MAKALAH
METODE UNTUK MENDIRIKAN SEBUAH GEREJA PADA SUATU DAERAH YANG TIDAK PERNAH MENDENGAR INJIL
Disusun Oleh
Nama : Doni Abadi Nababan
Prodi : Pendidikan Agama Kristen
Mata Kuliah : Sejarah Gereja Indonesia
Semester : IV
Dosen pengampu : Pdt. Kasih Budi Laia, S.Th.,
SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA ARASTAMAR RIAU
(STT STAR)
Pendahuluan
Dalam makalah ini saya akan membahas mengenai langkah-langkah atau metode yang akan kita lakukan untuk membangun sebuah Gereja pada suatu daerah yang belum ada gereja. Kita tahu bahwa masih banyak lagi daerah-daerah yang tertinggal belum ada injil dan belum ada berita sukacita yang pernah mereka dengar.
Strategi mendirikan gereja memberikan gagasan baru tentang misi dan penginjilan. Dalam hal ini terdapat prinsip-prinsip penginjilan yang keefektifan dan kepraktisannya dalam menerapkan Amanat Agung telah dibuktikan berdasarkan pengalaman maupun penelitian.
Kita hidup pada zaman "penuaian" jiwa-jiwa. Sebelum ini, tidak pernah kita melihat sedemikian banyak orang hampir seluruh penjuru dunia meneriman Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Sebuah strategi atau langkah-langkah untuk mendirikan sebuah gereja sebaiknya bertujuan untuk menjangkau "orang-orang di seluruh dunia yang belum terjangkau oleh Injil". Hal ini menunjukkan bahwa perumusan tujuan merupakan tahapan yang penting dalam proses penginjilan. Karena itu, tujuan penginjilan haruslah dirumuskan dengan bijaksana, yaitu dengan berdasarkan data yang ada dan dengan tetap mengikuti perkembangan yang terjadi. Amanat Agung Kristus merupakan perintah yang penting bagi setiap orang Kristen.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi pedoman untuk para misionari atau penginjil untuk mendirikan gereja pada suatu daerah tertentu. Terima kasih.
Tuhan Yesus memberkati.
Siapa yang menjadi target anda ?
Jika anda bertanya kepada para anggota, " Siapa yang menjadi sasaran utama yang akan dimenangkan bagi kristus?" jawaban yang mungkin akan mereja berikan ialah "Setiap orang! Kami berusaha untuk menjangkau seluruh dunia bagi Yesus Kristus". Memang, ini merupakan tujuan dari Amanat Agung, dan seharusnya menjadi doa setiap gereja, namun dalam praktik tidak satu pun gereja yang dapat menjangkau semua orang. Oleh karena manusia memiliki begitu banyak perbedaan, maka tidak mungkin satu pun gereja dapat menjangkau semua orang.
Duduklah sebentar dibandar udara selama setengah hari, maka jelaslah bahwa Allah menyukai keanekaragaman. Ia menciptakan bermacam-macam orang dengan minat, kesukaan, latar belakang, serta kepribadian yang berbeda. Untuk menjangkau orang-orang ini bagi Kristus dibutuhkan bermacam-macam gaya penginjilan. Pesan Injil harus tetap sama, namun metode dan gaya komunikasi akan bermacam-macam. Umpan yang berbeda akan memancing jenis ikan yang berbeda. Saya setuju dengan metode apa saja yang menjangkau sekurang-kurangnya satu orang bagi Kristus selama metode itu pantas diterapkan. Hal ini sangat relevan dengan langkah-langkah mendirikan gereja pada suatu daerah terpencil yang sama sekali tidak ada gereja.
Ketahuilah jenis orang bagaimanakah yang tinggal didaerah anda, putuskan kelompok-kelompok mana yang sanggup dijangkau oleh anda, kemudian temukan gaya penginjilan manakah yang paling tepat dengan target anda. Ketika kita merencanakan sebuah usaha penginjilan, maka kita selalu memikirkan target yang khusus. Alkitab menentukan pesan kita, tetapi target kita menentukan kapan, dimana, dan bagaimana kita menyampaikannya.
Kebiasaan untuk menargetkan jenis-jenis orang tertentu bagi penginjilan adalah prinsip pelayanan yang Alkitabiah, kebiasaan semua Perjanjian Baru. Yesus menargetkan pelayanan-Nya. Ketika seorang perempuan kanaan memohon kepada Yesus untuk melayani anak perempuannya yang kerasukan setan, Ia menyatakan di depan umu bahwa Allah Bapa telah mengatakan kepada-Nya untuk memusatkan perhatian kepada "domba-domba yang hilang dari umat israel" (Matius 15 : 22-28), didepan umum Ia menyebutkan bahwa target pelayanan-Nya adalah orang-orang Yahudi. Yesus menargetkan pelayanan-Nya agar menjadi efektif, bukan eksklusif.
Tentukan target anda secara geografi
Yesus punya recanan untuk menginjili dunia. Dalam Kisah Para Rasul 1:8 Ia memperkenalkan empat target geografis bagi murid-murid-Nya. Dalam pelayanan anda, penargetan geografis berarti bahwa anda sekadar mengenal tempat tinggal orang-orang yang akan anda jangkau. Ambillah peta dari kota atau wilayah tertentu dan tandai lokasi yang anda pilih. Lalu selidiki berapa banyak orang yang tinggal dalam lingkaran itu. Setelah anda menentukan target geografis anda, Anda akan mengetahui berapa banyak orang yang berada dalam kolam pancingan Anda. Hal ini sangat penting karena populasi dari daerah Anda merupakan faktor utama untuk menentukan strategi apa yang Anda gunakan untuk membawa mereka kepada Kristus.
Menentukan target secara demografis
Anda tidak hanya perlu mengetahui berapa banyak orang didaerah pelayanan Anda, Anda juga mengetahui orang macam apa yang tinggal disitu. Hanya sedikit fakta demografis yang relevan yang anda perlu ketahui tentang orang-orang dalam masyarakat Anda. Saya menganggap faktor-faktor yang paling penting dalam menargetkan sebuah masyarakat untuk di Injili adalah
Usia: berapa banyak orang yang terdapat dalam setiap kelompok usia?
Status pernikahan: berapa banyak orang dewasa yang masih bujang? Berapa banyak yang sudah menikah ?
Pendapatan: berapa gaji rata-rata yang diperoleh golongan menengah dan yang dibawah menengah?
Pendidikan: apa tingkat pendidikan dari masyarakat anda ?
Pekerjaan: pekerjaan macam apa yang paling banyak dilakukan oleh mereka?
Masing-masing faktor ini akan mengetahui cara Anda melayani orang dan cara Anda menyampaikan Kabar baik itu.
Menentukan target Anda yang berhubungan dengan kebudayaan
Memahami demografi masyarakat Anda itu penting, tetapi memahami kebudayaan masyarakat Anda bahkan lebih penting. Inilah sesuatu yang anda tidak akan temukan dalam statistik sensus. Dunia usaha menggunakan istilah psikografik, yang hanya merupakan cara yang indah untuk mengacu kepada nilai, minat, kepedihan, dan ketakutan seseorang.
Tidak seorang pun misionaris yang menuju suatu negara asing akan mencoba menginjil dan melayani orang tanpa pertama-tama mengerti kebudayaan mereka. Sangat bodoh bila melakukan hal seperti itu.
Kita tidak perlu menyetujui kebudayaan mereka, namun kita harus memahaminya. Dalam masyarakat anda, mungkin sekali ada banyak subbudaya, atau subkelompok. Untuk menjangkau setiap kelompok ini anda perlu mengetahui bagaimana cara berpikir mereka. Apa yang menjadi minat mereka ? pemancar radio yang mereka sukai ? semakin banyak yang anda tahu mengenai orang-orang ini, semakin mudah bagi Anda untuk menjangkau mereka.
Memahami dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan mereka
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, " Jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima disitu, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu." (Lukas 10 : 8). Ketika mengucapkan ini, Yesus tidak sekadar memberikan nasihat tentang makanan, Ia menerima mereka untuk bersikap peka terhadap kebudayaan lokal. Ia sedang menyuruh mereka untuk menyesuaikan diri dengan orang-orang yang hendak mereka jangkau. Ini merupakan suatu bagian dari metode untuk mendirikan suatu gereja pada suatu daerah lokal tertentu, karena sebelum kita memenangkan mereka terlebih dahulu kita harus mendapat penerimaan dari mereka dan menjadikan kita sebagai sahabat bagi mereka.
Seperti Yesus Menarik Banyak Orang dengan Cara Mengasihi Orang yang Belum Percaya
Yesus mengasihi yang terhilang dan suka melewatkan waktu dengan mereka. Alkitab menjelaskan bahwa Yesus sangat senang berada bersama-sama denga orang-orang yang mencari Dia daripada dengan para pemimpin agama. Ia pergi kepesta mereka dan Ia disebut "sahabat orang berdosa" (Luk 7 : 34).
Yesus menarik banyak orang dengan memenuhi kebutuhan mereka
Orang banyak berkerumun di sekeliling Yesus karena ia memenuhi kebutuhan mereka, yang fisik, emosi, rohani, hubungan, dan keuangan. Ia tidak menganggap "lebih penting" daripada yang lainnya, dan Ia pasti tidak membuat orang merasa bersalah karena kebutuhan mereka. Ia memperlakukan setiap orang dengan hormat dan sopan. Dalam pelayanan misi kita dapat memenuhi kebutuhan orang-orang yang sedang kita layani dengan cara semampu kita, misalnya dalam kebutuhan pengetahuan, kita dapat membuka sekolah gratis bagi anak-anak mereka yang tidak bisa mendapatkan pendidikan, oleh karena itu para penginjil harus memiliki kompeten yang memadai demi kebutuhan diladang pelayanan.
Menarik perhatian orang
Sebelum anda dapat menyampaikan kabar baik tentang keselamatan kepada sesorang, anda harus menarik perhatiannya. Alkitab memberitahu bahwa sudah menjadi kebiasaan Yesus untuk mengajar orang banyak (Markus 10 : 1). Alkitab juga mengungkapkan reaksi orang banyak terhadap ajarannya. "orang banyak takjub mendengar pengajaran-Nya" (Matius 7:28), "orang banyak sangat kagum" (Mat 22:33), "orang banyak tertarik akan pengajaran Yesus" (Markus 11:18). Untuk menarik perhatian orang yang belum percaya seperti yang dilakukan Yesus, kita harus menyampaikan kebenaran rohani menurut cara Yesus. Yesus saja, bukan orang lain, harus menjadi teladan kita untukn berkotbah.
Yesus memulai dengan kebutuhan, kesedihan, dan kepentingan orang
Yesus biasanya mengajar sebagai jawaban untuk pertanyaan atau masalah yang mendesak dari seorang dalam kumpulan orang banyak. Ia menggaruk di tempat orang merasa gatal. Khotbah Yesus selalu tepat waktu. khotbahNya selalu relevan dan selalu mencapai target pada saat itu.
Perhatikan bahwa Tuhan menegaskan terpenuhinya semua kebutuhan dan terobatinya semua kesedihan. Yesus mempunyai kabar naik untuk disampaikan kepada orang yang mau mendengar. Pesan-Nya memberikan manfaat praktis kepada orang-orang yang mendengarkan-Nya. Kebenaran-Nya akan " membebaskan orang" dan memberikan bermacam-macam berkat kepada kehidupan mereka. Kita harus belajar menyampaikan injil dalam cara yang memperlihatkan bahwa Injil itu mencakup dua hal yaitu "kabar" dan "baik". Jika bukan merupakan kabar baik, ia bukan Injil. Dengan memulai membicarakan berbagai kebutuhan orang ketika anda berkhotbah atau mengajar, Anda dengan segera memperoleh perhatian hadirin. Seorang guru yang baik tahu bahwa ia harus mulai dengan apa yang diminati murid-muridnya dan mengarahkan mereka kepada pelajaran yang akan dipelajari.
Kesimpulan
Dengan menjalankan semua metode ini seorang misionaris pasti akan mendapat jiwa-jiwa yang akan dimenagkan bagi Kristus dan membaptis banyak orang, ketika seorang penginjil telah berhasil membatis seseorang atau lebih dalam sebuah tempat berarti ia sudah membangun sebuah gereja di daerah itu, kemudian ia hanya perlu mengembangkan, mengajar mereka dan membuat gereja itu bertumbuh dan menghasilkan buah.
Whitefield sangat terkenal karena khotbahnya. Selama masa hidupnya, ia menyampaikan lebih dari 18.000 khotbah, rata-rata sepuluh khotbah per minggu, ia pernah berbicara kepada hampir 100.000 orang dekat Glasglow, skotlandia, perjalanannya ke Amerka untuk memberitakan Injil telah menimbulkan apa yang dikenal sebagai kebangunan Rohani Besar. Namun, para penulis biografi menjelaskan bahwa Whitefield sering kali meninggalkan orang-orang yang bertobat lewat pelayanannya itu tanpa menampung mereka dalam satu organisasi dan sebagai akibatnya hasil pelayanannya tidak bertahan lama. Dewasa ini, sangat sedikit orang kristen yang mengenali nama George Whitefield. Berbeda dengan john wesley adalah juga seorang penginjil, ia mendirikan struktur organisasi untuk melaksanakan tujuannya yang bertahan jauh lebih lama dari masa hidupnya. Organisasi itu disebut Gereja Metodis !
Apabila pembaharuan hendak bertahan lama di sebuah gereja, harus dibuat struktur untuk memlihara dan menyokong pembaharuan itu. Dengan membentuk sebuah organisasi gereja kita dapat membangun sebuah gedung untuk kenyamanan perkumpulan organisasi gereja tersebut.