LAPORAN PRAKTIKUM TEKANAN DARAH
"PENGARUH OBAT PADA TEKANAN DARAH ANJING"
Oleh:
Anisa Husnul Ghoida (011310413035)
Dosen Pembimbing:
Widayat Sastrowardoyo, dr, SpFK
PROGRAM STUDI PENGOBAT TRADISIONAL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2014
Laporan Praktikum Tekanan Darah
"Pengaruh Obat pada Tekanan Darah Anjing"
Tujuan
Mengamati pengaruh obat-obat terhadap tekanan darah
Membandingkan efek beberapa obat yang berpengaruh terhadap tekanan darah
Menjelaskan mekanisme kerja obat yang berpengaruh terhadap tekanan darah
Landasan Teori
Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding-dinding arteri ketika darah tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah mirip dengan tekanan dari air (darah) di dalam pipa air (arteri). Makin kuat aliran yang keluar dari keran (jantung) makin besar tekanan dari air terhadap dinding pipa. Jika pipa tertekuk atau mengecil diameternya (seperti pada atherosklerosis), maka tekanan akan sangat meningkat.
Efek obat merupakan perubahan yang diakibatkan dari pemberian obat. Pada praktikum kali ini, akan diamati pengaruh obat-obat terhadap perubahan tekanan darah hewan coba, yaitu anjing. Adapun perubahan tekanan darah dapat disebabkan karena molekul obat berikatan dengan reseptor tertentu yang dapat mengakibatkan kenaikan maupun penurunan tekanan darah. Kenaikan atau penuruhan tekanan darah ini dapat dipengaruhi oleh jenis obat, dosis obat, maupun cara kerja obat.
Pada praktikum ini obat yang digunakan adalah adrenalin, nor adrenalin, isoprel, asetilkolin, atropin, caffein, pro pranolol, prazosin, histamin, anti histamin, dan efedrin.
Peralatan dan Bahan
Alat suntik
Seperangkat alat infus
Gunting bedah
Tali
Pinset
Batre 1,5V
Manometer
Bed pemeriksaan
Kain kassa
Hewan coba, yaitu anjing
Penthotal
Adrenalin
Nor adrenalin
Isoprel
Asetilkolin
Atropin
Caffein
Pro panolol
Prazosin
Histamin
Efedrin
Prosedur Kerja
Meletakkan hewan coba, yaitu anjing di bed pemeriksaan.
Memberikan anestesi umum pada anjing yaitu dengan penthotal secara intravena pada vena tibialisnya. Mencari pembuluh darah yang lain untuk melakukan anestesi juga.
Melentakkan anjing secara terlentang di bed pemeriksaan, dan semua kakinya diikat.
Membersihkan bagian femur dan mencari vena femuralis. Menyiapkan 2 tali untuk melihat vena bagian distal agar darah tidak keluar dan bagian proksimal untuk mengencangkan jantung. Mengikatkan tali pada vena femuralis dan memasang kanula. Mengikatkan tali pada kanula. Menutupi bagian femur tersebut dengan kain kassa.
Membersihkan leher dan membuka arteria carotis, mengambil arterinya. Memisahkan dengan vena dan saraf, mengaitkan dengan tali dan mengencangkannya. Membuat lubang distal pada pembuluh darah, memasang kanula, mengaitkannya dengan tali, dan mengencangkannya. Menghubungkan cairan ringer dengan alat pencatat (manometer).
Menunggu sampai naik turunnya tekanan darah hewan coba normal terlebih dahulu.
Memberikan masing-masing obat untuk mengetahui efeknya pada tekanan darah hewan coba, yaitu anjing. Setiap pemberian obat diberi jeda waktu dan menunggu tekanan darah hewan coba normal terlebih dahulu.
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:
No
Jenis Obat
Pengaruh terhadap Tekanan Darah Hewan Coba
1.
Adrenalin
Tekanan darah turun, kemudian naik secara tajam.
2.
Nor Adrenalin
Tekanan darah naik
3.
Isoprel
Tekanan darah turun dengan tajam
4.
Asetilkolin
Tekanan darah turun
5.
Atropin
Tekanan darah turun
6.
Caffein
Tekanan darah turun
7.
Pro pranolol
Tekanan darah turun
8.
Prazosin
Tekanan darah turun
9.
Histamin
Tekanan darah turun
10.
Efedrin
Tekanan darah naik
Pembahasan
Adrenalin
Pada saat hewan coba, yaitu Anjing diberikan adrenalin tekanan darah turun terlebih dahulu, lalu tekanan darah naik secara tajam. Hal ini terjadi karena adrenalin memiliki 2 fase, yaitu fase konsentrasi adrenalin turun dan fase obat yang merangsang naiknya tekanan darah. Hal ini yang menyebabkan tekanan darah hewan coba turun terlebih dahulu. Adrenalin dapat memacu jantung dan menyempitkan pembuluh darah. Adrenalin merangsang reseptor α dan β serta bersifat simpatis. Efek dari adrenalin relatif singkat dan terjadi penurunan.
Nor Adrenalin
Ketika diberi nor adrenalin pembuluh darah menyempit sehingga tekanan darah naik tanpa didahului penurunan tekanan darah tetapi naiknya tekanan darah tidak setajam seperti adrenalin. Nor adrenalin merangsang reseptor α.
Isoprel
Selanjutnya pada hewan coba diberikan isoprel. Terjadi vasodilatasi (pelebaran) pada pembuluh darah sehingga tekanan darah menurun. Isoprel merangsang reseptor β.
Asetilkolin
Lalu hewan coba diberi asetilkolin. Efek asetilkolin berlawanan dengan adrenalin. Terjadi relaksasi pembuluh darah sehingga tekanan darah hewan coba menurun. Asetilkolin bersifat parasimpatis (parasimpatomimetik).
Atropin
Hewan coba selanjutnya diberikan atropin. Tekanan darah hewan coba mengalami penurunan namun tidak sehebat sebelumnya. Atropin bekerja menghambat asetilkolin. Ketika atropin+asetilkolin, seluruh reseptor asetilkolin diblok oleh atropin.
Caffein
Pada saat hewan coba diberikan caffein, tekanan darah turun. Hal ini terjadi karena hewan coba dianestesi sehingga pengaruh caffein tidak begitu terasa. Caffein merangsang jantung dan menaikkan kekuatan kontraksi jantung. Pada pembuluh darah caffein menyebabkan vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah. Pada ginjal menyebabkan meningkatkan diuresis. Pada sistem saraf pusat tidak terlalu terlihat efeknya karena hewan coba di anestesi.
Pro Pranolol
Ketika diberikan pro pranolol efek yang terjadi yaitu tekanan darah menurun. Pro pranolol bersifat β blocker yaitu mengeblok reseptor β sehingga tekanan darah hewan coba menjadi turun.
Prazosin
Hewan coba diberikan prazosin. Prazosin merupakan α blocker yaitu mengeblok reseptor α. Sehingga tekanan darah hewan coba mengalami penurunan. Efek prazosin lebih besar bila dibandingkan dengan propanolol. Ketika prazosin+adrenalin tekanan darah hewan coba menurun. Karena reseptor α diblok oleh prazosin dan yang terangsang hanya reseptor β, hal ini yang menyebabkan tekanan darah hewan coba menjadi turun.
Histamin
Histamin berperan dalam alergi. Pada saat hewan coba diberikan histamin, tekanan darahnya menjadi turun dengan hebat. Karena terjadi pelebaran pada pembuluh darah. Ketika histamin+antihistamin, tekanan darah hewan coba mengalami kenaikan namun tidak begitu cepat. Tetapi ketika diberikan adrenalin, tekanan darah hewan coba dengan segera menjadi naik. Jadi, ketika terjadi anafilaktik syok (syok karena alergi obat) maka disuntikkan adrenalin.
Efedrin
Efedrin memiliki efek yang lama dan bersifat simpatomimetik. Efek pada hewan coba ketika diberikan efedrin menaikkan tekanan darah tetapi berlangsung lama. Efedrin digunakan untuk mengatasi asma karena bersifat bronkodilator.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:
Obat yang mempengaruhi naiknya tekanan darah adalah adrenalin, nor adrenalin, dan efedrin; sedangkan obat yang mempengaruhi turunnya tekanan darah adalah isoprel, asetilkolin, atropin, pro pranolol, prazosin, dan histamin. Pada caffein efeknya tidak begitu terlihat karena hewan coba dianestesi.
Perbandingan efek beberapa obat yang berpengaruh terhadap tekanan darah adalah adrenalin merupakan obat yang memiliki rangsangan menaikkan tekanan darah paling tinggi jika dibandingkan dengan obat yang lainnya; sedangkan penurunan tekanan darah yang tajam terjadi ketika diberikan histamin.
Mekanisme kerja obat yang berpengaruh terhadap tekanan darah yaitu adrenalin: merangsang reseptor β terlebih dahulu sehingga tekanan darah turun kemudian merangsang reseptor α sehingga tekanan darah naik secara signifikan; nor adrenalin: merangsang reseptor α sehingga tekanan darah naik; isoprel: merangsang reseptor β sehingga tekanan darah turun; asetilkolin: terjadi vasodilatasi pembuluh darah sehingga tekanan darah turun; atropin: tekanan darah menurun tetapi tidak sehebat sebelumnya; caffein: karena hewan coba dianestesi dan terjadi vasodilatasi pembuluh darah sehingga tekanan darah turun; pro pranolol: tekanan darah menurun; prazosin: merangsang reseptor β sehingga tekanan darah turun; histamin: terjadi vasodilatasi pembuluh darah sehingga tekanan darah menurun; dan efedrin: menaikkan tekanan darah tetapi berlangsung lama.