AYU MELINDA RHEYTNO A.W, S.Farm
15020140081
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
KCKT termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak cairan dan fasa diam cairan atau padat. Banyak kelebihan metode ini jika dibandingkan dengan metode lainnya yaitu mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran, mudah melaksanakannya, kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi, dapat dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan yang dianalisis.
KCKT sangat cocok untuk memisahkan minyak atsiri dan kadang-kadang menunjukkan keuntungan yang berarti kesetimbangan metode kolom terbuka (kapiler) dan KG yang sekarang dipakai, pendadahan keudara minimum, hasil urai karena suhu tinggi dicegah, senyawa yang tidak atsiri dapat dipisahkan, dan laju perolehan kembali cuplikan tinggi. Akan tetapi, minyak atsiri sering terdiri atas campuran yang sangat rumit menjadi golongan-golongan senyawa atau memisahkan golongan senyawa menjadi komponennya.
Prinsip dasar HPLC adalah fase gerak air dialirkan dengan pompa melalui kolom ke detektor. Cuplikan dimasukkanke dari gum aliran fase gerak dengan cara penyuntikan. Didalam kolom terjadi pemisahan komponen-komponen cairan karena perbedaan kekuatan interaksi antara salut-salut terhadap fase diam akan keluar dari kolom lebih dahulu dan sebaliknya. Setiap komponen campuran yang keluar dari kolom dideteksi oleh detektor kemudian direkam dalam bentuk kromatogram. Senyawa yang keluar dari dari kolom atas dasar kepolaran yang berbeda akan mempengaruhi kekuatan.
Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur atau senyawa kimia, baik organik maupun inorganik, sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan.
Pada praktikum kali ini dilakukan uji instrumentasi penetapan kadar dari suatu sediaan obat dengan mengunakan aplikasi HPLC (High performance liquid cromatograpy). Untuk melihat keefektivan pengunaan alat ini secara analisis kualitatif maupun kuantitatif.
Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara analisis atau penetapan suatu sediaan obat dengan menggunakan HPLC (High performance liquid cromatograpy).
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar suatu sediaan obat dengan menggunakan HPLC (High performance liquid cromatograpy).
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Teori Umum
Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen campuran tersebut diantarany dua fase, yaitu fase diam (stationary) dan fase bergerak (mobile). Fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase bergerak dapat berupa zat cair atau gas. Dalam kromatografi fase bergerak dapat berupa gas atau zat cair dan fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair (Acun, 2010).
Kromatografi adalah metode suatu proses fisik yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen dari suatu campuran senyawa kimia. Dalam kromatografi, campuran tersebut dibuat sebagi zona yang sempit (kecil) pada salah satu ujung media porus seperti adsorben, yang disebut alas atau landasan kromatografi (Hendayana, 2006).
HPLC yang modern telah mucul akibat pertemuan dari kebutuhan, keinginan manusia untuk meminimalis pekerjaan, kemampuan teknologi, dan teori untuk memandu pengembangan pada jalur yang rasional. Jelas sebelum era peralatan yang modern bahwa LC (Liquid Chromatography) memiliki kekuatan pemisahan yang sangat ampuh, bahkan untuk komponen-komponen yang berhubungan sangat erat. LC harus ditingkatkan kecepatannya, diotomasasi, dan harus disesuaikan dengan sampel-sampel yang lebih kecil, waktu elusi yang beberapa jam (Underwood, 2002).
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi atau KCKT atau biasa juga disebut dengan HPLC (Hight Performance Liquid Chromatograhy ) dikembangkan pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an. Saat ini KCKT merupakan tekhnik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel dalam sebidang, antara lain : farmasi, lingkungan, bioteknologi, polimer dan industri-industri makanan. Beberapa perkembangan KCKT terbaru antra lain : miniaturisasi`sistem KCKT, penggunaan KCKT untuk analisis asam-asam nukleat, analisis protein, analisis karbohidrat dan analisisi senyawa-senyawa kiral (Rohman, 2013).
Prinsip dasar HPLC adalah fase gerak air dialirkan dengan pompa melalui kolom ke detektor. Cuplikan dimasukkanke datigum aliran fase gerak dengan cara penyuntikan. Didalam kolom terjadi pemisahan komponen-komponen cairan karena perbedaan kekuatan interaksi antara salut-salut terhadap fase diam akan keluar dari kolom lebih dahulu dan sebaliknya. Setiap komponen campuran yang keluar dari kolom dideteksi oleh detektor kemudian direkam dalam bentuk kromatogram (Lestari, 2014).
Zona campuran kemudian digerakan dengan larutan suatu cairan atau gas yang bergerak sebagai pembawa, melaui media porus tersebut, yang berupa partikel-partikel yang "diam" (tidak bergerak, statisiones). Sehingga akibatnya masing-masing komponen dari campuran tersebut akan terbagi (terdistribusi) secara tidak merata antara alas yang "diam" dan cairan atau gas yang membawanya. Akibat selanjutnya, masing-masing komponen akan bergerak (bermigrasi) pada kecepatan yang berbeda (differential migration) dan dengan demikian, akan sampai pada ujung lain dari alas tersebut pada waktu yang berlainan, dan dengan demikian terjadilah pemisahan diantara komponen-komponen yang ada (Hendayana, 2006).
Beberapa kelebihan yang dimiliki kromatografi HPLC sehingga menjadikannya sebagai "the best choice" dalam dunia penentuan/pemisahan ion/logam, di antaranya (Adrianingsih, 2011) :
Kecepatan (speed)
Kecepatan dalam analisis suatu sampel menjadi aspek yang sangat penting dalam hal analisis ion yaitu untuk mengurangi biaya, bisa mengahsilkan data analisis yang akurat dan cepat dan bisa mengurangi limbah (waste) yang dihasilkan dari penggunaan eluen.
Sensitivitas (sensitivity)
Perkembangan rehnologi mikro prosessor yang dikombinasikan dengan efisiensi kolom pemisah, mulai ukuran diameter dalam milimeter sampai skala mikro yang biasa juga disebut microcolumn, membuat pendeteksian ion dalam sampel menjadi lebih baik, meskipun jumlah sampel yang diinjeksikan ke dalam kolom pemisah sangat sedikit.
Selektivitas (selectivity)
Dengan sistem ini, bisa dilakukan pemisahan berdasarkan keinginan, misalnya kation/anion organik saja atau kation/anion anorganik yang ingin dipisahkan. Itu dapat dilakukan dengan memilih kolom pemisah yang tepat.
Pendeteksian yang serempak (simultaneous detection)
Teknik pendeteksian sekali injeksi untuk sebuah sampel seperti ini penting untuk dilakukan karena tentunya mempunyai sejumlah kelebihan dibanding pemisahan terpisah. Sebagaimana telah diulas diatas, beberapa kelebihan di antaranya dapat menekan biaya operasional, memperkecil jumlah limbah saat analisis (short time analysis) serta dapat memaksimalkan hasil yang diinginkan.
Kestabilan pada kolom pemisah (stability of the separator column)
Walaupun sebenarnya, ketahanan kolom ini berdasarkan pada paking (packing) material yang diidikan ke dalam kolom pemsiah bisa bertahan pada perubahan yang terjadi pada sampel, misalnya konsentrasi suatu ion terlalu tinggi, tidak akan mempengaruhi kestanilan material penyusun kolom pemisah yang mempunyai waktu penggunaan yang tidak terlalu lama, dikarenakan kemasan kolom yang kurang baik atau karena faktor internal lainnya.
Instrumentasi HPLC pada dasarnya terdiri atas: wadah fase gerak, pompa, alat untuk memasukkan sampel (tempat injeksi), kolom, detektor, wadah penampung buangan fase gerak, dan suatu komputer atau integrator atau perekam (Unang, 2010).
Uraian Bahan
Asam asetat (Ditjen POM, 1979 : 42)
Nama resmi : ACIDUM ACETICUM GLACIALE
Nama lain : Asam asetat glacial
RM/BM : C2H2O2 / 60,05
Rumus struktur :
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, tajam, jika diencerkan dengan air, rasa asam
Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan dengan gliserol P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan
Natrium Asetat (Ditjen POM, 1995 : 709)
Nama resmi : NATRII ACETICUM
Nama lain : Natrium Asetat
RM/BM : CH3COONa/93,52
Pemerian : Serbuk atau massa puith keabuan, higroskopik.
Kelarutan : Larut baik dalam air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Parasetamol (Ditjen POM,1979 : 37)
Nama Resmi : ACETAMINOPHEUM
Nama Lain : Asetaminofen, Parasetamol
RM/BM : C8H9NO2/151,16
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berwarna; rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliderol P, dan dalam 9 bagian propilenglikol P, larut dalam larutan alkali hidroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindungi dari cahaya.
Kegunaan : Analgetikum; Antipiretikum
Miconazole
Merek dagang : Miconazole, Clearderma, Daktarin, Daktazol, Fungitia, Funtas, Goderm, Kalpanax-K.
Komposisi : Miconazole nitrat 20 mg
Indikasi : Kulit dan kuku infeksi yang disebabkan oleh dermatophytes, yeastsnand berbagai jamur lain, misalnya. tinea capitis, tinea corporis, tinea manum, tinea pedis.
Prosedur Kerja (Anonim, 2016)
Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar Eksternal
Menggunakan kolom ODS (oktadesisilen,C18) : diameter 4,6 mm dan panjang 150 mm.
Fase gerak : campuran dari asetonitril : asam asetat 0,05 M (85:15).
Kecepatan alir 1 mL/menit
Prosedur :
Timbang 125 mg parasetamol baku dimasukkan dalam labu takar 250 mL dan diencerkan dengan larutan asam asetat 0,005 M sampai tanda batas (larutan stok).
Buat seri larutan baku dari larutan stok dengan deret konsentrasi 0,5, 1,0, 1,5, 2,0, dan 2,5 mg/100 mL.
Dilakukan penetapan kadar kelima larutan standar diatas dengan HPLC.
Ditimbang berat 20 tablet parasetamol yang dianalisis, adalah 12,1891 gram.
Serbuk tablet diambil 150,5 mg dilarutkan dengan asam asetat 0,05 M dalam labu takar 250 mL, lalu disaring.
Dipipet 25 mL alikot dan encerkan dengan asam asetat 0,05 M sampai 100 mL dalam labu takar. Selanjutnya, larutan diencerkan lebih lanjut dengan mempipet 10 mL ke dalam labu takar 100 mL dengan larutan asam asetat 0,05 M sampai tanda batas.
Larutan, dilakukan penetapan menggunakan kromatografi HPLC pada kondisi sama pada larutan baku. Adapun hasilnya diperoleh luas puncak kromatogram = 45.205.
Tetapan tablet parasetamol sesuai persyaratan tablet dalam Farmakope Indonesia.
Penetapan Kadar Krim Miconazole dengan Metode Standar Internal Econazole
Menggunakan kolom ODS : diameter 4,6 mm dan panjang 150 mm.
Fae gerak : campuran asetonitril : buffer pH 4,0 Na. Asetat 0,1 M (70:30).
Kecepatan alir 1 Ml/menit
Prosedur :
Buat larutan standar miconazole nitrat dan econazole nitrat (standar internal) dengan menimbang masing-masing 200,0 mg. Kemudiaan, masing-masing dilarutkan dengan larutan fase gerak sampai 250 mL dalam labu takar.
Pipet 25 mL larutan econazole stok standar masukkan ke dalam lima buah labu takar 100 mL. Selanjutnya, pada kelima labu takar tersebut ditambahkan larutan stok standar miconazole masing-masing 15 mL, 20 mL, 25 mL, 30 mL, dan 35 mL. Lalu encerkan dengan larutan fase gerak hingga tanda batas.
Kelima deret konsentrasi standar tersebut, masing-masing dilakukan pengukuran dengan kromatografi HPLC.
Sampel krim yang diuji mengandung miconazole nitrat 20 mg dalam 1000 mg krim (2%). Berat krim miconazole adalah 1,0368 g, berat krim yang digunakan untuk analisis adalah 201,5 mg.
Ditimbang 201,5 mg krim dilarutkan dengan 25 mL larutan fase gerak dalam corong pisah sambil dikocok selama 5 menit. Ekstraksi dengan 50 mL heksan dari lapisan heksan dikeluarkan/dibuang. Larutan fase gerak dialiri gas nitrogen untuk menghilangkan sisa heksan, setelah itu dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan diencerkan sampai batas dengan larutan fase gerak. Saring larutan dan pipet sebanyak 20 mL untuk dilakukan pengukuran kromatografi HPLC mrnggunakan detector pada UV pada panjang gelombang 220 nm.
Hasil pengukuran HPLC diperoleh data, sebagai berikut :
Luas puncak kromatografi sampel miconazole = 119.923.
Luas puncak kromatografi pembanding econazole = 124.118.
Hitung persentase kadar miconazole dalam krim dan tetapkan persyaratan sediaan krim miconazole yang tertera dalam Farmakope Indonesia.
BAB 3 METODE KERJA
Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum yaitu batang pengaduk, corong penyaring, detector, erlenmeyer, gelas piala, kertas pH universal, labu takar 100 dan 250 mL, pipet volum 10 dan 25 mL, sendok tanduk dan timbangan analitik (Neraca).
Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu asam asetat, econazole, miconazole, natrium asetat, parasetamol dan tissue.
3.3 Cara Kerja (Anonim, 2016)
Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar Eksternal
Menggunakankolom ODS (Oktadesilsilen, C18) : diameter 4,6 mm danpanjang 150 mm.
Fasegerak : Campurandariasetonitril :asamasetat 0,05 M (85 : 15).
Kecepatanalir 1 mL/menit.
Prosedur :
Ditimbang 125 mg parasetamol baku dimaksudkan dalam labu takar 250 ml dan diencerkan dengan larutan asam asetat 0,05 M sampai tanda batas. (larutan stok).
Buat seri larutan baku dari larutan stok dengan deret konsentrasi 0,5, 1,0, 1,5, 2,0 dan 2,5 mg/100 ml.
Dilakukan penetapan kelima larutan standar di atas dengan HPLC.
Concentration of paracetamol standard solution mg/ 100 ml
Area of chromatographic peak
0,5044
1,009
1,513
2,018
2,522
17 994
36 109
54 121
71 988
89 984
Pers. Linear : y = 35656,586x + 80,803 : r = 1,000
Timbang berat 20 tablet parasetamol yang dianalisis, adalah 12,1891 gram
Serbuk tablet diambil 150,5 mg dilarutkan dengan asam asetat 0,05 M sampai 100 ml dalam labu takar dengan larutan asam asetat 0,05 M sampai tanda batas.
Larutan, dilakukan penetapan mengunakan diperoleh luas puncak kromatogram = 45.000
Tetapkan tablet parasetamol sesuai persyaratan sesuai persyaratan tablet dalam Farmakope Indonesia.
Penetapan Kadar Krim Miconazole dengan Metode Standar Internal Econazol
MenggunakankolomODS : diameter 4,6 mm danpanjang 150 mm.
Fasegerak : campuranasetonitril : buffer pH 4,0 Na. Asetat 0,1 M (70 : 30)
Kecepatanalir 1 mL/menit.
Prosedur :
Buat larutan stok standar miconazol nitrat dan econazol nitrat (standar internal) dengan menimbang masing-masing 200,0 mg. Kemudian, masing-masing dilarutkan dengan larutan fase gerak sampai 250 ml dalam labu takar.
Pipet 25 ml larutan econazol stok standar masukkan ke dalam lima buah labu takar 100 ml. Selanjutnya, pada kelima labu takar tersebut ditambahkan larutan stok standar miconazol masing-masing 15 ml, 20 ml, 30 ml, dan 35 ml, lalu encerkan dengan larutan fase gerak hingga tanda batas.
Kelima deret konsentrasi standar tersebut, masing-masing dilakukan pengukuran dengan kromatografi HPLC.
Concentrartion of miconazole in calibration solution mg/100ml
Area of miconazole peak
Area of econazole peak
Area miconazole
Area econazole
12,09
16,12
20,15
24,18
28,21
70 655
96 218
119 793
151 310
166 673
123 563
125 376
126 783
127 889
125 436
0,5718
0,7674
0,9449
1,183
1,329
Pers. Linear : y = 0,048x – 0,006 : r = 0,998
Data pengamatan :
Berat miconazol yang digunakan membuat larutan stok = 201,5 mg
Berat krim untuk dianalisis = 1,0368 g
Sampel krim yang diuji mengandung miconazol nitrat 20 mg dalam 1000 mg krim (2%). Berat krim miconazol adalah 1,0368 g., berat krim yang digunakan untuk analisis adalah 201,5 mh.
Ditimbang 201,5 mg krim dilarutkan dengan 25 ml larutan fase gerak dalam corong pisah sambil dikocok selama 5 menit. Ekstraksi dengan 50 ml heksan dan lapisan heksan dikeluarkan/ dibuang. Larutkan fase gerak dialiri gas nitrogen untuk menghilangkan sisa heksan, setelah itu dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan diencerkan sampai batas dengan larutan fase gerak. Saring larutan dan pipet sebanyak 20 ml untuk dilakukan pengukuran kromatografi HPLC menggunakan detektor UV pada panjang gelombang 220 nm.
Hasil pengukuran HPLC diperoleh data, seperti berikut :
Luas puncak kromatogram sampel miconazol = 119 923
Luas puncak kromatogram pembanding econazol = 124 118
Hitung persentase kadar miconazol dalam krim dan tetapkan berdasarkan persyaratan sediaan krim miconazol yang tertera dalam Farmakope Indonesia.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar Eksternal
Tabel
Data obtained from the analysis of paracetamol standard solutions by HPLC
Consetration of paracetamol standard solution (mg/100 mL)
Area of chromatographic peak
0,5044
1,009
1,513
2,018
2,522
17.994
36.109
54.121
71.988
89.984
Persamaan Linear : y = 35656,585x + 80,803 ; r = 1,000
Kurva Baku
Penetapan Kadar Krim Miconazole dengan Metode Standar Econazole
Tabel
Consetration of miconazole in calibration solution (mg/100 mL)
Area of miconazole peak
Area of econazole peak
Area miconazole
Area econazole
12,09
16,12
20,15
24,18
28,21
70.655
96.218
119.793
151.310
166.673
123.563
125.376
126.783
127.889
125.436
0,5718
0,7674
0,9449
1,183
1,329
Persamaan Linear : y = 0,0048x -0,006 ; r = 0,998
Kurva Baku
4.2 Pembahasan
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi atau KCKT atau biasa juga disebut dengan HPLC (Hight Performance Liquid Chromatograhy) merupakan tekhnik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel. Fungsi dari HPLC yaitu untuk mengukur senyawa-senyawa kualitatif (waktu retensi) dan kuantitatif (luas area dan tinggi puncak).
Teknik HPLC merupakan suatu metode kromatografi cair-cair, yang dapat digunakan baik untuk keperluan pemisahan maupun analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dengan teknik HPLC didasarkan pada pengukuran luas area standar. Pada prakteknya, metode pembandingan area standar dan sampel kurang menghasilkan data yang akurat bila hanya melibatkan suatu konsentrasi standar.
Bagian-bagian HPLC dibagi menjadi enam bagian yaitu :
eluen, berfungsi sebagai fase gerak yang membawa sampel masuk kedalam kolom.
pompa, berfungsi mendorong eluent dan sampel masuk kedalam kolom
injektor, berfungsi sebagai tempat memasukkan sampel dan dapat didistribusikan masuk kedalam
kolom pemisah ion, berfungsi untuk memisahkan ion-ion yang ada dalam sampel
detektor, untuk membaca ion yang lewat dalam detektor
rekorder data, berfungsi untuk merekam dan mengolah data yang masuk.
Prinsip HPLC yaitu adsorbsi dan partisi. Adsobsi yaitu penyerapan senyawa-senyawa menggunakan fase diam, dimana kemampuan suatu senyawa untuk terikat pada silika gel dan partisi yaitu pemisahan berdasarkan polaritas menggunakan fase gerak.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar sediaan obat menggunakan kromatografi HPLC. Ada dua metode yang digunakan yaitu metode standar eksternal dan metode standar internal econazole.
Pada penetapan kadar sediaan obat Miconazole dilakukan dengan metode standar internal Econazole, digunakan kolom oksidesilsilen, dengan fase gerak berupa campuran asetonitril : buffer pH 4,0 Na.Asetat 0,1 M dengan perbandingan 70:30, dan kecepatan alir nya 1 mL/ menit. Setelah dilakukan analisis kromatografi HPLC, diperoleh luas puncak kromatogram sampel Miconazole adalah 119923, dan luas puncak kromatogram pembanding econazol adalah 124 118, sehingga dengan menggunakan rumus persen kadar, diperoleh kadar Miconazole dengan metode standar internal Econazol adalah 240,983%.
Adapun hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur yaitu krim miconazole mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari yang tertera pada etiket.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dari analisis kadar menggunakan metode kromatografi HPLC, dapat disimpulkan bahwa kadar parasetamol dengan metode standar eksternal adalah -14,427%. Dan kadar Miconazole dengan metode standar internal Econazol adalah 240,983%.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan semua bekerja pada saat melakukan praktikum serta alat dan bahan disiapkan sebelum praktikum berlangsung agar dapat memaksimalkan waktu selama praktikum.
.
DAFTAR PUSTAKA
Acun., Sodiyc. 2010, Kromatografi Gas, Jakarta
Andrianingsih, R., 2011, Penggunaan High Performamance Liquid Chromatography (HPLC) Dalam Proses Analisa Deteksi Ion, Peneliti Bidang Material Dirgantara, Pusterapan.
Anonim., 2016, Penuntun Praktikum Analisis Instrumen, UMI, Makassar.
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III , Deperteman Kesehatan RI, Jakarta.
Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Hendayana, Sumar., 2006, KIMIA PEMISAHAN Metode Kromatografi dan Elektroforensis Modern, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Lestari, Wahyuni Sri, 2014, Validasi Metode Penetapan Kadar Aliskiren dalam Plasma darah secara In Vitro Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta
Rohman, Abdul., 2013, Kimia Analisis Farmasi, Pustaka Pelajar : Jakarta
Unang, S., 2010, Elusidasi Struktur Senyawa Organik, Widya Padjajaran : Bandung.
Underwood, Day, R.A., A.L, 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
Penetapan Kadar Parasetamol dengan metode Standar Eksternal
150, 5 mg 250 mL
25 mL 100 mL (4x)
10 mL 100 mL (10x)
fp = 4 x 10 = 40 mg/mL
y= 35656,585x +80,803 ; r = 1,000
y=a+bx
x=y-ab
x=3,383-80,80335656,585
x=-0.00217126794 mg/mL
% kadar=Cx VBerat Sampel x fp x 100%
% kadar=-0.00217126794 x 250 150,5 mg x 40 x 100%
% kadar=-14,427%
Penetapan Kadar Parasetamol dengan metode Standar Eksternal
200,0 mg 250 mL (800 ppm)
25 mL 100 mL (4x)
y= 0,048x-0,006 ; r = 0,998y=a+bx
x=y-ab
x=119,923+0,0060,048
x=2498.52 mg/mL
% kadar=Cx VBerat Sampel x fp x 100%
% kadar=2498.52 x 2501036,8 mg x 4 x 100%
% kadar=240,983%
SKEMA KERJA
Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar Eksternal
Timbang 125 mg parasetamol baku dimasukkan dalam labu takar 250 mL
Encerkan dengan larutan asam asetat 0,005 M sampai tanda batas (larutan stok)
Buat seri larutan baku dari larutan stok dengan deret konsentrasi 0,5, 1,0, 1,5, 2,0, dan 2,5 mg/100 mL
Lakukan penetapan kadar kelima larutan standar diatas dengan HPLC
Timbang berat 20 tablet parasetamol yang dianalisis, adalah 12,1891 gram
Ambil 150,5 mg serbuk tablet
Larutkan dengan asam asetat 0,05 M dalam labu takar 250 mL
Lalu disaring
Pipet 25 mL alikot dan encerkan dengan asam asetat 0,05 M sampai 100 mL dalam labu takar
Encerkan lebih lanjut dengan mempipet 10 mL ke dalam labu takar 100 mL dengan larutan asam asetat 0,05 M
Lakukan penetapan menggunakan kromatografi HPLC
Penetapan Kadar Krim Miconazole dengan Metode Standar Internal Econazole
Timbang miconazole nitrat dan econazole nitrat (standar internal) masing-masing 200,0 mg
Larutkan masing-masing dengan larutan fase gerak sampai 250 mL dalam labu takar
Pipet 25 mL larutan econazole stok standar masukkan ke dalam lima buah labu takar 100 mL
Tambahkan larutan stok standar miconazole masing-masing 15 mL, 20 mL, 25 mL, 30 mL, dan 35 mL
Encerkan dengan larutan fase gerak hingga tanda batas
Lakukan pengukuran dengan kromatografi HPLC
Sampel krim yang diuji mengandung miconazole nitrat 20 mg dalam 1000 mg krim (2%)
Berat krim miconazole adalah 1,0368 g
Timbang 201,5 mg krim
Larutkan dengan 25 mL larutan fase gerak dalam corong pisah sambil dikocok selama 5 menit
Ekstraksi dengan 50 mL heksan dari lapisan heksan dikeluarkan/dibuang
Larutan fase gerak dialiri gas nitrogen untuk menghilangkan sisa heksan
Masukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan diencerkan sampai batas dengan larutan fase gerak
Disaring larutan
Pipet sebanyak 20 mL untuk dilakukan pengukuran kromatografi HPLC menggunakan detektor pada UV pada panjang gelombang 220 nm
Hitung persentase kadar miconazole dalam krim
LAMPIRAN
Pertanyaan kelompok 1
Jelaskan fungsi penghambat alat HPLC secara spesifik?
Jawab:
Fungsi dari jenis- jenis kolom dan syaratnya?
Jawab:
Ada 2 jenis kolom pada HPLC yaitu kolom konvensional dan kolom mikrobor. Kolom merupakan bagian HPLC yang mana terdapat fase diam untuk berlangsungnya proses pemisahan solut/analit. Kolom mikrobor mempunyai 3 keuntungan yang utama dibanding dengan kolom konvensional, yakni:
Konsumsi fase gerak kolom mikrobor hanya 80% atau lebih kecil dibanding dengan kolom konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan alir fase gerak lebih lambat (10 -100 μl/menit).
Adanya aliran fase gerak yang lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih ideal jika digabung dengan spektrometer massa.
Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solut lebih pekat, karenanya jenis kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas misal sampel klinis.
Apa saja jenis-jenis detector danfungsinya?
Jawab:
Detektor, berfungsi membaca ion yang lewat ke dalam detektor.
Jelaskan syarat-syarat pelarut yang digunakan dalam reservoir pelarut?
Jawab:
Apa yang dimaksud dengan ods?
Jawab:
Oktadesil silika (ODS atau C18) merupakan fase diam yang paling banyak digunakan karena mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran yang rendah, sedang, maupun tinggi.
Apa saja rangkaian alat yang biasa dipakai untuk kromatografo ion?
Jawab:
Alat atau komponen dasar yang biasa dipakai dalam tehnik kromatografi ion terdiri atas:
Eluent, yang berfungsi sebagai fase gerak yang akam membawa sampel tersebut masuk ke dalam kolom pemisah.
Pompa, yang berfungsi untuk mendorong eluent, dan sampel tersebut masuk ke dalam kolom.
Injector, tempat memasukkan sampel dan kemudian sampel dapat didistribusikan masuk ke dalam kolom.
Kolom pemisah ion, berfungsi untuk memisahkan ion-ion yang ada dalam sampel, keterpaduan antara kolom dan eluent bias memberikan hasil/puncak yang maksimal, begitupun sebaliknya, jika tidak ada "kecocokan" maka tidak akan memunculkan puncak.
Detektor, berfungsi membaca ion yang lewat ke dalam detektor.
Rekorder data, berfungsi untuk merekam dan mengolah data yang masuk.
Pertanyaan kelompok 2
Kenapa di pompa melalui injector? Kenapa bukan melalui kolom saja?
Jawab:
Dengan bantuan pompa fase gerak dialirkan melalui kolom ke detektor. Sampel yang dilarutkan dalam solvent, dimasukkan ke dalam aliran fasa gerak dengan cara unjektor (kesalahan dalam penjelasan awal).
Hal apa saja yang dapat mempengaruhi waktu sampel menuju detektornya?
Jawab:
Bagaimana prinsip kerja dari mekanisme yang dijelaskan tadi?
Jawab:
Prinsip dari mekanisme yang dijelaskan yaitu fase gerak yang dipompa di bawah tekanan melalu kolom baja yang mengandung partikel fase diam yang berdiameter 3-10 nm.
Jelaskan bahaimana mekanisme kerja dari HPLC?
Jawab:
Dengan bantuan pompa fase gerak dialirkan melalui kolom ke detektor. Sampel yang dilarutkan dalam solvent, dimasukkan ke dalam aliran fasa gerak dengan cara unjektor. Di dalam kolom terjadi pemisahan komponen2 campuran perbedaan kekuatan interaksi anatara analat (solut-solut) dengan stationary phase pada kolom.
Pertanyaan kelompok 3
Mengapa HPLC bisa digunakan untuk bahan yang tidak tahan panas?
Jawab:
Karena HPLC digunakan pada suhu kamar, sehingga aman bagi senyawa yang tidak tahan panas.
Bagaimana pengaruh ukuran partikel dengan hasil pemisahannya?
Jawab:
Semakin kecil ukuran partikel maka semakin besar luas permukaan sehingga potensi berkontaknya sampel dengan eluent semakinbesar. Dan bisa diperoleh pemisahan sampel yang maksimal.
Maksud dari persiapan sampel ?
Jawab:
Bebas dari gangguan-gangguan
Tidak berdampak buruk pada kolom
Cocok dengan metode HPLC,pelarut sampel akan melarut dalam fase pembawa tanpa menganggu sampel yang diuji.
Pertanyaan kelompok 4
Apa yang dimaksud dengan pendeteksian serempak?
Jawab:
Pendeteksian serempak adalah teknik pendeteksian sekali injeksi untuk sebuah sampel seperti ini penting untuk dilakukan karena tentunya mempunyai sejumlah kelebihan dibandingkan pemisaha terpisah.
Mengapa harus di encerkan 2 kali?
Jawab:
Dilakukan pengenceran 2 kali karena sudah sesuai dengan prosedur kerja dan dilakukan pengenceran dua kali agar mendapatkan perbandingan dari pengenceran pertama dan kedua.
Tablet Parasetamol
Konsentasi
Area
Krim Miconazole
Konsentrasi
Area Miconazole/Econazole
[Type the document title]