LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA PASIEN STEMI DI RUANG ICU RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
Disusun Oleh :
IRA FITRIANI NIM. P!!"#$%#%&$
Re'ule( !. A$
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWA KEPERAWATAN SEMARANG SEMARAN G $%"
LAPORAN PENDAHULUAN STEMI
A. PENGERTIAN ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian otot jantung secara
permanen akibat insufisiensi aliran darah koroner oleh proses degeneratif maupun di pengaruhi oleh banyak faktor dengan ditandai keluhan nyeri dada, peningkatan enim jantung dan ST elevasi pada pemeriksaan E!"# STEMI adalah cermin dari pembuluh darah koroner tertentu yang tersumbat total sehingga aliran darahnya benar$benar terhenti, otot jantung yang dipendarahi tidak dapat nutrisi$oksigen dan mati# ST elevasi (ST elevation myocardial infarction % STEMI) merupakan bagian dari spectrum sindrom koroner akut (S!&) yang terdiri dari angina pectoris tak stabil, IM& tanpa elevasi ST, dan IM& dengan elevasi ST# STEMI umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak setelah oklusi thrombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya (Sudoyo, ')# Sindroma koroner akut dengan elevasi segment ST atau disebut juga STEMI ( ST Elevasi Myocard Infarction) adalah oklusi koroner akut dengan iskemia miokard berkepanjangan yang pada akhirnya akan menyebabkan kematian miosit kardiak# !erusakan miokard yang terjadi tergantung pada letak dan lamanya sumbatan aliran darah, ada atau tidaknya kolateral, serta luas *ilayah miokard yang diperdarahi pembuluh darah yang tersumbat (S+M S-+ .arapan !ita, '/)# STEMI ( ST Elevasi Myocard Infarction)merupakan bagian dari sindrom koroner akut yang ditandai dengan adanya elevasi segmen ST# STEMI terjadi karena oklusi total pembuluh darah koroner yang tiba$tiba (0uster, '1)# B. ETIOLOGI STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri
vascular, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok, hipertensi dan akumulasi lipid, selain itu penyebab dari STEMI antara lain 2 +enyempitan arteri koroner nonsklerolik, penyempitan aterorosklerotik, trombus, plak aterosklerotik, lambatnya aliran darah didaerah plak atau oleh viserasi plak, peningkatan kebutuhan oksigen miokardium, penurunan darah koroner melalui yang menyempit, penyempitan arteri oleh perlambatan jantung selama tidur, spasme otot segmental pada arteri kejang otot# C. TANDA DAN GE)ALA
Tanda dan gejala ( TI&S ) adalah 2 3# 4yeri 2
a#
4yeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus$menerus tidak mereda, biasanya diatas region sternal ba*ah dan abdomen bagian atas, ini merupakan
b#
gejala utama# !eparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak
c#
tertahankan lagi# 4yeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk$tusuk yang dapat menjalar ke bahu
d#
dan terus ke ba*ah menuju lengan (biasanya lengan kiri)# 4yeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan
bantuan istirahat atau nitrogliserin (4T")# e# 4yeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher# f# 4yeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening g#
atau kepala terasa melayang dan mual muntah# +asien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena neuropati
yang
menyertai
diabetes
dapat
mengganggu
neuroreseptor
(mengumpulkan pengalaman nyeri)# '# 5aboratorium +emeriksaan Enim jantung 2 a# 6+!$M786+! Isoenim yang ditemukan
pada otot jantung
meningkat antara
9$ jam,
memuncak dalam 3'$'9 jam, kembali normal dalam :$9; jam# b# 5<.8.7<. Meningkat dalam 3'$'9 jam dam memakan *aktu lama untuk kembali normal c# &ST8S"=T Meningkat ( kurang nyata8khusus ) terjadi dalam $3' jam, memuncak dalam '9 jam, kembali normal dalam : atau 9 hari :# E!" +erubahan E!" yang terjadi pada fase a*al
adanya
gelombang T tinggi dan
simetris# Setelah ini terdapat elevasi segmen ST#+erubahan yang terjadi kemudian ialah adanya gelombang >8>S yang menandakan adanya nekrosis# Skor nyeri menurut ?hite 2 % tidak mengalami nyeri# 3% nyeri pada satu sisi tanpa menggangu aktifitas# ' % nyeri lebih pada satu tempat dan mengakibatkan terganggunya aktifitas, mislnya kesulitan bangun dari tempat tidur, sulit menekuk kepala dan lainnya# D. PATOFISIOLOGI
!ejadian infark miokard dia*ali dengan terbentuknya aterosklerosis yang kemudian ruptur dan menyumbat pembuluh darah# +enyakitaterosklerosis ditandai dengan formasi bertahap fatty pla@ue di dalam dindingarteri# 5ama$kelamaan plak ini terus tumbuh ke dalam lumen, sehinggadiameter lumen menyempit# +enyempitan lumen mengganggu aliran darah kedistal dari tempat penyumbatan terjadi (amrakha, ')# 0aktor$faktor seperti usia, genetik, diet, merokok, diabetes mellitustipe II, hipertensi, reactive oAygen species dan inflamasi menyebabkandisfungsi dan aktivasi endotelial# +emaparan terhadap faktor$faktor di atasmenimbulkan injury bagi sel endotel# &kibat disfungsi endotel, sel$sel tidak dapat lagi memproduksi molekul$molekul vasoaktif seperti nitric oAide, yang berkerja sebagai vasodilator, anti$trombotik dan anti$ proliferasi# Sebaliknya,disfungsi endotel justru meningkatkan produksi vasokonstriktor, endotelin$3,dan angiotensin II yang berperan dalam migrasi dan pertumbuhan sel(amrakha, ')# 5eukosit yang bersirkulasi menempel pada sel endotel teraktivasi#!emudian leukosit bermigrasi ke sub endotel dan berubah menjadi makrofag#
fibrosa menutupi ateroma
matur, membatasi
lesi dari
lumen pembuluh darah# +erlekatan trombosit ke tepian ateroma yang kasarmenyebabkan terbentuknya trombosis# Blserasi atau ruptur mendadak lapisanfibrosa atau perdarahan yang terjadi dalam ateroma menyebabkan oklusi arteri(+rice, ')# +enyempitan arteri koroner segmental banyak disebabkan oleh formasi plak# !ejadian tersebut secara temporer dapat memperburuk keadaanobstruksi, menurunkan aliran darah koroner, dan menyebabkan manifestasiklinis infark miokard# 5okasi obstruksi berpengaruh terhadap kuantitasiskemia miokard dan keparahan manifestasi klinis penyakit# =leh sebab itu,obstruksi kritis pada arteri koroner kiri atau arteri koroner desendens kiri berbahaya (Sel*yn, 'C)# +ada saat episode perfusi yang inadekuat, kadar oksigen ke jaringanmiokard menurun dan dapat menyebabkan gangguan dalam fungsi mekanis, biokimia dan elektrikal miokard# +erfusi yang buruk ke subendokard jantungmenyebabkan iskemia yang lebih berbahaya# +erkembangan cepat iskemiayang disebabkan oklusi total atau subtotal arteri koroner berhubungan dengankegagalan otot jantung berkontraksi dan berelaksasi (Sel*yn, 'C)#
Selama kejadian iskemia, terjadi beragam abnormalitas metabolisme,fungsi dan struktur sel# Miokard normal memetabolisme asam lemak danglukosa menjadi karbon dioksida dan air# &kibat kadar oksigen yang berkurang, asam lemak tidak dapat dioksidasi, glukosa diubah menjadi asamlaktat dan p. intrasel menurun# !eadaaan ini mengganggu stabilitas membransel# "angguan fungsi membran sel menyebabkan kebocoran kanal !D danambilan 4aD oleh monosit# !eparahan dan durasi dari ketidakseimbanganantara suplai dan kebutuhan oksigen menentukan apakah kerusakan miokardyang terjadi reversibel (' menit) atau ireversibel (F' menit)# Iskemia yangireversibel berakhir pada infark miokard (Sel*yn, 'C)# !etika aliran darah menurun tiba$tiba akibat oklusi trombus di arterikoroner, maka terjadi infark miokard tipe elevasi segmen ST (STEMI)#+erkembangan perlahan dari stenosis koroner tidak menimbulkan STEMI karena dalam rentang *aktu tersebut dapat terbentuk pembuluh darahkolateral#
kebutuhanoksigen#
+ada 4on
STEMI, trombus
yang
terbentuk
biasanya
tidak menyebabkan oklusi menyeluruh lumen arteri koroner (!alim, '3) Infark miokard dapat bersifat transmural dan subendokardial(nontransmural)# Infark miokard transmural disebabkan oleh oklusi arterikoroner yang terjadi cepat yaitu dalam beberapa jam hingga minimal $; jam#Semua otot jantung yang terlibat mengalami nekrosis dalam *aktu yang bersamaan# Infark miokard subendokardial terjadi hanya di sebagian miokarddan terdiri dari bagian nekrosis yang telah terjadi pada *aktu berbeda$beda(Sel*yn, 'C)# E. PATHWAY
F.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3# i*ayat kesehatan a# i*ayat masuk# 7erapa jam sesak sebelum masuk SG =nset 3' jam# b# i*ayat kesehatan saat ini keluhan pasien, seperti2 sesak, udema, nyeri dada#
c# i*ayat kesehatan keluarga2 tanyakan pada angota keluarganya adakah anggota keluarganya yang mengalami penyakit yang sama dengan pasien saat ini# Serta ri*ayat penyakit lainnya seperti2
!eadaan umum2
•
!esadaran2
•
TTH2 4adi, 4apas, Suhu, Tekanan darah#
a) Mata2 +upilG Bkuran pupilG efleks pupilG !onjungtiva# b) .idung2 3)
g) !ulit2 ?arna, Elastisitas# h) ThoraA2 Inspeksi2 kesimetrisan +alpasi2 nyeri tekan +erkusi2 bunyi &uskultasi2 i) +aru2 !esimetrisan, bunyi napas vesikuler# j) -antung2 letak jantung k) &bdomen2 kesimetrisan, nyeri tekan, massa# b# +emeriksaan penunjang 2 3) +emeriksaan 5aboratorium 2 .ematologi2 Terjadi peningkatan leukosit • 6ardiac enyms2 Terjadi peningkatan enim • ') Elektrokardiografi2
+erubahan pola napas berhubungan dengan infark ditandai dengan sesak#
b#
4yeri berhubungan dengan iskemia dan infark jaringan miokard ditandai dengan keluhan nyeri dada#
c#
"angguan keseimbangan cairan berhubungan dengan penurunan perfusi organ ditandai dengan edema#
d#
+erubahan pola nutrisi berhubungan dengan kondisi yang mempengaruhi masukan nutrisi8peningkatan kebutuhan metabolik ditandai dengan kelebihan berat badan#
e#
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen ditandai dengan kelemahan dalam aktivitas #
f#
&nsietas berhubungan dengan ancaman kehilangan8kematian ditandai dengan ketakutan, gelisah dan perilaku takut#
C# Intervensi a#
Intervensi untuk diagnose gangguan n-e(i# Tujuan2 Menyatakan nyeri berkurang atau hilang#
!riteria hasil2 3) Menyatakan nyeri dada terkontrol dalam *aktu : hari# ') Mendemonstrasikan penggunaan teknik relaksasi dalam *aktu 3 hari# :) Menunjukkan menurunnya tegangan, rileks dan mudah bergerak dalam *aktu : hari# Intervensi2 3) !aji lokasi, karakter, dura durasi, dan intensitas, nyeri, dengan menggunakan skala nyeri (tidak nyeri) sampai 3 (nyeri hebat)# !aji gejala berkaitan, seperti mual dan diaporesis# ') !aji dan catat T< dan 0- dengan episode nyeri# T< dan 0j dapat meningkat karena randsang simpatis atau menurun karena iskemia dan fungsi jantung menurun# :) 7erikan obat nyeri yang diprogramkan (biasanya morfin sulfat)2 catat kualitas pengurangan nyeri dengan menggunakan skala nyeri, dan tentukan interval *aktu danri pemberian sampai penghilangan nyeri# 9) Tenangkan pasien selama episode nyeriG temani pasien bila mungkin# C) =bservasi dan laporkan efek samping dari obat nyeri2 hipotensi, 0+ lambat, sulit miksi# ) 7erikan =' sesuai program, biasanya '$9 58menit per kanula nasal# 1) Siapkan pasien untuk pindah B+!# (Bnit +era*atan !ritis) b# Intervensi untuk diagnosa '*n''u*n esei/+*n'*n ele0(1li0. Tujuan2 Mempertahankan keseimbangan cairan dalam 3 hari dibuktikan dengan T< dalam batas normal# !riteria hasil2 3) Tidak ada distensi vena perifer8vena dan edema dependen
') +aru bersih dan berat badan stabil# Intervensi2 3) &uskultasi bunyi nafas untuk adanya krekels# ') 6atat
+ertahankan pemasukan total cairan ' ml8'9 jam dalam toleransi kardiovaskuler#
) 7erikan diet natrium rendah8minuman# 1)
7erikan diuretic, contoh furosemid (5aiA)G hidralain (&presoline)2 spironolakton dengan hidronolakton (&ldactone)#
;) +antau kalium sesuai indikasi#
b# Intervensi dari 2e(u+*h*n 21l* nu0(isi 2 Tujuan2 Meningkatkan nutrisi yang seimbang bagi pasien# !riteria hasil2 setelah pera*atan menyatakan berat badan berkurang dalam *aktu 3 minggu# Intervensi2 3) !aji nutrisi secara kontinu, selama pera*atan setiap hari, perhatikan tingkat energyG kondisi kulit, kuku, rambut, rongga mulut, keinginan untuk makan8anoreksia# ') Timbang berat badan setiap hari dan bandingkan dengan berat badan saat penerimaan#
:)
9) -amin penampungan akurat dari specimen (urine, feses, drainase) untuk pemeriksaan keseimbangan nitrogen# C) 7erikan larutan nutrisi pada kecepatan yang dianjurkan melalui alat control infuse sesuai kebutuhan# &tur kecepatan pemberian per jam sesuai anjuran# -angan meningkatkan kecepatan untuk mencapaiJ# ) !etahui kandungan elektrolit dari larutan nutrisional# 1)
-ad*alkan aktivitas dengan istirahat# Tingkatkan teknik relaksasi#
c# Intervensi dari in01le(*nsi *0i3i0*s 2 Tujuan2 mendemontrasikan peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur# !riteria hasil2 melaporkan tidak adanya angina8terkontrol dalam rentang *aktu selama pemberian obat# Intervensi2 3) +antau pasien terhadap tanda intolenransi aktivitas, dan minta pasien untuk merentang aktivitas dan yang diprogramkan# ')
Mati dan laporkan gejala$gejala curah jantung menurun atau gagal jantung2 T< menurun, ekstremitas dingin, oliguria, nadi perifer menurun, 0- meningkat#
:) +antau M K . dan *aspadai haluaran urine : ml8jam# &uskultasi lapang paru setiap dua jam terhadap krekels, yang dapat terjadi pada retensi cairan dengan gagal jantung# 9) +alpasi nadi perifer pada interval sering# ?aspadai ketidakteraturan dan penurunan amplitude, yang merupakan sinyal gagal jantung# C)
7erikan =' dan obat$obatan sesuai program#
) Selama periode akut dari curah jantung menurun dan sesuai program, dukung pasien dalam mempertahankan tirah baring dengan mempertahankan barang$ barang milik pribadi dalam jangkauan, member situasi yang tenang, dan batasi pengunjung untuk memastikan periode istirahat tanpa gangguan# 1)
7antu pasien untuk menggunakan pispot bila ke kamar mandi diiinkan#
;)
7antu pasien melakukan latihan rentang gerak pasif atau dibantu seperti ditentukan oleh toleransi aktivitas dan keterbatasan aktivitas# !onsul dengan dokter tentang tipe dan jumlah latihan di tempat tidur yang dapat dilakukan bila kondisi pasien membaik#
/) 7ila tepat, ajarkan pasien mengukur 0- sendiri untuk mengukur toleransi latihan# 3) +astikan pasien menjalani istirahat tanpa gangguan L/ menit# encanakan aktivitas yang sesuai#
4.
Intervensi untuk diagnosa *nsie0*s Tujuan2 mengidentifikasi dan mengenal perasaan pasien# !riteria hasil2 menyatakan penurunan ansietas8takut# Intervensi2 3)
Identifikasi dan ketahui persepsi pasien terhadap ancaman8situasi#
')
6atat adanya kegelisahan, menolak dan menyangkal mengikuti program medis#
:)
Mempertahankan kepercayaan#
9)
!aji tanda verbal8nonverbal kecemasan dan tinggal dengan pasien# 5akukan tindakan bila pasien menunjukkan perilaku merusak#
C)
Terima tetapi jangan diberi penguatan terhadap penggunaan penolakan# .indari konfrontasi#
)
=rientasikan pasien atau orang terdekat terhadap prosedur rutin dan aktivitas yang di harapkan# Tingkatkan partisipasi bila mungkin# -a*ab semua pertanyaan secara nyata# 7erikan informasi konsistenG ulangi sesuai indikasi#
1)
&njurkan pasien atau orang terdekat untuk mengkomunikasikan dengan seseorang, berbagi pertanyaan dan masalah#
;)
7erikan periode istirahat atau *aktu tidur tidak terputus, lingkungan tenang, dengan tipe kontrol pasien, jumlah rangsangan eksternal#
/)
3) 7erikan privasi untuk pasien dan orang terdekat# 33)
DAFTAR PUSTAKA
7runner K Suddarth# ''# Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2# -akarta2 E"6#
6arpenito, 5ynda -uall# 3///# encana !s"han dan #ok"mentasi Keperawatan.-akarta2E"6#
!o*alak, ?elsh#''# B"k" !%ar &atofisiolo'i# -akarta2 E"6#
eeves, 6harlene -#, dkk# '3# Keperawatan Medikal Bedah# -akarta2 Salemba Medika