LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN OTITIS EKSTERNA
Oleh :
NGAKAN RAKA SAPUTRA NIM. P07120214036
DIV KEPERAWATAN TK. III SEMESTER V
KEMENTERIAN KESEHATAN REPULIK INDONESIA POLITEKNIK POLITEKNI K KESEHAT KE SEHATAN AN DENPASAR !URUSAN KEPERAWATAN 2016
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN OTITIS EKSTERNA
I. KONSEP DASAR PEN"AKIT A. Pe#$e%&'(# Otitis eksterna adalah suatu peradangan pada liang telinga luar,
baik akut maupun kronis, yang biasanya dihubungkan dengan infeksi sekunder oleh bakteri dan atau jamur yang menyertai maserasi kulit dan jaringan subkutan. Otitis eksterna terbagi menjadi otitis eksterna superfisialis dan otitis eksterna profunda atau otitis eksterna akut (Dhingra, 2008). Otitis Eksterna adalah radang liang telinga, baik akut maupun kronis disebabkan oleh bakteri dapat terlogalisir atau difus, telinga rasa sakit. aktor ini menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa. !eadaan ini menimbulkan trauma lo"al yang mengakibatkan bakteri masuk melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat. #akteri patogen pada otitis eksterna akut adalah pseudomonas ($% &), strepokokus (22&), stafilokokus aureus (%'&) dan bakteroides (%%&). stilah otitis eksterna akut meliputi adanya kondisi inflasi kulit dari liang telinga bagian luar. (astrodininggrat, 200*) Otitis Eksterna adalah infeksi atau inflamasi mukosa pada telinga luar (meatus akustikus eksternus). Dapat bersifat akut atau kronis. #iasanya penyakit ini diderita oleh orang+orang yang banyak beraktiitas di air seperti pada perenang. Otitis Eksterna adalah radang telinga eksterna. (!amus saku !edokteran DO-/D. 2002) Otitis eksterna adalah radang telinga akut maupun kronik yang disebabkan bakteri. ering kali timbul dengan penyebab lain seperti jamur, alergi, atau irus. (!apita elekta !edokteran, 2001).
. E&')l)$' *Pe#+e,(, 1. !uman penyebab
terbanyak
psedomonas aeruginosa.
ialah
Streptococcus
aureus dan
2. Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen penyebab yang laim pada otitis eksterna maligna, meskipun sangat jarang juga dapat dijumpai S. aureus, Proteus dan Aspergillus 3. 3redisposisi a. aktor endogen !eadaan umum yang buruk akibat anemia, hipoitaminosis, diabetes mellitus, atau alergi,
imunodefisiensi, dan
irigasi
telinga. Diabetik (40 & ), diabetik merupakan faktor resiko utama berkembangnya otitis eksterna maligna. 5askulopati pembuluh darah ke"il dan disfungsi imun yang berhubungan dengan diabetik merupakan penyebab utama predisposisi ini. erumen pada pasien diabetik mempunyai p6 yang tinggi dan menurunnya konsentrasi lisosim mempengaruhi aktifitas antibakteri lokal.7idak perbedaan antara D tipe dan . b. aktor eksogen %) 7rauma karena tindakan mengorek telinga. 2) uasana lembab, panas, atau alkalis didalam /E(eatus /kustikus Eksternus). 1) 9dara yang lembab dan panas menyebabkan oedema pada stratum korneum kulit /E, sehingga menurunkan resistensi kulit terhadap infeksi. $) !elembaban kulit yang
tinggi
setelah
berenang:mandi
menyebabkan maserasi. ') #entuk /E yang tidak lurus menyulitkan penguapan dan mengakibatkan kulit /E lebih sering dalam keadaan lembab. *) !eadaan+keadaan tersebut menimbulkan rasa gatal yang mendorong penderita mengorek telinga, sehingga trauma yang timbul akan memperhebat perjalanan infeksi.(astrodininggrat, 200*) -. Kl('/'(' O&'&' E&e%#( enurut . ;arr se"ara klinik otitis eksterna terbagi< %. Otitis Eksterna -ingan< kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga menyempit. 2. Otitis Eksterna edang< liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan eksudat positif. 1. Otitis Eksterna !omplikasi< 3ina:3eriaurikuler eritema dan bengkak.
$. Otitis Eksterna !ronik< !ulit liang telinga:pina menebal, keriput, eritema positif. Otitis eksterna diklasifikasikan atas < %. Otitis eksterna akut Otitis eksterna akut dibagi menjadi dua, yaitu < a. Otitis eksterna sirkumskripta 7erdapat pada %:1 luar Meatus Acusticus Eksternus (/E) mengandung adneksa kulit < folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar serumen. 3ada tempat itu dapat terjadi furunkel b. Otitis eksterna difus #iasanya mengenai 2:1 dalam Meatus Acusticus Eksternus (/E) 2. Otitis eksterna kronik Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan ditandai oleh terbentuknya jaringan parut (sikatriks). /danya sikatriks menyebabkan liang telinga menyempit 1. Otomitosis nfeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah tersebut. =ang tersering ialah jamur aspergilus. !adang+kadang ditemukan juga kandida albi"ans atau jamur lain. >ejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga tetapi sering pula tanpa keluhan. (osialisman dan 6elmi, 200?).
D. P(&)/'')l)$' aluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan "ara
membuang sel+sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. embersihkan saluran telinga dengan "otton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel+sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana. 3enimbunan sel+sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. !ulit yang basah dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur. nfeksi oleh kuman pada kulit disepertiga luar liang telinga yang mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen membentuk furunkel. tadium prainflamasi timbul bila
lapisan lipid meatus akusti"us eksternus terlepas karena lembab atau trauma menimbulkan edema epitel skuamosa. !eadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan "airan eksudat. -asa gatal memi"u terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri. 3roses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa nyaman dalam telinga. elain itu, proses infeksi akan mengeluarkan "airan : nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran. Otitis eksterna seringkali ditunjukkan adanya infeksi bakteri akut dari kulit "analis auri"ularis tapi juga dapat disebabkan adanya infeksi jamur. /danya lekukan pada liang telinga dan adanya kelembaban dapat menyebabkan laserasi dari kulit dan merupakan media yang bagus untuk pertumbuhan bakteri. 6al ini sering terjadi setelah berenang dan mandi. Otitis eksterna ini sering terjadi jika suasana panas dan lembab (@aitman, 200$).
E. Ge(l( Kl'#' %. yeri 2. >angguan pendengaran 1. -asa penuh pada telinga $. >atal '. 7erdapat se"ret yang berbau *. iang telinga tampak bengkak ?. 6iperemis 8. /danya edema . Pee%'((# D'($#)&' %. 7es laboratorium, pemeriksaan kultur dan sensitifitas antibiotik. a. Aumlah leukosit Aumlah leukosit biasanya normal atau sedikit meninggi b. aju endap darah aju endap darah meningkat berariasi dengan rata+rata 8?
mm:jam. aju endap darah dapat digunakan untuk mendukung
diagnosis klinik dari otitis eksternal akut atau keganasan pada telinga yang tidak menyebabkan peningkatan tes ini. ". !imia darah 3asien yang diketahui dengan diabetik perlu pemeriksaan kimia darah untuk menentukan intoleransi glukosa basal. 3asien tanpa riBayat diabetes perlu diperiksa toleransi glukosanya d. !ultur dan tes sensiitas dari liang telinga !ultur dari drainase telinga perlu dilakukan sebelum pemberian antibioti". Organisme penyebab utama otitis eksterna maligna adalah 3. /eruginosa (4' &). Organisme ini anaerobik, gram negatif. pesies pseudomonas mempunyai lapisan mukoid untuk fagositosis. Eksotoksin ( yaitu eksotoksin /, kolagenase, elastase) dapat menyebabkan nekrosis jaringan, dan beberapa strain menghasilkan neurotoksin yang menyebabkan neuropati kranial. 2. -adiologi 3emeriksaan ini penting untuk menentukan adanya osteomielitis, perluasan penyakit, dan respon terapi, antara lain < a. 7e"hnetium 7" 44 metylene diphosphonate bone s"an b. >allium "itrate >a *? s"an ". ndium n %%%+labelled leu"o"yte s"an d. ;7 s"an dan - keduanya berguna untuk memeriksa perluasan inflamasi terhadap anatomi jaringan lunak, pembentukan abses, komplikasi intra"ranial 1. 3emeriksaan sinar C mastoid $. 3emeriksaan otologis '. Otoskopi G. Pe#(&(l((#((# 3emberian analgetik selama $8+42 jam pertama. !ombinasi antibiotik dan kortikosteroid. #ahan anti jamur jika diindikasikan. 3asien dilarang untuk berenang. !lien diingatkan untuk tidak membersihkan kanalis auditorius eksternus sendiri dengan lidi kapas. !apas dapat diolesi jel yang tak larut air dan letakkan di telinga untuk men"egah kontaminasi air. 3asien dapat men"egah infeksi dengan menggunakan preparat antiseptik telinga sehabis berenang. %. Otitis Eksterna irkumskripta (urunkel atau bisul) elakukan aspirasi steril untuk mengeluarkan
nanah.
emberikan salep antibiotik misalnya polymiin # dan ba"itra"in. emberikan asam asetat 2+'& dalam alkohol 2&. elakukan pada
furunkel
(bisul)
yang
berdinding tebal.
3asang drain
untuk
mengalirkan nanah. emberikan analgetik dan penenang. 2. Otitis Eksterna Difus embersihkan liang telinga dengan penghisap atau kapas dengan hati+hati. 3enilaian terhadap sekret, edema dinding kanalis, dan membrana timpani dalam menggunakan alat dalam mengoleskan obat. 3emilihan pengobatan lokal yang sering digunakan adalah ;ortisporin (polimiksin#,
neomisin,
hidrokortison),
"oli
ysin
(kolistin,
neomisin, hidrokortison), pyo"idin (polimiksin #, hidrokortison), asol 6; (as. /setat+nonakues 2&, hidrokortison), dan "hloromy"etin (kloramfenikol).) 1. Otitis Ekterna aligna /Balnya, pembedahan
merupakan
pilihan
utama
untuk
penanganan pasien dengan otitis eksterna nekrotikans. 7etapi sejak ditemukannya aminoglikosida, penisilin sintetik, generasi ketiga ;ephalosporin dan uinolon, maka penggunaan antibiotik merupakan pilihan utama pengobatan. ejak teknik pembedahan pada dasar tulang
tengkorak
berkembang,
beberapa
ahli
otologi
mulai
menggunakan teknik radikal sebagai pilihan terapi. /da tiga aspek dalam pengobatan otitis eksterna nekrotikans. =ang paling penting adalah mengontrol gula darah pada pasien diabetes mellitus.astoidektomi atau reseksi parsial pada dasar tengkorak mungkin diperlukan jika ada gangguan saraf fasial. /ntibiotik sebaiknya diberikan sejak aBal, dalam dosis yang adekuat dan dalam Baktu yang lama. 3engobatan harus "epat diberikan sesuai dengan hasil kultur dan resistensinya. !arena kuman penyebab tersering adalah 3seudomonas aeruginosa, maka diberikan antibiotik dosis tinggi yang sesuai dengan 3seudomonas aeruginosa. ementara menunggu hasil kultur dan resistensi, diberikan golongan fluorouinolone ("iprofloasin) dosis tinggi per oral. 3ada keadaan yang lebih berat diberikan antibiotika parenteral kombinasi dengan antibiotika golongan aminoglikosida yang diberikan selama * F 8 minggu. H. K)l'(' %. !ondritis
2. 3arotitis 1. 3enyempitan saluran telinga $. Otitis kronik '. Defisit pendengaran *. Osteomielitis tulang temporal dan basis kranii ?. !elumpuhan syaraf fasial serta syaraf otak lain 8. !ematian.
PATHWA" !titis eksterna Sirkumskripta
Difus
½ liang telinga
Penggunaan cotton
Mengandung adneksa
Serumen terdorong
Inasi
Penumpukan depan membrani
Furunkel
Air masuk ke telinga (berenang)
Menyumbat liang
Peningkatan ph kulit kanalis
Penurunan pendengaran
Media tumbuh bakteri
Gangguan persepsi
Proses peradangan (infeksi)
Perubahan status kesehatan
($) informasi% kesalahan interpretasi
Defsiensi pengetahu
"aserasi kulit
Resiko Penyebaran
Pengeluaran &at pirogen endogen
#oping tidak efektif Peningkatan se poin di hipotalamus
Ansietas
Menghasilkan mediator kimia (bradikinin% serotinin% histamin)
'osiseptor
ipotalamus
Hipertermi
Medula oblongata #orteks serebri
Nyeri
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKA!IAN %. /namnesa a. dentitas klien b. !eluhan utama #iasanya klien mengeluh adanya nyeri hebat, apalagi jika daun
telinga disentuh. /danya sekret yang keluar dari telinga, kadang+ kadang disertai bau yang tidak sedap. 7erjadi pembengkakan pada liang telinga. 7erjadi gangguan pendengaran dan kadang+kadang disertai demam. 7elinga juga terasa gatal. ". -iBayat penyakit sekarang 7anyakan sejak kapan keluhan dirasakan, apakah tiba+tiba atau perlahan+lahan,
sejauh
mana
keluhan
dirasakan,
apa
yang
memperberat dan memperingan keluhan dan apa usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi keluhan. d. -iBayat penyakit dahulu %) 7anyakan apakah sebelumnya pernah menderita penyakit lain, seperti panas tinggi atau kejang 2) apakah klien sering mengorek+ngorek telinga sehingga terjadi trauma 1) apakah klien sering berenang $) /pakah klien saat dilahirkan "ukup bulan, ##-, apakah ibu saat hamil mengalami infeksi, dll e. -iBayat penyakit keluarga 2. 3emeriksaan fisik a. nspeksi liang telinga, perhatikan adanya "airan atau bau, pembengkakan pada /E, Barna kulit telinga, apakah terdapat benda asing, peradangan, tumor. nspeksi dapat menggunakan alat otoskopik (untuk melihat /E sampai ke membran timpany). /pakah suhu tubuh klien meningkat.
b. 3alpasi akukan penekanan ringan pada daun telinga, jika terjadi respon nyeri dari klien, maka dapat dipastikan klien menderita otitis eksterna sirkumskripta. . DIAGNOSA KEPERAWATAN %. yeri /kut yang berhubungan dengan agen biologis G peradangan.
2. >angguan persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan liang telinga terasa tertutup karena respon inflamasi atau peradangan dan adanya jamur. 1. -esiko penyebaran infeksi berhubungan dengan akumulasi serumen pada liang telinga. $. Defisiensi 3engetahuan berhubungan dengan kurangnya pajanan informasi '. 6ipertermi berhubungan
dengan respon inflamasi, edema, dan
pembengkakan karena bakteri atau jamur *. /nsietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit
-. INTERVENSI KEPERAWATAN
N).
%
D'($#)(
T(# NO-8
Kee%(5(&(#
yeri
akut
berhubungan
I#&e%9e#' NI-8
yang NOC : Pain Level dengan
etelah
diberikan
P('# M(#($ee#&
asuhan
%. akukan pengkajian nyeri
trauma,
respon keperaBatan selama % %0
se"ara komprehensif
inflamasi, edema, dan menit diharapkan nyeri pasien
termasuk lokasi,
pembengkakan karena berkurang
karakteristik, durasi,
bakteri atau jamur.
atau
terkontrol
dengan kriteria hasil< a. engeluhkan nyeri b. Episode nyeri ". Erea yang dipengaruhi d. engerang dan menangis e. Ekspresi Bajah menahan f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p.
nyeri !urang beristirahat /gitasi ritabilitas eringis Diaforesis >elisah !ehilangan fo"us 7ekanan otot !ehilangan nafsu makan ual ntoleransi makanan
!eterangan penilaian O; % H 3arah 2 H #erat 1 H edang $ H -ingan ' H 7idak ada
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi 2. Obserasi reaksi non erbal dari ketidaknyamanan 1. >unakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien $. !ontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pen"ahayaan dan kebisingan '. !urangi faktor presipitasi *. 3ilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal) ?. !aji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan interensi 8. /jarkan tentang teknik non farmakologi 4. #erikan analgetik untuk mengurangi nyeri %0. Ealuasi keefektifan kontrol nyeri
2
>angguan
persepsi K)e#(' T'#$(h L(
%%. 7ingkatkan istirahat -)#'(&')#
sensori
pendengaran Pe#;e#$(%(#
berhubungan liang
telinga
dengan
etelah dilakukan tindakan
terasa keperaBatan selama % %'
tertutup karena respon menit, gangguan persepsi inflamasi
atau sensori pendengaran teratasi
peradangan
dan dengan kriteria hasil <
adanya jamur
%. 3asien bisa mendengar dengan baik
E#h(#ee#& : He(%'#$ De/''&
%. #ersihkan serumen dengan irigasi,
suntion,
spoeling
atau instrumentasi 2. !urangi
kegaduhan
lingkungan. 1. /jari
klien
menggunakan
untuk tanda
2. 7elinga bersih
erbal
1. 3antau gejala kerusakan
komunikasi lainnya.
pendengaran $. 3osisi tubuh untuk menguntungkan pendengaran
dan
non
bentuk
$. !olaborasi
dalam
pemberian terapi obat '. #eritahu suara
pasien akan
bahBa terdengar
'. enghilangkan gangguan
berbeda dengan memakai
*. emperoleh alat bantu
alat bantu
pendengaran ?. enggunakan layananan pendukung untuk pendegaran yang lemah
*. Aaga kebersihan alat bantu ?. endengar dengan penuh perhatian 8. enahan diri dari berteriak pada
pasien
mengalami
yang gangguan
komunikasi 4. Dapatkan perhatian pasien 1
-esiko
penyebaran NO-
infeksi
berhubungan
dengan
akumulasi
sekret telinga
pada
liang
R' -)#&%)l : I#/e&') P%)e
etelah dilakukan tindakan keperaBatan selama % %0 menit, tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil <
melalui sentuhan I#/e&')# -)#&%)l %. #eri !E: 6E kepada pasien agar tidak boleh membersihkan atau tidak boleh mengorek telinga terlalu sering dan hanya boleh membersihkan telinga %:1 bagian telinga luar
%. en"ari
informasi
tentang
mengontrol
infeksi
2. /jarkan teknik aseptik pada pasien. 1. ;u"i tangan sebelum
2. engidentifikasi
faktor
risiko infeksi
memberi asuhan keperaBatan ke pasien
1. engakui diri berisiko infeksi
$. !olaborasi pemberian obat pen"egahan infeksi
$. engakui
konsekuensi
infeksi '. engakui
kebiasaan
yang berisiko infeksi *. engidentifikasi infeksi
risiko
pada
setiap
aktiitas ?. engidentifikasi
tanda
dan gejala infeksi 8. engidentifikasi strategi untuk dari
melindungi hal
lain
diri yang
infeksius 4. enggunakan
sumber
informasi yang tepat %0. enggunakan
layanan
kesehatan !eterangan penilaian O; % H 7idak pernah dilakukan 2 H Aarang dilakukan 1 H #eberapa Baktu dilakukan $ H 6ampir dilakukan ' H elalu dilakukan
$.
Defisiensi
K#)5le;$e : he(l&h eh(9')%
Te(h'#$ : ;'e(e P%)e
pengetahuan
K#)5le;$e : ;'e(e %)e
berhubungan dengan
etelah dilakukan asuhan
tingkat pengetahuan pasien
kurangnya pajanan
keperaBatan selama % '
tentang proses penyakit yang
informasi
menit diharapkan defisiensi
spesifik
pengetahuan teratasi dengan kriteria hasil < %. 3asien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang karakteristik penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan 2. trategi untuk meminimalisir progresi penyakit !eterangan penilaian O; % H 7idak pernah dilakukan 2 H Aarang dilakukan 1 H #eberapa Baktu dilakukan $ H 6ampir dilakukan ' H elalu dilakukan
%. #erikan
penilaian
tentang
2. Aelaskan patofisiologi
dari
penyakit dan bagaimana hal ini
berhubungan
anatomi
dan
dengan fisiologi,
dengan "ara yang tepat. 1. >ambarkan tanda dan gejala yang
biasa
mun"ul
pada
penyakit, dengan "ara yang tepat $. >ambarkan proses penyakit, dengan "ara yang tepat '. dentifikasi
kemungkinan
penyebab, dengna "ara yang tepat *. ediakan pasien
informasi tentang
pada
kondisi,
dengan "ara yang tepat ?. 6indari harapan yang kosong 8. ediakan
bagi
keluarga
informasi tentang kemajuan pasien
dengan "ara
yang
tepat 4. Diskusikan perubahan gaya hidup
yang
mungkin
diperlukan untuk men"egah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
%0. Diskusikan
pilihan
terapi
atau penanganan %%. Dukung
pasien
untuk
mengeksplorasi
atau
mendapatkan se"ond opinion dengan "ara yang tepat atau diindikasikan %2. Eksplorasi sumber
kemungkinan atau
dukungan,
dengan "ara yang tepat %1. -ujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan "ara yang tepat %$. nstruksikan
pasien
mengenai tanda dan gejala untuk
melaporkan
pemberi
pada
peraBatan
kesehatan, dengan "ara yang tepat '
6ipertermi
Thermoregulation
berhubungan respon
dengan
etelah dilakukan tindakan
Fever treatment %.
inflamasi, keperaBatan selama % %'
edema,
dan menit, gangguan rasa nyaman
pembengkakan karena bakteri atau jamur.
mungkin 2.
teratasi dengan kriteria hasil < %.
uhu tubuh dalam
1.
onitor @#;, 6b, dan 6"t
$.
rentang normal 1.
onitor Barna dan suhu kulit
rentang normal 2. adi dan -- dalam
onitor suhu sesering
onitor intake dan output
7idak ada perubahan
'.
#erikan anti piretik
Barna kulit dan tidak
*.
#erikan pengobatan
ada pusing, merasa
untuk mengatasi
nyaman
penyebab demam
?.
!ompres pasien pada lipat paha dan aksila
8.
7ingkatkan sirkulasi udara
4.
#erikan pengobatan untuk men"egah terjadinya menggigil
V'&(l '$# M)#'&)%'#$ %0. onitor 7D, nadi, suhu,
dan -- %%. onitor suhu, Barna, dan
kelembaban kulit %2. onitor sianosis perifer
*
/nsietas berhubungan NOC
A#<'e&+ Re;&')#
dengan gejala
Anxiety level
%. >unakan pendekatan yang
penyakit
Coping Anxiety self control
menenangkan 2. yatakan dengan jelas
etelah dilakukan asuhan
harapan terhadap pelaku
keperaBatan selama % '
pasien
menit diharapkan rasa "emas
1. Aelaskan semua prosedur dan
yang ada pada diri klien
apa yang dirasakan selama
berkurang dengan kriteria hasil
prosedur
<
$. 3ahami perspektif pasien
%. 3asien mampu mengidentifikasikan dan mengungkapkan intensitas "emas 2. ampu menghindari pre"ursor "emas 1. ampu menggunakan strategi koping efektif
terhadap situasi stress '. 7emani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut *. Dorong keluarga untuk menemani anak ?. akukan ba"k:ne"k rub 8. Dengarkan dengan penuh perhatian
$. ampu menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi "emas
4. dentifikasi tingkat ke"emasan %0. #antu pasien mengenal
'. Ekspresi Bajah
situasi yang menimbulkan
menunjukkan ke"emasan berkurang
ke"emasan %%. Dorong pasien untuk
!eterangan penilaian O;
mengungkapkan pearasaan,
% H 7idak pernah dilakukan 2 H Aarang dilakukan 1 H #eberapa Baktu dilakukan $ H 6ampir dilakukan
ketakutan, persepsi
' H elalu dilakukan
%2. nstruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi %1. #erikan obat untuk mengurangi ke"emasan
DATAR PUSTAKA
#runner I uddarth. 2002. !eperaBatan edikal #edah ol 1. Ed 8 < Aakarta. E>; Dhingra, 3.. 2008. Perbandingan Efektivitas Klinis floksasin !opikal "engan floksasin Kombinasi Steroid !opikal Pada titis Eksterna Profunda di Makassar . 9niersitas 6asanuddin. akassar. >loria . #ule"he"k,dkk. 20%1. #ursing $nterventions %lassification Si&t' Edition (#$%). /merika
elekta
!edokteran,
edisi
1<
anda.20%2. *uku Saku "iagnosa Kepera+atan definisi kepera+atan dan klasifikasi 212-21. Aakarta< E>;
urarif, 6ardi.20%1. Aplikasi Asu'an Kepera+atan *erdasarkan "iagnosis Medis #A#"A #$% #%.=ogyakarta. edi /"tion 3ublishing ue oorhead,dkk.20%1. #ursing utcomes %lassification /ift' Edition (#%). /merika < EE5E- astrodiningrat, /bdul >ofar. 200*. Otitis Eksterna aligna. uplemen ajalah !edokteran usantara 5olume 14 o 1. Dept. 767+! !+ 99:-93 6. /dam alik, edan osialisman, 6elmi., 200?. !elainan 7elinga uar. Dalam < *uku A0ar $lmu Kese'atan !elinga idung !enggorokan Kepala e'er . t' ed . Aakarta < ! 9, '8.