LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI DASAR
ACARA II
ISOLASI BAKTERI
KELOMPOK 5
Penanggung jawab:
Dewi Rizqiyati A1M013024
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Populasi mikroba di alam tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi
terdiri dari campuran berbagai macam sel. Populasi bakteri ini di dalam
laboratorium dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu
jenis yang dapat dipelajari morfologinya, sifat dan kemampuan
biokimiawinya. Pengamatan sifat-sifat seperti bentuk, susunan, permukaan,
pengkilatan dan sebagainya dapat dilakukan dengan pandangan biasa tanpa
menggunakkan mikroskop, pengamatan ini disebut pengamatan makroskopi.
Supaya sifat-sifat tersebut tampak jelas, bakteri perlu dibiakkan pada
medium padat yaitu dengan cara isolasi bakteri. Isolasi adalah mengambil
mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium
buatan. Cara isolasi bakteri dilakukan dengan metode tuang (pour plate),
metode goresan (streak plate), metode miring (slant culture), dan metode
tegak (stab culture).
Praktikum kali ini kami semua menggunakan medium NA (Nutrien Agar).
Dimana medium ini berfungsi sebagai tempat mikroba itu tumbuh.
Mikroorganisme yang dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari
bahan nutrient. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada
banyak faktor seperti seperti apa jenis mikroorganisme yang akan
ditumbuhkan. Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap
dipertahankan harus mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh
organisme tersebut. Faktor lain seperti PH, suhu, dan pendinginan harus
dikendalikan dengan baik.
B. Tujuan
Mempelajari dan mempraktekkan beberapa tahapan dalam isolasi bakteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau
lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh
biakan yang murni. Bakteri dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya
harus menggunakan prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas dari sepsis,
yaitu kondisi terkontaminasi karena mikroorganisme lain. Teknik aseptik ini
sangat penting bila bekerja dengan bakteri. Beberapa alat yang digunakan
untuk menjalankan prosedur ini adalah bunsen dan laminar air flow Bila
tidak dijalankan dengan tepat, ada kemungkinan kontaminasi oleh
miroorganisme lain sehingga akan mengganggu hasil yang diharapkan. Teknik
aseptik juga melindungi laboran dari kontaminasi bakteri (Singleton dan
Sainsbury, 2006).
Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme
(bakteri) dikenal sebagai biakan murni atau biakan aksenik. Biakan yang
berisi lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai
biakan campuran, jika hanya terdiri dari dua jenis mikroorganisme, yang
dengan sengaja dipelihara satu sama lain dalam asosiasi, dikenal sebagai
biakan dua-jenis.
Ada beberapa cara yang digunakan untuk bakteri, fungi, dan khamir dengan
metode garis, metode tuang, metode sebar, metode penuangan, serta
micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering banyak digunakan
adalah teknik cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada
prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga
individu species dapat dipisahkan (plezar, 2006)
Ada empat cara isolasi bakteri yaitu :
1. Pour plate
Beberapa ml suspensi bakteri dicampur dengan mediaum yang masih cair
(belum membeku) dengan demikian akan diperoleh piaraan adukan. Digunakan
untuk mengencerkan atau mengisolasi yang terdapat pada contoh. Setelah
inkubasi pada suhu dan waktu tertentu, koloni akan tumbuh pada permukaan
dan bagian bawah agar.
2. Streak Plate
Ujung kawat imokulasi yang membawa bakteri digesekkan atau digoreskan
dengan bentuk zig-zag pada permukaan agar-agar dalam cawan Petri sampai
meliputi seluruh permukaan. Untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan
keterampilan, yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores
yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya
mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali
dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik- baiknya
untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan
cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan
pemisahan sel - sel yang digores.
3. Slant culture
Ujung kawat yang membawakan bakteri digesekkan pada permukaan agar-agar
miring dalam tabung reaksi. Dapat dilakukan dengan cara menggoreskan secaa
zig-zag pada permukaan agar miring menggunakan jarum ose yang bagian
atasnya dilengkungkan. Cara ini juga dilakukan pada agar tegak untuk
meminimalisir pertumbuhan mikroba dalam keadaan kekurangan oksigen.
4. Stab culture
Ujung kawat yang membawakan bakteri ditusukkan pada media padat (agar-
agar) dalam tabung reaksi, berbeda dengan slant culture permukaan agar-agar
ini tidak miring. Media agar setengah padat dalam tabung reaksi, digunakan
untuk menguji gerak bakteri secara makroskopis.
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari
bahan nutrient. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada
banyak faktor seperti seperti apa jenis mikroorganisme yang akan
ditumbuhkan. Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap
dipertahankan harus mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh
organisme tersebut. Faktor lain seperti PH, suhu, dan pendinginan harus
dikendalikan dengan baik (Buckle, 2007)
Selain untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain, seperti
tempat untuk mengisolasi, seleksi, evaluasi dan diferensiasi biakan yang
didapatkan. Agar tiap-tiap medium memilki karakteristik yang sesuai dengan
tujuan sehingga seringkali digunakan beberapa jenis zat tertentu yang
mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba
(Suriawiria, 2005). Beberapa indikasi pembiakan pada laboratorium
mikrobiologi meliputi:
1. Pengasingan (isolasi) mikroba pada biakan bakteri
2. Menunjukan sifat khas mikroba.
3. Untuk menentukan jenis mikroba yang diisolasi dengan cara-cara
tertentu.
4. Untuk mendapatkan bahan biakan yang cukup untuk membuat antigen dan
percobaan serologi lainnya.
5. Menentukan kepekaan kuman terhadap antibiotik.
6. Menghitung jumlah kuman
7. Mempertahankan biakan mikroba.
Mikroorganisme tidak memerlukan banyak ruangan untuk perkembangannya,
sebab itu media buatan (agar) dapat dimasukkan ke dalam sebuah tabung
percobaan labu atau cawan Petri. Pada permulaannya tabung atau cawan Petri
harus dalam keadaan steril (bebas dari setiap mikroorganisme hidup) lalu
setelah itu dimasukkan mikrobia yang diinginkan, tabung atau cawan harus
dilindungi terhadap kontaminasi dari luar. Sumber utama pencemaran dari
luar adalah udara, yang banyak mengandung mikroorganisme yang berterbangan.
Bentuk cawan petri, dengan tutup yang saling menyelubungi, dirancang untuk
mencegah pencemaran udara. Pencemaran tabung atau labu dihindari dengan
cara menyumbat mulutnya dengan penutup yang cocok, biasanya dengan kapas.
Permukaan luar cawan biakan yang menjadi sasaran pencemaran,
dan bagian dalam labu atau tabung akan tercemar bila dibuka untuk
memasukkan atau mengeluarkan bahan. Bahaya ini dapat dihindari dengan cara
membakar bibir atau pinggiran cawan, tabung atau labu dalam api, segera
setelah penutup dibuka dan dibakar sekali lagi pada waktu akan ditutup.
Karakteristik koloni bakteri hasil inokulasi merupakan salah satu bagian
dalam identifikasi bakteri. Beberapa bentuk koloni spesifik koloni bakteri
pada media agar datar yaitu (Sutedjo dalam Sari, 2009) :
1. Ukuran
Titik
Kecil
Sedang
Besar
2. Warna koloni
Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan tidak kontras dengan air, di
mana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Oleh karena itu pengamatan
tanpa pewarnaan menjadi lebih sukar dan tidak dapat digunakan untuk melihat
bagian-bagian sel dengan teliti
3. Bentuk koloni
Bundar
Tidak beraturan
Rhizoid (tersebar seperti akar)
4. Bentuk bagian tepi koloni (margin )
Rata (entire)
Tidak rata, bergelombang secara beraturan (lobate )
Bergelombang (undulate )
Bergerigi (serrate )
Seperti filamen (filamentous)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
- Cawan petri steril
- Tabung Reaksi
- Jarum Ose
- Lampu spiritus
- Medium NA
- Sampel sebagai sumber mikroba : Mendoan, Es teh, Tanah, Air sungai,
Air sumur.
B. Prosedur
1. Metode Tuang (pour plate)
2. Metode goresan (streak plate)
3. Agar Miring (slant culture)
4. Agar Tegak (stab culture)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Metode Tuang (Pour Plate)
2. Metode Goresan (Streak Plate)
3. Agar Miring (Slant Culture)
4. Agar Tegak (Slab Culture)
B. Pembahasan
Dalam praktikum isolasi bakteri, memerlukan lingkungan dan medium yang
berisi zat hara untuk pertumbuhan sel, sintesis sel, keperluan energi dalam
metabolisme, dan pergerakan yang sesuai dengan mikroorganisme. Medium
biakan yang digunakan untuk menumbuhkan mikrobia dalam bentuk padat, semi
padat, dan cair. Yang digunakan dalam praktikum adalah medium padat yaitu
agar. Agar digunakan sebagai media karena tidak dapat diuraikan oleh
mikroba. Media yang digunakan dalam praktikum adalah NA karena yang akan di
biakan adalah bakteri
1. Metode tuang (pour plate)
Metode tuang terdiri dari penginokulasian biakan murni dalam hal ini
digunakan Bakteri dari minuman yang sudah dibuat dalam acara 1 dengan
medium NA dalam cawan petri. Mula mula akuades dituang ditengah cawan, lalu
diambil 1 ose bakteri (Bakteri dari makanan yang sudah dibuat dalam acara 1
dengan medium NA) dan dituangkan ditengah cawan juga. Selain itu juga
menggunakan koloni bakteri dari tanah, air sumur, air sungai, dan udara.
Selanjutnya media yang digunakan yaitu NA pada suhu 450 C. Cawan ini
kemudian diputar untuk mencampur isinya dan dibiarkan memadat. Setelah
mengental, maka setelah diinkubasi selama 2 hari akan nampaklah koloni yang
tertanam pada agar tersebut.
Inkubasi dilakukan dengan kondisi cawan terbalik untuk mencegah air
kondensasi jatuh di atas permukaan sehingga dapat terjadi penyebaran
koloni. Tujannya adalah memisahkan sel-sel bakteri satu sama lain sehingga
terbentuk menjadi koloni-koloni yang terpisah dalam medium yang padat.
Kemudian dapat diambil sel-sel dari satu koloni utntuk mendapatkan biakan
murni.
Pada percobaan isolasi bakteri dengan menggunakan media NA ini
didapatkan bentuk koloni menyebar tidak teratur pada bakteri minuman.
Bakteri yang dihasilkan berbentuk titik tersebar merata pada air sumur dan
ada juga yang kecil pada air sungai, sedangkan pada bakteri tanah dan udara
terlihat persebaran yang tidak m erata dan berukuran sedang.
2. Metode goresan (streak plate)
Metode goresan terdiri dari penginokulasian biakan murni dalam hal ini
digunakan Bakteri dari makanan yang sudah dibuat dalam acara 1 dengan
medium NA dalam cawan petri. . Selain itu juga menggunakan koloni bakteri
dari tanah, air sumur, air sungai, dan udara. Mula-mula medium NA dengan
suhu 45-500C dituangkan pada cawa petri steril, diratakan dengan cara
memutar-mutarkan cawan setelah itu biarkan hingga dingin dan memadat.
Setelah medium NA padat, ambil 1 ose bakteri dari biakan murni pada acara 1
kemudian goreskan pada permukaan agar selama menggores tutup cawan dibuka
secukupnya. Cara menggoreskannya yaitu awalnya cawan dibagi menjadi 4
bagian kemudian goreskan bakteri pada permukaan agar dengan dibuat zigzag
menyambung dari cawan bagian ke-1 sampai ke cawan bagian ke-4 tidak
terputus. Pada bagian cawan ke-4 goresan tidak boleh mengenai bagian yang
pertama.
Setelah diinkubasi selama 2 hari akan terlihat koloni bakteri berkumpul
pada goresan-goresan tersebut. Karena pada saat penggoresan yang kurang
baik, akhirnya bakteri menyebar ke semua bagian cawan.
Penggoresan media yang baik dan benar akan menghasilkan biakan murni
bakteri pada satu titik koloni pada kuadran ke empat, sedangkan pada
praktikum kali ini terdapat kesalahan penggoresan pada bakteri air sumur,
air sungai dan tanah sehingga tidak didapatkan biakan murni bakteri pada
satu titik pada kuadran keempat melainkan terdapat banyak titik biakan
bakteri pada alur penggoresan. Sedangkan pada bakteri makanan berhasil
menghasilkan satu titik biakan murni pada kuadran ke empat dan pada bakteri
udara tidak menghasilkan biakan.
3. Agar miring (slant culture)
Metode slant culture ini (agar miring) menggunakan media NA disiapkan
dalam tabung reaksi dengan keadaan miring. Satu koloni bakteri diambil dari
acara I (bakteri makanan medium NA) dengan menggunakan jarum ose (ujungnya
berbentuk bulat) dan digoreskan dengan arah zig-zag dimulai dari bawah
tabung, selain itu juga menggunakan koloni bakteri dari tanah, air sumur,
air sungai, dan udara. Setelah itu diinkubasi selama 2 X 24 jam untuk
melihat pertumbuhan bakteri. Dalam percobaan yang dilakukan ada pertumbuhan
bakteri yang terlihat di permukaan agar. Dimana data yang kami dapat
berdasarkan bentuknya adalah spreading dan pada bakteri udara tidak
menghasilkan biakan murni.
4. Agar tegak (stab culture)
Medium yang dibuat pada metode ini tidak memakai cawan petri steril akan
tetapi menggunakan tabung reaksi. Pada metode ini menggunakan koloni
bakteri dari acara I (bakteri minuman medium NA) , tanah, air sumur, air
sungai, dan udara. Medium NA disiapkan dalam tabung reaksi, kemudian 1 ose
koloni bakteri diambil dan ditusukkan dengan menggunakan jarum ose yang
ujungnya runcing sepanjang kira-kira ¾ bagian. Setelah itu tabung ditutup
menggunakan kapas dan plastik dan diinkubasi selama 2 hari. Setelah 2 hari
inkubasi terdapat pertumbuhan mikroba pada agar ditusukkan sebelumnya.
Bakteri yang tumbuh pada koloni tanah, minuman , dan air sumur memiliki
bentuk echinulate (seperti benang), pada koloni bakteri udara tidak
menghasilkan biakan murni, dan pada air sungai mungkin saja terdapat faktor
kesalahan pada saat praktikum sehingga tidak menghasilkan biakan murni
bakteri.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mengikuti praktikum isolasi mikroba ini kami dapat mengetahui
pengertian dari isolasi bakteri dan tahapannya dengan berbagai cara.
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Cara isolasi bakteri yang
dilakukan pada praktikum ini dengan metode tuang (pour plate), metode
goresan (streak plate), metode miring (slant culture), dan metode tegak
(stab culture) yang semuanya menggunakan medium NA dari acara 1. Pada
proses isolasi bakteri dengan metode penggoresan diperlukan keahlian dalam
menggores media agar didapatkan biakan murni bakteri yang diinginkan,
karena penggoresan yang semakin melemah pada setiap kuadranya akan
menyaring atau mengisolasi secara tidak langsung pada jenis bakteri
tertentu sehingga metode ini akan memperoleh biakan murni pada satu titik
pada kuadran empat.
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini
dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba
akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya.
B. Saran
Dalam pelaksanaan praktikum, sebaiknya lebih memperhatikan dan lebih
teliti lagi dalam setiap metode yang dilakukan, supaya hasilnya bisa sesuai
dengan yang diharapkan. Pada setiap metode yang digunakan juga harus selalu
memperhatikan kesterilan lingkungan, media, dan alat agar tidak terjadi
kontaminasi dari luar (udara).
DAFTAR PUSTAKA
Singleton dan Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular
Biology 3rd Edition. John Wiley and Sons. Sussex, England.
Plezar. 2006. Dasar-Dasar-Mikrobiologi. Jakarta : UI Press
Buckle. 2007. Mikrobiologi Terapan. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta
Sari,Noorkomala. 2009. Teknik Isolasi Mikroorganisme.
http://www.scribd.com/doc/24589708/Teknik-Isolasi-M-O [24 Desember 2013].
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta
-----------------------
Medium NA steril di siapkan dengan suhu sekitar 45 – 500 C
Cawan petri yang masih kosong disiapkan, diteteskan 1ml akuades steril ke
dalam cawan, usahakan tetesan di tengah cawan.
Di masukkan satu ose bakteri (dari acara I medium NA minuman) ke dalam
cawan petri dan dicampurkan dengan akuades yang telah diteteskan.
Medium NA dituang ke dalam cawan, kemudian ratakan
Cawan petri di bungkus, di inkubasi selama 2 hari dalam posisi terbalik
Diinkubasi selama 2 hari
1 ose bakteri diambil dan ditusukkan ke dalam agar sepanjang kira-kira ¾
bagian. Jarum oseyang digunakan yang ujungnya runcing. Tabung reaksi
ditutup kembali dengan plastik atau kapas
Diinkubasi selama 2 hari
1 ose bakteri yang telah murni diambil (diambil koloni yang terpisah dari
lainnya), digoreskan secara zig zag pada permukaan agar, goresan dimulai
dari ujung tabung(bagan bawah) sampai akhir medium (bagian atas), lalu
tabung reaksi ditutup kembali dengan kapas dan plastik.
Medium agar miring steril disiapkan dalam tabung reaksi
Salah satu cara menggoreskan mikroba pada agar cawan ialah dengan goresan
kuadran. Cawan petri dibagi menjadi 4 bagian, digoreskan sebanyak 3 baris
pada ¼ bagian pertama, kemudian digoresan berikutnya pada ¼ bagian kedua
sebanyak 3 baris menyambung di goresan pertama, dimana di akhir goresan
pertama digunakan sebagai awal goresan kedua, demikian seterusnya sampai ¼
bagian ke empat.
Cawan petri dibalik lalu di bungkus, diinkubasi selama 2 hari
Setiap digunakan, jarum ose disemprot dalam alkohol dan dipijarkan,
kemudian didinginkan dengan cara ditusukkan pada bagian pinggir agar dalam
cawan. Demikian pula, jika goresan dipindahkan dari bagian pertama ke
bagian berikutnya.
1 ose bakteri (dari acara I medium NA makanan) diambil dan digoreskan pada
permukaan agar dalam cawan petri, selama menggores tutup cawan dibuka
secukupnya.
Medium di tuangkan ke dalam cawan petri steril, ratakan, biarkan dingin
hingga memadat.
Medium NA steril di siapkan dengan suhu sekitar 45 – 500 C
Medium agar miring steril disiapkan dalam tabung reaksi
Tanah
Udara
Minuman
Air Sumur
Air Sungai
Tanah
Udara
Makanan
Air Sumur
Air Sungai
Tanah
Udara
Makanan
Air Sumur
Air Sungai
Udara
Tanah
Minuman
Air Sumur
Air Sungai