Laporan Praktikum Ilmu Gulma dan Pengelolaannya Pengelolaannya
Analisis Vegetasi
Nama
: Lisna Maulydia
NIM
: G111 15 004
Kelas
:B
Kelompok
:8
Asisten
: Nickanor Dharma Putra
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar 2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan dan terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. t empat. Dalam mekanisme kehidupan tersebut terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis.
Vegetasi di suatu tempat akan
berbeda
karena
dengan
vegetasi
di
tempat
1ain
berbeda
pula
faktor
lingkungannya. Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi adalah bentuk analisis yang dapat memberikan gambaran kepada kita mengenai keadaan permukaan lahan yang ditutupi oleh vegetasi yang dapat dinyatakan secara kualitatif. Dalam ekologi, analisis vegetasi ditujukan untuk mempelajari suksesi, yaitu perubahan komposisi gulma dari suatu habitat sejalan dengan waktu ke waktu. Sedangkan pada pengendalian gulma, analisis vegetasi
ditujukan
untuk
menentukan
suatu
metode
tindakan
maupun
mengevaluasi hasil suatu tindakan. Dalam kaitannya dengan gulma, analisis vegetasi digunakan untuk mengetahui gulma-gulma yang memiliki kemampuan tinggi dalam penguasaan sarana tumbuh dan ruang hidup. Dalam hal ini, penguasaan sarana tumbuh pada umumnya menentukan gulma tersebut penting atau tidak. Populasi gulma yang bersifat dominan ini nantinya dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan dan terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. t empat. Dalam mekanisme kehidupan tersebut terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis.
Vegetasi di suatu tempat akan
berbeda
karena
dengan
vegetasi
di
tempat
1ain
berbeda
pula
faktor
lingkungannya. Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi adalah bentuk analisis yang dapat memberikan gambaran kepada kita mengenai keadaan permukaan lahan yang ditutupi oleh vegetasi yang dapat dinyatakan secara kualitatif. Dalam ekologi, analisis vegetasi ditujukan untuk mempelajari suksesi, yaitu perubahan komposisi gulma dari suatu habitat sejalan dengan waktu ke waktu. Sedangkan pada pengendalian gulma, analisis vegetasi
ditujukan
untuk
menentukan
suatu
metode
tindakan
maupun
mengevaluasi hasil suatu tindakan. Dalam kaitannya dengan gulma, analisis vegetasi digunakan untuk mengetahui gulma-gulma yang memiliki kemampuan tinggi dalam penguasaan sarana tumbuh dan ruang hidup. Dalam hal ini, penguasaan sarana tumbuh pada umumnya menentukan gulma tersebut penting atau tidak. Populasi gulma yang bersifat dominan ini nantinya dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan pengendalian gulma. Namun dalam hal ini jenis tanaman memiliki peranan penting, karena tanaman tertentu tidak akan terlalu terpengaruh oleh adanya gulma tertentu, meski dalam jumlah yang banyak. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan praktikum analisis vegetasi untuk mengetahui gulma-gulma yang memiliki kemampuan tinggi dalam penguasaan tumbuh pada suatu vegetasi. Dalam hal ini kita dapat mengetahui interaski gulma dalam suatu vegetasi. 1.2 Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dari praktikum analisis vegetasi adalah untuk mengetahui cara melakukan analisis vegetasi, untuk mengetahui jenis spesies apa saja yang menyususn dan mendominasi vegetasi dan untuk menentukan menentukan metode pengendalian yang akan digunakan digunakan dalam pengendalian gulma. Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai sumber referensi dan bahan bacaan tentang analisis vegetas serta melatih keterampilan mahasiswa untuk mengidentifikasi populasi gulma secara kuantitatif.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Vegetasi
Analisis vegetasi merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sebaran berbagai spesies dalam suatu area melaui pengamatan langsung. Dilakukan dengan membuat plot dan mengamati morfologi serta identifikasi vegetasi yang ada. Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan
dan
penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan (Adriadi dkk, 2013). Langkah-langkah yang dianjurkan dalam melakukan pengendalian gulma adalah dengan terlebih dahulu melakukan analisis vegetasi. Analisis vegetasi bertujuan untuk mengetahui komposisi vegetasi dan menetapkan suatu jenis gulma dominan, mengetahui tingkat kelimpahan vegetasi gulma, dan mengetahui struktur umur populasi gulma. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada saat analisis vegetasi diantaranya adalah mengidentifikasi gulma dan melakukan analisis terhadap vegetasi gulma (Habibah, 2016). Pengamatan dalam analisis vegetasi tidak mungkin dapat dilakukan pada seluruh areal perkebunan karena memerlukan waktu dan tenaga yang sangat
banyak. Karena itu perlu ditentukan petak contoh (samping unit) yang dapat mewakili areal tertentu. Dalam kaitannya dengan gulma, digunakan Some Dominance Ratio (SDR) atau Nisbah Jumlah Dominan (NJD) berguna untuk menggambarkan hubungan jumlah dominansi suatu jenis gulma dengan jenis gulma lainnya dalam suatu komunitas, sebab dalam suatu komunitas sering dijumpai spesies gulma tertentu yang tumbuh lebih dominan dari spesies yang lain. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum pengendalian gulma dilakukan antara lain adalah jenis gulma dominan, tumbuhan budidaya utama, dan alternatif pengendalian yang tersedia (Adriadi dkk, 2013). 2.2 Weed Survey
Weed survey atau survey gulma merupakan cara yang digunakan dalam menganalisis gulma. Surevey gulma dapat dilakukan dengan berbagai metode, di antaranya metode pendugaan atau estimasi visual, metode kuadrat, metode garis, dan metode titik. Metode estimasi visual dilakukan dengan cara melihat dan menduga parameter gulma yang akan diamati. Bentuk kuadrat dalam metode kuadrat adalah bermacam-macam seperti lingkaran, segitiga, persegi panjang, dan bujur sangkar. Namun dalam pelaksanaan di lapangan, bentuk kuadrat yang umum digunakan adalah bujur sangkar. Metode garis merupakan metode analisis vegetasi yang mirip dengan metode kuadrat. Perbedaannya terletak pada petak contoh yang digunakan, yakni berukuran memanjang berupa mistar atau meteran atau tali berskala yang diletakkan di atas vegetasi gulma. Meteran atau tali tersebut merupakan garis atau rintisan (Meilin, 2013).
Metode garis efektif digunakan pada vegetasi gulma yang memiliki corak populasi padat, rendah, dan mengelompok dengan batas yang tidak jelas. Metode titik merupakan variasi metode kuadrat yang diperkecil hingga tak terhingga. Metode titik efektif digunakan pada vegetasi gulma dengan corak vegetasi rendah, rapat, dan membentuk anyaman sehingga batas gulma yang satu dengan yang lainnya tidak jelas (Suveltri dkk, 2014) 3.3 Rumus Menghitung Kerapatan, Frekuensi, Dan Dominansi
Analisis komunitas tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Analisis komunitas dilakukan untuk mengetahui komposisi spesies dan struktur komunitas pada suatu wilayah tertentu yang dipelajari (Afrianti dkk, 2014). Parameter-parameter kuantitatif menurut Afrianti dkk (2014), dihitung menggunakan rumus-rumus sebgai berikut: 3.3.1 Kerapatan
Kerapatan adalah jumlah dari tiap – tiap spesies dalam tiap unit area. Kerapatan Mutlak (KM)
=
Kerapatan Nisbi (KN)
=
ℎ ℎ
100%
3.3.2 Frekuensi
Frekuensi ialah parameter yang menunjukkan perbandingan dari jumlah kenampakannya dengan kemungkinannya pada suatu petak contoh yang dibuat. Frekuensi Mutlak (FM)
=
ℎ ℎ ℎ
Frekuensi Nisbi (FN)
=
ℎ ℎ
100%
3.3.3 Dominansi
Dominansi ialah parameter yang digunakan untuk menunjukkan luas suatu area yang ditumbuhi suatu spesies. Dominansi Mutlak (DM)
=
Dominansi Nisbi (DN)
=
ℎ ℎ ℎ
100%
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum analisis vegetasi dilakukan di kebun Percobaan Teaching Farm, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar pada hari Jumat, 29 September 2017 pukul 16.00 Wita – selesai, 3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum lahan gulma yaitu meteran,, kertas catatan, dan HP (untuk memotret). Adapun bahan yang digunakan yaitu tali rafiah dan patok. 3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum analisis vegetasi adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Mebuat plot dengan ukuran 1 m x 1 m. 3. Memasang patok disetiap sudut kemudian membatasi dengan tali rafiah. 4. Mengamati gulma yang ada diplot, mengidetifikasi dan memotret jenis jenis gulma.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Jumlah Spesies per plot
Plot
No.
Spesies
1
bayam duri
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
2
putri malu
3 8 2 5 8 57 17 3 4 1 3 10 5 3 26 40 5 1 2 1 10 5 7 2 4 7 11 5 1 256
3
rumput teki
4 0 0 0 0 10 8 0 6 25 0 0 0 0 9 4 0 1 9 16 4 0 0 0 0 9 10 0 93 208
4
godong puser
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
5
patikan kebo
1 3 1 0 12 0 0 2 4 0 2 0 0 0 9 0 5 0 0 1 3 6 0 0 0 0 1 4 0 54
6
rumput belulang
0 1 2 1 0 1 0 2 3 0 0 7 4 6 0 6 7 0 5 9 4 7 5 3 0 0 1 0 3 77
7
jenggerayam
0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3
8
krokot
0 4 4 2 1 0 0 0 0 0 3 5 0 0 0 0 0 1 2 3 0 0 0 6 3 3 0 0 0 37
9
kacang ruji
0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10
10
rumput mutiara
0 2 0 5 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 27
11
cacalincingan
0 0 2 2 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 0 26
12
gulmadewa
0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4
13
kacang asu
0 0 6 0 2 0 1 0 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0 3 16 6 4 3 4 0 0 0 0 0 53
14
rumput gajah
0 0 0 0 0 9 2 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 17
15
maman ungu
0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
16
babandotan
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7
17
kentangan
0 0 0 4 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 2 7 0 0 0 2 0 0 0 0 3 0 0 0 22
18
bayam kucing
0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 3 4 0 0 0 0 0 0 6 4 0 2 1 0 0 0 0 22
19
temu wiyang
0 0 0 0 0 0 0 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18
20
calincingan
0 0 0 2 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
21
meniran
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6
22
rumput genjeran
0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
23
sintrong
0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
24
goletrak
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
25
ketumpang
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Total
26
krapyak
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
27 rumput grinting 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 1 0 0 3 0 0 2 0 0 0 0 0 10 2 0 0 1 4 0 27 28
centrosema
0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
29
pecut kuda
0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
30
keladi tikus
0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
31
ubi-ubian
0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11
32
jukut pahit
0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9
3 r. Kancing ungu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 34
kalangkabut
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5
35
semanggi
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 4 0 0 0 10
36
r. Setawar
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 11
37
mantayan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 4
38 rumput gelaga
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2
39 rumput jarum
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 6 0 7
40
kacang pintoi
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16
41
rambatan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
42 akar-akarrambusa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 43 goletrak beuti
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 3
4 rumput jawan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
45 bunga tahi lalat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 46 rumput lampuyangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 47
putihan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
48
bambonan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
49
rumput jari
0 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9
50
rumput kebo
0 0 0 0 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25
Sumber: Data Primer setelah Diolah, 2017
Tabel 2. Hasil Pengamatan Analisis Vegetasi No.
Spesies
1
Kerapatan
Frekuensi
Mutlak %
Nisbi (%)
Mutlak (%)
Nisbi (%)
bayam duri
0,034
0,09
3,45
0,53
2
putri malu
8,827
23,44
100
15,42
3
rumput teki
7,172
19,05
48,28
7,44
4
godong puser
0,034
0,09
3,45
0,53
5
patikan kebo
1,862
4,94
48,28
7,44
6
rumput belulang
2,655
7,05
65,52
10,11
7
jengger ayam
0,103
0,27
6,9
1,06
8
krokot
1,275
3,38
41,38
6,38
9
kacang ruji
0,344
0,91
6,9
1,06
10
rumput mutiara
0,931
2,47
17,24
2,66
11
cacalincingan
0,827
2,19
13,79
2,17
12
gulma dewa
0,137
0,36
6,9
1,06
13
kacang asu
1,827
4,85
37,93
5,85
14
rumput gajah
0,586
1,55
17,24
2,66
15
maman ungu
0,172
0,45
6,9
1,06
16
babandotan
0,241
0,64
6,9
1,06
17
kentangan
0,758
2,01
20,69
3,19
18
bayam kucing
0,758
2,01
24,14
3,72
19
temu wiyang
0,62
1,64
3,45
0,53
20
calincingan
0,172
0,45
6,9
1,06
21
meniran
0,206
0,54
6,9
1,06
22
rumput genjeran
0,137
0,36
3,45
0,53
23
sintrong
0,137
0,36
3,45
0,53
24
goletrak
0,034
0,09
3,45
0,53
25
ketumpang
0,034
0,09
3,45
0,53
26
krapyak
0,034
0,09
3,45
0,53
27
rumput grinting
0,93
2,47
31,03
4,79
28
centrosema
0,1
0,26
3,45
0,53
29
pecut kuda
0,06
0,15
3,45
0,53
30
keladi tikus
0,17
0,45
3,45
0,53
31
ubi-ubian
0,37
0,98
6,9
1,06
32
jukut pahit
0,31
0,82
3,45
0,53
33
r. Kancing ungu
0,31
0,82
10,34
1,59
34
kalangkabut
0,17
0,45
3,45
0,53
35
semanggi
0,34
0,9
6,9
1,06
36
r. Setawar
0,37
0,98
10,34
1,59
37
mantayan
0,13
0,82
3,45
0,53
38
rumput gelaga
0,06
0,15
3,45
0,53
39
rumput jarum
0,93
2,47
6,9
0,53
40
kacang pintoi
0,55
1,46
3,45
0,53
41
rambatan
0,1
0,26
3,45
0,53
42
akar-akar rambusa
0,241
0,64
3,45
0,53
43
goletrak beuti
0,1
0,24
3,45
0,53
44
rumput jawan
0,06
0,13
3,45
0,53
45
bunga tahi lalat
0,206
0,54
6,9
1,06
46
rumput lampuyangan
0,889
2,36
3,45
0,53
47
putihan
0,13
0,34
3,45
0,53
48
bambonan
0,034
0,09
3,45
0,53
49
rumput jari
0,31
0,82
3,45
0,53
50
rumput kebo
0,86
2,28
3,45
0,53
Sumber: Data Primer setelah Diolah , 2017. 4.2 Pembahasan
Dari pengamatan dan perhitungan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa ada 50 gulma yang tumbuh dari 29 plot. Gulma yang ada pada plot 8 yaitu, bayam duri kerapatan mutlak 0,034, kerapatan nisbi 0,09 dan Frekuensi mutlak 3,45, Frekuensi Nisbi 0,53%. Putri malu kerapatan mutlak dan nisbi yaitu 8,82 dan 23,4, frekuensi mutlak dan nisbi sebesar 100 dan 15,42. Rumput teki kerapatan mutlak dan nisbi sebesar 7,17 dan 19,5, frekuensi mutlak dan nisbi sebesar 48,28 dan 7,44. Godong puser kerapatan mutlak dan nisbi sebesar 0,034 dan 0,09, frekuensi mutlak dan nisbi 3,45 dan 0,53. Patikan kebo kerapatan mutlak dan nisbi sebesar 1,86 dan 4,94, frekuensi mutlak dan nisbi sebesar 48,28 dan 7,44. Dan begitu pula dengan jenis gulma lainnya, menghitung kerapatan mutlak, nisbi dan frekuensi mutlak nisbi. Dari 50 gulma diatas yang mempuyai kerapatan mutlak dan nisbi yang besar adalah gulma putri malu sebesar 8,82 dan 23,4. Begitu pula dengan Frekuensi mutlak dan nisbi sebesar 100 dan 15,42.
Dari 50 gulma daiatas yang mempunyai kerapatan, Frekuensi mutlak dan nisbi yang paling kecil adalah bayam duri, goletrak, ketumpang, godong puser, krapyak, bambonan, dan semanggi. Kerapatan mutlak dan nisbinya yaitu sebesar 0,034 dan 0,09 sedangkan untuk frekuensi mutlak dan nisbi yairu sebesar 3,45 dan 0,53. Berdasarkan dari data semua gulma dapat ketahui bahwa gulma yang mendominasi dari areal tersebut adalah putri malu karena memiliki kerapatan dan frekuensi yang terbesar. Sebaliknya gulma yang menjadi minoritas di area tersebut ada beberapa yaitu bayam duri, gelotrak, ketumpang, godong puser, krapyak, bambonan dan semanngi karena memiliki kerapatan dan frekuensi yang terkecil. Hal ini sesuai dengan pendapat Afrianti dkk (2014) analisis komunitas tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi Frekuensi juga berbanding lurus dengan kerapatan diaman semakin besar frekuensi suatu maka semakin besar juga kerapatannya dan sebaliknya semakin kecil frekuensi maka semakin kecil juga kerapatann ya.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang tealh dilakukan maka dapat dis impulkan sebagai berikut: 1.
Kerapatan mutalk, nisbi dan frekuensi mutlak, nisbi yang terbesar adalah putri malu, yaitu kerapatan mutlak 8,827, kerapatan nisbi 23,44, frekuensi mutlak 100, dan frekuensi nisbi 15,42.
2. Kerapatan (mutlak dan nisbi) dan frekuensi (mutlak dan nisbi) yang terkecil adalah adalah bayam duri, goletrak, ketumpang, godong puser, krapyak, bambonan, dan semanggi yaitu sebesar kerapatan mutlak 0,034, kerapatan nisbi 0,09. Frekuensi mutlak dan nisbi yairu sebesar 3,45 dan 0,53. 3. Gulma yang paling mendominasi dari area tersebut adalah putri malu karena mamiliki nilai kerapatan dan frekuensi yang terbesar. Sedangkan gulma minoritas dari area tersebut adalah bayam duri, goletrak, ketumpang, godong puser, krapyak, bambonan, dan semanggi karena mempunyai nilai kerapatan dan frekuensi yang terkecil. 5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum analisis vegetasi adalah agar semua praktikan dapat bekerja sama dengan lebih baik lagi untuk mempermudah dalam pengolahan data.
DAFTAR PUSTAKA
Adriadi, Ade, Chairul dan Solfiyeni. 2013. Analisis Vegetasi Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elais quineensis jacq.) di Kilangan, Muaro Bulian, BatangHari. Laboratorium Riset Ekologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas. Padang. Afrianti, Iis, Rofiza Yolanda, dan Rief Anthonius. Analisis Vegetasi Gulma Pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis Quinensis Jacq.) Di Desa Suka Maju Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu. Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian. Habibah, Nur. 2016. Pemetaan Gulma Berdasarkan Stadia Pertumbuhan Tanaman Nanas ( Ananas Comosus [L.] Merr.) Di Pt. Great Giant Pineapple. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Meilin, Araz. 2013. Pergeseran Dominansi Spesies Gulma Pada Perkebunan Kelapa Sawit Setelah Aplikasi Herbisida Sistemik . Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari. Jambi. Sulvetri, Bonna, Zuhri Syam, dan Sulfiyebi. Analisa Vegetasi Gulma pada Pertanaman Jagung (Zea mays L) pada Lahan Olah Tanah Maksimal di Kabupaten Lima Puluh Kota. Laboratorium Ekologi, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Andalas. Padang.
LAMPIRAN 1. Kerapatan Mutlak Suatu
11. Cacalincingan =
Spesies
12. Gulma Dewa =
= 0,827
= 0,137
1. Kerapatan Mutlak Bayam 13. Kacang Asu =
Duri =
ℎ
ℎ
3. Rumput Teki = 4. Godong
=
= 8,827
17. Kentangan =
=7,172
=
Puser
=
= 1,862
Rumput Belulang =
0,931
= 0,758 =
Kucing
=
21. Meniran = =
Ayam
=
22. Rumput
=
= 0,620
= 0,172
= 0,206
Genjeran
=
0,137
23. Sintrong =
= 1,275
9. Kacang Ruji = 10. Rumput
= 0,172
= 0,241
20. Calincingan =
0,103 Krokot =
18. Bayam
19. Temu Wiyang =
2,655
8.
= 0,586
0,758
5. Patikan Kebo =
7. Jengger
16. Babandotan =
0,034
6.
15. Maman Ungu =
= 1,827
14. Rumput Gajah =
= 0,034
2. Putri Malu =
24. Goletrak =
= 0,344
Mutiara
=
=
25. Ketumpang = 26. Krapyak =
= 0,137 = 0,034
= 0,034
= 0,034
=
27. Rumput grinting=
28. Centrosema =
32. Jukut pahit=
= 0,31
=
33. R. Kancing ungu
34. Kalangkabut=
39. Rumput jarum= 40. Kacang pintoi=
42. Akar-akar
= 0,37
= 0,13
38. Rumput gelaga=
41. Rambatan=
= 0,06
= 0,93 = 0,55
= 0,10
rambusa=
0,241 43. Goletrak beuti=
= 0,10
=
= 0,034
50. Rumput kebo=
= 0,34
= 0,13
=
= 0,17
36. Rumput setawar = 37. Mantayan=
48. Bambonan=
0,31
35. Semanggi=
49. Rumput jari=
lalat=
0,89 47. Putihan=
tahi
= 0,06
46. Rumput lampuyangan=
= 0,37
=
0,206
= 0,17
44. Rumput jawan= 45. Bunga
= 0,06
30. Keladi tikus= 31. Ubi-ubian=
= 0,10
29. Pecut kuda=
= 0,93
= 0,31
= 0,86
=
2.
Kerapatan Nisbi dari Suatu
9. Kacang ruji =
Area
Nisbih
10. Rumput
Bayam duri
=
, ,
kerapatan mutlak spesies kerapatan mutlak semua spesies 0,034 37,648
,
=
0,91 %
1. Kerapatan
=
,
x100%
,
2. Putri malu =
, ,
=
3. Rumput teki =
, ,
=
,
, ,
,
,
13. Kacang asu =
=
14. Rumput
,
kebo
=
= 4,94 %
,
belulang
=
ayam
=
=
, ,
=
=
gajah
=
ungu
=
= 0,45 %
16. Babandotan =
, ,
=
17. Kentangan
=
, ,
=
2,01 %
= 0,27 % , ,
=
18. Bayam ,
3,38 %
,
0,64 %
= 7,05 %
8. Krokot
,
= 1,55 %
15. Maman ,
7. Jengger ,
puser
= 0,09 %
6. Rumput ,
12. Gulma dewa =
,
5. Patikan
= 2,19 %
4,85 %
19,05 %
,
=
0,36 %
23,44 %
4. Godong
=
= 2,47 %
11. Cacalincingan ,
= 0,09 %
mutiara
,
kucing
= 2,01 %
=
19. Temu , ,
wiyang
=
= 1,64 %
20. Calincingan =
, ,
=
, ,
=
, ,
=
genjeran
=
29. Pecut kuda =
30. Keladi tikus =
=
, ,
=
=
32. Jukut pahit =
, ,
=
, ,
=
, ,
, ,
, ,
=
=
=
0,09 %
,
=
, ,
=
0,09 %
= 0,82 % =
34. Kalangkabut ,
= 0,45 %
35. Semanggi
=
, ,
=
0,9 % 36. Rumput grinting
=
, ,
,
=
33. R. Kancing Ungu =
,
25. Ketumpang =
,
,
0,82 %
0,09 %
27. Rumput
=
31. Ubi-ubian
,
26. Krapyak
,
0,98 %
0,36 % 24. Goletrak
=
0,45 %
= 0,36 %
23. Sintrong
,
0,15 %
0,54 % 22. Rumput
,
0,26 %
0,45 % 21. Meniran
28. Centrosema =
= 2,47 %
setawar
=
= 0,98 %
37. Mantayan 0,82 %
=
, ,
=
38. Rumput , ,
gelaga
= 0,15 %
39. Rumput , ,
,
=
= 2,47 % =
, ,
=
42. Akar-akar rambusa =
,
= 0,64 %
43. Goletrak , ,
, ,
,
jawan
tahi
=
lalat
=
= 0,54 %
46. Rumput =
=
= 0,13 %
45. Bunga ,
beuti
= 0,24 %
44. Rumput
, ,
47. Putihan 0,34 %
lampuyangan = 2,36 % =
50. Rumput
,
0,26 %
,
49. Rumput jari =
,
= 1,46 % =
=
, ,
=
, ,
=
0,82 %
pintoi
41. Rambatan
48. Bambonan 0,09 %
jarum
40. Kacang ,
=
, ,
=
kebo
= 2,28 %
=
3.
Perhitungan Frekuensi mutlak spresies
ruji=
Frekuensi mutlak = ℎ ℎ
100%
100 = 3,45%
2. Frekuensi mutlak Putri malu =
100 = 100%
3. Frekuensi mutlak Rumput
Teki =
100 = 48,28%
4. Frekuensi mutlak Godong puser =
100 = 3,45%
5. Frekuensi mutlak Patikan kebo=
100 = 48,28%
6. Frekuensi mutlak Rumput belulang=
100 = 65,52%
7. Frekuensi mutlak Jengger ayam=
100 = 6,90%
8. Frekuensi mutlak Krokot=
100 = 41,38%
100 = 6,90%
10. Frekuensi mutlak Rumput
1. Frekuensi mutlak Bayam duri =
9. Frekuensi mutlak Kacang
mutiara=
100 = 17,24%
11. Frekuensi mutlak Cacalincingan=
100 =
13,79% 12. Frekuensi mutlak Gulma dewa=
100 = 6,90%
13. Frekuensi mutlak Kacang asu=
100 = 37,93%
14. Frekuensi mutlak Rumput gajah=
100 = 17,24%
15. Frekuensi mutlak Maman ungu=
100 = 6,90%
16. Frekuensi mutlak Babandotan=
100 =
6,90% 17. Frekuensi mutlak Kentangan= 20,69%
100 =
18. Frekuensi mutlak Bayam kucing=
100 = 24,14%
19. Frekuensi mutlak Temu wiyang=
100 = 3,45%
20. Frekuensi mutlak Calincingan=
100 =
21. Frekuensi mutlak Meniran=
100 = 6,90%
22. Frekuensi mutlak Rumput genjeran=
100 = 3,45%
23. Frekuensi mutlak Sintrong=
100 = 3,45%
24. Frekuensi mutlak Goletrak=
100 = 3,45%
25. Frekuensi mutlak Ketumpang=
100 =
3,45% 26. Frekuensi mutlak Krapyak=
100 = 3,45%
grinting=
100 = 31,03%
28. Frekuensi mutlak Centrosema=
100 =
3,45% 29. Frekuensi mutlak Pecut kuda=
6,90%
27. Frekuensi mutlak Rumput
100 = 3,45%
30. Frekuensi mutlak Keladi tikus=
100 = 3,45%
31. Frekuensi mutlak Ubi-ubian=
100 = 6,90%
32. Frekuensi mutlak Jukut pahit=
100 = 3,45%
33. Frekuensi mutlak Rumput kancing ungu=
100 =
10,34 34. Frekuensi mutlak Kalang kabut=
100 = 3,45%
35. Frekuensi mutlak Semanggi=
100 = 6,90 %
36. Frekuensi mutlak Rumput setawar=
100 = 10,34%
37. Frekuensi mutlak Mnatayan=
100 = 3,45%
38. Frekuensi mutlak Rumput
gelaga=
100 = 3,45%
39. Frekuensi mutlak Rumput
jarum=
100 = 6,90%
40. Frekuensi mutlak Kacang pantoi=
100 = 3,45%
41. Frekuensi mutlak Rambatan=
100 = 3,45%
42. Frekuensi mutlak Akar-akar rambusa=
100 = 3,45%
43. Frekuensi mutlak Goletrak beuti=
100 = 3,45%
44. Frekuensi mutlak Rumput Jawan=
100 = 3,45%
45. Frekuensi mutlak Bunga tahi lalat=
100 = 6,90%
46. Frekuensi mutlak Rumput lampuyangan=
100 =
3,45% 47. Frekuensi mutlak Putihan=
100 = 3,45%
48. Frekuensi mutlak Bambonan=
100 =
3,45% 49. Frekuensi mutlak Rumput jari=
100 = 3,45%
50. Frekuensi mutlak Rumput kebo=
100 = 3,45%
4.
Frekuensi Nisbih
,% ,%
Frekuensi Nisbih = ℎ
100% = 1,06%
10. Rumput mutiara 100% ,% ,%
100% = 2,66%
11. Cacalincingan 1.
ayam duri
,% ,%
2.
,%
3.
,%
12. Gulma dewa
13. Kacang asu
14. Rumput gajah
,%
8.
15. Maman ungu ,% ,%
100% = 10,11%
100% = 1,06%
,%
,%
100% = 6,38%
Kacang ruji
100% = 1,06%
17. Kentangan ,% ,%
Krokot
100% = 1,06%
16. Babandotan
,%
,%
9.
100% = 7,44%
Jengger ayam
,%
100% = 2,66%
100% = 0,53%
Rumput belulang
,%
,% ,%
,%
7.
100% = 5,85%
100% = 7,44%
Patikan kebo
,%
,% ,%
Godong puser
,%
100% = 1,06%
100% = 15,42%
,%
6.
,% ,%
,%
5.
100% = 2,17%
100% = 0,53%
Rumput teki
,%
4.
,%
Putri malu
%
,%
100% = 3,19%
18. Bayam kucing ,% ,%
100% = 3,72%
19. Temu wiyang ,% ,%
100% = 0,53%
20. Calincingan ,% ,%
100% = 1,06%
21. Meniran ,% ,%
100% = 1,06%
22. Rumput genjeran ,% ,%
100% = 0,53%
23. Sintrong ,% ,%
100% = 0,53%
24. Goletrak ,% ,%
100% = 0,53%
25. Ketumpang ,% ,%
100% = 0,53%
26. Krapyak ,% ,%
100% = 0,53%
27. Rumput grinting ,% ,%
100% = 4,79%
28. Centrosema ,% ,
100% = 0,53%
29. Pecut kuda ,% ,%
100% = 0,53%
30. Keladi tikus ,% ,%
100% = 0,53%
31. Ubi-Ubian ,% ,%
100% = 1,06%
32. Jukut pahit ,% ,%
100% = 0,53%
33. Rumput kancing ungu ,% ,%
100% =1,59%
34. Kalangkabut ,% ,%
100% = 0,53%
35. Semanggi ,% ,%
100% = 1,06%
36. Rumput setawar ,% ,%
100% =1,59%
37. Mantayan ,% ,%
100% = 0,53%
38. Rumput gelaga ,% ,%
100% = 0,53%
39. Rumput jarum ,% ,%
100% = 0,53%
40. Kacang pintoi ,% ,%
100% = 0,53%
41. Rambatan ,% ,%
100% = 0,53%
42. Akar-akar rambusa ,% ,%
100% = 0,53%
43. Goletrak beuti ,% ,%
100% = 0,53%
44. Rumput jawan ,% ,%
100% = 0,53%
45. Bunga tahi lalat ,% ,%
100% = 1,06%
46. Rumput lampuyangan ,% ,%
100% = 0,53%
47. Putihan ,% ,%
100% = 0,53%
48. Bambonan ,% ,%
100% = 0,53%
49. Rumput jari ,% ,%
100% = 0,53%
50. Rumput kebo ,% ,%
100% = 0,53%