SISTEM GERIATRI LAPORAN TUTORIAL MODUL TUMBUH KEMBANG
TUTOR: Tutor : dr. Nur Aini Djunet, M.Gizi KELOMPOK 1 Adli Wafijabar
(2012730002) (2012730002)
Arum Sangmurdiasih
(2012730012) (2012730012)
Eltanin Vanriri
(2012730032) (2012730032)
Faizah Afnita K.
(2012730039) (2012730039)
Fitra Reza N.
(2012730044 (2012730044
Nurul Rafah
(2012730074) (2012730074)
Putry Nurul F
(2012730077)
Rizki Febrian
(2012730088) (2012730088)
Yuka Puspita A.
(2012730110) (2012730110)
Fani Shamara
(2011730030) (2011730030)
Husni
(20)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr. Wb. Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas nikmat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas tutorial dengan baik. Shalawat dan salam marilah senantiasa penulis sampaikan kepada Nab Nabii Mu Muhammad mmad SAW ka karena bel belia iau u te telah lah me memba mbawa kit kitaa da dari zama zaman n ke kebodohan hingga ke ke zam zaman an yang ang pen penu uh ilm ilmu pengetah tahuan sep seperti sek sekaran arang g ini. ini. Dalam tugas kali ini penulis membahas tentang gangguan perkembangan pada anak. Tugas ini merupakan salah satu tugas pada Sistem Tumbuh Kembang program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Tugas laporan ini dibuat bukan hanya untuk memenuhi syarat tugas saja melainkan untuk tambahan bacaan teman-teman semuanya. Pembahasan di dalamnya penulis dapatkan dari buku-buku text book, jurnal, internet, diskusi, dan lainnya. Penulis sadari sadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaannya. Demikian yang dapat penulis sampaikan, In Syaa Allah laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi teman-teman semua. Waalaikumsalam Wr. Wb. Jakarta, 10 November 2014
i
DAFTAR DAFT AR ISI I SI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................................... I DAFTAR ISI ...................................................... ................................................................. ................................. II BAB I I. 1. I. 2. I. 3. I. 4. I. 5. I. 6.
PENDAHULUAN............................................................... ................................................................. 1 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) ................................................................................................. 1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK).............................................................................................. 1 SKENARIO ........................................................................................................................................................... 1 KATA/KALIMAT SULIT ................................................................................................................................. 2 KATA/KALIMAT KUNCI ................................................................................................................................ 2 PERTANYAAN ................................................................................................................................................... 2
BAB II ISI ........................................................................................................................................................ 4 II. 1. PENILAIAN AWAL, SEGERA SETELAH BAYI LAHIR............................................ ...................... ........................................... ............................. ........ 4 II. 2. TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN........................................... ..................... ........................................ .................. 4 II. 3. FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG ANAK ................ 5 II. 4. PENILAIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK....................................... 15 II. 5. MENENTUKAN STATUS GIZI PERTUMBUHAN PADA ANAK DENGAN Z-SCORE DAN CDC-NCHS .................................................................................................................................................................... 17 II. 6. MENENTUKAN STATUS PERKEMBANGAN ANAK DAN KAPAN ANAK DIKATAKAN MENGALAMI KETERLAMBATAN TUMBUH KEMBANG DENGAN DENVER ...................................... 18 II. 7. JADWAL JENIS IMUNISASI YANG DIBUTUHKAN SEBAGAI KEBUTUHAN DASAR ANAK 24 II. 8. PENYAKIT YANG TERKAIT PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN PADA ANAK............... 28 II. 9. MASALAH PERKEMBANGAN ANAK .................................................................................................... 28 II. 10. SKRINING DAN PEMANTAUAN PERKEMBANGAN ANAK ............................................ ............................................ 29 II. 11. CARA MENCUKUPI KEBUTUHAN ANAK PADA KASUS ............................................................. 32 SIMPULAN........................................................ ................................................................. ............................... 34 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... .................... 35
ii
BAB I I. 1.
PENDAHULUAN
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami
pertumbuhan,
perkembangan,
mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya mahasiswa dapat menilai pertumbuhan dan perkembangan nomal dan penyimpangannya, (keterlambatan/gangguan) serta dapat menilai status gizi imunisasi , serta kebutuhan dasar anak. I. 2.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1.
Mampu melakukan penilaian awal, segera setelah bayi lahir.
2.
Memahami
konsep
pertumbuhan
,
perkembangan
dan
tahap-tahap
pertumbuhan dan perkembangan. 3.
Menjelaskan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.
4.
Mampu mengaplikasikan parameter BB, PB/TB, LK ke dalam kurve pertumbuhan WHO (Z SCORE atau CDC-NCHS )
I. 3.
5.
Mampu menggunakan instrument penilaian perkembangan Denver atau KPSP
6.
Mampu menganalisa pertumbuhan dan perkembangan
7.
Mampu menentukan status gizi dan status perkembangan anak
8.
Mengetahui jadwal dan jenis imunisasi sebagai kebutuhan dasar anak
9.
Menjelaskan adanya gangguan pertumbuhan dan
10.
Menjelaskan adanya gangguan/keterlambatan perkembangan.
11.
Mengetahui penatalaksanaan awal gangguan pertumbuhan dan perkembangan SKENARIO
Seorang anak laki-laki umur 24 bulan Berat badan 8,5 kg , Panjang badan 72 cm Lingkaran kepala
52 cm dibawa oleh ibunya karena batuk pilek sejak 3
hari , Pasien juga demam sejak 4 hari lalu,demam tidak tinggi . Riwayat kelahiran : Ditolong oleh Bidan dengan BB 2900 gram, Panjang badan 49 cm, lingkar kepala 33 cm. Pasien mendapat ASI hanya sampai usia 3 bulan, karena ibu pasien bekerja, selanjutnya hanya diberi susu formula. Ayah pasien juga tidak pernah pulang, jadi pasien hanya diasuh oleh neneknya saja yang sering batuk-batuk dan sudah berusia
1
72 tahun . Pasien jarang dibawa ke posyandu , Imunisasi yang dilakukan Hepatitis B saat usia 1 bulan.. Penimbangan yang dilakukan umur 12 bulan saat berobat berat badan 6,7 kg, tinggi badan 65 cm, lingkar kepala 47,5 cm, kemudian saat berusia 17 bulan pasien dirawat lagi karena panas 2 minggu dan berat badannya 7,2 kg ,tinggi badan 67 cm dan lingkar kepala 50 cm, terakhir 1 bulan lalu saat berobat karena demam, berat badan pasien 7.8 kg, tinggi badan 72 cm lingkar kepala 51 cm . Saat ini bicara hanya mengoceh, tangan pasien belum bisa memegang sendok , memegang pinsil , pasien suka terlihat acuh. . Pasien juga jarang bertepuk tangan atau bergembira bila mendengar lagu. Pasien baru bisa membungkuk untuk berdiri , berdiri berpegangan namun tidak lama, bicara tidak jelas, hanya mengambil mainan yang besar besar (boneka) sedangkan mainan seperti pinsil warna sulit dipegang. Sering menangis tidak jelas dan cenderung pendiam . Pemeriksaan fisik tanda vital kesadaran cm , LN 120x/mnt isi kuat, LP 28 x/ mnt teratur, S 37.°C. Mata konjungtiva pucat, THT tonsil dan faring hiperemis, KGB leher teraba 1-2 buah sebesar 1 cm mobile kenyal nyeri (-) di leher kanan dan kiri , Jantung dan Paru hanya terdengar lender, perut tidak ada kelainan , kaki dan tangan tidak ada kelainan, genitalia normal, anus normal . Refleks Fisiologis normal, Refleks Patologis tidak ada, penilaian Suspensi horizontal dan vertical normal. I. 4.
KATA/KALIMAT SULIT (a) Suspensi horizontal dan vertikal
(b) Refleks patologis : refleks yang tidak umum dijumpai pada individu normal. Refleks adalah respon yang terjadi secara otomatis tanpa usaha sadar (c) lender = lendir I. 5.
KATA/KALIMAT KUNCI
1. Anak laki-laki 24 bulan, Berat badan 8,5 kg , Panjang badan Lingkaran kepala
72 cm
52 cm
2. Riwayat imunisasi 3. Suda I. 6.
PERTANYAAN
1.
Bagaimana dan apa saja yang dilakukan pada penilaian awal, segera setelah bayi lahir? Jelaskan! 2
2.
Apa saja tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan? Jelaskan!
3.
Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak?
4.
Bagaimana menganalisa pertumbuhan dan perkembangan pada anak?
5.
Bagaimana menentukan status gizi pertumbuhan pada anak? (z-score dan CDC-NCHS )
6.
Bagaimana menentukan status perkembangan anak dan kapan anak dikatakan mengalami keterlambatan tumbuh kembang? (DENVER)
7.
Kapan jadwal dan apa saja imunisasi yang dibutuhkan sebagai kebutuhan dasar anak?
8.
Jelaskan penyakit apa saja terkait pertumbuhan & perkembangan pada anak!
9.
Bagaimana alur diagnosis untuk kasus tersebut?
10. Bagaimana skrining dan pemantauan perkembangan anak? 11. Bagaimana cara mencukupi kebutuhan anak pada kasus?
3
BAB II II. 1.
ISI
PENILAIAN AWAL, SEGERA SETELAH BAYI LAHIR
KAK HUSNI!!! II. 2.
TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Proses Tumbuh Kembang Pada dasarnya tumbuh kembang merupakan dasar kehidupan yang berlangsung melalui tahapan-tahapan tumbuh kembang yang mempunyai ciri-ciri khas dengan kebutuhan dan permasalahannya. Tumbuh kembang merupakan proses keseimbangan sejak konsepsi sampai dewasa melalui mata rantai tumbuh kembang yang terbagi dalam beberapa tahap yang meliputi: 1)
Periode pranatal : masa janin dalam kandungan
2)
Periode neonatal : lahir sampai dengan 28 hari
3)
Periode bayi : 1 bulan sampai 12 bulan
4)
Periode prasekolah : 1 tahun sampai 5 tahun
5)
Periode sekolah : 6 tahun sampai 12 tahun
6)
Periode remaja untuk wanita 10 - 18 tahun dan pria 12 – 20 tahun (pubertas wanita 10 – 12 tahun dan pubertas pria 12 – 14 tahun)
Tumbuh kembang mempunyai prinsip yang berlaku secara umum yaitu : 1. Tumbuh kembang bergantung pada kematangan susunan saraf, suatu proses yang terus menerus dari konsepsi sampai dengan dewasa 2. Pola tumbuh kembang pada umumnya sama pada semua anak, tetapi kecepatannya dapat berbeda. 3. Proses tumbuh kembang dimulai dari kepala ke seluruh anggota badan, yaitu : mulai melihat, tersenyum, memalingkan kepala, tengkurap, merangkak, mengangkat badan, duduk sendiri, berdiri berpegangan, berjalan dan seterusnya
4
II. 3.
FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG ANAK Faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak
Secara umum terdapat dua factor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu: 1. Factor genetic
Potensi genetic yang baik, bila berinteraksi dengan lingkungan yang positif, akan membuahkan hasil yang optimal. a. Factor bawaan yang normal dan patologik
Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang tinggi-tinggi da nada keluarga yang gemuk-gemuk.
Kelainan genetic
Sebagai salah satu contoh: Achondroplasia yang menyebabkan dwarfisme, sedangkan sindrom Marfan terdapat pertumbuhan tinggi badan yang berlebihan.
Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbhan seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s. b. Jenis kelamin
5
Wanita lebih cepat dewasa dibandingkan anak laki-laki. Pada masa pubertas wanita umumnya tumbuh lebih cepat daripada laki-laki dan kemudian setelah melewati masa pubertas laki-laki akan lebih cepat. c. suku bangsa atau bangsa
bila seseorang dilahirkan sebagai ras orang Eropa tidak mungkin ia memiliki factor herediter ras orang Indonesia atau sebaliknya. Tinggi badan tiap bangsa berlainan, pada umumnya ras orang kulit putih mempunyai ukuran tungkai yang lebih panjang dari pada ras orang Mongol. 2. Factor lingkungan (eksternal)
Lingkungan merupakan factor yang sangat menetukan tercapai tidaknya potensi genetic. Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya potensi genetic sedangkan yang tidak baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan biofisikopsikososial yang mempengaruhii individu setiap hari, mmulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Factor lingkungan ini secara garis besar dibagi me njadi: a. Factor lingkungan pranatal a) Gizi
Nutrisi
ibu
hamil
terutama
dalam
trimester
akhir
kehamilan
akan
mempengaruhi pertumbuhan janin. b) Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot. c) Toksin/zat kimia
Aminopterin dan obat kontrasepsi dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis. d) Endokrin
DM dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hyperplasia adrenal. e) Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgeni dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mokrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongenital mata, kelainan jantung. f) Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks), PMS (Penyakit Menular 6
Seksual) serta penyakit virus lainnya dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti katarak, bisu, tuli, mkrosefali, retardasi mental dan kelainan janung kongenital. g) Kelainan imunologik
Eritroblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehinga ibu membentuk antibody terhadap sel darah merah janin; kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolysis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kemicterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak. h) Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu. i) Psikologis ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuaan salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain. b. Factor lingkungan perinatal
Komplikasiyang terjadi pada saat persalinan pada bayi seperti: a) Trauma lahir/kepala b) Asfiksia c) Hipoglikemik d) Infeksi e) Berat badan lahir rendah (BBLR)
f) Hiperbilirubinemia
c. Factor lingkungan pascanatal
Lingkungan biofisikopsikososial pada masa pascanatal yang memengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi: 1) Factor biologis a) Ras/suku bangsa
Pertumbuhan somatic dipengaruhi oleh ras/suku bangsa. Bangsa kulit putih/ras Eropa mempunyai pertumbuhan somatic lebih tinggi daripada bangsa Asia. b) Jenis kelamin
7
Dikatakn anak laki-laki lesbih sering sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi belum diketahui secara pasti mengapa demikian; mungkin sebabnya adalah perbedaan kromosom anatara anak laki-laki (XY) dan pempuan (XX). Pertumbuhan fisik dan motoric berbeda anatar anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki lebih aktif dibandingkan anak perempuan. c) Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita, terutama pada umur satu tahun pertama, karena pada masa itu anak sangat rentan terhadap penyakit dan sering terjadi kurang gizi. Disamping itu, masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak. Karena itu, pada masa ini, diperlukan perhatian khusus. d) Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Kebutuhan anak berbeda dari orang dewasa, karena makanan bagi anak, selain untuk aktivitas sehari-hari, juga untuk pertumbuhan. Ketahanan makanan ( food security)I keluarga memengaruhi status gizi anak. Ketahanan makanan keluarga mencakup ketersediaan makanan dan pembagian makan yang adil dalam keluarga, walaupun bisa terjadi kepentingan budaya bertabrakan dengan kepentingan biologis keluarga. Misalnya, pada masyarakat tertentu, makan lebih didahulukan ayah daripada untuk anak. Satu aspek pendting yang perlu ditambahkan adalah keamanan pangan (food safety) yang mencakup pembebasan makan dari berbagai “racun” fisika, kimia, dan biologisnya, yang kian mengancam kesehatan manusia. Pada saat ini, banyak sekali beredar makanan yang mengandung zat tambahan( food additive) yag berbahaya. e) Perawatan kesehatan
Perawatan kesehatan yang teratur tidak saja dilaksanakan kalau anak sakit, melainkan juga mencakup pemeriksaan kesehatan, imunisasi, skrining dan deteksi dini gangguan tumbuh kembang, stimulasi dini, termasuk pemantauan
pertumbuhan dengan menimbang anak secara rutin setiap
bulan. f) Kerentanan terhadap penyakit
Balita sangat rentan terhadap penyakit, sehingga angka kematian balita juga tinggi terutama kematian bayi,. Kerentanan terhadap penyakit dapat 8
dikurangi dengan memberikan gizi yang baik termasuk ASI, meningkatkan sanitasi, dan memberikan imunisasi. g) Kondisi kesehatan kronis
Kondisi kesehatan kronis adalah keadaan yang perlu perawatan terus menerus; tidak hanya penyakit, melainkan juga kelainan perkembangan seperti autism, serebral palsi, dan sebagainya. Anak dengan kondisi kesehatan kronis ini sering mengalami ganguan tumbuh kemang dan gangguan pendidikannya. Disamping itu, anak juga mengalim stress yang berkepanjangan akibat penyakitnya. Stress ini juga dialami oleh orangtua si anak yang menderita kondisi kesehatan kronis. h) Fungsi metabolisme
Pada anak, terdapat perbedaan proses etabolisme yang mendasar dianatar berbagai jenjang umur, maka kebutuhan akan berbagai nutrient harus didasarkan atas perhitungan yang tepat atau memdai sesuai dengan tahapan umur. Penyakit metabolic yang banyak ditemukan pada anak adalah diabetes mellitus dan hipotiroid. Selain itu, masih banyak penyakit metabolic yang belum terdiagnosis dengan baik, karena penyakit tersebut langka diagnosis serta tatalaksananya juga memerlukan biaya yang besar. i) Hormone
Hormone yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anatara lain adalah:
Somatroipin atau growth hormone (GH )
Somatotropin merupakan pengaturan utama pertumbuhan somatic, terutama pertumbuhan kerangka. Pertambahan tinggi badan sangat dipengaruhi
oleh
hormone
ini.
GH
merangsang
terbentuknya
somatomedin yang kemudian berefek pada tulang rawan. GH mempunyai “circadian variation”; aktivitasnya meningkat pada malam hari pada waktu tidur, sesudah makan, sesudah latihan fisik dan pada saat terjadi perubahan kadar gula darah.
Hormone tiroid
Hormone tiroid mutlak diperlukan pada tumbuh kembang anak, karena mepunyai fungsi pada metabolism protein, karbohidrat, dan lemak. Maturasi tulang juga dibawah pengaruh hormone ini. Demikian pula, pertumbuhan dan fungsi otak sangat tergantung pada tersedianya hormone tiroid dalam kadar yang cukup. Defisiensi hormone tiroid 9
mengakibatkan retardasi fisik dan mental, kalu berlangsung terlalu lama dapat menjadi permanen. Sementara itu, hipertiroidisme juga dapat mengakibatakn ganguan tumbuh kembang anak, seperyi gangguan pada kardiovaskler, metabolism, otak, mata. Hormone ini mempunyai interaksi dengan hormone-hormon lain seperti somatotropin.
Glukokortikoid
Hormone ini mempunyai fungsi yang bertentangan dengan somatotropin, tiroksin dan androgen, karena kortison mempunyai efek antianabolik. Kalau kortison berlebihan, pertumbuhan akan terhambat/terhenti dan terjadi osteoporosis.
Hormone-hormon skes
Hormone seks terutama mepunyai peranan pada fertilitas dan reproduksi sesudah beberapa lama justru menghambat pertumbuhan. Androgen disekresi oleh kelenjar adrenal (dehidroandorosteron) dan testis (testosterone), sedangkan estrogen teritama diproduksi oleh ovarium.
Insulin like growth factors (IGFs)
IGFs merupakan somatromedin yang bekerja sebagai mediator GH dan bekerja mirip dengan insulin. Fungsinya, selain sebagai growth promoting factor yang berperan pada pertumbuhan, juga sebagai mediator GH. Hormone ini mempunyai aktivitas mirip insulin dan menimbulkan efek mitogenik terhadap kondrosit, osteoblast, dan jaringan llainnya. IGFs diproduksi oleh berbagai jaringan tubuh, tetapi IGFs yang beredar dalam sirkulasi terutama diproduksi di hati. 2) Factor lingkungan fisik a) Cuaca,musim, keadaan geografis suatu daerah
Musim kemarau yang panjang, banjir, gempa bumi, atau bencana alam lainnya dapat berdampak pada tumbuh kembag aak, sebagi akibat dari kurangnya persediaan pangan dan meningkatnya wabah penyakit, sehingga banyak anak yang terganggu tumbuh kembangnya. Gondok endemik banyak ditemukan di daerah pegunungan, karena sumber airnya kurang mengandung yodium. b) Sanitasi
Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup dominan terhadap kesehatan anak dan tumbuh kembangnya. Kebersihan, baik kebersihan 10
perorangan maupun lingkungan, memegang peranan yang penting dalam menimbulkan penyait.kebersihan yangkurang dapat menyebabkan anak sering sakit, misalnya diare, kecacingan, demam tifoid, hepatitis, malaria, demam berdarah, dan sebagainya. Demikian pula, polusi udara yang berasal dari pabrik, asap kendaraan, atau asap rokok dapat berpengaruh terhadap tingginya angka kejadian ISPA (Infeski Saluran Pernapasan Akut). Tumbuh kembang anak yang sering menderita sakit pasti terganggu. c) Keadaan rumah: struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian
Keadaan perumahan yang layak, dengan konstruksi bangunan yang tidak membahayakn penghuninya, serta tidak penuh sesakm akan menjamin kesehatan penghuninya. d) Radiasi
Tumbuh kembang anak dapat terganggu akibat adanya radiasi yang tinggi. 3) Factor psikososial a) Stimulasi
Stimulasi dari lingkungan merupakan hal yang penting untuk tumbuh kemang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah da teratur akan lebih cepat berkemang dibandingkan dengan anak yang kurang/tidak mendapatkan stimulasi. Stimulasi juga akan mengoptimalkan potensi genetic yang dipunyai anak. Lingkungan yang kondusif akan mendorong perkemangan fisik dan mental yang baik, sedangkan lingkungan yang kurang mendukung akan mengakibatkan perkembangan anak dibawah potensi gentiknya. b) Motivasi belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini dengan memberikan lingungan yang kondusif untuk belajar, misalnya perpustakaan, buku-buku yang menarik minat baca anak dan bermutu, suasana tempat belajar yang tenang, sekolah yang tidak terlalu jauh, serta saran lainnya. c) Ganjaran atau hukuman yang wajar ( reinforcement/reward and punishment)
Kalau anak berbuat benar, kita wajib memberi ganjarannya, misalnya pujian, ciuman, belaian, tepuk tangan, dan sebagainya. Ganjaran tersebut akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk mengulangi tingkah 11
laku baik tersebut. Sementara itu, menghukum dengan cara yang wajar, kalau anak berbuat salah, masih dibenarkan. Hukuman harus diberikan secara objektif dengan disertai penjelasan pengertian dan maksud hukuman tersebut; bukan hukuman untuk melampiaskan kebencian dan kejengkelan kepada anak, atau penganiayaan pada anak (abuse). Anak diharapkan tahu mana yang baik dan yang tidak baik, sehingga dapat timbul rasa percaya diri pada anak, yang penting untuk perkembangan kepribadiaanya kelak. d) Kelompok sebaya
Anak memerlukan teman sebaya untuk bersosialisasi dengan lingkunganya. Perhatian dari orangtua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak tersebut bergaul. e) Stress
Stress pada anak juga dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya; misalnya anak akan menarik diri, rendah diri, gagap, nafsu makan menurun, dan bahkan bunuh diri f) Sekolah
Dengan adanya wajib belajar 9 tahun, setiap anak mendapat kesempatan duduk dibangku sekolah minimal 9 tahun. Pendidian yang baik dapat meningkatkan tarf hidup anak kelak. Saat ini, yang masih menjadi masalah social adalah masih banyaknya anak yang terpaksa tidak sekolah karena harus membantu mencari nafkah untuk keluarganya. Selain itu perhatian pemerintah terhadap sarana, prasaran, dan mutu pendidikan dirasakan masih kurang. g) Cinta dan kasih sayang
Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari orang tuanya, agar kelak ia menjadi anak yang tidak sombong dan bisa memberikan kasih sayangnya pula. Sebaliknya, kasih sayang yang diberikan secara berlebihan, yang menjurus kea rah memanjakan akab menghambat bahkan mematikan perkembangan kepribadian anak. Akibatnya, anak akan menjadi manja, kurang mandiri, pemboros, kurang bertanggung jawab, dan kurang bisa menerima kenyataan. h) Kualitas interaksi anak-orangtua
12
Interaksi timbal balik anatar anak dan orangtua akan menimbulkan keakraban dalam keluarga. Anak akan terbuka kepada orangtuanya, sehingga komunikasi bisa timbal balik dan segala permasalahan dapat dipecahkan bersama. Kedekatandan kepercayaan anatar orangtua dan anak sangat penting. Interaksi tidak ditentuakn oleh lama waktu bersama anak, tetapi lebih ditentukan oleh kualitas interaksi tersbeut. Kualitas interaksi adalah pemahaman terhadap kebutuhan masing-masing dan upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi oleh rasa saling menyayangi. Hubungan yang menyenangkan dengan orang lain, terutama dengan anggota keluarga, akan mendorong anak untuk mengembagkan kepribadian dan interaksi dengan oran lain. 4) Factor keluarga dan adat istiadat a)
Pekerjaan/pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan dasar anak. b)
Pendidiakn ayah/ibu
Pendidikan orangtua merupakan salah satu factor yang penting untuk tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, orang tua dapat menerima segala informasi dari luar teruama tentang cara pengasuhan anak yang baik bagaimana menjaga kesehatan anak, mendidiknya, dan sebagainya. c)
Jumlah saudara
Jumlah anak yang banyak, pada keluarga yang mampu, dapat menyebabkan kekurangannya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak, lebih-lebih kalau jarak anak terlalu dekat. Pada keluarga yang social ekonomi kurang, jumlah anak yang banyak dapat menyebabkan kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak, selain kebutuhan dasar anak juga tidak terpenuhi. Keluarga berencana tetap diperlukan bagi semua golongan, baik kaya maupun miskin. d)
Jenis kelamin dalam keluarga
Pada masyarakat tradisional, perempuan mempunyai status yang lebih rendah dibandingkan laki-laki, sehingga angka kematian dan malnutrisi
13
lebihtinggi pada perempuan. Tingkat pendidikan pada umumnya juga lebih rendah. e)
Stabilisasi rumah tangga
Stabilisasi dan keharmonisan rumahtangga memengaruhi tumbuh kembanga anak. Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis dibangdingakn dengan keluarga yang kurang harmonis. f)
Kepribadian ayah/ibu
Kepribadian ayah & ibu yang terbuka mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tumbuh kembang anak, bila dibandingkan mereka yang mempunyai kepribadian tertutup. Ketiadaan hubungan emosional, akibat penolakan dari anggota keluarga atau perpisahan dengan orang tua, seringkali menimbulkan gangguan kepribadian. Sebaliknya, pemuasan emosional akan meningkatkan prkembangan kepribadian. Apabila
orangtua
dapat
memahami
emosi
anak
serta
dapat
mengajarkan pada anak tentang cara mengenal dan mengendalikan emosinya, kelak anaknya akan mempunyai EQ ( emotional quotient) yang tinggi. EQ sangat penting dalam pergaulan dan untuk membina karier mereka kelak. Demikian pula, moral etika (SQ : spirituall quotient) sangat penting; jika orang tua mengajarkan nilai-nilai moral sejak dini dan memberi contoh nyata perbuatan mulia, akan timbul dampak positif pada perilaku dan moral anak. g)
Pola pengasuhan
Pola pengasuhan yang diterapkan dalam keluarga beracam-macam, seperti pola pengasuhan permisif, otoriter atau demokrasi; pola ini akan memengaruhi perkemangan anak. Anak yang dibesarkan dengan pola pengasuhan permisif, kalau sudah besar, anak nati cenderung kurang bertanggung jawab, mempunyai kendali emosi yang buruk, dan sering berprestasi rendah dalam melakukan sesuatu. Sementara itu, anak yang dibesarkan dengan pola pengasuhan yang demokratis mempunyai pribadi & social yang lebih baik, anak lebih mandiri serta bertanggungjwab. h)
Adat istiadat, norma, tabu
Adat istiadat yang berlaku di setiap daerah akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Missal di Bali, upacara agama sering diadakan 14
dan keluarga harus menyediakan berbagai sajian makanan dan buah buahan, maka sangat jarag terdapat anak yang gizi buruk, karena makanan maupun buah-buahan tersebt akan dimakan bersama setelah selesai upacara. Demikian pula, norma-norma maupun tabu-tabu yang berlaku di masyarakat, misalnya tidak boleh makan daging nanti bisa kecacingan atau dapat pengaruh terhadaptumbuh kembang anak. i)
Agama
Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak karena agama menuntun umatnya untuk berbuat kebaikan dan kebajikan. Sejak dini anak perlu dilatih agar kelak menjadi anak yang bermoral tinggi. Untuk menjadi manusia yang berkualitas, tidak hanya diperlukan IQ, dan EQ yang tinggi, melainkan moral etika (SQ) juga harus tinggi. j)
Urbanisasi
Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan dengan segala permasalahnnya. k)
Kehidupan politik
Anggaran untuk kesehatan dan pendidikan anak ditentukan oleh kebijakan pemerintah. Anak, sebagai generasi penerus bangsa, selayaknya mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. II. 4.
PENILAIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK
Penilaian tumbuh kembang anak secara medis atau secara statistic diperlukan untuk mengetahui apakah seorang anak tumbuh dan berkembang normal aau tidak. Cara penilaian pertumbuhan:
Berhubung pertumbuhan identik dengan aspek fisik, maka pemeriksaan yang dilakukan adalah antropometri. Antropomtri pada anGka menilai BB, TB, dan LK. Setelah didaptkan hasil dari pengukuran tesrebut, maka dihitung dengan menggunakan WHO-NCHS. WHO-NCHS ini dibagi menjadi 2, yaitu persentil dan skor simpang baku. Cara penilaian perkembangan:
1. DDST (Denver Developmental Screening Test) disebut juga sebagai Denver II dengan menggunakan pass fail ratings pada 4 ranah perkembangan, yaitu:
15
a.
Personal-social yaitu penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan erorangan
b.
Fine motor adaptive, yaitu koordinasi mata-tanga, memainkan dan menggunakan benda-benda kecil
c.
Language, yaitu mendengar, mengerti, dan menggunakkan bahasa
d.
Gross motor, yaitu duduk, jalan, emlompat, dan gerakan umum otot besar
2. KPSP (Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan) merupakan alat penilaian perkembangan yang lebih mudah dan bisa dilakukan oleh orang tua atau pengasuh anak. KPS merupakan suatu daftar pertayaan singkat yang ditunjukkan pada orang tua dan dipergunakan sebagai alat ntuk melakukan skrining endahuluan untuk perkembangan anak usia 3 bulan sampai 6 tahun. Daftar pertanyaan tersebut berjumlah 10 nomor yag harus dijawab oleh orang tua atau pengasuh yang mengetahui keadaan perkembangan anak. Pertanyaan dalam KPSP dikelompokkan sesuai
usia anak saat dilakukan pemeriksaan, mulai
kelompok usia 3 bulan, 3-6 bulan, dst. sampai kelompok 5-6 tahun. Untuk usia ditetapkan menurut tahun dan bulan dengan kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan 3. KMS (Kartu Menuju Sehat) dimana petugas tidak hanya menimbng dan mengukur saja, tetapi harus menginterpretasikan tumbuh kembang anak kepada ibunya. KMS yang ada di Indonesia pada sast ini berdasarkan standa Harvard, dimana 50 persentil baku Harvard dianggap 100%. Seminar antropomtri di Ciloto 1991 merekomendasikan untuk menggunakan baku NHCS untukmenggantikan baku Harvard yang secara internasionl mulai berkurang pengguanaannya. 4. Kuesioner Perilaku Anak Pra Sekolah (KPAP) KPAP adalah sekumpulan perilaku yang digunakan sebagai alat untuk mendeteksi secara dini kelainan-kelainan perilaku pada anak pra sekolah (usia 3-6 tahun). Kuesioner ini berisi 30 perilaku yang perlu ditanyakan satu per satu pada orang tua. Setiap perilaku perlu ditanyakan apakah sering terdapat, kadangkadang terdapat atau tidak terdapat. Apabila jawaban yang diperoleh adalah sering terdapat, maka jawaban tersebut dinilai 2, kadang-kadang terdapat dinilai 1 dan tidak tedapat diberi nilai 0. Apabila jumlah nilai keseluruhan kurang dari 11, maka anak perlu di rujuk, sedangkan jika jumlah nilai 11 atau lebih maka tidak perlu dirujuk. 5.
Tes daya lihat dan tes kesehatan mata anak pra sekolah 16
Tes ini untuk memeriksa ketajaman daya lihat serta kelainan mata pada anak berusia 3-6 tahun. Tes ini jugag digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan daya lihat pada anak usia prasekolah secara dini, sehingga jika ada penyimpangan dapat segera ditangani. Untuk melakukan tes daya lihat derlukan ruangan dan penyinaran yang baik dan alat kartu E yang digantungkan setinggi anak duduk. Kartu E berisi 4 baris. Baris pertama huruf E berukuran paling besar kemudian berangsur-angsur mengecil pada baris keempat. Apabila pada baris ketiga, anak tidak data melihat maka perlu dirujuk. Selain tes daya lihat, anak juga diperiksakan kesehatan matanya perlu ditanyakan: a.
Keluhan seperti mata gatal, panas, penglihatan kabur atau pusing
b.
Perilaku seperti sering menggosok mata, mmbaca terlalu dekat, sering mengkedip-kedipkan mata
c.
Mata seperti bercak bitot, juling, mata merah dan keluar air mata apabila ditemukan suatu kelainan, maka anak tersebut perlu dirujuk.
6.
Tes daya dengar anak (TTD) Tes daya dengar berupa pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan dengan usia anak, yaitu kelompok 0-6 bulan, >16 bulan, >9 bulan, >11 bulan, >12 bulan, >24 bulan dan > 36 bulan. Setiap pertnayaan perlu dijawab ya atau tidak. Apabila jawabannya adalah tidak maka pendengaran anak tidak normal sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut
II. 5.
MENENTUKAN STATUS
GIZI PERTUMBUHAN PADA ANAK
DENGAN Z-SCORE DAN CDC-NCHS •
Kurva Pertumbuhan dan Status Gizi
•
Dalam skenario
Berdasarkan Kurva Pertumbuhan CDC Usia 24 bulan
•
–
BB: 8,5kg
–
PB: 72cm
–
Lingkar Kepala: 52cm
Status
gizi anak ini :
Keterangan
PENENTUAN STATUS GIZI DENGAN CARA Z SKOR
17
Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku
•
Antropometeri WHO-NCHS Z SCORE
•
Bb/u
= 8,5-12,2 = 12,2-10,8
TB/U
-3,7 = -2,64 1,4
= 72-87,1 = -15,1
= -5,033
87,1-84,1
3
BB/TB = 72-9.0 = 63 =78,75 9,8-9,0 Bb/u
0,8
= bb actual x 100% = 8,5 x 100% =68% (gizi kurang) bb ideal
12,5
TB/U = tb actual x100% = 72 x100 % =81% (gizi kurang) tb ideal BB/TB
88
= BB actual x 100% = 8,5 x 100% = 92% (gizi baik) bb ideal(tb)
II. 6.
9,2
MENENTUKAN STATUS PERKEMBANGAN ANAK DAN KAPAN ANAK DIKATAKAN MENGALAMI KETERLAMBATAN TUMBUH KEMBANG DENGAN DENVER
DDST (Denver Developmental Screening Test), yaitu : •
Sebuah metode pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan, perkembangan anak usia 0-6 tahun.
•
DDST disebut juga skala denver.
•
Manfaat : –
Bayi baru lahir deteksi berbagai maslah neurologis.
18
–
Bayi
memberikan jaminan pada orang tua atau bermanfaat dalam
mengidentivikasi berbagai problem dini yang mengancam. –
Anak bantu ringankan masalah akademik dan sosial.
Tujuan digunakan denver II, yaitu : •
Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya.
•
Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat.
•
Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukan gejala, kemungkinan adanya kelainan perkembangan.
•
Mmastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan.
•
Membaantu anak beresiko mengalami kelainan perkembangan.
Perhatikan ! •
Denver II bukan merupakan tes IQ dan bukan alat peramal kemampuan adaptif atau intelektual (perkembangan) pada masa yang akan datang.
•
Denver II tidak digunankan untuk menetapkan diagnosis seperti kesukaran belajar, gangguan bahas, gangguan emosional dan sebagainya.
•
Denver II diarahkan untuk membandingkan kemampuan perkembangan anak dengan anak lain yang sesuai, bukan sebagai engganti evaluasi diagnostik atau pemeriksaan fisik.
Ada 4 sektor dalam denver II, yaitu : •
Denver II terdiri dari 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan usia anak, mulai 0 -6 tahun., yang tersususn menjadi 4 sektor, yaitu :
1. Sektor personal sosia l, yaitu penyesuaian diri dimasyarakat dan kebutuhan pribadi. 2. Sektor motorik halus dan adaptif, koordinasi mata tangan, kemampuan memainkan dan menggunakan benda benda kecil, serta pemecahan masalah. 3. Sektor bahasa, yaitu mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa.
19
4. Sektor motorik kasar, yaitu duduk berjalan dan melakukan gerakan umum otot besar lainnya. Penilaian dari setiap sektor, antara lain : A. Personal Sosial 1.
Menatap muka.
11.
Menirukan kegiatan.
2.
Membalas senyum pemeriksa.
12.
Minum dengan cangkir.
3.
Tersenyum spontan.
13.
Membantu di rumah.
4.
Mengamati tangannya.
14.
Menggunakan sendok dan garpu.
5.
Berusaha menggapai mainan.
15.
Membuka pakaian.
6.
Makan sendiri.
16.
Menyuapi boneka.
7.
Tepuk tangan.
17.
Memakai baju.
8.
Menyatakan keinginan.
18.
Gosok gigi dengan bantuan.
9.
Daag-daag dengan tangan.
19.
Cuci dan mengeringkan tangan
10.
Main bola dengan pemeriksa.
20.
Menyebut
21.
Bermain ular tangga / kartu.
24.
Gosok gigi tanpa bantuan
22.
Berpakaian tanpa bantuan
25.
Mengambil makan.
23.
Memakai T-shirt.
nama
teman
B. Motorik Halus dan Adaptif
1. Mengikuti ke garis tengah.
11. Mengambil dua buah kubus.
2. Mengikuti lewat garis tengah.
12. Memegang dengan ibu jari dan jari.
3. Memegang icik-icik.
13. Membenturkan 2 kubus.
4. Mengikuti 180 0.
14. Menaruh kubus di cangkir.
5. Mengamati manik-manik.
15. Mencoret-coret.
6. Tangan bersentuhan.
16. Ambil manik-manik ditunjukkan.
7. Meraih.
17. Menara dari 2 kubus.
8. Mencari benang.
18. Menara dari 4 kubus.
9. Menggaruk manik-manik.
19. Menara dari 6 kubus.
10. Memindahkan kubus.
20. Meniru garis vertical.
20
21. Menara dari kubus.
26. Memilih garis yang lebih panjang.
22. Menggoyangkan dari ibu jari.
27. Mencontoh ð yang ditunjukkan.
23. Mencontoh O.
28. Menggambar orang 6 bagian.
24. Menggambar dengan 3 bagian.
29. Mencontoh ð.
25. Mencontoh (titik). C. Bahasa
1. Bereaksi.
18. Menunjuk 2 gambar.
2. Bersuara.
19. Kombinasi kata.
3. Oooo ? Aaaah.
20. Menyebut 1 gambar.
4. Tertawa.
21. Menyebut bagian badan.
5. Berteriak.
22. Menunjuk 4 gambar.
6. Menoleh ke bunyi icik-icik.
23. Bicara dengan dimengerti.
7. Menoleh ke arah suara.
24. Menyebut 4 gambar.
8. Satu silabel.
25. Mengetahui 2 kegiatan.
9. Meniru bunyi kata-kata.
26. Mengerti 2 kata sifat.
10. Papa / mama tidak spesifik.
27. Menyebut satu warna.
11. Kombinasi silabel.
28. Kegunaan 2 benda.
12. Mengoceh.
29. Mengetahui.
13. Papa / mama spesifik.
30. Bicara semua dimengerti.
14. 1 kata.
31. Mengerti 4 kata depan.
15. 2 kata.
32. Menyebut 4 warna.
16. 3 kata.
33. Mengartikan 6 kata.
17. 6 kata.
34. Mengetahui 3 kata sifat.
21
35. Menghitung 6 kubus.
37. Mengartikan 7 kata.
36. Berlawanan 2. D. Gerak Motorik Kasar
1. Gerakan seimbang.
21. Melompat.
2. Mengangkat kepala.
22. Melempar bola, lengan ke atas.
3. Kepala terangkat ke atas.
23. Loncat.
4. Duduk kepala tegak.
24. Berdiri satu kaki 1 detik.
5. Menumpu badan pada kaki.
25. Berdiri satu kaki 2 detik.
6. Dada terangkat menumpu satu lengan.
26. Melompat dengan satu kaki.
7. Membalik.
27. Berdiri satu kaki 3 detik.
8. Bangkit kepala tegak.
28. Berdiri satu kaki 4 detik.
9. Duduk tanpa pegangan.
29. Berjalan tumit ke jari kaki.
10. Berdiri tanpa pegangan.
30. Berdiri satu kaki 6 detik.
11. Bangkit waktu berdiri. 12. Bangkit terus duduk. 13. Berdiri 2 detik. 14. Berdiri sendiri. 15. Membungkuk kemudian berdiri. 16. Berjalan dengan baik. 17. Berjalan dengan mundur. 18. Lari. 19. Berjalan naik tangga. 20. Menendang bola ke depan.
22
Cara menghitung usia anak, yaitu : 1. Tulis tanggal, bulan dan tahun dilaksanakanya tes. 2. Hitung dengan mengurangi tanggal lahir anak. Pemberian skor kiri otak, yaitu : •
L = lulus / P = pass , anak dapat melakukan dengan baik atau pengasuh melaporkan
secara terpercaya. •
G = gagal / F = fail, anaktidak dapat melakukan item dengan baik atau pengasuh
melaporkan dengan terpercaya. •
M = menolak / R = refusal , anak menolak melakukan tes untuk item tersebut.
•
Tak = tak ada kesempatan / No = no opportunity , anak tidak punya kesempatan
untuk melakuan tes untuk itemtersebut karena ada hambata (khusus untung item yang bertanda L). Pemberian skor kanan otak, yaitu : •
Normal : garis berada pada warna hijau, anak dapat melakukannya tanpa hambatan.
•
C : anak tidak bisa melakukan tugas padahal di usianya seharunya sudah bisa
melakukannya antara 75 - 90 %. •
A = advance : bisa melakukan tugas seblm waktunya.
•
D = delay : terlewat dari 90 % tapi anak blm bisa mengerjakan tugasnya.
Interpretasi hasil : •
Penilaian peritem: –
Lebih, penilaian lebih tidak perlu diperlihatkan dalam penilaian tes secara
keseluruhan (karena biasanya hanya bisa dilakukan pada anak yang lebih tua). Nilai lebih dapat diberikan bila anak lulus/ lewat L dari item tes di sebelah kanan garis usia. Anak dinilai memiliki kelebihan karena dapaat melakukan tugas perkembangan yang seharusnya dikuasai oleh anak yang lebih tua.
23
–
Ok / normal, nilai normal ini tidak perlu diperhaatikan dalam penilaian tes
secara keseluruhan. –
P = peringatan.
–
T = terlambat.
–
Tak = tak ada kesempatan.
Penilaian keseluruhan tes : 1. Normal c < 1
Diberikan jika tidak ada skor terlambat (0T) dan atau maksimal 1 peringatan (1P). Jika hasil ini didapat, lakukan pemeriksaan ulang pada kunjungan berikutnya. 2. Suspek c > 2, d < 1
Diberikan jika terdapat satu atau lebih skor terlambat (1T) dan atau dua / lebih peringatan (2P). T dan P harus disebabkan oleh kegagalan (G), bukan oleh penolakan (M). Jika hasil di dapatkan lakukan uji ulang 1-2 minggu mendatang untuk menghilangkan faktor faktor sesaat, seperti rasa takut, sakit atau kelelahan. 3. Tak dapat diuji
Diberikan jika terdapat satu atau leih skor terlambat (1T) dan atau 2 atau lebih peringatan (2P). Dalam hal ini, T dan P harus disebabkan oleh penolakan (M), bukan oleh kegagalan (G). Jika hasil ini disapat, lakuka uji ulanh dalam 1-2 minggu mendatang.
II. 7.
JADWAL JENIS
IMUNISASI YANG DIBUTUHKAN SEBAGAI
KEBUTUHAN DASAR ANAK
Imunisasi adalah suatu usaha untuk meningkatkan kekebalan tubuh baik secara aktif (l. aktif) maupun secara pasif (l. pasif). Tujuan imunisasi adalah mendapatkan kekebalan bagi seorang anak sehingga tidak terkena penyakit atau kalau terserang penyakit, gejalanya lebih ringan. Imunitas pasif : mendapat antibodi yang telah terbentuk
seperti antibodi ibu ditransfer melalui plasenta selama
trimester ke3. Contoh: tetanus toxoid pada ibu hamil akan menurunkan kejadian tetanus neonatorum.
Imunisasi aktif adalah antigen yang diberikan akan
24
menimbulkan respon imun mirip seperti infeksi alamiah dimana memori imunologis seumur hidup dan perlindungan seumur hidup terhadap penyakit. a) Jenis vaksinasi :
1. Live attenuated : bakteri atau virus yang dilemahkan:
Virus hidup: vaksin campak,gondongan,rubella,polio dan rota virus
Bakteri:BCG,demam tifoid
2. Inactivated : bakteri,virus atau komponennya yang dibuat tidak aktif:
bakteri: pertusis
virus : influenza,rabies,hepatitis A
komponen:hemophilus influenza tipe b(Hib)
b) Imunisasi dasar:
1. BCG 2. Hepatitis B 3. DPT 4. Polio 5. Campak c) Jadwal imunisasi :
Vaksin Hepatitis B Paling baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir dan didahului pemberian injeksi vitamin K1. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, diberikan vaksin hepatitis B dan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas yang berbeda. Vaksinasi hepatitis B selanjutnya dapat menggunakan vaksin hepatitis B monovalen atau vaksin kombinasi.
25
Vaksin Polio Pada saat bayi dipulangkan harus diberikan vaksin polio oral (OPV-0). Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3 dan polio booster dapat diberikan vaksin OPV atau IPV, namun sebaiknya paling sedikit mendapat satu dosis vaksin IPV. Vaksin BCG Pemberian vaksin BCG dianjurkan sebelum 3 bulan, optimal umur 2 bulan. Apabila diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin. Vaksin DTP Vaksin DTP pertamadiberikan paling cepat pada umur 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTwP atau DTaP atau kombinasi dengan vaksin lain. Untuk anak umur lebih dari 7 tahun DTP yang diberikan harus vaksin Td, di-booster setiap 10 tahun. Vaksin Campak Campak diberikan pada umur 9 bulan, 2 tahun dan pada SD kelas 1 (program BIAS). Vaksin Pneumokokus (PCV) Apabila diberikan pada umur 7-12 bulan, PCV diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; pada umur lebih dari 1 tahun diberikan 1 kali. Keduanya perlu dosis ulangan 1 kali pada umur lebih dari 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali. Vaksin Rotavirus Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali. Vaksin rotavirus monovalen dosis I diberikan umur 6-14 minggu, dosis ke-2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Sebaiknya vaksin rotavirus monovalen selesai diberikan sebelum umur 16 minggu dan tidak melampaui umur 24 minggu. Vaksin rotavirus pentavalen: dosis ke-1 diberikan umur 6-14 minggu, interval dosis ke-2, dan ke-3 4-10 minggu, dosis ke-3 diberikan pada umur kurang dari 32 minggu (interval minimal 4 minggu).
Vaksin Varisela
26
Vaksin varisela dapat diberikan setelah umur 12 bulan, namun terbaik pada umur sebelum masuk sekolah dasar. Bila diberikan pada umur lebih dari 12 tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu. Vaksin Influenza Vaksin influenza diberikan pada umur minimal 6 bulan, diulang setiap tahun. Untuk imunisasi pertama kali (primary immunization) pada anak umur kurang dari 9 tahun diberi dua kali dengan interval minimal 4 minggu. Untuk anak 6 – <36 bulan, dosis 0,25 mL. Vaksin Human papiloma virus (HPV) Vaksin HPV dapat diberikan mulai umur 10 tahun. Vaksin HPV bivalen diberikan tiga kali dengan interval 0, 1, 6 bulan; vaksin HPV tetravalen dengan interval 0, 2, 6 bulan. Referensi : Vaksin Hepatitis B Paling baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir dan didahului pemberian injeksi vitamin K1. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, diberikan vaksin hepatitis B dan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas yang berbeda. Vaksinasi hepatitis B selanjutnya dapat menggunakan vaksin hepatitis B monovalen atau vaksin kombinasi. Vaksin Polio Pada saat bayi dipulangkan harus diberikan vaksin polio oral (OPV-0). Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3 dan polio booster dapat diberikan vaksin OPV atau IPV, namun sebaiknya paling sedikit mendapat satu dosis vaksin IPV. Vaksin BCG Pemberian vaksin BCG dianjurkan sebelum 3 bulan, optimal umur 2 bulan. Apabila diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin. Vaksin DTP Vaksin DTP pertamadiberikan paling cepat pada umur 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTwP atau DTaP atau kombinasi dengan vaksin lain. Untuk anak umur lebih dari 7 tahun DTP yang diberikan harus vaksin Td, di-booster setiap 10 tahun. Vaksin Campak
27
Campak diberikan II. 8.
PENYAKIT YANG TERKAIT PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN PADA ANAK
Kelainan genetik Achondroplasia
Kelainan yang menyebabkan pertumbuhan tulangnya terhambat,Sehingga memiliki TB yang lebih pendek, lebih kecil dengan anak seusianya. Kelainan kromosom Sindrom morfan
Gangguan genetik jaringan ikat. Kadang-kadang diwariskan sebagai sifat dominan yang dilakukan oleh sebuah gen (FBN1) yang mengkode protein ikat (Fibrillin – 1). Sindrom down
Kelainan kromosom 21(keterbelakangan fisik & mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom, dimana krmosom mengalami kegagalan berpasangan untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelah an
II. 9.
MASALAH PERKEMBANGAN ANAK
1.
Gangguan perkembangan fisik
2.
Gangguan perkembangan motorik
Faktor keturunan
Faktor lingkungan
Faktor kepribadian
Retardasi mental
Kelainan tonus otot
Obesitas
Penyakit neuro Muskular
28
Buta
3. Gangguan perkembangan Bahasa 4. Gangguan fungsi vegetatif 5. Kecemasan II. 10.
SKRINING DAN PEMANTAUAN PERKEMBANGAN ANAK
Beberapa istilah yang sering digunakan dalam pembahasan skrining dan deteksi dini penyimpangan perkembangan anak adalah.. a. Developmental surveilance adalah suatu proses yang kontinu dan fleksibel, yang
dilakukan oleh tenaga profesional yang mempunyai pengetahuan untuk melakukan pemantauan yang terampil terhadap anak selama menjalankan tugas. Unsur dari surveilan perkembangan antara lain adalah mendapatkan dan memperhatikan kepedulian
orang
tua,
mendapatkan
riwayat
perkembangan
yang
relevan,
melaksanakan observasi pada anak dengan adekuat dan informatif. b. Developmental screening merupakan suatu assesment singkat yang dibuat untuk
mengidentifikasi anak yang memerlukan diagnosis. c. Developmental assesment adalah pelayanan tingkat sekunder yang melibatkan
berbagai disiplin ilmu yang dirancang untuk memeriksa anak yang dicurigai mengalami keterlambatan. Tujuan assesment adalah : mengetahui kesehatan anak secara umum, menegakkan diagnosis kondisi medik khusus, menetapkan tingkat / status perkembangan anak, untuk menentukan ada atau tidak adanya masalah perkembangan, dan mengetahui kelemahan dan kekuatan anak, untuk merencanakan jenis terapi yang sesuai. d. Delay adalah ketinggalan yang bermakna dari sikuensi perkembangan. Perkembangan
disebut terlambat bila tingkat perkembangan kurang dari 75% rata-rata. e. Dissociation terjadi bila satu dominan perkembangan sangat terlambat bila
dibandingkan dengan domainperkembangan lainnya. Keadaan ini sering terjadi pada anak yang sudah mengalami kelainan perkembangan. Contoh, pada anak yang menderita pada serebral, perkembangan bahasa ekspresif mengalami disosiasi dengan kemampuan motorik yang jauh terbelakang. f. Deviance adalah perkembangan yang tidak mengikuti sikuen perkembangan atau
pencapaian milestones tertentu menyimpang. Perkembangan anak melompati sikuenperkembangannya atau tudak mengikuti sikuen yang diharapkan. Contoh, anak 29
sudah bisa berjalan tanpa merangkak terlebih dahulu, atau anak autis dapat menguasai 75 suku kata tetapi tidak bisa membuat kalimat.
Tujuan Skrining a. Untuk mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal – hal lain yang merupakan risiko terjadinya kelainanperkembangan tersebut. b. Untuk mengetahui berbagai masalah perkembangan yang memerlukan pengobatan atau konseling genetik. c. Untuk mengetahui kapan anak perlu dirujuk ke pusat pelayanan yang lebih tinggi. Skrining harus dilakukan secara rutin, yaitu pada umur 9, 18, 30, 48 bulan. Manfaat skrining Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak penting dan bermanfaat k arena; a. Awal kehidupan merupakan periode kritis atau golden period yang dapat mempengaruhi keberhasilan anak di sekolah, b. Awal kehidupan merupakan window of opportunity. Kalau tidak dimanfaatkan, kita akan kehilangan masa tsb, c. Pada awal kehidupan, plastisitas otak abnak tinggi, sehingga merupakan waktu yang tepat untuk melakukan intervensi, d. Deteksi dini dapat mencagah masalah sekunder yang mungkin terjadi, seperti masalah gangguan kepribadian atau rasa percaya diri, e. Deteksi dini menguntungkan karena:
Meningkatkan fungsi keluarga, sehingga menurunkan kelainan fisik atau retradasi mental
Risiko lingkungan berkurang, sehingga angka kejadian tidak naik kelas, putus sekolah, atau anak yang berkebutuhan khusus dapat diturunkan
f. Skrining dapat mengetahui pengaruh buruk, seperti dampak lingkungan yang kurang sehat seperti kontaminasi logam berat, hubungan orang tua dan anak yang kurang baik, penelantaran anak dan perlakuan salah terhadap anak (child abuse and neglect).
30
g. Orang tua dapat dilibatkan dalam skrining dengan cara ,menggunakan instrumen yang di isi oleh orang tua. Tahap – tahap dalam skrining perkembangan anak a. Anamnesis / wawancara medis Tahap pertama skrining adalah melakukan anamnesis yang lengkap, karena kelainan perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan anamnesis yang teliti, penyebabnya dapat dicurigai. b. Skrining gangguan perkembangan anak Pada tahap ini, dianjurkan penggunaan instrumen skrining guna deteksi dini kelainan perkembangan anak. Contoh: menggunakan isntrumen skrining yang dikerjakan oleh tenaga profesional seperti Denver II, CHAT autis, ELMS untuk gangguan bahasa. Dapat juga digunakan instrumen yang dilengkapi oleh orang tua seperti PEDS, MCHAT. c. Evaluasi lingkungn anak Tumbuh kembang anak adalah hasil interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan bio-fisiko-psikososial. Karena itu, untuk deteksi dini, kita jga harus melakukan evaluasi lingkuan anak tersebut. Misalnya, dengan cara melakuakn anamnesisyang cermat atau menggunakan HSQ (Home Screening Questionnaire). d. Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak Tes penglihatan dilakukan pada anak umur kurang dari 3 tahun dengan tes fiksasi, umur 21/2 – 3 tahun dengan kartu gambar Allen, dan diatas umur 3 tahun dengan huruf E. Anak juga diperiksa apakah ada strabismus, keadaan kornea, dan retinanya. Sementara itu, skrinning pendengaran anak dilakukan melalui anamnesis atau tes OAE (Otoacustic Emission) atau BERA (Brainstem Evoked Respon Audiometry). Selain itu dilakukan juga pemeriksaan bentuk telinga, hidung, mulut, dan tenggorokanuntuk mengetahui adanya kelainan bawaan. e. Evaluasi bicara dan bahasa anak Tujuan pemeriksaan ini adalah mengetahui apakah kemampuan anak berbicara masih dalam
batas – batasyang
normal
atau
tidak,
karena
kemampuan
bicara
menggambarkan kemampuan otak, endokrin, ada/tidaknya kelainan pada organ tubuh penunjang bicara (hidung, mulut, pendengaran) stimulas i yang diberikan, emosi anak dan sebagainya. f. Pemeriksaan fisik/morfologi 31
Untuk melengkapi anamnesis, diperlukan pemeriksaan fisik, agar diketahui apabila terdapat kelainan morfologi yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, misalnya berbagai sindrom, penyakit jantung bawaan, atau tanda-tanda penyakit lainnya. g. Pemeriksaan neurologi Pemeriksaan neurologi dimulai dengan melakukan anamnesis mengenai masalah neurologi dan keadaan – keadaan yang diduga dapat mengakibatkan gangguan neurologi,
seperti
trauma
lahir,
persalinan
yang
lama,
asfiksia
berat,
hiperbilirubinemia, dsb. h. Evaluasi penyakait – penyakit metabolik Salah satu penyebab gangguan pada anak adalah penyakit metabolik. Dari anamnesis, daapt dicurigai adanya penyakit metabolik, apalagi jika ada anggota keluarga lain terkena penyakit yang sama. i.
Integrasi dari hasil penemuan
Berdasarkan anamnesis dan semua pemeriksaan diatas, dibuat suatu kesimpulan diagnosis tentang penyimpangan perkembangan. Kemudian di tetapkan penatalaksanaan, jika perlu di rujuk, dan progjosisnya II. 11.
CARA MENCUKUPI KEBUTUHAN ANAK PADA KASUS
Gagal tumbuh: •
Evaluasi awal: anamnesis dan identifikasi penyebabnya
•
Riwayat kelahiran, makanan dan gizi, buang air besar dan buang air kecil, pola pertumbuhan, infeksi berulang
•
Evaluasi lanjut: catatan diet, pemeriksaaan lab
•
Pengobatan: diet pola makan anak, diet kalori tinggi
Terlambat bicara: •
Evaluasi awal: anamnesa dan pemeriksaan fisis untuk identifikasi penyebab
•
Screening awal kemampuan bahasa, tes daya dengar
32
•
Evaluasi lanjut: pemeriksaan audiologi, pemeriksaan yang berkaitan dengan syaraf, pemeriksaan adanya kelainan perilaku anak
•
Diagnosis: tetapkan klasifikasi penyimpangan berbahasa/bicara
•
Pengobatan: konservatif, aktif terhadap keadaan yang akut
.
33
SIMPULAN
34