LAPORAN KASUS
Disusun oleh: Puspita Sari 102011101050
Dokter Pembimbing: dr. Arief Suseno, Sp.PD
Disusun untuk melaksanakan tugas Kepaniteraan Klinik Madya SMF Ilmu Penyakit Dalam di RSUD dr.Soebandi Jember
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2014
1
DAFTAR ISI
Bab 1. Pendahuluan ..............................................................................................3 Bab 2. Laporan Kasus ............................................................................................ 2.1.Identitas penderita .......................................................................................5 2.2.Anamnesis ...................................................................................................5 2.3.Pemeriksaan fisik ........................................................................................7 2.4.Pemeriksaan penunjang ...............................................................................9 2.5.Resume ......................................................................................................12 2.6.Diagnosis kerja ..........................................................................................13 2.7.Penatalaksanaan ........................................................................................13 2.8.Prognosis ...................................................................................................13 Bab 3. Pembahasan Laporan Kasus ...................................................................18
2
Bab 1. Pendahuluan
Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolik yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi glukosa. Pada DM glukosa dimetabolisme dengan bantuan dua enzim yang dihasilkan oleh pulau langerhans di pankreas yaitu insulin dan glukagon. Insulin digunakan untuk membantu transfer glukosa ke sel serta merendahkan kadar glukosa darah, sedangkan glukagon befrungsi sebaliknya. Sehingga pada gangguan insulin glukosa akan banyak ditemukan di darah dan akan menimbulkan manifestasi yang khas bagi pasien DM. Manifestasi klinis DM diantaranya adalah peningkatan pengeluaran urin (poliuri), peningkatan nafsu makan (polifagi), dan peningkatan rasa haus (polidipsi). Jika tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan komplikasi-komplikasi yang berbahaya (Price dan Wilson, 2006). World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2025, jumlah penderita DM membengkak menjadi 300 juta orang. Data WHO yang lain menyebutkan bahwa pada tahun 2025, Indonesia akan menempati peringkat nomor lima sedunia dengan jumlah penderita DM sebanyak 12,4 juta orang dan pada tahun 2030 prevalensi diabetes di Indonesia mencapai 21,3 juta penderita (Suyono, 2006). Diagnosis DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa darah. Pemeriksaan penyaring berguna untuk menjaring pasien DM, toleransi glukosa terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sehingga dapat ditentukan langkah yang tepat untuk mereka. Pasien dengan TGT dan GDPT merupakan tahapan sementara menuju DM. Setelah 5 sampai 10 tahun kemudian 1/3 kelompok TGT akan berkembang menjadi DM, 1/3 tetap dan 1/3 lainnya kembali normal. Adanya TGT seringkali berhubungan dengan resistensi insulin. Pada kelompok TGT ini resiko terjadinya aterosklerosis lebih tinggi dibandingkan kelompok normal. TGT seringkali berkaitan dengan penyakit kardiovaskuler, hipertensi dan dislipidemia.
3
Individu dengan DM mudah terjadi penyakit yang berhubungan dengan aterosklerosis, dan diyakini bahwa lebih dari dua pertiga kematian pasien DM akibat penyakit arterial. Pada satu penelitian (Helsinki policeman study) untuk setiap faktor risiko dan pada setiap tingkatan risiko, angka kematian penyakit jantung koroner 3 kali lebih tinggi pada pasien DM daripada individu normal (Libby, 2003). Aterosklerosis sebagai komplikasi kardiovaskular dari DM diramalkan pada tahun 2020 sebagai penyebab utama morbiditas dan mortalitas di masyarakat yang sedang berkembang oleh karena adanya perubahan pola hidup yang tidak sehat. Aterosklerosis dapat menyebabkan iskemia, infark jantung, stroke, hipertensi renovaskular dan penyakit oklusi tungkai bawah. Lesi ateroma yang mengenai arteri renalis dapat menyebabkan hipertensi renovaskular sekitar 6070% (Libby, 2003).
4
Bab 2. Laporan kasus
2.1 Identitas Pasien Nama
: Ny. Lindawati
Umur
: 56 th
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Nogosari-Rambipuji-Jember
Status
: SPM
Pendidikan
: SD
Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Tanggal MRS
: 28 Desember 2013
Tanggal pemeriksaan : 29 Desember 2013 Tanggal KRS
: 04 Januari 2014
No. RM
: 19.40.97
2.2 Anamnesis Autoanamnesis dan heteroanamnesis dilakukan kepada pasien dan anak pasien pada tanggal 29 Desember 2013 di Ruang Adenium RSD dr. Soebandi Jember.
2.2.1
Keluhan Utama Pasien mengalami nyeri kaki kiri dan kanan.
2.2.2
Riwayat Penyakit Sekarang Pasien jatuh di kamar mandi sekitar 20 hari sebelum MRS, kemudian
terjadi lebam di kaki kiri, yang lama-lama jadi gelembung dan keluar cairan. Awalnya diameter luka kurang lebih sekitar 3cm. Lalu, diberi minyak tawon, namun luka tidak membaik. Kemudian luka diberi propolis (madu), pasien merasa luka menjadi membaik. Pasien sempat berobat ke dokter umum, diberi antibiotik dan rawat luka. Namun, 15 hari kemudian kaki kanan pasien juga luka seperti
5
kaki kiri pasien. Pasien mengaku memang jarang menggunakan alas kaki. Kemudian, pasien periksa ke mantri dan mendapatkan OHO, namun pasien tidak tahu namanya. Pasien juga menerapkan diet dengan makan nasi jagung, diet rendah gula serta meminum susu diabetasol. Dua hari kemudian, pasien merasa lemas, mata berkunang dan tremor. Mual (-), muntah (-), BAK (+), BAB (+). Lalu pasien dibawa ke RSD. dr. Soebandi.
2.2.3
Riwayat Penyakit Dahulu Pasien memiliki riwayat Hipertensi sejak 15 tahun yang lalu. Riwayat
Diabetes Mellitus disangkal.
2.2.4
Riwayat Penyakit Keluarga Keluarga tidak ada yang memiliki keluhan serupa. Keluarga tidak ada
yang memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus dan Hipertensi.
2.2.5
Riwayat Pengobatan Pasien sempat memeriksakan diri ke dokter umum saat luka di pedis
dekstra, kemudian diberi obat antibiotik dan rawat luka. Pasien juga sempat ke mantri sebelum ke RS, dan diberi OHO, namun pasien tidak tahu namanya. Pasien minum obat captopril setiap kali pusing. Pasien juga senang mengkonsumsi jamu asam urat.
2.2.6
Riwayat Sosial Lingkungan Ekonomi Pasien adalah seorang istri dari kepala dusun. Namun, suami telah
meninggal 9 tahun lalu. Pasien tinggal bersama anaknya. Pasien tinggal di sebuah rumah yang terdiri dari 3 kamar dan 1 kamar mandi. Rumah beratapkan genteng, beralaskan keramik dan tembok dari batu bata. Penghasilan suami tidak tetap, ± 3.000.000/tahun. Namun, biasanya suami mendapatkan penghasilan dari hasil pemberian warga. Saat ini, biaya hidup pasien ditanggung oleh anak-anaknya.
6
2.2.7
Anamnesis Sistem - Sistem serebrospinal
: pusing (+), demam (+)
- Sistem kardiovaskular
: palpitasi (-), nyeri dada (-)
- Sistem pernapasan
:
sesak
napas
(-)batuk(-),
pilek
(-),
pernafasan cuping hidung (-), retraksi dinding dada (-), tidak ada ketertinggalan gerak - Sistem gastrointestinal
: mual (-), muntah (-), tidak nafsu makan
- Sistem urogenital
: BAK lancar, tidak ada keluhan
- Sistem integumentum
: non pitting edema + ulkus pada pedis
dekstra sinistra - Sistem muskuloskeletal
: tremor (+) pada ekstremitas superior,
edema (+) pada ekstremitas inferior, nyeri pada pedis dekstra dan sinistra
2.3 Pemeriksaan Fisik 2.3.1
Pemeriksaan Umum Keadaan Umum
: cukup
Kesadaran
: compos mentis
Vital Sign
: TD
: 160/100 mmHg
nadi : 82 x/menit RR
: 18 x/menit
suhu : 36.6oC Pernapasan
: sesak (-), batuk (-), pusing (+)
- Kulit
: non pitting edema + ulkus pada pedis dekstra sinistra,
sianosis (-), ikterik (-) Kelenjar limfe
: pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Otot
: tremor (+) pada ekstremitas superior, edema (+)
pada ekstremitas inferior, nyeri pada pedis dekstra dan sinistra Tulang
: tidak ada deformitas
Status gizi
: BB
: 90 kg
TB
: 155cm
IMT
: 37,5
7
2.3.2
Pemeriksaan Khusus
a. Kepala - Bentuk
: bulat, simetris
- Rambut
: hitam, keriting, tebal, tidak mudah dicabut
- Mata
: konjungtiva anemis : +/+ sklera ikterus
: -/-
eksoftalmus
: -/-
refleks cahaya
: +/+
Mata berkunang - Hidung
: sekret (-), bau (-), pernapasan cuping hidung (-)
- Telinga
: sekret (-), bau (-), perdarahan (-)
- Mulut
: sianosis (-), bau (-),
b. Leher - KGB
: tidak ada pembesaran
- Tiroid
: tidak ada pembesaran
- JVP
: Tidak meningkat
c. Thorax 1. Cor
:
- Inspeksi
: ictus cordis tidak tampak
- Palpasi
: ictus cordis tidak teraba
- Perkusi
: redup di ICS IV MCL D s/d ICS V MCL S
- Auskultasi
: S1S2 tunggal, reguler, suara tambahan (-)
2. Pulmo
: DEXTRA
SINISTRA
Inspeksi: Retraksi (-) Gerak nafas tertinggal (-)
Inspeksi: Retraksi (-) Gerak nafas tertinggal (-)
Palpasi: Fremitus raba (n) Deviasi trakea (-) Nyeri tekan (-)
Palpasi: Fremitus raba (n) Deviasi trakea (-) Nyeri tekan (-)
8
Perkusi: Sonor Auskultasi: Vesikuler (+) Ronkhi (-) Wheezing (-)
Perkusi: Sonor Auskultasi: Vesikuler (+) Ronkhi (-) Wheezing(-)
d. Abdomen - Inspeksi
: cembung
- Auskultasi : bising usus (+) 20x/menit - Perkusi
: tympani
- Palpasi
: soepel, nyeri tekan abdomen (-), hepatomegali (-)
e. Ekstremitas - Superior
: akral hangat +/+, edema -/-, tremor (+)
- Inferior
: akral hangat +/+, edema +/+, ulkus pedis dekstra sinistra (+),
nyeri pedis dekstra sinistra (+)
2.4 Pemeriksaan Penunjang 2.4.1 Laboratorium Pemeriksaan
28/12/2013
Nilai Normal
Hb (mg/dl)
14,6
11,4-15,1 gr/dL
Leukosit (/mm3)
17,6
4,3-11,3 x 109/L
Hct (%)
41,7
40-47%
Trombosit (/mm3)
38
150-450 x 109 /L
SGOT (U/L)
37
10-31 U/L
SGPT (U/L)
37
9-36 U/L
Natrium
132,7
135-155 mmol/L
Kalium
3,79
3,5-5,0 mmol/L
Chlorida
99,1
90-110 mmol/L
Calcium
1,94
2,15-2,57 mmol/L
Hematologi
Faal Hati
Elektrolit
9
Magnesium
1,04
0,77-1,03 mmol/L
Fosfor
1,10
0,85-1,60 mmol/L
Kreatinin Serum
1,9
0,5-1,1 mg/dL
BUN
56
6-20 mg/dL
Urea
120
10-50 mg/dL
Asam Urat
9.9
2,0-5,7 mg/dL
Gula Darah Sewaktu
74
< 200 mg/dL
Pemeriksaan
30/12/2013
Nilai Normal
Hb (mg/dl)
20,4
11,4-15,1 gr/dL
Leukosit (/mm3)
9,6
4,3-11,3 x 109/L
Hct (%)
56,3
40-47%
Trombosit (/mm3)
130
150-450 x 109 /L
Pemeriksaan
31/12/2013
Nilai Normal
Hb (mg/dl)
12,5
11,4-15,1 gr/dL
Leukosit (/mm3)
18,1
4,3-11,3 x 109/L
Hct (%)
38,1
40-47%
Trombosit (/mm3)
264
150-450 x 109 /L
Pemeriksaan
02/01/2014
Nilai Normal
Trigliserida
65
<150 mg/dl
Kolesterol Total
85
<220 mg/dl
Kolesterol HDL
20
Low <40, High>60
Kolesterol LDL
56
<100 mg/dl
Faal Ginjal
Hematologi
Hematologi
Lemak
10
Faal Hati Albumin
2,3
3,4-4,8 gr/dl
Natrium
138,5
135-155 mmol/L
Kalium
3,53
3,5-5,0 mmol/L
Chlorida
103,5
90-110 mmol/L
Calcium
1,95
2,15-2,57 mmol/L
Magnesium
0,40
0,77-1,03 mmol/L
Fosfor
1,12
0,85-1,60 mmol/L
Gula Darah Sewaktu
126
< 200 mg/dL
Pemeriksaan
02/01/2014
Nilai Normal
Warna
Kuning jernih
Kuning jernih
pH
8,0
4,8-7,5
Bj
1,010
1,015-1,025
Protein
Negatif
Negatif
Glukosa
Negatif
Negatif
Bilirubin
Negatif
Negatif
Urobilin
Normal
Normal
Nitrit
Negatif
Negatif
Eritrosit
0-2
0-1 sel/lpb
Leukosit
0-2
1-4 sel/lpb
Epitel Skuamos
2-5
5-15 sel/lpb
Epitel renal
Negatif
Negatif
Kristal
Negatif
Negatif
Silinder
Negatif
Negatif
Bakteri
Negatif
Negatif
Keton
Negatif
Negatif
Elektrolit
Urine Lengkap
11
2.4.2
Foto thorax
Gambar 2.1 Foto Thorax
Kesan: Bronkhitis, kardiomegali
2.5 Resume AnamnesisSeorang wanita 56 tahun mengeluh nyeri kaki kanan dan kiri, demam, pusing, tremor,pasien memiliki riwayat Hipertensi sejak 15tahun lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien cukup, kesadaran compos mentis, anemis, torak dan pulmo dalam batas normal, namun didapatkan edema+nyeri+ulkus pada ekstremitas inferior. Pemeriksaan penunjang
Foto thorax
: Bronkhitis, kardiomegali
12
: GDA ↓, Leukosit ↑, Trombosit ↓, SGOT ↑, SGPT
Lab
↑, Kalsium ↓, Magnesium ↑ Kreatinin serum ↑, BUN ↑, Urea ↑, Asam Urat ↑
2.6 Diagnosis Kerja Diabetes Mellitus Tipe II + Ulkus Pedis dekstra sinistra+post hipoglikemia
2.7 Penatalaksanaan Planing monitoring Observasi vital sign pasien Planing diagnostik Foto thorax PA Pemeriksaan GDA Rutin Medikamentosa Inf RL 20 tpm Inj cefotaxime
3 x 1 gr
Inj ranitidin
3x1a
Inj. Antrain
3x1 a
Planing edukasi Istirahat yang cukup Menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien kepada keluarga penyebab, perjalanan penyakit, perawatan, prognosis, komplikasi serta usaha pencegahan komplikasi Pemenuhan kebutuhan gizi Menjaga
kondisi
lingkungan
sekitar
pasien
agar
mendukung
penyembuhan pasien
2.8 Prognosis Bonam
13
Follow Up Kondisi Pasien
30 Des 2013
31 Des 2013
Keluhan
Nyeri pada kedua kaki, Nyeri pada kedua kaki batuk
Tekanan Darah
130/70 mmHg
160/90 mmHg
Nadi
84 x/ menit
80 x/ menit
Respiratory Rate
20 x/menit
16 x/menit
Suhu Tubuh
36°C
36°C
Kepala dan Leher
a/i/c/d : +/-/-/-
a/i/c/d : +/-/-/-
Cor I
Ictus cordis tidak tampak
Ictus cordis tidak tampak
P
Ictus cordis tidak teraba
Ictus cordis tidak teraba
P
Redup
Redup
A
S1 S2 tunggal
S1 S2 tunggal
I
Simetris
Simetris
P
Fremitus raba +/+
Fremitus raba +/+
P
Sonor +/+
Sonor +/+
A
Vesikuler +/+
Vesikuler +/+
Rhonki -/-
Rhonki -/-
Wheezing -/-
Wheezing -/-
I
Cembung
Cembung
A
Bising usus normal
Bising usus normal
P
tymphani
tymphani
P
Soepel, Nyeri tekan (-)
Soepel, Nyeri tekan (-)
Akral Hangat
Akral Hangat
Pulmo
Abdomen
Ekstermitas
Superior +/+
Superior +/+
Inferior +/+
Inferior +/+
Edema
Edema
Superior -/-
Superior -/-
Inferior +/+
Inferior +/+
14
Diagnosis
Diabetes
Mellitus Diabetes Mellitus Tipe II
Tipe II + Ulkus Pedis + Ulkus Pedis dekstra dekstra sinistra+post sinistra+post hipoglikemia Terapi
hipoglikemia
Infus RL 20 tpm
Infus RL 20 tpm
Inj.Cefotaxime 3x1 gram
Inj.Cefotaxime 3x1 gram
Inj. Ranitidin 3x1 a
Inj. Ranitidin 3x1 a
Inj. Antrain 3x1 a
Inj.Antrain 3x1 a
Kondisi Pasien
01 Jan 2014
02 Jan 2014
Keluhan
Nyeri pada kaki kanan
Nyeri pada kaki kanan
dan kiri, nafsu makan dan kiri, pusing turun Tekanan Darah
150/100 mmHg
130/80 mmHg
Nadi
88 x/ menit
84 x/ menit
Respiratory Rate
18 x/menit
20 x/menit
Suhu Tubuh
36°C
36°C
Kepala dan Leher
a/i/c/d : +/-/-/-
a/i/c/d : +/-/-/-
Cor I
Ictus cordis tidak tampak
Ictus cordis tidak tampak
P
Ictus cordis tidak teraba
Ictus cordis tidak teraba
P
Redup
Redup
A
S1 S2 tunggal
S1 S2 tunggal
I
Simetris
Simetris
P
Fremitus raba +/+
Fremitus raba +/+
P
Sonor +/+
Sonor +/+
A
Vesikuler +/+
Vesikuler +/+
Rhonki -/-
Rhonki -/-
Wheezing -/-
Wheezing -/-
Cembung
Cembung
Pulmo
Abdomen
I
15
A
Bising usus normal
Bising usus normal
P
tymphani
tymphani
P
Soepel, Nyeri tekan (-)
Soepel, Nyeri tekan (-)
Akral Hangat
Akral Hangat
Ekstermitas
Superior +/+
Superior +/+
Inferior +/+
Inferior +/+
Edema
Diagnosis
Edema
Superior -/-
Superior -/-
Inferior +/+
Inferior +/+
Diabetes Mellitus Tipe II Diabetes Mellitus Tipe II + Ulkus Pedis dekstra + Ulkus Pedis dekstra sinistra+post
sinistra+post
hipoglikemia
hipoglikemia
Infus RL 20 tpm
Infus RL 20 tpm
Inj.Cefotaxime 3x1 gram
Inj.Cefotaxime 3x1 gram
Inj. Ranitidin 3x1 a
Inj. Ranitidin 3x1 a
Inj. Antrain 3x1 a
Inj. Antrain 3x1 a
Inj. Actrapid 3x4 U
Inj. Actrapid 3x4 U
Clindamycin 3x300 mg
Clindamycin 3x300 mg
Vit.K 3x1
Vit.K 3x1
Kalnex 3x1
Kalnex 3x1
Kondisi Pasien
03 Jan 2014
04 Jan 2014
Keluhan
Nyeri pada kaki kanan
Terapi
-
dan kiri, pusing Tekanan Darah
130/60 mmHg
130/80 mmHg
Nadi
84 x/ menit
80 x/ menit
Respiratory Rate
21 x/menit
17 x/menit
Suhu Tubuh
36°C
36°C
Kepala dan Leher
a/i/c/d : +/-/-/-
a/i/c/d : +/-/-/-
16
Cor I
Ictus cordis tidak tampak
Ictus cordis tidak tampak
P
Ictus cordis tidak teraba
Ictus cordis tidak teraba
P
Redup
Redup
A
S1 S2 tunggal
S1 S2 tunggal
I
Simetris
Simetris
P
Fremitus raba +/+
Fremitus raba +/+
P
Sonor +/+
Sonor +/+
A
Vesikuler +/+
Vesikuler +/+
Rhonki -/-
Rhonki -/-
Wheezing -/-
Wheezing -/-
I
Cembung
Cembung
A
Bising usus normal
Bising usus normal
P
tymphani
tymphani
P
Soepel, Nyeri tekan (-)
Soepel, Nyeri tekan (-)
Akral Hangat
Akral Hangat
Pulmo
Abdomen
Ekstermitas
Superior +/+
Superior +/+
Inferior +/+
Inferior +/+
Edema
Diagnosis
Edema
Superior -/-
Superior -/-
Inferior +/+
Inferior +/+
Diabetes Mellitus Tipe II Diabetes Mellitus Tipe II + Ulkus Pedis dekstra + Ulkus Pedis dekstra
Terapi
sinistra+post
sinistra+post
hipoglikemia
hipoglikemia
Infus RL 20 tpm
Infus RL 20 tpm
Inj.Cefotaxime 3x1 gram
Inj.Cefotaxime 3x1 gram
Inj. Ranitidin 3x1 a
Inj. Ranitidin 3x1 a
Inj. Actrapid 3x4 U
Inj. Actrapid 3x4 U
Ca Glukonas 2x1
Ca Glukonas 2x1
Clindamycin 3x300 mg
Clindamycin 3x300 mg
17
Vit.K 3x1
Vit.K 3x1
Kalnex 3x1
Kalnex 3x1
Ketorolac 3x1
Ketorolac 3x1
Bab 3. Pembahasan
Textbook
Klinis Pasien
Anamnesis
Anamnesis
Trias Sindrom Diabetes Akut : Poliuri (banyak kencing) Polidipsi (banyak minum) Polifagia (banyak makan) Berat badan menurun Kelompok yang patut dicurigai DM: Usia >45 tahun Obesitas (BMI>25) Hipertensi Riwayat DM dalam garis keturunan Riwayat DM dalam kehamilan Gejala kronis DM: Kesemutan dan mudah nyeri sendi
Pemeriksaan Penunjang
Poliuri (banyak kencing) Polidipsi (banyak minum) Polifagia (banyak makan) Berat badan tidak turun
Usia >45 tahun Obesitas (BMI>25) Hipertensi Tidak ada riwayat dalam garis keturunan Tidak ada riwayat dalam kehamilan
Pemeriksaan Fisik Pada DM tipe II didapatkan klien mengeluh kehausan, klien tampak banyak makan, klien tampak lemas. Hipertensi
Kesemutan nyeri sendi
dan
DM DM
mudah
Pemeriksaan Fisik
Pasien mudah haus, mudah lapar, pasien tampak lemas. Peningkatan tekanan darah (+) Pemeriksaan Penunjang
Kriteria Diagnosis DM (Konsensus PERKENI) a. Kadar glukosa darah sewaktu (plasma vena) ≥ 200 mg/dl atau
a. Kadar glukosa darah sewaktu (plasma vena) <60
18
b. Kadar glukosa darah puasa (plasma vena) ≥ 126 mg/dl atau c. Kadar gula plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dl d. Pemeriksaan HbA1c ≥ 6,5%
mg/dl b. Kadar glukosa darah puasa (plasma vena) ≥ 126 mg/dl c. Tidak dilakukan TTGO d. Tidak dilakukan pemeriksaan HbA1c
Kelompok yang patut dicurigai DM : • Dislipidemia (HDL<35 mg/dl dan atau Trigliserida >250 mg/dl
Penatalaksanaan 1. 2. 3. 4. 5.
Edukasi Pengaturan makan/diet Olahraga (Latihan jasmani) Intervensi farmakologis Perawatan Ulkus pedis : Metabolic control Vascular control Infection control Wound control Pressure control
Education control 6. Pemantauan mandiri
HDL (Low)
20
mg/dl
Penatalaksanaan 1. Edukasi 2. Pengaturan makan/diet 3. Intervensi farmakologis : Infus RL 20 tpm Inj.Cefotaxime 3x1 gram Inj. Ranitidin 3x1 a Inj. Actrapid 3x4 U Ca Glukonas 2x1 Clindamycin 3x300 mg Vit.K 3x1 Kalnex 3x1 Ketorolac 3x1 4. Perawatan Ulkus pedis
19