LAPORAN LABORATORIUM
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
NON-INVERTING AMPLIFIER
NAMA PRAKTIKAN : 1. Gusti Prabowo Randu
NAMA REKAN KERJA : 2. Dwi Mega Yulianingrum
3. Nadia Rifa R
KELAS/KELOMPOK : TT 3D/02
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
NON-INVERTING AMPLIFIER
Tujuan
Memahami IC Operational Amplifier LM 741
Memahami penggunaan IC Operational Amplifier LM 741 sebagai non-Inverting Amplifier
Dasar Teori
Sinyal input diberikan ke terminal Non-Inverting (+) (Gambar 1). Pembagi tegangan antara R1 dan Rf dari sinyal output diberikan pada terminal inverting (-). Polaritas tegangan output Vout sama dengan polaritas tegangan input Vin.
64732 VOUT- V+ V1 k RL1 k RF470 RIVINGambar 1.Rangkaian Non-Inverting Amplifier64732 VOUT- V+ V1 k RL1 k RF470 RIVINGambar 1.Rangkaian Non-Inverting Amplifier
6
4
7
3
2
VOUT
- V
+ V
1 k
RL
1 k
RF
470
RI
VIN
Gambar 1.Rangkaian Non-Inverting Amplifier
6
4
7
3
2
VOUT
- V
+ V
1 k
RL
1 k
RF
470
RI
VIN
Gambar 1.Rangkaian Non-Inverting Amplifier
Selama tidak ada arus yang mengalir pada terminal input VD = 0, arus input adalah :
I = VinR1
Tegangan Vout adalah :
Vout = If x (R1 + Rf)
Vout = VinR1 x (R1 + Rf)
Vout = Vin x (R1+RfR1)
Penguatan loop tertutup dari amplifier ACL adalah :
ACL = VoutVin = (R1+RfR1)
Alat & Komponen Yang Digunakan
IC 741
Multimeter analog/digital
Osiloskop
Function Generator
Sumber Tegangan DC
Resistor R1 = 1 K
Resistor R2 = 470 K
Resistor RL = 1 K
Kabel-kabel penghubung
Gambar 2. Konfigurasi kaki IC Operational Amplifier LM 741
Cara Melakukan Percobaan
Merakit rangkaian sesuai dengan Gambar 3.
64732 VOUT- V+ V1 k RL1 k RF470 RIVINGambar 364732 VOUT- V+ V1 k RL1 k RF470 RIVINGambar 3
6
4
7
3
2
VOUT
- V
+ V
1 k
RL
1 k
RF
470
RI
VIN
Gambar 3
6
4
7
3
2
VOUT
- V
+ V
1 k
RL
1 k
RF
470
RI
VIN
Gambar 3
Memberikan tegangan supply sebesar +12 V dan -12 V.
Menghidupkan osiloskop dan menghubungkan Channel-1 ke Input dan Channel-2 ke Output rangkaian.
Menghidupkan Function Generator dan mengatur agar mengeluarkan sinyal sinusoida dengan frekuensi 1 KHz/1 Vpp, kemudian menghubungkan ke input rangkaian.
Memperhatikan dan mengukur tegangan input serta output yang terbaca pada osiloskop.
Mengubah frekuensi input sesuai tabel hasil percobaan.
Data Hasil Percobaan
INPUT
Vin = 1 Vpp
OUTPUT
Gambar
Frekuensi
Tegangan
100 Hz
100,220 Hz
3,20 Vpp
500 Hz
501,318 Hz
3,20 Vpp
1 KHz
1,00852 KHz
3,20 Vpp
20 KHz
20,06 KHz
3,16 Vpp
50 KHz
50,04 KHz
3,16 Vpp
75 KHz
74,63 KHz
3,04 Vpp
100 KHz
101,8 KHz
2,60 Vpp
150 KHz
150,4 KHz
2,80 Vpp
200 KHz
200 KHz
1,46 Vpp
250 KHz
250 KHz
1,20 Vpp
300 KHz
301,2 KHz
1,00 Vpp
400 KHz
400 KHz
0,736 Vpp
450 KHz
450 KHz
656 Vpp
500 KHz
504 KHz
592 Vpp
1 MHz
1,07 MHz
0,28 Vpp
Perhitungan AV (penguatan) dalam dB :
100 Hz : AV = 20 log 3,20 / 1 = 10,10
500 Hz : AV = 20 log 3,20 / 1 = 10,10
1 KHz : AV = 20 log 3,20 / 1 = 10,10
20 KHz : AV = 20 log 3,16 / 1 = 9,99
50 KHz : AV = 20 log 3,16 / 1 = 9,99
75 KHz : AV = 20 log 3,04/ 1 = 9,65
100 KHz : AV = 20 log 2,60 / 1 = 8,29
150 KHz : AV = 20 log 2 / 1 = 6,02
200 KHz : AV = 20 log 1,46 / 1 = 3,28
300 KHz : AV = 20 log 1,00 / 1 = 0
400 KHz : AV = 20 log 0,73 / 1 = -2,7
450 KHz : AV = 20 log 0,65 / 1 = -3,7
500 KHz : AV = 20 log 0,59/ 1 = -4,58
1 MHz : AV = 20 log 0,28 / 1 = -11,05
Maka untuk mencari bandwidth frekuensi maka dapat dicari dengan rumus :
BW = fh-fl / fc
Dengan melihat semilog maka didapatkanlah hasil berupa :
Fh = nilai tertinggi dalam frekuensi dikurangi dengan 3 dB
= 9,54 dB – 3dB = 6,54 dB
(kemudian pada titik 6,54 dB ditarik garis putus-putus seperti yang terlihat pada gambar semilog tersebut, sehingga didapatkan nilai fh = 105KHz)
Fl = 100Hz
Fc = frekuensi tengah antara fh dan fl
= 55 KHz
Maka :
BW = {(Fh – Fl) /Fc}
= {(105KHz – 100 Hz) / 55 KHz}
= 18,51
Analisa dan Pembahasan
Pada praktikum Non-Inverting Amplifier ini digunakan IC yaitu LM 741. Rangakaian non inverting amplifier berfungsi untuk menguatkan sinyal tanpa mengubah fasa gelombang seperti halnya Inverting Amplifier. Pada percobaan kali ini diberikan input sebesar 1 Vpp. Kemudian diberikan pula input frekuensi dari function generator dengan nilai yang berubah-ubah yaitu dari 100 Hz – 1MHz. Namun untuk memberikan nilai input sebesar 1 Vpp maka frekuensi yang menjadi outputnya adalah sebesar 1KHz, hal itu dikarenakan pada saat frekuensi inputnya sebesar 1KHz maka didapatkan nilai Vpp yang stabil, lalu kemudian mengatur amplitude nya hingga didapat 1Vpp.
Gelombang yang dihasilkan pada osiloskop mengalami perubahan ketika frekuensi mulai meningkat, saat frekuensi 50 KHz gelombang output mulai berubah mendekati Gelombang segitiga dan pada frekuensi 1Mhz frekuensi sudah terlihat seperti gelombang segitiga asli. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa gelombang yang dihasilkan rangkaian Non-Inverting Amplifier ini hanya mampu menghasilkan gelombang yang baik dan tidak cacat dibawah frekuensi 50Hz kebawah.
Kesimpulan
Pada percobaan kali ini yang berjudul Non-Inverting Amplifier dengan IC LM741 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Rangkaian Non-Inverting berfungsi untuk menguatkan sinyal output tanpa merubah fasa inputnya tidak seperti Inverting Amplifier.
Pada rangkaian Non-Inverting Amplifier , pembagi tegangan antara R1 dan Rf dari sinyal output diberikan pada terminal inverting Negatif (-).
LAMPIRAN