LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI ISOLASI DAN PEMURNIAN MIKROBA
OLEH :
NAMA NIM
: RINI WIDYAWATI
: H1E108061
KELOMPOK ASISTEN
: V (LIMA)
: NOOR HARIYATI
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU Oktober, 2010
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya (Pradika, 2008). Mikroorganisme tersebar luas di dalam lingkungan baik di tanah, air, maupun udara. Keberadaan mikroorganisme baru dapat kita rasakan melewati makanan yang kita konsumsi dan sebagai akibatnya produk pangan jarang sekali yang steril dan umumnya tercemar oleh berbagai mikroorganisme. Bahan pangan selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga sebagai sumber makanan bagi perkembangan
mikroorganisme.
Pertumbuhan
atau
perkembangan
mikroorganisme dalam makanan sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia (Penn,1991). Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang sangat banyak, baik di tanah, air maupun udara. Untuk itu perlunya isolasi maupun permurnian untuk mendapatkan mikroorganisme tersebut. Populasi yang besar dan kompleks dengan berbagai mikroba terdapat dalam tubu manusia termasuk dimulut, saluran pencernaan dan kulit (Sutedjo, 1991). Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Kultur murni atau biakan murni diperlukan karena semua metode
mikrobiologis
yang
digunakan
untuk
menelaah
dan
mengidentifikasi
mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis, memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja (Hadioetomo, 1993). Biakan murni bakteri adalah biakan yang terdiri atas satu spesies bakt eri yang ditumbuhkan dalam medium buatan. Medium buatan tersebut berfungsi sebagai medium pertumbuhan. Pada medium ini bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak. Bahan dasar yang digunakan untuk medium pertumbuhan ini adalah agaragar. Untuk bakteri heterotrof, medium dilengkapi dengan air, molekul makanan (misal gula) sumber nitrogen dan mineral. Untuk hasil yang lebih baik agar bakteri tumbuh, alat dan bahan yang digunakan disterilkan terlebih dahulu (Lay,1992). Pertumbuhan
mikroorganisme
dalam
bahan
pangan
menyebabkan
perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan dari segi mutu baik dari aspek gizi maupun daya cerna serta meningkatkan daya simpannya. Pada umumnya melibatkan proses fermentasi (bahan pangan) oleh mikroorganisme dan sebagai contoh adalah keju, yogurt (dari susu), tempe (dari kedelai) dan tape (dari ubi kayu). Penggunan mikroorganismenya sendiri sebagai sumber protein dan vitamin bagi konsumsi manusia dan ternak (single cell protein). Kelompok mikroorganisme yang umumnya berhubungan dengan bahan pangan adalah bakteri, kapang. Kha mir. Fungi, dan virus (Buckle, 1987). Biakan murni bakteri adalah biakan yang terdiri atas satu spesies bakteri yang ditumbuhkan dalam medium buatan. Medium buatan tersebut berfungsi sebagai medium pertumbuhan. Pada medium ini bakteri dapat tumbuh dan
berkembang biak. Bahan dasar yang digunakan untuk medium pertumbuhan ini adalah agar-agar. Untuk bakteri heterotrof, medium dilengkapi dengan air, molekul makanan (misal gula) sumber nitrogen dan mineral. Untuk hasil yang lebih baik agar bakteri tumbuh, alat dan bahan yang digunakan disterilkan terlebih dahulu (Lay,1992). Pembiakan mikroorganisme dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi
zat
hara
serta
lingkungan
pertumbuhan
yang
sesuai
dengan
mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen serta unsur-unsur sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar medium dapat pula ditambahkan faktor-faktor tumbuhan berupa asam amino, vitamin dan nuleotida. Medium biakan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme dalam bentuk padat, semi padat dan cair. Metode agar-cawan merupakan metode yang paling sering dipakai. Metode ini telah lama digunakan dalam penetapan mikroorganisme yang terdapat dalam tanah yang terbawa erosi, air, air selokan, hasil pertanian dan makanan. Prinsip penetapan jumlah mikroorganisme dalam bahan tersebut adalah sama. Perbedaannya adalah dalam pengambilan dan penanganan contoh, pemilihan media dan lama inkubasi serta kondisi inkubasi. Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa agar harus mengandung seminimum mungkin senyawa yang mempunyai energi segera tersedia seperti gula dan protein. Alasannya adalah agar mikroorganisme yang tumbuhnya cepat tidak mendominasi pertumbuhan pada
cawan dan menghambat petumbuhan mikroorganisme yang tumbuhnya lambat walaupun jumlah spesiesnya banyak (Waluyo, 2005). Fungi atau jamur biasanya bersifat multiselluler, setiap pertumbuhan jamur terdiri atas lebih dari satu sel. Namun demikian tiap-tiap sel memiliki kemampuan untuk tumbuh sendiri oleh karenanya jamur dapat diklasifikasikan sebagai mikroorganisme. Jamur terdiri atas untaian seperti benang tipis, disebut hifa. Hifa tumbuh sebagai masa di permukaan atau menembus medium tempat jamur tersebut tumbuh. Masa hifa disebut misellium (Lim, 1998). Khamir adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran antara 5 - 20 mikron. Biasanya berukuran 5-10 kali lebih besar dari bakteri. Terdapat berbagai macam bentuk ragi dan bentuk seringkali tergantung dari cara pembelahan selnya. Sel khamir dapat berbentuk lonjong, bentuk batang atau bulat. Sel-sel khamir sering dijumpai secara tunggal tetapi apabila anak-anak sel tidak dilepaskan dari induknya
setelah
pembelahan
maka
akan
terjadi
bentuk
yang
disebut
pseudomisellium. Khamir tidak bergerak, karena itu tidak mempunyai struktur tambahan di bagian luar selnya seperti flagella. Tipe endospora aseksual yang tahan panas seperti yang diproduksi oleh bakteri bacillus dan clostridium tidak dihasilkan oleh khamir (Breed, 1959). Ada beberapa metode dalam mengisolasi bakteri, fungi, dan khamir (mikroorganisme), yaitu dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode pengenceran serta micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah teknik cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didsarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme
sedemikian rupa sehingga tiap individu spesies dapat dipisahkan dengan lainnya. (Dwidjoseputro, 1994).
1.2
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari teknik-teknik isolasi mikroba dan pemurniannya
BAB II METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada pukul 10.45-13.00 WITA, hari Selasa tanggal 12 Oktober 2010. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Lab. Dasar FMIPA UNLAM, Banjarbaru.
2.2
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum imi adalah tabung reaksi steril, cawan petri, vortex mixer, ependorf pipet, pipet volumetrik, lampu sritus, kertas lebel, alkohol 70%, spritus, aluminium foil, kapas dan karet. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah media nutrient agar, akuades, sumber bakteri (air sumur, air kemasan, air ledeng, tanah kebun, dan tanah sampah. 2.3 Prosedur Kerja 2.3.1 Sampel Air ( isolasi dan pemurnian bakteri)
Langkan kerja pada isolasi pemurniaan bakt eri adalah sebagai berikut : 1.
Diambil 1 ml sampel air dengan ependorf
2.
Diencerkan sampai 10-6 (khusus untuk sampel air kemasan pengenceran dilakukan samapai 10-3) dan mulut tanubg reaksi dipanaskan terlebih dahulu dengan api bunsen.
3.
Tabung reaksi dimasukkan ke vortex mixer
4.
Diambil sampel sebanyak 1 ml dari pengenceran 10 , dengan sistem doplo.
5.
Cawan petri dipanaskan sekelilingnya dengan api
-4
6.
Dimasukkan sampel dan ditambahakan media sampai memenuhi dasar cawan
7. Diputar cawan petri searah angka delapan 8. Direkatkan cawan petri dengan mengelilingkan plastik penutup pada sekeliling cawan -5
6
9. Dilakukan langakah 4 sampai seterusnya untuk pengenceran 10 , 10 .Cawancawan tersebut diinkubasi selama 2 x 24 jam 10. Dari koloni yang telah terpisah dimurnikan secara goresan. Selanjutnya dipindahkan ke media agak miring. 2.3.2 Sampel Tanah ( isolasi dan pemurnian jamur)
Langkan kerja pada isolasi pemurniaan ja mur adalah sebagai berikut : 1.
Dibuat media Potato Dexrose Agar, sebagian dimasukkan ke tabung reaksi @ 5 ml untuk media miring, sedangkan sisanya dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer
2.
Disterilkan media pada 121°C selam 15 menit
3.
Dibuat serangkaian pengenceran sampel tanah dari 10 -10
4.
Dari pengenceran tertinggi dimasukkan 1 ml suspensi fungi kedalam cawan
-1
-6
petri steril, diratakan pada dasar cawan dengan digoyangkan 5.
Dituang cawan-cawan yang berisi suspensi dengan 10-15 ml dengan media PDA bersuhu 45 °C, digoyang dengan dibentuk angka delapan dan dibiarkan memadat
6.
Diinkubasi terbalikpada 28 °C selama 2 x 24 jam
7.
Dari koloni yang terpisah dimurnikan secara goresan. Selanjutnya dipindahkan ke media agak miring
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil
Hasil yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Praktikum Isolasi dan Pemurnian Bakteri No.
1.
Gambar
Koloni
Bentuk
Tepian
Warna
licin
putih
Elevasi
Ket.
-4
Air sungai 10 (1)
1
bundar
datar
-
susu 2.
-4
Air sungai 10 (2)
Terkonta minasi 0
3.
-
-
rizoid
bercabang
-
fungi
Air sungai 10-5 (1)
7
licin bundar
4.
-
-5
Air sungai 10 (2)
tdk
datar putih susu
berombak
timbul datar
beraturan 3
&
-
menyebar
putih susu
bundar
licin
datar
No.
5.
Gambar
Koloni
-6
Air sungai 10 (1)
Bentuk
tdk
Tepian
Warna
berlekuk
Elevasi
Ket.
datar
beraturan 8
&
putih
menyebar
bundar 6.
-
susu
licin
datar
bercabang
datar
-6
Air sungai 10 (2) rizoid 2
licin bundar
putih susu
cembu ng
7.
-4
Air kemasan 10 (1)
tdk beraturan 1
&
siliat
menyebar
8.
-4
Air kemasan 10 (2)
putih
datar
-
datar
-
datar
-
datar
-
susu
tdk beraturan 5
&
berlekuk putih
menyebar 9.
susu
Air kemasan 10-5(1)
1
tdk
berombak putih
beraturan 10.
susu
-5
Air kemasan 10 (2)
2
rizoid
bercabang
putih susu
No.
Gambar
11.
Air kemasan 10 (1)
Bentuk
Koloni
Tepian
Warna
Elevasi
Ket.
-6
tidak 0
-
-
-
-
terkontam inasi
12.
-6
Air kemasan 10 (2) tidak 0
-
-
-
-
terkontam inasi
Tabel 2. Isolasi dan Pemurnian Fungi No.
Gambar
Bentuk
Tepian
Tanah
Elevasi
Ket.
a
Koloni
1.
Warn
bawah
pohon 10 -4 (1)
terkonta 0
-
-
-
-
minasi bakteri
2.
Tanah
bawah -4
pohon 10 (2)
terkonta 0
-
-
-
-
minasi bakteri
3.
Tanah
bawah -5
pohon 10 (1) 2
berbena ngbenang
siliat
putih susu
datar
-
No.
4.
Gambar
Tanah
Koloni
Bentuk
Tepian
Warna
1
berbenan
siliat
putih
Elevasi
Ket.
bawah -5
pohon 10 (2)
g-benang
5.
Tanah
datar
-
susu
bawah -6
pohon 10 (1)
terkontam 0
-
-
-
-
inasi bakteri
6.
Tanah
bawah -6
pohon 10 (2)
terkontam 0
-
-
-
-
inasi bakteri
7.
Tanah sampah 10
-4
(1)
terkontam 0
-
-
-
-
inasi bakteri
8.
Tanah sampah 10-4 (2)
terkontam 0
-
-
-
-
inasi bakteri
No.
9.
Gambar
Koloni
Bentuk
Tepian
Warna
Elevasi
0
-
-
-
-
Ket.
-5
Tanah sampah 10 (1)
tidak tumbuh
10.
-5
Tanah sampah 10 (2)
terkontam 0
-
-
-
-
inasi bakteri
11.
Tanah sampah 10-6 (1)
terkontam 0
-
-
-
-
inasi bakteri
12.
-6
Tanah sampah 10 (2)
terkontam 0
-
-
-
-
inasi bakteri
1.2
Pembahasan
Isolasi mikroba dilakukan untuk mendapatkan kultur murni atau biakan murni dari lingkungan. Kultur murni adalah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelaha tunggal. Biakan murni diperlukan karena semua metode mikrobiologisnya yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroba,
termasuk penelaah ciri-ciri kultur, morfologis, fisiologis maupun seralogis memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroba saja. Proses isolasi yang dilakukan di laboratorium mikrobiologi semua peralatan yang digunakan harus selalu dalam keadaan steril sehingga dapat diperoleh kultur murni. Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam suatu proses pengisolasian adalah ketelitian. Sebelum melakukan pengisolasian tangan terlebih dahulu harus diseterilkan dengan menggunakan alkohol, cawan petri yang akan digunakan terlebih dahulu harus disterilisasi dalam otoklaf dan bahkan sebelum meletakkan medium atau sampel ke dalam cawan petri terlebih dahulu juga harus dipanaskan di atas atau di samping nyala api lampu spritus. Untuk menghindari terjadinya kontaminasi terhadap medium yang akan digunakan, semua peralatan yang digunakan dalam membuat medium harus disterilisasi terlebih dahulu. Setelah medium dibuat medium disimpan dalam erlenmeyer yang ditutup dengan aluminium foil dan kemudian disimpan dalam refrigerator pada suhu dingin. Dalam proses pengisolasian, ketika akan menumpahkan medium kedalam cawan petri mulut labu erlenmeyer terlebih dahulu harus disterilisasi diatas api lampu spritus, dan ketika menumpah harus selalu dekat dengan nyala api. Beberapa cara umum yang dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroba antara lain, untuk mengisolasi bakteri dapat dilakukan dengan cara goresan (streak plate), cara taburan atau tuang (pour palte), cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution method), serta mikromanipulator (the micromanipulator method). Dari kelima cara teknik isolasi tersebut, pada praktikum yang telah dilakukan menggunakan metode pengenceran dan tuang. Metode pengenceran bertujuan untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi
dalam cairan, dengan cara melakukan pengenceran bertingkat terhadap sampel air. Sedangkan metode tuang adalah suatu metode yang dilakukan dengan cara memasukkan sampel yang telah diencerkan terlebih dahulu ke dalam cawan petri, kemudian dituangi dengan medium. Pada isolasi dan pemurnian bakteri yang berada pada air sungai dengan -4
pengenceran 10 pada pengambilan sa mpel pertama jumlah koloni 1(satu) dengan bentuk bundar, tepiannya licin dan berelevasi datar sedangkan pada pengambilan -5 sampel kedua terjadi kontaminasi. Pada pengenceran 10 pada pengambilan
sampel pertama jumlah koloni 7 (tujuh) dengan bentuk bundar dan rizoid, tepiannya licin dan bercabang dengan elevasi datar dan timbul sedangkan pada pengambilan sampel kedua jumlah koloni 3 (tiga) dengan bentuk bundar, tidak beraturan dan menyebar, tepiannya licin dan berombak dengan elevasi datar. Pada pengenceran 10
-6
pada pengambilan sampel pertama jumlah koloni 8
(delapan) dengan bentuk bundar, tidak beraturan dan menyebar , tepiannya licin dan bercabang dengan elevasi datar sedangkan pada pengambilan sampel kedua jumlah koloni 2 (dua) dengan bentuk bundar dan rizoid, tepiannya licin dan tertekuk dengan elevasi datar dan cembung. Pada air sungai semua bakteri berwarna putih susu. Pada isolasi dan pemurnia n bakteri yang bera da pada air kemasa n dengan pengenceran 10-4 pada pengambilan sampel pertama jumlah koloni 1 (satu) dengan bentuk tidak beraturan dan menyebar, tepiannya siliat dan berelevasi datar sedangkan pada pengambilan sampel kedua jumlah koloni 5 (lima) dengan bentuk tidak beraturan dan menyebar, tepiannya terlekuk dan berelavasi datar. Pada pengenceran 10
-5
pada pengambilan sampel pertama jumlah koloni 1 (satu)
dengan bentuk tidak beraturan, tepiannya berombak dengan elevasi datar sedangkan pada pengambilan sampel kedua jumlah koloni 2 (dua) dengan bentuk -6
rizoid, tepiannya bercabang dengan elevasi datar. Pada pengenceran 10pada pengambilan sampel pertama dan kedua mengalami kontaminasi. Pada air kemasan semua bakteri berwarna putih susu. Pada isolasi dan pemurnian fungi dengan menggunakan sampel tanah bawah pohon dengan pengenceran 10 -4 dan 10-6 sampelnya mengalami kontaminasi. Pada pengenceran 10-5 pada pengambilan sampel pertama jumlah koloni 2 (satu) dengan bentuk berbenang-benang, tepiannya silikat dengan elevasi datar sedangkan pada pengambilan sampel kedua jumlah koloni 1 (satu) dengan bentuk berbenang-benang, tepiannya silikat dengan elevasi datar. Pada tanah bawah pohon semua fungi berwarna putih susu. Pada isolasi dan pemurnian fungi yang -4
-5
berada pada tanah sampah dengan pengenceran 10 , 10
-6
dan 10
semuanya
mengalami kontaminasi bakteri. Sebenarnya bakteri itu banyak terdapat dan tersebar dialami ini yaitu air, tanah dan lain-lain begitu halnya dengan fungsi. Mikroorganisme ini hidup di sembarab tempat saja asalkan sesuai dengan kondisi lingkungan untuk mikroorgaisme hidup. Dalam percobaan ini sampel bakteri diambil dari air kemasan dan air sungai sedangkan sampel fungi diambil dari tanah bawah pohon dan tanah sampah. Pada suatu percobaan isolasi dan pemurnian mikroba kadang- kadang ada yang mengalami suatu kegagala n. Salah satu kegagalan tersebut adalah terjadinya suatu kontaminasi. Hal ini terjadi karena karena kesalahan praktikan sendiri misalnya terlalu berbicara pada saat melakukan praktikum dan juga praktikan
yang masuk ke dalam ruang praktikum terlalu banyak. Kontaminasi tidak hanya terjadi pada saat mengisolasi mikroba tapi juga terjadi pada waktu pembuatan media. Ini terlihat juga pada media control yang juga terkontaminasi.
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Beberapa cara umum yang dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroba antara lain, untuk mengisolasi bakteri dapat dilakukan dengan cara goresan (streak plate), cara taburan atau tuang (pour palte), cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution method), serta mikromanipulator (the micromanipulator method). Sumber-sumber bakteri dan fungi banyak terdapat dan tersebar dialam. Sumber bakteri yang digunakan pada praktikum ini adalah air kemasan dan air sungai sedangkan sumber fungi berasal dari tanah sampah dan tanah bawah pohon.
4.2
Saran
Saat melakukan praktikum hendaknya benar-benar diusahakan agar selalu dalam kondisi steril, baik keadaan alat/bahan maupun pengerjaannya. Sehingga dapat diperoleh hasil yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Breed, R.S., dkk. 1959. Bergeys Manual of Determinative Bacteriology. 7 th ed. Baltimore, The Williams and Wilkins Co. Buckle, K. A. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia,Jakarta Dwidjoseputro, O. 1994.Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Te knik dan Prosedur Dasar Laboratorium . PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Lay, W. 1992. Mikrobiologi. Rajawali Pers, Jakarta Lim, D. 1998. Microbiology, 2
nd
Edition. McGrow-hill book. New York.
Penn, C. 1991. Handling Laboratory Microorganism. Open University. Milton Keynes, Philadelphia Pradhika, E. I. 2008. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-1-pengenalan-alat.html. Diakses tanggal 12 Oktober 2010. Sutedjo, dkk. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta, Jakarta. Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang.