IDENTIFIKASI JAMUR A. Tujuan Praktikum 1. Agar mahasiswa dapat mengamati ciri-ciri koloni jamur 2. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi dan menentukan jenis jamur yang diamati B. Dasar Teori Jamur banyak terdapat dilingkungan yang bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti bola, gada, payung dan sebagainya. Jamur berada pada tempat yang lembab dan mengndung sisa-sisa organik, pada kayu yang lapuk, tempat buangan sampah, terutama banyak tumbuh ketika musim hujan. Bila dibandingkan dengan tumbuhan tingkat tinggi, jamur memiliki ciri sebagai berikut : tubuh buahnya merupakan tallus, sedangkan tumbuhan bagian-bagiannya telah memiliki akar, batang dan daun yang sebenarnya. Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau aseksual. Dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorpsi (Gandjar. 1999). Jamur adalah mikrooragnisme eukariotik Jamur tidak hidup secara autotrof karena tidak memiliki klorofil. Jamur hidup secara heterotrof dengan menguraikan bahan-bahan organik yang ada di lingkungannya. Misalnya hidup secara saprofit artinya hidup dari penguraian sampah-sampah organik (seperti bangkai, sisi tumbuhan, makanan, kayu lapuk) menjadi bahan-bahan organik. Jamur dapat pula hidup sebagai parasit dengan mendapatkan bahan organik dari inangnya (kulit manusia, binatang dan tumbuhan). Selain itu ada pula jamur yang hidup secara simbiotik yakni hidup bersama-sama dengan organisme lain agar dapat saling menguntungkan (simbiosis mutualisme) seperti jamur yang hidup bersama ganggang membentuk lumut kerak. Jamur tidak berklorofil, dinding sel jamur mengandung kitin. Kitin adalah polisakaria yang terdapat pada kulit kepiting dan udang-udangan (jika dipanaskan berubah warna menjadi kemerahan).jamur multiselule terbentuk dari rangkaian sel yang membentuk benang seperti kapas yang disebut hifa. Dilihat dari mikroskop hifa ada yang bersekatsekat melintang. Tiap-tiap sekat mempunyai satu sel denagn satu inti atau bebrpa inti sel. Da pula hifa yng tidak bersekat melintang dan mengnadung benyak inti. Kumpulan hifa membentuk jaringn benang yang disebut miselium. (Dwidjoseputro,2005)
Jamur berkembangbiak dengan dengan spora dan umunya secara seksual ataupun aseksual. Semula jamur dianggap sebagai tumbuhan. Klasifikasi yang memasuki fungi kedalam dunia karena beralasan karena keasaman dalam hidupnya, habitat hidupnya pada umumnya di tanah. Fungi yang mengahsilkan tubuh buah seperti hal pertumbuhan lumut. Baik jamur tingkat rendah maupun jamur yang tingkat tinggi tubuhnya mempunyai ciri yang khas, yaitu berupa benang tunggal bercabang – cabang yang disebut miselium, atau berupa kumpulan benang – benang yang padat menjadi satu. Hanya golongan ragi (sacharomycetes) itu tubuhnya berupa sel – sel tunggal ciri kedua adalah jamur tidak mempunyai klorofil, sehingga hidupnya terpaksa heterotrof. Sifat ini menguatkan pendapat, bahwa jamur itu merupakan kelanjutan bakteri di dalam evolusi (Waluyo,2005) Jamur berbiak secara vegetative dan generative dengan berbagai macam spora. Macam spora yang terjadi dengan tiada perkawinan adalah : a. Spora biasanya yang terjadi karena protoplasma dalam suatu sel tertentu berkelompok – kelompok kecil, masing – masing mempunyai membran serta inti sendiri. Sel tempat terjadinya spora ini disebut sporangium, dan sporanya disebut sporangiospora. b. Konidiospora yaitu spora yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah – belah seperti tasbih. Didalam hal ini tidak ada sporangium, tiap spora disebut konidiospora atau konidia saja, sedang tangkai pembawa konidia disebut konidiosfor. c. Pada beberapa spesies, bagian – bagian miselium dapat membesar serta berdinding tebal, bagian itu merupakan alat membesar serta berdinding tebal, bagian itu merupakan alat pembiak yang disebut klamidiospora (spora yang berkulit tebal) d. Jika bagian – bagian miselium itu tidak menjadi lebih besar daripada aslinya, maka bagian – bagian itu disebut artospora (serupa batu bata), oidiospora atau oidia (serupa telur) saja (Waluyo,2005). C. Alat dan Bahan Alat a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Jarum Ose Lampu Bunsen Cawan Petri Cover glass Beaker glass Mikroskop Silet Pinset Objek glass
Bahan a. b. c. d.
Alkohol 70 % Lactophenol cotton blue Tempe Tomat busuk
D. Prosedur Kerja
Diambil sedikit koloni jamur dari biakan, dengan menggunakan kawat yang dibengkokkan atau jarum inokulum Diletakkan inokulum jamur pada kaca benda yang diberi 1 tetes alkohol 70% Diuraikan jamur dengan menggunakan dua jarum secara hati-hati, jangan sampai bagian jamur putus Diteteskan laptochepanol cotton blue lalu sesiaann ditutup dengan kaca penutup Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah, kemudian dengan perbesaran kuat Digambar morfologi penting untuk semua jamjr yang diperiksa. meliputi jenis miselium, ada tidaknya sekat, susunan, bentuk dan jenis spora dan bagian yang khas Dibuat gambar spora dan sporangium masing-masing
Diberi nama bagian-bagian jamur yang digambar
E. Hasil Pengamatan Ciri 1. Morfologi Koloni a. Warna koloni b. Miselium c. Sifat Koloni d. Jumlah Koloni
Koloni 1
Koloni 2
Putih Panjang Kapas Banyak
Putih Panjang Kapas Banyak
2. Morfologi Koloni a. Miselium b. Sekat Hifa c. Spora d. Bentuk Spora 3. Ciri Lainnya 4. Asal Jamur 5. Gambar
Ada Ada Ada Membulat Bentuk Koloni Kapas Tomat Busuk
Ada Tidak ada Ada Membular Bentuk Koloni Kapas Tempe
6. Gambar Literature
F. Analisis Data Pada pengamatan jamur pada tomat busuk, ditemukan ciri-ciri yaitu memiliki warna koloni putih, miselium panjang, sifat koloni kapas, dan jumlah koloni banyak. Miselium ada, sekat hifa ada, spora ada, bentuk spora membulat. Terdapat konidia, konidiofor, dan vesikel. Untuk itu diambil kesimpulan sementara bahwa jamur yang ditemukan adalah Aspergilus oryzae
Pada pengamatan jamur pada tempe, ditemukan ciri-ciri yaitu memiliki warna koloni putih, miselium panjang, sifat koloni kapas, dan jumlah koloni banyak. Miselium ada, sekat hifa tidak ada, spora ada, bentuk spora membulat. Terdapat sporangia, sporangiofor, dan kolumela. Untuk itu diambil kesimpulan sementara bahwa jamur yang ditemukan adalah Rhizopus oryzae G. Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan jamur Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe. Ciri morfologi jamur ini aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat. Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam amino. Selain itu jamur ini juga mampu menghasilkan protease. Menurut Kasmidjo (1990), Rhizopus oryzae tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian, semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin meningkat sampai pH 8,4, sehingga jamur semakin menurun karena pH tinggi kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur. Secara umum jamur juga membutuhkan air untuk pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air untuk jamur lebih sedikit dibandingkan dengan bakteri. Selain pH dan kadar air, jumlah nutrien dalam bahan juga dibutuhkan oleh jamur. Ciri-ciri : a. Koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu b. Stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan, c. Sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora) d. Rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora sporangia globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak e. Kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar f. Spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder Dari percobaan yang telah dilakukan menggunakan tomat busuk, jamur yang terdapat pada tomat busuk diamati dengan menggunakan mikroskop maka didapatkan hasil percobaan yaitu terdapat jamur jenis Aspergilus. S.p. kebanyakan spesies ini sering menyebabkan kerusakan makanan, tetapi beberapa spesies ini digunakan dalam fermentasi makanan. Aspergilus. S.p. yang dapat menyebabkan kerusakan makanan Aspergilus tepers. Kapang ini mampu tumbuh baik pada substrat dengan kosentrasi gula dan garam tinggi. Kelompok Aspergilus flavus – oryzae termasuk spesies penting dalam fermentasi beberapa makanan
tradisional dan untuk memproduksi enzim. Aspergilus oryzae digunakan dalam fermentasi makanan tahap pertama dalam pembuatan kecap dan tauco konidia kelompok ini berwarna kuning sampai hijau, atau mungkin membentuk sklerotia ( Waluyo, 2005 ). Dari praktikum yang telah dilakukan, jamur aspergilus ditemukan pada tomat busuk. Aspergilus merupakan jamur mikroskopis yang masuk kedalam divisi Ascomycotina,dimana memiliki ciri-ciri terdiri dari suatu lapisan konidiofor yang panjang - panjang yang berbaur dengan miselia aerial. Kepala konidia berbentuk bulat,berwarna hijau pucat agak kekuningan,dan bila tua menjadi coklat redup. Konidiofor berwarna hialin dengan panjang 4 – 5 mm,dan umunya berdinding kasar. Vesikula berbentuk semi bulat dan berdiameter 4080µm,berwarna hijau,dan berdinding halus atau sedikit kasar. mempunyai hifa berseptat dan miselium bercabang, sedangkan hifa yang muncul diatas permukaan merupakan hifa fertil, koloninya berkelompok, konidiofora berseptat atau nonseptat yang muncul dari sel kaki, pada ujung hifa muncul sebuah gelembung, keluar dari gelembung ini muncul sterigma, pada sterigma muncul konidium–konidium yang tersusun berurutan mirip bentuk untaian mutiara, konidium–konidium ini berwarna (hitam, coklat, kuning tua, hijau) yang memberi warna tertentu pada jamur. (Pitt, 1985) Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan hifa atau tunas dan menghasilkan konidiofora pembentuk spora. Sporanya tersebar bebas di udara terbuka sehingga inhalasinya tidak dapat dihindarkan dan masuk melalui saluran pernapasan ke dalam paru.(Rahayu, 1988). Spesies ini termasuk kosmopolit,dan dapat ditemukan pada aneka substrat terutama pada makanan fermentasi. Kingdom
: Fungi
Divisi
: Ascomycota
Class
: Eurotiomycetes
Ordo
: Plectascales
Familia
: Trychocomaceae
Genus
: Aspergilus
Species
: Aspergilus oryzae
H. Kesimpulan 1. Pada pengamatan jamur pada tomat busuk, ditemukan ciri-ciri yaitu memiliki warna koloni putih, miselium panjang, sifat koloni kapas, dan jumlah koloni banyak. Miselium ada, sekat hifa ada, spora ada, bentuk spora bulat. Terdapat konidia, konidiofor, dan vesikel.
2. Pada pengamatan jamur pada tempe, ditemukan ciri-ciri yaitu memiliki warna koloni putih, miselium panjang, sifat koloni kapas, dan jumlah koloni banyak. Miselium ada, sekat hifa tidak ada, spora ada, bentuk spora bulat. Terdapat sporangia, sporangiofor, dan kolumela. 3. jamur yang ditemukan pada tomat busuk adalah Aspergilus oryzae 4. jamur yang ditemukan pada tempe adalah Rhizopus oryzae DAFTAR PUSTAKA Dwidjoseputro,D.2005.Dasar – Dasar Mikrobiologi.Jakarta : Djambatan. Gandjar,Indrawati.1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Kasmidjo, R.B. 1990. Tempe : Mikrobiologi dan Biokimia Pengolahan serta Pemanfaatannya. PAU Pangan dan Gizi. UGM, Yogyakarta. Pitt, J.I. and A.D Hocking,. 1985. Fungi and Food Spoilage. Academic Press, Australia. Rahayu, K. 1988. Bahan Pengajaran Mikrobiologi Pangan PAU Pangan dan Gizi. UGM, Yogyakarta. Waluyo, Lud.2005.Mikrobiologi Umum.Malang : UMM Press.