4
A. DASAR TEORI 1. Integrator Rangkaian integrator merupakan rangkaian yang berasal dari rangkaian inverting, namun pada integrator tahanan feedback nya nya
menggunakan
kapasitor.
Gambar 01. Rangkaian integrator Pada rangkaian integrator kapasitor kapasitor dihubungkan dengan dengan untaian umpan umpan balik. Ketika umpan balik positif maka akan menghasilkan osilasi sedangkan ketika umpan balik negatif maka menghasilkan penguatan yang dapat terukur. apabila input berupa sinyal DC (frekuensi = 0) maka kapasitor akan berupa dengan saklar terbuka. Jika tanpa resistor feedback maka feedback seketika itu juga outputnya akan saturasi sebab rangkaian umpan balik Op-Amp menjadi open loop (penguatan loop (penguatan open loop Op-Amp ideal tidak berhingga atau sangat besar). Sehingga rangkaian feedback integrator harus diparalelkan denga sebuah resistor dengan nilai sebesar 10 kali. Fungsi resistor pada rangkaian integrator adalah sebagai hambatan agar tegangan input yang masuk pada op-amp tidak terlalu besar dan akan diperoleh penguatan 1 ( unity gain) gain) pada nilai frekuensi cutoff tertentu.. Sementara fungsi kapasitor sebagai filter dan tempat sementara medan listrik agar tidak bercampur dengan sinyal input. Integrator banyak digunakan untuk menapis filter yaitu banyak digunakan untuk meloloskan frekuensi rendah (low (low pass filter ) , namun bentuk sinyal input dan sinyal output pada rangkaian tidak sama atau disebut dengan penguat tidak linier. Aplikasi yang paing sering menggunakan rangkaian integrator adalah rangkaian pembangkit sinyal segitiga dari sinyal input kotak. Integrator merupakan rangkaian yang membentuk rangkaian operasi. Pada perhitungan menggunakan rumus, penjabaranya hampir sama dengan penguat inverting. Pada titik inverting dapat dijabarkan hubungan hubungan matematis yaitu
I in (Vin V ) / R
Vin / R
dimana V- = 0 (aturan 1)
= V in / R I out = -C d(Tengangan output – V ) - / dt = -C d tengangan output / dt ; v- = 0 I in = I out ; (aturan 2) Maka jika disubtisusi, akan diperoleh persamaan : Iin = Iout = V in / R = -C dTengangan output/dt, Sehingga
Secara matematis nilai keluaran dari rangkaian integrator berbentuk fungsi integral dari teganga input, sehingga paling sering digunakan untuk pembangkit sinyal segitiga dengan sinyal input berupa sinyal kotak. Dengan analisa integral dan notasi Fourier ketika f 1/ t dan 2 f Sehingga penguatan integrator dapat disederhanakan dengan rumus:
G( ) Apabila nilai
1 RC
dijabarkan maka respon frekuensi dapat ditulis
G( f )
1 2 fRC
Karena rumus penguatan adalah
Vout G( f ) Vin Maka Vout dapat ditulis
Vout = Vin x G Apabila G dijabarkan maka hasilnya
Vin 2 fCR
Vout
1
Respon frekuensi mempengaruhi hasil penguatan dari rangkaian integrator sehingga pada penguatan akan semakin mengecil apabila frekuensi semakin tinggi. Dengan demikian rangkaian integrator merupakan dasar dari low pass filter yaitu meloloskan frekuensi rendah.
2. Deferensiaotor Perbedaan rangkaian integrator dan rangkaian deferensiator adalah pada penempatan komponen resisitor dan kapasitor. Pada rangkaian integrator komponen kapasitor ditempatkan pada awal rangkaian dan komponen resistor ditempatkan di kaki negatif dan output op-amp (feedback op-mp).
Gambar 02. Diferensiator Bentuk rangkaian diferensiator juga hampir sama dengan rangkaian inverting. Pada rangkaian diferensiator
tahanan inputnya menggunakan
kapasitor. Sehingga jika mengacu pada rumus penguat inverting maka G
R1 R2
Pada rangkaian diferensiator diketahui bahwa :
R2 R R1 Z C
1 C
Apabila persaam 1 dan 2 disubsitusikan maka akan menghailkan penguatan rumus deferensiator sebagai berikut
G( ) RC Apabila berikut
dijabarkan maka akan
mendapat rumus penguatan sebagai
G( ) 2 fRC Dari hasil penjabaran rumus penguatan tersebut dapat dilihat bahwa penguatan berbanding lurus dengan frekuensi sehingga dari hubungan tersebut terlihat bahwa rangkaian deferensiator akan meloloskan frekuensi tinggi (high pass filter). Namun sistem seperti ini akan menguatkan noise yang umumnya berfrekuensi tinggi Biasanya kapasitor diseri dengan sebuah resistor yang nilainya sama dengan R. Dengan cara ini akan diperoleh penguatan 1 (unity gain) pada nilai frekuensi cutoff tertentu.
B. HASIL PERCOBAAN a. Integrator Sinyal Frekuensi Input
1 khz
Kotak
input
Sinyal ouput
Volt/div
Time/div
1 F
O,2 V/div
5 ms/div
-O,4 V
1 F
0,2 V/div
5 ms/div
-0,74 V
Output
output
Segitiga
Kapasitor 1 F
Sinyal
Tengangan
Kapasitor
Kapasitor 1 F
Sinyal input output
b. Differensiator Sinyal Frekuensi
Kapasitor
Volt/div
Time/div
Tengangan output
Input
Output
Kotak
Segitiga
O,1 V/div
5 ms/div
-O,4 v
Segitiga
Kotak
0,1 V/div
5 ms/div
-0,4 v
Kotak
Segitiga
0,2 V/div
5 ms/div
-0,4 v
Segitiga
Kotak
0,2 V/div
5 ms/div
-0,4 v
1 F 50 hz 4 Vpp 1 F
Sinyal Sinyal input
Input Sinyal Kotak
Sinyal output
Kapasitor 1 F
Kapasitor 1 F
Sinyal input output
Sinyal Sinyal input
Sinyal Sinyal
output
input segitiga
Sinyal input output
Kapasitor 1 F
Kapasitor 1 F
C. SIMULASI a. Integrator Sinyal Frekuensi Input
1 khz
Kotak
input
Sinyal ouput
Sinyal input output
Volt/div
Time/div
1 F
10 V/div
1 ms/div
-22 V
1 F
500 mV/div
2 ms/div
-0,875 V
Output
output
Segitiga
Kapasitor 1 nF
Sinyal
Tengangan
Kapasitor
Kapasitor 1 F
b. Deferensiator Sinyal Frekuensi
Kapasitor
Volt/div
Time/div
Tengangan output
Input
Output
Kotak
Segitiga
2 V/div
100 ms/div
-9 V
Segitiga
Kotak
10 mV/div
50ms/div
- 0,028 V
Kotak
Segitiga
10 V/div
20 ms/div
-24 V
Segitiga
Kotak
10 V/div
20 ms/div
-30 V
1 F 50 hz 4 Vpp 1 F
Sinyal Sinyal input
Sinyal output Input Sinyal Kotak
Sinyal input output
Kapasitor 1 F
Kapasitor 1 F
Sinyal
Kapasitor 1 F
Kapasitor 1 F
Sinyal input
Sinyal Sinyal
output
input segitiga
Sinyal input output
D. ANALISIS DATA 1. Integrator a. Menggunakan kapasitor 1 µF Rangakaian integrator merupakan rangkaian yang terdiri dari resistor, kapasitor dan op-amp. Secara teori ketika rangkaian integrator diberi inputan maka sinyal yang masuk mendadak
dari inputan
0 sampai
maksimum. Maka kapasitor akan mengalami charger secara eksponensial melalui resistor dan saat sinyal mendadak dari maksimum ke 0 maka kapasitor akan mengalami discharger sampai 0 secara berulang. Sehingga apabila sinyal input berbentuk kotak maka sinyal ouput akan menyerupai bentuk segitiga. Seperti gambar berikut
Gambar 02. Sinyal input ouput secara teori
Pada praktikum integrator kali ini menggunakan IC LM741, resistor 10 kΩ, frekuensi 1 khz dan kapasitor 1 µF. Dengan mengunakan sinyal input kotak dan menggunakan skala 0,2 V/div dan 5 ms/div pada osiloskop. Dengan tegangan keluaran sebesar - 0,4 V. Hasil praktikum menunjukkan tegangan output berupa sinyal yang menyerupai bentuk sinyal sinus bukan bentuk segitiga. Hal ini dapat terjadi karena bahan-bahan seperti resistor, kapasitor dan IC tidak dalam keadaan ideal begitujuga dengan perancagan dan pemasangan alat yang mugkin kurang tepat dan kurang presisinya alat ukur. Sehingga sinyal output belum membentuk menyerupai segitiga namun berbentuk sinus. Pada praktikum kami saat mengambil gambar pada osiloskop, gambar yang tertangkap tidak bisa full. Hal ini karena kamera kami yang belum bisa menangkap gambar yang bergerak cepat. Berikut merupakan bentuk sinyal dari praktikum kami.
Gambar 03. Sinyal input output praktikum Pada percobaan menggunakan simulasi Multisim dengan nilai resistor, kapasitor dan frekuensi yang sama dan menggunakan sinyal input yang sama pula yaitu sinyal input kotak dan output yang dihasilkan membentuk menyerupai segitiga namun diujungnya ada garis seperti antena. Pada osiloskop menggunakan skala 0,2 Vdiv dan 10 ms/div, Pada gambar sinyal berwana merah yaitu sinyal input dan sinyal warna biru merupakan output. Tegangan output yang dihasilkan adalah -0,875 V. Hasil simulasi mendekati dengan teori. Berikut merupakan gambar sinyal output simulasi
Gambar 04. Sinyal input output pada simulasi multisim Pada perhitungan menggunakan rumus penguatan hasil yang didapat adalah -0,0156 kali dan Tengangan output sebesar -0,1872 V. Berikut merupakan hasil perhitungan menggunakan rumus penguatan.
G
1 2 fCR 1
3
6
4
2.3,14.10 .10 .10
1
6,24.10 1
624
0,0156
Maka Vout adalah Vout = G x Vin = -0,0156 x 2 = -0,0312 V Hal ini berbeda dengan hasil tengangan output pada simulasi yaitu -0,875 V dan hasil pengukuran praktikum yaitu -0,74 V. Hasil praktikum dan simulasi tidak terpaut jauh perbedaan, namun pada perhitungan terlihat jauh
perbedaanya hal ini karena banyak faktor yang mempengaruhi yaitu kesalahan pada perhitungan maupun kurang telitinya dalam meenghitung .
b. Menggunakan kapasitor 1 nF Integrator menggunakan kapasitor 1 µF dan menggunakan kapasitor 1 nF secara teori prinsip kerjanya sama yaitu ketika diberi input sinyal kotak maka output sinyal berbentuk meyerupai sinyal segitiga. Karena pengaruh sinyal masukan yang mendadak dari 0 ke maksimun dan maksimum ke 0 sehingga kapasitor mengalami charger dan discharger sehingga output berbentuk menyerupai sinyal segitiga . Pada praktikum menggunakan IC LM741, resistor 10 kΩ, frekuensi 1 khz dan kapasitor 1 nF. Dengan mengunakan sinyal input kotak menggunakan
dan
skala 0,2 V/div dan 5 ms/div pada osiloskop. Dengan
tegangan keluaran sebesar -0,4 V. Hasil praktikum menunjukkan tegangan output berupa sinyal yang menyerupai bentuk sinyal sinus, bukan sinyal segitiga. Hal ini dapat terjadi karena bahan-bahan seperti resistor, kapasitor dan IC tidak dalam keadaan ideal begitujuga dengan perancagan dan pemasangan alat yang mugkin kurang tepat dan kurang presisinya alat ukur. Sehingga sinyal output belum membentuk menyerupai segitiga namun berbentuk sinus. Pada praktikum kami gambar tidak bisa full dilayar, karena kamera tidak bisa menangkap gerak yang cepat. Pada praktikum mengunakan 1 nF nilai Tengangan output lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan 1 µF karena semakin tinggi nilai capasitor maka semakin rendah penguatanya.
Gambar 05. Sinyal input dan output praktikum Pada simulasi nilai komponen yang digunakan bernilai sama dengan praktikum. Pada gambar 06 sinyal berwana merah yaitu sinyal input dan sinyal warna biru merupakan output. Dengan mengggunakan skala osiloskop 1 ms/div dan 10 V/div hasil sinyal output tidak menyerupai bentuk segitiga. Bentuk sinyal output membentuk sinyal kotak namun pada ujung atas dan ujung bawah membentuk gerigi (tidak rata). berdasarkan teori dan hasil praktikum hasil gambar simulasi berbeda .
Tengangan output yang dihasikan sebesar -22 Volt. Berikut merupakan gambar hasil simulasi.
Gambar 06. sinyal input dan output simulasi pada perhitungan menggunakan rumus penguatan hasil yang didapat adalah -0,00314 kali dan Tengangan output sebesar -0,03768 volt. Berikut merupakan hasil hitungan menggunakan rumus penguatan.
G
1 2 fCR 1 3
9
4
2.3,14.10 .10 .10 1 6,24.102 102 6,24
16,02
Maka Vout adalah Vout = G x Vin = -16,02 x 2 = -32,04 V Hasil Tengangan output perhitungan, praktikum dan simulasi berbeda. Pada hasil praktikum sama bernilai negatif yaitu -0,4 volt pada perhitungan -32,04 V
dan pada simulasi sebesar -22 volt. Hasil perhitungan dan simulasi tidak terpaut jauh namun pada praktikum sangat berbeda. Hal ini terjadi karenan beberapa faktor. Seperti kealahan dalam pemasangan dan kurang presisinya alat ukur.
Integrator Kapasitor Vout Praktikum
Vout simulasi
Vout Perhitungan
1 nF
-O,4 V
-22 V
-32,04 V
1 µF
-0,74 V
-0,875 V
-0,037 V
Tabel 01. Tabel perbandingan tengangan output Sehingga dapat ditarik kesimpulan dari hasil praktikum, simulasi dan perhitungan bahwa pada ketiga percobaan diatas yaitu Pada tengangan output dari ketiga percobaan hasilnya negatif. Hal ini karena menggunakan penguat inverting. Sehingga ketika diberi input positif
maka tegangan output
akan
negatif. Jika semakin tinggi nilai kapasitor maka semakin rendah nilai Tengangan output. Karena impedansi dari nilai kapasitif yang berbanding terbalik dengan tegangan output. Dan ketika frekuensi masukan naik maka akan mengakibatkan turunya nilai reaktansi kapasitif dari kapasitor sehingga rangakaian integrator mampu melemahkan inputan dengan frekuensi tinggi dan menguatkan frekuensi rendah sehingga rangkaian integrator merupakan dasar dari low pass filter (filter lolos bawah).
2. Deferensiator Secara teori deferensiator merupakan rangkaian yang terdiri dari resistor, kapaitor dan op-amp. Hampir sama dengan rangkaian integrator namun pada deferensiator tahanan input menggunakan kapasitor dan resistor digunakan sebagai feedback . pada deferensiator nilai frekuensi dan kapasitor sebanding dengan tegangan output. ketika sinyal input berbentuk segitiga maka keluarannya akan berbentuk kotak dan sebaliknya jika sinyal input berbentuk kotak maka sinyal output akan berbentuk segitiga
a. Nilai kapasitor 1 µF dengan Input sinyal kotak dan segitiga. pada simulasi menggunakan re sistor 10 kΩ dan menggunakan sinyal input kotak dengan frekuensi 50Hz 4 Vpp. Skala osiloskop menggunakan 100
ms/div dan 10 V/div. Hasil simulasi sinyal output berbentuk seperti sinyal kotak namun terdapat seperti gambaran detak jantung di rumah sakit. Dengan tengangan output sebesar -24 volt. dan pada gambar 08 merupakan hasil tegangan input. Pada input kotak hasil tegangan input tidak membentuk kotak hal ini terjadi karena menggunaka kapasitor sebagai tahanan awal karena sifat kapasitor yang charger dan discharger maka
input tidak
membentuk sinyal kotak. berikut merupakan gambar sinyal output pada simulasi
Gambar 07. sinyal output pada input sinyal kotak
Gambar 08. input sinyal kotak
Ketika sinyal input menggunakan sinyal segitiga dan skala osiloskop menggunakan 10 V/div dan 20 ms/div maka tengangan output yang dihasilkan adalah -20 Volt. Dengan sinyal output meyerupai bentuk sinyal kotak
namun pada puncak atas dan bawah terdapat blok yang lumayan
tebal. Berikut merupakan gambar sinyal output hasil simulasi. Dan pada sinyal input segitiga hasil sinyal output tidak bebentuk segitiga melainkan berbentuk seperti sinyal dikrit namun ada seperti detak jantung. Hal ini karena adanya kapasitor sebagai tahanan input dengan sifatnya yang charger dan discharger sehingga bentuk sinyal input tidak membentuk sinyal segitiga. Berikut merupakan gambar sinyal input dan output.
Gambar 09. sinyal output menggunakan sinyal input segitiga
Gambar 10. sinyal input segitiga Pada praktikum menggunakan sinyal input kotak dengan menggunakan skala 5 ms/div dan 0,2 V/div dan menghasilkan tegangan output sebear -0,40 volt. hasil gambar output praktikum berbentuk sinus namun pinggir-pinggir berbentuk bergerigi. Hal ini berbeda dengan teori dan simulasi. Berikut merupakan gambar sinyal output menggunakan sinyal input segitiga.
Gambar 11. sinyal output input menggunakan input kotak
Pada praktikum menggunakan sinyal input segitiga dengan menggunakan skala 5 ms/div dan 0,2 V/div dan menghasilkan tegangan output sebear -0,40 volt. hasil gambar output praktikum berbentuk sinus namun pinggir-pinggir berbentuk bergerigi. Hal ini sama dengan praktikum dengan menggunakan
sinyal input kotak namun berbeda dengan teori dan simulasi. Pada praktikum kami belum bisa mengangkap sinyal secara utuh karena alat yang digunakan tidak bisa menangkap sinyal yang bergerak cepat . Berikut merupakan gambar sinyal output menggunakan sinyal input segitiga.
Gambar 12. sinyal input output menggunakan input segitiga Pada perhitungan mengunakan rumus penguatan hasil dari tegangan output adalah -37,68 volt dengan penguatan -3,14 kali. Berikut merupakan penjabaran dari perhitungan.
G 2 fCR
2.3,14.50.106.104 6,28.0,5 3,14 Maka Vout adalah Vout = G x Vin = -3,14 x 2 = -6,25 V Pada
perhitungan, simulasi dan hasil percobaan praktikum hasil tegangan
output berbeda semua namun pada hasil ketiganya memiliki nilai negatif dan terpaut angka yang cukup jauh. Yaitu pada praktikum senilai -0,40 volt pada perhitungan -6,25 volt dan pada simulasi sebesar -9 volt. Pada gamba percobaan praktikum dan simulasi juga terjadi banyak perbedaan. Menurut teori ketika sinyal input berupa sinyal segitiga maka output akan berbentuk sinyal kotak dan sebaliknya. Hal ini karena pengaruh charger dan discharger kapasitor. Namun pada praktikum ketika sinyal input segitiga yang tergambar sinyal sinus, begitujuga dengan sinyal input segita yang sinyal output juga berbentuk sinus.
Adanya
perbedaan hasil tegangan keluar dan bentuk sinyal output pada
praktikum kami dikarenakan beberapa faktor. Kurang tepatnya dalam memasang dan merangakai komponen, kompoen tidak ideal, kurang presisi dan kesalahan membaca alat ukur.
b. Nilai kapasitor 1 nF dengan Input sinyal kotak dan Input sinyal segitiga Pada simulasi menggunakan resistor 10 kΩ dan menggunakan sinyal input
kotak dengan frekuensi 50Hz 4 Vpp. Skala osiloskop menggunakan 20 ms/div dan 1 V/div. Hasil simulasi sinyal output berbentuk seperti sinyal diskrit. Dengan tengangan output sebesar -9
mV. Pada sinyal input tidak
membentuk segitiga namun membentuk layaknya sinyal diskrit hal ini terjadi karena adanya kapasitorr sebagai tahanan input karena sifatnya yang charger dan discharger. Pada sinyal input dan output hampir sama bentuknya. Karena resistor sebagai feedback tidak berpengaruh besar terhadap bentuk sinyal. berikut merupakan gambar sinyal output pada simulasi
Gambar 13. Output sinyal dengan sinyal input kotak
Gambar 14. sinyal input kotak
Ketika sinyal input menggunakan sinyal segitiga dan skala osiloskop menggunakan 5 V/div dan 20 ms/div maka tengangan output yang dihasilkan adalah -28 mV. Dengan sinyal output meyerupai bentuk sinyal kotak namun pada puncak atas dan bawah terdapat gerigi. Hasil sinyal hampir sama dengan menggunakan kapasitor 1 µF, pada sinyal outputnya terdapat blok gerigi yang tebal. Begitujuga dengan sinyali input yang menyerupai sinyal input pada kapasitor 1 µF namun hasil dari iput 1nF hasilnya lebih apat. Berikut merupakan gambar sinyal output hasil simulasi.
Gambar 14. sinyal output dengan sinyal input segitiga
Gambar 15. sinyal output dengan sinyal input segitiga
Pada praktikum menggunakan sinyal input kotak dengan menggunakan skala 5 ms/div dan 0,1 V/div dan menghasilkan tegangan output sebear -0,33 volt. hasil gambar output praktikum berbentuk sinus. Berikut merupakan gambar sinyal output menggunakan sinyal input segitiga.
Gambar 16. sinyal input dan output dengan sinyal input kotak
Pada praktikum menggunakan sinyal input segitiga dengan skala osioskop 5 ms/div dan 0,1 V/di, menghasilkan tegangan output sebear -0,25 volt. hasil gambar output praktikum berbentuk sinus namun pinggir-pinggir berbentuk bergerigi. Hal ini sama dengan praktikum dengan menggunakan sinyal input kotak namun berbeda dengan teori dan simulasi. Pada praktikum kami belum bisa mengangkap sinyal secara utuh karena alat yang digunakan tidak bisa menangkap sinyal yang bergerak cepat . Berikut merupakan gambar sinyal output menggunakan sinyal input segitiga.
Gambar 17. sinyal input dan output dengan input sinyal segitiga
Pada perhitungan mengunakan rumus penguatan hasil dari tegangan output adalah -0,00628 volt dengan penguatan -0,00314 kali. Berikut merupakan penjabaran dari perhitungan.
G 2 fCR
2.3,14.50.109.104 6,28.5.104 0,00314 Maka Vout adalah Vout = G x Vin = -0,00314 x 2 = -0,00628 V
Pada perhitungan, simulasi dan hasil percobaan praktikum hasil tegangan output berbeda semua namun pada hasil ketiganya memiliki nilai negatif dan perrbedaan angka tidak cukup jauh yaitu pada praktikum senilai -0,40 volt pada perhitungan -0,03768 volt dan pada simulasi sebesar -0,028 volt. Pada gambar percobaan juga terjadi banyak perbedaan. Menurut teori ketika sinyal input berupa sinyal segitiga maka output akan berbentuk sinyal kotak dan sebaliknya. Hal ini karena pengaruh charger dan discharger kapasitor. Namun pada praktikum ketika sinyal input segitiga yang tergambar sinyal sinus, begitujuga dengan sinyal input segita yang sinyal output juga berbentuk sinus. Dan pada simulasi sinyal output juga tidak membentuk sinyal kotak dan segitiga sempurna. Hal ini terjadi karena banyak kemungkinan yaitu kurang presisinya alat ukur dan komponen saat pratikum , belum memahami materi secara penuh dan kurang teliti dalam perangkaian komponen.
B kapasitor i
Differensiator Sinyal input Vout Praktikum
Vout simulasi
Vout Perhitungan
Kotak
-O,4 v
-9 V
-0,00628 V
Segitiga
-O,4 v
- 0,028 V
-0,00628 V
Kotak
-O,4 v
-24 V
-6,256 V
Segitiga
-O,4 v
-30 V
-6,256 V
s a 1 nF d i s
1 µF
i m
Bisa disimpulkan pada ketiga percobaan diatas bahwa ketika nilai kapasitor semakin besar maka semakin besar pula tegangan output
hal ini karena
kapasitor yang dipasang seri sebagai hambatan tegangan input Ketiga percobaan diatas menghasilkan tegangan input seluruhnya, hal ini karena menggunakan penguat inverting. Ketika penguat inverting diberi tegangan input positif maka output negatif. Adanya
perbedaan hasil tegangan keluar dan bentuk sinyal output pada
praktikum kami dikarenakan beberapa faktor yaitu
kurang tepatnya dalam
memasang da merangakain komponen, kompoen tidak ideal, kurang presisi dan kesalahan membaca alat ukur.
E. KESIMPULAN
Rangkaian integratoe dan rangkaian deferensiator terdiri dari kapasitor, resisistor dan op-amp. Yang membedakan hanya penempatan resistor dan capasitor sebagai tahanan input dan feedbacck
Pada rangkaian integrator ketika nilai kapasitor semakin tinggi maka semakin rendah tegangan uotput.
Pada integrator ketika frekuensi masukan naik maka akan mengakibatkan turunya nilai reaktansi kapasitif dari kapasitor sehingga rangakaian integrator mampu melemahkan inputan dengan frekuensi tinggi dan menguatkan frekuensi rendah sehingga rangkaian integrator merupakan dasar dari low pass filter (filter lolos bawah).
Pada rangkaian deferensitsor ketika nilai kapasitor semakin tinggi maka semakin tinggi pula tegangan uotput
Pada integrator ketika frekuensi masukan naik maka akan mengakibatkan naiknya nilai reaktansi kapasitif dari kapasitor sehingga rangakaian integrator mampu menguatkan inputan dengan frekuensi tinggi dan melemahkan frekuensi rendah sehingga rangkaian deferensiator merupakan dasar dari high pass filter (filter lolos atas).
DAFTAR PUSTAKA
Mahmood. “Rangkaian Listrik Edisi Kempat”. Erlangga, Jakarta, 2003 Sutrisno. ”Elektronika 2”. ITB, Bandung, 1987 Modul Praktikum LAB-PTE 05 Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang 2012. http://www.electroniclab.com/index.php/labanalog/13-karakteristik-opamp-2 http://elektronikadasar.web.id/percobaan/karakteristik-penguat-amplifier
JAWABAN SOAL Integrator 1. Ketika frekuensi masukan naik maka akan mengakibatkan turunya nilai reaktansi kapasitif dari kapasitor sehingga rangakaian integrator mampu melemahkan inputan dengan frekuensi tinggi dan menguatkan frekuensi rendah dan Ketika nilai kapasitor semakin tinggi maka semakin rendah tegangan uotput 2. Rangkaian integrator merupakan dasar dari low pass filter (filter lolos bawah).
Deferensiator 1.
Pada integrator ketika frekuensi masukan naik maka akan mengakibatkan naiknya nilai reaktansi kapasitif dari kapasitor sehingga rangakaian integrator mampu menguatkan inputan dengan frekuensi tinggi dan melemahkan frekuensi rendah dan Ketika nilai kapasitor semakin tinggi maka semakin rendah tegangan uotput
2.
Rangkaian deferensiator merupakan dasar dari high pass filter (filter lolos atas).