12
45
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia tidak terlepas dari tingkat kualitas pendidikan sumberdaya manusia itu sendiri. Hal ini, disebabkan kemajuan teknologi tidak hanya membutuhkan modal tetapi juga harus didukung oleh manusia yang berpotensi dalam hal bakat dan ilmu pengetahuan. Kemudian untuk pembangunan yang lebih lanjut di dalam era pembangunan modern ini, tentunya masalah pendidikan dan pengajaran tidak dapat diabaikan lagi.
Suatu rencana pembangunan negara ini tidak dapat dilaksanakan tanpa rakyat yang berpendidikan. Maka dari itu mengingat pentingnya sumberdaya manusia yang berkualitas maka pemerintah mengeluarkan kebijakan diantaranya yaitu dalam ketetapan No.II/MPR/1998 yang sudah ditegaskan, bahwa pendidikan nasional berdasarkan pencasila, berlangsung seumur hidup dan dilakukan dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat;
Dari ketetapan ini dapat kita ketahui bahwa masalah pendidikan di Indonesia tidak saja merupakan tanggung jawab pemerintah tetapi juga merupakan tanggung jawab masyarakat dan lingkungan. Oleh sebab itu, untuk menciptakan manusia berkualitas dan sesuai dengan prioritas pembangunan diharapkan perlu adanya kerjasama antara pihak kantor terkait dan lembaga-lembaga pendidikan dalam arti pihak kantor terkait perlu diikutsertakan dalam penyelenggarakan pendidikan di Indonesia seperti rencana program penambahan diperkuliahan yaitu program kerja dalam magang. Setelah melakukan magang ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan serta kemampuan/ keahlian baik itu Hardskill maupun Softskill dalam bidang manajemen, administrasi serta mahasiswa/i juga mampu memecahkan suatu masalah secara mendalam dan membentuk sebuah solusi yang tepat yang akan menguntungkan semua pihak yang merupakan tantangan yang harus dihadapi. Sesuai dengan tuntutan kurikulum pendidikan Strata (S1) Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau Pekanbaru, maka kegiatan magang mahasiswa ini dilaksanakan di industri, instansi, perusahaan yang bergerak di bidang perikanan yaitu seperti di Balai Benih Ikan di Desa Silangkitang Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara.
Sektor kelautan dan perikanan memiliki prospek yang cerah untuk dibangun menjadi sentra ekonomi yang tangguh dan strategis karena dapat memicu pertumbuhan perekonomian. Pengelolaan sumberdaya perikanan di Indonesia secara garis besar dapat dibagi dua yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya.
Perikanan merupakan salah satu kegiatan manusia untuk memanfaatkan sumberdaya hayati perairan meliputi makhluk hidup berupa hewani dan nabati yang sangat penting untuk dikembangkan, mengingat peningkatan jumlah penduduk dan meningkatnya pembangunan akhir-akhir ini yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan pangan berupa ikan. Pembangunan perikanan pada dasarnya merupakan proses upaya manusia untuk memanfaatkan sumberdaya hayati perikanan dan sumberdaya perairan melalui kegiatan penangkapan dan budidaya ikan. Kegiatan lain yang juga berkaitan dengan devisa Negara, disertai dengan upaya pemeliharaan dan kelestarian sumberdaya hayati dan lingkungan. Secara alami juga merupakan hal yang penting dalam pembangunan perikanan.
Budidaya perikanan merupakan usaha yang dapat dikembangkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang dapat meningkatkan taraf hidup petani ikan dan usaha budidaya ikan ini memilki keuntungan yaitu dapat meningkatkan sumber protein, meningkatkan pendapatan masyarakat petani ikan, meningkatkan ekspor non migas serta menunjang usaha kelestarian sumberdaya hayati serta memperluas lapangan kerja (Nurkulis, 2007).
Usaha pembenihan merupakan usaha yang sangat penting pada sektor budidaya perikanan, karena dalam faktor penyediaan benih adalah mutlak. kekurangan benih ikan adalah kendalan bagi peningkatan produksi. Secara umum dapat dikemukan bahwa kelemahan kegiatan pembenihan terletak pada rendahnya kelangsungan hidup yang biasanya disebabkan oleh kekurangan makanan, adanya perubahan suhu yang besar, faktor cahaya, salinitas dan kadar oksigen terlarut. Persiapan pembenihan merupakan langkah awal pendukung tercapainya peningkatan usaha perikanan. Sesuai dengan tuntutannya upaya yang dilakukan untuk mempersiapkan pembenihan sangat erat kaitannya dengan penyediaannya induk ikan.
Salah satu kunci keberhasilan dalam pembenihan adalah pemilihan induk yang tepat. Induk-induk yang diperoleh dari hasil kegiatan budidaya pada umumnya tidak bagus, dalam arti semua hasil budidaya tidak dapat dipijahkan. Oleh karena itu induk yang diperoleh dari budidaya harus diseleksi menurut ukuran serta memenuhi syarat untuk dipijahkan yaitu harus sehat, tubuh tidak cacat, mempunyai ukuran dan berat yang siap dipijahkan.
UPTD Balai Benih Ikan Silangkitang Desa Sipahutar Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu balai benih ikan air tawar yang cukup berkembang di Kabupaten Tapanuli Utara, hal ini disebabkan cukup tinggi angka produksi yang dihasilkan oleh Balai Benih Ikan ini. Adapun produksi ikan di Balai Benih Ikan Silangkitang ini tidak luput dari manejemen pemasaran yang diterapkan kepada konsumen cukup bagus. Atas dasar inilah penulis tertarik untuk melaksanakan magang di UPTD Balai Benih Ikan Silangkitang Desa Sipahutar Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara
Adapun jenis ikan yang cenderung di gemari oleh penduduk tapanuli adalah jenis ikan Mas (Cyprinus capio), karena sebagian besar penduduk lebih menyukai ikan Mas (Cyprinus capio) bandingkan dengan jenis ikan lain seperti ikan Nila (Oreochromis niloticus).
I.2. Tujuan Magang
Adapun tujuan dilaksanakannya magang di Balai Benih Ikan Silangkitang Desa Sipahutar Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara yaitu :
Mengetahui kondisi umum UPTD BBI Silangkitang.
Mengetahui secara langsung manajemen pemasaran benih ikan air tawar dari Balai Benih Ikan Silangkitang
Mengetahui perkembangan manajemen pemasaran benih ikan air tawar seperti ikan Mas dan Nila.
Mengetahui teknis budidaya perikanan air tawar seperti ikan mas dan nila dan perlakuan ke ikan yang terjangkit hama penyakit.
Mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul dalam manajemen pemasaran benih ikan yang ada di Balai Benih Ikan Silangkitang.
Mengetahui alternatif penyelesaian permasalahan manajemen pemasaran yang di lakukan oleh Balai Benih Ikan Silangkitang.
I.3. Manfaat Magang
Manfaat yang diperoleh Penulis dari magang yang dilaksanakan di Balai Benih Ikan Silangkitang, yaitu:
Sebagai media pembelajaran, menambah pengetahuan, pengalaman serta keterampilan bagi mahasiswa yang melaksanakan magang.
Sebagai sumbangan pemikiran pemasaran berupa infomasi tentang pemasaran benih ikan yang ada di Balai Benih Ikan Silangkitang.
Sebagai bahan untuk menambah ilmu sosial ekonomi perikanan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Usaha Budidaya Perikanan
Budidaya perikanan adalah suatu teknik yang sejak ratusan tahun dipraktekkan orang di dunia termasuk di Indonesia untuk memproduksi organisme perairan dengan jalan memelihara atau mengembangbiakkan organisme air yang diinginkan, seperti Ikan, Kepiting, Udang, Siput, Kerang mutiara dan rumput laut dalam kondisi terkontrol.
Menurut Tang (2003), budidaya perikanan (aquaculture) adalah suatu kreasi manusia untuk memelihara, membesarkan, dan menumbuhkan ikan dalam suatu wadah yang terkontrol dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan serta menghasilkan produksi dan keuntungan yang cukup tinggi.
Budidaya perikanan adalah semua usaha, membesarkan dan memperoleh ikan, baik ikan itu hidup liar di alam ataupun yang dibuatkan tempat sendiri, dengan adanya campur tangan manusia. Jadi pengertian budidaya bukan hanya memelihara ikan di dalam kolam, tambak, empang, aquarium, sawah dan sebagainya. Namun, secara pengertian ini juga mencakup mengusahakan komoditi perikanan di danau, sungai, waduk dan laut.Dengan tujuan untuk mendapatkan produksi perikanan yang lebih banyak dibandingkan dengan hasil ikan yang hidup secara liar.
2.2. Manajemen Pemasaran
Menurut Assauri S (2004) Mnajemen pemasaran merupakan kegiatan menganalisis, merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan peluncuran produk, pengkomunikasian, promosi dan pendistribusian produk tersebut, menetapkan harga dan mentraksaksikannya dengan tujuan agar dapat memuaskan konsumennya dan sekaligus dapat mencapai tujuan organisasi perusahaan jangka panjang.
Manajemen Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. (Stanton W J. 1978 dalam Firdaus, 2007).
2.2.1. Penjualan
Dalam tata niaga produk perikanan fungsi ini mencakup kegiatan pengalihan hak kepemilikan atas produk. Fungsinya pertukaran terdiri dari fungsi penjualan dan pembelian. Dalam melakukan fungsi penjualan, produsen harus memperhatikan kualitas, kuantitas, bentuk dan waktu yang diinginkan konsumen atas partisipan pasar dari rantai pemasaran berikutnya. Selain itu fungsi pertukaran juga menjadi titik penentuan harga pasar. Sesuai dengan karakteristik konsentrasi distributif pada sistem tataniaga produk pertanian, fungsi pembelian umumnya diawali dengan aktifitas mencari produk, mengumpulkan dan menegosiasikan harga yang telah ditentukan penjual dengan pembeli.
2.2.2. Pengangkutan
Menurut Purwosutjipto (2012) Pengangkutan adalah penjanjian timbal balik Antara pengangkutan dengan pengirim, dimana pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan.
2.2.3. Penyimpanan
Menurut Anindita (2004) ada dua jenis fungsi penyimpanan yang biasa dilakukan lembaga pemasaran yaitu a).penyimpanan yang dilakukan untuk menyeratakan produksi tahunan dengan pola permintaan. Contoh dari penyimpanan semacam ini adalah reserve atau buffer stock beras di gudang-gudang dolog, b). penyimpanan pada setiap level/saluran pemasaran oleh lembaga pemasaran oleh lembaga pemasaran yang berkepentingan menjaga pendistribusian produk. Hal ini dapat diamati pada inventarisasi stok produk baik yang dilakukan oleh produsen, penjual grosir, pengecer maupun oleh pembeli.
2.2.4. Pembiayaan
Menurut Fitriasari,dkk (2006) biaya produksi merupakan biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Fungsi pembiayaan mencakup fungsi pengelolahan sumberdaya dan pengalokasian dana termasuk pengaturan syarat-syarat pembayaran atau kredit yang dibutuhkan dalam rangka usaha untuk memungkinkan barang atau produk mencapai konsumen akhir. Kegiatan fungsi-fungsi pemasaran yang memerlukan dana atau pembiayaan adalah pembeli atau penjualan, biaya penggudangan, biaya angkut pengepakan, sortasi dan kegiatan promosi.
2.2.5. Penanggulangan Resiko
Menurut Charette R.(2012) resiko dibagi menjadi 3 kategori yaitu: 1) Resiko yang telah diketahui yaitu resiko yang terjadi didalam suatu proyek setelah dilakukan suatu pengecekan atau evaluasi dengan penuh kehati-hatian dan ketelitian. 2) Resiko yang dapat diramalkan yaitu resiko yang telah diketahui dengan melihat resiko yang telah muncul sebelumnya. 3) Resiko yang tidak diharapkan yaitu resiko yang benar-benar terjadi dan sangat sulit diidentifikasikan sebelumnya.
2.2.6. Informasi Pasar
Informasi dibutuhkan dalam menetapkan keputusan yang akan diambil untuk pemasaaran suatu produk. Informasi pasar mengenai produk yang bagaimana yang diinginkan oleh kelompok konsumen yang ingin dilayani serta berapa besar jumlahnya akan sangat menentukan keberhasilan pemasaran produk yang dihasilkan. Untuk dapat menentukan produk yang akan dihasilkan dengan tepat maka dibutuhkan informasi, baik dari konsumen maupun informasi tentang perusahaan pesaing. Penyelenggaraan Sistem Pelayanan Informasi Pasar (PIP) terdiri dari 3 (tiga) sub sistem yaitu metoda, sumberdaya manusia (SDM) dan sumber dana. Metoda PIP terdiri dari pengumpulan, pengolahan, pengiriman, penganalisisaan serta penyebarluasan data infomasi pasar (Deptan, 2012).
2.2.7. Standarisasi
Standarisasi merupakan spesifikasi teknis dan panduan mengenai aturan Petunjuk defenisi deskripsi serta larangan yang didokumentasikan secara terstruktur untuk mendapatkan input, proses dan hasil yang sama sesuai dengan spesifikasi yang dinginkan (Wibisono, 2011).
2.2.8. Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran adalah rute yang dilalui oleh produk pertanian ketika produk bergerak dari farm gate yaitu petani produsen ke pengguna atau memakai terakhir.Produk pertanian yang berbeda atau mengikuti saluran pemasaran yang berbeda pula. Umumnya saluran pemasaran terdiri atas sejumlah lembaga pemasaran dan pelaku pendukung.Mereka secara bersama-sama mengirimkan dan memindahkan hak kepemilikan atas produk dari tempat produksi hingga ke penjual terakhir.
Menurut Kotler (2006) ada dua jeis saluran pemasaran dengan masing-masing empat tingkatan saluran yaitu: 1) Saluran Pemasaran konsumen yang memiliki empat tingkatan yaitu tingkat nol, tingkat satu, tingkat dua, tingkat tiga. 2) Saluran Pemasaran Industri yang memiliki empat tingkatan yaitu tingkat nol, tingkat satu, tingkat dua, dan tingkat tiga.
III. METODE LAPORAN MAGANG
Waktu dan Tempat
Kegiatan Magang ini dilaksanakan pada tanggal 20 Januari – 20 februari 2014. Kegiatan magang dilaksanakan di UPTD Balai Benih Ikan Silakitang Desa Sipahutar, Kecamatan Sipaholon Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara.
Metode Magang
Metode yang dilakukan dalam pelaksnaan Magang adalah metode observasi partisipasi yaitu peserta magang terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari objek yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data. Sambil melakukan pengamatan, peserta magang ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh tim manajemen pemasaran Ikan di UPTD Balai Benih Ikan Silangkitang Desa Silangkitang Desa Sipahutar Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara. Selain itu peserta magang juga melakukan diskusi langsung dengan pembimbing lapangan dan karyawan yang berkaitan dengan proses pemasaran benih ikan BBI Silangkitang. Data yang diperoleh adalah data sekunder yang diperoleh dari perusahaan dan sumber-sumber terkait yang dapat di pertanggungjawabkan dari kegiatan magang.
Prosedur magang
Adapun Tahapan Magang yang Praktikan lakukan selama satu bulan yaitu:
1. Penempatan kantor dan pembimbing lapangan oleh Kepala Dinas Perikanan dan Peterrnakan yaitu Pak Ir. Longgos Buha Pandiangan
2. Pemberian jadwal magang oleh Pak Tobing.
3. Aktivitas magang sehari-hari
Praktikan berangkat jam 07.45 pagi ke UPTD Balai Benih Ikan Silangkitang setiap harinya setiap hari senin sampai jumat dalam seminggu selama praktikan magang di UPTD Balai Benih Ikan Silangkitang. Aktivitas praktikan yaitu melihat langsung, mengamati langsung dan ikut serta dalam pembenihan tersebut. Di UPTD Balai Benih Ikan Silangkitang praktikan melihat langsung pembimbing melakukan aktivitas yang dilakukan. Dengan melihat kelengkapan Balai Benih Ikan Silangkitang, dengan syarat-syarat berupa alat Pembenihan, Pembesaran yang dipakai yang diperbolehkan oleh Negara dan tujuan UPTD Balai Benih Ikan Silangkitang diwilayah perairan darat. Kemudian praktikan memperhatikan, mendata dan menganalisa surat berupa surat pendistribusian yang tercakup pemasaran yang nantinya akan di laporkan ke kantor Dinas Perikanan dn Peternakan dan sebagai
data tambahan dalam magang.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Umum UPTD BBI Silangkitang
UPTD Balai Benih Ikan Silangkitang ini berlokasi di Desa SipahutarKabupaten Tapanuli Utara secara geografis terletak diantara 10 20' 00" - 20 41'00" Lintang Utara dn 980 05" - 990 16" Bujur Timur dengan suhu 6,8 C posisinya berada di 3.001.500 m diatas permukaan laut.
Perbatasan wilayahnya adalah di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Toba Samosir, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan, wilayah ini terbagi atas 15 Kecamatan dan 243 Kelurahan/Desa.
4.1.1. Sejarah Singkat Balai Benih Ikan
UPTD Balai Benih Ikan Silangkitang merupakan unit instalasi teknis dibidang bimbingan produksi dan sumberhayati perikanan dalam lingkup Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara. UPTD Balai Benih Ikan Silangkitang turut berpartisipasi dalam pembangunan perikanan terutama menghasilkan benih dan calon induk ikan yang bermutu. Komoditi yang dikembangkan adalah ikan-ikan jenis air tawar seperti Ikan ikan Mas (Cyprinus carpio), Nila (Oreochromis niloticus).
4.1.2. Visi dan Misi Visi dari BBI Silangkitang yaitu terwujudnya usaha perikanan berwawasan agribisnis berbasis perdesaan, ramah lingkungan yang berkelanjutan menuju kemakmuran masyarakat. Adapun misi UPTD BBI Silangkitang adalah:
Memberdayakan masyarakat petani ikan melalui kelembagaan.
Pengelolahan sumberdaya perikanan secara efisien dan professional.
Meningkatkan ketersediaan bibit, bahan pagan asal ikan air tawar .
Menciptakan iklim yang kondusif bagi para investor dalm pengembangan dunia usaha perikanan.
Menerapkan paket teknologi perikanan spesifik lokasi.
4.1.3. Tujuan Dan Sasaran
Tujuan
Memberdayakan UPTD Balai Benih Ikan untuk lebih optimal dalam memproduksi benih-benih ikan khususnya Ikan Mas (Cyprinus carpio) dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang berkualitas dengan Kuantitas yang cukup serta kontiniu agar dapat memenuhi kebutuhan khususnya di Kabupaten Tapanuli Utara.
Sasaran
Adapun sasaran yang akan ditempuh adalah sebagai berikut:
Peningkatan produksi benih yang berkualitas, kuantitas benih agar kekurangan benih dapat teratasi tahap demi tahap.
Memproduksi calon-calon induk Ikan Mas (Cprinus carpio) danNila (Oreochromis niloticus)
Menerapkan teknologi pembenihan yang lebih baik dan menguntungkan.
Membina/melatih para petani UPR dan petani lainnya agar lebih terampil dalam bidang pembenihan dan pembesaran.
4.1.4. Struktur Organisasi
KEPALA UPTD Struktur organisasi Balai Benih Ikan Silangkitang dapat dilihat pada Bagan berikut ini:
KEPALA UPTD
PETUGASOPERASIONALKASUBBAG TATA USAHAPETUGAS ADMINISTRASI
PETUGAS
OPERASIONAL
KASUBBAG TATA USAHA
PETUGAS ADMINISTRASI
Gambar 4.1. Bagan organisasi Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) pada Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tapanuli Utara
Dalam menjalankan tugasnya UPTD Balai Benih Ikan Silangkitang dipimpin oleh seorang Kepala dan dibantu oleh Kasub bagian tata usaha, Kelompok jabatan Fungsional sreta petugas teknis lapangan, karena suatu usaha pembenihan atau Balai Benih Ikan baik skala kecil maupun menengah membutuhkan pimpinan, tenaga dan staf saling bekerjasama.
4.1.5. Sarana dan Prasarana
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi guna menunjang kegiatan operasional, maka Dinas Perikanan dan Peternakan dilengkapi sarana dan prasarana berupa:
Potensi
Adapun potensi yang dimiliki masing-masing BBI Lingkup UPTD BBI Silangkitang dengan luas total 10.000M² dengan rincian sebagai berikut adalah:
Tabel 4.1. Fasilitas akomondasi BBI Silangkitang
Fasilitas (Gedung dan Bangunan)
Jumlah (Unit)
Luas (M²)
Kantor
1
60
Rumah
1
45
Aula
1
130
Gudang dan Gerasi
1
45
Laboratorium
1
50
Kolam
11
3,415
Sumber: BBI Silangkitang
Adapun fasilitas pendukung dalam BBI Silangkitang dengan instansi muara ialah:
Tabel 4.2. Fasilitas Pendukung
Jenis Fasilitas
Petak
Luas(M²)
Bak pemijahan
3
37,5
Bak penetasan
3
22,5
Bak sortasi benih
4
4,5
Bak pemberokan
1
2,0
Bak penetasan
3
3,125
Bak pembuatan pakan alami
3
3,0
Sumber: BBI Silangkitang
Dan fasilitas yang mendukung dari faktor luar seperti Parit perkarangan halaman dan gunung dengan luas 5,902,5 m² serta jalur masuk Jalur masuk ke daerah perkarangan seluas luas 280 m²
BBI lokal muara adalah sebagai instansi dibawah pengawasan BBI Sikangkitang dengan luas total 1,000 m² yang terbagi dari rumah jaga karyawan 45 m² , kolam 4 petak dengan luas 910 m² serta bak pemijahan, penetasan serta sortasi benih ikan dengan luas 90 m².
Tabel 4.3. Personil yang ada di lingkungan UPTD BBI Silangkitang
Struktur Kepengurusan
Karyawan (orang)
Kepala
1
Tenaga teknis
-
Tenaga honore + diistansi muara
3
Tenaga Laboratorium
-
Tenaga Administrasi
-
Sumber: BBI Silangkitang
Sistem Penyediaan Air
Sumber air yang digunakan di kolam-kolam UPTD Balai Benih Ikan Silangkitang ini adalah irigasi, dimana irigasi tersebut berasal dari gunung yang dialirkan ke kolam – kolam yang ada di UPTD Balai Benih Ikan Silangkitang ini.
4.1.7. Program Kerja Sebagaimana fungsi UPTD BBI Silangkitang adalah sebagai penghasil benih, serta calon-calon Induk Ikan yang berkualitas maka UPTD BBI Silangkitang mempunyai Program Kerja untuk tahun 2011 adalah sebagai berikut:
A. Produksi Benih
UPTD BBI Silangkitang memprogram Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio) dan Nila (Oreochromis niloticus) sebagai berikut:
Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio) ukuran 3-5 cm
BBI lokal Silangkitang : 50.000 ekor
Instansi BBI Silangkitang lokal Muara : -
Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ukuran 3-5 cm
BBI Silangkitang : 270.000 ekor
Instansi BBI Silangkitang Muara : 30.000 ekor
Kebutuhan induk
Ikan Mas : 150 kg ( Jantan 75 kg, Betina 75 kg)
Ikan Nila : 450 kg ( Jantan 150 kg, Betina 300 kg)
Penerapan Teknologi Pembenihan
UPTD BBI Silangkitang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam penerapan Teknologi Pembenihan yang akan diterapkan BBI dan UPR serta petani lainnya antara lain:
Sistem pemijahan yang lebih baik dan menguntungkan.
Pemijahan ikan dengan system hypophysa (Kawin Induk).
Pemijahan dengan sistem stripping dan penetasan system dorong.
Pemijahan dengan sistem imbas bagi ikan yang sulit kawin.
Pembiayaan
Untuk menghasilkan Program kerja UPDT BBI Silangkitang dalam pencapaian target produksi benih Ikan Mas (Cyprinus carpio) dan Nila (Oreochromis niloticus) dibutuhkan dan Operasional sebesar Rp.119.271.000,- dengan perincian penggunaan sebagai berikut:
Belanja Pakan Induk dan Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio) dan Nila (Oreochromis niloticus):
Pellet : 6570 kg a Rp.9.500 = Rp.62.415.000,-
Dedak halus : 1000 kg a Rp.3.500 = Rp. 3.500.000,-
Tepung ikan : 300 kg a Rp.9.650 = Rp. 2.895.000,-
Tepung jagung : 400 kg a Rp.6.655 = Rp. 2.662.000,-
Tepung kedelai : 400 kg a Rp.8.800 = Rp. 3.520.000,-
Bungkil kelapa : 400 kg a Rp.5.500 = Rp. 2.200.000,- +
Jumlah ………………………………………….= Rp.77.192.000,-
Belanja bahan kimia:
Pupuk TSP : 150 kg a Rp. 13.500,- = Rp. 2.025.000,-
Pupuk UREA : 250 kg a Rp. 4.000,- = Rp. 1.000.000,-
Pupuk kandang : 2000 kg a Rp.1.500,- = Rp. 3.000.000,- +
Jumlah…………………………………… = Rp. 6.025.000,-
Belanja bahan
Kantong Plastik ikan : 150 kg a Rp.35.000,- = Rp.5.250.000,-
Karung Plastik : 1000 kg a Rp. 3.000,- = Rp.3.000.000,-
Pengisian Tabung Oksigen (O2) = Rp.1.000.000,
Jumlah........................................................ = Rp.9.250.000,-
Pengandaan Induk
Induk Ikan Mas Betina 55 kg @ Rp. 80.000,- = Rp.4.400.000,-
Induk Ikan Mas Jantan 65 kg @ Rp. 50.000,- = Rp.3.250.000,-
Induk Ikan Nila (Jantan dan Betina)
270 kg @ Rp.50.000,- = Rp.13.500.000,-
Jumlah...............................................................= Rp.21.150.000,-
Honor Petugas BBI:
3 Orang x 112 bln x Rp.420.000,- = Rp.15.120.000,-
Jumlah ..............................................................= Rp. 15.120.000,-
Honor Panitia Pelaksana Kegiatan
Honor PPTK 1 Orang x 12 bln x Rp.216.000 = Rp.2.592.000,-
Honor Petugas Teknis 2 orang x 12 bln
x Rp.108.000 = Rp.2.592.000,-
Jumlah............................................................. = Rp.5.184.000,-
Total................................................................ = Rp.133.921.000,-
Adapun mendukung kelancaran atugas administasi kantor biaya sebesar Rp.20.000.000,- dengan perincian penggunaannya sebagai berikut:
Penyediaan ATK
Penyediaan Jasa Listrik
Penyediaan Jasa Kebersihan
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan kantor (Komputer, Printer, Mesin Tik, dll).
Rapat-rapat koordinasi dan konsultansi keluar daerah.
Keseluruhan pembiayaannya dibebankan kepada APBD Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara.
Sumber Energi
Aliran listrik merupakan jantung hatchery karena digunakan untuk semua sistem, oleh karena itu harus tersedia selama 24 jam. Tenaga listrik sangat diperlukan untuk menghidupkan blower, pompa air dan untuk penerangan. Sampai saat ini sumber energi listrik di lokasi budidaya laut masih harus dibantu dengan menggunakan genset, mengingat kebutuhan listrik di lokasi budidaya digunakan bersamaan dengan perumahan karyawan.
Kegiatan di UPTD Balai Benih Ikan Silangkitang
Di UPTD Balai Benih Ikan Silangkitang ditempatkan di bagian pembudidayaan dan pendistribusian benih ikan bersama rekan-rekan kerja yang berjumlah 2 orang. Kegiatan pendistribusian benih ikan dilakukan jika sudah ada proposal para petani ikan dan produksi benih memadai. Jika petani ikan sudah membuat proposal benih ikan maka pekerja honor yang ada akan melakukan pembongkaran kolam dan penyeleksian benih ikan yang akan diditribusikan sehari sebelum ikan tersebut di packing.
Waktu packing ditentukan berdasarkan jarak tempuh yang akan dilalui transportasi benih ikan. Jika jarak tempuh yang akan dilalui benih ikan jauh maka packing akan dilakukan lebih cepat. Yang paling utama diperhatikan adalah benih ikan harus sampai ke tempat tujuan paling lama jam 10 pagi. Karena jika pengangkutan dilakukan diatas jam 10 pagi, resiko kematian benih ikan akan lebih besar disebabkan oleh tingginya suhu udara selama diperjalanan.
Apabila tidak ada pemesanan maka kegiatan yang saya lakukan setiap harinya membantu pelaksana teknis dalam hal pemeliharaan benih seperti halnya pemberian pakan, pemijahan induk ikan dll. Seperti dibawah ini:
Proses persiapan wadah benih ikan Sebelum melakukan pemijahan ikan terlebih dahulu harus mempersiapkan wadah pemeliharan benih ikan seperti ikan mas (Cprinus carpio) kegiatan pertama harus memperhatikan adalah persiapan wadah. Persiapan wadah meliputi pemeriksaan kolam, pembersihan dari hama dan lumut yang menempel di kolam.
Gambar 4.2. Pencucian dan pemeriksaan kolam
Persiapan kolam pemberokan
Bak pemberokan (pemijahan) digunakan untuk menampung sementara induk ikan mas sebelum dilakukan pemberokan (pemijahan), bak ini mengunakan sikat yang berguna untuk menghilangkan kotoran dan penyakit yang terdapat pada dinding bak serta dasar bak tersebut. Bak pemijahan ini yang terbuat dari adukan semen yang diplester dengan semen yang berukuran 2.0 m². Lebih jelas kita lihat pada gambar:
Gambar 4.3. Bak diisi air
Setelah selesai dibersihkan dengan mengunakan sikat maka dilakukan pengisian air secukupnya dan air harus keluar masuk kolam dengan baik yang bertujuan untuk menambahkan oksigen dalam bak pemberokan.
Bak pemijahan ikan
Bak pemijahan disiapkan sehari sebelum telur dimasukkan. Bak dibersihkan dengan menggunakan sikat yang berguna untuk menghilangkan kotoran dan penyakit yang terdapat pada dinding bak serta dasar bak tersebut. Lebih jelas dapat kita lihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.4. Wadah pemijahan
Setelah selesai dibersihkan maka dilakukan pemasangan hapa yang di lengkapi dengan pemberat yang bertujuan sebagai wadah penetasan telur dan juga berfungsi sebagai bak pemijahan kemudian dilanjutkan pemasangan kakaban yang bertujuan untuk tempat menempelnya telur, setelah pemasangan kakaban telah selesai maka dilakukan pengisian air.
Persiapan Wadah Pemeliharaan Larva Ikan Mas
Sebelum melakukan pemeliharaan benih ikan mas terlebih dahulu harus disiapkan kolam untuk pemeliharan benih. Tahapan-tahapan untuk persiapan kolam adalah :
Pengeringan kolam, kolam dikeringkan hingga airnya habis, untuk membunuh hama dan penyakit. Dalam pengeringan dibantu menggunakan pompa air, agar lebih cepat.
Pengapuran, dilakukan setelah kolam kering yang berguna untuk menaikan pH dan juga dapat membunuh hama dan penyakit. Kapur yang digunakan adalah kapur tohor. Dosis kapur adalah 30 kg untuk 500 m2. Cara pengapurannya adalah dengan menebar kapur secara merata di suluruh pinggir kolam. Setelah itu kolam dibiarkan selama 3 hari agar kolam benar–benar bersih dari hama dan penyakit.
Sebelum melakukan pemeliharaan benih ikan mas terlebih dahulu harus disiapkan kolam untuk pemeliharan benih. Tahapan-tahapan untuk persiapan kolam adalah :
Merupakan proses penebaran kapur ke dalam kolam. Dilakukan dengan menebarkan kapur secara merata di pinggir kolam.
Pengisian air, setelah itu di isi air kembali hingga ketinggian 100 cm.
Proses pengisian air kembali ke kolam. Dalam pengisian air, air disaring menggunakan jaring, yang berfungsi mencegahnya ikan-ikan predator yang masuk melalui saluran air.
Pemupukan, yaitu membantu menumbuhkan pakan alami dalam kolam. Dosis yang di berikan 40 kg/ 500 m2.
Gambar 4.5. Pupuk Kandang dan Kimia
Pupuk kandang dan kimia yang digunakan untuk memupuk kolam.Cara pemupukan adalah menebar pupuk secara merata di pinggir kolam.
Manajemen Pemasaran Benih Ikan
4.3.1. Larva
Pemeliharaan larva merupakan kegiatan yang dilakukan mulai penetasan hingga ukuran benih. Pada kegiatan ini yang terpenting adalah menentukan jenis pakan yang cocok selama pemeliharaan. Setelah menjadi larva kemudian akan berubah menjadi kebul dalam waktu 4-5 hari. Pada tahap ini ikan mas mulai memerlukan makanan yang berasal dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami kebul berupa zooplankton seperti rotifera, moina, dan dalphina. Rata-rata kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu hari yakni antara 70% dari bobotnya.
Benih (Pendederan)
Hasil optimal akan didapatkan jika benih yang dipelihara merupakan benih yang unggul. Salah satu cara untuk memperoleh benih unggul yaitu dengan melakukan pendederan pada ikan. Pendederan adalah suatu kegiatan pemeliharaan benih setelah periode larva sampai dihasilkan ukuran benih tertentu yang siap untuk didederkan. Pendederan juga merupakan tahapan yang tepat untuk menyeleksi benih benih unggul. Pendederan terhadap benih ikan dapat dilakukan seara berulang kali.
4.3.3. Manajemen Pakan dan Air
Ikan Mas dan Nila adalah ikan yang dibenihkan UPTD BBI Silangkitang. Namun pemberian rucah tidak begitu teratur pada pendederan karena hanya sebagai makanan tambahan saja. Pellet yang diberikan harus diperhatikan kualitasnya, kandungan nutrisi, ukuran dan sifat dari pellet tersebut serta harganya yang terjangkau. Untuk menjaga daya tahan tubuh benih ikan sebaiknya pellet yang diberikan ditambahkan jenis vitamin (multivitamin dan vitamin C).
Ukuran pellet harus disesuaikan dengan bukaan mulut benih, jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil. Sedangkan sifat pellet yang diberikan sebaiknya yang melayang (sinking), karena tingkah laku makan benih mas dan nila. Pellet yang cepat tenggelam apabila sudah di dasar bak dan tidak dimakan oleh benih akan menyebabkan penurunan kualitas air, begitu juga dengan pellet yang terapung (floating), setelah disambarkan dilepaskan kembali.(Agung Darmono et al,2008).
Sedangkan pemberian pakan pellet pada benih ikan mas pada saat pendederan disesuaikan dengan ukuran rata rata ikan dan jumlah total ikan yang ada didalam bak. Dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak satu kali sehari yaitu pada jam 07:30 WIB pada pagi hari. Pemberian pakan ini dilakukan sesuai dengan yang dilakukan di tempat kerja magang, pakan yang diberikan pada benih ikan mas berupa pakan buatan (pellet).
Idealnya pemberian pakan pada benih ikan mas menggunakan rasio pakan yang tepat agar ikan tumbuh dengan baik dan kelulusan hidup yang tinggi serta secara ekonomis menguntungkan. Karena melihat tingkah laku ikan mas tidak pernah kenyang bila diberi pakan.
4.3.4. Penyakit pada Benih Ikan
Di Balai Benih Ikan Silangkitang terdapat beberapa penyakit yang diamati sering muncul yakni penyakit akibat serangan parasit, bakteri dan virus. Parasit adalah organisme penempel yang melekatkan tubuhnya pada inang (ikan) dan memanfaatkan inang sebagai sumber makanan serta melanjutkan siklus hidupnya. Selain bakteri ada juga penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri adalah mikroorganisme yang berukuran sangat kecil umumnya 0,5-10 mikron dan terdapat dari semua lingkungan. Pada lingkungan budidaya dimana terdapat bahan organik melimpah terdapat bekteri dalam jumlah besar. Dalam kondisi normal bakteri adalah mikrofaunal normal, hidup pada permukaan tubuh ikan dalam saluran pencernaan dan biasanya dianggap sebagai patogen sekunder. Sebagian penyakit bakterial menunjukkan gejala yang sama pada ikan. Infeksi bisa terjadi pada kulit atau sirip ikan dalam otot dan organ dalam. Tanda awal biasanya bercorak merah atau rusaknya jaringa setelah terinfeksi parasit.
Namun penyakit pada benih ikan mas dapat juga disebabkan oleh virus. Virus merupakan agen penyakit yang sangat kecil, biasanya berukuran lebih kecil dari 1/20 bakteri. Virus menyerang organisme hidup, berkembang biak dalam inang dan dalam prosesnya dapat menyebabkan penyakit yang merusak jaringan tubuh inang.
4.3.5. Pemisahan Ukuran (Gradding)
Penyeragaman ukuran pada awal pemeliharaan dilakukan minimal dua minggu sekali dan selanjutnya dapat dilakukan setiap satu bulan sekali atau kalau terlihat adanya variasi ukuran dalam satu wadah pemeliharaan. Setelah dipanen larva yang sudah di gradding ditransfer ke unit pendederan. Padat tebar benih dalam bak pendederan adalah 1 ekor/liter di awal pemeliharaan. Manajemen pakan di unit pendederan dilakukan dengan pemberian pellet yang sesuai dengan bukaan mulut secara teratur.
Gradding dapat dilakukan dengan interval waktu 5-7 hari dengan memperhatikan kondisi dan pertumbuhan ikan. Hal dasar perlu dilakukannya proses gradding adalah meningkatkan jumlah kelulusan hidup ikan akibat dari kanibalisme, mengurangi tingkat penyebaran penyakit dalam kepadatan yang tinggi, mengurangi volume persaingan dalam memperoleh makanan dan memudahkan pemanenan dengan jumlah maupun ukuran ikan yang diinginkan. Pada saat gradding diusahakan handling yang tidak kasar agar ikan tidak rusak dan dtransportasikan secara basah dengan menggunakan ember atau baskom, hal ini dimungkinkan dapat mengurangi ikan stress atau lemah setelah dilakukan gradding. Setelah dilakukan gradding benih bisa dikelompokkan menjadi dua ukuran (kecil-menengah dan menengah-besar) tergantung ukuran benih sebelumnya yang ada di dalam bak.
Setelah ikan berumur dilakukan pemisahan ukuran (gradding). Gradding dilakukan diluar wadah pemeliharaan. Benih dipindahkan ke bak penampungan selanjutnya disaring menggunakan alat gradding. Setelah ikan terpisah sesuai ukuran, benih-benih tersebut dimasukkan ke bak pemeliharaan.
Panen dan Pasca Panen
Produksi yang dihasilkan oleh ikan mas berupa benih. Benih didistribusikan ketempat pendederan dan pembesaran. Ukuran benih yang dipanen tergantung pada permintaan petani ikan. Benih yang sudah siap dipelihara ditempat pendederan biasanya berusia 30 hari. Sebelum dilakukan panen, benih tidak perlu diberi pakan untuk mencagah penumpukan metabolit yang akan menghasilkan amoniak dan mengurangi oksigen terlarut dalam wadah pengangkut.
Pemanenan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara tergantung pada bentuk dan kapasitas bak pemeliharaan. Apabila bak pemeliharaan tersebut memiliki saluran pembuangan maka pemanenan dapat dilakukan dengan cara mengurangi volume airpada bak pemeliharaan sampai kedalaman air 10-15 cm, kemudian air disalurkan ke saluran pengeluaran, dan benih tertampuang dalam bak penen. Selanjutnya benih ditangkap dengan scoopnet. Selanjutnya dilakukan sampling untuk mengetahui estimasi jumlahnya serta dilakukan pemilihan ukuran dan berat.
Pemanenan benih dilakukan jika telah ada permintaan dari pihak petani ikan yang telah membuat proposal ke kantor dinas perikanan dan peternakan. Pemanenan benih ikan mas dilakukan pada benih yang berukuran 2cm dengan lama pemeliharaan 25 hari.Ikan yang dipanen memiliki morfologi tubuh yang sempurna artinya tidak terdapat cacat pada tubuhnya. Waktu pemanenan dilakukan pada pagi hari. Pemanenan dilakukan dengan mengurangi air yang ada di dalam bak dan selanjutnya benih diambil menggunakan serok kemudian benih diletakkan dalam keranjang untuk selanjutnya dilakukan penghitungan serta penentuan padat tebar disetiap bak.
4.5. Ukuran dan Kepadatan
Padat tebar benih merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan usaha pembenihan ikan mas. Padat tebar berkaitan erat dengan pertumbuhan dan angka kelulus dalam hidup. Apabila kepadatan terlalu tinggi akan menyebabkan pertumbuhan lambat akibat dari adanya persaingan ruang, oksigen dan pakan. Seiring dengan bertambahnya ukuran dan berat ikan, maka padat penebaran harus dikurangi secara bertahap. Tujuan pengurangan kepadatan ini adalah untuk menghindari persaingan ruang dan oksigen yang tinggi sehingga ikan dapat tumbuh dengan optimal.
Pengangkutan (Packing)
Dalam pengangkutan benih ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu persiapan dan teknik pengangkutan. Kedua hal tersebut harus dilakukan untuk menghasilkan benih yang sehat dan kematian yang minimal pada saat sampai ketujuan.
4.6.1. Persiapan Pengangkutan
Umumnya pengangkutan benih dilakukan dengan menggunakan kemasan plastic berisi air dan oksigen murni, dengan perbandingan volume 1:2 atau lebih.Kantong plastik yang digunakan bervolume 10-20 liter.
4.6.2. Teknik Pengangkutan
4.6.2.1. Pengemasan (Packing)
Pada penjualan benih ikan, benih yang di jual harus dalam keadaan hidup dan sampai pada konsumen dengan kondisi yang sehat tanpa cacat. Agar diperoleh hasil produksi yang baik perlu adanya persiapan yang matang untuk pengemasan. Untuk itu, teknik pengemasan harus baik sehingga benih dapat tahan lama untuk perjalanan yang jauh. Adapun jenis pengemasan yang dilakukan untuk benih ikan yang diproduksi adalah :
4.6.2.2. Pengemasan Terbuka
Jenis pengemasan terbuka menggunakan box yang terbuat dari besi.Box tersebut diisi air dengan volume setengah dari tinggi box. Kemudian setiap box akan dialiri dengan selang difuser yang berfungsi untuk menambah kadar oksigen pada air box agar benih ikan dapat bertahan selama dalam perjalanan. Penggunaan pengemasan seperti ini biasanya dilakukan untuk mengangkut benih ikan mas dan nila dalam jumlah yang sangat banyak.
4.6.2.3. Pengemasan Tertutup
Pengemasan tertutup ini menggunakan kantong plastik yang diisi dengan air dan oksigen. Volume air yang digunakan untuk pengemasan adalah sepertiga dari besar kantong plastik. Air dimasukkan terlebih dahulu kedalam plastik kemudian diisi dengan ikan yang akan di kemas, setelah itu oksigen dimasukkan kedalam plastik tesebut kemudian diikat dengan karet gelang.
4.7. Alur Pendistribusian
Kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem. Pemasaran di Balai Benih Ikan terdapat dua kategori yaitu:
Alur langsung, dimana pembeli yang datang langsung ke Balai BenihIkan Silangkitang.
Alur tidak langsung, dimana Balai BenihIkan Silangkitang yang mengirimkan benih ikan melalui alat transportasi berupa mobil bak terbuka.
Balai Budidaya Ikan Selain itu, Balai Benihikan Silangkitang memiliki alur pemasaran yang umum menangani pemasaran benih. Adapun alur pemasaran benih ikan secara umum adalah:
Balai Budidaya Ikan
Petani LokalPetani Luar daerah
Petani Lokal
Petani Luar daerah
Gambar 4.6. Alur Pemasaran Benih Ikan di UPR secara Umum
PembeliTim PenjualanPengecekan Kondisi Benih IKanSecara khusus dalam pemasarannya memiliki alur penjualan sebelum benih itu sampai ke tangan konsumen. Adapun alur penjualan benih di Balai BenihIkan Silangkitang itu sendiri, yaitu:
Pembeli
Tim Penjualan
Pengecekan Kondisi Benih IKan
PackingPembeliTim Penjualan
Packing
Pembeli
Tim Penjualan
Gambar 4.7. Alur penjualan UPR dibawah pengawasan UPTD BBI Silangkitang
Dari skema diatas dapat dilihat dengan jelas bagaimana alur pemasaran yang dilakukan di Balai Benih Ikan Silangkitang. Tim penjual sangat berperan penting dan langsung turun tangan dalam setiap terjadi transaksi penjualan benih ikan.
Tabel 4.4. Harga Benih Ikan yang Dijual disetiap UPR yang di bawah pengawasan UPTD Balai Benih Ikan Silangkitang.
No.
Nama Ikan
Ukuran
Harga
1.
Ikan Mas (Cyprinus carpio)
1-2 cm
250
2-3 cm
500
3-5 cm
600
2.
Nila
(Oreochromis niloticus)
2-3 cm
200
3-5 cm
350
5-8 cm
500
Sumber: UPR Silangkitang,2014
Dan data produksi benih ikan yang dihasilkan oleh UPTD Balai Benih Ikan Silangkitang dalam kurun waku tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5. Jumlah Produksi Benih Ikan di UPTD BBI Silangkitang Provinsi Sumatera Utara dalam 3 (Tiga) Tahun Terakhir.
No.
Nama Ikan
Tahun
Jumlah
Produksi (Ekor)
1.
Ikan Mas (Cyprinus carpio)
2011
65.000
2012
70.000
2013
71.100
2.
Nila (Oreochromis niloticus)
2011
30.000
2012
33.000
2013
33.400
Sumber : BBI Silangkitang, 2014 Berdasarkan laporan tahunan yang diperoleh dari Balai Benih Ikan Silangkitang mengenai jumah produksi dalam kurun waku 3 (Tiga) tahun terakhir dapat dilihat dengan jelas bahwa pada tahun 2011 terjadi kenaikan produksi benih ikan secara drastis untuk semua jenis benih ikan yang diproduksi. Hal ini disebabkan karena adanya antisipasi atasPerubahan Cuaca sehingga saluran irigasi dari Gunung sampai ke UPTD Balai Benih Ikan Silangkitang. Yang mangakibatkan Balai Balai Ikan Silangkitang mengalami kenaikan dalam memijahkan ikan. Kemudian jalur alternatif yang diambil pihak Balai Benih Ikan Silangkitang adalah dengan memindahkan induk ikan yang akan akan di pijahkan ke kolam UPTD Balai Benih Ikan yang ada di kota Tarutung. Tetapi kolam hanya sebagian kecil induk ikan yang dapat dipindahkan karena jumlah kolam yang terbatas. Kemudian pada tahun 2012 terjadi kanaikan jumlah produksi pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) jumlah produksi
yang sangat drastis. Hal ini juga disebabkan karena kondisi air yang stabil karena perbaikan saluran irigasi yang terus menerus sehingga induk ikan nila dan mas dapat memijah untuk bereproduksi dengan baik. Untuk melihat lebih jelas kenaikan jumlah produksi dapat dilihat dibawah ini:.
Gambar 4.8. Grafik Jumlah Produksi Benih Ikan di UPTD BBI Silangkitang
4.8. Pengadaan Sarana dan Prasarana
Kegiatan pembenihan UPTD BBI Silangkitang memerlukan sarana dan prasarana produksi agar kegiatan ini dapat berlangsung. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk kegiatan ini adalah induk, pakan, obat obatan, pupuk, bahan bakar, tenaga kerja dan peralatan seperti bangunan, instalasi aerasi dan listrik, tabung oksigen dan filtrasi.
Masalah yang dihadapi
Dalam pelaksanaan progran kerja ini tidak terlepas dari permasalahan yang dihadapi UPDT BBI Silangkitang. Adapun masalah yang muncul adalah sebagai berikut:
Kurangnya tenaga Personil antara lain:
Tenaga Teknis Operasional 2 orang
Tenaga Administrasi 1 orang
Tenaga Laboratorium 1 orang
Sarana dan prasarana kultur pakan alami belum ada
Sarana dan Prasarana Pembenihan belum memadai
Debit Air sudah berkurang
Induk-induk Ikan Mas dan Nila perlu ditambah.
Pemecahan masalah
Dalam upaya pemecahan masalah yang dihadapi UPTD BBI Silangkitang diusulkan:
Untuk pengisian Tenaga Teknis Perikanan agar Pemerintah dapat menerima Formasi pengadaan pengawai dengan latar belakang pendidikan Perikanan Budidaya dan Pengelolahan Laboratorium.
Untuk tenaga Administrasi diharapkan dapat ditempatkan di UPDT BBI Silangkitang.
Sarana dan prasarana kultur pakan alami Pembenihan diharapkan Pemerintahan daerah maupun Puasat dapat mengalokasikan Dana untuk pembuatan Hactery lengkap dengan fasilitas.
Perlu diadakan Regenerasi Induk Ikan Mas dan Nila.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Balai Benih Ikan Silangkitang dapat memproduksi benih ikan komoditi air tawar yaitu ikan Mas (Cyprinus carpio) dan Nila (Oreochromis niloticus). Balai Benih Ikan Silangkitang ini mempunyai manajemen pemasaran yang cukup baik dimana alur pendistribusian dari benih ikan ke masyarakat cukup sistematis dan perlakuan terhadap benih ikan yang didistribusikan juga sangat baik. Jika produksi ikan sudah habis (menurun) petani ikan juga di sarankan ke UPR terdekat yang ada di daerah tersebut untuk membeli ikan, karena ikan yang dipasarkan di bawah pengawasan Dinas Perikanan.
5.2. Saran
Balai Balai Benih Ikan Silangkitang sebaiknya menambah jumlah karyawan agar pemanfaatan kolam yang ada dapat dilakukan secara maksimal, kemudian perencanaan, pengelolaan, pelaksanaan dan pengawasan dalam pemasaran sebaiknya lebih ditingkatkan terutama pada promosi dan kualitas benih ikan yang akan didistribusikan agar senantiasa dapat meningkatkan jumlah produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Cetakan Keenam. Alfabeta. Bandung.
Anindita. 2004. Tata Niaga Agroproduksi. http://tatiek.lecture.ub.ac.id (diakses tanggal 22 Desember 2012).
Assauri, Sofjan.2002. Manajemen pemasaran Dasar-Dasar, Konsep dan Strategi.Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Charette R 2012. Manajemen resiko. http://cyber-wizard13.blogspot.com.
(diakses tanggal 21 Desember 2012).
Darmono A. Akbar S. Zakimin. 2008. Breeding and Seed Production of Silver Pompano (Trachinotus blochii,Lacepede) at the Mariculture development Center of Batam. Aquacultur Asia Magazine.
Deptan.2012. Pedoman komoditas peternakan. http://www.deptan.go.id (diakses tanggal 7 Januari 2013).
Fitriasari,dkk. Pengertian manajemen pemasaran.http://mbegedut.blogspot.com (diakses tanggal 21 Desember 2012).
Hamdani L .2006. Manajemen pemasaran jasa, Edisi Kedua. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Kotler. 2010. Defenisi saluran pemasaran. http://resum.wordpress.com (diakses tanggal 21 Desember 2012).
Nurkulis. 2007. Pembenihan ikan gurami di lokal riset budidaya ikan hias air tawar. Salemba Empat. Jakarta.
Philip W J. Shultz. Pengertian manajemen pemasaran menurut Para ahli.mbegedut.blogspot.com (diakses tanggal 23 Desember 2012).
Purwisutjipto. 2012.Pengangkutan dalam pemasaran. http://ppta.stikom.edu (diakses tanggal 22 Desember 2012).
Tang M. 2003. Budidaya Air tawar. UNRI Press .Pekanbaru.
Wibisono. 2011. Standarisasi Internasional. http://aguswibisono.com (diakses tanggal 21 Desember 2012).
LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta lokasi.
Lampiran 2. Dokumentasi Magang Mulai dari Proses Pemijahan sampai Manajemen Pemasaran Ikan di UPTD Balai Benih Ikan Silangkitang Desa Sipahutar Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara
Kondisi Pagi hari sebelum memijahkan ikan mas
Persiapan Kolam Pemijahan
Pemilihan Induk
Ikan Mas Jantan
Induk Ikan Mas Betina untuk dipijahkan
Penyusunan Ijuk dalam kolam pemijahan
Pengangkatan Ijuk yang telah berisi Telur Ikan Mas
Kondisi ijuk yang berisi Telur Ikan Mas setelah beberapa hari pemindahan
Pengangkatan ijuk setelah larva ikan menetas dari Telur Ikan Mas
Pakan induk ikan mas dan nila
Pakan benih Ikan Mas Dan Nila
Pemberian pakan Induk Ikan
Mas dan Nila
Pemberian pakan Benih Ikan
Mas Dan Nila
Kondisi kolam benih Ikan Nila mau di panen
Panen benih Ikan Nila
Panen benih Ikan nila
Benih Ikan Nila yang akan di ditribusikan
Induk ikan yang akan di
Distribusikan
Ikan yang akan di packing
Pengisian oksigen
Pengikatan
Petani ikan dengan tim melakukan perbincangan
Saat menaikkan benih dan induk ikan pada mobil
Benih dan induk ikan siap diantar
Saat pengantaran benih ikan
Lampiran 3. Dokumentasi gedung Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dan Balai Benih Ikan Silangkitang Desa Sipahutar Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara
Rumah penjaga Balai Benih Ikan Silangkitang
Gedung Stasiun Benih Ikan Air Tawar
Lampiran 4. Dokumentasi Alat-alat dan bahan pakan ikan yang digunakan Dalam Balai Benih Ikan Silangkitang Desa Sipahutar Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara
Oksigen
Kantong
Jaring
Ember
Sarung tangan karet
Ijuk dan Kayu
Bahan pakan ikan yang digunakan Dalam Balai Benih Ikan Silangkitang Desa Sipahutar Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara
Pellet ikan
Pakan tambahan
Phospat
Urea
Garam
Lampiran 5. Denah lokasi magang di UPTD Balai Benih Ikan Silangkitang Desa Sipahutar Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara
GC
G
C
K
K
IJD
I
J
D
FKeterangan:Mes penjaga/ Rumah penjagaPos penjagaAulaGudangKantor Kolam penetasanKolam pembesaranKolam induk ikanKolam BenihKolam pengendapan 1 Kolam pengendapan 2 Jenis kolam lainyaBA LHIE
F
Keterangan:
Mes penjaga/ Rumah penjaga
Pos penjaga
Aula
Gudang
Kantor
Kolam penetasan
Kolam pembesaran
Kolam induk ikan
Kolam Benih
Kolam pengendapan 1
Kolam pengendapan 2
Jenis kolam lainya
B
A
L
H
I
E