untuk mencari peluang 5. Misi, sasaran perusahaan tidak jelas 6. Kurang dukungan manajemen 7. Pengambilan keputusan beresiko tetapi tidak diberi reward. 8. Keterbatasan waktu dan sumber daya. 9.3 Karakteristik Intrapreneurship Berdasarkan pendapat Antonic (2003) mengemukakan intrapreneurship memiliki Karakteristik sebagai berikut : 1. Understand the environment. Intrapreneur harus mengerti semua aspek lingkungannya, baik dari lingkungan internal perusahaan maupun lingkungan eksternal perusahaan. 2. Visionary and flexible. Intrapreneur harus memiliki kemampuan untuk mewujudkan ide-idenya menjadi kenyataan, dapat beradaptasi dan bekerja secara efektif dalam situasi yang berbeda. 3. Encourage team work. Intrapreneur harus memiliki kemampuan untuk membangun tim kerja dan tim tersebut bekerja dengan disiplin. 4. Encourage open discussion. Intrapreneur harus mampu mengadakan diskusi terbuka dalam usahanya membentuk tim kerja yang bagus. 5. Builds a coalition of supporters. Intrapeneur dapat mencapai tujuannya dengan membangun koalisi untuk mendukung inovasinya. Koalisi dapat terdiri dari pekerja dan manajemen puncak. 6. Persists. Intrapeneur harus tekun dan gigih dalam bekerja agar tujuan dapat tercapai.
7
Daftar Pustaka
www.temukanpengertian.com/2013/06/pengertian-intrapreneurship.html http://materikuliahmanajemenbisnis.blogspot.co.id/2016/09/intrapreneurship.htm l
8