BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan juan Perco Percobaa baan n 1. Mengenal alat sedimentasi sederhana dalam proses pengendapan melalui percobaan
sistem batch dalam suatu bak berbentuk silinder. 2. Dapat menjelaskan bagaimana hubungan antara konsentrasi padatan dengan laju sedimentasi. Menghitun tung g laju sedimen sedimentasi tasi dengan dengan menggu menggunak nakan an variasi variasi kapur kapur tanpa tanpa adany adanyaa 3. Menghi penambahan flokulan dan adanya penambahan penambahan flokulan. 1.2 1.2 Dasa Dasarr Teori ori 1.2.1 Pengertian Sedientasi
Sedimentasi Sedimentasi adalah adalah suatu proses yang bertujuan bertujuan untuk memisahkan memisahkan atau mengendapka mengendapkan n zat-zat padat atau tersuspensi non koloid koloid dalam air. Pengendapan Pengendapan dapat dilakukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Cara yang sederhana adalah dengan membi membiar arka kan n
pada padata tan n
meng mengen enda dap p
deng dengan an
sendi sendiri riny nya. a.
Sete Setelah lah
part partik ikel el-p -part artik ikel el
mengendap maka air yang jernih dapat dipisahkan dari padatan yang semula tersuspensi di dalamnya. Cara lain yang lebih cepat dengan mele!atkan air pada sebuah bak dengan kecepatan kecepatan tertentu sehingga padatan terpisah dari aliran air tersebut tersebut dan jatuh ke dalam bak pengendap. "ecepatan pengendapan partikel yang terdapat di air tergantung pada berat jenis bentuk dan ukuran partikel viskositas air dan kecepatan aliran dalam bak pengendap. #mumnya proses sedimentasi dilakukan setelah proses koagulasi dan flokulasi dimana tujuannya adalah untuk memeperbesar partikel padatan sehingga menjadi lebih berat dan dapat tenggelam dalam !aktu lebih singkat. Sedimentasi bisa dilakukan pada a!al a!al
maup maupun un akhir akhir dari sistem sistem pengo pengola laha han. n. $ika kekeru kekeruha han n dari dari influent tinggi
sebaiknya dilakukan proses sedimentasi a!al (primary sedimentation) didahului sedimentation) didahului dengan koagulasi dan flokulasi. Secondary sedimentation yang terletak pada akhir treatment guna gunany nyaa untu untuk k memisa memisahk hkan an dan dan meng mengum umpu pulk lkan an lump lumpur ur dari dari pros proses es sebel sebelum umny nyaa %activated sludge &D dsb' dimana lumpur yang terkumpul tersebut dipompakan ke unit pengolahan lumpur tersendiri. Pada umumnya sedimentasi digunakan pada pengolahan air minum pengolahan air limbah dan dalam pengolahan air limbah tingkat lanjutan. Pada pengolahan air minum sedimentasi khususnya untuk ( a. Pengendapa Pengendapan n air permukaan permukaan khususnya khususnya untuk untuk pengolah pengolahan an dengan dengan filter filter pasir cepat. cepat.
b. Pengendapan flok hasil koagulasi-flokulasi khususnya sebelum disaring dengan filter c. d. a. b. c. d.
pasir cepat. Pengendapan flok hasil penurunan kesadahan menggunakan soda-kapur. Pengendapan lumpur pada penyisihan besi dan mangan. Pada pengolahan air limbah sedimentasi umumnya digunakan untuk ( Penyisihan grit pasir atau slit %lanau'. Penyisihan padatan tersuspensi pada clarifier pertama. Penyisihan flok atau lumpur biologis hasil proses actived sludge pada clarifier akhir. Penyisihan humus pada clarifier akhir setelah tricking filter. Pada pengolahan air limbah tingkat lanjutan sedimentasi ditujukan untuk
penyisihan lumpur setelah koagulasi dan sebelim proses filterasi. Selain itu prinsip sedimentasi juga digunakan dalam pengendalian partikel di udara.
1.2.2 !"asi#i$asi Sedientasi )erdasarkan konsentrasi partikel dan kemampuan partikel untuk berinteraksi
sedimentasi dibagi ke dalam empat tipe yaitu ( *. Sedimentasi +ipe , Sedimentasi tipe , merupakan pengendapan partikel diskret yaitu partikel yang dapat mengendap bebas secara individual tanpa membutuhkan adanya interaksi antarpartikel. Contohnya pada pengendapan lumpur kasar pada bak prasedimentasi untuk pengolahan air permukaan dan pengendapan pasir pada grit chamber. Sesuai dengan definisi di atas maka pengendapan terjadi karena adanya interaksi gaya-gaya di sekitar partikel yaitu gaya drag dan gaya impelling. Massa patikel menyebabkan adanya gaya drag dan diimbangi oleh gaya impelling sehingga kecepatan
pengendapan
partikel
konstan. aya
impelling
dinyatakan
persamaan ( F 1= ( ρs − ρ 1 ) gV
. %*'
Dimana ( F 1 / gaya impelling
ρ s =¿ ρ 1
densitas massa partikel
/ densitas massa li0uid
1 / volume partikel aya drag dinyatakan dalam persamaan (
( ) 2
F D =C D A C ρ Dimana ( F D / gaya drag
V s 2
%2'
dalam
C D
/ koefisien drag
A C
/ luas permukaan partikel
Vs / kecepatan pengendapan F 1
Dalam kondisi seimbang ini maka
V S =
)ila
√
F D
/
maka diperoleh persamaan(
2 g ( ρ s− ρ1) V
.. %3'
C D ρ 1 A C
()
2 V = d maka diperoleh ( 3 A c
V S =
)esarnya nilai
C D
√ ( 4g
ρs − ρ 1
3 C D
ρ1
)
d . %4'
tergantung pada bilangan 5eynold ( 24
)ila 65e 7 * %laminer'
C D = N ℜ 24
)ila 65e / *-*8 %transisi' 4
3
+ + 0,34 C D = N ℜ N ℜ 0,5
)ila 65e 9 *84 %turbulen' C D =0 4 )ilangan 5eynold dapat dihitung menggunakan persamaan (
N ℜ=
ρdV %:' µ
Pada kondisi aliran laminer persamaan %4' dapat disederhanakan menjadi (
V S =
g
( ρ s− ρ ) d 18 µ 1
2
%;'
Persamaan %:' merupakan persamaan Stoke
√ (
V S = 3,3 g
ρ s− ρ 1 ρ1
)
. %='
Pada kondisi aliran transisi persamaan %4' tidak dapat disederhanakan sehingga perhitungan kecepatan pengendapannya harus dicari dengan metode iterasi.
2. Sedimentasi +ipe ,,
Sedimentasi tipe ,, merupakan pengendapan partikel flokulan. Pada sedimentasi ini terjadi interaksi antarpartikel sehingga ukuran partikel meningkat dan kecepatan pengendapan bertambah. 3. Sedimentasi +ipe ,,, Sedimentasi tipe ,,, merupakan pengendapan lumpur biologis dimana gaya antarpartikel saling menahan partikel lainnya untuk mengendap. 4. Sedimentasi +ipe ,1 Pada sedimentasi tipe ,1 terjadi pemampatan partikel yang telah mengendap yang terjadi karena berat partikel.
ambar *. >mpat +ipe Sedimentasi
1.2.3 %etode Proses Sedientasi
?da tiga metode yang digunakan dalam proses sedimentasi yaitu ( *. Metode Sedimentasi Diferensial Metode sedimentasi diferensial %differential settling method ' memanfaatkan perbedaan antara kecepatan terminal yang terdapat antara dua bahan yang densitasnya berbeda. "elemahan metode ini adalah campuran bahanyang akan dipisahkan mempunyai berbagai ukuran partikel. Partikel besar tetapi ringan akan mengendap dengan laju yang sama dengan partikel kecil yang berat sehingga akan didapatkan fraksi campuran. 2. Metode Sedimentasi )atch Pada batch sedimentation dimulai konsentrasi padatan dalam tabung seragam dan siap untuk mengendap. "edalaman total suspensi itu adalah @ 8. )eberapa saat
setelah proses dimulai semua partikel dalam suspensi padatan akan mengalir jatuh dengan kecepatan maksimum.
ambar 2. Sedimentasi )atch $ika tidak terdapat pasir dalam campuran tersebut zat padat yang pertama menampakkan diri adalah endapan pada dasar tabung yang terdiri dari flok yang berasal dari bagian ba!ah campuran. Sebagaimana yang terlihat pada gambar %2b' zat padat ini berupa flok yang terdapat di atas akan membentuk lapisan yang dinamakan zona D. Di atas zona D terbentuk lapisan lain yaitu zona C yang merupakan lapisan transisi dimana kandungan zat padatnya bervariasi. Di atas zona C terdapat zona ) yang terdiri dari suspensi homogen yang konsentrasinya sama dengan konsentrasi a!al. Di atas zona ) terdapat zona ? yang jika partikel itu terflokulasi maka batas zona ? dan ) akan terlihat tajam. $ika terdapat partikel tidak teraglomerasi zona ? akan keruh dan batas antara zona ? dan ) kabur. Dengan berlangsung pengendapan kedalaman zona D dan ? bertambah sedangkan tebal zona C tetap dan zona ) berkurang. Aal ini terlihat pada gambar %2c'. Setelah pengendapan selanjutnya zona ) dan C hilang dan seluruh zat padat akan terlihat terdapat pada zona D seperti terlihat pada gambar %2d'. Setelah itu terjadi pemampatan atau kompresi. Saat pemampatan itu bermula disebut titik kritis %critical point'. Pada pemampatan sebagian zat cair yang ikut bersama flok ke dalam zona kompresi D akan terperas keluar karena bobot endapan menghancurkan struktur flok. Selama pemampatan sebagian zat cair di dalam flok menyembur keluar seperti geise kecil dan ketebalan zona ini akan berkurang. ?khirnya bila bobot zat padat telah mencapai keseimbangan mekanik dengan
kekuatan tekan flok maka proses pengendapan akan berhenti seperti yang ditunjukkan gambar %2e'. Pada saat itu lumpur telah mencapai tinggi akhirnya. 3. Metode Sedimentasi "ontinyu &perasi sedimentasi secara kontinyu mempunyai karakteristik yang sama dengan sedimentasi secara batch. )edanya terletak pada konsentrasi padatan yang berbeda di tiap ketinggian dalam thickener . Pada operasi secara batch konsentrasi padatan yang terdapat dalam slurry mula-mula dalah seragam sedangkan pada thickener tidak %belum tentu'. #kuran thickener biasanya berdiameter 38 B 388 ft dan kedalaman B *2 ft. 1olume cairan jernih yang dihasilkan per satuan !aktu tergantung pada luas penampang yang tersedia untuk pengendapan.
ambar 3. @ona Sedimentasi pada Thickener
1.2.& !ece'atan atau Laju Sedientasi
Selama tahap a!al pengendapan kecepatan sedimentasi akan tetap sebagaimana terlihat pada bagian pertama kurva di gambar 2. Setelah zat padatnya mengumpul di dalam zona D laju pengendapan itu berkurang dan berangsur-angsur turun hingga mencapai titik akhirnya. +itik kritis dicapai pada C dalam gambar 2. aju sedimentasi lumpur berbeda-beda satu sama lain demikian pula tinggi relatif berbagai zona pengendapannya.
ambar 4. rafik aju Sedimentasi
1.2.( )"o$u"asi dan !oagu"asi
Elokulasi adalah proses penggabungan inti flok sehingga menjadi flok berukuran lebih besar. Pada flokulasi kontak antar partikel melalui dua mekanisme yaitu ( •
+hermal motion yang dikenal dengan bro!nian motion atau difusi atau disebut
•
sebagai flokulasi perikinetik. erakan cairan oleh aktivitas pengadukan disebut flokulasi ortokinetik. "oagulasi merupakan proses destabilisasi koloid dan partikel dalam air dengan
menggunakan bahan kimia %koagulan' yang menyebabkan pembentukan inti gumpalan. Pada koagulasi akan terjadi (
Penurunan tegangan permukaan melalui proses netralisasi muatan atau adsorpsi. Prespitasi dari koagulan akan menyapu koloid. ?dsopsi dan pembentukan jembatan antarpartikel. Proses koagulasi dan flokulasi hanya dapat berlangsung bila ada pengadukan. Pengadukan pada proses koagulasi dan flokulasi merupakan pemberian energi agar terjadi tumbukan antarpartikel tersuspensi dan koloid agat terbentuk flok sehingga dapat dipisahkan melalui proses pengendapan dan penyaringan. Pengadukan yang digunakan pada proses flokulasi adalah pengadukan lambat. +ujuan dari pengadukan lambat dalam pengolahan air adalah untuk menghasilkan gerakan air secara perlahan sehingga terjadi kontak antarpartikel untuk membentuk gabungan partikel berukuran besar. Pengadukan lambat dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu pengadukan mekanis %tipe paddle' dan pengadukan hidrolis %baffle'. Pengaruh flokulasi pada sedimentasi akan menyebabkan penggabungan antara partikel halus menjadi partikel yang lebih besar melalui kontak antarpartikel tersebut. "otak partikel dapat terjadi dengan cara (
"ontak yang disebabkan oleh gerak )ro!n. "ontak yang disebabkan oleh gerakan cairan tersebut karena pengadukan. "ontak yang dihasilkan dari partikel yang mengendap yaitu adanya tumbukan antara partikel yang mempunyai kecepatan sedimentasi lebih besar dengan partikel yang mempunyai kecepatan sedimentasi lebih kecil.
1.2.* Pengaru+ !oagu"an 'ada Proses Sedientasi
"oagulan adalah zat pengendapa yang ditambahkan pada proses pengendapan dan penyaringan. )ahan koagulan yang sering digunakan yaitu ( a. b. c. d. e. f.
+a!as %?l2%S&4'3' Eeri sulfat %Ee2%S&4'3' Eeri Chlorida %EeCl3' Eero Sulfat %EeS&4' Eero Chlorida %EeCl2' 6atrium ?luminat%6a?l&2' +a!as merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan karena bahan ini
paling ekonomis %murah' mudah didapatkan di pasaran serta mudah penyimpanannya. Selain itu bahan ini cukup efektif untuk menurunkan kadar karbonat. Dengan demikian semakin banyak dosis ta!as yang ditambahkan maka pA akan semakin turun karena dihasilkan asam sulfat sehingga perlu dicari dosis ta!as optimum yang harus ditambahkan. 5eaksi yang terjadi sebagai berikut. ?l2%S&4'3 2 ?l3F F 3%S&4'-2 .. %5eaksi *' A2& AF F &A- ... %5eaksi 2' 2 ?l3F F ; &A2 ?l%&A'3 ... %5eaksi 3' -2 F 3%S&4' F ; A 3 A2S&4 . %5eaksi 4' Pemakaian ta!as paling efektif antara pA : B =4. #ntuk pengaturan %menaikkan' pA biasanya ditambahkan larutan kapur Ca%&A' 2 atau soda abu %6a 2C&3'. 5eaksi yang terjadi sebagai berikut. ?l2%S&4'3 F 3 Ca%AC&3'2 2 ?l%&A'3 F 3 CaS&4 F ; C& 2 .. %5eaksi :' ?l2%S&4'3 F 3 6a2C&3 F 3 A2& 2 ?l%&A' 3 F 3 6a2S&4 F 3 C& 2 %5eaksi ;' ?l2%S&4'3 F 3 Ca%&A'2 2 ?l%&A' 3 F 3 CaS&4 .. %5eaksi ='
BAB II %ET,D,L,-I 2.1 A"at dan Ba+an 2.1.1 A"at ang diguna$an/ Seperangkat alat sedimentasi batch
2.1.2
$angka sorong 6eraca analitik elas kimia 2:8 :88 ml Spatula G sendok >mber sebagai tempat penampungan air "aca arloji
Ba+an ang diguna$an/ "apur %CaC&3' ?ir %A2&' ?luminium Sulfat %?l2%S&4'3'
2.2 Prosedur !erja A. Percobaan tan'a engguna$an #"o$u"an dengan 'engadu$an anua" *' Mengayak kapur yang akan digunakan dan menimbang kapur sebanyak :8
gram *88 gram *:8 gram 288 gram dan 2:8 gram kemudian memindahkannya ke dalam tabung 2' Menambahkan air hingga mencapai ketinggian =8 cm 3' Mengocok campuran dengan cara memutar tabung H88 sebanyak *8 kali kemudian mendiamkan dan melepaskan penutup tabung 4' Mengamati dan mencatat ketinggian suspens, setiap : menit
B. Percobaan engguna$an #"o$u"an sebana$ 1 gra dengan 'engadu$an anua" *' Mengayak kapur yang akan digunakan dan menimbang kapur sebanyak :8
gram *88 gram *:8 gram 288 gram dan 2:8 gram kemudian memindahkannya ke dalam tabung pengendap 2' Menambahkan air hingga mencapai ketinggian =8 cm 3' Menambahkan * gram flokulan ke dalam tabung pengendap yang telah berisi campuran air dan kapur 4' Mengocok campuran dengan cara memutar tabung H88 sebanyak *8 kali kemudian mendiamkan dan melepaskan penutup tabung :' Mengamati dan mencatat ketinggian suspensi setiap : menit 0. Percobaan engguna$an #"o$u"an sebana$ 1 gra dengan 'engadu$an anua" *' Mengayak kapur yang akan digunakan dan menimbang kapur sebanyak :8
gram *88 gram *:8 gram 288 gram dan 2:8 gram kemudian memindahkannya ke dalam tabung pengendap 2' Menambahkan air hingga mencapai ketinggian =8 cm
3' Menambahkan 2 gram flokulan ke dalam tabung pengendap yang telah berisi campuran air dan kapur 4' Mengocok campuran dengan cara memutar tabung H88 sebanyak *8 kali kemudian mendiamkan dan melepaskan penutup tabung :' Mengamati dan mencatat ketinggian suspensi setiap : menit
BAB III HASIL DAN PE%BAHASAN 3.1 Data Pengaatan Tabe" 3.1.1 Data 'ercobaan anua" tan'a 'enaba+an #"o$u"an a$tu enit 7 ( 17 1( 27 2( 37 3( &7 &( (7 ((
(7 g 0a0,3 *869 ; 8; 8 8 8 8 8 8 8 8 8
!etinggian 4ona $o'resibe" 56 c 177 g 0a0,3 1(7 g 0a0,3 277 g 0a0,3 *: 28 :4 3= 34 34 34 34 34 34 34 34
*:6( 2; **: =3 ;H ;H ; ; ; ; ; ;
2(7 g 0a0,3
*:68 43 *H: *8 = = = = = =
Tabe" 3.1.2 Data 'ercobaan dengan 'enaba+an 1 gra A" 2S,&3 a$tu
!etinggian 4ona $o'resibe" 56 c
*:6: 4H 2:; *H2 *H *= *; *: *=H *= *= *=
enit 7 ( 17 1( 27 2( 37 3( &7
(7 g 0a0,3 ;H: 2: 83 8 8 8 8 8 8
177 g 0a0,3 ;H *: 4 3* 3* 3* 3* 3* 3*
1(7 g 0a0,3 ;: 2=: *2 == =4 =3 =3 =3 =3
277 g 0a0,3 ; 3* 2*: *4= *2 *2; *2: *2: *2:
2(7 g 0a0,3 ; 3H; 38 ** *:; *:4 *:3 *:3 *:3
Tabe" 3.1.3 Data 'ercobaan dengan 'enaba+an 2 gra A" 2S,&3 a$tu enit 7 ( 17 1( 27 2( 37 3( &7
(7 g 0a0,3
;H: = *2 8 8 8 8 8 8
!etinggian 4ona $o'resibe" 56 c 177 g 0a0,3 1(7 g 0a0,3 277 g 0a0,3
;H: **4 :; 4 4 4 4 4 4
;H: 2: 4 3 2 2 2 2 2
;2: 32 *34 *33 *3* *3 *3 *3 *3
2(7 g 0a0,3
;H 3: *H *H * *= *; *; *;
3.2 Peba+asan
Pada praktikum sedimentasi terdapat beberapa tujuan yaitu untuk mengenal alat sedimentasi sederhana dalam proses pengendapan melalui percobaan sistem batch dalam suatu bak berbentuk silinder dapat menjelaskan bagaimana hubungan antara konsentrasi padatan dengan laju sedimentasi dapat membandingkan proses sedimentasi secara manual dan otomatis serta menghitung laju sedimentasi dengan menggunakan variasi kapur tanpa adanya penambahan flokulan dan adanya penambahan flokulan. Proses sedimentasi dilakukan untuk memisahkan partikel zat padat dari fluida yang terkandung di dalamnya. Proses pemisahannya dapat dilakukan dengan menggunakan gaya gravitasi dimana flok-flok yang terbentuk akan mengendap dengan sendirinya. Pada praktikum ini menggunakan variasi massa CaC&3 yang berbeda - beda yaitu :8 gram *88 gram *:8 gram 288 gram dan 2:8 gram yang dimasukkan ke dalam tabung berbedaBbeda yang kemudian masing-masing tabung tersebut ditambahkan air sebanyak =8 m selanjutnya
dilakukan pengocokanG pengadukan manual. "emudian dilakukan pengamatan pada masingmasing tabung dengan melihat perbedaan tinggi endapan yang terjadi pada masing-masing tabung dengan selang !aktu : menit sampai ketinggian endapan konstan %tetap'. Dalam menentukan kecepatan pengendapan dapat ditentukan dengan grafik hubungan antara ketinggian zona kompresi versus !aktu. Pada grafik * dapat dilihat pada : menit pertama bah!a kecepatan pengendapan menurun dengan meningkatnya konsentrasi padatan dan pada !aktu pengamatan 28 menit dan setelahya terlihat tidak ada lagi endapan yang terbentuk
Sedimentasi Tanpa Flokulan 70 60 50
50 gram
40
100 gram
Ketinggian (m) 30
150 gram 200 gram
20
250 gram
10 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55
Waktu (menit)
secara
signifikan.
Sedimentasi !enam"a#an 1 gram Ta$as 70 60
Ketinggian (m)
50
50 gram
40
100 gram 150 gram
30
200 gram
20
250 gram
10 0 0
5
10 15 20 25 30 35 40
Waktu (menit)
Selanjutnya akan dilakukan perbandingan kecepatan sedimentasi dengan penambahan flokulan %ta!as' kedalam tabung dengan massa koagulan yang digunakan sebanyak * g dan 2 g. Penambahan ta!as dimaksudkan untuk menciptakan penggabungan partikel halus menjadi partikel yang lebih besar sehingga membuat flok - flok tersebut menjadi lebih besar dan relatif lebih berat sehingga menyebabkan partikel tersuspensi mengendap lebih cepat dengan ditambahkannya ta!as. 1ariasi penambahan ta!as dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kecepatan pengendapan. +eori menyatakan penambahan ta!as akan mempercepat kecepatan pengendapan terlihat dari grafik pada menit ke 28 pengendapan yang terbentuk tidak berubah atau telah konstan. Aasil ini menunjukkan hasil !aktu yang sama dengan tanpa penambahan flokukan.
Sedimentasi !enam"a#an 2 gram Ta$as 70 60 50
50 gram 100 gram
40
Ketinggian (m)
150 gram
30
200 gram 250 gram
20 10 0 0
5
10 15 20 25 30 35 40
Waktu (menit)
Pada grafik 3 terlihat !aktu pengendapan lebih cepat konstan. Iaktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan ketinggian endapan yang stabil adalah menit ke *8. Pada penambahan 2 g ta!as lebih cepat dibandingkan dengan penambahan * g ta!as.
BAB I; PENUTUP 3.1 !esi'u"an Dari percobaan yang telah lakukan dapat disimpulkan bah!a (
*. Semakin besar massa CaC& 3 kecepatan pengendapan semakin rendah. 2. Pada penambahan koagulan %ta!as' sebanyak 2 g laju kecepatan pengendapan flok-flok yang tersuspensi lebih cepat dibandingkan penambahan ta!as sebanyak * gram dan tanpa penambahan ta!as 3. aju kecepatan pengendapan CaC&3 tanpa penambahan koagulan lebih cepat dibandingkan dengan laju kecepatan pengendapan dengan penambahan koagulan.
DA)TA< PUSTA!A ?rifin @. S+ M.>ng. 288H. Modul Ajar Perlakuan Mekanik Tahun 20!"20#. Samarinda ( Politeknik 6egeri Samarinda.
http(GGbhupalaka.files.!ordpress.comG28*8G*G2Gsedimentasi.pdf .
Diakses
pada
23
Diakses
pada
23
September 28*: 8H(*2 I,+?.
http(GGbhupalaka.files.!ordpress.comG28*8*G2Gpengadukan.pdf . September 28*: 8H(*: I,+?.
http(GG!!!.slideshare.netGarieanisaGproses-penjernihan-air-dengan-penambahankoagulan.com. Diakses pada 2= September 28*: *8(*4 I,+?.
Sigit D.?. 288. Modul " $0% &edimentasi 'aboratorium perasi Teknik imia *urusan Teknik imia. )anten ( #niversitas Sultan ?geng +itayasa Cilegon.
+im aboratorium &perasi +eknik "imia. 28*;. Penuntun Praktikum Pilot Plant . Samarinda ( Politeknik 6egeri Samarinda.