Laporan Kegiatan LAPORAN KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/KEDO MASYARAKAT/KEDOKTERAN KTERAN KOMUNITAS DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO PERIODE 11 DESEMBER 2012-19 JANUARI 2013
Oleh :
Kelompok 448
Abiseka Panji B., S.Ked Annisa Hidayati, S.Ked Bening Rahimi T., S.Ked Candrika Izzatika P., S.Ked Muhammad Nadim, S.Ked Albertus Bayu K, S.Ked Alveus Kr Kristianto, S. S.Ked Andhika Aji N., S.Ked Dessy Suci R., S.Ked Okky Dita R., S.Ked
G9911112002 G9911112019 G9911112031 G9911112033 G9911112099 G99121003 G99121005 G99121006 G99121012 G99121034
KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2013 HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/KEDO MASYARAKAT/KEDOKTERAN KTERAN KOMUNITAS DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO PERIODE 11 DESEMBER 2012-19 JANUARI 2013
Oleh : Kelompok 448
Abiseka Panji B., S.Ked Annisa Hidayati, S.Ked Bening Rahimi T., S.Ked Candrika Izzatika P., S.Ked Muhammad Nadim, S.Ked Albertus Bayu K, S.Ked Alveus Kr Kristianto, S. S.Ked Andhika Aji N., S.Ked Dessy Suci R., S.Ked Okky Dita R., S.Ked
G9911112002 G9911112019 G9911112031 G9911112033 G9911112099 G99121003 G99121005 G99121006 G99121012 G99121034
Telah diteliti, disetujui, dan disahkan, pada :
Hari
:
Tanggal
:
Mengetahui, Direktur RSUD Sukoharjo
Pembimbing RSUD Sukoharjo
dr. Gunadi
dr. Deddy Yose Rizal
NIP. 19600922 198711 198711 1 001
NIP. 19641216 199503 1 002
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Syukur Alhamd Alhamduli ulillah llah kami kami panjat panjatkan kan kepada kepada Allah Allah subhan subhanahu ahu wa ta’ala, yang telah memberikan kami kekuatan dan pertolongan sehingga kami mampu menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat ini. Pada kesempatan ini tidak lupa kami kami ucapkan terima kasih atas segala bimbingan dan bantuannya yang tak ternilai kepada pihak-pihak sebagai berikut : a.
Prof. Prof. Dr. Zainal Zainal Arifin Arifin Adnan, Adnan, dr., dr., Sp.PDSp.PD-KR, KR, selaku selaku Dekan Dekan Fakult Fakultas as Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
b.
Prof. DR. Dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, PhD., selaku Kepala Labo Labora rato tori rium um Ilmu Ilmu Keseh Kesehat atan an Masy Masyara araka katt Faku Fakult ltas as Kedo Kedokt ktera eran n Universitas Sebelas Maret
c.
Guna Gunadi di,, dr sel selak aku u direk direktu turr RSUD RSUD Kab Kabup upat aten en Suk Sukoh ohar arjo jo
d.
Dedd Deddy y Yose ose Rizal izal,, dr sela selak ku Wa Wad dir Pela Pelaya yan nan RSUD RSUD Kabu Kabupa pate ten n Sukoha Sukoharjo rjo sekali sekaligus gus pembim pembimbin bing g yang yang telah telah menyed menyediak iakan an waktu waktu untuk membimbing kami selama melaksanakan tugas IKM di RSUD Kabupaten Sukoharjo
e.
Selu Seluru ruh h staf stafff peng pengaj ajar ar IKM IKM FK UNS UNS
f.
Selu Seluru ruh h staf stafff di RSU RSUD D Kabu Kabupa pate ten n Suko Sukoha harj rjo o
yang yang tel telah ah mem membe beri ri
kami banyak bantuan dalam menyelesaikan laporan ini. Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Akhirnya, sebagai harapan dari kami semoga laporan ini dalam rangka kegi kegiat atan an kepa kepani niter teraan aan klin klinik ik bagi bagian an ilmu ilmu keseh kesehat atan an masya masyara raka katt ini ini dapa dapatt bermanfaat. Amin.
Surakarta, Januari 2013 Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….
ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………….
iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………...
iv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………..
vi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………
vii
BAB I :
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……………………………………………..
1
B..Tujuan ...................................................................................
2
C..Manfaat .…………………………………………………...
3
D. Sumber Data………………………………………………...
3
E..Sistematika……………………………………………….....
3
BAB II : MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO A. RSUD Kabupaten Sukoharjo ...........................................................
4
B. Program RSUD Kabupaten Sukoharjo ............................................
36
BAB III: INSTALASI RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP RSUD KABUPATEN SUKOHARJO A. Instalasi Rawat Jalan ……………………….………………
41
B..Instalasi Rawat Inap…………………...…………………....
48
BAB IV: SISTEM RUJUKAN DAN KOORDINASI ANTAR SISTEM A. Definisi Sistem rujukan……………………………………
52
B..Tujuan …………………………………………………….
52
C..Jenis Rujukan………………………………………………
53
D. Bahan Rujukan……………………………………………
55
E..Tahapan Pelayanan Kesehatan…………………………….
55
F.. Klasifikasi Rumah sakit…………………………………...
58
iv
BAB VI: SISTEM PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN A. ASKES………………………………………………..........
62
B..JAMKESMAS……………………………………………...
64
BAB VII: AKREDITASI A. Definisi………………………………………………............
70
B..Tujuan……………………………………………….............
71
C..Akreditasi RSUD Kabupaten Sukoharjo……………………
72
BAB VIII. BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
74
BAB IX : SISTEM REKAM MEDIS A. Pengertian, Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis...................
76
B. Isi Rekam Medis………………….…………………………
78
C. Isi Rekam Medis Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap……...
78
D. Sistem Rekam Medis………………………………………
79
E. Tata Cara Penerimaan Pasien……………………………….
83
F. Tata Cara Penyelenggaraan Rekam
84
Medis………………….
85
G. Sistem Kearsipan Rekam Medis.............................................
85
H. Sanksi dalam Rekam Medis ............................................. 87
BAB X : ANALISIS MASALAH A. Analisis Faktor Internal ..........................................................
88
B. Analisis Faktor Eksternal ........................................................ 89
BAB XI : PENUTUP A.Kesimpulan…...……………………………………………... B. Saran………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA …..............................................................................
v
90
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi Rumah sakit Umum Daerah Sukoharjo
10
Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Rawat Jalan
43
Gambar 3. Bagan Alur Pasien di Rumah sakit Umum Daerah Sukoharjo
44
Gambar 4. Tahapan Pelayanan Kesehatan
57
Gambar 5. Alur rujukan menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
983/MENKES/SK/XI/1992
58
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jenis Pelayanan di RSUD Kabupaten Sukoharjo
5 Tabel 2. Jenis Pelayanan lain-lain RSUD Sukoharjo (sampai November
2012) 39 Tabel 3. Laporan Jumlah pasien Rawat Jalan di RSUD Sukoharjo pada
Bulan Januari sampai November 2012 47 Tabel 4. Pelayanan Kegiatan Rawat Inap RSUD Sukoharjo pada Bulan
Januari sampai November Tahun 2012 50
vii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sistem pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor yang penting dan krusial dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat, yang mana kesehatan merupakan suatu hal yang menyangkut harkat hidup masyarakat. Sistem pelayanan kesehatan merupakan jaringan pelayanan interdisipliner, komprehensif, dan kompleks, terdiri dari aktivitas diagnosis, penatalaksanaan, rehabilitasi, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan untuk masyarakat pada seluruh kelompok umur dan dalam berbagai keadaan penyusunan sistem pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk dapat dipergunakan sebagai landasan, arah, dan pedoman penyelenggaraan pembangunan kesehatan (Dubois dan Miley, 2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan diantaranya ilmu pengetahuan dan teknologi baru, pergesaran nilai masyarakat, aspek legal dan etik, ekonomi, dan politik. Pelayanan kesehatan dapat berbentuk rumah sakit dan puskesmas atau bentuk-bentuk yang lain. Lembaga rumah sakit dipertaruhkan secara moril dan materiil, karena rumah sakit adalah satusatunya tempat terakhir untuk melakukan upaya pencegahan, pendekteksian, pengobatan, pemulihan, pendidikan, dan penelitian dari seluruh penyakit yang terjadi di tengah masyarakat, apabila pusat-pusat kesehatan yang berada di bawahnya sudah tidak mampu lagi menanganinya. Pelayanan medik khususnya medik spesialistik merupakan salah satu ciri dari rumah sakit yang membedakan antara rumah sakit dengan fasilitas pelayanan lainnya. Kontribusi pelayanan medik pada pelayanan di rumah sakit cukup besar dan menentukan ditinjau dari berbagai aspek, antara lain aspek jenis pelayanan, aspek keuangan, pemasaran, etika dan hukum maupun administrasi dan manajemen rumah sakit itu sendiri. Dengan demikian, disamping pengelolaan rumah sakit harus berorientasi pada asas profesional dan manusiawi bagi
1
tenaga ahli maupun perawat, maka harus ditunjang dengan peralatan yang memadai, sarana dan prasarana yang mendukung, serta manajemen yang baik sehingga pada akhirnya seluruh pelayanan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik (Good Governance). Mahasiswa kepaniteraan IKM (Ilmu Kesehatan Masyarakat) dituntut untuk dapat menguasai manajemen dan administrasi rumah sakit sehingga kelak dapat terjun ke masyarakat terutama lingkungan rumah sakit dengan baik dan dapat meningkatkan mutu pelayanan serta memecahkan masalah yang dihadapi rumah sakit. Bagian Kepaniteraan Klinik IKM Fakultas Kedokteraan Universitas Sebelas Maret telah bekerjasama dengan RSUD Kabupaten Sukoharjo agar para calon dokter dapat mempelajari secara langsung mengenai manajemen dan administrasi rumah sakit, sistem rujukan dan koordinasi antar sistem kesehatan, audit medik, dan sistem rekam medik yang diterapkan di RSUD Kabupaten Sukoharjo serta mencoba mengangkat masalah yang ditemukan dan berusaha menyelesaikannya.
B.
Tujuan
1. Mengetahui
manajemen
dan
administrasi
rumah
sakit
serta
mengidentifikasi dan menganalisis masalah aktual organisasi pelayanan kesehatan primer yang sedang dihadapi. 2. Mengetahui dan memahami tentang sistem rujukan dan koordinasi antar sistem kesehatan serta mengidentifikasi masalah yang ada berkaitan dengan sistem tersebut. 3. Mengetahui sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang diterapkan di RSUD Kabupaten Sukoharjo. 4. Mengetahui sistem penanggulangan bencana dan audit medik. 5. Mengetahui sistem rekam medis yang diterapkan di RSUD Kabupaten Sukoharjo.
2
C.
Manfaat
1. Dokter muda mampu mengetahui manajemen dan administrasi rumah sakit serta mengidentifikasi dan menganalisis masalah aktual organisasi pelayanan kesehatan primer yang sedang dihadapi. 2. Dokter muda mampu mengetahui dan memahami tentang sistem rujukan dan koordinasi antar sistem kesehatan serta mengidentifikasi masalah yang ada berkaitan dengan sistem tersebut. 3. Dokter muda mampu mengetahui sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang diterapkan di RSUD Kabupaten Sukoharjo. 4. Dokter muda mampu mengetahui sistem penanggulangan bencana dan audit medik. 5. Dokter muda mampu mengetahui sistem rekam medis yang diterapkan di RSUD Kabupaten Sukoharjo.
D.
Sumber Data
Data sekunder diperoleh dari data kepegawaian, data rekam medis, dan PHI periode Januari 2012 sampai November 2012.
E.
Sistematika
BAB I.
PENDAHULUAN
BAB II.
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO
BAB III.
INSTALASI RAWAT JALAN
DAN RAWAT INAPRSUD
KABUPATEN SUKOHARJO BAB IV.
SISTEM RUJUKAN DAN KOORDINASI ANTAR SISTEM
BAB V.
SISTEM PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN
BAB VI.
AKREDITASI
BAB VII. SISTEM REKAM MEDIS BAB VIII. ANALISIS MASALAH BAB IX.
PENUTUP
3
BAB II MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO
A.
RSUD Kabupaten Sukoharjo 1.
Keadaan umum RSUD Kabupaten Sukoharjo
a. Keadaan Fisik Jumlah gedung
: ± 36 unit
Luas tanah
: 33.750 m2
Luas bangunan
: ± 20.000 m 2
Jumlah tempat tidur : 200 buah b.
Tipe dan Kepemilikan Tipe
: termasuk rumah sakit BLUD
Kepemilikan
: milik Pemerintah Kabupaten Sukoharjo, dengan bentuk Rumah Sakit Umum Daerah.
c.
Lokasi RSUD Kabupaten Sukoharjo terletak di tengah-tengah kota Sukoharjo, tepatnya di Jalan Dr. Moewardi 71, Sukoharjo, Jawa Tengah.
d. Jangkauan Pelayanan RSUD Kabupaten Sukoharjo 1).
Kabupaten Sukoharjo terdiri dari : Pembagian Wilayah : 12 kecamatan, 17 kelurahan, 150 desa Jumlah Penduduk : 904.716 jiwa Jangkauan pelayanan RSUD Sukoharjo : + 4 Kecamatan
2).
Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Sukoharjo. Meliputi : - 12 puskesmas - 3 rumah sakit pemerintah - 5 rumah sakit swasta - 24 rumah bersalin
e.
Jenis Pelayanan
4
Tabel 1. Jenis Pelayanan di RSUD Kabupaten Sukoharjo
Pelayanan Medik 1)
Pelayanan Penunjang Medik 1) Inst
Instalasi Gawat Darurat
alasi Radiologi
2)
Poliklinik
2)
Umum
Inst alasi Laboratorium
3)
Instalasi
3)
Rawat Inap
Inst alasi Farmasi
4)
Poliklinik
4)
Gigi,Spesialis Konservasi Gigi dan
Inst alasi Gizi
Prostodentia
5)
5)
Poliklinik
Spesialis Penyakit Dalam 6)
Poliklinik
Inst alasi Bank Darah
6)
Spesialis Bedah
He modialisa
7)
7)
Poliklinik
Spesialis Obgyn
Apo tek 24 jam
8)
8)
Poliklinik
Inst alasi Pemeliharaan Sarana
Spesialis Mata
dan Prasarana RS
9)
Poliklinik
Spesialis THT 10)
Α.
Instalasi Sanitasi
Β.
Instalansi Pemulasaraan
Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin
11)
Poliklinik Spesialis Saraf
12)
Poliklinik Spesialis Anak
13)
Poliklinik Spesialis Jiwa
14)
Poliklinik Spesialis Paru
5
Jenazah Χ.
Instalasi Sterilisasi Sentral
∆.
EEG (rekam otak)
Ε.
EKG (rekam jantung)
Φ.
Ambulance
Γ.
Mobil Jenazah
Η.
Loket Pembayaran
Ι.
Loket Bank BPD Jateng
ϑ.
Loket Askes
15)
Poliklinik Orthopedi
16)
Pelayanan ICU/ICCU
17)
Instalasi Bedah Sentral
18)
Instalasi Fisioterapi
19)
Instalasi Hemodialisa
20)
Instalasi Rekam Medik
Poliklinik Spesialis 1)
Poli Gigi Spesialis -
Perawatan Gigi
-
Gigi Palsu
-
Kawat Gigi
Pelayanan Unggulan 1. Insta Instala lasi si Beda Bedah h Sen Sentr tral al 2. Rawa Rawatt In Inap VVIP VVIP 3. Cuci Da Darah (Hemodialisa/IHD) 4. Reka Rekam m Otak Otak (EEG (EEG))
2)
Poli Sp Spesi esialis An Anak
5. Kons Konser erva vasi si Gigi Gigi
3)
Poli Poli Sp Spesia esiali liss Kan Kandun dungan gan
6. Pasa Pasang ng Gigi Gigi Pals Palsu u
4)
Poli Sp Spesi esialis Be Bedah
7. Pasa Pasang ng Kawa Kawatt Gig Gigii
5)
Poli Spesi esialis THT
8. Foto Foto Gigi Gigi Leng Lengka kap p
6)
Poli Spesi esialis Ma Mata
7)
Poli Poli Spes Spesia iali liss Kuli Kulitt Dan Dan Kel Kelam amin in
9. Stre Stress ss Cent Center er
8)
Poli Poli Spes Spesia iali liss Syar Syaraf af
10. 10. CT Scan Scan
(Panoramic)
6
9)
Poli Poli Spes Spesia iali liss Pen Penya yaki kitt Dal Dalam am
10) 10) Poli Poli Spesi Spesial alis is Paru Paru
11. Endosk Endoskopi opi 12. Thermal Thermal weldin welding g
11) Poli Poli Spesia Spesialis lis Reha Rehabil bilitas itasii Medis Medis 12) Poli Poli Spes Spesial ialis is Kese Kesehat hatan an Jiwa Jiwa 13) 13) Poli Poli Orth Orthop oped edii f.
Data Keadaan Pegawai (Data November 2012) Dokter Spesialis
: 23 orang
Dokter Umum
: 23 orang
Dokter Gigi
: 5 orang
Perawat
: 129 orang
Bidan
: 33 orang
Apoteker
: 6 orang
Asisten Apoteker (D.III)
: 10 orang
SMF (Asisten apoteker)
: 8 orang
Perekam Medis
: 13 orang
Radiologi
: 8 orang
Analis kesehatan
: 16 orang
Tenaga Gizi
: 11 orang
Fisioterapi
: 6 orang
Okupasi terapi
: 1 orang
Refraksi Optisi
: 1 orang
Tena Tenaga ga kese keseha hata tan n mas masya yara raka katt
: 3 oran orang g
Non Medis / Administrasi
: 161 orang
Kondisi pegawai sampai bulan Desember 2012
2.
CPNS/PNS
: 384 orang
PTT/ Kontrak Kegiatan
: 162 orang
Total
: 546 orang
Visi Visi Misi Misi Tujuan Tujuan dan dan Motto Motto RSUD RSUD Kabup Kabupate aten n Sukoha Sukoharj rjo. o.
7
a. Visi
: Menjadi rumah sakit unggulan dengan mengutamakan mutu pelayanan, profesional, mandiri dan menjadi pilihan utama
b. Misi
masyarakat. : 1. Meningkatkan
kualitas
pelayanan
kesehatan
dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal. 2. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan sumber daya manusia dalam pelayanan medis dan non medis untuk lebih profesional dan bertanggungjawab. 3. Mengembangkan kegiatan sebagai pusat pendidikan tenaga kesehatan. 4. Meningkatkan cakupan pelayanan melalui kerja sama dengan
pihak ke III
termasuk
jaminan kesehatan
masyarakat 5. Mendorong Rumah Sakit Umum Daerah yang mandiri dan mampu bersaing dengan sehat serta mempunyai daya tarik c. Tujuan
dari masyarakat. : Melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan serta memberikan pelayanan yang bermutu
d. Motto
sesuai standart pelayanan rumah sakit. : Kesembuhan dan kepuasan anda adalah komitmen pelayanan kami.
3.
Tugas Pokok Dan Fungsi RSUD Kabupaten Sukoharjo
a. RSUD Kabupaten Sukoharjo mempunyai tugas pokok: Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan
upaya
penyembuhan,
pemulihan
yang
dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan serta memberikan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan rumah sakit.
8
b. Fungsi Rumah sakit Umum Daerah : Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut angka (a) diatas, Rumah sakit Umum Daerah mempunyai fungsi : 1) Pelayanan medis 2) Pelayanan penunjang medis dan non medis 3) Pelayanan dan asuhan keperawatan 4) Pelayanan rujukan 5) Pendidikan dan pelatihan 6) Penelitian dan pengembangan 7) Pengelolaan urusan ketatausahaan dan keuangan rumah sakit umum Kabupaten Sukoharjo
4.
Susunan Organisasi
Susunan Organisasi RSUD Sukoharjo terdiri atas : a. Direktur b. Wakil Direktur administrasi dan Keuangan 1.) Kepala Bagian Perencanaan Hukum dan Informasi a) Sub Bagian Bina Program, Monitoring dan Evaluasi b) Sub Bagian Humas, Hukum, dan Informasi c) Sub Bagian Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan 2.) Kepala Bagian Keuangan a) Sub Bagian Anggaran dan Perbendaharaan b) Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi c) Sub Bagian Pengelolaan dan Pendapatan 3.) Kepala Bagian Umum a) Sub Bagian Tata Usaha b) Sub Bagian Organisasi dan Kepegawaian c) Sub Bagian Rumah Tangga c. Wakil Direktur Pelayanan 1.) Kepala Bidang Pelayanan Medis a) Seksi Sumber Daya Pelayanan Medis
9
b) Seksi Mutu Pelayanan Medis 2.) Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan a) Seksi Sumber Daya Pelayanan Keperawatan b) Seksi Mutu Pelayanan Keperawatan 3.) Kepala Bidang Pelayanan Penunjang a) Seksi Sumber Daya Pelayanan Penunjang b) Seksi Mutu Pelayanan Penunjang
10
4. Kelompok Jabatan Fungsional Gambar 1. Struktur Organisasi Rumah sakit Umum Daerah Sukoharjo DIREKTUR KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
WAKIL DIREKTUR PELAYANAN
WAKIL DIREKTUR ADMINISTRASI & KEUANGAN
Kepala bagian Perencanaan Hukum dan informasi
Kepala bagian keuangan
Kepala bagian umum
Sub bagian bina program monitoring dan evaluasi
Sub bagian anggaran dan perbendaharaan
Sub bagian tata usaha
Sub bagian humas hukum dan informasi
Sub bagian Akuntansi dan verifikasi
Sub bagian organisasi dan kepegawaian
Sub bagian pengelolaan dan pendapatan
Sub bagian rumah tangga
Sub bagian pendidikan pelatihan dan pengembangan
Kepala bidang pelayanan medis
11
Kepala bidang pelayanan keperawatan
Kepala bidang pelayanan penunjang
Seksi sumber daya pelayanan medis
Seksi sumber daya pelayanan keperawatan
Seksi sumber daya pelayanan penunjang
Seksi mutu pelayanan medis
Seksi mutu pelayanan keperawatan
Seksi mutu pelayanan penunjang
5.
Tugas Pokok Dan Fungsi Organisasi Rumah sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo a. Tugas Pokok dan Fungsi Direktur
Tugas Pokok : Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pelayanan kesehatan Fungsi : 1)
Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan.
2) Penyelenggaraan urusan pelayanan medik, penunjang medik dan non medik. 3)
Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan kesehatan.
4)
Pengkoordinasian fasilitas dan pembinaan kegiatan di bidang pelayanan kesehatan.
5) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan laporan kegiatan di bidang pelayanan kesehatan. 6)
Penyelenggaraan pelayanan rujukan, asuhan keperawatan dan kebidanan.
7)
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta pendidikan dan pelatihan bidang kesehatan.
8) Pengelolaan tata usaha RSUD.
b. Tugas Pokok dan Fungsi Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan
Tugas Pokok : Melaksanakan sebagian tugas Direktur untuk mengoordinasikan perumusan kebijakan teknis, membina, mengendalikan kegiatan perencanaan program, monitoring, evaluasi, pengelolaan keuangan dan kesekretariatan. Fungsi : 1). Pengkoordinasian
perumusan
kebijakan
teknis,
pelaksanaan
dan
pelayanan administrasi dan teknis di bidang perencanaan, hukum, informasi, keuangan, dan umum. 2). Penyusunan perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan kegiatan, bina program, monitoring, evaluasi dan pelaporan. 3). Perencanaan kegiatan, bina program, moitoring, evaluasi, dan pelaporan. 12
4). Penyusunan anggaran dan pengelolaan keuangan, perbendaharaan, akuntansi, dan verifikasi 5). Pelaksanaan pengendalian pengelolaan administrasi umum, urusan rumah tangga rumah sakit, administrasi kepegawaian dan pengembangan sumber daya manusia. 6). Bimbingan
dan
pengendalian
program,
keuangan,
umum
dan
kepegawaian
c. Tugas Pokok dan Fungsi Wakil Direktur Pelayanan
Tugas Pokok : Melaksanakan sebagian tugas Direktur RSUD untuk mengoordinasikan perumusan kebijakan teknis, membina, mengendalikan kegiatan pelayanan medis, pelayanan keperawatan dan pelayanan penunjang. Fungsi : 1) Pengkoordinasian kebijakan teknis kebijakan pelayanan medis di rumah sakit. 2) Penyusunan perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan medis, pelayanan keperawatan dan pelayanan penunjang. 3) Pelaksanaan
pengendalian di bidang pelayanan
medis, pelayanan
keperawatan dan pelayanan penunjang.
d. Tugas Pokok Bagian Perencanaan, Hukum dan Informasi
Tugas Pokok : Melaksanakan sebagian tugas Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan untuk merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, mengendalikan kegiatan bina program, monitoring dan evaluasi, hubungan masyarakat, hukum, pengolahan data informasi serta pendidikan pelatihan dan pengembangan . Fungsi : 1)
Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kegiatan rumah sakit.
2)
Pengelolaan administrasi bina program, hubungan masyarakat, hukum, pengolahan
data
informasi
pengembangan. 13
serta
pendidikan
pelatihan
dan
3)
Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kinerja rumah sakit.
I. Sub Bagian Bina Program, Monitoring dan Evaluasi
Tugas Pokok
: Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bagian Informasi dan Perencanaan dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan di bidang perencanaan, penyusunan program, monitoring dan evaluasi
Tugas: a) Menyusun program kegiatan Sub Bagian Bina Program, Monitoring dan Evaluasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. b) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan tugas sesuai ketentuan yang berlaku. c) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan arahan dan petunjuk peningkatan kelancaran pelaksanaan tugas. d) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi di linkungan RSUD untuk mendapatkan masukan, informasi guna mengevaluasi agar diperoleh hasil kerja yang optimal. e) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang bina program, monitoring dan evaluasi yang meliputi. i. Sistem dan prosedur penyusunan rencana strategis dan rencana kerja RSUD. ii. Pengelola data dan informasi untuk perencanaan dan program kerja. iii. Penyusunan rencana, program kerja dan kegiatan tahunan RSUD. iv. Penyiapan sistem dan prosedur monitoring, evaluasi pelaksanaan rencana dan program kerja. v. Pengelolaan sistem dan prosedur pengolahan data, monitoring pelaksanaan rencana dan program kerja, evaluasi pelaksanaan rencana dan program kerja serta pelaporan RSUD. 14
f) Menyiapkan bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan operasional untuk pengendalian. g) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan. h) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan. i) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas. j) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan. II. Sub Bagian Hubungan Masyarakat, Hukum dan Informasi
Tugas Pokok
: Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bagian Informasi dan Perencanaan dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan di bidang hubungan masyarakat, hukum, serta pengelolaan informasi
Tugas: a) Menyusun program kegiatan Sub Bagian Hubungan Masyarakat, Hukum dan Informasi sesuai peraturan perundaang-undangan yang berlaku. b) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan tugas sesuai ketentuan yang berlaku. c) Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya, memberikan petunjuk dan arahan guna peningkatan kelancaran pelaksanaan tugas. d) Melaksanakan koordinasi dengan semua Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan masukan, informasi guna mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal. e) Menyiapakan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi teknis di bidang hubungan masyarakat, hukum dan informasi yang meliputi: i. Pelaksanaan hubungan mastarakat, pemasaran sosial dan
15
pembinaan hubungan dengan pihak ketiga. ii. Pelaksanaan kajian produk hukum rumah sakit, kajian aspek hukum kerjasama dengan pihak ketiga. iii. Pengelolaan sistem informasi manajemen termasuk yang berbasis teknologi informasi, pengelolaan data dan informasi. iv. Pengelenggaraan informasi dan publikasi, penyusunan format standar pelaporan kegiatan rumah sakit. v. Penyusunan bahan pemberitaan dan kegiatan pers melalui media masa. vi. Pendokumentasian kegiatan RSUD dalam bentuk foto, film, dan media cetak. vii. Penyusunan bahan informasi yang akan dirilis untuk mendapat persetujuan pimpinan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. f) Membuat ketentuan tata tertib RSUD agar dapat memberikan pelayanan yang baik pada masyarakat. g) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan. h) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan. i) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas. j) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan. III. Sub Bagian Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan
Tugas Pokok
: Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bagian Informasi dan Perencanaan dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pendidikan, pelatihan dan pengembangan.
Tugas: a) Menyusun program kegiatan Sub Bagian Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan sesuai peraturan perundaang-undangan yang berlaku.
16
b) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan tugas sesuai ketentuan yang berlaku. c) Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya, memberi petunjuk dan arahan guna peningkatan kelancaran pelaksanaan tugas. d) Melaksanakan koordinasi dengan para Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi agar diperoleh hasil kerja yang optimal. e) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang pendidikan, pelatihan dan pengembangan yang meliputi. i. Penyusunan kebutuhan dan fasilitasi pendidikan dan pelatihan. ii. Pembinaan mutu pendidikan dan pelatihan. iii.Fasilitasi penelitian, pendayagunaan dan pengembangan mutu penelitian. iv. Pengembangan kerjasama pendidikan dengan institusi terkait. v. Pengembangan institusi dan akreditasi rumah sakit f) Merencanakan dan melaksanakan pengadaan barang untuk keperluan rumah tangga sesuai dengan kebutuhan, anggaran dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. g) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan. h) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan. i) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas. j) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.
e. Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Keuangan
Tugas Pokok :
17
Melaksanakan sebagian tugas Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan dalam penyiapan rumusan kebijakan, mengoordinasikan, pembinaan dan pengendalian di bidang Keuangan yang meliputi anggaran, verifikasi, perbendaharaan dan akuntansi. Fungsi : 1) Perencanaan kegiatan pengelolaan keuangan. 2) Penyiapan bahan rumusan kebijakan di bidang pengelolan keuangan. 3) Pengoordinasian
dan
fasilitasi
pelaksanaan
kegiatan
pengelolaan
keuangan. 4) Pembuatan analisis akuntansi keuangan rumah sakit secara periodik. 5) Pelaksanaan verifikasi keuangan.
I. Sub Bagian Anggarandan Perbendaharaan .
Tugas Pokok
: Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Keuangan dalam penyiapan bahan rumusan kebijakan, perencanaan, koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan pemberian bimbingan di bidang penganggaran dan perbendaharaan.
Tugas: a) Menyusun program kegiatan Seksi Bagian Anggaran dan Perbendaharaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan yang berlaku. c) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi petunjuk dan arahan guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas. d) Melaksanakan koordinasi dengan para Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan masukan, informasi agar diperoleh hasil kerja yang optimal. e) Menyiapkan bahan rumusan konsep kebijakan Direktur Rumah sakit dalam hal kegiatan penyusunan anggaran dan perbendaharaan 18
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. f) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis dalam anggaran dan perbendaharaan RSUD yang meliputi. i. Penyiapan sistem dan prosedur penyusunan dan evaluasi anggaran. ii. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja. iii. Pemantapan sistem dan prosedur, pengendalian, pengembangan dan pengolahan data dan informasi penyusunan dan evaluasi anggaran. iv. Penyiapan sistem dan prosedur perbendaharaan, pelaksanaan, pengendalian proses perbendaharaan. v. Pemantapan sistem dan prosedur perbendaharaan serta pengembangan dan peningkatan kompetensi pelaksanaan perbendaharaan dan penatausahaan pengeluaran. g) Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran/ Dokumen Pelaksanaan Anggaran atau Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. h) Menyiapkan bahan koordinasi kegiatan administrasi umum keuangan, pembinaan dan pengawasan kegiatan perbendaharaan dengan Sub Bagian dan Seksi-seksi yang terkait agar hasilnya terpadu dan lebih akurat. i) Menyiapkan Surat Permintaan Pembayaran dan Surat Perintah Membayar beserta lampirannya. j) Memeriksa dan meneliti surat pertanggungjawaban belanja langsung dan tidak langsung beserta lampirannya untuk mengetahui kesalahan/ kekurangannya. k) Meneliti kelengkapan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan, Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang, Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang, Surat Permintaan Pembayaran Langsung gaji dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran. 19
l) Memeriksa dan meneliti dan mengoreksi bahan penyusunan anggaran dari masing-masing Bidang, Seksi, dan Sub Bagian sesuai dengan ketentuan yang berlaku. m) Mengontrol kegiatan administrasi penyusunan anggaran, dan perbendaharaan sesuai pedoman yang berlaku, kebijakan yang ditetapkan oleh atasan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. n) Menyiapkan laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang meliputi laporan realisasi anggaran, neraca dan catatan atas laporan keuangan. o) Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan. p) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan. q) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas. r) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan. II. Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi.
Tugas Pokok
: Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Keuangan dalam penyiapan bahan rumusan kebijakan, perencanaan, koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan pemberian bimbingan di bidang akuntansi dan verifikasi.
Tugas: a) Menyusun program kegiatan Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi petunjuk dan arahan guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.
20
d) Melaksanakan Melaksanakan koord koordinasi inasi dengan dengan para para Kepala Sub Sub Bagian Bagian dan Kepala Kepala Seksi di lingkungan RSUD guna mendapatkan masukan, informasi agar diperoleh hasil kerja yang optimal. e) Menyiapkan Menyiapkan bahan bahan penyu penyusunan sunan konsep konsep kebijakan kebijakan Direktu Direkturr RSUD dalam hal kegiatan akuntansi dan verifikasi berdasarkan perundangundangan yang berlaku. f) Menyiapkan Menyiapkan bahan perumusan perumusan kebijakan kebijakan teknis, teknis, pelaksana pelaksanaan an dan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang akuntansi dan verifikasi keuangan dan manajemen yang meliputi: i. Penyiapan Penyiapan sistem sistem dan prosedu prosedurr pengumpula pengumpulan n data akuntansi akuntansi keuangan dan manajemen. ii. Pengolahan Pengolahan data data akuntansi akuntansi keuangan keuangan dan manajem manajemen en secara periodik. periodik. iii. Melaksanakan Melaksanakan analisis analisis laporan laporan akuntansi akuntansi keuanga keuangan n dan manajemen, manajemen, aplikasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan akuntansi keuangan dan manajemen di unit pelayanan. iv. Perhit Perhitung ungan an akuntan akuntansi si biaya/un biaya/unit it cost serta cost serta perubahan dan perhitungan tarif. v. Penyiapan Penyiapan sistem sistem dan prosedur prosedur verifikas verifikasi, i, penelitian penelitian bukti bukti transaksi transaksi penerimaan dan belanja. vi. Penilaian Penilaian keabsahan keabsahan bukti bukti transaksi transaksi keuangan, keuangan, koordi koordinasi nasi dengan dengan pengawas internal, pelaporan dari fungsi verifikasi. g) Melaksanakan Melaksanakan verifikasi verifikasi Surat Surat Permintaan Permintaan Pembayaran Pembayaran dan dan Surat Surat Perintah Membayar beserta lampirannya. h) Melaksanakan Melaksanakan akunta akuntansi nsi Satuan Satuan Kerja Perangk Perangkat at Daerah yang yang meliputi meliputi jurnal umum, buku besar dan buku buku besar pembantu. i) Membimbing Membimbing dan mengontro mengontroll kegiatan kegiatan verifikasi verifikasi dan dan akuntan akuntansi si serta serta intensifikasi peningkatan sumber-sumber baru pendapatan dan penyelesaian tagihan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. j) Membimbing dan memfasilitasi kegiatan administrasi verifikasi dan akuntansi (pembukuan dan pelaporan) sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh atasan dan peraturan perundang-undangan. 21
k) Mengatur Mengatur kegiatan kegiatan verifikasi verifikasi (pemerik (pemeriksaan saan dan penelit penelitian) ian) keuangan keuangan sesuai pedoman yang berlaku, kebijakan yang ditetapkan oleh atasan dan peraturan perundang-undangan agar kegiatan dapat dilaksanakan secara berhasil guna dan berdaya guna. l) Mengoreksi Mengoreksi dan menelit menelitii terhadap terhadap realisasi realisasi pelaksana pelaksanaan an penerima penerimaan an dan dan pengeluaran keuangan dengan cara membandingkan membandingkan reliasasi dengan perencanaan agar diketahui tingkat pencapaiannya. m) Melaksanakan Melaksanakan monitori monitoring, ng, evaluasi, evaluasi, dan menilai prestasi prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan. n) Membuat Membuat laporan laporan pelaksana pelaksanaan an tugas tugas kepada kepada atasan atasan sebagai sebagai dasar pengambilan kebijakan. o) Menyampaikan Menyampaikan saran saran dan pertimb pertimbangan angan kepada kepada atasan atasan sebagai sebagai masukan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas. p) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan. III.Sub III. Sub Bagian Pengelolaan Pendapatan
Tuga Tugass Poko Pokok k
: Mela Melaks ksan anak akan an sebag sebagia ian n tuga tugass Kepa Kepala la Bida Bidang ng Keua Keuang ngan an dalam penyiapan bahan rumusan kebijakan, perencanaan, koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan pemberian bimbingan di bidang pengelolaan pengelolaan pendapatan rumah sakit.
Tugas: a). Menyusun Menyusun program program kegiatan kegiatan Seksi Bagian Pengelolaan Pengelolaan Pendapat Pendapatan an berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. berlaku. b). Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. berlaku. c). Membagi Membagi tugas kepada kepada bawahan sesuai sesuai dengan bidang bidang tugasnya, tugasnya, memberi petunjuk dan arahan guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas. d). Melaksanakan Melaksanakan koordina koordinasi si dengan para Kepala Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan masukan, informasi agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
22
e). Menyiapkan Menyiapkan bahan bahan rumusan rumusan konsep kebijakan kebijakan Direktur Direktur RSUD RSUD dalam hal kegiatan pengelolaan pendapatan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. f). Menyiapkan Menyiapkan bahan bahan perumusan perumusan kebijak kebijakan an teknis, teknis, pelaksanaan pelaksanaan dan pelayanan administrasi di bidang pengembangan pendapatan pendapatan dan penatausahaan pendapatan. g). Mengoordin Mengoordinasikan asikan pelaksanaan pelaksanaan Billing Billing System untuk peningkatan pendapatan dan mengetahui belanja rumah sakit sebagai dasar dalam penentuan tarif pelayanan kesehatan di RSUD. h). Membimbing Membimbing dan mengontrol mengontrol kegiatan intensifikas intensifikasii peningkata peningkatan n sumber-sumber baru pendapatan dan penyelesaian tagihan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. berlaku. i). Melaksanakan Melaksanakan monitoring monitoring,, evaluasi, evaluasi, dan menilai menilai prestasi prestasi kerja kerja pelaksanaan tugas bawahan. j). Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan. k). Menyampaikan Menyampaikan saran dan pertimban pertimbangan gan kepada atasan sebagai sebagai masukan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas. l). Melaksanakan Melaksanakan tugas tugas kedinasa kedinasan n lain sesuai sesuai dengan dengan perintah perintah atasan. atasan. f. Tugas Tugas Pokok Pokok dan Fungsi Fungsi Bagia Bagian n Umum Umum
Tugas Pokok : Melaksanakan Melaksanakan sebagian tugas Wakil Direktur Administrasi Administrasi dan Keuangan dalam dalam penyia penyiapan pan rumusa rumusan n kebija kebijakan kan,, mengoo mengoordi rdinas nasika ikan, n, pembin pembinaan aan dan pengendalian di bidang umum yang meliputi urusan tata usaha, organisasi dan kepegawaian serta rumah tangga rumah sakit. Fungsi : 1) Pelaksa Pelaksanaa naan n perenc perencana anaan, an, monito monitorin ring, g, evalua evaluasi si dan pelapo pelaporan ran kegiat kegiatan an urusan tata usaha, organisasi dan kepegawaian serta rumah tangga; dan 2) Pengelolaa Pengelolaan n administrasi administrasi urusan tata usaha, organisasi organisasi dan kepegawaian kepegawaian serta rumah tangga
23
I. Sub Bagian Tata Usaha
Tugas Pokok
: Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bagian Umum untuk menyiapkan bahan perumusan kebijakan, mengoordinasikan, membina, dan mengendalikan kegiatan administrasi ketatausahaan.
Tugas: a). Menyusun program kegiatan Sub Bagian Tata Usaha berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b). Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dab peraturan perundang-undangan yang berlaku. c). Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya, memberikan arahan dan petunjuk guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas. d). Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal. e). Menyiapkan konsep kebijakan Direktur RSUD sesuai bidang tugas tata usaha. f). Melaksanakan pelayanan administrasi dan teknis dalam urusan tata usaha yang meliputi: administrasi perkantoran, ketatalaksanaan, protokoler, kearsipan, pengelolaan data dan pengelolaan perpustakaan sesuai ketentuan yang berlaku. g). Menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati, Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah RSUD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. h). Melaksanakan bimbingan teknis fungsi-fungsi pelayanan administrasi perkantoran sesuai pedoman dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. i). Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan. j). Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar 24
pengambilan kebijakan. k). Menyampaikan saran dan pertimbngan kepada atasan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas. l). Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan. II. Sub Bagian Organisasi dan Kepegawaian
Tugas Pokok
: Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bagian Umum dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan administrasi organisasi dan kepegawaian.
Tugas: a). Menyusun program kegiatan Sub Bagian Organisasi dan Kepegawaian sesuai peraturan perundaang-undangan yang berlaku. b). Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan tugas sesuai ketentuan yang berlaku c). Memberi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya, memberikan petunjuk dan arahan guna peningkatan kelancaran pelaksanaan tugas. d). Melaksanakan koordinasi dengan semua Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan masukan, informasi guna mengevaluasi permasalahan organisasi dan kepegawaian agar diperoleh hasil kerja yang optimal. e). Menyiapakan bahan pelayanan urusan administrasi organisasi dan kepegawaian. f). Membuat laporan rutin data kepegawaian, Data Urut Kepangkatan dan Daftar Nominatif Pegawai. g). Menyiapkan berkas usulan mutasi, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, pensiun, diklat pegawai dan administrrasi kepegawaian lainnya. h). Melaksanakan penyususnan, penataan, analisa kebutuhan pegawai rumah sakit sesuai kebutuhan; analisa kebutuhan penambahan pegawai dan kompetensi pegawai RSUD. i). Melaksanakan pengolahan data kepegawaian, pembinaan pegawai dan
25
penyusunan program kesejahteraan pegawai. j). Menegakkan kedisiplinan pegawai dengan melaksanakan monitoring dan evaluasi pada pegawai di lingkungan RSUD sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. k). Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan. l). Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan. m). Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas. n). Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan. III.Sub Bagian Rumah Tangga
Tugas Pokok
: Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bagian Umum dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan di bidang urusan rumah tangga rumah sakit.
Tugas: a). Menyusun program kegiatan Sub Bagian Rumah Tangga sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. b). Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan tugas sesuai ketentuan yang berlaku. c). Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya, memberikan arahan dan petunjuk peningkatan kelancaran pelaksanaan tugas. d). melaksanakan koordinasi dengan Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan masukan, informasi guna mengevaluasi agar diperoleh hasil kerja yang optimal. e). Melaksanakan pelayanan administrasi dan teknis di bidang urusan rumah tangga yang meliputi: pengalokasian kebutuhan rumah tangga/ perlengkapan umum, pengelolaan dan pemeliharaan aset rumah sakit. f). Melaksanakan pengadaan barang dan jasa kebutuhan rumah sakit. g). Melaksanakan program ketertiban dan keamanan di lingkungan rumah
26
sakit. h). Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan. i). Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan. j). Menyampaikan saran dan pertimbngan kepada atasan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas. k). Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan. g. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pelayanan Medis
Tugas Pokok : Melaksanakan
sebagian
tugasuntuk
merumuskan
kebijakan,
mengoordinasikan, mengendalikan kegiatan peningkatan kemampuan sumber daya pelayanan medis serta mutu pelayanan medis rumah sakit. Fungsi : 1) Penyiapan bahan rumusan kebijakan pelayanan medis di rumah sakit. 2) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program admisi, rekam medik dan rujukan dan perawatan. 3) Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis kegiatan admisi, rekam medik, rujukan dan perawatan.
I. Seksi Sumber Daya Pelayanan Medis
Tugas Pokok
: Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pelayanan Medis dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang registrasi pasien, rujukan dan rekam medik yaitu dengan melaksanakan pelayanan yang berupa catatan/bukti tertulis yang meliputi seluruh keterangan tentang keadaan pasien.
Tugas: a) Menyusun program kegiatan Seksi Sumber Daya Pelayanan Medis berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 27
b) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan petunjuk dan arahan guna kelancaran pelaksanaan tugas. d) Melaksanakan koordinasi dengan para Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan informasi, masukan, serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal. e) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis sumber daya pelayanan medis meliputi: pengembangan dan peningkatan kompetensi pelaksanaan pelayanan medis, pemenuhan kebutuhan sumber daya, sarana prasarana pelayanan medis, pengendalian kebutuhan sarana prasarana medis dan peningkatan pemanfaatan sarana medis. f) Menyusun konsep naskah dinas yang berkaitan dengan bidang tugasnya berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas. g) Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan Direktur di bidang pelayanan medis, rujukan dan rekam medik sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku untuk pedoman pelaksanaan operasional kegiatan. h) Melaksanakan kegiatan registrasi pasien, kegiatan rekam medis dan pelaksanaan rujukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan untuk diketahui seluruh keterangan tentang keadaan pasien. i) Menyimpan, memelihara, mengamankan, dan mengendalikan dokumen rekam medik sesuai dengan pedoman yang berlaku agar mudah untuk mencari kembali. j) Memantau kegiatan registrasi pasien, rekam medis dan pelaksanaan rujukan untuk menghindari penyimpangan dalam pelaksanaan tugas. k) Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan. l) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar 28
pengambilan kebijakan. m) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas. n) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan. II. Seksi Mutu Pelayanan Medis
Tugas pokok
: Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pelayanan Medis dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan penyuluhan kesehatan kepada pasien, pengendalian etika moral dan mutu pelayanan medis.
Tugas: a) Menyusun rencana kegiatan Seksi Mutu Pelayanan Medis berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan petunjuk dan arahan guna kelancaran pelaksanaan tugas. d) Melaksanakan koordinasi dengan para Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan informasi, masukan, serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal. e) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang mutu pelayanan medis, meliputi, penyusunan kebutuhan dan pengembangan mutu pelayanan, pemantapan sistem dan prosedur pelayanan sesuai standar mutu pelayanan, pembinaan pelaksanaan fungsi rekam medis dan pengelolaan data dan informasi pelayanan untuk kepentingan mutu pelayanan medis. f) Menyusun konsep naskah dinas yang berhubungan dengan mutu pelayanan medis sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
29
g) Mengontrol pelaksanaan prosedur pelayanan medis agar tidak tejadi penyimpangan dalam pelaksanaan tugas. h) Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan. i) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan. j) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas. k) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.
h. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pelayanan Keperawatan
Tugas Pokok : Melaksanakan sebagian tugas Wakil Direktur Pelayanan untuk merumuskan kebijakan,
mengoordinasikan,
mengendalikan
kegiatan
koordinasi,
pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan asuhan perawatan, penyuluhan kesehatan kepada pasien, pengendalian etika moral dan mutu asuhan perawatan.
Fungsi : 1).Penyiapan bahan rumusan kebijakan pelayanan keperawatan di rumah sakit. 2).Penyiapan
bahan
penyusunan
rencana
dan
program
pelayanan
keperawatan dan asuhan keperawatan. 3).Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis kegiatan mutu pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan.
I. Seksi Sumber Daya Pelayanan Keperawatan
Tugas pokok
: Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pelayanan perawatan. 30
Tugas: a). Menyusun program kegiatan Seksi Sumber Daya Pelayanan Keperawatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b). Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c). Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan petunjuk dan arahan guna kelancaran pelaksanaan tugas. d). Melaksanakan koordinasi dengan para Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan informasi, masukan, serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal. e). Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayananadministrasi dan teknis sumber daya pelayanan keperawatan, meliputi, pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia perawatan, pengembangan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia perawatan, pemenuhan kebutuhan Sarana Prasarana Alat (SPA) pelayanan keperawatan, pengendalian sarana prasarana alat perawatan dan meningkatkan pemanfaatan dan pengembangan sarana prasarana keperawatan. f). Menyusun konsep naskah dinas yang berkaitan dengan bidang tugasnya berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas. g). Merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah dan kategori untuk unit-unit yang berada di bawah tanggung jawabnya. h). Merencanakan jumlah dan jenis peralatan keperawatan yang dibutuhkan oleh unit-unit perawatan yang berada di bawah tanggung jawabnya untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan. i). Membimbing dan mendayagunakan tenaga keperawatan yang berada di bawah tanggung jawabnya secara efektif dan efisien sehingga pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan lancar. j). Mengontrol pelaksanaan prosedur pelayanan asuhan keperawatan agar tidak tejadi penyimpangan dalam pelaksanaan tugas. 31
k). Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan. l). Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan. m). Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas. n). Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan. II. Seksi Mutu Pelayanan Keperawatan
Tugas pokok
: Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan kepada para perawat, pengendalian etika moral dan mutu pelayanan keperawatan.
Tugas: a). Menyusun program kegiatan Seksi Mutu Pelayanan Keperawatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b). Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c). Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan petunjuk dan arahan guna kelancaran pelaksanaan tugas. d). Melaksanakan koordinasi dengan para Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan informasi, masukan, serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal. e). Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang mutu pelayanan keperawatan, meliputi: penyusunan kebutuhan dan pengembangan mutu pelayanan, pemantapan sistem dan prosedur pelayanan sesuai
32
standar mutu pelayanan, pembinaan pelaksanaan fungsi rekam medis keperawatan dan pengelolaan data dan informasi pelayanan untuk kepentingan mutu pelayanan keperawatan. f). Menyusun konsep naskah dinas yang berhubungan dengan mutu pelayanan medis sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. g). Mengontrol pelaksanaan prosedur pelayanan medis agar tidak tejadi penyimpangan dalam pelaksanaan tugas. h). Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan. i). Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan. j). Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas. k). Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.
i. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pelayanan Penunjang
Tugas Pokok : Melaksanakan sebagian tugas Direktur RSUD dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pelayanan penunjang meliputi pelayanan radiologi, laboratorium, farmasi, gizi dan perawatan jenazah. Fungsi : 1).Penyiapan 2).Penyiapan
bahan rumusan kebijakan pelayanan penunjang di rumah sakit. bahan penyusunan rencana dan program peningkatan sumber
daya pelayanan penunjang dan mutu pelayanan penunjang. 3).Penyiapan
bahan bimbingan dan pengendalian teknis kegiatan peningkatan
mutu pelayanan penunjang.
I. Seksi Sumber Daya Pelayanan Penunjang
Tugas Pokok
: Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pelayanan 33
Penunjang dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang sumber daya pelayanan penunjang Tugas: a) Menyusun program kegiatan Seksi Sumber Daya Pelayanan Penunjang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan yang berlaku. c) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan petunjuk dan arahan guna kelancaran pelaksanaan tugas. d) Melaksanakan koordinasi dengan para Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan informasi, masukan, serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal. e) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang sumber daya pelayanan penunjang, meliputi: penyusunan kebutuhan dan pemeliharaan sarana prasarana alat penunjang pelayanan kesehatan, penyempurnaan sistem dan prosedur penunjang pelayanan kesehatan, peningkatan utilisasi sarana penunjang, pengembangan dan peningkatan kompetensi sumber daya penunjang, pengembangan penunjang pelayanan unggulan dan pengelolaan data dan informasi pelayanan untuk kepentingan sumber daya pelayanan penunjang. f) Menyusun konsep naskah dinas yang berkaitan dengan bidang tugasnya berdasarkan ketentuan yang berlaku. g) Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan. h) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan. i) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas. 34
j) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan. II. Seksi Mutu Pelayanan Penunjang
Tugas Pokok
: Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pelayanan Penunjang dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang mutu pelayanan penunjang medik dan non medik
Tugas: a). Menyusun program kegiatan Seksi Mutu Pelayanan Penunjang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b). Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan yang berlaku. c). Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan petunjuk dan arahan guna kelancaran pelaksanaan tugas. d). Melaksanakan koordinasi dengan para Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi di lingkungan RSUD untuk mendapatkan informasi, masukan, serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal. e). Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang mutu pelayanan penunjang, meliputi, penyusunan kebutuhan penunjang pelayanan, pemantapan sistem dan prosedur penunjang pelayanan sesuai standar dan pengendalian proses pemenuhan standar mutu pelayanan penunjang medik dan non medik; f). Mengembangkan dan meningkatkan kegiatan pelayanan penunjang medik dan non medik dalam rangka peningkatan mutu pelayanan. g). Mengontrol kegiatan pelayanan penunjang medik dan mon medik baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menghindari kesalahan dan penyimpangan dalam pelaksaaan tugas. h). Mengontrol kegiatan pelayanan penunjang medik yang meliputi radiologi, laboratorium, farmasi, sterilisasi, guna menghindari
35
kesalahan dan penyimpangan dalam pelaksaaan tugas. i). Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan. j). Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan. k). Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas. l). Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan. j. Tugas Pokok dan Fungsi Kelompok Jabatan Fungsional
Tugas Pokok : Melakukan kegiatan dalam menunjang tugas pokok RSUD. 1).
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah pejabat fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.
2).
Jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
3).
Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4).
Pembinaan terhadap pejabat fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B. Program RSUD Kabupaten Sukoharjo
1. Strategi a. Meningkatkan
kepedulian
pemerintah
Kabupaten
Sukoharjo
berupa
dukungan politis, anggaran dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, demi terwujudnya mutu pelayanan dan citra baik bagi RSUD Kabupaten Sukoharjo. b. Meningkatkan kerja sama/aliansi dengan fasilitas pelayanan kesehatan (Rumah sakit, Puskesmas dan lain-lain baik dalam upaya peningkatan manajemen dan sumber daya manusia. c. Meningkatkan
kerjasama
dengan
instuti
pendidikan
peningkatan manajemen dan sumber daya manusia kesehatan.
36
dalam
upaya
d. Meningkatkan kerjasama dan peran serta organisasi profesi dan lembaga swadaya masyarakat, untuk menciptakan RSUD Kabupaten Sukoharjo yang berkualitas profesi dan dicintai pasar/market friendly). e. Salah satu strategi bagi Rumah sakit untuk meningkatkan cakupannya adalah mengoptimalkan pelayanan kepada pasien yang pembayaran ditanggung oleh pihak ketiga antara lain : pasien Askes, Jamsostek, JPS, calon haji).
2. Kebijakan a. Kebijakan Umum 1) Memberdayakan penyusunan perencanaan dari bawah ke atas/bottom up planning. 2) Mengembangkan pelayanan unggulan yang bermanfaat bagi masyarakat serta kemandirian rumah sakit. 3) Menciptakan perubahan ke arah terbentuknya sumber daya manusia RSUD Kabupaten Sukoharjo yang mencerminkan budaya dalam suatu system. 4) Meningkatkan pengertian, pemahaman dan semangat/spirit terhadap tugas pokok, fungsi, tujuan visi dan misi bagi seluruh sumber daya manusia. 5) Dalam memberikan pelayanan kesehatan selalu berpedoman pada prinsip-prinsip pelayanan primer dalam arti. 6) Terjaminnya mutu (kualitas) pelayanan. 7) Terselenggaranya pelayanan secara efisien. 8) Adanya pemerataan. 9) Terjangkau oleh seluruh masyarakat. 10) Mutu/kualitas pelayanan medik sama untuk semua golongan masyarakat dengan berlandaskan standar pelayanan dan etika profesi. 11) Memenuhi kebutuhan bahan dan alat habis pakai pasien ASKES.
b. Kebijakan Khusus 1) Pelayanan Medik
37
a) Melaksanakan
kerjasama
dengan
rumah
sakit
lain
untuk
mendapatkan dokter spesialis Orthopaedi, Jantung, dan Rehabilitasi Medik. b) Memperkecil waktu tunggu untuk operasi. c) Pasien preoperasi dilakukan foto thorak dan pemeriksaan laborat standar. 2) Instalasi Radiologi a) Perencanaan yang sesuai dengan kemampuan Instalasi Radiologi. b) Bahan dipenuhi sesuai dengan perencanaan. c) Pasien preoperasi di fotothoraks. d) Optimalisasi penunjang radiologi. e) Pengembangan alat radiologi. f) Peningkatan kecepatan pelayanan. 3) Instalasi Laboratorium a) Pemanfaatan laboratorium secara optimal b) Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar untuk pasien preoperasi.
c) Meningkatkan kegiatan pengendalian mutu. d) Mengurangi waktu tunggu. 4) Instalasi Farmasi a)
Menentukan alur pelayanan resep.
b)
Pengadaan obat-obatan tidak harus 3 (tiga) bulanan.
c)
Melayani pembelian obat hanya di Instalasi Farmasi.
5) Instalasi Rawat Jalan a)
Jam pelayanan ditetapkan dan dipatuhi.
b)
Ruang poliklinik 1 (satu) pelayanan 1 (satu) ruangan.
c)
Waktu tunggu pendek.
6) Instalasi Rawat Inap a) Segera mencari dokter spesialis Orthopedi, Jantung, dan Rehabilitasi Medik. b) Menambah dokter spesialis baru yang mendesak (orthopaedic). c) Pengelolaan bangsal VIP secara khusus. 38
d) Bangsal perawatan insentif di bawah Instalasi Rawat Inap. e) Peningkatan mutu pelayanan : - Menekan APS. - Kebersihan ditingkatkan. - Suasana rumah sakit yang nyaman. - Sosialisasi protap pelayanan. - Standarisasi Obat. - Penambahan alat medis. f) Kebijakan kapasitas tempat tidur. g) Pemberdayaan penunjang fisioterapi. 7) Instalasi Gawat Darurat Dikeluarkan kebijakan untuk memayungi one day care. 8) Instalasi Gizi Menyediakan ruangan konsultasi gizi yang representatif.
3. Program dan Sasaran Tahun 2012 a. Tujuan 1) Meningkatkan mutu, cakupan, dan jangkauan pelayanan kesehatan, dalam rangka turut mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat Kabupaten Sukoharjo. 2) Untuk menilai keberhasilan program harus ditetapkan target sasaran bagi masing-masing kegiatan. 3) Target ditetapkan berdasarkan berbagai aspek dan masing-masing aspek dirinci dengan berbagai indikator. b. Kegiatan dan Sasaran 1).Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Tabel 2. Jenis Pelayanan lain-lain RSUD Sukoharjo (sampai November
2012) NO
Bulan
Radiologi
Laborat
Fisioterapi
Okupasi Terapi
39
Gizi
1
Januari
774
3789
836
101
181
2
Februari
755
3111
849
101
188
3
Maret
853
3212
994
131
127
4
April
874
3198
920
133
103
5
Mei
892
3467
892
121
52
6
Juni
850
3065
780
123
103
7
Juli
863
3221
839
138
135
8
Agustus
802
1296
737
92
124
9
September
952
3252
970
132
145
10
Oktober
1097
3600
1064
139
160
11
November
1101
3557
1026
136
128
JUMLAH
9813
34768
9907
1347
1446
2). Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2012 Kegiatan pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang ada di RSUD, baik bagi pegawai struktural
maupun
pegawai
fungsional.
Dimana
pelatihan
yang
diperuntukkan bagi pegawai fungsional tersebut sesuai dengan bidang yang ada, yaitu yang bersifat administratif yang dapat berupa pelatihan keuangan dan pelatihan software, serta yang bersifat teknis yang dapat berupa workshop, simposium, dan pelatihan lainnya. Kegiatan pendidikan dan pelatihan yang telah dilakukan antara lain adalah: a).
Bimbingan teknis penyusunan harga perkiraan sendiri (HPS) dan menyusun spesifikasi di Semarang
b).
Bimbingan teknis penunjukan langsung kendaraan, obatobatan, dan alat kesehatan di Semarang
c).
Pelatihan GELS (General Emergency Life Support) di RS. Islam Klaten
d).
Pelatihan MOW metode laparoscopy bagi tenaga medis di Semarang
e).
Workshop
kegawatdaruratan
hemodialisis di Semarang
40
nefrologi-hipertensi
dan
f).
Pelatihan Manual Lymph Drainage Vodder (MLDV) I dan II di Bandung
g).
Diklat teknis rekam medik kesehatan di Semarang
h).
Competency Base Training Teknik Kamar Bedah di Semarang
i).
Workshop Standar Akreditasi Baru Rumah Sakit ke IV di Jakarta
j).
Workshop Keperawatan 2012 Hukum Keperawatan dan Kode Etik serta Perannya dalam Standar Akreditasi Baru di Yogyakarta
k).
Workshop Model Penerapan Audit Medis Rumah Sakit di Yogyakarta
l).
EKG dan Pengelolaan Terapi Trombolisis di Yogyakarta
m).
Peran Tenaga Teknis Kefarmasian dalam Mencegah Medication Error di Yogyakarta
n).
Workshop Standar Akreditasi Baru Rumah Sakit Versi 2012
o).
Emergency Pedio-neomaternal Management dan Basic Maternal Lifer Support di Surakarta
BAB III INSTALASI RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP RSUD KABUPATEN SUKOHARJO
A. INSTALASI RAWAT JALAN
41
1. Sasaran Dan Kebijakan
FALSAFAH
: Pelayanan Rawat Jalan merupakan perwujudan pangamalan nilai-nilai Pancasila serta pengabdian kepada Bangsa dan Negara di bidang kesehatan
VISI
: Terwujudnya pelayanan Rawat Jalan yang profesional dan bermutu sehingga mendapatkan pelayanan yang optimal.
MISI
: Memberikan
Pelayanan
Kesehatan Rawat
Jalan
yang
profesional berdasar standar pelayanan rawat jalan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan kemajuan IPTEK.
2.
Sumber Daya
1. Sumber Daya Manusia yang tersedia di RSUD Sukoharjo: a.
Tenaga Kesehatan 1) Tenaga medis a) Dokter Spesialis
: 23 orang
b) Dokter Umum
: 23 orang
c) Dokter Gigi
: 5 orang
2) Tenaga keperawatan dan bidan a) Perawat
: 129 orang
b) Bidan
: 33 orang
3) Tenaga kefarmasian a)
Apoteker
:
6
Asisten Apoteker (D.III)
:
10
SMF (Asisten Apoteker)
:
8
orang b) orang c) orang
4) Tenaga keteknisan medis a) Perekam Medis
: 13 orang
b) Radiografer
: 8 orang 42
c) Radio diagnotis
: 5 orang
d) Analis kesehatan
: 16 orang
e) Refraksi optisi
: 1 orang
5) Tenaga Gizi
: 11 orang
6) Tenaga kesehatan Masyarakat
: 3 orang
7) Tenaga keterapian fisik a) Fisioterapi
: 6 orang
b) Okupasi terapi
: 1 orang
b.
Tenaga Non Kesehatan 1) Administrasi
: 54 orang
2) Tata Usaha
: 45 orang
3) Keuangan
: 20 orang
4) Penunjang
: 5 orang
5) Pelayanan
: 5 orang
6) Satpam
: 22 orang
2. Peralatan Canggih a.
EEG (Electro Encephalogram)
b.
Dental Unit
c.
Electrical Surgery
d.
Hemodialisa
e.
Spirometri
f.
Bronkoskopi
g.
Audiometri
h.
Foto gigi lengkap(panoramic)
i.
Laparoskopi
j.
CT Scan
k.
Endoskopi
l.
Thermal welding
43
3. Bagan Struktur Organisasi Rawat Jalan
DIREKTUR KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL WAKIL DIREKTUR PELAYANAN
KEPALA INSTALASI
KABID PELAYANAN KEPERAWATAN
PENANGGUNGJAWAB POLIKLINIK
Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Rawat Jalan
4. Bagan Alur Pasien
44
PASIEN Datang sendiri Rujukan RS lain Puskesmas Dr. Swasta
PENDAFTARAN
Baru
Lama
Dapat Register
Punya register
Tidak Ingat Register KIUP Dapat Register
RAWAT JALAN
GAWAT DARURAT
IRJA,PENUNJANG
IGD
PULANG
DIRUJUK
DIRAWAT
RAWAT INAP
IRNA
Gambar 3. Bagan Alur Pasien di Rumah sakit Umum Daerah Sukoharjo
5. Protap Tatalaksana Rawat Jalan
a. Tujuan 45
Agar penanganan pasien rawat jalan bisa terlaksana dengan baik sehingga memberikan hasil yang optimal. b. Latar Belakang Penanganan pasien yang baik merupakan kunci utama kesembuhan pasien oleh karena itu perlu disusun suatu tatalaksana pemeriksaan pasien termasuk pasien rawat jalan. c. Sasaran Semua tenaga medis, paramedis dan non medis d. Prosedur 1.) Alur Penderita Rawat Jalan Penderita mendaftar di loket pendaftaran sesuai dengan tujuan poliklinik yang dituju, setelah membayar biaya pendaftaran pasien menuju poliklinik tujuan,
kartu
pemeriksaan
akan
dibawa
petugas
poliklinik
yang
bersangkutan. 2.) Pemeriksaan Pasien a)
Pemeriksaan dilakukan di poliklinik sesuai tujuan pasien
b)
Pemeriksaan dan lain-lain dicatat di kartu pemeriksaan pasien
c)
Setiap pemeriksaan diberi tanggal dan tanda tangan dokter pemeriksa
3.) Pengambilan Obat Pengambilan obat di apotek rumah sakit, untuk resep yang belum tersedia diambil di apotek yang lain. 4.) Tindakan Khusus a)
Tindakan khusus sederhana dilakukan di poliklinik masing-masing
b)
Tindakan khusus lebih lanjut dilakukan di IGD atau kamar operasi
5.) Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, rontgen, USG dan lain-lain diberi surat pengantar oleh dokter yang meminta
6.) Mekanisme Konsultasi
46
a) Konsultasi bisa dari dokter umum ke dokter spesialis dan antar dokter spesialis, konsultasi ditulis di kartu pemeriksaan dan dijawab di kartu itu. b) Konsultasi bisa hanya konsul atau ambil alih pemeriksaan. 7.) Rujukan Pasien a) Rujukan dikirim dengan blangko rujukan khusus dan dialamatkan ke instalasi kesehatan pemerintah. b) Kiriman rujukan dibalas dengan blangko balasan rujukan. 8.) Rawat Inap a) Pasien yang akan dirawat inap ditulis di catatan rekam medik rawat inap yang disediakan di poliklinik oleh dokter poliklinik. b) Pasien dengan membawa catatan rekam medis rawat inap dari poliklinik dikirim ke IGD untuk diproses penempatan di bangsal .
47
6.
Kunjungan Pasien Rawat Jalan Januari – November Tahun 2012 Tabel 3. Laporan Jumlah pasien Rawat Jalan di RSUD Sukoharjo pada Bulan Januari sampai November Tahun 2012
BULAN
Baru
Lama
Total
Umum
ASKES
Jamkesma s
Jamkesda
Grati s
Asuransi lain
Keringanan
Jampersal
inhealt h
difable
1
Januari
1261
4830
6091
1840
2188
1558
448
19
9
0
29
0
0
2
Februari
1092
4772
5864
1894
2098
1594
196
35
10
0
37
0
0
3
Maret
1201
4474
5675
2039
1942
1582
14
23
19
0
56
0
0
4
April
1196
4454
5650
2060
1846
1619
12
35
11
0
67
0
0
5
Mei
1166
4709
5875
2013
2072
1674
1
42
7
0
62
4
0
6
Juni
1155
4217
5372
1902
1823
1556
5
25
0
0
56
5
0
7
Juli
1323
4426
5749
2178
1925
1558
4
27
0
0
49
8
0
8
Agustus
977
3962
4939
1745
1591
1492
18
26
7
0
57
3
0
9
September
1112
4396
5508
1859
1758
1600
188
26
8
0
54
15
0
10
Oktober
1193
4744
5937
1906
1920
1616
347
41
9
0
92
6
0
11
November
1507
4567
6074
2256
1811
1567
306
40
0
1
89
3
1
JUMLAH
13183
49551
62734
21692
20974
17416
1539
339
80
1
648
44
1
No
48
B. INSTALASI RAWAT INAP 1. Protap Tatalaksana Rawat Inap
a. Tujuan Tertib administrasi serta kelengkapan data pasien yang akan mondok/rawat inap b. Ruang Lingkup Tempat pendaftaran c. Uraian Umum Menulis secara lengkap identitas dan status sosial pasien d. Prosedur 1) Setelah pasien dinyatakan mondok, pasien/keluarga mendaftar di ruang pendaftaran serta pesan kamar. 2) Petugas pendaftaran menanyakan identitas pasien pasien dan menuliskan identitas pasien yang dibutuhkan dalam lembar ringkasan masuk dan keluar (RM-1) serta surat perawatan. 3) Petugas memberikan informasi tentang kamar yang kosong, tarif serta peraturan selama dirawat. 4) Apabila pasien sudah pernah berobat maka berkas RM diambil dari ruang penyimpanan. 5) Setelah selesai didaftar pasien mengantarkan berkas RM ke klinik yang dituju.
2. Protap Pasien Rawat Jalan Yang Diharuskan Rawat Inap
a. Tujuan Untuk tertib administrasi pasien rawat inap di RSUD Sukoharjo b. Ruang Lingkup Instalasi rawat jalandan instalasi gawat darurat. c.
Prosedur 1) Setelab pasien periksa di instalasi rawat jalan atau instalasi gawat darurat oleh dokter instalasi rawat jalan dan instalasi gawat darurat diharuskan rawat inap maka petugas mengantar ke tempat pendaftaran pasien.
49
2) Petugas pendaftaran mencatat identitas pasien pada lembar RM 1 dan pada surat perawatan serta memesan kamar ke ruang perawatan sesuai yang dikehendaki pasien. 3) Pengiriman pasien untuk dirawat status yang disertakan harus sudah ditandatangani oleh dokter instalasi rawat jalan atau instalasi gawat darurat. 4) Prosedur selanjutnya sesuai dengan prosedur perawat inap.
3. Protap Pendaftaran Gawat Darurat
a. Tujuan Untuk tertib administrasi pasien yang dirawat di Instalasi Gawat Darurat(IGD) b. Ruang Lingkup Pendaftaran dan Instalasi Gawat Darurat(IGD). c. Uraian Umum Mencatat status sosial, identitas pasien yang dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) surat keluarga (pihak yang hertanggung jawab lerhadap pasien tersebut). d. Prosedur 1) Pasien didaftarkan terlebih dahulu oleh mengantar di tempat pendaftaran (prosedur sesuai pendaftaran pasien baru/lama). 2) Tanyakan kepada keluarga yang mengantar apakah ada kasus polisi tidak. 3) Perawat Instalasi Gawat Darurat(IGD) menambahkan lembar masuk darurat pada berkas rekam medis untuk diserahkan kepada dokter jaga. 4) Jika pasien tidak sadar dan tidak ada keluarga. maka untuk sementara penulisan nama dengan nama ”X” baru setelah pasien sadar petugas pendaftaran mendatangi pasien untuk memperoleh data selengkapnya untuk mengetahui apakah sudah pernah berobat atau belum. 5) Bagi pasien yang sudah pernah berobat, maka berkas Rekam Mediknya segera diantar ke ruang perawatan (sesuai prosedur peminjaman berkas untuk keperluan pelayanan kesehatan). 6) Bagi yang belum pernah berobat, pendaftaran sesuai prosedur pendaftaran pasien baru.
50
4. Pelayanan Kegiatan Rawat Inap RSUD Sukoharjo Tahun 2012 Tabel 4. Pelayanan Kegiatan Rawat Inap RSUD Sukoharjo Berdasarkan Cara Pembayaran pada Bulan Januari sampai November
Tahun 2012 NO
Bulan
UMUM
ASKES
JAMKESMAS
JAMKESDA
JAMPERSAL
TOTAL
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
1
Januari
270
1150
167
794
372
2094
265
1585
192
817
1266
6440
2
Februari
305
1229
150
805
350
1910
147
921
174
867
1126
5732
3
Maret
424
1923
145
693
388
2187
3
23
235
1133
1195
5959
4
April
434
1873
137
658
379
2166
0
0
252
1134
1202
5831
5
Mei
374
1675
143
798
357
1950
0
0
249
1189
1123
5612
6
Juni
376
1643
141
631
331
1944
0
0
278
1305
1126
5523
7
Juli
397
1754
142
688
328
1788
0
0
210
1031
1077
5261
8
Agustus
321
1347
136
611
288
1663
15
73
236
1032
996
4726
9
September
232
963
142
683
306
1853
134
861
184
880
998
5240
10
Oktober
244
1076
135
633
366
2101
257
1351
187
966
1189
6127
11
November
257
1146
137
676
348
2063
173
1023
247
1071
1162
5979
JUMLAH
3634
15779
1575
7670
3813
21719
994
5837
2444
11425
12460
62430
Keterangan: A : Jumlah pasien keluar B : Lama dirawat
51
BAB IV SISTEM RUJUKAN DAN KOORDINASI ANTAR SISTEM
Di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) antara lain dikemukakan bahwa upaya kesehatan di rumah sakit harus bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh masyarakat tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan demi meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat. Upaya kesehatan mencakup kesehatan fisik, mental, termasuk intelegensia dan sosial. Upaya kesehatan dilaksanakan dalam tingkatan upaya sesuai dengan kebutuhan medik dan kesehatan. Terdapat tiga tingkatan upaya, yaitu upaya kesehatan primer, upaya kesehatan sekunder, dan upaya kesehatan tersier. Upaya kesehatan diselenggarakan secara berkesinambungan, terpadu, dan paripurna melalui sistem rujukan (referral system) yang dikembangkan agar dapat menampung permasalahan kesehatan yang ada dengan mengembangkan rumah sakit yang memenuhi syarat medis teknis serta kejelasan tanggung jawab antara puskesmas dan rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta (Supari, 2009). Pelaksanaan sistem rujukan telah diatur dengan bentuk bertingkat atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga, dimana dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu sistem dan saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan di atasnya, demikian seterusnya. Hal ini tentu saja harus didukung oleh seluruh lintas sektoral yang terkait sehingga dapat terlaksana sistem rujukan kesehatan berjenjang yang ideal.
52
A. Definisi Sistem Rujukan
Yang dimaksud referral system atau sistem rujukan upaya kesehatan adalah : 1. Suatu usaha pelayanan kesehatan antara tingkat unit-unit pelayanan medis dalam suatu daerah tertentu ataupun untuk seluruh wilayah Republik Indonesia (SK Menteri Kesehatan RI nomor 032/Birhup/1972). 2. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur dan melaksanakan pelimpahan tanggung jawab pengelolaan suatu kasus penyakit dan ataupun masalah kesehatan secara timbal balik baik secara vertikal, dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang berbeda stratanya, atau secara horisontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama stratanya (Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 159b/MENKES/H/1988). Rujukan dibagi dalam rujukan medik yang berkaitan dengan pengobatan dan pemulihan berupa pengiriman pasien (kasus), spesimen, dan pengetahuan tentang penyakit; sedang rujukan kesehatan dikaitkan dengan upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan berupa sarana, teknologi, dan operasional. Catchment area atau service area adalah cakupan wilayah pelayanan upaya rujukan kesehatan yang didasarkan atas faktor-faktor geografis, komunikasi, sarana infrastruktur dan faktor-faktor sosial, budaya dan pendidikan. Unit-unit pelayanan kesehatan sebagai pelaksana dari referral system ini adalah Rumah sakit, Balai Pengobatan, BKIA dan pos kesehatan lainnya.
B. Tujuan
Maksud dan tujuan referral system adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyrakat dengan didasarkan atas tanggung jawab bersama antara semua unit pelayanan kesehatan. Referral system dilaksanakan pada berbagai tingkat wilayah pelaksanaan, yaitu : wilayah pelaksanaan di kabupaten, wilayah pelaksanaan di propinsi dan wilayah pelaksanaan secara nasional (SK MENKES RI nomor 032/Birhup/1972). C. Jenis Rujukan
53
Upaya kesehatan rujukan pada dasarnya meliputi kegiatan rujukan medik dan rujukan kesehatan. 1. Rujukan Medik , yaitu rujukan yang pada dasarnya menyangkut masalah pelayanan medik perorangan terutama menyangkut pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Kegiatan ini bersifat memperluas cakupan, meningkatkan mutu dan meningkatkan efisiensi, dengan cara sebagai berikut : 1. Mengadakan/ melatih tenaga serta mengadakan dan memfungsikan sarana, prasarana dan peralatan : a) Di RSU kelas C dan D dan RS swasta semua tingkatan, sehingga mampu melaksanakan pelayanan medik spesialistik, pelayanan terintegrasi pelayanan
termasuk
imunisasi,
perinatologi
dan
pelayanan
pelayanan
gawat
darurat,
penunjang
medik/
diagnostik. b) Di RSU kelas B dan RS swasta kelas utama, sehingga mampu melaksanakan pelayanan medik intensif. c) Di RSU pendidikan, sehingga mampu melaksanakan pelayanan radioterapi dan spesialistik tertentu 2. Mengadakan pelatihan, alih pengetahuan teknologi, bimbingan, pelayanan, pemantauan dan evaluasi kemampuan pelayanan oleh fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu kepada yang kurang/ belum mampu. 3. Membentuk proyek panduan rehabilitasi yang bersumber dari masyarakat dan melaksanakannya serta meningkatkan koordinasi lintas sektoral. 4. Mengadakan/ melatih tenaga dan mengadakan/ memfungsikan sarana, prasarana, peralatan sehingga RS kelas C mampu melaksanakan pelayanan rehabilitasi medik dan RS kelas B mampu melaksanakan rehabilitasi lengkap. Menetapkan indikator mengenai mutu dan efisiensi pelayanan medik, pengendalian infeksi nosokomial serta akreditasi rumah sakit.
54
Kegiatan ini antara lain meliputi: a. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan dan tindakan medis lain. b. Rujukan bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang lebih lengkap. c. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli
2. Rujukan Kesehatan, yaitu rujukan yang pada dasarnya menyangkut masalah kesehatan masyarakat luas terutama berkaitan dengan upaya promotif dan preventif yang mencakup teknologi, saranan dan prasarana. Kegiatan ini antara lain meliputi rujukan sarana, tenaga, dan operasional. Kegiatan ini bersifat memperluas cakupan, meningkatkan mutu dan meningkatkan efisiensi dengan cara sebagai berikut : a. Mengadakan/melatih tenaga dan melengkapi dan memfungsikan sarana, prasarana dan peralatan Balai Laboratorium Kesehatan, Balai Teknik
Kesehatan
Lingkungan,
Balai
Pemeliharaan
Peralatan
kesehatan, Proteksi Radiasi dan Kalibrasi, Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit dan laboratorium RSU kelas A, B, C dan Laboratorium
Klinik
swasta,
sehingga
mampu
melaksanakan
fungsinya, meningkatkan dan memantapkan mutu pelayanan dan kemampuan pembinaan. b. Memutakhirkan standar prosedur di bidang rujukan kes ehatan (rujukan program) serta sejauh mungkin melibatkan sektor/ instansi terkait (DepKes RI, 1990). Kegiatan ini antara lain meliputi: a. Rujukan sarana berupa antara lain bantuan laboratorium kesehatan, teknologi. b. Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyidikan sebab dan asal-usul kejangkitan serta penanggulangannya pada bencana alam, dan gangguan kamtibmas.
55
c. Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin, pangan pada saat terjadi bencana, pemeriksaan bahan (spesimen) bila terjadinya keracunan massal, pemeriksaan air minum penduduk.
D. Bahan Rujukan
Bahan rujukan terdiri dari 4 M, yaitu: 1.
Man (pasien)
2.
Material (sampel/spesimen darah, sputum, urine, tinja dll.)
3.
Methode (protokol pengobatan, Standart Operating Procedure (SOP), Standart Operating Manual (SOM)).
4.
Machine (alat-alat medis).
Khusus pada tata cara/ metode, dapat dilaksanakan: 1.
Secara tertulis, langsung (dibawa/sertakan dengan pasien) atau tidak langsung (per kurir/pos).
2.
Komunikasi audio (radio medik, telepon)
3.
Komunikasi
audiovideo
(telemedicine,
video
stream) 4.
Komunikasi tulisan (morse, e-mail, fax, SMS) (DepKes, 1994).
Hal yang penting dengan referral system adalah feed back baik dalam transfer of knowledge maupun transfer of skill ).
E. Tahapan Pelayanan Kesehatan
Ada tiga tahapan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan, yaitu sebagai berikut : 1. Pelayanan Tingkat Primer Pelayanan di sini diselenggarakan oleh Dokter Praktek Umum (DPU). Tahap ini disebut tahap awal atau kontak pertama pasien dengan dokter yang biasanya bertempat di Klinik Pribadi, Klinik Dokter Bersama, Puskesmas, Balai Pengobatan, Klinik Perusahaan, atau Poliklinik Umum
56
di rumah sakit, dsb. Setiap pasien semestinya harus ke DPU dulu kecuali bial terjadi kasus gawat darurat.
2.
Pelayanan Tingkat Sekunder Jika dianggap perlu, pasien akan dirujuk ke Pelayanan Tingkat Sekunder. Untuk itu DPU akan menulis surat konsultasi atau rujukan yang menjelaskan masalah medis dan kendala yang dihadapi pada pasien yang bersangkutan. Di sini pasien akan dilayani oleh dokter spesialis (DSp) di rumah sakit (kelas C atau B1), klinik spesialis atau klinik pribadi. Jika masalah kesehatan yang sulit telah diselesaikan pasien akan dikirim balik ke DPU yang mengirimnya dengan bekal surat rujuk balik yang berisi anjuran kelanjutan pengobatannya.
3. Pelayanan Tingkat Tersier Jika masalahnya juga tidak dapat atau tidak mungkin diselesaikan oleh DSp di tingkat sekunder maka pasien yang bersangkutan akan dikirim ke pelayanan Tingkat Tersier (top referral ). Di sini pasien akan dilayani oleh para dokter super/ sub spesialis atau Spesialis Konsultan (DSpK) di rumah sakit pendidikan atau rumah sakit besar yang mempunyai berbagai pusat riset yang mapan (kelas B2 atau A). Rujuk balik pun tetap berlaku di sini dan bukan tidak mungkin berisi anjuran untuk kembali ke DPU-nya jika masalah telah diatasi. Jika masalahnya tidak mungkin dapat diatasi lagi (stadium terminal), sehingga diputuskan untuk dilanjutkan dengan perawatan di rumah, maka yang terakhir ini pun menjadi tugas DPU (Wonodirekso, 2003). Selain tiga tahapan di atas masih ada tahapan pelayanan kesehatan yang kedudukannya lebih rendah dari pelayanan tingkat primer, yaitu seperti pelayanan tingkat rumah tangga dan tingkat masyarakat yang bergerak secara swadana, misalnya: Posyandu, Polindes, POD, Sakabhakti Husada, dan lain-lain. Secara skematis tahapan pelayanan kesehatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
57
Gambar 4. Tahapan Pelayanan Kesehatan
Rujukan Medis
Rujukan Kes. Masyarakat Depkes/Dinkes Propinsi
RSUD Propinsi/Pusat Tingkat 3
RSUD Kab/Kota, BP4, BKMM, BKKM. Sentra P3T, Klinik Swasta
Tingkat 2 Tingkat 2
Puskesmas. Dokter Umum/Keluarga
Tingkat 1
Posyandu Polindes
Dinkes kab/Kota BP4, BKMM, BKKM Sentra P3T
Puskesmas. Dokter Umum/Keluarga
Tingkat 1
Posyandu sakabhakti
Masyarakat Masyarakat
Yankes Individu
Individu
Menurut
Individu
peraturan
Menteri
Sakabhakti
Kesehatan
RI
nomor
159b/MENKES/H/1988 pasal 21, pelaksanaan rujukan kesehatan rumah sakit dilaksanakan berjenjang dari puskesmas, RSU kelas D, RSU kelas C, RSU kelas B1, RSU kelas B2 sampai dengan RSU kelas A atau sebaliknya. Pembinaan rujukan RS dilaksanakan berjenjang dari atas ke bawah di bidang perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Alur rujukan
menurut
Keputusan
Menteri
Kesehatan
983/MENKES/SK/XI/1992 adalah sebagai berikut :
58
RI
nomor
Gambar 5. Alur rujukan menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
983/MENKES/SK/XI/1992 PPK TK III PPK TK II
RS kelas B/A
RS kelas D/C
RSUD Sukoharjo merupakan RSU kelas B
Dokter umum /Praktek swasta/ Puskesmas F. Klasifikasi Rumah Sakit
Berdasarkan unsur pelayanan, ketenagaan, fisik dan peralatan Rumah Sakit Umum Pemerintah diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu : 1. Kelas A mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik luas dan sub spesialistik luas. 2. Kelas B2 mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub spesialistik terbatas dan juga digunakan untuk mendukung fungsi pendidikan dan pengabdian masyarakat bagi para tenaga kesehatan. 3. Kelas B1 mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik sekurang-kurangnya 11 jenis spesialistik. 4. Kelas
C mempunyai
fasilitas
dan kemampuan
pelayanan medik
spesialistik sekurang-kurangnya 4 dasar lengkap. 5. Kelas D mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya pelayanan medik dasar.
Adapun yang dimaksud dengan : 1. Pelayanan Medik Spesialistik Dasar adalah pelayanan medik spesialis Penyakit Dalam, Kebidanan dan Kandungan, Bedah dan Kesehatan Anak. 2. Pelayanan Medik Spesialistik Luas adalah pelayanan medik spesialistik dasar ditambah dengan pelayanan spesialis THT, Mata, Saraf, Jiwa, Kulit dan
59
Kelamin, Jantung, Paru, Radiologi, Anestesi, Rehabilitasi Medik, Patologi Klinik, Patologi Anatomi dan pelayanan spesialistik lain sesuai kebutuhan. 3. Pelayanan Medik Sub Spesialistik Luas adalah pelayanan sub spesialis di setiap spesialisasi yang ada (SK MENKES RI nomor 983/MENKES/SK/XI/1992). Rumah sakit kelas A dan B2 dapat berfungsi sebagai rumah sakit pendidikan (Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 340 tahun 2010). Berdasarkan peraturan tersebut di atas RSUD Kabupaten Sukoharjo termasuk rumah sakit kelas B. Dalam pengelolaan rumah sakit harus memiliki modal yang biasa disebut 5 M+1 P, yang terdiri dari : 1. Man (skill dan knowledge) 2. Material 3. Methode (protokol pengobatan, Standart Operating Procedure (SOP), Standart Operating Manual (SOM)). 4. Machine (alat-alat medis). 5. Marketing (pemasaran sosial) 6. Promotion (yang bersifat tersirat/jasa pelayanan kesehatan pemerintah yang nirlaba/non profit). Dalam menjelaskan tugas pokok dan fungsinya, rumah sakit secara simultan dan integral sekaligus melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran sosial yang meliputi kaidah-kaidah 6 P, yaitu : 1. Place (letak yang strategis) 2. Promotion (pemasaran sosial, melalui leaflet, poster, acara seminar, pengabdian masyarakat dan lain-lain yang tersirat) 3. Price (menerapkan tarif yang disusun secara kompetitif dan berdasarkan ActivityBased Costing ) 4. Performance (dari hal-hal yang tampak, misalnya seragam bagi dokter, paramedis, gedung, lay out dan lain-lain) 5. Personality (menerapkan konsep menejemen mutu) 6. Privacy (menghargai orang lain, disiplin ilmu lain dan kompetensi
60
BAB V SISTEM PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN
Pembangunan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan tujuan tersebut pemerintah telah mengupayakan dengan berbagai program, salah satunya adalah dengan program Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem jaminan sosial nasional pada dasarnya merupakan program negara yang bertujuan untuk memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembiayaan di rumah sakit, khususnya di Indonesia terbagi menjadi 3: 1. Pasien umum a. Tarif sesuai Perda b. Pasien membayar dari kantongnya sendiri atas pelayanan yang diterima (Out of Pocket ) c. Penagihan sesuai dengan jenis tindakan yang diterima pasien ( Fee for Service). Mekanisme pembiayaan yang paling banyak di Indonesia adalah fee for service. Akibatnya adalah: a. Monopoli harga : terjadi variasi harga tergantung dengan institusi layanan kesehatan yang bersangkutan. b. Untuk menegakkan diagnosis masing-masing institusi layanan kesehatan melakukan prosedur yang berbeda-beda, akibatnya biaya yang dikeluarkan pasien berbeda-beda. 2. Pasien peserta jaminan pelayanan kesehatan a. Pegawai Negeri (PT ASKES) 1)
Peserta ditanggung oleh PT ASKES
2)
PT ASKES membayar kepada RSUD sesuai dengan tarif kesepakatan antara PT ASKES dengan RSUD Sukoharjo.
61
3)
Sistem pembayaran: -
Paket rawat jalan
-
Paket rawat inap
-
Pelayanan luar paket
b. JAMKESMAS Peserta ditanggung oleh Departemen Kesehatan dengan sistem paket. Dengan demikian semua rumah sakit yang setipe akan dibayar dengan biaya yang sama. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang efisien dan efektif tanpa mengurangi mutu pelayanan. Syarat JAMKESMAS: 1) Kartu JAMKESMAS 2) Rujukan dari institusi layanan kesehatan tingkat I kecuali pasien dengan keadaan darurat.
c. JAMKESDA (Jaminan Kesehatan Daerah) 1) Jamkesda adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi
masyarakat
miskin
yang
tidak
masuk
dalam
program
JAMKESMAS. 2) Dana diambil dari APBD II 3) Peserta adalah masyarakat miskin yang tidak termasuk dalam SK Bupati, namun benar-benar miskin yang dinyatakan oleh Kepala Desa/Lurah dan ditandatangani camat.
d. JAMPERSAL Berdasarkan
Surat
TU/Menkes/391/II/2011,
Edaran Pemerintah
Menteri
Kesehatan
mencanangkan
Nomor program
JAMPERSAL (Jaminan Persalinan). Sistem klaimnya sama dengan JAMKESMAS, hanya saja verifikasi dilakukan oleh rumah sakit.
62
Syarat JAMPERSAL: 1) Buku KIA 2) Pernyataan Kepesertaan JAMPERSAL 3) Bila pasien berada pada fase persalinan aktif harus disertai partograf. e. Asuransi yang lainnya 1) Asuransi penanggung bekerja sama dengan RSUD Sukoharjo 2) Penanggung menentukan kelas dimana peserta berhak dirawat 3) Tarif sesuai dengan kesepakatan antara penanggung dengan RSUD Sukoharjo, sesuai dengan tarif yang berlaku 4) Apabila peserta menghendaki naik kelas, selisih biaya ditanggung oleh peserta
A. ASKES
Untuk mensukseskan program Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) tersebut pemerintah bekerjasamadengan PT. Askes dalam penyelenggaran pelayanan kesehatan. Ada beberapa penyelenggara pelayanan kesehatan yang selama ini telah bergabung guna menyukseskan program pemerintah tersebut. Puskesmas adalah unit organisasi yang termasuk dalam mitra PT. Askes dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat termasuk bagi peserta Askes. Untuk pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) bagi peserta Askes sosial pada umumnya dilaksanakan di Puskesmas. Dokter Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan memiliki beban kerja non medis yang tinggi, hal ini mengakibatkan sebagian waktu dokter puskesmas tersita oleh kegiatan di luar gedung Puskesmas sehingga pelayanan pengobatan di Puskesmaspada umumnya tidak diberikan langsung oleh dokter melainkan oleh tenaga paramedis. Peserta mendapatkan pelayanan kesehatan pada Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) yang bekerjasama dengan PT. Askes (Persero), yang terdiri : Puskesmas, Dokter Keluarga, Klinik dan Balai Pengobatan Umum 1. Rumah sakit Pemerintah 2. Rumah sakit TNI/POLRI/Swasta
63
3. Rumah sakit Swasta tertentu 4. Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD)/PMI 5. Apotik 6. Optikal 7. Balai Pengobatan Khusus (BP Paru, BP Mata dan sebagainya) 8. Laboratorium Kesehatan Daerah di seluruh Indonesia
Pelayanan kesehatan yang dijamin oleh PT. ASKES adalah :
1.
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di Puskesmas atau Dokter Keluarga, yang meliputi layanan Rawat Jalan Tingkat Pertama dan Rawat Inap Tingkat Pertama.
2.
Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjutan di rumah sakit, yang meliputi layanan : a.
Rawat Jalan Tingkat Lanjutan
b.
Rawat Inap Tingkat Lanjutan
c.
Rawat Inap Ruang Khusus (ICU,ICCU)
d.
Pelayanan Gawat Darurat (Emergency)
e.
Persalinan
f.
Pelayanan Transfusi Darah
g.
Pelayanan Obat sesuai Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO) PT. Askes
h.
Tindakan medis operatif dan tindakan medis non operatif
i.
Pelayanan cuci darah
j.
Cangkok (transplantasi) Ginjal dan ESWL (tembak batu ginjal)
k.
Penunjang Diagnostik, seperti Laboratorium, Radiodiagnostik, Elektromedik, termasuk USG, CT Scan dan MRI
3.
Alat Kesehatan, yang meliputi : a.
IOL, Pen dan Screw dan Implant lainnya
b.
Kacamata (hanya peserta, tidak untuk anggota keluarga)
64
c.
Gigi Tiruan (hanya peserta, tidak untuk anggota keluarga)
d.
Alat Bantu Dengar (hanya peserta, tidak untuk anggota keluarga)
e.
Kaki/ tangan tiruan (hanya peserta, tidak untuk anggota keluarga)
Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin oleh PT ASKES 1.
Pelayanan yang tidak mengikuti prosedur atau ketentuan yang berlaku
2.
Penyakit akibat upaya bunuh diri atau dengan sengaja menyakiti diri
3.
Operasi plastik kosmetik, termasuk obat-obatan
4.
Check Up atau General Check-Up
5.
Imunisasi diluar imunisasi dasar seluruh rangkaian usaha ingin punya anak (infertilitas) penyakit akibat ketergantungan obat atau alkohol
6.
Sirkumsisi tanpa indikasi medis
7.
Obat-obatan diluar DPHO termasuk obat gosok, vitamin, kosmetik, makanan bayi
8.
Pelayanan kursi roda, tongkat penyangga, korset dan lain-lain
9.
Pengobatan di luar negeri
10. Pelayanan ambulance, pengurusan jenazah dan pembuatan visum et
repertum termasuk biaya foto copy, administrasi, telepon, dan transportasi 11. Pemeriksaan kehamilan, gangguan kehamilan, tindakan persalinan, masa
nifas anak ketiga dan seterusnya 12. Usaha meratakan gigi, dan membersihkan karang gigi
B. JAMKESMAS
Ruang Iingkup kegiatan ini antara lain adalah jenis kegiatannya diutamakan pada upaya pelayanan kesehatan perorangan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) yang berupa rawat jalan, rawat inap dan pertolongan persalinan bagi peserta program Jamkesmas, disamping upaya pelayanan
65
kesehatan masyarakat yang terbatas pada upaya pencegahan yang bersifat sekunder yaitu : diagnosis awal kemungkinan berkembangnya suatu penyakit (early diagnostic) dan tindakan yang tepat untuk mengurangi faktor risiko ancaman penyakit tersebut terhadap masyarakat ( prompt treatment ) melalui berbagai upaya pelayanan kesehatan di baik di dalam gedung maupun luar gedung. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan program Jamkesmas mencakup semua kelompok umur, semua jenis pelayanan kesehatan dasar yang tersedia di puskesmas dan jaringannya, dengan standar, pedoman SOP yang sarna bagi setiap masyarakat sesuai indikasi medis. Ruang Iingkup program Jamkesmas di puskesmas dan jaringannya meliputi : 1.
Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer a. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat primer Pelayanan rawat jalan tingkat primer yang dimaksud adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas dan jaringannya termasuk UKBM (Poskesdes, Posyandu, Pos UKK. dll.), satu wilayah tersebut yang mencakup : 1) Pemeriksaan kesehatan dan konsultasi kesehatan: 2) Pelayanan Pengobatan umum. 3) Pelayanan Gigi termasuk cabut dan tambal. 4) Penanganan gawat darurat. 5) Pelayanan gizi kurang/Buruk. 6) Tindakan Medis / operasi kecil. 7) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (pemeriksaan ibu hamil, ibu nifas dan neonatus, bayi, anak balita). 8) Pelayanan Imunisasi wajib bagi bayi dan ibu hamil. 9) Pelayanan kesehatan melalui Kunjungan rumah. 10)Pelayanan Keluarga Berencana (alat kontrasepsi disediakan BKKBN), termasuk penanganan efek samping dan komplikasi. 11)Pelayanan laboratorium dan penunjang diagnostik la innya. 12) Pemberian obat. 13)Rujukan.
66
Tempat pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat primer tersebut dapat dilakukan di puskesmas dan jaringannya baik berupa kegiatan pelayanan kesehatan di dalam gedung maupun kegiatan pelayanan kesehatan di luar gedung yang meliputi:
.
1) Puskesmas perawatan. 2) Puskesmas. 3) Puskesmas Keliling. 4) Puskesmas Pembantu. 5) Pos Kesehatan Desa. 6) Pos UKBM (Posyandu, Pos UKK, Pos Obat Desa dan lainnya). Atau sarana lainnya yang tersedia di wilayah tersebut termasuk rumah penduduk.
4. Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Tingkat Primer Pada kondisi pasien rawat jalan perlu dilakukan perawatan maka sebagai alternatif untuk perawatan lanjutan adalah dilakukan rawat inap di Puskesmas Perawatan sesuai dengan kemampuan sarana yang dimiliki, apabila tidak memiliki kemampuan perawatan lanjutan harus dilakukan rujukan ke PPK lanjutan yang memberikan pelayanan program Jamkesmas. Jenis pelayanan pada puskesmas perawatan tersebut : 1) Penanganan Gawat Darurat. 2) Perawatan pasien rawat inap termasuk perawatan gizi buruk dan gizi kurang. 3) Perawatan Persalinan. 4) Perawatan satu hari (one day care). 5) Tindakan medis yang diperlukan. 6) Pemberian obat. 7) Pemeriksaan laboratorium dan penunjang medis lainnya. 8) Rujukan.
67
5. Pelayanan Pertolongan Persalinan Pelayanan pertolongan persalinan normal dapat dilakukan di puskesmas dan jaringannya termasuk Poskesdes, Bidan dan dokter praktek sedangkan pertolongan persalinan pervaginam dengan penyulit dapat dilakukan di puskesmas dengan fasilitas PONED sesuai kompetensinya. Pelayanan pertolongan persalinan tersebut mencakup : 1) Observasi Proses Persalinan. 2) Pertolongan persalinan normal. 3) Pertolongan persalinan pervaginam dengan penyulit (Puskesmas dengan fasilitas PONED). 4) Pelayanan gawat darurat persalinan. 5) Perawatan Nifas (Ibu dan neonatus). 6) Pemeriksaan laboratorium dan penunjang diagnostik lain. 7) Pemberian obat. 8) Akomodasi dan makan pasien. 9) Rujukan
Tempat pelayanan pertolongan persalinan dapat dilakukan di sarana pelayanan kesehatan yaitu puskesmas dan jaringannya, Poskesdes, bidan, dokter praktek, rumah bersalin maupun dirumah penduduk oleh tenaga kesehatan yang berkompeten
6. Pelayanan Spesialistik Pada dasarnya program Jamkesmas di puskesmas dan jaringannya termasuk Poskesdes adalah pelayanan kesehatan perorangan primer tetapi
dalam
rangka
peningkatan
akses
pelayanan
kesehatan
perorangan sekunder apabila puskesmas memiliki fasilitas pelayanan spesialistik baik berupa pelayanan dokter spesialis yang bersifat tetap (rawat jalan) maupun pelayanan penunjang spesialistik (Iaboratorium, Radiologi, dll) maka kegiatan tersebut dapat menjadi bagian kegiatan
68
program Jamkesmas di puskesmas dan jaringannya tetapi perlu pengaturan secara khusus (perlu pembatasan khususnya berbagai jenis tindakan dengan memperhatikan kondisi sarana, prasarana, kompetensi dan ketersediaan dana).
7. Pelayanan Rujukan Rujukan pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah proses rujukan kasus maupun rujukan spesimen/penunjang diagnostik yang dapat berasal dari Poskesdes, Pustu ke puskesmas perawatan, antar puskesmas dan dari puskesmas ke PPK rujukan (RS, BBKPM, BKPM, BKMM, BKIM) atau sarana penunjang medis lainnya. Prosedur rujukan dilaksanakan secara berjenjang dan terstruktur dengan prinsip portabilitas. Pelaksanaan rujukan harus didasarkan pada indikasi medis sehingga puskesmas harus dapat melakukan kendali dalam hal rujukan, sehingga puskesmas dapat melakukan filtrasi rujukan (kasus yang dapat ditangani puskesmas sesuai kompetensi dan tidak memelukan rujukan harus ditangani di puskesmas). Prosedur rujukan harus disertai dengan surat rujukan. Pengendalian rujukan oleh puskesmas tersebut akan sangat berdampak pada pengendaliaan biaya karena dana Jamkesmas yang ada di puskesmas termasuk didalamnya adalah dana untuk transportasi rujukan. Pada kondisi gawat darurat proses rujukan dapat langsung dari Puskesmas Pembantu, Poskesdes ke PPK rujukan terdekat. Pelayanan rujukan
diatas adalah berupa penyediaan biaya
transportasi dari Pustu, Poskesdes/Polindes ke puskesmas atau dari Puskesmas Pembantu, Poskesdes, puskesmas ke PPK rujukan dan biaya rujukan pemeriksaan spesimen/penunjang medis.
8. Jenis Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer yang dibatasi dan tidak dijamin oleh Jamkesmas: a. Jenis pelayanan kesehatan yang dibatasi
69
Pelayanan yang bersifat spesialistik di Puskesmas hanya untuk rawat jalan sedangkan perlu dibatasi berbagai tindakan operatif, rawat inap oleh dokter spesialis dengan pertimbangan ketersediaan sarana, prasarana, kompetensi, dan ketersediaan dana.
b. Jenis pelayanan kesehatan tidak dijamin α)
Pelayanan yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan.
β)
Bahan, alat dan tindakan yang bertujuan untuk kosmetika.
χ)
General check up.
δ)
Prothesis gigi tiruan.
ε)
Pengobatan alternatif (antara lain akupunktur, pengobatan tradisional) dan pengobatan lain yang belum terbukti secara ilmiah.
φ)
Rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dalam upaya mendapat keturunan, termasuk bayi tabung dan pengobatan impotensi.
γ)
Pelayanan kesehatan pada masa tanggap darurat bencana alam.
η)
Pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiatan bakti sosial.
70
BAB VII AKREDITASI
A. Definisi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159 a / MENKES / PER / II / 1988 tentang rumah sakit disebutkan bahwa “Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan bahwa rumah sakit memenuhi standar minimal yang ditentukan.” Sedangkan menurut Keputusan Dirjen Yan. Medik Depkes RI, No. HK.00.06.3.5.00788 tentang Komisi Gabungan Akreditasi rumah sakit adalah “Suatu pengakuan dari Pemerintah yang diberikan kepada rumah sakit yang telah memenuhi standar yang ditetapkan.” Sedangkan yang berwenang melakukan akreditasi rumah sakit, baik milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, maupun swasta adalah “Komisi Gabungan Akreditasi rumah sakit,” suatu tim yang bersifat non struktural yang dibentuk berdasar Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Depkes RI, yang anggotanya terdiri dari unsur-unsur : 1. PERSI 2. Organisasi profesi bidang kesehatan 3. Ahli perumahsakitan 4. Departemen Kesehatan 5. Instansi atau unit terkait.
Akreditasi rumah sakit dilakukan sekurang-kurangnya setiap 3 tahun sekali dan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Akreditasi rumah sakit mencakup penilaian terhadap : 1. Fisik bangunan
71
2. Pelayanan Kesehatan 3. Perlengkapan 4. Obat-obatan 5. Ketenagaan 6. Administrasi
Mengacu pada Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI, No. 436 / MENKES / SK / IV / 1993, mengingat kemampuan rumah sakit, penerapan standar-standar tersebut dapat secara bertahap, namun minimal sudah dapat memenuhi standar 5 kegiatan pelayanan pokok, yaitu : 1. Administrasi dan manajemen 2. Pelayanan medis 3. Pelayanan gawat darurat 4. Pelayanan keperawatan 5. Rekam medis
B. Tujuan
a. Tujuan Umum Mendapatkan gambaran seberapa jauh rumah sakit-rumah sakit yang telah memenuhi berbagai standar yang ditentukan, dengan demikian mutu pelayanan rumah sakit dapat dipertanggung jawabkan. b. Tujuan Khusus a. Memberikan pengakuan dan penghargaan kepada rumah sakit yang telah mencapai tingkat pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang ditetapkan. b. Memberikan jaminan kepada petugas rumah sakit bahwa semua fasilitas, tenaga, dan lingkungan yang diperlukan tersedia, sehingga dapat mendukung upaya penyambuhan dan pengobatan pasien dengan sebaik-baiknya.
72
c. Memberikan
jaminan
dan
kepuasan
kepada
“costumers”
dan
masyarakat bahwa pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit diselenggarakan sebaik mungkin.
C. Akreditasi RSUD Kabupaten Sukoharjo
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo terakreditasi penuh untuk 5 pelayanan pada tanggal 9 April 1999. Lima pelayanan tersebut adalah: 1. Administrasi dan manajemen 2. Pelayanan medis 3. Pelayanan gawat darurat 4. Pelayanan keperawatan 5. Rekam medis Sedangkan pada bulan Oktober 2002 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo telah terakreditasi penuh untuk 12 pelayanan dari 21 jenis pelayanan yang dimiliki, yaitu : 1. Administrasi dan manajemen 2. Pelayanan medis 3. Pelayanan gawat darurat 4. Pelayanan keperawatan 5. Rekam medis 6. Kamar operasi 7. Pelayanan radiologi 8. Pelayanan laboratorium 9. Pelayanan farmasi 10. Pelayanan perinatal risiko tinggi 11. Pengendalian infeksi di rumah sakit 12. Keselamatan kerja, kebakaran, dan kewaspadaan bencana Kemudian berdasarkan surat Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes RI, No. YM. 01.10/III/3756/08 Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo telah terakreditasi penuh untuk 16 kegiatan pelayanan, yaitu :
73
1.
Administrasi dan manajemen
2.
Pelayanan medis
3.
Pelayanan gawat darurat
4.
Pelayanan keperawatan
5.
Rekam medis
6.
Kamar operasi
7.
Pelayanan radiologi
8.
Pelayanan laboratorium
9.
Pelayanan farmasi
10. Pelayanan perinatal risiko tinggi 11. Pengendalian infeksi di rumah sakit 12. Keselamatan kerja, kebakaran, dan kewaspadaan bencana 13. Pelayanan darah 14. ICU (Pelayanan intensif) 15. Pelayanan Rehabilitasi Medik 16. Pelayanan Gizi
RSUD Sukoharjo sudah berubah dari RS tipe C menjadi RS tipe B dengan kelengkapan pelayanan yang ada saat ini.
74
75
BAB VIII BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
Badan Layanan Umum Daerah atau disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah di Indonesia yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang/jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas (Wikipedia, 2013). BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah, dengan status hukum tidak terpisah dari pemerintah daerah. Berbeda dengan SKPD pada umumnya, pola pengelolaan keuangan BLUD memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan
untuk
menerapkan praktik-praktik
bisnis yang sehat
untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, seperti pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya. Sebuah satuan kerja atau unit kerja dapat ditingkatkan statusnya sebagai BLUD (Wikipedia, 2013). Contoh dari SKPD dengan status BLUD adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Unit kerja seperti puskesmas atau tempat rekreasi tidak tertutup kemungkinan ditingkatkan statusnya sebagai BLUD (Wikipedia, 2013). Peraturan Pemerintah No. 23/2005 memungkinkan mengubah organisasi seperti rumah sakit sebagai lembaga pelayanan kesehatan masyarakat menjadi Badan Layanan Umum (BLUD) agar dapat lebih otonom dalam pengelolaan keuangan. Perubahan status rumah sakit menjadi BLUD sudah menjadi prioritas rumah sakit daerah di Indonesia. Namun, banyak langkah yang diperlukan dalam proses persiapan RSUD sebelum berubah statusnya menjadi BLUD. Rumah sakit dituntut untuk melengkapi persyaratan BLUD terlebih dulu. Persyaratan tersebut terdiri dari persyaratan administrasi substantif, teknis, dan administratif (Melani, 2011). Tahun 2009, telah dikeluarkan UU No 44 tentang rumah sakit. Di dalam pasal UU tersebut dinyatakan bahwa rumah sakit pemerintah harus menerapkan pola pengelolaan keuangan dengan prinsip Badan Layanan Umum Daerah
76
(BLUD). Dengan menjadi BLUD, rumah sakit pemerintah diharapkan mampu menjalankan fungsinya memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi dan efektifitas. Serta mampu menerapkan manajemen keuangan yang berbasis pada hasil (kinerja). Dengan pola keuangan BLUD, fleksibilitas diberikan kepada rumah sakit pemerintah dalam rangka pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, dan pengadaan barang/jasa. Sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat terjamin kualitasnya (Syafei, 2010). Untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berkualitas, rumah sakit wajib melaksanakan akreditasi. Sekali dalam tiga tahun dan dilaksanakan survei ulang. Hal ini juga tercantum di dalam pasal no 40 dari UU No 44 tersebut. Ini mengartikan BLUD dan akreditasi di rumah sakit pemerintah tidak dapat dipisahkan. Rumah sakit yang terakreditasi tanpa pengelolaan keuangan yang lebih luas tidak akan mampu menjamin tersedianya pelayanan yang cepat dan berkualitas. Sebaliknya rumah sakit yang menerapkan pola keuangan BULD tanpa terakreditasi tidak akan mampu menyediakan pelayanan yang berkualitas untuk dijual kepada masyarakat (Syafei, 2010).
77
BAB IX SISTEM REKAM MEDIS
Peranan Rekam Medik di sebuah rumah sakit tak kalah pentingnya di banding unit lain baik medis maupun non medis, dimana informasi dari data rekam medis adalah merupakan salah satu saran penting untuk membantu pimpinan dalam menetapkan kebijakan dan pengambilan keputusan baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan pengelolaan serta evaluasi. Untuk itu setiap rumah sakit wajib menyelenggarakan Rekam Medik untuk mengelola data Rekam Medik sesuai SK Menteri Kesehatan RI No. 749a/Men Kes/Per/XI/1989 dimana disebutkan bahwa : 1. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan medical recording reporting dan hospital statistic. 2. Guna menunjang terselenggaranya rencana induk yang baik maka rumah sakit diwajibkan : a. Menyelenggarakan pengelolaan data statistik b. Membina petugas Rekam Medik yang berdasarkan kebijakan dan prosedur tetap yang telah ditetapkan
A. Pengertian, Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis
1.
Pengertian Rekam Medis Sesuai SK MenKes RI No. 749a/Men Kes/Per/XII/1989 tetang Rekam Medis, maka yang dimaksud dengan Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Dalam penjelasan pasal46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran, yang dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Kedua pengertian rekam medis di atas menunjukan perbedaan yaitu Permenkes
hanya
menekankan pada sarana
78
pelayanan kesehatan,
sedangkan dalam UU Praktik kedokteran tidak. Ini menunjukan pengaturan rekam medis pada UU Praktik Kedokteran lebih luas. 2. Kegunaan Rekam Medis Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek : a. Aspek Administrasi Berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi karena isinya menyangkut catatan akan tindakan berdasarkan wewenang dan tanggungjawab sebagai tenaga medis maupun paramedis, dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. b. Aspek Medis Berkas rekam medis mempunyai nilai medis karena catatan tersebut dapat dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pemeliharaan, pengobatan maupun tindakan yang akan diberikan kepada pasien. c. Aspek Hukum Berkas rekam
medis mempunyai
nilai hukum karena
isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan. d. Aspek Keuangan Berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan karena isinya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan rumah sakit yang dapat dipertanggungjawabkan. e. Aspek Penelitian Berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian karena isinya mengandung data dan informasi yang dapat dipergunakan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan. f. Aspek Pendidikan Berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan akrena isinya menyangkut data dan informasi perkembangan kronologis dari kegiatan pelayanan yang diberikan kepada pasien.
79
g. Aspek Dokumentasi Berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi karena isinya menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit.
B. Isi Rekam Medis
1. Catatan Merupakan uraian tentang identitas pasien, pemeriksaan pasien, diagnosis, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain baik dilakukan oleh dokter dan dokter
gigi
maupun
tenaga
kesehatan
lainnya
sesuai
dengan
kompetensinya. 2. Dokumen Merupakan kelengkapan dari catatan tersebut, antara lain foto rontgen, hasil laboratorium dan keterangan lain sesuai dengan kompetensi keilmuannya.
C. Isi Rekam Medis Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap
1. Rekam Medis Pasien Rawat Jalan Isi rekam medis rawat jalan sekurang-kurangnya memuat catatan/ dokumen tentang: a. Identitas pasien b. Pemeriksaan fisik c. Diagnosis/ masalah d. Tindakan/ pengobatan e. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien 2. Rekam Medis Pasien Rawat Jalan Rekam medis untuk pasien rawat inap sekurang-kurangnya memuat: a. Identitas pasien b. Pemeriksaan fisik c. Diagnosis/ masalah d. Persetujuan tindakan medis (bila ada)
80
e. Tindakan/ pengobatan f. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien 3. Pendelegasian Membuat Rekam Medis Selain dokter dan dokter gigi yang membuat/ mengisi rekam medis, tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien dapat membuat/ mengisi rekam medis atas perintah/ pendelegasian secara tertulis dari dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran. 4. Ketentuan Pengisian Rekam Medis Rekam medis dibuat segera dan dilengkapi seluruhnya setelah pasien mendapatkan pelayanan.Semua pencatatan ditandatangani dan dibubuhi nama jelas, jam dan tanggal, untuk instruksi atau konsultasi melalui telpon dicatat jam, tanggal, isi konsultasi, nama yang memberi advis dan ditandatangani oleh penerima telpon atau yang melalui telepon.
D. Sistem Rekam Medis 1. Sistem Penamaan
Sistem penamaan rekam-medis diharapkan nama ditulis dengan huruf cetak dan mengikuti ejaan yang disempurnakan. Cara penulisan nama pasien menjadi sangat penting artinya karena dijumpai nama pasien yang sama dan seringnya seorang pasien berobat di rumah sakit. Dengan
menggunakan
cara
penulisan
akan
memudahkan
pengambilan berkas di tempat penyimpanan apabila berkas sewaktu-waktu digunakan. Adapun cara penulisan sebagai berikut : a. Nama pasien ditulis berdasarkan nama sendiri secara lengkap. Nama ditulis dengan ejaan barn yang telah disempurnakan, dan dengan huruf balok. b. Sebutan untuk tuan / nyonya / nona / anak harus ditulis di belakang nama keluarga. 1) Sebutan nona ialah untuk pasien perempuan usia > 13 tahun dan belum menikah. 2) Sebutan nyonya adalah untuk pasien perempuan sudah menikah.
81
c. Gelar-gelar yang ditulis adalah gelar pasien sendiri dan bukan gelar nama keluarga, apabila pasien memiliki lebih dari satu gelar (kesarjanaan), maka ditulis dan disusun berdasarkan abjad. d. Gelar kebangsaan dan keagamaan ditulis didepan nama sendiri karena sudah dianggap sebagai bagian dari nama. e. Gelar kesarjanaan harus ditulis di belakang penulisan nama keluarga dan diletakkan di dalam tunda kurung. f. Contoh : Nama sendiri
: Delisa (anak)
Nama ayah
: Suprapto, S.Pd
Index
: Delisa, An
Nama sendiri
: Delisa (remaja, belum menikah)
Nama ayah
: Suprapto, S.Pd
Di index
: Delisa, Nn
Nama sendiri
: Dra. Kurnia
Nama ayah
: Suprapto, S.Pd
Di index
: Kurnia (Dra.)
Nama sendiri
: Hj. Kurnia, S.Kom
Nama ayah
: Suprapto, S.Pd
Di index
: Hj. Kurnia, S.Kom
Nama sendiri
: Brig. Jen.Pol. Drs. Sukarno
Nama ayah
: H. RM. Tantowi
Di index
: Sukarno (Drs, Brig.Jen.Pol)
Nama sendiri
: H. Ir.RM. Tantowi Bsc
Nama ayah
: H.Ir. Kirno, MM. MSc
Di index
: H.RM. Tantowi, (Bsc, Ir)
82
Nama bayi penulisannya adalah : Bayi, Ny, Nama ibu Nama Ibu
: Suminah
Di index
: Bayi, Ny. Suminah
g. Sistem pemberian nama dalam rekam medis adalah sesuai dengan yang ditetapkan dalam Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Dep.Kes RI tahun 1997, dan yang telah dimodifikasi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan di Rumah sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo. h. Sistem pemberian nama sesuai ketentuan diatas mulai dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo dimulai tahun 2000. i.
Penulisan nama sebagaimana tercantum dalam contoh diatas harus ditulis pada seluruh lembar berkas rekam medis pasien.
j.
Keterlanjuran maupun ketidaksengajaan kesalahan penulisan nama pasien, hanya diperkenankan terjadi di unit non rekam medis.
k. Nama bayi bila datang kembali dan telah mempunyai nama maka berkas, rekam medis diberi coretan pada penulisan nama (tetap terbaca) dan diganti dengan nama bayi tersebut.
2. Sistem Pemberian Nomor Register
Pemberian nomor register pada pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo menggunakan sistem Unit Numbering System, yaitu seorang pasien hanya memiliki satu nomor rekam medis untuk seumur hidup selama masih menggunakan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo. Sistem pemberian nomor rekam medis secara unit numbering sistem terdiri atas 6 digit mulai dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo pada tanggal 01 Januari 2000 dengan no. 00 00 01 dengan ketentuan sebagai berikut : a. Sebelum memberikan nomor register baru, petugas harus selalu memastikan dan memeriksa bahwa pasien bersangkutan belum pernah
83
mendapat nomor register rekam medis di Rumah sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo. b. Apabila pasien sudah pernah mendapat kartu nomor register rekam medis Rumah sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo dan lupa atau hi long, maka petugas harus mencari dan memastikan nomor register dalam KIUP. c. Untuk pasien rawat inap lama yang telah memiliki nomor rekam medis dibuatkan nomor baru (6 digit) dan dokumen lama digabung dengan dokumen baru. d. Apabila terjadi nomor ganda, maka yang dipergunakan adalah nomor yang pertama. e. Sedang nomor yang ke-2 dihapus dan dipergunakan untuk pasien lain, f. Apabila terjadi pelompatan nomor register maka harus segera diisi untuk pasien berikutnya.
3. Cara Pembuatan KIUP.
a. Cara Pembuatan KIUP KIUP merupakan kunci utama bagi setiap pasien, sehingga mutlak harus dibuat baik pasien berobat jalan maupun pasien rawat inap. KIUP suatu kartu tanda pengenal setiap pasien baru yang disimpan selamanya sesuai dengan berkas rekam medis. KIUP dibuat selengkapnya dan sejelas mungkin, secara terperinci memuat antara lain: 1) Nama 2) No.RM 3) Tempat/Tgl lahir 4) Jenis Kelamin 5) Nama orang tua 6) Alamat 7) Pekerjaan 8) Nama suami/istri
84
9) Agama 10)Tempat/tanggal kunjungan Bila telah pindah alamat, maka alamat pertama dicoret dan dicantumkan alamat baru pada tempat masih kosong. KIUP manual di RSUD
Kabupaten
Sukoharjo
sudah
tidak
di
gunakan,
dan
menggunakan KIUP elektronik.
E. Tata Cara Penerimaan Pasien
Adalah upaya untuk mendapatkan hasil guna dan daya guna yang maksimal dalam pelayanan pencatatan dan penerimaan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo. 1. Maksud dan Tujuan Memberikan kesan baik pada kunjungan pertama kepada pasien atau keluarga pasien. Mengarahkan dan menyalurkan pasien secara efisien, sesuai dengan kasusnya untuk mendapatkan pelayanan medis yang cepat dan tepat. 2. Pengertian a. PASIEN BARU adalah pasien yang baru pertama kali datang mendaftarkan diri untuk berobat ke rumah sakit pasien belum pernah mendapatkan nomor register rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo. b. PASIEN LAMA adalah pasien yang sebelumnya sudah pernah datang berobat ke rumah sakit, pasien sudah mempunyai nomor register rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo c. KUNJUNGAN adalah jumlah kali pasien datang berkunjung untuk berobat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo dalam 1 (satu) bulan, sedang dirawat pada saat tersebut di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo.
85
F. Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis
1. Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis Setiap catatan dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan. Apabila dalam pencatatan rekam medis menggunakan teknologi informasi elektronik, kewajiban membubuhi tanda tangan dapat diganti dengan menggunakan nomor identitas pribadi/ personal identification number (PIN). Dalam hal terjadi kesalahan saat melakukan pencatatan pada rekam medis, catatan dan berkas tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara apapun. Perubahan catatan atas kesalahan dalam rekam medis hanya dapat dilakukan dengan pencoretan dan kemudian dibubuhi paraf petugas yang bersangkutan. 2. Kepemilikan Rekam Medis Sesuai UU Praktik kedokteran, berkas rekam medis menjadi milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis dan lampiran dokumen menjadi milik pasien. 3. Penyimpanan Rekam Medis Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, dan pimpinan sarana kesehatan. Batas waktu lama penyimpanan menurut Peraturan Menteri Kesehatan paling lama 5 tahun dan resume rekam medis paling sedikit 25 tahun. 4. Pengorganisasian Rekam Medis Pengorganisasian
rekam
medis
sesuai
dengan
Peraturan
Menteri
Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis dan pedoman pelaksanaannya. 5. Pembinaan, Pengendalian, dan Pengawasan Untuk pembinaandan Pengawasan tahap Rekam Medis dilakukan oleh pemerintah pusat, Konsil Kedokteran Indonesia, pemerintah daerah, organisasi profesi.
86
G. Sistem Kearsipan Rekam Medis
1. Penyimpanan Rekam Medis Penyimpanan berkas rekam medis di Badan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo menggunakan sistem sentralisasi yang mana diartikan menyimpan berkas rekam medis seorang pasien dalam satu kesatuan baik catatan-catatan kunjungan poliklinik maupun catatan-catatan selama seorang pasien dirawat. Berkas rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo disimpan dalam satu kesatuan (map folder) dan disimpan berjajar berdasarkan sistem nomor langsung (Straight Numerical) sesuai dengan urutan nomornya pada rak penyimpanan. Penyimpanan berkas rekam medis staf rekam medis disimpan sendiri oleh Ka. Instalasi rekam medis, demikian pula berkas RM yang terkait dengan proses hukum. 2. Kerahasiaan Rekam Medis Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan kerahasiaan yang menyangkut riwayat penyakit pasien yang tertuang dalam rekam medis. Rahasia kedokteran tersebut dapat dibuka hanya untuk kepentingan pasien untuk memenuhi permintaan aparat penegak hukum (hakim majelis), permintaas pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dokter dan dokter gigi bertanggung jawab atas kerahasiaan rekam medis, sedangakan kepala sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab menyimpan rekam medis.
H. Sanksi dalam Rekam Medis
1. Sanksi Hukum Dalam Pasal 79 UU Praktik Kedokteran secara tegas mengatur bahwa setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak membuat rekam medis dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Selain tanggung jawab pidana, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam
87
medis juag dapat dikenakan sanksi secara perdata, karena dokter dan dokter gigi tidak melakukan yang seharusnya dilakukan (ingkar janji/ wanprestasi) dalam hubungan dokter dengan pasien. 2. Sanksi Disiplin dan Etik Dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis selain mendapat sanksi hokum juga dapat dikenakan sanksi disiplin dan etik sesuai dengan UU Praktik Kedokteran, Peraturan KKI, Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia (KODEKGI). Dalam
Peraturan
Konsil
Kedokteran
Indonesia
Nomor
16/KKI/PER/VIII/2006 tentang Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin MKDKI dan MKDKIP, ada tiga alternatif sanksi disiplin, yaitu: a. Pemberian peringatan tertulis b. Rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat ijin praktik. c. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi. Selain sanksi disiplin, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis dapat dikenakan sanksi etik oleh organisasi profesi yaitu Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) dan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Gigi (MKEKG).
88
BAB X ANALISIS MASALAH
A. ANALISIS FAKTOR INTERNAL 1. Kekuatan
a. Adanya visi dan misi dari rumah sakit merupakan pedoman dalam pelaksanaan seluruh program bidang kesehatan. b. Struktur organisasi yang jelas merupakan faktor yang mendukung tercapainya visi misi serta tujuan dari RSUD Sukoharjo. c. Rumah
sakit
Umum
Daerah
(RSUD)
Kabupaten
Sukoharjo
memberikan keleluasaan (fleksibilitas) dalam manajemen keuangan demi peningkatan pelayanan medis. d. Sumber daya kesehatan yang cukup merupakan potensi pengembangan pembangunan bidang kesehatan. e. Adanya fasilitas kesehatan merupakan sarana penunjang kelancaran pelayanan kesehatan. f. Adanya berbagai jenis pelayanan poliklinik spesialis yang cukup memadai. g. Letak yang strategis dan mudah dijangkau oleh kendaraan umum akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. h. Ruangan rawat inap yang tersedia nyaman sesuai dengan kelasnya. 2. Kelemahan
a. Terbatasnya jenis maupun jumlah alat-alat medis tertentu seperti di IGD, instalasi radiologi. b. Tidak
adanya
dokter
spesialis
atau
sub
spesialis
tertentu
mengakibatkan pelayanan di rumah sakit menjadi kurang maksimal c. Ruang/tempat yang dinilai kurang luas seperti ruang penyimpanan rekam medis mengakibatkan terganggunya proses pelayanan medis d. Kurangnya
jumlah
tempat
duduk
di
ruang
tunggu
pasien
mengakibatkan ketidaknyamanan pasien dalam menunggu antrian.
89
B. ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL 1. Peluang
a. Jumlah penduduk yang banyak dengan wilayah yang luas akan menjadi sumber daya yang menguntungkan untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. b. Adanya kerjasama lintas sektoral akan mempermudah tercapainya masyarakat yang sehat. c. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan mempermudah pengolahan informasi rumah sakit. d. Kompetisi pelayanan akan memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan yang memuaskan. e. Tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan hidup sehat secara mandiri, memberikan harapan sebagai modal utama dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. 2. Ancaman
a. Transisi pola kebijakan daerah akan mengakibatkan perombakan sebagian kebijaksanaan rumah sakit yang membutuhkan waktu untuk sosialisasi. b. Adanya keterbatasan tenaga, sarana maupun prasarana yang ada dikhawatirkan akan menimbulkan ketidaklancaran pelayanan medis. c. Dengan banyaknya rumah sakit dan balai pengobatan di wilayah Kabupaten
Sukoharjo
akan
meningkatkan
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
90
persaingan
dalam
BAB XI PENUTUP
A. KESIMPULAN 1.
RSUD Kabupaten Sukoharjo merupakan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dimana standar pelayanan minimal ditetapkan oleh kepala daerah dengan peraturan kepala daerah serta memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat.
2.
Pembagian struktur, tugas pengawasan dan pengendalian kegiatan pelayanan kesehatan/keperawatan pada beberapa unit pelaksana fungsional sudah cukup baik.
3.
Komite medis yang dibentuk berfungsi membantu dan memberikan pertimbangan kepada direktur Rumah sakit mengenai tugas dan wewenang serta pengaturan tenaga medis.
4.
Jenis pelayanan di Instalasi Rawat Jalan RSUD Sukoharjo meliputi poliklinik spesialis yang cukup memadai.
5.
Instalasi Rawat Inap RSUD Sukoharjo melaksanakan pelayanan rawat inap berdasarkan visi dan misi RSUD dan menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan keperawatan paripurna bagi pasien rawat inap.
6.
Pembiayaan kesehatan masyarakat yang diberlakukan antara lain : umum, Askes , Jamkesmas.
7.
Instalasi-instalasi di RSUD Kabupaten Sukoharjo merupakan asuhan keperawatan medis dan penunjang pelayanan medis yang bertujuan menyelenggarakan upaya kesehatan kuratif dan rehabilitatif.
8.
Bidang Mutu dan pendidikan RSUD kabupaten Sukoharjo untuk meningkatkan mutu pelayanan, penelitian, dan pengembangan serta peningkatan SDM di RSUD Sukoharjo.
91
B. SARAN
1. Penambahan tenaga dokter spesialis tertentu seperti bedah saraf, dll untuk mengoptimalkan pelayanan medis pasien. 2. Penempatan
paramedis yang dibutuhkan hendaknya pada tempat yang
tepat sesuai dengan keahlian dan tingkat kemampuan masing-masing. 3. Penggunaan sistem komputerisasi dalam mengolah dan menyimpan data pasien sehingga lebih mudah dalam pencarian data yang diperlukan. 4. Peningkatan kemampuan dan pelatihan pada paramedis baru yang merata di instalasi rawat inap, IBS, dan ICU. 5. Perlu dilakukan pengaturan jadwal yang baik dan sesuai antara jadwal operasi
dan
pelayanan
poliklinik
oleh
dokter
spesialis
sehingga
pelayanantetap berjalan lancar dan efisien. 6. Perluasan ruangan demi
kelancaran
arus kerja pegawai sehingga
mempercepat proses pelayanan kesehatan seperti perluasan ruang rekam medis. 7. Perluasan atau penataan ulang ruang tunggu pasien poliklinik terutama tempat duduk serta taman agar pasien merasa lebih nyaman serta pemberlakuan sistem antrian di instalasi farmasi untuk menertibkan pelayanan medis. 8. Penataan ulang tempat tunggu pasien rawat inap sehingga pasien dan penunggu lebih merasa nyaman. 9. Melakukan perbaikan atau penggantian alat yang rusak seperti peralatan di instalasi laboratorium, IBS dan IGD.
92