PRAKTIKUM KIMIA DASAR II TERMOKIMIA
OLEH : ISMI HAYATI 1708511044 Kelompok 2B
PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2018
I.
TUJUAN
1.
Mengenal alat kalorimeter tekanan tetap dan memahami cara kerja alat tersebut
2.
Mampu menggunakan alat tersebut untuk mengukur kalor reaksi suatu larutan
3.
Menentukan kapasitas kalor kalorimeter dari masing-masing percobaan dan menentukan kapasitas kalor kalorimeter rata-rata
II.
4.
Menentukan kalor reaksi larutan
5.
Menentukan kalor pengenceran larutan
DASAR TEORI
Energi dibutuhkan untuk memutuskan ikatan-ikatan dan energi pada ikatan-ikatan yang terbentuk, sehingga hampir semua reaksi kimia melibatkan perubahan energi. Perubahan energi yang terjadi dapat berupa kalor pembentukan, kalor pembakaran, kalor pelarutan, dan kalor netralisasi. Energi bisa dilepaskan (eksoterm) atau bisa juga ditangkap (endoterm). Reaksi Eksoterm adalah reaksi kimia dengan sistem melepaskan kalor. Pada reaksi ini suhu campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat-zat kimia yang terikat akan turun sehingga sistem melepaskan kalor kelingkungan. Sedangkan Reaksi Endoterm adalah reaksi kimia dengan sistem menyerap kalor dari lingkungan. Pada reaksi ini terjadi kenaikan energi potensial zat-zat yang bereaksi atau terjadi penurunan energi kinetik sehingga suhu sistem turun. (Justiana Muchtardi,Sandri.2009:41) Beberapa macam bentuk energi seperti cahaya, listrik atau panas. Ilmu kimia yang mempelajari pengukuran dan penafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahann keadaan dan pembentukan larutan adalah termokimia. Termokimia berfungsi untuk memberikan data eksperimental untuk menyusun suatu tabel harga-
harga dari mana dapat dihitung kalor tiap reaksi kimia yang mungkin.(Keenan,dkk.1998:473-478) Termokimia sendiri merupakan salah satu kajian khusus dari termodinamika, yaitu kajian mendalam mengenai hubungan antara kalor dengan bentuk energy lainnya. Dalam termodinamika, kita mempelajari keadaan sistem, yaitu sifat makroskopis yang dimiliki materi, seperti energi, temperature tekanan dan volume. Keempat sifat tersebut merupakan fungsi keadaan, yaitu sifat materi yang hanya bergantung pada sistem, tidak memperhitungkan bagaimana cara mencapai keadaan tersebut. Artinya, pada saat keadaan sistem mengalami perubahan, besarnya perubahan hanya bergantung pada kondisi awal dan akhir sistem, tidak bergantung pad acara mencapai keadaan tersebut. (anonim,2011) Termokimia meliputi hukum kekekalan energi, hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan ataupun diciptakan akan tetapi hanya dapat diubah dari bentuk energi yang satu menjadi bentuk energi yang lain. Nilai energi suatu materi yang hanya dapat diukur hanyalah perubahan energi, demikian juga dengan entalpi yang hanya dapat diukur hanyalah perubahan entalnpinya saja.(Utami Budi.2009:39) Kalor adalah perpindahan energi termal. Kalor mengalir dari satu bagian ke bagian lain atau dari satu sistem ke sistem lain, karena adanya perbedaan temperatur. Besarnya kalor reaksi bergantung pada, yaitu Jumlah zat yang bereaksi, Keadaan fisika, Temperatur, Tekanan dan Jenis reaksi (tekanan tetap atau volume tetap) (Alberty dan Daniels, 1992). Kapasitas kalor suatu zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sejumlah zat sebesar satu derajat celcius, sedangkan kalor jenis suatu zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu gram zat sebesar satu derajat celcius. (Chang, 2004).
Entalpi (H) adalah jumlah energi yang dimiliki sistem pada tekanan tetap. Perubahan entalpi (ΔH)
pada reaksi endoterm
merupakan selisih anatara entalpi produk dengan entalpi pereaksi (Hp Hr) sehinggga ΔH bernilai positif. Sebaliknya, pada reaksi eksoterm entalpi produk lebih kecil dari pada entalpi pereaksi, oleh karena itu perubahan entalpi (ΔH) merupakan selisih antara entalpi pereaksi dengan entalpi produk (Hr – Hp) sehingga ΔH bernilai negatif. (Justiana Muchtardi,Sandri.2009:44) Hukum Hess menyatakan bahwa untuk suatu keseluruhan tertentu, perubahan entalpi selalu sama, tak peduli apakah reaksi itu dilaksanakan secara langsung ataukah secara tak langsung dan lewat tahap-tahap yang berlainan. (Keenan,dkk.1998:479) Hubungan antara kapasitas kalor dengan kalor jenis dirumuskan sebagai berikut : C=m.s Jika kita mengetahui kalor jenis dan jumlah suatu zat, maka perubahan temperatur zat tersebut (∆t) dapat menyatakan jumlah kalor (q) yang diserap atau dilepaskan dalam suatu reaksi kimia q = m . s . ∆t q = C . ∆t dimana m adalah massa sampel dan ∆t adalah perubahan temperatur (takhir – tawal). Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kalorimeter tekanan tetap yang terdiri dari dua cangkir sterofoam, thermometer, dan pengaduk. Alat
ini
digunakan
untuk
mengukur
kalor
reaksi
netralisasi
dan
pengenceran. Karena pengukuran dilangsungkan di bawah kondisi tekanan atmosfir, maka kalor reaksinya dinamakan entalpi. Dalam pengukuran kalor reaksi dengan alat ini, tidak ada kalor yang dilepaskan ke lingkungan, maka kita dapat menulis persamaan :
qrks = - (qlar + qkal) (Manurung, 2018) III.
METODE PRAKTIKUM 1.
Alat
1. Gelas plastik bertutup 2. Gelas ukur 3. Gelas kimia 4. Thermometer 5. Batang pengaduk 6. Timbangan 2.
Bahan
1. CaCl2 2. HCl 3. NaOH 4. Akuades 3.
Cara Kerja Percobaan 1: Penentuan Kapasitas Kalor suatu Kalorimeter
1.
2 buah gelas plastik bertutup, thermometer dan batang pengaduk
disediakan,
kemudian
alalt-alat
tersebut
dirangkai. 2.
50 mL Larutan HCl 1 M dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL, lalu temperatur larutan diukur. Ke dalam gelas kimia yang lain dimasukkan 50 mL larutan NaOH 1 M dan temperatur larutan diukur.
3.
Jika temperatur kedua larutan telah sama, kedua larutan tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter. Temperatur maksimal yang dicapai oleh campuran kedua larutan tersebut dicatat.
4.
Percobaan diatas diulangi sekali lagi
Percobaan 2: Penentuan Kalor Reaksi Larutan
1.
Kalorimeter pada percobaan 1 digunakan.
2.
Sebanyak 5 gram serbuk CaCl 2 dimasukkan ke dalam kalorimeter.
3.
Sebanyak 50 mL air ditambahkan, namun sebelum penambahan temperatur air dicatat dulu.
4.
Sambil diaduk, temperatur maksimal yang dicapai oleh larutan CaCl2 dicatat.
5.
Setelah diperoleh temperatur yang stabil dari larutan CaCl2, sebanyak 50 mL air ditambahkan lagi. Sambil diaduk temperatur larutan tersebut dicatat kembali.
6.
IV.
Percobaan diatas diulangi sekali lagi.
HASIL 1.
Percobaan 1: Penentuan Kapasitas Kalor suatu Kalorimeter
No
1.
2.
2.
Uraian
50 mL larutan HCl 1 M
31 oC
50 mL larutan NaOH 1 M
31 oC
Campuran kedua larutan
37 oC
50 mL larutan HCl 1 M
31 oC
50 mL larutan NaOH 1 M
31 oC
Campuran kedua larutan
30 oC
Percobaan 2: Penentuan Kalor Reaksi Larutan
No
1.
Temperatur
Uraian
Temperatur
Air
30oC
Larutan CaCl2*
38oC
2.
Larutan CaCl2**
37oC
Larutan CaCl2 + 50 mL air
34oC
Air
30oC
Larutan CaCl2*
35oC
Larutan CaCl2**
34oC
Larutan CaCl2 + 50 mL air
33oC
Keterangan :
(*) Temperatur maksimal yang dicapai (**) Temperetur stabil dari larutan V.
PERHITUNGAN Penentuan Kapasitas Kalor suatu Kalorimeter
Diketahui : V1 = Volume HCl = 50 ml = 0,05 liter V2 = Volume NaOH = 50 ml = 0,05 liter Volume total
= V1 + V2 = 0,05 liter + 0,05 liter = 0,1 liter
M1 = Molaritas HCl = 1M M2 = Molaritas NaOH = 1M qreaksi = -56.2 kJ/mol air =
1 gr⁄mL
∆= takhir – tawal = 370C - 310C = 60C ∆ = takhir – tawal = 380C - 310C = 70C Cair = 4.184 J/g0C Ditanya : a.
C1 dan C2
b. Crata-rata Jawaban :
Massa total = ρ . Vtta
= 1 gr⁄ml x (50mL 50mL) = 100 gr M1.V1 + M2.V2 = Mtotal.Vtotal 0,05 + 1. 0,05
= M total . 0,1
0,05 + 0,05
= 0,1 M total
0,1
= 0,1Mtotal
Mtotal
=
, ,
=1
Jadi, molaritas totalnya adalah 1 M=
n
n = M.V n = 1 . 0,1 n = 0,1 mol
q easi = −56,2 kJ⁄mol x 0,1 mol = −5,62 kJ = −5620 J Percobaan 1 :
qreaksi
= - (qlarutan + qkalorimeter )
- 5620 J
= - (m.s.∆t1 + qkalorimeter )
- 5620 J
= - (100 . 4,184 . 6 + q kalorimeter )
- 5620 J
= - ( 2510,4J + q kalorimeter )
- 5620 J + 2510,4J= - q kalorimeter qkalorimeter
= 3109,6 J = 3,1096 kJ
qkalorimeter
= C1.∆t1
3,1096 kJ
= C 1 . 60C
C1 = 0,5138 kJ/ 0C Percobaan 2 :
qreaksi
= - (qlarutan + qkalorimeter )
- 5620 J
= - (m.s.∆t2 + qkalorimeter )
- 5620 J
= - (100 . 4,184 . 7 + q kalorimeter )
- 5620 J
= - ( 2928,8J + q kalorimeter )
- 5620 J + 2928,8J= - q kalorimeter qkalorimeter
= 2691,2 J = 2,6912 kJ
qkalorimeter
= C2.∆t2
2,6912 kJ
= C 2 . 70C
C2 = 0,3844 kJ/ 0C
Menghitung C rata-rata : Crata-rata =
+
=
,83 ℃ +,3844℃
= 0,45135 kJ/ ℃ Jadi, kapasitas kalorimeter rata-rata pada percobaan ini sebesar 0,45135 kJ/ ℃. Penentuan Kalor Reaksi Larutan
Diketahiu : m CaCl2 = 5 gram m air = 1 gr/mL x 50 mL = 50 gram massa total = m CaCl2 + m air = 5 g + 50 g = 55 g m pengenceran = mtotal + mair (kedua) = 55 g + 50 g = 105 g Volume total air = 100 mL Ckal = 0,45135 kJ/ ℃ C = 4.184 J/g˚C Ditanya : Kalor Reaksi dan Kalor Pengenceran ? Jawaban : Penghitungan Kalor Reaksi Pengamatan 1
qlar
= m.c.Δt
= 55 g x 4.184 J/g˚C x (38 - 30)˚C = 55 g x 4.184 J/g˚C x (8˚C) = 1840,96J = 1,841 kJ qkal
= Ckal . Δt = 0,45135 kJ/ ℃ x (38 - 30)˚C = 0,45135 kJ/ ℃ x (8˚C) = 3,6108 kJ
qreaksi
= -(qlar + qkal) = -(1,841 kJ + 3,6108 kJ) = -(5,4518) kJ = -5,4518 kJ
Pengamatan 2
qlar
= m.c.Δt = 55 g x 4.184 J/g˚C x (35 - 30)˚C = 55 g x 4.184 J/g˚C x (5˚C) = 1150,6 J = 1,1506 kJ
qkal
= Ckal . Δt = 0,45135 kJ/ ℃ x (35 - 30)˚C = 0,45135 kJ/ ℃ x (5˚C) = 2,25675 kJ
qreaksi
= -(qlar + qkal) = -(1,1506 kJ + 2,25675 kJ) = -(3,40735) kJ = -3,40735 kJ
Penentuan Kalor Pengenceran Pengamatan 1
qlar
= m pengenceran.c.Δt = 105 g x 4.184 J/g˚C x (34-37)˚C = 105 g x 4.184 J/g˚C x (-3˚C)
= -1317,96J = -1,31796 kJ qkal
= Ckal . Δt = 0,45135 kJ/ ℃ x (34-37)˚C = 0,45135 kJ/ ℃ x (-3˚C) = -1,35405 kJ
qreaksi
= -(qlar + qkal) = -(-1,31796 kJ + (-1,35405) kJ) = + 2,67201 Kj Pengamatan 2
qlar
= m pengenceran.c.Δt = 105 g x 4.184 J/g˚C x (33-34)˚C = 105 g x 4.184 J/g˚C x (-1˚C) = -439,32J = -0,43932kJ
qkal
= Ckal . Δt = 0,45135 kJ/ ℃ x (33-34)˚C = 0,45135 kJ/ ℃ x (-1˚C) = -0,45135 kJ
qreaksi
= -(qlar + qkal) = -(-0,43932 kJ + (-0,45135) kJ) = + 0,89067 kJ
VI.
PEMBAHASAN
Pada percobaan pertama yaitu penentuan kapasitas kalor suatu kalorimeter, dilakukan pengulangan sebanyak dua kali. Dalam percobaan ini, diperoleh hasil dimana temperatur 50 mL NaOH 1 M dan temperatur 50 mL HCl 1 M dalam dua kali pengulangan sama, yaitu sebesar 31 oC. Sedangkan temperatur campuran dari kedua larutan dalam dua kali
pengulangan berbeda, yaitu sebesar 37oC dan 30 oC. Pada percobaan ini diperoleh bahwa temperatur larutan meningkat dari suhu awal, hal ini disebabkan pada saat reaksi terjadi pelepasan kalor. Namun, pada percobaan larutan campuran yang kedua suhu yang didapat lebih kecil dibanding suhu awal tanpa campuran. Ini berbanding terbalik dengan literatur. Mungkin hal ini
disebabkan
karena
kurang
teliti
praktikan
dalam
mengamati
thermometer. Kalor yang dilepaskan oleh sistem reaksi (NaOH dan HCl) diserap oleh lingkungan, pelarut dan material lain (kalorimeter). Akibatnya suhu lingkungan naik yang ditunjukkan oleh kenaikan suhu larutan. Reaksi ini menghasilkan NaCl dan air : HCl + NaOH
NaCl + H2O
Dari hasil perhitungan didapatkan kapasitas kalor kalorimeter yang berbeda dalam dua kali pengulangan, yaitu C 1 = 0,5138 kJ/ 0C dan C 2 =. 0,3844 kJ/ 0C Sehingga kapasitas kalor kalorimeter rata-rata yang diperoleh yaitu sebesar 0,45135 kJ/ ℃. Pada percobaan kedua yaitu penentuan kalor reaksi larutan dan kalor pengenceran larutan. Dalam percobaan ini dilakukan pengulangan sebanyak dua kali. Pada pengamatan pertama diperoleh hasil pengukuran suhu, yaitu suhu air sebesar 30oC, suhu maksimal larutan CaCl 2 sebesar 38oC, suhu stabil larutan CaCl2 sebesar 37oC dan suhu campuran larutan CaCl 2 dengan 50 mL air sebesar 34 oC. Pada pengamatan kedua diperoleh hasil pengukuran suhu, yaitu suhu air sebesar 30 oC, suhu maksimal larutan CaCl 2 sebesar 35oC, suhu stabil larutan CaCl 2 sebesar 34oC dan suhu campuran larutan CaCl2 dengan 50 mL air sebesar 33 oC. Persamaan reaksinya yaitu : CaCl2 + 2H2O
Ca(OH)2 + 2HCl
Berdasarkan perhitungan dari data yang diperoleh, didapatkan hasil kalor reaksi pada pengamatan satu sebesar -5,4518 kJ dan pada pengamatan
2 sebesar -3,40735 kJ. Kalor reaksi yang didapatkan sebelum pengenceran ini bertanda minus karena merupakan reaksi Eksoterm. Pada reaksi ini temperaturnya mengalami kenaikan, yang membuktikan bahwa ada energi atau panas (kalor) yang dilepaskan dari sistem ke lingkungan sehingga disebut reaksi eksoterm. Selain itu, diperoleh juga kalor pengenceran larutan yaitu pada pengamatan pertama sebesar + 2,67201 Kj dan pada pengamatan 2 sebesar + 0,89067 kJ. Setelah larutan CaCl 2 mengalami pengenceran, diperoleh kalor pengenceran bertanda positif dikarenakan termasuk dalam reaksi Endoterm. Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor atau perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penurunan suhu pada saat pengenceran.
VII. KESIMPULAN
1.
Alat kalorimeter tekanan tetap yang digunakan pada pecobaan merupakan kalorimeter sederhana, yang terdiri dari satu buah gelas plastik bertutup yang pada bagian tutupnya berisi dua lubang. Pada masing-masing
lubang
dimasukkan
batang
pengaduk
dan
thermometer. Larutan yang hendak ditentukan temperaturnya dimasukkan ke dalam gelas beker kemudian dimasukkan ke dalam gelas plastik bertutup tersebut. 2.
Larutan yang ingin diukur temperaturnya untuk menentukan kalor reaksinya dimasukkan ke dalam alat kalorimeter tekanan tetap, kemudian
diaduk
menggunakan
batang
pengaduk
untuk
mempercepat reaksi sehingga suhu maksimal maupun suhu stabil larutan diperoleh. 3.
Kapasitas kalor kalorimeter dari masing-masing percobaan yang diperoleh yaitu C1 = 0,5138 kJ/ oC dan C 2 = 0,3844 kJ/ oC. Sehingga kapasitas kalor kalorimeter rata-rata yang diperoleh yaitu sebesar 0,41534 kJ/ oC.
4.
Pada dua kali pengamatan diperoleh kalor reaksi larutan secara berturut-turut yaitu -5,4518 kJ dan -3,40735 kJ.
5.
Pada dua kali pengamatan diperoleh kalor pengenceran larutan secara berturut-turut yaitu 2,67201 kJ dan 0,89067 kJ.
DAFTAR PUSTAKA
Alberty, R.A dan Daniel F. 1992. Kimia Fisika Jilid I Edisi 5 Penerjrmah : Studja. Jakarta: Erlangga. Chang, R. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi 3 Jilid 2 Alih Bahasa : Muhammad Abdul Kadir Martoprawiro, Ph.D. dkk . Jakarta: Erlangga. Justiana Muchtardi,Sandri. Kimia 2.Jakarta:Yudistira. Keenan,dkk.1998. Kimia Untuk Universitas.Jakarta:Erlangga. Manurung, Manuntun., dkk. 2018. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II . Bukit Jimbaran: Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Udayana. Utami,Budi.2009. Kimia.Jakarta:Pusat Perbukuan DPN.
LAMPIRAN Percobaan 1: Penentuan Kapasitas Kalor suatu Kalorimeter
1. Tentukan kapasitas kalor kalorimeter dari masing-masing percobaan dan tentukan kapasitas kalor kalorimeter rata-rata! Jawab : Penentuan Kapasitas Kalor suatu Kalorimeter Diketahui : V1 = Volume HCl = 50 ml = 0,05 liter V2 = Volume NaOH = 50 ml = 0,05 liter Volume total = V1 + V2 = 0,05 liter + 0,05 liter = 0,1 liter M1 = Molaritas HCl = 1M M2 = Molaritas NaOH = 1M qreaksi = -56.2 kJ/mol air =
1 gr⁄mL
∆= takhir – tawal = 370C - 310C = 60C ∆ = takhir – tawal = 380C - 310C = 70C Cair = 4.184 J/g0C Ditanya : c. C1 dan C2 d. Crata-rata Jawaban : Massa total = ρ . Vtta
= 1 gr⁄ml x (50mL 50mL) = 100 gr
M1.V1 + M2.V2 = Mtotal.Vtotal 0,05 + 1. 0,05 = Mtotal . 0,1 0,05 + 0,05 = 0,1 M total 0,1 = 0,1Mtotal Mtotal
=
, ,
=1
Jadi, molaritas totalnya adalah 1 M=
n
n = M.V n = 1 . 0,1 n = 0,1 mol
qeasi = −56,2 kJ⁄mol x 0,1 mol = −5,62 kJ
= −5620 J Percobaan 1 : qreaksi = - (qlarutan + qkalorimeter ) - 5620 J = - (m.s.∆t1 + qkalorimeter ) - 5620 J = - (100 . 4,184 . 6 + q kalorimeter ) - 5620 J = - ( 2510,4J + q kalorimeter ) - 5620 J + 2510,4J= - q kalorimeter qkalorimeter = 3109,6 J = 3,1096 kJ qkalorimeter = C1.∆t1 3,1096 kJ = C 1 . 60C C1 = 0,5138 kJ/ 0C Percobaan 2 : qreaksi = - (qlarutan + qkalorimeter ) - 5620 J = - (m.s.∆t2 + qkalorimeter ) - 5620 J = - (100 . 4,184 . 7 + q kalorimeter ) - 5620 J = - ( 2928,8J + q kalorimeter ) - 5620 J + 2928,8J= - q kalorimeter qkalorimeter = 2691,2 J = 2,6912 kJ qkalorimeter = C2.∆t2 2,6912 kJ = C 2 . 70C C2 = 0,3844 kJ/ 0C Menghitung C rata-rata : Crata-rata
= =
+ ,83 ℃ +,3844℃
= 0,45135 kJ/ ℃ Jadi, kapasitas kalorimeter rata-rata pada percobaan ini sebesar 0,45135 kJ/ ℃. Percobaan 2: Penentuan Kalor Reaksi dan Kalor Pengenceran Larutan Penentuan Kalor Reaksi Larutan Diketahiu : m CaCl2 = 5 gram m air = 1 gr/mL x 50 mL = 50 gram massa total = m CaCl2 + m air = 5 g + 50 g = 55 g m pengenceran = mtotal + mair (kedua) = 55 g + 50 g = 105 g Volume total air = 100 mL
Ckal = 0,45135 kJ/ ℃ C = 4.184 J/g˚C Ditanya : Kalor Reaksi dan Kalor Pengenceran ? Jawaban : Penghitungan Kalor Reaksi Pengamatan 1 qlar = m.c.Δt = 55 g x 4.184 J/g˚C x (38 - 30)˚C = 55 g x 4.184 J/g˚C x (8˚C) = 1840,96J = 1,841 kJ qkal = Ckal . Δt = 0,45135 kJ/ ℃ x (38 - 30)˚C
= 0,45135 kJ/ ℃ x (8˚C) = 3,6108 kJ qreaksi = -(qlar + qkal) = -(1,841 kJ + 3,6108 kJ) = -(5,4518) kJ = -5,4518 kJ Pengamatan 2 qlar = m.c.Δt = 55 g x 4.184 J/g˚C x (35 - 30)˚C = 55 g x 4.184 J/g˚C x (5˚C) = 1150,6 J = 1,1506 kJ qkal = Ckal . Δt = 0,45135 kJ/ ℃ x (35 - 30)˚C = 0,45135 kJ/ ℃ x (5˚C) = 2,25675 kJ qreaksi = -(qlar + qkal) = -(1,1506 kJ + 2,25675 kJ) = -(3,40735) kJ = -3,40735 kJ Penentuan Kalor Pengenceran
Pengamatan 1 qlar = m pengenceran.c.Δt = 105 g x 4.184 J/g˚C x (34-37)˚C = 105 g x 4.184 J/g˚C x (-3˚C) = -1317,96J = -1,31796 kJ qkal = Ckal . Δt = 0,45135 kJ/ ℃ x (34-37)˚C
= 0,45135 kJ/ ℃ x (-3˚C) = -1,35405 kJ qreaksi = -(qlar + qkal) = -(-1,31796 kJ + (-1,35405) kJ) = + 2,67201 Kj Pengamatan 2 qlar = m pengenceran.c.Δt = 105 g x 4.184 J/g˚C x (33-34)˚C = 105 g x 4.184 J/g˚C x (-1˚C) = -439,32J = -0,43932kJ qkal = Ckal . Δt = 0,45135 kJ/ ℃ x (33-34)˚C = 0,45135 kJ/ ℃ x (-1˚C) = -0,45135 kJ qreaksi = -(qlar + qkal) = -(-0,43932 kJ + (-0,45135) kJ) = + 0,89067 kJ