LAPORAN DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KOMUNITAS
PENGETAHUAN KELUARGA BINAAN TENTANG FAKTOR RESIKO HIPERTENSI DI RT 01 RW 03 KAMPUNG GAGA DESA TANJUNG PASIR KECAMATAN TELUK NAGA KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN
PERIODE 23 SEPTEMBER 2013 – 25 25 OKTOBER 2013
Disusun Oleh : KELOMPOK 6 DHANNISA AZZAHRA
(110.2007.083) (110.2007.083)
DHITA LARASATI
(110.2008.070) (110.2008.070)
BAB I LATAR BELAKANG
1.1 GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS 1.1.1
Situasi Keadaan Umum
Desa Tanjung Pasir Pasir dengan luas 570 570 Ha dengan jarak tempuh 47 Km dari ibu kota kabupaten Tangerang dan merupakan daerah daratan rendah dengan ketinggian dari permukaan laut satu meter dengan suhu udara 30°-37°C. Desa ini memiliki enam Kepala Dusun, 14 Rukun Warga, dan 34 Rukun Tetangga. (Kartikawatie, 2012) Gambar 1.1 Peta Desa Tanjung Pasir(Kartikawatie, 2012)
Gambar 1.2 Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir
1.1.2
Gambaran Umum Desa Secara Demografi 1.1.2.1 Situasi Kependudukan
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus adalah 53.831 jiwa yang tersebar di 6 desa seperti yang tercantum pada tabel 1.1 dibawah ini :
Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus
No.
Desa
Luas
Jumlah
Jumlah
Rata-Rata
Kepadatan
Wilayah
Penduduk
Rumah
jiwa/Rumah
Penduduk
Tangga
Tangga
per km2
(km2) 1
Pangkalan
7.54
16,888
4,138
4.08
2239.79
2
Tanjung Burung
5.24
7,669
2,473
3.10
1463.55
3
Tegal Angus
2.83
9,513
2,879
3.30
3361.48
Tabel 1.2. Klasifikasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
Desa/Kelurahan
Jumlah Penduduk Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1.
Pangkalan
8.710
8.178
16.888
2.
Tanjung Burung
3.937
3.732
7.669
3.
Tegal Angus
4.890
4.622
9.512
4.
Tanjung Pasir
4.884
4.629
9.513
5.
Muara
1.820
1.746
3.566
6.
Lemo
3.430
3.252
6.682
Jumlah
27.671
26.160
53.831
Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
No.
Pendidikan
Jumlah Penduduk
1.
Tamat akademi/sederajat
45 orang
2.
Tamat Perguruan Tinggi/sederajat
521 orang
3.
Buta huruf
498 orang
1.1.2.2 Keadaan Sosial Ekonomi
Potensi adalah sumber daya yang berada pada suatu wilayah yang dapat digali dan dimanfaat atau dikembangkan. Potensi ini dibagi menjadi dua kategori yaitu: a. Potensi umum Sumber daya material yang dapat dimanfaatkan secara bersama atau umum oleh masyarakat. b. Potensi khusus Semua sumber daya material dan non material yang dimiliki secara pribadi oleh masyarakat.
Adapun
potensi
yang
dimiliki
oleh
Desa
Tanjung
Pasir
adalah(Kartikawatie, 2012): 1. Potensi Sumber Daya Alam (SDA) 1.1 Luas Desa Tanjung Pasir (luas pemukiman 72 Ha, perempangan 334 Ha, TPU 7000 M dan pesawahan 83 Ha). 1.2 Kondisi udara tercemar ringan walaupun tidak memiliki taman kota.
Tabel 1.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok
No.
Mata Pencaharian Pokok
Jumlah Penduduk
1.
Nelayan
2.331 orang
2.
Buruh/swasta
65 orang
3.
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
15 orang
4.
Pedagang
5.
Penjahit
24 orang
6.
Tukang Batu
42 orang
7.
Peternak
6 orang
8.
Pengrajin
5 orang
9.
Montir
25 orang
10.
Dokter/Bidan
6 orang
11.
Supir
30 orang
12.
Pengemudi Becak
43 orang
13.
TNI / POLRI
6 orang
14.
Pengusaha
8 orang
15.
Petani
1.213 orang
176 orang
3.
Majelis Taklim
4 Unit
4.
Gereja
- Unit
5.
Pura
- Unit
1.1.2.4 Kesehatan
Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan instansi terkait, dalam hal ini, antara lain : 1
Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil.
2
Pencegahan penyakit, vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi Polio bagi balita, pemberian vitamin A.
3
Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue, Flu Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.
4
Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu dan makanan yang bernutrisi.
5
Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara lingkungan dengan membersihkan rumah masing-masing dan
Tabel 1.7. Sarana Pelayanan Kesehatan
No
Sarana Pelayanan Kesehatan
Jumlah
1
Poskesdes
1 Unit
2
Pos KB Keluarga
3
Posyandu
4
Pos Mandiri
-
5
Klinik Bersalin/ BKIA
-
6
Praktek Dokter/ Bidan
4 Unit
7
Praktek Bidan
4 Unit
8
Paraji
9
Keluarga Berencana
6 Unit
4 Orang -
a. Jumlah Pos/ Klinik KB : b. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) : 334Pasang c. Jumlah Akseptor KB : 1) Pil
: 127 orang
2) IUD
: 14 orang
3) Kondom
: - orang
Unit
1.2 GAMBARAN KELUARGA BINAAN
1.2.1
Lokasi keluarga binaan
Keluarga binaan berada di RT 01/RW 03 Kampung Gaga, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Gambar 1.3 Denah Rumah Keluarga Binaan
BAB II KELUARGA BINAAN
2.1 Gambaran Keluarga Binaan
Keluarga binaan terdiri dari empat, yaitu keluarga Tn. Samun, keluarga Tn. Saja, keluarga Tn. Naol dan keluarga Tn. Endi. 2.1.1 Keluarga Binaan Tn. Samun Tabel 2.1 Data Dasar Keluarga Tn. Samun
No
Nama
Status Keluarga
Jenis
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
45 tahun
Tidak
Wiraswasta
Kelamin 1.
Tn.Samun
Kepala keluarga
Laki-laki
bersekolah 2.
Ny.Rohamah
Istri
Perempuan
40 tahun
Tidak
Wiraswasta
bersekolah 3.
An. Guntur
Anak
Laki-laki
13 tahun
SD
-
Ny.Rohamah adalah seorang perempuan bernama Mega berusia 20 tahun dan saat ini sudah berkeluarga dan tidak tinggal serumah dengan Tn. Samun dan Ny.Rohamah. Anak kedua pasangan Tn. Samun dan Ny.Rohamah seorang perempuan bernama Mewa berusia 18 tahun yang juga sudah berkeluarga dan tidak tinggal serumah dengan Tn. Samun dan Ny.Rohamah. Anak ketiga pasangan Tn. Samun dan Ny.Rohamah seorang laki-laki berusia 13 tahun yang baru saja menamatkan pendidikan sekolah dasarnya, namun tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMP. Anak keempat Tn. Samun dan Ny.Rohamah seorang perempuan berusia 7 tahun yang merupakan pelajar Sekolah Dasar kelas 3. Karena letak sekolah cukup dekat dari rumah maka anak keempat berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Tn. Samun memberikan uang saku untuk kedua anaknya sebesar Rp.2.000,00 per hari. Tempat tinggal yang sekarang mereka huni merupakan milik pribadi dan bukan warisan, mereka tinggal berempat di dalam rumah tersebut. Keluarga Tn. Samun tinggal di rumah dengan luas bangunan berukuran 66 m 2 dan tidak bertingkat. Rumah ini terdiri dari ruang tamu berukuran 4 m x 3 m, satu kamar tidur yang berukuran 3 m x 3 m, satu ruang keluarga yang berfungsi sebagai kamar tidur berukuran 5 m x 3 m, kamar mandi berukuran 2
Keluarga ini memiliki kamar mandi dengan jamban. Untuk mandi dan kebutuhan air sehari-hari keluarga ini menggunakan air PAM. Air PAM yang didapat diperoleh dengan cara membeli air PAM yang dijual oleh warga sekitar. Dalam sehari keluarga tersebut membutuhkan lima sampai enam jerigen air PAM (satu jerigen = 20 liter). Satu jerigen air PAM seharga Rp.5.000,00. Keluarga Tn. Samun biasa membuang sampah di samping rumah mereka. Sampah baru dibakar jika sudah menumpuk. Keluarga Tn. Samun memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Rohamah
memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang
disajikan sehari-hari ialah tahu, tempe dan sayur terkadang juga memasak ikan. Ny. Rohamah memasak tanpa membatasi jumlah garam untuk makanan Tn. Samun. Semua makanan dimasak sampai matang dengan menggunakan kompor gas 3 kg. Peralatan makan yang digunakan terbuat dari plastik. Karena tidak memiliki ruang makan, keluarga ini biasanya makan di ruang keluarga atau ruang tamu. Anak ketiga pasangan Tn. Samun dan Ny.Rohamah yaitu Guntur, sudah tidak bersekolah setelah tamat SD. Guntur sehari-harinya bekerja lepas seperti
bulan dan sudah memakai selama 6 tahun karena menurut Ny. Rohamah ia merasa cukup dengan empat orang anak.
pernah melakukan olahraga. 3.
Pola Makan
Ny. Rohamah memasak sendiri dengan komposisi makanan seperti nasi, tahu, tempe, ikan, dan jarang memakan sayur, buah-buahan, apalagi susu. Ny Rohamah juga menggunakan penyedap rasa untuk memasak.
4.
Aktivitas sehari-hari
a. Tn. Samun bekerja sebagai pedagang. Tn. Samun membuka warungnya 24 jam non stop. b. Ny. Rohamah bekerja sebagai ibu rumah tangga c.
An.Guntur yang berusia 13 tahun dan bekerja di rumah makan dekat tempat tinggal Tn Samun
No. 1.
Faktor Eksternal
Riwayat Pendidikan
Permasalahan
a.
Tn
Samun
sampai
hanya
dengan
mengenyam
kelas
3
SD
menyelesaikan pendidikan dasarnya.
pendidikan dan
tidak
3.
Informasi
Tn.
Samun
dan
mendapatkan
keluarganya
informasi
tidak
mengenai
pernah penyakit
hipertensi dari petugas kesehatan. Keluarga ini juga tidak diberitahu mengenai faktor resiko penyakit hipertensi. 4.
Pola Pencarian Pengobatan
Apabila sakit, keluarga Tn.Samun tidak pergi berobat ke puskesmas dan memilih untuk berobat ke dokter praktek umum di dekat rumahnya jika memiliki keluhan mengenai kondisi kesehatannya.
2.1.2 Keluarga Binaan Tn. Saja Tabel 2.2 Data Dasar Keluarga Binaan Tn. Saja
No. Nama
1.
Tn. Saja
Status
Jenis
Keluarga
Kelamin
Kepala Keluarga
Laki-laki
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Terakhir 50 tahun
SD
Wiraswasta
ban, dan menjual bensin eceran dengan penghasilan sekitar Rp 150.000,00 – Rp 200.000,00 per hari, pendapatan Tn. Saja ini tidak menentu setiap harinya tergantung pada ramai atau tidaknya pembeli di tokonya, namun dalam sebulan biasanya sekitar Rp 6.000.000,00 per bulan. Pendapatan ini dapat disisihkan untuk menabung dan menopang kehidupan anaknya yang paling besar serta untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membeli air PAM, makanan, bensin, dan lain-lain. Tn. Saja pernah mengenyam pendidikan hingga bangku Sekolah Dasar sampai tamat, namun tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dengan alasan biaya. Istrinya, Ny. Ima berusia 49 tahun selain sebagai ibu rumah tangga juga membantu suaminya di toko. Pendidikan terakhir Ny. Ima hanya sampai tingkat Sekolah Dasar hingga tamat. Tn. Saja dan Ny. Ima telah menikah selama 25 tahun, dan dikaruniai 4 orang anak. Dua orang anak sudah menikah dan tinggal terpisah dari Tn. Saja dan Ny. Ima, sementara dua orang lagi Alfian dan Asifa masih tinggal bersama dengan Tn. Saja dan Ny. Ima. Ny. Ima menggunakan alat kontrasepsi berupa pil KB, sebelumnya Ny Ima menggunakan kontrasepsi suntik selama 3 bulan sekali dan baru sebulan terakhir ini mengganti kontrasepsinya dengan pil KB. Keluarga Tn. Saja tinggal di rumahnya sendiri dengan luas bangunan
keluarga, masing-masing berukuran kurang lebih 1,5 m x 1,5 m sedangkan ruangan yang lain tidak memiliki jendela. Jendela tersebut dapat dibuka tetapi jarang dilakukan dengan alasan debu akan masuk jika jendela dibuka. Jumlah total ventilasi dibandingkan dengan total luas lantai yaitu 3% sehingga tidak memenuhi kriteria ventilasi rumah sehat yaitu 10%. Untuk melakukan aktifitas BAB keluarga ini melakukannya di jamban yang terdapat di dekat teras rumah berukuran 1 m x 1 m. Sumber air yang digunakan keluarga Tn. Saja merupakan air PAM untuk mencuci baju serta mandi. Menurut keterangan keluarga Tn. Saja air PAM cukup bersih namun terkadang hanya mengalir kecil atau bahkan mati sama sekali. Tn Saja menggunakan air mineral galon untuk minum dan memasak. Untuk pengolahan sampah dan limbah, keluarga Tn. Nasir membuang sampah di belakang rumah dan jika angin tidak terlalu keras, Tn. Saja membakar sampah tersebut, tempat keluarga Tn. Saja membakar sampah berdekatan dengan balong yang menampung air namun tidak terdapat ikan sehingga sering banyak nyamuk yang masuk ke rumah Tn. Saja. Keluarga Tn. Saja memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny. Ima memasak makanan dengan menu yang disukai keluarganya, contoh menu yang
Gambar 2.2 Demah Rumah Keluarga Tn. Saja
No. 1.
Faktor Internal
Kebiasaan Merokok
Permasalahan
Tn. Saja tidak pernah merokok. Bahkan sejak masih muda Tn. Saja mengaku tidak pernah mengisap rokok satu batangpun. Namun anak Tn. Saja, Alfian, merupakan seorang perokok, dalam sehari Alfian dapat menghabiskan satu hingga dua bungkus rokok dan biasanya merokok di dalam rumah setelah makan
2.
Olah raga
Keluarga Tn. Saja tidak ada yang memiliki kebiasaan
berolahraga.
semenjak
terkena
Namun
stroke
Tn.
setiap Saja
pagi selalu
menyempatkan diri untuk jalan pagi selama 15-30 menit. 3.
Pola Makan
Ny. Ima jarang memasak sendiri untuk makan keluarganya, biasanya Ny. Ima membeli makanan dari
warung
makanan
di
dekat
rumahnya.
Makanan yang dibeli bervariasi namun lebih sering membeli sop iga dan semur daging ataupun
b. Ny Rohamah hanya mengenyam pendidikan sampai
bangku
sekolah
dasar
dan
tidak
melanjutkan ke pendidikan menengah. c.
An. Alfian yang berusia 20 tahun bersekolah sampai sekolah kejuruan dan tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.
d.
An. Asifa berusia 5 tahun dan masih duduk di bangku sekolah dasar.
2.
Pendapatan
Tn. Saja bekerja sebagai wirausaha, membuka warung klontong, depot air minum isi ulang, warung bensin, dan bengkel motor dengan penghasilan sekitar Rp 150.000,00 – Rp 200.000,00 per hari, pendapatan Tn. Saja ini tidak menentu setiap harinya tergantung pada ramai atau tidaknya pembeli di tokonya, namun dalam sebulan biasanya sekitar Rp 6.000.000,00 per bulan.
3.
Informasi
Tn. Saja dan keluarganya sering mendapatkan
2.1.3 Keluarga Binaan Tn. Naol Tabel 2.3 Data Dasar Keluarga Binaan Tn. Naol
No
1.
Nama
Tn. Naol
Status
Jenis
Usia
Keluarga
Kelamin
(tahun)
Kepala
Laki-laki
62
keluarga 2.
Ny. Enas
3.
Ny. Musta
4.
Istri
Pendidikan
Pekerjaan
Tidak
Wiraswata
bersekolah Perempuan
55
Tidak
Ibu Rumah
bersekolah
Tangga
Anak pertama
Perempuan
40
SD
Wiraswata
Ny. Epih
Anak ke dua
Perempuan
35
SD
Wiraswata
5.
Ny. Erna
Anak ketiga
Perempuan
34
SD
Wiraswata
6
Ny. Teti
Anak keempat
Perempuan
22
SMP
Wiraswata -
Keluarga Tn.Naol terdiri dari 6 orang yang terdiri dari Tn. Naol sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Enas dan empat orang anak. Anak pertama bernama Musta, anak kedua bernama Epih, anak ketiga bernama Erna dan anak keempat bernama Teti. Keluarga ini bertempat tinggal di RT 01/RW 03
tahun, dan sekolah sampai tamat SD. Anak keempat Ny. Teti berusia 22 tahun, dan pernah mengenyam pendidikan sampai tamat SMP. Keluarga Tn. Naol tinggal di rumah milik sendiri dengan luas bangunan berukuran 7,3 m x 4,8 m dan tidak bertingkat. Terdiri dari dua kamar tidur yang masing-masing berukuran 2 m x 2,8 m dan 2 m x 2 m, ruang tamu berukuran 3,8 m x 4,8 m, kamar mandi yang menjadi satu dengan dapur berukuran 1,5 m x 4,8 m. Rumah ini berlantaikan tanah, namun kamar tidur, dapur dan kamar mandi masih berlantaikan semen. Atap rumah terbuat dari genteng tanpa plafon. Dinding rumah terbuat dari batu bata,semen dan bilik bambu. Untuk ventilasi, rumah ini memiliki dua buah jendela di ruang tamu, yang masing-masing berukuran 2,5 x 1,5 m dan satu buah jendela di kamar kedua yang berkuran 1,5 m x 1,5 m. Jendela tersebut berfungsi sebagai ventilasi untuk aliran keluar masuk udara dan masuknya cahaya sinar matahari ke dalam rumah. Di dalam rumah tidak terdapat ventilasi. Jumlah total ventilasi dibandingkan dengan total luas lantai yaitu 27,8 % sehingga memenuhi kriteria ventilasi rumah sehat yaitu 10%. Rumah ini difasilitasi listrik berdaya 450 watt, dengan fasilitas tiga buah lampu dan satu buah televisi serta 1 buah lemari pendingin (kulkas). Keluarga Tn.Naol memiliki kamar mandi tanpa jamban yang bergabung
Keluarga Tn. Naol memiliki kebiasaan makan dua kali sehari, yaitu tiap pagi dan sore. Ny. Enas memasak makanan sehari-hari dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan ialah tahu, tempe, telor, sayur, ikan, dan terkadang ayam. Semua makanan dimasak sampai matang. Peralatan makan yang digunakan sebagian terbuat dari kaca dan sebagian lagi terbuat dari plastik. Karena tidak memiliki ruang makan, keluarga ini biasanya makan di ruang tamu. Dari keterangan Tn. Naol, dirinya menikah saat berusia 19 tahun dan istrinya 14 tahun. Saat itu Tn. Jannah sudah bekerja sebagai tukang ojek dan Ny. Enas tidak bekerja. Persalinan keempat anak Tn. Naol, ditolong oleh paraji setempat. Ny. Enas menyusui anak-anaknya hingga usia kurang lebih 2 tahun. Menurut keterangan Ny. Enas, anak pertama hingga keempat tidak mendapatkan imunisasi, karena Ny. Enas takut mendengar setelah imunisasi banyak anak yang demam, dan tidak mau makan . Dari keterangan Ny. Enas, dirinya tidak mengikuti program Keluarga Berencana (KB). Dalam hal pencarian pengobatan, ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya membeli obat di warung, dan bila gejala tidak berkurang biasanya akan berobat ke dukun terdekat. Menurut keterangan keluarga Tn. Naol
Gambar 2.3 Denah Rumah Keluarga Tn. Naol
No. 1.
Faktor Internal
Kebiasaan Merokok
Permasalahan
Tn. Naol merupakan seorang perokok, dalam sehari Naol dapat menghabiskan satu hingga dua bungkus rokok dan biasanya merokok di dalam
dan
sekali-kali
membantu
di
warung
suaminya.
No. 1.
Faktor Eksternal
Riwayat Pendidikan
Permasalahan
a.
Tn Naol sama sekali tidak pernah mengenyam bangku pendidikan formal.
b. Ny. Enas sama sekali tidak pernah mengenyam bangku pendidikan formal. 2.
Pendapatan
Tn. Naol bekerja sebagai seorang wiraswata ,yaitu membuka warung di teras rumahnya,dengan jam kerja sebanyak kurang lebih 10 jam per hari. Pendapatan Tn. Naol ini tidak menentu setiap harinya, namun dalam sebulan biasanya sekitar Rp 800.000,00- Rp 1.200.000,00 per bulan.
3.
Informasi
Tn. Naol dan keluarganya tidak pernah mendapatkan informasi mengenai penyakit hipertensi dari petugas kesehatan. Keluarga ini juga tidak pernah diberitahu
2.1.4 Keluarga Binaan Tn. Endi Tabel 2.4 Data Dasar Keluarga Binaan Tn. Endi
No
Nama
Status Keluarga
Jenis
Usia
Kelamin
(tahun)
Pendidikan
Pekerjaan
1.
Tn. Endi
Kepala keluarga
Laki-laki
27
Tamat SMP
Wiraswasta
2.
Ny. Teti
Istri
Perempuan
22
Tamat SMP
Wiraswasta
3.
Cinta Laura
Anak pertama
Perempuan
14
SD kelas 1
Pelajar
Keluarga binaan keempat ialah keluarga Tn. Endi. Tn. Endi sebagai kepala keluarga, tinggal bersama istri dan seorang anaknya. Data keluarga Tn. Endi dapat dilihat pada tabel 1.12. Keluarga Tn. Endi bertempat tinggal di RT 01/RW 03 Desa Gaga, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga Tn. Endi sudah tinggal di rumah milik sendiri selama 8 tahun. Rumah Tn. Endi memiliki luas bangunan berukuran 150m 2. Terdiri dari dua kamar tidur yang masing-masing berukuran 3m x 4m, ruang tamu berukuran 2,5mx2m, kamar mandi yang menjadi satu dengan dapur berukuran 4 m x 3 m. Rumah ini
jamban umumnya pun hanya berukuran 1,5 x 1,5 m dan hanya ditutup dengan steroform. Selain itu, tidak terdapat pula sumber air yang digunakan untuk membersihkan kotoran sehingga jamban umum tersebut berbau menyengat dan sering ditemukan serangga seperti kecoa dan tikus. Terlebih lagi bersebelahan dengan tempat pembuangan sampah dan kandang ternak, dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Untuk sumber air bersih, keluarga ini memiliki sumur di dalam rumahnya, di kamar mandinya, tetapi saat ini sedang kering. Bila musim hujan banyak air, t etapi airnya coklat. Sehingga untuk mendapatkan sumber air yang bersih, keluarga Tn. Endi harus membeli air PAM setiap harinya. Dalam sehari keluarga tersebut membutuhkan sekitar 12 jerigen air. Satu jerigen air PAM seharga sekitar Rp. 1000. Kegiatan pembuangan sampah langsung dibuang ke tumpukan sampah di samping tempat jamban umum yang digunakan oleh keluarga dan tetangganya. Tidak terdapat tempat pembuangan sampah yang tertutup, dan biasanya bila sampah sudah menumpuk banyak baru dibakar oleh warga t etangganya. Tn. Endi berusia 27 tahun bekerja sebagai montir bengkel dengan penghasilan Rp. 30.000-50.000 per hari, pendapatan Tn. Endi ini tidak menentu setiap harinya namun dalam sebulan biasanya sekitar kurang lebih Rp. 1.000.000-
terbuat dari beling dan sebagian lagi terbuat dari plastik. Karena tidak memiliki ruang makan, keluarga ini biasanya makan di ruang depan. Tn. Endi dan Ny. Teti sudah menikah selama 8 tahun, menikah saat Tn. Endi berusia 19 tahun dan saat itu tidak bekerja hanya sebagai tamatan pelajar Sekolah Menengah Atas. Dan Ny. Teti menikah saat usia 14 Tahun hanya sampai kelas dua Sekolah Menengah Atas dan tidak bekerja saat menikah. Untuk kelahiran anaknya, Ny. Teti melahirkan anak pertama di Rumah Sakit Mitra Husada dengan persalinan caesar atas indikasi ketuban pecah dini yang dirujuk oleh paraji setempat. Semasa kehamilannya ibu jarang memeriksakan dirinya ke bidan, karena dikatakan tidak ada keluhan saat mengandung pertamanya anaknya. Untuk riwayat imunisasi, tidak ada yang mendapatkan imunisasi lengkap sejak lahir sampai usia 9 bulan. Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya mengobati sendiri dengan membeli obat di warung. Namun, jika dengan obat warung keadaannya tidak juga membaik barulah dibawa ke mantri terdekat. Bila masih sakit, baru dibawa ke bidan setempat. Jika masih belum sembuh juga, mereka membawanya ke PUSKESMAS. Keluarga Tn. Endi biasanya datang untuk berobat ke PUSKESMAS Tegal Angus bila sakit. Letak PUSKESMAS dikatakan cukup dekat dari rumah mereka.
Gambar 2.4 Denah Rumah Keluarga Tn. Endi
No. 1.
Faktor Internal Kebiasaan Merokok
Permasalahan Tn. Endi tidak pernah merokok. Bahkan sejak masih muda Tn. Endi mengaku tidak pernah
dan selain itu menjaga warung yang berada di sebelah bengkel milik suaminya.
No. 1.
Faktor Eksternal
Riwayat Pendidikan
Permasalahan
a.
Tn. Endi mengenyam pendidikan sampai dengan sekolah menengah pertama.
b. Ny.
Enas
mengenyam
pendidikan
sampai
dengan sekolah menengah pertama. c. 2.
Pendapatan
An. Cinta masih duduk di bangku sekolah dasar.
Tn. Endi berusia bekerja sebagai montir bengkel dengan penghasilan Rp. 30.000-50.000 per hari, pendapatan Tn. Endi ini tidak menentu setiap harinya namun dalam sebulan biasanya pendapatan Tn. Endi ditambah dengan penghasilan istrinya di warung
sekitar
kurang
lebih
Rp.
1.000.000-
1.500.000 per bulan 3.
Informasi
Tn. Endi dan keluarganya tidak pernah mendapatkan
BAB III AREA PERMASALAHAN
3. PENENTUAN AREA MASALAH 3.1. Rumusan Area Masalah Keluarga Binaan 3.1.1. Keluarga Binaan Tn. Samun
a. Masalah Non Medis 1)
Lingkungan a)
Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan sampah maupun limbah rumah tangga
2)
Kesehatan a)
Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan
b)
Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga
c)
Kurangnya pengetahuan tentang imunisasi yang tidak lengkap
d)
Kurangnya kesadaran berobat ke tenaga kesehatan
e)
Kurangnya pengetahuan mengenai faktor resiko hipertensi
b. Masalah Medis
2)
Penyakit stroke dalam keluarga
3)
Penyakit diabetes dalam keluarga
3.1.3 Keluarga Binaan Tn. Naol
a. Masalah Non Medis 1)
Lingkungan a)
Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan sampah maupun limbah rumah tangga.
b)
Perilaku penggunaan jamban umum yang tidak sehat pada keluarga binaan.
2)
Kesehatan a)
Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan ibu anak serta imunisasi yang tidak lengkap
b.
b)
Tidak memiliki kartu jaminan kesehatan
c)
Perilaku melahirkan di tenaga non-medis.
d)
Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga.
Masalah Medis 1) Penyakit hipertensi dalam keluarga
b. Masalah Medis
1)
Penyakit diare dalam keluarga
2)
Riwayat hipertensi dalam keluarga
BAB IV DIAGNOSIS KOMUNITAS
4.1. Alasan Pemilihan Area Masalah
Sebagai pendekatan awal untuk mengetahui area masalah yaitu dengan menganalisis laporan tahunan Puskesmas mengenai data-data penderita hipertensi dan 10 penyakit terbesar yang ada di wilayah Puskesmas Tegal Angus. Kemudian informasi tersebut dibandingkan dengan laporan kader desa setempat yang menyatakan bahwa jumlah penderita hipertensi masih banyak. Setelah mengamati, mewawancarai, dan melakukan observasi masing-masing keluarga binaan di Kampung Gaga, Desa Tegal Angus terdapat berbagai area permasalahan pada keluarga binaan tersebut, yaitu:
1. Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan 2. Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan sampah maupun limbah rumah tangga 3. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak serta imunisasi yang tidak lengkap
Tabel 4.1 Daftar 10 Besar Penyakit di PUSKESMAS Tegal Angus Tahun 2013
No
Penyakit
Jumlah Kasus Juli
Agustus
September
1
ISPA
373
375
377
2
FUO
183
184
188
3
SAKIT KEPALA
157
158
160
4
TB PARU KLINIS
153
160
159
5
HIPERTENSI
147
184
171
ESENSIAL 6
BATUK
140
155
152
7
DERMATITIS
114
130
133
76
84
94
DAN
72
87
81
ABSES, FURUNKEL,
11
9
14
LAINNYA 8
GANGGUAN
GIGI
DAN JAR.LAINNYA 9
GASTRITIS DUODENITIS
10
BAB V RENCANA INTERVENSI
5.1 Rencana Intervensi
A. JANGKA PENDEK 1.
Memberikan sosialisasi dan penyuluhan secara langsung tentang pentingnya mengetahui faktor resiko hipertensi
2.
Melakukan penyuluhan menggunakan poster, brosur, dan video simulasi tentang faktor resiko hipertensi beserta bahaya dan komplikasinya
3.
Melakukan pre test dan post test untuk menilai apakah keluarga binaan sudah mengetahui faktor resiko hipertensi
B. JANGKA MENENGAH 1.
Menilai adanya perubahan perilaku pada keluarga binaan setelah dilakukan intervensi jangka pendek
2.
Melakukan kelas diskusi mengenai kendala menghindari faktor resiko hipertensi.
Poster
Leaflet