LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PEMERIKSAAN KREATININ DARAH
Disusun oleh : 1. Anita Rahmawati
(P17431111001)
2. Juli Haryanti
(P17431111015)
3. Putri Rahmawati
(P17431111034)
4. Zusrini Dika
(P17431111048)
Kelas Reguler A Semester III
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG PRODI D III GIZI TAHUN AKADEMIK 2012/2013
I.
PENDAHULUAN a. Latar Belakang Kreatinin (dari bahasa Yunani''''daging kreas,) adalah produk break-down dari creatine phosphate dalam otot, dan biasanya diproduksi pada tingkat yang cukup konstan oleh tubuh (tergantung pada massa otot).
Kimia, kreatinin merupakan turunan siklik terbentuk secara spontan dari creatine. Kreatinin ini terutama disaring dari darah oleh ginjal, meskipun sejumlah kecil secara aktif disekresi oleh ginjal menjadi urin. Ada sedikit-untuk-tidak reabsorpsi tubular kreatinin. Jika penyaringan ginjal kekurangan, kadar meningkat. Oleh karena itu, kadar kreatinin dalam darah dan urin dapat digunakan untuk menghitung bersihan kreatinin (CrCl), yang mencerminkan laju filtrasi glomerulus (GFR). GFR secara klinis penting karena merupakan pengukuran fungsi ginjal. Namun, dalam kasus disfungsi ginjal yang parah, tingkat bersihan kreatinin akan "berlebihan" karena sekresi aktif dari kreatinin akan account untuk sebagian kecil lebih besar dari jumlah kreatinin dibersihkan. Ketoacids, simetidin dan trimethoprim mengurangi sekresi tubular kreatinin dan karenanya meningkatkan akurasi estimasi GFR, khususnya dalam disfungsi ginjal berat. (Dengan tidak adanya sekresi, kreatinin berperilaku seperti inulin.) Sebuah estimasi yang lebih lengkap dari fungsi ginjal dapat dilakukan bila menafsirkan darah (plasma) konsentrasi kreatinin bersama dengan urea. BUNke-kreatinin rasio (rasio urea untuk kreatinin) dapat menunjukkan masalah lain selain yang intrinsik pada ginjal, misalnya, tingkat urea dibangkitkan keluar dari proporsi kreatinin mungkin mengindikasikan masalah pra-ginjal seperti deplesi volume. Pria cenderung memiliki tingkat yang lebih tinggi dari kreatinin karena mereka umumnya memiliki lebih banyak massa otot rangka dibanding wanita. Vegetarian telah terbukti memiliki tingkat kreatinin yang lebih rendah. b. Tujuan Untuk mengetahui kadar kreatinin darah II.
ISI a. Prinsip Darah diendapkan menggunakan larutan folin wu agar protein dan zat-zat tereduksi lain tidak mengganggu penentuan. Kreatinin dalam suasana alkali kuat dengan asam pikrat akan membentuk warna kompleks. Warna yang terbentuk dapat dibaca pada spektrofotometer. Absorbansi maksimal terjadi pada λ = 540nm
b. Alat dan Bahan Alat : mikropipet pipet ukur Beaker glass Tabung reaksi Balm Spektrofotometer Pipet tetes
Bahan : asam pikrat jenuh H2SO4 2N Natrium Tungstat (wolframat) 10% Standar kreatinin 1 mg% Serum oxalat Aquadest NaOH c. Prosedur 1. Buat darah bebas protein menurut folin wu, campur 7ml aquadest, 1 ml serum oxalat, 1 mlh H2SO4 dan 1 ml Na Tungstat. Centrifuge 3 menit kemudian disaring ambil filtratnya untuk penentuan. 2. Siapkan 3 tabung reaksi, isi setiap tabung sesuai komposisi berikut: N TABUN FILTRA STANDA AQUADES ASAM NaO O G T R T PIKRA H T 1 Sampel 5ml 1ml 1ml 2 Standar 3ml 2ml 1ml 1ml 3 Blanko 2ml 1ml 1ml 3. Homogenkan larutan, tepat 20 menit setelah didiamkan baca pada λ = 540nm Ilustrasi:
d. Hasil Pengamatan Abs. Standar 1ml = 1,066 Abs. Sampel = 0,060
Kadar kreatinin darah =
X Kadar X f X 1/0,5 X 100%
=
X (300µg X 1/0,5 X 100%)
=
X(
µg)
X (60.000 µg)
=
X 60 mg%
= 0,337 mg% Tabel hasil pengamatan kelompok Abs. Std 3 ml 1,2 1,094 3,4 5,6 7,8 1,026 9,10 11,12 Uji pabrik
Abs. std 1 ml
Abs. std 0.1 Abs. ml pabrik 0.053 0,053
1,066 1,066 0,106
std Abs sampel 1,14 0.125 0,108 0,019 0,060 0,068 0,195
kadar 6,25 0,094 0,059 0,11 0,337 0,064 0,92
e. Pembahasan Dari praktikum yang telah kami lakukan, diperoleh kadar kreatinin darah kelompok kami yaitu 0,337 mg%. Kadar tersebut tidak sesuai dengan referensi, yang harusnya sekitar 0,5-1,4. III.
PENUTUP a. Kesimpulan