LAPORAN PENDAHULUAN KEHAMILAN DENGAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) DI PUSKESMAS SEWON I
Oleh: Nurul Hidayati !" ##$!
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKUL%AS ILMU KESEEHA%AN UNI&ERSI%AS UNI&ER SI%AS RESPA R ESPA%I %I 'OG'AKAR%A #"
LAPORAN PENDAHULUAN A. DEFINISI
Infeksi
saluran
kemih
(ISK)
didefinisikan
sebagai
adanya
mikroorganisme dalam urin. Hal itu juga disebut bakteriuria, bakteriuria merupakan dapat disebut juga pertumbuhan mikroorganisme murni lebih dari 10!ml urin ("ulianto, #00$). Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya in%asi mikroorganisme pada saluran kemih (&ofriaty, #010). Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi di sepanjang traktus urinarius, yaitu ginjal, ureter, %esi'a urinaria, dan uretra yang ditandai dengan ditemukannya mikroorganisme patogen di dalam urin (Stamm, #001). ari definisi diatas dapat diambil kesimpulan baha ISK merupakan adanya mikroorganisme dalam saluran kemih. B. E%IOLOGI
*anita lebih rentan terkena ISK daripada pria, karena uretra anita
lebih pendek dibandingkan pria. +anjang uretra anita ,-'m,
sedangkan pria #0 'm (Snell, 1$$-). aka, anita mempunyai risiko lebih besar mengalami as'ending infe'tion dari daerah perineum dan sekitarnya, terutama oleh /. 'oli (inden, #00). /tiologi dari bakteriuria tidak berbeda antara ibu hamil dan tidak hamil. Kebanyakan adalah golongan kuman koliform seperti /s'heri'hia 'oli, Klebsielladan /nteroba'ter. Kelompok ini menduduki tempat utama sebagai penyebab dari infeksi saluran kemih, akan tetapi dari ketiga spesies kuman tersebut, /. 'oliyang menduduki tempat teratas dan dapat ditemukan pada sekitar 2-03 kasus2kasus.
C. PA%OFISIOLOGI
+ada infeksi dan inflamasi dapat menginduksi kontraksi uterus. 4anyak mikroorganisme dapat menghasilkan fosfolipid 5# dan 6 sehingga meningkatkan konsentrasi asam arakidonat se'ara lokal dan pada
gilirannya dapat menyebabkan pelepasan +782# dan +7/2# sehingga terjadi kontraksi miometrium uterus. Selain itu pada keadaan infeksi terdapat juga produk sekresi dari makrofag ! monosit berupa interleukin 1 dan , sitokin, tumor nekrosis fa'tor yang akan juga menghasilkan sitokin dan prostaglandin. 9mumnya bakteri yang menyebabkan terjadinya infeksi berasal dari tubuh penderita sendiri. 5da 'ara terjadinya infeksi yaitu : 1. elalui aliran darah yang berasal dari usus halus atau organ lain ke bagian saluran kemih. #. +enyebaran melalui saluran getah bening berasal dari usus besar ke buli2 buli atau ke ginjal. . Se'ara asendens yaitu migrasi mikroorganisme melalui saluran kemih yaitu urethra, buli2buli, ureter lalu ke ginjal. 4erdasarkan pengalaman klinis dan per'obaan, 'ara asendens ini adalah 'ara yang banyak dalam penyebaran infeksi. Sebagai faktor predisposisi adalah urethra anita yang pendek dan mudahnya terjadi kontaminasi yang berasal dari %agina dan re'tum
D. PA%HWA'
E. MANIFES%ASI KLINIS
7ejala2gejala disuria,
infeksi
kadangkadang
saluran
merasa
kemih antara
panas
ketika
lain, polakisuria,
berkemih,
dan
nyeri
suprapubik. &amun, gejalagejala klinis ini tidak selalu ditemukan pada penderita ISK. enurut penelitipeneliti terdahulu, sebagian besar kasus ISK adalah ISK asimtomatis, sehingga ISK tidak terdiagnosis.
+olakisuria terjadi akibat kandungan kemih tidak dapat menampung urin lebih dari 00 m karena mukosa yang meradang sehingga sering ke'ing. Stranguria yaitu ken'ing yang susah dan disertai kejang otot pinggang yang sering ditemukan pada sistitis akut. ;enesmus ialah rasa nyeri dengan keinginan mengosongkan kandung kemih meskipun telah kosong. &okturia ialah 'enderung sering ken'ing pada malam hari akibat kapasitas kandung kemih menurun. itemukan juga enuresis nokturnal sekunder yaitu mengompol pada orang deasa, prostatimus yaitu kesulitan memulai ken'ing dan kurang deras arus ken'ing. &yeri uretra, kolik ureter dan ginjal (;essy dkk , #00<). 7ejala klinis infeksi saluran kemih sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfek si sebagai berikut: (;essy dkk , #00<). 1.
+asien infeksi saluran kemih bagian baah, keluhan pasien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra seaktu ken'ing dengan air kemih sedikit sedikit serta rasa tidak enak di daerah suprapubik.
#.
+asien infeksi saluran kemih bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri di pinggang.
F. PEMERIKSAAN PENUNANG 1. 4iakan air kemih
ikatakan infektif positif apabila air kemih tampung porsi tengah : biakan kuman positif dengan jumlah kuman =!> 10!ml, # kali berturut2turut. 5ir kemih tampung dengan pungsi buli2buli suprapubik : setiap kuman pathogen yang tumbuh pasti infektif. +embiakan urin melalui pungsi suprapubik digunakan sebagai gold standar . 2. ugaan infeksi :
+emeriksaan air kemih : ada kuman, piuria, torak leukosit. 9ji kimia : ;66, katalase, glukosuria, leukosit esterase test, nitrit test. 3. Urinalisis a.
eukosituria atau piuria : positif bila terdapat lebih dari leukosit ! +4 sediment air kemih.
b. Hematuria : positif bila terdapat ? 10 eritrosit ! +4 sediment air
kemih. 4. +emeriksaan 9ltrasonografi (9S7) ginjal untuk mengetahui kelainan
struktur ginjal dan kandung kemih. 5. +emeriksaan iksio Sisto 9retrografi ! S9 untuk mengetahui adanya
refluks. 6. +emeriksaan +ielografi Intra @ena (+I@) untuk men'ari latar belakang
infeksi saluran kemih dan mengetahui struktur ginjal serta saluran kemih. G. KOMPLIKASI 1. Sistitis Komplikasi bakteriuria pada kehamilan berupa sistitis, yang
berkisar antara 0,3 2 1,3. aporan mengenai sistitis pada kehamilan sangat kurang. okalisasi infeksi bakterial pada sistitis adalah tra'tus urinarius bagian baah. 4elum jelas kapan sistitis dapat berlanjut dengan meningkatnya lahir prematur, lahir berat badan rendah atau pielonefritis. iagnosis pada penderita sistitis dapat ditegakkan dengan adanya keluhan disuria, hematuria, sering miksi atau merasa tidak enak pada daerah suprapubi'. Sistitis sering berulang timbul pada kehamilan namun tanpa adanya gejala infeksi. +emeriksan urine sering positif dengan piuria dan bakteriuria. "ang terbaik adalah biakan urine, sebab 103 sampai 13 piuria pada kehamilan terjadi tanpa gejala infeksi. 2. +ielonefritis akut +ada kehamilan terdapat sebanyak 1 3 2# 3
pielonefritis akut. Insiden pada populasi ber%ariasi dan tergantung pada pre%alensi 5S4 dalam komunitas dan penderita se'ara rutin diberi pengobatan pada 5S4. *anita dengan riayat pielonefritis, malformasi saluran
kemih
atau
batu
ginjal
meningkatkan
risiko
terjadinya
pielonefritis. +enelitian prospe'ti%epada anita dengan pielonefritis, di antaranya A3 terjadi pada antepartum, -3 pada intrapartum dan 1$3 terjadi pada postpartum. +ada antepartum $3 terjadi pada trimester pertama, < 3 terdapat pada trimester kedua dan <3 terdapat pada trimester ketiga. enurut Harris dengan pemeriksaan penyaring rutin dan
pengobatan pada 5S4 dapat menekanpielonefrits dari <3 mejadi 0,-3 7ejala dan tanda klinis pada pielonefritis akuta, temasuk demam, menggigil, sakit, mual dan muntah, sepsis, insufisiensi pernafasan dan gejala yang konsisten dengan sistitis. iagnosis perlu dikonfirmasikan dengan biakan urine. 4iakan urine setelah pengobatan dengan antibiotika, hasilnya menjadi negatif. itemukannya 1, # bakteri per lapangan pandang besar pada urine dari kateterisasi, #0 bakteri dari penampungan urine atau 100,000 'fu ! ml dari biakan urine adalah bermakna. Komplikasi pielonefritis pada kehamilan terutama disebabkan endotoksin yang menyebabkan kerusakan jaringan. Seringkali se'ara bersamaan terjadi kerusakan pada beberapa organ. Sejumlah 10 3 2 1 3 pielonefritis pada kehamilan dengan bakteriemia, manifestasi ke septi' sho'k. Kehamilan dengan sepsis dan demam tinggi menyebabkan 'ardia' outputturun. Insufisiensi pernafasan terdapat #32-3 pada pielonefritis pada kehamilan, hal ini disebabkan oleh karena. toksin dari bakteri dapat mengubah permeabilitas membrane al%eoli2kapiler dan menyebabkan edema pada paru2paru. 7ejala klinis berupa sesak nafas, nafas 'epat, kekurangan oksigen, edema paru atau respiratory distress syndrome., denyut nadi meningkat 110 B ! menit atau lebih, suhu badan meningkat lebih dari $0 6, nafas 'epat lebih #- B per menit. 3. isfungsi ginjal terdapat pada #3 kehamilan. isfungsi ini dapat dilihat
dari 'reatinine 'learen'ekurang dari -0 ml!menit, setelah beberapa hari dapat normal kembali.
5nemia, ditemukan pada #323 kehamilan
dengan pielonefritis. 5nemia hemolitik timbul karena lipopolisakharida kuman yang dapat merusak membran sel darah merah. +ielonefritis antepartum pada kehamilan perlu diberi antibiotika yang mempunyai khasiat terhadap bakteri yang menyebabkan infeksi saluran kemih. H. PENA%ALAKSANAAN MEDIS
;ujuan
dan
pengobatan infeksi
saluran
kemih
adalah untuk
menurunkan morbiditas berupa simptom, pengangkatan bakteri penyebab,
men'egah agar tidak terjadi rekurensi dan k erusakan struktur orga n saluran kemih (CuniDaf, et al .,1$$<). 4erikut ini adalah deskripsi beberapa agen antimikroba yang umum digunakan dalam terapi infeksi saluran kemih: 1. Siprofloksasin Ebat golongan kuinolon ini bekerja dengan menghambat &5 gyrase sehingga sintesa &5 kuman terganggu. Siprofloksasin terutama aktif terhadap
kuman
7ram
negatif
termasuk
Salmonella,
Shigella,
Kampilobakter, &eiseria, dan +seudomonas . Ebat ini juga aktif terhadap kuman 7ram positif seperti Str. pneumonia dan Str. fae'alis, tapi bukan merupakan obat pilihan utama untuk +neumonia strepto'o''us (5nonim, #00- ). #. ;rimetropim 2SulfametoksaDol (kotrimoksaDol) SulfametoksaDol dan trimetoprim digunakan dalam bentuk kombinasi karena sifat sinergisnya. Kombinasi keduanya menghasilkan
inhibisi
enDim berurutan pada jalur asam folat (5nonim, #00-). ekanisme kerja sulfametoksaDol dengan mengganggu sintesa asam folat bakteri dan pertumbuhan leat penghambat pembentukan asam dihidrofolat dari asam para2aminobenDoat. an mekanisme kerja trimetoprim adalah menghambat reduksi asam dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat (;jay dan Faharja , #00A). 4. 5moksisillin
5moksisilin yang termasuk antibiotik golongan penisilin bekerja dengan 'ara menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba. ;erhadap mikroba yang sensitif, penisilin akan menghasilkan efek bakterisid (;jay dan Fahardja, #00A) . 5moksisillin merupakan turunan ampisillin yang hanya berbeda pada satu gugus hidroksil dan memiliki spektrum antibakteri yang sama. Ebat ini diabsorpsi lebih baik bila diberikan per oral dan menghasilkan kadar yang lebih tinggi dalam plasma dan jaringan (5nonim, #00-). 5. 6eftriaBon
Seftriakson merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga. 4erkhasiat bakterisid dalam fase pertumbuhan kuman, berdasarkan penghambatan sintesa peptidoglikan yang diperlukan kuman untuk ketangguhan dindingnya (;jay dan Fahardja, #00A). Seftriakson memiliki aktu paruh yang lebih panjang dibandingkan
sefalosprin yang lain
sehingga 'ukup diber ikan satu kali sehari. Ebat ini diindikasikan untuk infeksi berat seperti septikemia, pneumonia, danmeningitis (5nonim, #00-). 6. 7entami'in
7entamisin merupakan aminoglikosida yang paling banyak digunakan. Spektrum anti bakterinya luas, tetapi tidak ef ektif tehadap kuman anaerob (5nonim, #00-). 7. 5mpisilin
5mpisilin adalah antiseptik infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronkitis kronis, salmonelosis in%asif da n gonore (5nonim, #00-). 5mpisilin efektif terhadap beberapa mikroba gram 2negatif dan
tahan
asam, sehingga dapat diberikan per oral (Istiantoro dan 7an, #00) I.
PENGKAIAN a.
+emerikasaan fisik: dilakukan se'ara head to toe
b. Fiayat atau adanya faktor2faktor resiko: 1) 5dakah riayat infeksi sebelumnyaG 2) 5dakah riayat obstruksi pada saluran kemihG c.
5danya faktor predisposisi pasien terhadap infeksi noso'omial 1) 4agaimana dengan pemasangan folley kateter G 2) Imobilisasi dalam aktu yang lama G 3) 5pakah terjadi inkontinensia urineG
d. +engkajian dari manifestasi klinik infeksi saluran kemih 1) 4agaimana
pola
berkemih
pasienG
untuk
mendeteksi
fa'tor
predisposisi terjadinya ISK pasien (dorongan, frekuensi, dan jumlah) 2) 5dakah disuriaG 3) 5dakah urgensiG
4) 5dakah hesitan'yG 5) 5dakah bau urine yang menyengatG 6) 4agaimana
haluaran %olume
orine, arna
(keabu2abuan)
dan
konsentrasi urineG 7) 5dakah nyeri2biasanya suprapubik pada infeksi saluran kemih bagian baah G 8) 5dakah nyesi pangggul atau pinggang2biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas G 9) +eningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas. e.
+engkajian psikologi pasien: 1) 4agaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan
yang telah dilakukanG 2) 5dakakan
perasaan
malu
penyakitnya. J.
DIAGNOSA KEPERAWA%AN
atau
takut
kekambuhan
terhadap
K. IN%ER&ENSI