1
LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI li nice ces s tum tumii dus) Keong laut (P olini
NAMA
: Moch. Ali Utomo
NIM
: 24020117100098
KELOMPOK
:4
KELAS
:C
LABORATORIUM EKOLOGI dan BIOSISTEMATIK FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2018
2
HALAMAN PENGESAHAN
Semarang, 23 April 2018
Praktikan
Asisten
Abdurrafi Alwan
Moch. Ali Utomo
24020115120073
24020117100098 Semarang, 23 April 2018
Mengetahui, Koordinator
Dr. Jumari, S.Si., M.Si. 196707261994031002
3
DAFTAR ISI BAB I ...................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN .................................................................................................. 4 BAB II ..................................................................................................................... 6 DETERMINASI DAN KLASIFIKASI .................................................................. 6 2.1
Klasifikasi ................................................................................................. 6
2.2
Determinasi .............................................................................................. 6
BAB III ................................................................................................................... 9 HABITATIO ........................................................................................................... 9 3.1 Kelas .............................................................................................................. 9 3.2 Habitat ......................................................................................................... 11 BAB IV ................................................................................................................. 13 DESKRIPTIO ....................................................................................................... 13 4.1 Cangkang ..................................................................................................... 13 4.2 Badan ........................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14 Lampiran ............................................................................................................... 16
4
BAB I PENDAHULUAN
(Wikipedia, 2017) Polinices tumidus atau siput laut merupakan hewan laut dari filum molusca kelas gastropoda. Selain dikenal dikenal dengan nama keong laut, Polinices tumidus di beberapa daerah di Indonesia Polinices tumidus mempunyai nama lain seperti di daerah Madura dikenal dengan nama Dellong dan Ko’ol, di daerah Jawa dikenal dengan sebutan bekicot laut dan tutut laut serta Bia pada daerah maluku dan papua. Polinices tumidus pertama kali ditemukan oleh seorang ahli hewan berkebangsaan Britania Raya, yaitu William John Swainson pada tahun 1840. Polinices tumidus sebenarnya merupakan salah satu siput laut yang hidup di ekosistem laut yang berkedudukan sebagai konsumen tingkat 1. Berkelimpahan pada pantai berpasir , sering dikaitkan dengan terumbu karang. Intertidal dan sublittoral, dari zona air surut ke kedalaman sekitar 0 – 20 m. Dikumpulkan dalam jumlah besar, untuk makanan dan juga di ambilkan kulitnya.Di Thailand, mereka selalu mengambilnya pada saat surut serta kerangnya dijual oleh untuk industri kerajinan kulitnya, dalam pereairan polinices mammilla terdiri dari 5000-10000 spesies. Tersebar luas di Indo-Pasifik Barat, dari Timur dan Afrika Selatan Polinesia timur, utara ke Jepang dan Hawaii, dan selatan untuk selatan Queensland dan Pulau Lord Howe. Setiap individu Polinices tumidus mempunyai alat kelamin jantan dan betina (Hermaprodit). Polinices tumidus yang melangsungkan perkawinannya dengan
5
cara sel telur setelah dibuahi oleh sperma akan terjadi zigot dan menjadi telur. Telur ini akan dikeluarkan dari saluran telur satu persatu dari saluran telur siput betina. Polinices tumidus mengamankan telur-telurnya dengan meletakkan di dalam selaput agar-agar. Bentuk selaput perlindungan ini bermacam-macam banyak diantaranya yang berbentuk kapsul dan setiap kapsul dapat berisi satu sampai ratusan telur didalamnya. (Dharma, 1988). Polinices tumidus memiliki banyak manfaat bagi manusia, hewan lainnya serta bagi lingkungannya. Bagi manusia, Polinices tumidus dapat dimanfaatkan menjadi berbagai olahan makanan yang enak dan bergizi utamanya kandungan proteinnya seperti sate, sup, maupun dibakar langsung (Dibyowati, 2009). Di daerah Madura, Polinices tumidus biasanya dibuat olahan makanan menjadi oseng-oseng. Manfaat Polinices tumidus bagi hewan lainnya yaitu sebagai sumber makanan bagi hewan lainnya, seperti makanan bagi ikan dan gurita. Manfaat Polinices tumidus bagi lingkungan disekitarnya yaitu sebagai Bio-fertilisator air, yaitu Polinices tumidus dapat membersihkan air secara alami dari zat-zat yang berbahaya yang bersifat merusak lingkungan. Selain itu, Polinices tumidus juga berfungsi sebagai Bio-indikator suatu perairan. Manfaat lain dari Polinices tumidus yang dapat kita temukan sehari-hari seperti, dapat digunakan sebagai bahan pembuatan furnitur dan kerajinan tangan, Polinices tumidus dapat digunakan sebagai pakan ikan dan unggas serta Polinices tumidus juga dapat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan pupuk organik.
6
BAB II DETERMINASI DAN KLASIFIKASI 2.1 Klasifikasi Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciriciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur, kemudian setiap kelompok tumbuhan ataupun hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778), seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarang dengan Carolus Linnaeus (Soepomo,1987). Klasifikasi Polinices tumidus menurut WoRMS (World Register of Marine Species) adalah sebagai berikut : Kingdom
: Animalia
Phylum
: Mollusca
Class
: Gastropoda
Sub Class
: Caenogastropoda
Order
: Littorinimorpha
Super Family
: Naticoidea
Family
: Naticidae
Genus
: Polinices.
Species
: Polinices tumidus
2.2 Determinasi Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan). Karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis sama, maka istilah determinasi (Inggris to determine = menentukan, memastikan) dianggap lebih tepat daripada istilah identifikasi (Inggris to identify = mempersamakan (Rifai,
7
1976). Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali adalah mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut (seperti posisi, bentuk, ukuran dan jumlah bagian-bagian daun, bunga, buah dan lain- lainnya). Kunci determinasi ( Polinices tumidus) mengacu pada kunci identifikasi keong dari TNGH adalah sebagai berikut : 1b – 3a – 4b – 6a – 10b – 11b – 12a (Genus: polinices) Pada pengamatan Polinices tumidus, kunci determinasi yang didapatkan menurut kunci determinasi buatan adalah sebagai berikut 2.1.1
Kunci Determinasi Buatan
1. a. Hidup di daratan.......................................................... Pila scutata b. Hidup di air..................................................................................2 2. a. Hidup di air tawar.............................................. Anodonta anatina b. Hidup di air laut ..........................................................................3 3. a. Bercangkang 1 .............................................................................5 b. Bercangkang 2 .............................................................................4 4. a. Cangkang tepi rata...................................... Leporimetis ephipium b. Cangkang tepi bergerigi.................................Anadara transversa 5. a. Bergerak dengan tentakel...................... Dentallium octangulatum b. Bergerak dengan perut.................................................................6 6. a. Permukaan halus...........................................................................7 b. Permukaan kasar..........................................................................9 7. a. Bentuk membulat.............................................. Polinices tumidus b. Bentuk silinder.............................................................................8 8. a. Mulut cangkang lonjong sempit...........................Oliva funebralis b. Mulut cangkang perbani sempit.................. Marginela ventricosa 9. a. Cangkang gulungan benang............................... Turritella terebra b. Cangkang contong............................................................ Bursa sp
8
kunci determinasi hewan yang menjadi bahan praktikum berdasarkan kunci dentifikasi buatan adalah sebagai berikut. Pila scutata
: 1a
Anodonta anatina
: 1b – 2a
Leporimetis ephippium
: 1b – 2b -3b – 4a
Anadarat transversa
: 1b – 2b -3b – 4b
Dentallium octangulatum
: 1b – 2b – 3a – 5a
Polinices tumidus
: 1b – 2b – 3a - 5b- 6a-7a
Oliva funebralis
: 1b – 2b – 3a – 5b – 6a – 7b – 8a
Marginela ventricosa
: 1b – 2b – 3a – 5b – 6a – 7b – 8b
Turitella terebra
: 1b – 2b – 3a – 5b – 6b - 9a
Bursa sp.
: 1b – 2b – 3a – 5b – 6b – 9b
9
BAB III HABITATIO
(Wikipedia, 2017)
3.1 Kelas Polinices tumidus atau siput laut merupakan hewan laut dari filum molusca kelas gastropoda. Gastropoda termasuk dalam kelasMollusca, yang menggunakan perut untuk bergerak. Gastropoda banyak ditemukan di perairan air tawar, air laut, dan darat. Gastropoda air tawar banyak ditemukan di habitat yang berlumpur, yang aliran airnya cukup deras, dan sebagian ada yang terdapat pada persawahan yang sebagai hama bagi tanaman padi Populasi Gastropoda sangat di pengaruhi oleh kondisi fisik dan kimia dari perairan di lingkungan tersebut (Wahyono, 2005). Sebagian besar Gastropoda adalah hewan pemakan sayuran atau herbivora yang terkadang dapat merugikan manusia. Tetapi, ada juga yang bisa dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan makanan, karena pada jenis tertentu terdapat Gastropoda yang mengandung protein tinggi. Untuk melindungi tubuhnya yang lunak, maka Gastropoda memiliki cangkang (ganda atau tunggal) dengan bentuk yang bervariasi (bulat, panjang, kasar, spiral). Namun, pada beberapa spesies ada juga yang tidak memiliki cangkang, misalnya siput. Cangkang ini juga berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari para pemangsa.
10
3.1.1 Ciri-Ciri Kelas Gastropoda Gastropoda sebagai kelas hewan terbesar dalam fillum Mullusca memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Berjalan menggunakan otot perut 2. Memiliki cangkang yang berbentuk kerucut 3. Terdapat alat peraba dan titik mata pada bagian kepalanya 4. Mulut dilengkapi dengan lidah yang kasar 5. Gastropoda darat bernapas dengan paru-paru dan gastropoda air dengan insan 6. Herbivora (pemakan tumbuh tumbuhan) 7. Hidup di darat, air laut, dan air tawar.
3.1.2 Anatomi Kelas Gastropoda
(Rahman, 2012)
Keterangan : 1. kaki
15. sungut (chemosensory, 2 atau 4)
2. cerebral ganglion
16. mata
3. pneumostome
17. penis (membalik keluar, biasanya internal)
4. atas commissura
18. saraf esofagus cincin
11
5. osphradium
19. pedal ganglion
6. insang
20. rendah commissura
7. pleura ganglion
21. vas deferens
8. atrium jantung
22. rongga pallial / mantel rongga / rongga pernapasan
9. ganglion visceral
23. parietal ganglion
10. kamar jantung
24. dubur
11. kaki
25. hepatopankreas
12. operkulum
26. kelenjar kelamin
13. otak
27. dubur
14. mulut
28. Nephridium
3.1.3 Siklus Hidup Dari Gastropoda
Bertelur
embrio
Terjadi pembuahan.
Pertumbuhan gastropoda untuk Kawin
larva
Hibernasi
3.2 Habitat Polinices tumidus merupakan hewan jenis gastropoda yang hidup di perairan air laut. Polinices tumidus termasuk kedalam kelas gastropoda karena tubuhnya yang lunak dan bergerak dengan perut. Polinices tumidus memiliki habitat di perairan berpasir dan di dekat terumbu karang. Polinices tumidus hidup di zona intertidal dan sublitoral, dari zona air surut sampai kedalaman
12
20 m. Polinices didyma ditemukan dalam jumlah besar sebagai makanan dan diambil cangkangnya. Polinices didyma banyak ditemukan di perairan IndoPasifik Barat, Afrika Selatan, Jepang, Hawaii, Queensland dan Pulau Lord Huwe (Sea Life Base, 2004)
13
BAB IV DESKRIPTIO
(Oliver, 2017)
4.1 Cangkang Cangkang dari Polinices tumidus memiliki ciri-ciri yaitu berwarna putih cerah mengkilat, berukuran sedang sekitar 1-30 mm, memiliki perputaran kearah kiri (sinister), bentuk cangkang bulat, jenis pusat lebar, bentuk mulut cangkang lonjong, tepi mulut cangkang menerus dan jumlah ulir berdasarkan spesimen yang diamati yaitu berjumlah 2 putaran. (Dharma B. 1992)
4.2 Badan Badan dari Polinices tumidus yaitu memiliki tekstur lunak dan berlendir, sehingga berada didalam cangkangnya sebagai perlindungan dari pengaruh luar. Memiliki satu pasang mata yang cukup panjang dan berbentuk bulat diujungnya. Mata dari Polinices tumidus dapat masuk kedalam cangkang bersama dengan tubuhnya apabila merasa terancam. Pada bagian depan dari mulut Polinices tumidus dilindungi oleh semacam penutup yang disebut operculum yang dapat menutup sesuai dengan bentuk mulut ketika merasa terancam. Polinices tumidus bergerak dengan perut dan tubuhnya sangat sensit if oleh perubahan suhu terutama oleh cahaya, oleh karena itu kebanyakan Polinices tumidus dapat ditemukan pada tempat yang tidak terkena cahaya matahari secara langsung.
14
DAFTAR PUSTAKA Dibyowati, lia. 2009. Keanekaragaman Moluska Di Sepanjang Pantai Carita, Pandeglang, Banten. Institut Pertanian Bogor : IPB Press Dharma, B. 1988. Siput dan Kerang Indonesia. Jakarta: Sarana Graha. Guilding, 2011. http://conchasdemocambique.web.ua.pt/Family?Family_ID=40. Diakses tanggal diakses pada 14 Mei 2018 Oliver. 2017. http://www.mnlg.it/mma/gastropoda/naticidae/PF_2.htm. Diakses tanggal diakses pada 14 Mei 2018 Rahman, 2012. Polinices mammila. Universitas Khairun Ternate : Universitas Khairun Press Soepomo.1987. MORFOLOGI TUMBUHAN. Pt Gajah Muda University Press. YOGYAKARTA Sea Life Base. 2004. Polinices didyma. http://www.sealifebase.org/summary /Oliva-annulata.html. Diakses tanggal 17 Mei 2018. Van Steenis, C.G.G.J., 2003, Flora, hal 233-236, P.T. Pradya Paramita, Jakarta Wahyono, S. (2005). Identifikasi Populasi Gastropoda Air Tawar di Waduk Seguling dan sekitarnya. Jurnal Teknologi Lingkungan P 3 TL-BPPT, 6. (1): 274-282. Wulan, S., W.Retna Melani, dan T.Said Raza’i. 2012. Struktur Komunitas Moluska Bentik Berbasis TDS (Total Dissolved Solid) Padatan Terlarut dan TSS (Total Suspended Solid) Padatan Tersuspensi di Pesisir Perairan Sungai Kawal Kabupaten Bintan WoRMS (Worl Register of Marine Species). 2018. World Marine Mollusca Database.http://www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=817 847 (diakses pada 17 Mei 2018). Wikes. 2010. http://www.thefullwiki.org/Gastropoda. Diakses tanggal diakses
15
pada 14 Mei 2018 Wikipedia. 2017. https://en.wikipedia.org/wiki/Polinices. Diakses tanggal diakses pada 14 Mei 2018
16
Lampiran