LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BAHAN ALAM “PENETAPAN “PENETAPAN KADAR ABU TOTAL SIMPLISIA SIMPLI SIA DAUN SIRSAK S IRSAK ”
Dosen Pembimbing: Wild Wildni!" S#Si
Dis$s$n Ole! : Dessi Angg%eni &'()*'(+ ,inn-i S.$-%i &'()*/0+ Ri12i N$si%3n &'()*4*+ Ri%in And%en &'()*5'+ Ri67 8eb%ini Les-%i &'()*50+ S9%i1! N$%!9-i &'()*)5+ Ti Re6e7i U-mi &'()*)*+ Wi%n-i 8eb%in &'(*(+ ;essi D3isn-i &'(*0+
AKADEMI 8ARMASI ;ARSI PONTIANAK T!$n /'0
PENETAPAN KADAR ABU TOTAL SIMPLISIA DAUN SIRSAK
A# TU
simplisia Daun Sirsak. Meliputi Penetapan Kadar Abu Total. B# DASAR TEORI Klsi1i7si Sim.lisi
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan •
!ahan Alamiah" #. !ahan nabati !erupa tanaman utuh bagian tanaman atau eksudat. $ksudat adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau %at&%at nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanaman. '. !ahan hewani !erupa hewan utuh bagian hewan atau %at&%at berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa %at kimia murni. (. !ahan mineral !erupa mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana
•
dan belum berupa %at kimia murni. Syarat Simplisia )abati*+ewani #. +arus bebas serangga fragmen hewan kotoran hewan '. Tidak boleh menyimpang dari bau warna (. Tidak boleh mengandung lendir cendawan menunjukkan tanda&tanda pengotoran lain ,. Tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun atau berbahaya -. Kadar abu yang tidak larut dalam asam maksimal '
K%7-e%is-i7 dn P%me-e% S-nd%issi Sim.lisi P%me-e% Non S.esi1i7
Penentuan karakteristik dari suatu simplisia penting di lakukan untuk mengetahuikualitas*mutu simplisia yang di gunakan. Parameter yang biasa di tentukan antara lainpenetapan kadar abu total abu idak larut asam dn abu larut
air kadar sari larut air dan sarilarut etanol penetapan kadar air dan susut pengeringan.Simplisia yang di gunakan sebagai bahan jamu atau fitofarmaka harus memenuhisyarat monografi yang telah di tentukan dalam buku&buku standar seperti materia medikaindonesia /MM01 farmakope herbal indonesia /2+01 2armakope 0ndonesia /201 dan lain&lain.Kegunaannya adalah untuk menjaga agar mutu yang di harapkan dapat terpenuhi denganbaik. 3ntuk simpllisia yang baru di kenalpun perlu di tetapkan karakteristik nya.Simplisia merupakan bahan alam yang dipergunakan sebagai obat yang belummengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisia merupakanbahan yang telah dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati simplisia hewani dansimplisia pelican atau mineral. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuhbagian tanaman atau eksudat tanaman. 4ang dimaksud eksudat tanaman adalah isi sel yangsecara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau%at&%at nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya. /MateriaMedika 0ndonesia #5651Suatu simplisia harus memenuhi persyaratan pemerian /makroskopik danmikroskopik1 penetapan kadar abu penetapan kadar abu yang tidak larut asam penetapankadar abu yang tidak larut air penetapan kadar air penetapan susut pengeringanpenetapan kadar sari yang larut dalam air penetapan kadar sari yang larut dalam etanoldan penetapan bahan organik asing /Materia Medika 0ndonesia #5651.Penetapan persyaratan simplisia menurut 7+8 /#5561 meliputi cara pengambilansampel penetapan bahan organik asing pemeriksaan makroskopik dan mikroskopikpenetapan bahan yang dapat terekstraksi penetapan kadar abu total penetapan kadar abuyang tidak larut asam penetapan kadar abu yang larut air dan penetapan kadar air. Penetapan karakteristik simplisia dapat dilakukan meliputi penetapan " • • • • •
Kadar abu total Kadar abu tidak larut asam Kadar abu larut air Kadar sari larut air Kadar sari larut etanol
Abu merupakan residu anorganik dari proses pembakaran atau oksidasi komponen organik bahan pangan. Kadar abu dari suatu bahan pangan
menunjukkan kandungan mineral yang terdapat dalam bahan tersebut kemurnian serta kebersihan suatu bahan yang dihasilkan. Analisis kadar abu dengan metode pengabuan kering dilakukan dengan car a mendestruksi komponen organik sampel dengan suhu tinggi di dalam suatu tanur pengabuan / furnace1 tanpa terjadi nyala api sampai terbentuk abu berwarna putih keabuan dan berat konstan tercapai. 8ksigen yang terdapat di dalam udara bertindak sebagai oksidator. 9esidu yang didapatkan merupakan total abu dari suatu sampel.
Kadar Abu Total
:
berat abu total −berat cawan kosong x 100 berat sampel
!eberapa metode analisis telah digunakan untuk analisis mineral*logam*unsur dalam berbagai makanan seperti gra;imetri dan ;olumetri. Pada metode gra;imetri bentuk mineral yang tidak larut diendapkandibilasdikeringkan dan ditimbang untuk mengestimasi kandungan mineral*logam. Analisis gra;imetri berdasarkan pada kenyataan bahwa konstituen mineral dalam senyawa murni apapun selalu berada pada proporsi berat yang sama. Pada analisis gra;imetri konstituen yang diharapkan dipisahkan dari senyawa yang mengkontaminasi dengan pengendapan selektif dan dilanjutkan dengan pembilasan untuk meminimalkan
elemen apapun yang terjerap atau menempel. Senyawa yang
terendapkan kemudian dikeringkan dan ditimbang. Prosedur gra;imetri paling sesuai untuk sampel dengan ukuran besar dan pada umumnya terbatas untuk bahan makanan yang mengandung unsur yang akan ditentukan dalam jumlah banyak. Kerugian utama metode gra;imetri adalah banyaknya waktu yang diperlukan.
Menurut Sudarmadji'<#<. Penentuan abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan yaitu antara lain" #
3ntuk menentukan baik tidaknya suatu proses pengolahan. Misalnya pada penggilingan gandum diharapkan dapat dipisahkan antara bagian endosperm dengan kulit dan lembaganya. Apabila masih banyak katul atau lembaga terikut dalam endosperm maka tepung gandum yang dihasilkan akan mempunyai kadar abu yang relatif tinggi.
'
3ntuk mengertahu jenis bahan yang digunakan. Misalnya penentuan kadar abu dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan buah yang digunakan
(
untuk membuat jelly atau marmalade. Penentuan abu total sangat beguna sebagai parameter nilai gi%i bahan makanan. Adanya kandungan abu yang tidak larut dalam asam yang cukup tinggi menunjukkan adanya pasir atau kotoran yang lain.
=# ALAT DAN BAHAN ALAT & =awan penguap & 8;en & Tanur & Deksikator & Penjjempit & Timbangan
BAHAN & Serbuk Simplisia Daun
Sirsak
D# =ARA KER
=awan Pengabuan & Dimasukkan kedalam o;en #<- o= selama (< menit & Didinginkan dalam deksikator selama (< menit hingga berat konstan =awan Pengabuan /konstan1 & Dimasukkan ' gram serbuk simplisia herba meniran & Dipanaskan dalam tanur ><
E# DATA PEN,AMATAN Simplisia =awan pengabuan kosong !erat Abu total Kadar Abu Total
: ' gram : (<,5 gram : (<-6 :
berat abutotal− berat cawan kosong x 100 berat sampel :
30,58 −30,49 gram 2 gram
x 100 : >"0 ?
8# PEMBAHASAN
Abu adalah %at anorganik dari sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Penentuan kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan. Mineral yang terdapat dalam bahan pangan terdiri dari ' jenis garam yaitu garam organik misalnya asetat pektat mallat dan garam anorganik misalnya karbonat fosfat sulfat dan nitrat. Proses untuk menentukan jumlah mineral sisa pembakaran disebut pengabuan. Kandungan dan komposisi abu atau mineral pada bahan tergantung dari jenis bahan dan cara pengabuannya. Dalam praktikum kali ini dilakukan penetapan Kadar Abu Total simplisa Daun Sirsak. Penetapan Kadar Abu Total dilakukan untuk mengetahui persentase senyawa !ahan&bahan organik yang hilang
dalam pembakaran dengan suhu
tinggi. 9esidu yang tertinggal adalah mineral dalam bentuk abu putih. Penetapan kadar abu total dilakukan dengan pengabuan simplisia dalam krus di dalam tanur pada suhu ><<&6<< o=. Disini terjadi pemanasan bahan pada temperatur dimana senyawa organik dan turunannya terdestruksi dan menguap sehingga yang tertinggal hanya unsur mineral dan anorganik. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya simplisia. Selain itu penetapan kadar abu juga dimaksudkan untuk mengontrol jumlah pencemar benda&benda organik seperti tanah pasir yang seringkali terikut dalam sediaan nabati.
Proses pengabuan dianggap selesai apabila diperoleh sisa pembakaran berwarna putih abu&abu. Setelah itu hasil pengabuan tadi didinginkan didalam deksikator agar ketika melakukann penimbangan tidak merusak timbangan. Adapun Kadar abu total yang diperbolehkan dalam simplisia daun sirsak tidak lebih dari >. Dari hasil praktikum yang diperoleh diketahui bahwa kadar abu total simplisia daun sirsak adalah ,-. Kadar abu total pada simplisa sudah memenuhi syarat. ,# KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil penetapan kadar abu total sebesar ,- yang mana hasil yang diperoleh sesuai dengan literatur kadar abu total daun sirsak yaitu sebesar tidak lebih dari > .
DA8TAR PUSTAKA
Depkes 90. #5@6. Materia Medika 0ndonesia. ilid '. Menkes. akarta Depkes 90. '<<6. 2armakope +erbal 0ndonesia. $disi #. Menkes. akarta