LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA STRUKTUR
MODUL D KOEFISIEN MOMEN DISTRIBUSI, MOMEN JEPIT PERPINDAHAN, DAN MOMEN UJUNG JEPIT
KELOMPOK 37
Bayudha Desga
(1206216922)
Martha Theresia
(1206216891)
Monica Fakhrizal
(1206261541)
Paraginta Basaria
(1206217023) (1206217023)
Tanggal Praktikum
: 14 Oktober 2014
Asisten Praktikum
: Mithria
Tanggal Disetujui
:
Nilai
:
Paraf Asisten
:
LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2014
MODUL D.1 KOEFISIEN MOMEN DISTRIBUSI
I.
TUJUAN
Agar dapat menentukan kekakuan balok untuk perletakan jepit-sendi dan sendi-sendi (balok uniform). uniform).
Agar dapat menentukan momen carry over.
II. TEORI
A. Faktor kekakuan balok untuk perletakan jepit-jepit dapat dinyatakan dengan rumus :
dan faktor balok untuk perletakan jepit-sendi dapat dinyatakan dengan rumus :
B. Besarnya faktor momen carry over adalah adalah
III. PERALATAN
1. Balok bentang tunggal (L = 600 mm) dengan tumpuan yang bebas berotasi atau dapat dijepit pada posisi mendatar 2. Lengan untuk mengerjakan atau mengukur momen. 3. Pembacaan radian yang dapat diatur dengan skala putaran sudut dengan pembagian 0.1 radian.
IV. CARA KERJA A. Kekakuan Balok a. Jepit-Sendi
1. Meletakan penggantung beban pada lengan momen perletakan sebelah kiri dan memasukan batang pengunci pada perletakan sebelah kanan untuk mencegah rotasi, dengan tujuan membuat kondisi perletakan jepit-sendi. Melakukan kalibrasi dengan mengatur pembacaan dial rotasi yang berada di perletakan sebelah kiri pada posisi nol.
2. Meletakan beban 3N pada penggantung dan membaca rotasi putaran sudut pada dial kemudian mencatatnya. 3. Mengangkat beban dan mengatur pembacaan dial rotasi pada posisi nol (kalibrasi). 4. Mengulangi langkah 2 dan 3 dengan mengganti beban sebesar 5, 7, 9, dan 12N. 5. Mencatat hasil pembacaan dial rotasi
b. Sendi-sendi
1. Melepaskan batang pengunci perletakan sebelah kanan dengan tujuan untuk membuat kondisi perletakan sendi-sendi. 2. Meletakan penggantung beban pada lengan momen perletakan sebelah kiri dan melakukan kalibrasi dengan mengatur pembacaan dial rotasi yang berada di perletakan sebelah kiri pada posisi nol. 3. Meletakan beban 3N pada penggantung dan membaca rotasi putaran sudut pada dial kemudian mencatatnya. 4. Mengangkat beban dan mengatur pembacaan dial rotasi pada posisi nol (kalibrasi). 5. Mengulangi langkah 2 dan 3 dengan mengganti beban sebesar 5, 7, 9, dan 12N. 6. Mencatat hasil pembacaan dial rotasi
l
L Gambar 1.1 Percobaan Kekakuan Balok
B. Momen Carr y Over
1. Meletakan penggantung beban pada kedua lengan momen perletakan, kanan dan kiri, serta mengatur pembacaan rotasi yang berada pada perletakan sebelah kanan diposisi nol.
2. Meletakan beban 3N pada penggantung sebelah kiri serta menambahkan beban pada penggantung sebelah kanan dengan besar beban ±
beban sebelah kiri
hingga posisi dial pembacaan rotasi kembali ke posisi nol. 3. Mengangkat beban dan mengatur posisi pembacaan dial rotasi pada posisi nol. 4. Mengulangi langkah 2 dan 3 dengan mengganti beban se besar 5, 7, 9, dan 12N. 5. Mencatat hasil pembacaan dial rotasi.
l
L Gambar 1.2 Percobaan Menentukan Momen Carry Over
V.
DATA PENGAMATAN
Overhang (l) = 100 mm
L = 600 mm
B batang = 25,00 mm
I = 10,23542 mm 4
H batang = 1,70 mm
E = 200000
⁄
EI = 2047083 N.mm 2
A. Mencari Kekakuan Balok Tabel 1.1 Data Pengamatan Kekakuan Balok Perletakkan Jepit-Sendi
No.
P (N)
L (mm)
M (N.mm)
θ (radian)
1
3
600
300
0,025
2
5
600
500
0,035
3
7
600
700
0,05
4
9
600
900
0,065
5
12
600
1200
0,078
Tabel 1.2 Data Pengamatan Kekakuan Balok Perletakkan Sendi-Sendi
No.
1 2 3 4 5
P (N)
L (mm)
M (N.mm)
3 5 7 9 12
600 600 600 600 600
300 500 700 900 1200
θ (radian)
0,028 0,05 0,07 0,08 0,1
B. Mencari Faktor Carr y Over Tabel 1.3 Data Pengamatan Faktor Carry Over
Beban (N) No. Kiri
Kanan
1
3
1,5
2
4
2
3
8
9
4
12
10
VI.
PENGOLAHAN DATA A. Mencari Kekakuan Balok
Tabel 1.4 Hasil Pengolahan Data Pengamatan Kekakuan Balok Perletakan Jepit-Sendi
No.
P (N)
L (mm)
M (N.mm)
θ (radian)
K praktikum
K teori
selisih K
Kesalahan Relatif (%)
(M/θ)
(4EI/L)
1
3
600
300
0,025
12000,00
13647,22
1647,22
0,12
2
5
600
500
0,035
14285,71
13647,22
638,49
0,05
3
7
600
700
0,05
14000,00
13647,22
352,78
0,03
4
9
600
900
0,065
13846,15
13647,22
198,93
0,01
5
12
600
1200
0,078
15384,62
13647,22
1737,39
0,13
Rata-rata
13903,2967
0,07
Tabel 1.5 Hasil Pengolahan Data Pengamatan Kekakuan Balok Perletakan Sendi-Sendi
No.
1 2 3 4 5
P (N)
L (mm)
M (N.mm)
θ (radian)
K praktikum
K teori
(M/θ)
(3EI/L))
3 5 7 9 12
600 600 600 600 600
300 500 700 900 1200
0,028 0,05 0,07 0,08
10714,29 10000,00 10000,00 11250,00 12000,00
10235,42 10235,42 10235,42 10235,42 10235,42
0,1
Rata-rata
selisih K
Kesalahan Relatif (%)
478,87 235,42 235,42 1014,58 1764,58
0,05 0,02 0,02 0,10 0,17
10792,85714
0,07
B. Mencari Faktor Carr y Over
Tabel 1.6 Hasil Pengolahan Data Pengamatan Faktor Carry Over
Kiri
Kanan
1
3
1,5
Carry Over praktek (R/L) 0,50
2
4
2
0,50
0,5
1,00
3
8
9
1,13
0,5
2,25
4
12
10
0,83
0,5
1,67
Beban (N) No.
Rata-rata
Carry Over teori (R/L)
Kesalahan Relatif (%)
0,5
1,00
1,18
VII. ANALISA A. Praktikum 1. Kekakuan Balok
Praktikum ini bertujuan untuk mendapatkan nilai kekakuan balok pada perletakan jepit-sendi dan sendi-sendi. Hal yangperlu diperhatikan pada awal percobaan adalah membuat kondisi perletakan sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Ketika membuat kondisi perletakkan dalam keadaan jepit-sendi, dapat dilakukan dengan cara memasukan batang pengunci di perletakan sebelah kanan dan membuat perletakan sebelah kiri sebagai sendi. Membuat kondisi perletakkan dalam keadaan sendi-sendi dilakukan dengan cara melepaskan batang pengunci yang berada di perletakan sebelah kanan. Setiap mengawali pembacaan dial, harus dimulai dengan mengkalibrasi alat terlebih dahulu dengan cara mengatur pembacaan dial pada posisi nol.
2. Momen Carr y Over
Praktikum ini bertujuan untuk mendapatkan koefisien carry over yang merupakan perbandingan antara besar beban sebelah kanan dengan besar beban sebelah kiri. Pada awal praktikum melakukan pemasangan penggantung beban di sebelah kanan dan kiri perletakan serta mengkalibrasi dial dengan cara mengatur pembacaan dial rotasi yang berada di perletakan sebelah kanan dalam posisi nol. Pembacaan dial harus dilakukan secara tegak lurus.
B. Hasil 1. Kekakuan Balok
Data yang didapatkan pada praktikum ini adalah nilai overhang = 100 mm, B batang = 25,00 mm, H batang = 1,70 mm, E= 200000
⁄ , L= 600 mm, dan I =
10.276358 mm 4, P, L batang, dan θ. Melalui data tersebut, dapat dicari beberapa nilai lainnya seperti momen (M), kekakuan balok (K), dan kesalahan relative. Momen (M) didapat dengan cara mengalikan beban (P) yang dialami oleh batang dengan jaraknya terhadap perletakan (L). Secara praktikum, nilai kekakuan balok (K) dapat dicari dengan membagi momen (M) dengan putaran sudut (θ) yang didapat akibat dari pembebanan. Secara Teoritis nilai kekakuan balok (K) untuk perletakan jepit-sendi adalah
sedangkan nilai kekakuan balok (K) untuk perletakan sendi-sendi adalah
. Kesalahan relatif dapat dicari dengan mencari selisih nilai K praktikum dengan K teori
yang kemudian dibagi dengan nilai K teori lalu dikalikan 100%. Dari hasil yang didapat, nilai K teori dan K praktikum untuk perletakan jepit-sendi lebih besar dibandingkan perletakan sendi-sendi. Rata-rata kesalahan relatif dari jepitsendi maupun untuk sendi-sendi adalah 0,07%. Kesalahan relative praktikum ini terbilang kecil.
2. Momen Carr y Over
Data yang didapatkan pada praktikum ini adalah nilai beban kanan (R) dan kiri (L) yang harus diberikan agar pembacaan dial menjadi nol. Koefisien carry over didapatkan dengan membagi beban sebelah kanan (R) dengan beban sebelah kiri (L). Nilai dari koefisien atau factor carry over yang didapat dari praktikum ini mendekati nilai ±0.5 sesuai dengan koefisien atau factor carry over teori. Kesalahan relatif dapat dicari dengan mencari selisih nilai K praktikum dengan K teori yang kemudian dibagi dengan nilai K teori lalu dikalikan 100%. Perletakan yang terjadi dalam praktikum mencari faktor carry over ini adalah perletakan jepit-sendi. Faktor carry over hanya terjadi pada perletakan jepit-sendi dikarenakan pada perletakan jepit-jepit tidak akan ada putaran sudut. Rata-rata kesalahan relatif dari praktikum ini adalah 1,18% dan terbilang cukup kecil.
C. Kesalahan
Kesalahan dalam praktikum ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya : pembacaan dial rotasi yang tidak teliti oleh praktikan dikarenakan pembacaan yang tidak dilakukan secara tegak lurus, ini adalah kesalahan paralaks. Selain itu, perletakkan yang tanpa sengaja tersentuh oleh praktikan menyebabkan jarum dial bergerak dari titik semula. Kesalahan dapat juga terjadi saat pembulatan angka yang kurang tepat. Kesalahan tersebut menyebabkan ketidakakuratan data.
VIII. KESIMPULAN 1. Kekakuan Balok
Praktikum ini bertujuan untuk mendapatkan nilai kekakuan balok untuk perletakan jepit-sendi dan sendi-sendi.
Besarnya momen pada reaksi perletakan yang dihasilkan dalam praktikum tergantung dari besar beban (P) dengan panjang bentangan (L).
Dari hasil yang didapat, nilai K teori dan K praktikum untuk perletakan jepit-sendi lebih besar dibandingkan perletakan sendi-sendi
Rata-rata kesalahan relatif dari jepit-sendi maupun untuk sendi-sendi adalah 0,07%.
2. Momen Carr y Over
Praktikum ini bertujuan untuk mendapatkan koefisien carry over yang merupakan perbandingan antara besar beban sebelah kanan (R) dengan sebelah kiri (L).
Nilai dari koefisien atau factor carry over yang didapat dari praktikum ini mendekati nilai ±0.5 sesuai dengan koefisien atau factor carry over teori.
IX.
Rata-rata kesalahan relatif dari praktikum ini adalah 1,18%
REFERENSI
Pedoman Praktikum Mekanika Benda Padat . Laboratorium Struktur dan Material Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
LAMPIRAN????????
MODUL D.2 MOMEN JEPIT PERPINDAHAN
I.
TUJUAN
Agar dapat mempelajari balok statis tak tentu akibat penurunan perletakan yang tidak sama.
II.
TEORI
Momen jepit ujung, jika salah satu ujung batang jepit-jepit mengalami perpindahan, secara relatif dapat dipindahkan ke ujung lainnya sebesar: a. Perletakan jepit-jepit
b. Perletakan ujung jauh B sendi
Untuk batang dengan ujung jepit-jepit mempunyai momen jepit yang sama dalam arah yang ditunjukkan: Ma = Mb = -M
Bila titik B diganti dengan perletakan sendi maka Mb = 0. Karena itu ditambahkan M dan carry over + ½ M ketitik A. Sehingga bila salah satu ujungnya sendi, maka: Ma = -M + ½ M = - ½ M
∆
Gambar 2.1 Batang dengan ujung jepit-jepit
III. PERALATAN
1. Balok bentang tunggal (L = 600 mm) dengan tumpuan yang bebas berotasi atau dapat dijepit pada posisi mendatar 2. Perletakan yang bebas berputar sudut atau dapat dijepit pada posisi mendatar. 3. Lengan untuk menimbulkan atau mengukur momen. 4. Penunjuk dan skala putaran sudut pada perletakan sebelah kiri. 5. Plat penumpu penahan perletakan sebelah kiri. 6. 4 keping plat. Plat 1 = 8,8 mm
Plat 3 = 9,2 mm
Plat 2 = 8,75 mm
Plat 4 = 8,8 mm
1
2
3
4
Gambar 2.2 Plat T Plastik
7. Jangka sorong.
IV. CARA KERJA
1. Menahan perletakan sebelah kiri (A) menggunakan plat tumpu. Meletakkan penggantung beban pada lengan momen perletakan sebelah kiri dan memasukan batang pengunci pada perletakan sebelah kanan untuk mencegah rotasi, dengan tujuan membuat kondisi perletakan jepit-sendi. Melakukan kalibrasi dengan mengatur pembacaan dial rotasi yang berada di perletakan sebelah kiri pada posisi nol. 2. Mengendorkan mur penahan pada perletakan sebelah kiri dan memasukan plat T plastik level 1 dibawah tumpuan. Mengencangkan mur kembali.
3. Menambahkan beban pada alat penggantung beban sehingga pembacaan dial rotasi menjadi nol kembali. 4. Mengulangi langkah 2 dan 3 dengan melakukan penambahan plat T plastik level 2,3, dan 4 secara berturut-turut. 5. Mengambil seluruh plat T plastic keluar. 6. Melepaskan batang pengunci pada perletakan sebelah kanan untuk menciptakan kondisi sendi-sendi. Melakukan kalibrasi dengan mengatur pembacaan dial rotasi yang berada di perletakan sebelah kiri pada posisi nol. 7. Mengulangi langkah 2 hingga 4. 8. Mengambil seluruh plat T plastic keluar. Mengukur tebal masing-masing plat T plastik dengan menggunakan jangka sorong.
l
L Gambar 2.3 Percobaan Momen Jepit Perpindahan
V. DATA PENGAMATAN
Overhang (l) = 100 mm
L = 600 mm
B batang = 25,00 mm
I = 10,23542 mm 4
H batang = 1,70 mm
E = 200000
⁄
EI = 2047083 N.mm 2
Tabel 2.1 Data Pengamatan Perletakkan Jepit-Sendi
P
L
M
(N)
(mm)
(N.mm)
level (mm)
1
1
600
600
8,8
2
2
600
1200
17,55
3
2,5
600
1500
26,75
4
3,5
600
2100
35,55
No.
Tabel 2.2 Data Pengamatan Perletakkan Sendi-Sendi
P
L
M
(N)
(mm)
(N.mm)
level (mm)
1 2 3
1,5 2 3
600 600 600
900 1200 1800
8,8 17,55 26,75
4
2
600
1200
35,55
No.
VI. PENGOLAHAN DATA
A. Perletakan Jepit – Sendi
Tabel 2.3 Hasil Pengolahan Data Perletakkan Jepit-Sendi
P
L
M
(N)
(mm)
(N.mm)
level (mm)
1
1,5
600
150
8,8
3,00
6
0,50
2
2
600
200
17,55
2,00
6
0,67
3
3
600
300
26,75
1,97
6
0,67
4
2
600
200
35,55
0,99
6
0,84
No.
X Praktikum 2
(ML
/EIΔ)
X Teori
Kesalahan Relatif (%)
B. Perletakan Sendi – Sendi Tabel 2.4 Hasil Pengolahan Data Perletakan Sendi-Sendi
P
L
M
(N)
(mm)
(N.mm)
level (mm)
1
1
600
100
8,8
2,00
3
0,33
2
2
600
200
17,55
2,00
3
0,33
3
2,5
600
250
26,75
1,64
3
0,45
4
3,5
600
350
35,55
1,73
3
0,42
No.
X praktikum 2
(ML
/EIΔ)
X Teori
Kesalahan Relatif (%)
VII. ANALISA a. Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk dapat mempelajari balok statis tak tentu akibat penurunan perletakan yang tidak sama. Kondisi perletakan dalam praktikum yaitu, kondisi jepit-sendi dan sendi-sendi. Untuk mencapai kondisi jepit-sendi dapat dilakukan dengan melepaskan batang pengunci pada perletakan sebelah kanan dan membuat perletakan sebelah kiri sebagai sendi. Membuat kondisi perletakkan dalam keadaan sendi-sendi dilakukan dengan cara melepaskan batang pengunci yang berada di perletakan sebelah kanan. Dalam praktikum diberikan plat T plastik pada bagian bawah perletakkan sebelah kiri dengan 4 variasi ukuran plat T plastic yang berbeda-beda, tujuannya adalah agar terjadi displacement . Adapun besar plat T plastik yang digunakan adalah 8.8, 8.75, 9.2, dan 8.8 mm, adapun pemakaian plat T plastik bersifat kumulatif, sehingga besarnya plat T plastik adalah 8.8, 17.55, 26.75, dan 35.55 mm.
b. Hasil
Data yang didapatkan terkait kondisi bentangan masih sama, dengan nilai overhang (l), H batang, B batang, dan panjang bentangan (L). Hasil yang didapat dalam praktikum ini adalah besarnya beban yang tepasang pada perletakan sebelah kanan, serta besar displacement akibat plat T plastik yang nilainya bersifat kumulatif. Dari data nilai momen (M), hasil reaksi beban (P), panjang bentang (L), modulus elastisitas (E), momen inersia penampang (I), dan besarnya displacement yang 2
dihasilkan (Δ), dapat dicari nilai X praktikum dengan rumus
X=
M.L
E.I.Δ
dan satuan mm.
Setelah didapatkan nilai X praktikum maka selanjutnya membandingkan nilai tersebut dengan nilai Xteori. Nilai Xteori pada perletakkan jepit-sendi adalah 6 sedangkan untuk perletakkan sendi-sendi adalah 3. Pembandingan ini bertujuan untuk mencari nilai kesalahan reatif, yaitu dengan mencari selisih nilai X praktikum dengan X teori yang kemudian dibagi dengan nilai X teori lalu dikalikan 100%.. Kesalahan relative pada praktikum ini nilainya berkisar 0,33% hingga 0,84%. Dari pengolahan data dapat terlihat perbedaan antara nilai Xteori dan X praktikum pada perletakan jepit-sendi yang lebih besar dibandingkan dengan perletakan sendi-sendi.
c. Kesalahan
Kesalahan dalam praktikum ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya : pembacaan dial rotasi yang tidak teliti oleh praktikan dikarenakan pembacaan yang tidak dilakukan secara tegak lurus, ini adalah kesalahan paralaks. Selain itu, perletakkan yang tanpa sengaja tersentuh oleh praktikan menyebabkan jarum dial bergerak dari titik semula. Kesalahan dapat juga terjadi saat pembulatan angka yang kurang tepat. Kesalahan tersebut menyebabkan ketidakakuratan data.
VIII. KESIMPULAN
Percobaan ini bertujuan untuk dapat mempelajari balok statis tak tentu akibat penurunan perletakan yang tidak sama, yaitu jepit-sendi dan sendi-sendi
Besar displacement (Δ) bersifat kumulatif setiap penambahan plat T plastik
Besarnya momen pada reaksi perletakan yang dihasilkan dalam praktikum tergantung dari besar beban (P) dengan overhang (l).
Besar nilai X praktikum dihitung dengan rumus sebagai berikut : 2
X=
M.L
E.I.Δ
Dimana : M
= momen reaksi dimana beban (P) dikalikan dengan overhang (l)
L
= panjang bentang
E
= modulus elastisitas bahan
I
= momen inersia penampang
∆
= besar displacement yang diberikan.
IX.
Kesalahan relative pada praktikum ini nilainya berkisar 0,33% hingga 0,84%.
REFERENSI
Pedoman Praktikum Mekanika Benda Padat . Laboratorium Struktur dan Material Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
MODUL D.3 MOMEN UJUNG JEPIT
I.
TUJUAN
Agar dapat menentukan momen ujung jepit akibat beban terpusat pada kondisi jepitsendi dan sendi-sendi.
II. TEORI
Di dalam distribusi momen, pembebasan mengakibatkan timbulnya momen ujung jepit bila dianggap pada kondisi jepit-jepit, jika salah satu ujungnya sendi, maka mulamula batang itu dianggap jepit-jepit dan terjadi momen ujung. Kemudian momen pada sendi dikurangi hingga menjadi nol dengan menambahkan momen yang sama atau berlawanan arah dan juga carry over. a. Untuk beban di tengah bentang pada perletakan jepit-jepit, besarnya momen ujung adalah:
Untuk beban yang tidak di tengah besarnya momen ujung adalah:
b. Untuk beban yang tidak ditengah bentang pada perletakan jepit-jepit, besarnya momen ujung adalah:
III. PERALATAN
1. Balok bentang tunggal 2. Perletakan yang bebas berputar sudut atau dapat dijepit pada posisi mendatar. 3. Lengan untuk menimbulkan atau mengukur momen pada tiap perletakan.
4. Penunjuk dan skala putaran sudut dengan pembagian skala 0,01 radian pada kedua perletakan. 5. Penggantung beban yang dapat dipasang sepanjang balok.
IV. CARA KERJA
1. Memasang penjepit penggantung beban di tengah-tengah bentang. Meletakkan penggantung beban di kedua perletakan, kanan dan kiri. Melakukan kalibrasi dengan mengatur pembacaan dial rotasi pada posisi nol. 2. Memasang beban 3N pada penggantung di tengah-tengah bentang. Kemudian menambahkan beban pada lengan momen kanan dan kiri secara bersamaan hingga bacaan putaran sudut kembali ke nol. Mencatat besar bebannya. 3. Mengangkat beban dan pembacaan dial rotasi dikalibrasi kembali. 4. Mengulangi langkah 2, 3 untuk beban 7, 9, dan 12 N.
l
L
Gambar 3.1 Percobaan Momen Ujung Jepit dengan Letak Beban di Tengah Bentang
l
1/4L
3/4L
Gambar 3.2 Percobaan Momen Ujung Jepit dengan Letak Beban 1/4 Bentang
V. DATA PENGAMATAN
Overhang (l) = 100 mm
L = 600 mm
B batang = 25,00 mm
I = 10,23542 mm 4
H batang = 1,70 mm
E = 200000
⁄
EI = 2047083 N.mm 2
Tabel 3.1 Data Pengamatan Momen Ujung Jepit
No.
a (mm)
b (mm)
W (N)
L (mm)
PA (N)
PB (N)
1
300
300
3
600
1,5
1,5
300
300
7
600
4,5
4,5
300
300
9
600
6
6
300
300
12
600
8,5
8,5
150
450
3
600
2
1
150
450
7
600
5,5
2
150
450
9
600
6,5
2,5
150
450
12
600
8,5
3,5
2
VI. PENGOLAHAN DATA
Tabel 3.2 Hasil Pengolahan Data Pengamatan Momen Ujung Jepit
No. 1
a b (mm) (mm)
300 300 300 300
300 300 300 300
W (N)
L (mm)
Pa (N)
Pb (N)
3 7 9 12
600 600 600 600
1,5 4,5 6 8,5
1,5 4,5 6 8,5
M Teori
M Praktikum
Ma
Mb
Ma
Mb
Ma
Mb
225 525 675 900
225 525 675 900
150 450 600 850
150 450 600 850
0,33 0,14 0,11 0,06
0,33 0,14 0,11 0,06
0,16
0,16
0,21 0,07 0,14 0,16
0,19 0,02 0,01 0,04
0,15
0,06
Rata-rata 2
150 150 150 150
450 450 450 450
3 7 9 12
600 600 600 600
2 5,5 6,5 8,5
1 2 2,5 3,5
253,13 84,38 590,63 196,88 759,38 253,13 1012,5 337,5
Rata-rata
Kesalahan Relatif (%)
200 550 650 850
100 200 250 350
VII. ANALISA a. Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan momen ujung jepit akibat beban terpusat pada kondisi jepit-sendi dan sendi-sendi. Terdapat dua jenis kondisi yang dibuat, yaitu beban terpusat berada tepat di tengah bentang dengan jarak 300 mm dari perletakkan kanan dan kiri, serta beban terpusat yang terletak tidak ditengah bentang, yaitu pada jarak 150 mm dari perletakan sebelah kiri atau 450 mm dari perletakkan sebelah kanan. Ketika beban terpusat berada di tengah bentang, langkah pertama yang harus dilakukan adalah meletakkan penggantung beban pada perletakan kanan dan kiri, serta pada bagian tengah bentangan. Selanjutnya, melakukan kalibrasi dengan mengatur pembacaan dial rotasi pada posisi nol. Langkah berikutnya adalah memasang beban 3N pada penggantung di tengah-tengah bentang yang disebut W dan juga memasang beban pada perletakan kanan dan kiri secara bersamaan (Pa dan Pb) sehingga jarum dial rotasi kembali ke nol. Langkah tersebut diulang untuk variasi beban W sebesar 7,9, dan 12N. Percobaan dilanjutkan dengan merubah posisi beban terpusat menjadi 1/4L dari perletakkan kiri, atau berjarak 150 mm dari perletakan sebelah kiri dan kemudian melakukan langkah yang sama.
b. Hasil
Dari sejumlah data yang didapatkan, yaitu panjang dari beban terpusat ke kiri (a) dan dari beban terpusat ke kanan (b), besar beban terpusat (W), beban perletakan kiri (Pa) dan kanan (Pb), serta panjang bentang (L), kemudian digunakan untuk mencari nilai Mteori untuk perletakan sebelah kiri dengan rumus Ma= dan M teori
untuk perletakan sebelah kanan dengan rumus Mb=
Adapun nilai M praktikum didapatkan dengan mengalikan nilai beban P dengan overhang (l) untuk perletakan kanan maupun kiri. Dengan membandingkan selisih M praktikum dan Mteori dengan Mteori lalu mengalikannya dengan 100% maka didapatkan nilai kesalahan relative. Kesalahan relative pada praktikum ini nilainya berkisar 0,01% hingga 0,33%..
c. Kesalahan
Kesalahan dalam praktikum ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya : pembacaan dial rotasi yang tidak teliti oleh praktikan dikarenakan pembacaan yang tidak dilakukan secara tegak lurus, ini adalah kesalahan paralaks. Selain itu, perletakkan yang tanpa sengaja tersentuh oleh praktikan menyebabkan jarum dial bergerak dari titik semula. Kesalahan dapat juga terjadi saat pembulatan angka yang kurang tepat. Kesalahan tersebut menyebabkan ketidakakuratan data.
VIII. KESIMPULAN
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan momen ujung jepit akibat beban terpusat pada kondisi jepit-sendi dan sendi-sendi
nilai Mteori untuk perletakan sebelah kiri dengan rumus Ma= untuk perletakan sebelah kanan dengan rumus Mb=
dan Mteori
dengan : w = beban terpusat (N) a = jarak beban terpusat ke perletakan kiri (mm) b = jarak beban terpusat ke perletakan kanan (mm) L = panjang bentang (mm)
c.
Kesalahan relative pada praktikum ini nilainya berkisar 0,02% hingga 0,33%
REFERENSI
Pedoman Praktikum Mekanika Benda Padat . Laboratorium Struktur dan Material Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
LAMPIRANNNN??????????