Laporan Pendahuluan
Gangguan Proses Pikir Waham
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. (Budi Anna Keliat,1999).
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataannya atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya, biarpun dibuktikan kemustahilannya (Maramis,W.F,1995)
Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat dibuktikan dalam kenyataan (Harold I, 1998).
Proses Terjadinya Masalah
Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya suatu masalah terdiri dari : Pertama adalah Faktor Genetik, faktor genetik ini terlibat dalam perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama. Kedua adalah Faktor Bioligi meliputi: Gangguan tumbuh kembang,terdapat lesi pada korteks frontal, temporal dan limbik. Yang ketiga adalah Faktor Psikologis seperti: Ibu pengasuh yang cemas/over protektif, tidak sensitif, Hubungan dengan ayah tidak dekat/perhatian yang berlebihan dan Konflik perkawinan, Sosial budaya, Kemiskinan, Ketidakharmonisan sosial dan Stress yang menumpuk.
Faktor Presipitasi
Faktor Presipitasi yang menyebabkan terjadinya suatu masalah terdiri dari: Pertama adalah Stressor sosial budaya seperti terjadinya Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas keluarga, perpisahan dengan orang yang paling penting, atau diasingkan dari kelompok. Kedua adalah Faktor Biokimia Penelitian tentang pengaruh dopamine, inorefinefrin,zat halusinogen diduga berkaitan dengan orientasi realita. Ketiga adalah Faktor Psikologi: Intensitas kecemasan yang ekstrim dan menunjang disertai terbatasnya kemampuan mengatasi masalah memungkinkan berkurangnya orientasi realiata.
Jenis
Jenis-Jenis Waham, Meliputi :
Waham Kebesaran: Individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus yang diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
Waham Curiga: Individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mencederai dirinya dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan
Waham Agama: Individu memiliki keyakinan terhadap terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
Waham Somatic: Individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Waham Nihilistik: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
Waham Kontrol Pikir: Keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan di luar dirinya.
Fase-Fase
Menurut Yosep (2009), proses terjadinya waham meliputi 6 fase, yaitu :
Fase Of Human Need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara realiti dengan self ideal sangat tinggi.
Fase Lack Of Self Esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self idealdengan self reality (keyataan dengan harapan) serta dorongn kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya.
Fase Control Internal External
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan keyataan, tetapi menghadapi keyataan bagi klien adalah suatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal.Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar.
Fase Envinment Support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma (super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
Fase Comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien sering menyendiri dan menghindari interaksi sosial (isolasi sosial).
Fase Improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain.
Rentang Respon Neurobiologist
Adapun rentang respon manusia terhadap stress yang menguraikan tentang respon gangguan adaptif dan malladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut ( stuart dan sundeen, 1998 hal 302) :
Respon Adaptif Respon Maldaptif
Pikiran Logis Proses Pikir GPP: Waham
Persepsi Akurat Kadang Ilusi PSP : Halusinasi
Emosi Konsisten Emosi +/- Kerusakan Emosi
Perilaku Sesuai Prilaku Tidak Sesuai Prilaku Tidak Sesuai
Hubungan Sosial Menarik Diri Isolasi Sosial
Dari rentang respon neurobiologis diatas dapat dijelaskan bila individu merespon secara adaptif maka individu akan berfikir secara logis. Apabila individu berada pada keadaan diantara adaptif dan maladaptif kadang-kadang pikiran menyimpang atau perubahan isi pikir terganggu. Bila individu tidak mampu berfikir secara logis dan pikiran individu mulai menyimpang maka ia makan berespon secara maladaptif dan ia akan mengalami gangguan isi pikir : waham curiga.
Mekanisme Koping
Mekanisme Koping Dapat Dibedakan Menjadi Dua Yaitu :
Reaksi Yang Berorientasi Pada Tugas: Yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara reakstik tuntunan situasi stress seperti prilaku menyerang dan menarik diri.
Mekanisme Pertahana Ego: Merupakan mekanismne yang dapat membantu mengatasi cemas, jika berlangsung pada tingkat sadar dan melibatkan penipuan diri dan disorientasi realitas, maka mekanisme ini dapat merupakan respon maladaptive terhadap stress. (Anonymous, 2009).
A. Pohon Masalah
Kerusakan Komunikasi Verbal
Gangguan Proses Pikir : Waham Curiga
Regimen Terapeutik In Efektif Harga Diri Rendah (HDR)
Regimen Terapeutik In Efektif
Koping Keluarga In Efektif
B. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji
Kerusakan Komunikasi : Verbal
Data subjektif
Klien mengatakan bahwa orang lain tidak mengerti dengan ucapannya.
Data Objektif
Klien tampak banyak bicara dan mendominasi pembicaraan.
Klien tampak sulit diberi pengertian, hanya mau bicara dengan orang-orang tertentu saja.
Gangguan Proses Pikir : Waham Curiga
Data Subjektif
Klien mengatakan bahwa orang-orang disekitarnya akan mencederai dirinya dan dikatakan berulang-ulang.
Klien mengatakan tidak mau kontak dengan orang lain.
Data Objektif
Klien tampak mondar-mandir tak menentu.
Harga Diri Rendah
Data Subjektif
Klien mengatakan saya tidak mempunyai masa depan lagi.
Klien mengatakan sedih karna kehilangan pekerjaan.
Data Objektif
Ekspresi muka klien tampak sedih dan murung
Klien tampak menatap sebentar kemudian memalingkan muka.
Koping Keluarga In Efektif
Data Subjektif
Klien mengatakan tidak diperhatikan keluarga.
Data Objektif
Keluarga tidak mampu merawat klien.
Regimen Terapeutik In Efektif
Data Subjektif
Kekuarga mengatakan bahwa Klien dirawat untuk yang ke 3 kalinya.
Data Objektif
Diagnosa Keperawatan
Gangguan Proses Pikir : Waham Curiga
Harga Diri Rendah
Koping Keluarga In Efektif
Regimen Terapeutik In Efektif
Kerusakan Komunikasi : Verbal
Rencana Tindakan Keperawatan
Terlampir
Sumber
Stuart Gail.2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa.Jakarta: EGC
Komalasari.Renata.2008.Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta:EGC
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PROSES KEPERAWATAN
Kondisi Klien
Klien mengatakan bahwa orang-orang disekitarnya akan mencederai dirinya dan dikatakan berulang-ulang. Klien mengatakan tidak mau kontak dengan orang lain. Klien tampak mondar-mandir tak menentu.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan Proses Pikir : Waham Curiga.
Tujuan Khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan Keperawatan
Membina Hubungan Saling Percaya Dengan Klien:
Beri salam terapeutik
Perkenalkan diri
Jelaskan tujuan Interaksi
Ciptakan lingkungan yang tenang
Buat kontrak ygJelas [topik, waktu, tempat]
Proses Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan
Orientasi
Salam Terapeutik
"Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya Lia saya mahasiswa dari stikes Abdi Nusantaa Jakarta. Hari ini saya bertugas merawat ibu saya bertugas dari jam 07.00 -14.00. Nama Ibu siapa ? Ibu lebih senang di panggil, apa bu ?"
Evaluasi /Validasi
"Bagaimana perasaan ibu hari ini? Ada keluhan yang ibu rasakan? tampaknya ibu terlihat segar, tetapi apa yang membuat ibu terlihat begitu curiga terhadap saya? Jika ibu tidak keberatan ibu bisa Ceritakan apa yang ibu rasakan ?"
Kontrak
Tujuan Interaksi
"Baik ibu tujuan saya menemui ibu saat ini adalah ingin berbincang-bincang dan mengenal lebih dekat tentang ibu sehingga kita bisa saling kenal, dan dapat meningkatkan hubungan saling percaya antara ibu dan saya."
Topik
"Baiklah bu topik yang akan kita bicarakan tentang membina hubungan saling percaya antara ibu dengan perawat."
Tempat
"Tempatnya di bangku taman ya Bu"
Waktu
"Ibu mau bertemu jam berapa ? Bagaimana jika jam 10.00, tidak lama bu sekitar 20 menit. Bagaimana bu, apakah ibu setuju ?
Kerja
"Baiklah mari kita mulai bu. "Ibu tidak usah meras khawatir karena kita berada ditempat yang aman bu, saya ingin bertanya, ibu sudah berapa lama disini?, ibu masih ingat tidak apa yang menyebabkan ibu di bawa ke sini? Ibu bisa ceritakan apa yang ibu rasakan saat ini ? sekarang coba ibu ceritakan pengalaman yang pernah ibu alami misalnya bagaimana hubungan ibu dan keluarga atau dengan teman-teman ibu seperti apa? Oh jadi ibu selalu merasa bahwa orang-orang disekitar ibu akan mencederai ibu.
Lalu apa yang sudah ibu lakukan untuk mengatasi pikiran tersebut yang datang sewaktu-waktu itu?" Apakah ibu merasa takut di cederai kepada semua orang atau orang tertentu saja? Saya memahami apa yang ibu rasakan dan saya mengerti dengan kondisi ibu saat ini, tapi jika saya boleh menyarankan jika perasaan takut dicederai itu datang ibu bisa katakan kepada diri ibu sendiri bahwa perasaan tersebut bohong dan tidak benar karna semua orang disi menyayangi ibu".
TERMINASI
Evaluasi Respons Klien Berharap Tindakkan Keperawatan Subyektif :
"Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya?"
Obyektif :
"Apakah ibu masih ingat dengan nama ibu sendiri, lalu apakah ibu masih ingat dengan nama saya?. Sekarang coba ibu ceritakan lagi apa yang sudah kita diskusikan tadi. Ya Bagus Bu, rasa berharap ibu lebih bisa mengungkapkan perasaan ibu dan lebih terbuka ya bu".
Rencana tindak lanjut (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang telah dilakukan).
"Baik dari hasil kegiatan kita hari ini kita telah mengetahui bahwa ibu dapat menyebutkan nama ibu dan ibu juga sudah bisa menceritakan perasaan curiga yang ibu alami. Saya berharap setiap ibu bertemu dengan saya dan saat memerlukan bantuan saya, ibu mau memanggil saya, sehingga selama ibu di sini dapat bekerjasama dengan saya dan perawat lainnya, sehingga mempercepat proses kesembuhan ibu".
Kontrak Topik Yang Akan Datang :
Topik : "Besok kita akan berdiskusi membahas apakah perasaan curiga yang ibu miliki mengganggu aktivitas ibu sehari-hari.? Apa kah ibu bersedia?
Waktu : "Untuk waktunya, ibu mau bertemu jam berapa, bagaimana jika jam 10.00, tidak lama bu hanya 20 menit".
Tempat : "Tempatnya di bangku taman., Bagaimana bu apakah ibu setuju?. Baiklah bu saya permisi dulu."
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA
Di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa
Nama : Ruangan : No. RM :
IMPLEMENTASI TINDAKKAN KEPERAWATAN
EVALUASI
Tgl : 18 September 2014
Jam : 08:00
DS :
Subyektif:
Klien mengatakan merasa senang dan nyaman.
DO :
Klien mampu menyebutkan nama
Diagnosis Keperawatan : Gangguan Proses Pikir :Waham Curiga.
Tindakan Keperawatan :
Membina Hubungan Saling Percaya Dengan Klien.
Rencana Tindak Lanjut :
Beri salam terapeutik
Perkenalkan diri
Jelaskan tujuan Interaksi
Ciptakan lingkungan yang tenang
Buat kontrak ygJelas [topik, waktu, tempat]
S : Klien mengatakan merasa senang dan nyaman
O : Klien mampu menyebutkan nama
A : klien mampu membina hubungan saling percaya
P : Anjurkan klien
Masukkan ke jadwal
JADWAL KEGIATAN HARIAN
Nama :
Ruang :
No
Jam
Kegiatan
Tanggal Kegiatan
Ket
1
05.00-06.00
2
06.00-07.00
3
07.00-08.00
4
08.00-09.00
5
09.00-10.00
6
10.00-11.00
7
11.00-12.00
8
12.00-13.00
9
13.00-14.00
10
14.00-15.00
11
15.00-16.00
12
16.00-17.00
13
17.00-18.00
14
18.00-19.00
15
19.00-20.00
16
20.00-21.00
17
21.00-22.00
18
22.00-23.00
19
23.00-24.00
20
24.00-01.00
21
01.00-02.00
22
02.00-03.00
23
03.00-04.00
24
04.00-05.00
25
05.00-06.00
KETERANGAN :
Isi kolom tanggal kegiatan dengan :
M : Jika melakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain
B : Jika melakukan dengan bantuan orang lain
T : Jika tergantung penuh pada orang lain
Tuliskan di kolom keterangan jika melakukan atau dengan bantuan serta kendalanya
BIOSTATISTIK
UJI ANOVA, UJI T INDEPENDENT
DAN UJI CHI-SQUARE
DISUSUN OLEH
ROBI NUR APRIANSYAH
120106017
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA
2013/2014