BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Be Belakang
Perk Perkem emban banga gan n gigi gigi meru merupak pakan an pros proses es kompl komplek ekss yang yang dise disebu butt juga juga morf morfoge ogenes nesis is gigi gigi atau atau odont odontoge ogenes nesis is yang yang dimu dimula laii sela selama ma ming minggu gu ke-6 ke-6 perkembangan embrio. Perkembangan oklusi mengalami perubahan signifikan sejak kelahiran kelahiran sampai dewasa. Perubahan dari gigi-geligi gigi-geligi desidui menjadi gigigeli geligi gi perm perman anen en meru merupak pakan an suat suatu u fenom fenomena ena kompl komplek ekss yang yang meng mengan andun dung g adaptasi fisiologis oklusi yang bervariasi (Harahap, 2!6". #klusi dalam pengertian yang sederhana adalah penutupan rahang beserta gigi atas dan bawah. Pada kenyataannya oklusi merupakan suatu proses kompleks karena melibatkan gigi (termasuk morfologi dan angulasinya", otot, rahang, sendi temporomandibula, dan gerakan fungsional rahang. #klusi juga melibatkan relasi gigi pada oklusi sentrik, relasi sentrik dan selama berfungsi ($ahardjo, 2%". #klusi #klusi gigi gigi bukan bukan merupa merupakan kan keadaan keadaan yang yang stati statiss selama selama mandib mandibula ula bergerak, sehingga terdapat berbagai b erbagai ma&am bentuk dari oklusi misalnya' &entrik, eentrik, eentrik, habitual, habitual, supra-infra supra-infra,, mesial, mesial, distal, distal, lingual. lingual. Penyimpangan Penyimpangan terhadap terhadap oklusi oklusi normal normal disebut disebut malokl maloklusi usi.. )alokl )aloklusi usi merupak merupakan an suatu suatu penyimp penyimpanga angan n dalam pertumbuhan pertumbuhan dentofasial dentofasial yang dapat mengganggu fungsi pengunyahan, pengunyahan, penelanan, berbi&ara, dan keserasian wajah (*manda, 2!6". +stilah maloklusi juga berarti semua penyimpangan dari gigi dan rahang dari kondisi normal, termasuk beberapa kondisi yang berbeda, seperti diskrepansi antara ukuran gigi dan ukuran rahang (crowding (crowding dan spacing ", ", malrelasi lengkung gigi gigi (sagit (sagital, al, transv transvers ersal, al, dan vertik vertikal" al",, dan malpos malposisi isi dari dari gigi itu itu sendir sendirii ($ahardjo, 2%". etahun atau lebih setelah gigi-gigi erupsi dengan sempurna dan sudah
mempunyai posisi yang betul dalam lengkung gigi, perkembangan yang &epat dari rahang sudah &ukup untuk men&iptakan men&iptakan diastema abtara beberapa beberapa gigi. iasanya iasanya merenggangnya gigi-gigi anterior menunjukan suatu proses yang disebabkan oleh pertumbuhan dari rahang dan pendekatan dari gigi-gigi tetap dari sisi lingual atau palatal (+tjingningsih, 2!". /igi-gigi sulung dengan gigi permanen penggantiannya berbeda dalam ukurannya. +nsisif dan kaninus permanen biasnya lebih besar daripada gigi sulung yang digantikannya, digantikannya, sedangkan sedangkan premolar premolar biasanya biasanya lebih ke&il daripada daripada molar sulung yang digantikannya (Herniyanti dkk, 2%".
1.2.
Skenario Diastema pada perkembangan oklusi
eor eoran ang g ibu ibu data datang ng ke klin klinik ik untu untuk k meng mengkon konsu sult ltas asik ikan an gigi gigi anak anak perempuannya usia tahun, terdapat &elah diantara gigi geliginya, padahal ketika giginya giginya baru tumbuh lengkap, rapi tanpa &elah. +bu tersebut tersebut menanyakan apakah &ela &elah h &ela &elah h diant diantar araa gigi gigi ters terseb ebut ut perl perlu u dila dilakuk kukan an pera perawa wata tan n dan dan apaka apakah h penyebabnya0 Pemeriksaan klinik diketahui keadaan gigi adalah fase geligi sulung, sulung, terdapat terdapat diastema diastema antara gigi geligi anterior. anterior. 1okter 1okter gigi menjelaskan menjelaskan bahwa tipe gigi geligi sulungnya adalah spaced primary dentition (open),yang (open),yang merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangan oklusi gigi. 1iastema itu disebut deng dengan an phys physio iolo logi gica call spac spacin ing g atau deve develo lopm pmen enta tall spac spacin ing, g, yang mempunyai beberapa jenis space. jenis space. 1iastema tersebut menguntungkan karena akan membantu perkembangan oklusi normal pada gigi geligi permanennya. *pabila gigi tidak mempunyai diastema, maka akan menyebabkan maloklusi, bisa juga terjadi &rowded, oleh karena gigi permanen mempunyai ukuran yang lebih besar.
1..
Learning !b" !b"e#ti$es 1. )ahasiswa mampu memahami fase-fase perkembangan gigi.
2. )ahasiswa mampu memahami oklusi normal pada gigi sulung. . )ahasiswa mampu memahami oklusi normal pada gigi permanen. %. )ahasiswa mampu memahami diastema fisiologis, jenis dan fungsinya. &. )ahasiswa mampu memahami mekanisme diastema fisiologis dalam
perkembangan oklusi normal. memahami spaced primary dentition (open). '. )ahasiswa mampu memahami spaced (. )ahasiswa mampu memahami penyebab space penyebab space dan dan fungsinya pada
pertumbuhan dan perkembangan oklusi. ). )ahasiswa mampu memahami relasi gigi sulung dalam oklusi normal. *. )ahasiswa mampu memahami relasi gigi permanen dalam oklusi normal. 1+. )ahasiswa mampu memahami oklusi dinamik. 11. 11. )ahasiswa mampu memahami susunan gigi rahang atas terhadap rahang
bawah dan klasifikasi oklusi. 12. )ahasiswa mampu memahami relasi rahang atas terhadap rahang bawah.
1.%.
,apping
Perkembangan /igi )anusia
1iastema
1esidui 3aktor yang mempengaruhi'
er&ur
Permanen 3aktor yang mempengaruhi'
•
•
•
• •
•
3ase transisi pertama
3ase intertransisi
3ase transisi kedua
#klusi
1inamik
ormal
+deal
BAB II -INAUAN PUS-A/A
2.1. Perkembangan 0igi0eligi
Perkembangan gigi merupakan morfogenesis gigi atau odontogenesis
proses kompleks yang disebut yang dimulai
juga
selama minggu ke-6
perkembangan embrio. Perkembangan oklusi mengalami perubahan signifikan sejak kelahiran sampai dewasa. Perubahan dari gigi-geligi desidui menjadi gigi-geligi permanen merupakan suatu fenomena kompleks yang mengandung adaptasi fisiologis oklusi yang bervariasi. Perubahan berkesinambungan pada hubungan gigi ini melalui beberapa fase gigi-geligi yang bervariasi dan dapat dibagi menjadi beberapa periode perkembangan yaitu ' !. Periode pre-dental Periode pre-dental merupakan periode setelah kelahiran selama bayi masih belum memiliki gigi. Periode ini biasanya berlangsung selama 6 bulan setelah kelahiran (Harahap, 2!6". 2. Periode gigi-geligi desidui +nsisivus sentralis mandibula adalah gigi pertama yang erupsi dalam rongga mulut pada umur 6-4 bulan. 5aktu erupsi gigi sangat bervariasi. ariasi 7 bulan dari umur rata-rata terhitung normal. Pada umur 7-6 tahun, lengkung gigi relatif stabil dan sangat sedikit perubahan yang terjadi. 8umlah gigi pada fase ini adalah 2 gigi desidui. /igi desidui ini bersifat sementara, setelah 2
sampai 7 tahun kemudian, gigi desidui ini akan diganti menjadi gigi permanen (Harahap, 2!6". 7. Periode gigi-geligi ber&ur 3ase ini merupakan fase transisi dari fase gigi desidui ke fase gigi permanen yang dimulai pada usia 6 tahun, ditandai dengan erupsinya molar pertama permanen rahang bawah kemudian molar pertama permanen rahang atas setelah itu disusul dengan erupsi insisivus pada rahang bawah dan rahang atas. 3ase ini berakhir pada usia !2 tahun (Harahap, 2!6". 9. Periode gigi-geligi permanen 3ase ini ditandai dengan erupsinya semua gigi permanen ke&uali molar ketiga. :rutan erupsi pada fase ini biasanya dimulai dari molar pertama permanen mandibula. :rutan erupsi pada fase ini biasanya dimulai dari molar pertama permanen mandibula. ;emudian diikuti dengan insisivus sentral mandibula erupsi pada usia 4 tahun diikuti oleh insisivus lateral, kaninus, premolar pertama, premolar kedua dan molar kedua. Pada maksila, premolar pertama dan kedua erupsi lebih dulu dibandingkan dengan kaninus. 1ibandingkan dengan fase gigi ber&ur, fase ini masih lebih stabil (Harahap, 2!6".
2.2. !klusi
#klusi berasal dari kata occlusion, yang terdiri dari dua kata yakni oc yang berarti ke atas (up" dan clusion yang berarti menutup (closing ". 8adi occlusion adalah closing up atau menutup ke atas. 1engan demikian pengertian oklusi adalah berkontaknya gigi geligi rahang atas dengan permukaan gigi geligi rahang bawah pada saat kedua rahang tersebut menutup (
3.
#klusi ormal, ialah hubungan yang harmonis antara gigi-gigi di rahang yang sama dan gigi-gigi di rahang yang berlainan di mana gigi-gigi dalam kontak yang sebesar-besarnya dan kondilus mandibularis terdapat dalam fossa glenoidea (ulandjari, 2=". #klusi merupakan kontak maksimum antara gigi-geligi di rahang atas dengan
rahang bawah dimana lengkung gigi atas dan bawah dalam keadaan tertutup. amun dalam kenyataannya pada individu banyak terdapat penyimpangan-penyimpangan dari oklusi tersebut atau lebih dikenal dengan istilah maloklusi. alah satu &ontoh dari maloklusi tersebut adalah keadaan dimana adanya protrusi didaerah anterior maksila sehingga bagian depan maksila terlihat adanya penonjolan yang berlebih dalam arah hori>ontal (/inting, 2!!". +stilah oklusi memiliki dua aspek yaitu aspek statis dan aspek dinamis. *spek statis menga&u pada bentuk, susunan dan artikulasi gigi di antara lengkung gigi dan hubungan gigi dengan struktur pendukungnya. *spek dinamis menga&u pada fungsi dari sistem stomatognasi se&ara keseluruhan yang terdiri dari gigi, struktur pendukung, sendi temporomandibula, sistem neuromuskular dan nutrisi (Harahap, 2!". #klusi yang baik harus memungkinkan mandibula hambatan oklusal saat gerakan
bertranslasi tanpa
fungsional terutama pada segmen posterior,
sehingga distribusi beban aksial lebih merata, dan dapat menghindari jatuhnya beban berlebih pada sendi temporomandibula. #klusi sangat penting karena merupakan dasar dari fungsi mastikasi (ugiaman dkk, 2!!".
2.. Diastema
ebuah ruang antara gigi yang berdekatan disebut ?diastema?. )idline diastema terjadi pada sekitar %=@ dari anak usia 6 tahun, 9%@ dari tahun usia !! dan 4@ dari anak usia !2-!= tahun (*>>aldeen, 2!".
1iastema adalah suatu ruang yang terdapat diantara dua buah gigi yang berdekatan. 1iastema ini merupakan suatu ketidaksesuaian antara lengkung gigi dengan lengkung rahang. isa terletak di anterior ataupun di posterior, bahkan bisa mengenai seluruh rahang. 1iastema sentral rahang atas adalah ruang yang terdapat diantara gigi insisif sentral rahang atas (Proffit, 24". 1iastema karena pengaruh faktor genetika umumnya terjadi pada antara gigi insisif pertama dan atau gigi insisif kedua atas. 1iastema karena pengaruh faktor besar gigi, seperti terdapatnya gigi geligi yang ke&il pada rahang yang relatif besar, total lebar mesio-distal gigi yang lebih besar pada satu rahang, terdapatnya gigi peg shaped, atau kehilangan gigi kongenital. 1iastema, seperti diastema sentral dapat terjadi pada kelompok etnis tertentu. 1iastema dapat terjadi karena terdapatnya frenulum labialis, rotasi gigi, gigi berlebih (mesiodens", kondisi patologis tertentu, dan karena pengaruh kebiasaan buruk (menghisap jari". Pada kategori kedua, diastema antara gigi kaninus dan premolar kedua dapat terjadi pada perawatan ortodonti dengan pen&abutan gigi premolar pertama. 1iastema dapat terjadi juga antara gigi insisif kedua dan kaninus, hal ini dapat terjadi karena ketidaksesuaian besar gigi yang di&abut pada satu rahang atau antar rahang (8a>aldi, 2=".
BAB III PE,BAHASAN
.1.
Perkembangan 0igi
Perkembangan gigi merupakan proses kompleks yang disebut juga morfogenesis gigi atau odontogenesis yang dimulai selama minggu ke-6 perkembangan embrio. Perkembangan oklusi mengalami perubahan signifikan sejak kelahiran sampai dewasa. Perubahan dari gigi-geligi desidui menjadi gigigeligi permanen merupakan suatu fenomena kompleks yang mengandung adaptasi fisiologis oklusi yang bervariasi. Perubahan berkesinambungan pada hubungan gigi ini melalui beberapa fase gigi-geligi yang bervariasi dan dapat dibagi menjadi beberapa periode perkembangan yaitu ' !. Periode pre-dental 2. Periode gigi-geligi desidui 7. Periode gigi-geligi ber&ur 9. Periode gigi-geligi permanen (Harahap, 2!6".
.2.
ase3ase Perkembangan 0igi
Perkembangan gigi dilalui oleh empat tahap. erikut adalah fase-fase tahapan perkembangan gigi geligi' .2.1. Periode PreDental 4 Bantalan 0usi 5Usia + ' Bulan6
Periode pre-dental merupakan periode setelah kelahiran selama bayi masih belum memiliki gigi. Periode ini biasanya berlangsung selama 6 bulan setelah kelahiran. /igi sangat jarang ditemukan bererupsi pada saat kelahiran. /igi yang ada pada saat kelahiran disebut natal teeth. ;adang-kadang gigi erupsi pada usia sangat dini. /igi yang erupsi pada umur satu bulan disebut neonatal teeth. Natal teeth dan neonatal teeth sering berada pada regio insisivus mandibula dan
menunjukkan faktor keturunan (Harahap, 2!6". ;arateristik pada periode ini terlihat adanya peninggian dan lekukan pada mukosa. Aekukan di sebelah distal segmen kaninus desidui melanjut ke sulkus bukal ini disebut sulkus lateral. Aengkung rahang pada rahang atas memiliki bentuk seperti tapal kuda dan rahang bawah memiliki bentuk : (Harahap, 2!6".
/ambar !. antalan gusi (Gum pads"' (*" )aksila (" )andibula (ulistyawati, 2!9". Pada waktu lahir, maksila dan mandibula merupakan tulang yang telah dipenuhi oleh benih-benih gigi dalam berbagai tingkat perkembangan. Prosesus alveolaris dilapisi oleh mukoperiosteum yang tebal yang merupakan bantalan gusi (/ambar !". Pada saat lahir, bantalan gusi tumbuh sangat &epat terutama kearah lateral. ;eadaan ini membuat gigi insisivus tumbuh dalam letak yang baik (ulistyawati, 2!9".
.2.2. Periode 0igi0eligi Desidui 5Usia ' Bulan ' -a7un6
/igi geligi desidui mulai erupsi sekitar umur 6 bulan. Brupsi seluruh gigi desidui selesai pada umur 2 C - 7 C tahun yaitu ketika gigi molar dua desidui berada di dalam oklusi. ;ronologi pertumbuhan gigi-geligi desidui tertera pada tabel ! (Harahap, 2!6".
;ronologi erupsi gigi desidui menurut ;ronfeld Pembentukan 0igi
"aringan keras
8a7ang atas +nsisivu 9 miu
umla7
Pembentuk
enamel terbentuk saat la7ir
an enamel
Erupsi
lengkap
Pembentuk an akar
D6
!C bulan
4C bulan
! C tahun
9 C miu
2D7
2C bulan
% bulan
2 tahun
miu miu
!D7 Penyatuan
% bulan 6 bulan
!= bulan !9 bulan
7 E tahun 2 C tahun
6 miu
cusp :jung
!! bulan
29 bulan
7 tahun
7D
2C bulan
6 bulan
! C tahun
9 C miu
7D
7 bulan
4 bulan
! C tahun
miu miu
!D7 Penyatuan
% bulan C bulan
!6 bulan !2 bulan
7 E tahun 2 E tahun
6 miu
cusp :jung
! bulan
2 bulan
7 tahun
s sentralis +nsisivu s lateralis ;aninus )olar satu )olar
dua 8a7ang ba9a7 +nsisivu 9 C miu
cusp
masih tertutup
s sentralis +nsisivu s lateralis ;aninus )olar satu )olar dua
cusp
masih tertutup
;eterangan' miu F month intra uterine (Harahap, 2!6" ;ronologi erupsi gigi-geligi permanen menurut ;ronfeld Pembentukan
Pembentukan
"aringan
enamel
keras
lengkap
8a7ang atas +nsisivus
7-9 bulan
9- tahun
4-= tahun
! tahun
sentralis +nsisivus
!-!2 bulan
9- tahun
=-% tahun
!! tahun
lateralis ;aninus Premolar satu
9- bulan 6-4 tahun ! C - ! G -6 tahun
!!-!2 tahun !-!! tahun
!7-! tahun !2-!7 tahun
tahun 2-2 E tahun aat lahir 2 C - 7 tahun
6-4 tahun 2 C - 7 tahun 4-= tahun
!-!2 tahun 6-4 tahun !2-!7 tahun
!2-!9 tahun %-! tahun !9-!6 tahun
9- tahun
6-4 tahun
% tahun
9- tahun
4-= tahun
! tahun
%-! tahun !-!2 tahun !!-!2 tahun
!2-!9 tahun !2-!7 tahun !7-!9 tahun
6-4 tahun !!-!7 tahun
%-! tahun !9-! tahun
0igi
Premolar dua )olar satu )olar dua 8a7ang ba9a7 +nsisivus 7-9 bulan sentralis +nsisivus
7-9 bulan
lateralis ;aninus Premolar satu Premolar dua
9- bulan 6-4 tahun ! G -2 tahun -6 tahun 2 E - 2 C 6-4 tahun
tahun )olar satu aat lahir 2 C - 7 tahun )olar dua 2 C-7 tahun 4-= tahun ;eterangan' miu F month intra uterine
Erupsi
Pembentukan akar lengkap
(Harahap, 2!6"
+nsisivus sentralis mandibula adalah gigi pertama yang erupsi dalam rongga mulut pada umur 6-4 bulan. 5aktu erupsi gigi sangat bervariasi. ariasi 7
bulan dari umur rata-rata terhitung normal. Pada umur 7-6 tahun, lengkung gigi relatif stabil dan sangat sedikit perubahan yang terjadi (Harahap, 2!6". 8umlah gigi pada fase ini adalah 2 gigi desidui. /igi desidui ini bersifat sementara, setelah 2 sampai 7 tahun kemudian, gigi desidui ini akan diganti menjadi gigi permanen. :rutan erupsi gigi ini dapat bervariasi tetapi memiliki karateristik sebagai berikut (/ambar 2" (ulistyawati, 2!9" ' - +nsisivus sentral desidui mandibula erupsi pertama kira-kira usia 6 bulan - 1iikuti dengan insisivus sentral desidui maksila - etelah itu insisvus lateral desidui maksila - Brupsi insisivus lateral desidui mandibula - )olar pertama desidui mandibula dan maksila erupsi pada umur ! tahun atau lebih. - ;aninus desidui maksila dan mandibula erupsi kira-kira pada usia !6 bulan - )olar kedua desidui mandibula erupsi lalu molar kedua desidui maksila pada usia 2, tahun (ulistyawati, 2!9".
/ambar 2. 3ase gigi desidui Posisi insisivus desidui lebih tegak dibandingkan dengan insisivus permanen dan biasanya terdapat diastema di antara gigi-gigi tersebut yang merupakan diastema fisiologi. *pabila diastema ini tidak ada saat fase gigi desidui, maka hampir bisa dipastikan gigi-gigi permanennya akan terletak berjejal (crowded ". )olar pertama desidui dan molar kedua desidui mengadakan kontak
satu sama lain lewat permukaan yang luas dan berfungsi dalam pengunyahan (ulistyawati, 2!9".
.2.. Periode 0igi0eligi Ber#ampur 5Usia ' 12 -a7un6
3ase ini merupakan fase transisi dari fase gigi desidui ke fase gigi permanen yang dimulai pada usia 6 tahun, ditandai dengan erupsinya molar pertama permanen rahang bawah kemudian molar pertama permanen rahang atas setelah itu disusul dengan erupsi insisivus pada rahang bawah dan rahang atas. 3ase ini berakhir pada usia !2 tahun. 1i fase gigi ber&ur, terlihat gigi desidui dan gigi permanen berada di dalam rongga mulut. Proses erupsi gigi permanen, akan terjadi resorpsi tulang dan akar gigi desidui yang mengawali pergantian gigi desidui oleh gigi permanennya (/ambar 7" (ulistyawati, 2!9".
/ambar 7. 3ase gigi ber&ur :rutan erupsi gigi permanen dimulai dengan erupsinya molar pertama permanen pada usia sekitar 6 tahun, diikuti dengan erupsi gigi insisivus pada usia 4 dan = tahun, kemudian erupsi gigi premolar, kaninus dan molar kedua permanen. #klusi pada fase gigi ber&ur bersifat sementara dan tidak statis sehingga memungkinkan terjadinya maloklusi. #leh karena itu, pada fase ini merupakan waktu yang tepat untuk dilakukan perawatan interseptif ortodontik untuk men&egah berkembangnya maloklusi dan memungkinkan pen&apaian perkembangan wajah yang harmonis (Harahap, 2!6".
Periode gigi-geligi ber&ur adalah transisi ketika gigi desidui tanggal se&ara berurutan dan diikuti dengan erupsi gigi penggantinya. Perubahan signifikan pada oklusi terlihat pada periode ini dengan tanggalnya 2 gigi desidui dan erupsinya gigi permanen pengganti. ;ebanyakan maloklusi terjadi pada fase gigi ber&ur.6 ;ronologi pertumbuhan gigi-geligi permanen tertera pada tabel 2. Periode gigi-geligi ber&ur digolongkan menjadi tiga fase (Harahap, 2!6"' 1. Periode transisional pertama 5usia ') ta7un6
3ase ini ditandai dengan erupsinya molar pertama permanen dan pergantian insisivus desidui oleh insisivus permanen. Brupsinya molar pertama permanen dimulai sekitar usia 6 tahun dan diikuti dengan erupsinya insisivus sentralis rahang bawah. ;arakteristik periode transisi pertama yaitu mun&ulnya gigi molar satu permanen dan pergantian gigi insisivus desidui dengan gigi insisivus permanen (Harahap, 2!6". a. )un&ulnya gigi molar satu permanen /igi molar satu mandibula merupakan gigi permanen pertama yang erupsi pada umur sekitar 6 tahun. Aokasi dan hubungan gigi molar satu permanen sangat tergantung pada hubungan permukaan distal gigi molar dua desidui rahang atas dan rahang bawah. /igi molar satu permanen dituntun menuju lengkung gigi oleh permukaan distal gigi molar dua desidui.6,! Aetak dan hubungan gigi molar satu permanen tergantung hubungan permukaan distal antara molar dua desidui maksila dan mandibula yang ditunjukkan pada gambar ! (Harahap, 2!6".
/ambar !. Pengaruh terminal plane pada hubungan molar gigi permanen. b. Pergantian gigi insisivus elama periode transisional pertama, gigi insisivus desidui digantikan oleh gigi insisivus permanen. +nsisivus sentralis mandibula biasanya adalah yang pertama erupsi. /igi insisivus permanen ukurannya lebih besar daripada gigi desidui yang digantikannya. Perbedaan antara jumlah ruang yang dibutuhkan untuk mengakomodasi gigi insisivus dan jumlah ruang yang tersedia disebut incisal liability. :kuran incisal liability sekitar 4 mm pada rahang atas dan mm pada rahang bawah (Harahap, 2!6". Hubungan oklusal pada fase gigi ber&ur berhubungan dengan gigi permanen. Aokasi dan hubungan molar pertama permanen sangat bergantung pada kontak permukaan distal molar kedua desidui rahang atas dan rahang bawah.% )olar pertama permanen menuntun ke dalam lengkung gigi oleh permukaan distal dari molar kedua desidui (ulistyawati, 2!9". erdapat tiga tipe hubungan molar pertama permanen' a. Flush terminal plane' permukaan distal molar kedua rahang atas dan molar kedua desidui rahang bawah dalam satu dataran vertikal (/ambar ". ipe hubungan ini disebut dengan satu dataran vertikal ( flush terminal plane" dan
diperoleh relasi molar pertama tonjol lawan tonjol. +ni merupakan k eadaan normal dari gigi desidui, dan dapat terkoreksi dengan pergerakan molar rahang bawah ke depan sejauh 7- mm terhadap rahang atas memanfaatkan developmental space maupun Leeway maupun Leeway space yang ada sehingga relasi molar ;las + *ngle dapat ter&apai (/ambar 6" (ulistyawati, 6" (ulistyawati, 2!9". Pergeseran molar rahang bawah dari satu dataran vertikal menjadi ;las + *ngle dapat terjadi dengan dua &ara, yaitu the early shift dan the late shift . The early mesial shift terja terjadi di selama awal fase gigi ber&ur. ber&ur. Early mesial shift ini dimanaa pada primate diman pada primate space (diastema yang terdapat diantara insisivus lateral dan kaninus desidui atas dan diantara kaninus desidui dan molar pertama desidui bawah" akan tertutup oleh pergerakan ke depan molar pertama permanen (/ambar 9*" (ulistyawati, 9*" (ulistyawati, 2!9". 2!9". The late mesial shift terjadi dimana molar pertama permanen bawah hanya bergerak ke mesial se&ara langsung setelah kehilangan gigi molar kedua desidui bawah. ;arena panjang mesiodistal pada mahkota molar kedua desidui bawah lebih besar daripada rahang atas, maka kehilangan gigi tersebut menghasilkan pergerakan mesial yang besar oleh molar pertama permanen bawah (ulistyawati, 2!9". 2!9".
/ambar 9. Pergesaran )olar $ahang bawah *. Barly mesial mesial shift shift . . Aate mesial mesial shift. shift.
b. Mesial step terminal plane ipee hubu ip hubunga ngan n ini ter terlih lihat at perm permukaa ukaan n dis distal tal mol molar ar ked kedua ua des desidu iduii rah rahang ang bawah berada lebih mesial daripada molar kedua desidui rahang atas (/ambar ". ;emudian molar pertama permanen se&ara langsung erupsi dalam relasi ;las + *ngle. ipe i pe in inii bi bias asany anyaa te terj rjadi adi pa pada da aw awal al pe pert rtum umbuh buhan an ma mandi ndibul bulaa ke dep depan an.. 8i 8ika ka pertumbuhan mandibula terus berlanjut, maka dapat terjadi relasi molar ;las +++ *ngle. 8ika pertumbuhan mandibula ke depan minimal, maka akan terjadi relasi molar ;las + *ngle (/ambar 6" (ulistyawati,2!9" 6" (ulistyawati,2!9".. c. Distal step terminal plane ;arateristik tipe ini bila permukaan distal molar kedua desidui rahang bawah berada lebih distal daripada molar kedua desidui rahang atas. ;emungkinan relasi molar pada tipe ini adalah ;las ++ *ngle (/ambar 6" (ulistyawati,2!9" 6" (ulistyawati,2!9"..
/ambar . iga tipe hubungan molar kedua desidui' * 3lush terminal terminal plane plane . )esial )esial step I. 1istal 1istal step
/ambar 6 Hub oklusal g.susu J g.permanen
Peruba Perubahan han pada insisi insisivus vus terjad terjadii selama selama fase fase trans transisi isi pertam pertamaa dimana dimana insisivus desidui digantikan dengan insisivus permanen. +nsisivus sentralis bawah merupakan yang pertama erupsi. +nsisivus permanen memiliki ukuran lebih besar daripada insisivus desidui. Perbedaan mesiodistal di antara gigi insisivus desidui dan permanen permanen disebut disebut dengan incisal liability. liability. Pada segmen anterior, keempat insisi insisivus vus perman permanen en maksil maksilaa rata-r rata-rata ata 4,6 mm lebih lebih besar besar daripa daripada da insisi insisivus vus desidui. edangkan pada insisivus permanen mandibula rata-rata 6, mm lebih besar daripada insisivus desidui. halajhi (2%" menyatakan bahwa incisal liability pada liability pada rahang atas rata-rata 4 mm, sedangkan pada rahang bawah mm. $uang yang diperlukan oleh ncisal oleh ncisal liability diperoleh dari (ulistyawati, 2!9"' a. Pemanfaatan ruangan diantara gigi pada gigi desidui akan menyediakan ruang 9 mm di rahang atas dan 7 mm di rahang bawah. b. Peningkatan lebar antar kaninus. &. Perubahan inklinasi insisivus dari ! ke !27 akan menyediakan ruang 2-7 mm (/ambar 4" (ulistyawati, 4" (ulistyawati, 2!9". 2!9".
/ambar 4. Perubahan inklinasi gigi insisivus permanen dan desidui 2. Periode intertransisional
etelah gigi molar satu dan gigi insisivus permanen berada dalam oklusi, terdapat periode sementara sekitar !-2 tahun sebelum permulaan periode transisi kedua. Periode ini disebut periode inter-transisional dimana lengkung rahang maksila dan mandibula terdiri dari gigi desidui dan gigi permanen. 1i antara gigi insisivus permanen dan gigi molar satu permanen terdapat gigi molar desidui dan gigi kaninus desidui. Periode inter-transisional relatif stabil dan tidak ada perubahan yang terjadi (Harahap, 2!6". 3ase ini merupakan fase yang stabil dan hanya terjadi perubahan yang sedikit. 1i fase ini terlihat pada rahang atas maupun pada rahang bawah terdapat gigi desidui dan gigi permanen se&ara bersamaan. /igi molar dan kaninus desidui dijumpai di antara gigi insisivus permanen dan molar pertama permanen. *da beberapa karateristik pada fase ini, yaitu (ulistyawati, 2!9"' !. #klusal dan interproksimal pada gigi desidui terlihat rata karena morfologi oklusal yang menyerupai dataran. 2. Pembentukan akar terjadi pada insisivus, kaninus dan molar yang akan erupsi dengan seiringnya peningkatan pun&ak prosesus alveolar. 7. $esorpsi akar pada molar desidui (ulistyawati, 2!9".
. Periode transisional kedua 5usia 1+1 ta7un6
anggalnya kaninus mandibula pada umur sekitar ! tahun biasanya memulai periode transisional kedua. ;arakteristik periode ini yaitu pergantian gigi molar dan kaninus desidui oleh gigi premolar dan gigi kaninus permanen (Harahap, 2!6". a. Brupsinya gigi kaninus permanen ;aninus mandibula bererupsi mengikuti gigi insisivus pada umur sekitar ! tahun, sedangkan gigi kaninus maksila biasanya bererupsi setelah erupsi salah satu premolar yaitu sekitar umur !!-!2 tahun (Harahap, 2!6". b. !gly duc"ling stage )aloklusi sementara dengan adanya diastema pada midline dan ukuran gigi insisivus permanen rahang atas yang lebih lebar dari gigi insisivus desidui biasanya terjadi pada regio anterior maksila pada umur = sampai !2 tahun. ;eadaan tersebut dikenali sebagai perbaikan alami maloklusi dan roadbent menyebutnya dengan istilah ugly duc"ling stage karena gigi anak terlihat jelek. ;ondisi diastema akan membaik dengan sendirinya ketika gigi kaninus yang sedang bererupsi menggeser tekanan pada akar gigi insisivus lateral menuju mahkotanya. eiring berjalannya waktu, kaninus bererupsi dengan sempurna sehingga diastema pada midline akan tertutup dan insisivus lateral disesuaikan dengan lengkung rahang (Harahap, 2!6". &. Brupsinya gigi-gigi premolar 3ase yang penting pada lengkung gigi dalam perkembangan oklusi adalah segmen premolar. Hal ini dikarenakan ukuran mesiodistal gigi premolar yang sedang bererupsi jauh lebih ke&il daripada gigi molar desidui yang digantikannya(Harahap,2!6". d. Leeway #pace of Nanc Aebar mesiodistal gigi kaninus dan premolar permanen biasanya lebih ke&il daripada lebar mesiodistal gigi kaninus dan molar desidui. $uang yang berlebih yang dihasilkan perbedaan pada segmen posterior disebut dengan leeway space of Nance dan terdapat pada kedua rahang. :kuran leeway space
lebih besar pada lengkung mandibula daripada maksila. Pada maksila yaitu sekitar !,= mm (,% mm pada masing-masing sisi rahang" dan pada mandibula sekitar 7,9 mm (!,4 mm pada masing-masing sisi rahang". ;elebihan ruang yang terjadi setelah pergantian gigi molar dan kaninus desidui digunakan untuk pergeseran mesial gigi-gigi molar mandibula untuk mendapatkan hubungan molar klas + (Harahap, 2!6". e. Brupsi gigi molar dua permanen )un&ulnya gigi molar dua permanen idealnya mengikuti erupsinya gigi premolar. 8ika gigi molar dua bererupsi sebelum gigi premolar bererupsi sempurna, pengurangan lengkung rahang yang signifikan dan maloklusi juga lebih &enderung terjadi (Harahap, 2!6".
.2.%. Periode 0igi0eligi Permanen
3ase ini ditandai dengan erupsinya semua gigi permanen ke&uali molar ketiga. :rutan erupsi pada fase ini biasanya dimulai dari molar pertama permanen mandibula.7 ;emudian diikuti dengan insisivus sentral mandibula erupsi pada usia 4 tahun diikuti oleh insisivus lateral, kaninus, premolar pertama, premolar kedua dan molar kedua.7,2 Pada maksila, premolar pertama dan kedua erupsi lebih dulu dibandingkan dengan kaninus (/ambar =". 1ibandingkan dengan fase gigi ber&ur, fase ini masih lebih stabil (Harahap,2!6".
/ambar =.3ase gigi permanen (Harahap, 2!6"
*da beberapa keadaan yang terlihat pada gigi-gigi permanen adalah' - Pada saat oklusi gigi atas terletak lebih ke labial dan bukal daripada gigi bawah - +nsisivus lebih proklinasi dan gigi posterior bukoklinasi - emua gigi permanen mempunyai kontak dengan dua gigi antagonisnya ke&uali insisivus sentralis bawah dan molar kedua atas -
;urva
anteroposterior
di
rahang
bawah ("urva
spee) normal
(ulistyawati, 2!9". 3ase gigi-geligi permanen terbentuk pada umur !7 tahun dengan erupsinya seluruh gigi-gigi permanen ke&uali gigi molar tiga. /igi-geligi permanen terbentuk pada rahang segera setelah kelahiran, ke&uali cusp$cusp gigi molar satu permanen yang terbentuk sebelum lahir. +nsisivus permanen berkembang pada sisi lingual atau palatal gigi insisivus desidui dan bergerak ke arah labial pada saat erupsi. /igi premolar berkembang di bawah akar-akar gigi molar desidui (ulistyawati, 2!9". :rutan erupsi gigi permanen lebih bervariasi dibandingkan gigi desidui. *da beberapa perbedaan signifikan pada urutan erupsi gigi permanen di maksila dan mandibula.! Pada mandibula, gigi kaninus erupsi sebelum gigi premolar sedangkan pada maksila gigi kaninus umumnya erupsi setelah gigi premolar. :rutan erupsi yang paling umum pada maksila yaitu gigi )!-+!-+2-P!-I-P2-)2)7 atau )!-+!-+2-P!- P2-I-)2-)7. :rutan erupsi yang paling umum pada mandibula yaitu gigi )!-+!-+2- I-P!-P2-)2-)7 atau )!-+!-+2-P!-I-P2-)2-)7 (Harahap, 2!6".
..
,A-E8IN:A A-I/
.%.
,A-E8IN:A ;ALIS
.&.
Diastema isiologis
1iastema adalah suatu ruang yang terdapat diantara dua buah gigi yang berdekatan. 1iastema ini merupakan suatu ketidaksesuaian antara lengkung gigi
dengan lengkung rahang. isa terletak di anterior ataupun di posterior, bahkan bisa mengenai seluruh. eringkali diastema ini menyebabkan gangguan estetik bagi sebagian orang, terutama diastema yang terdapat di anterior. #leh karena bagi sebagian orang diastema sentral ini merupakan suatu gangguan estetik terhadap penampilannya, maka banyak orang yang men&ari dan meminta pertolongan dari dokter gigi untuk mengkoreksi kelainan tersebut. 1engan telah dikoreksinya kelainan tersebut, mereka berharap akan lebih menambah baik penampilannya dan akan meningkatkan rasa per&aya dirinya. anyak &ara dilakukan untuk menghilangkan diastema sentral ini, dalam banyak kasus dengan hanya perawatan ortodonti sudah dapat menyelesaikan masalah, tetapi pada beberapa kasus perlu perawatan tambahan baik dari segi konservasi, prostodonti ataupun dari bagian bedah mulut. Pada kondisi normal, biasanya diastema dapat menutup dengan sendirinya seiring dengan erupsi gigi insisivus lateral dan &aninus. etapi diastema yang terjadi karena pen&abutan mesiodens perlu dirawat dengan pemakaian alat ortodonsi yang berfungsi untuk menutup &elah di antara gigi (utjiati, 2!!". 1iastema, yang berarti ruang dalam bahasa
dan sentral menuju midline, menutup ruang. 1alam kebanyakan kasus, diastema yang kurang dari 2 mm akan menutup se&ara spontan. erjadinya diastema bervariasi dalam kelompok usia dan ras yang diteliti. $i&hardson dan rekan menemukan diastema pada usia !9 tahun sekitar !2@ pada anak perempuan kulit putih, !4@ pada anak laki-laki kulit putih, !%@ pada anak perempuan kulit hitam dan 26@ pada anak laki-laki kulit hitam. Popovi&h dan rekan menemukan bahwa =7@ dari pasien dengan diastema di usia sembilan tahun pada gigi &uran tidak memiliki diastema pada usia !6 tahun (*bu-Hussein, 2!6". elain itu gigi insisivus yang mengalami diastema fisiologis biasanya tersusun seperti bentuk kipas K se&ara melebar, dan karena mereka terlihat tidak estetis - periode ini, oleh karena itu, disebut sebagai ?tahap itik buruk rupa?. Pada kondisi gigitan yang sedang berkembang, diastema sentral se&ara bertahap ditutup selama erupsi gigi insisivus lateral dan &aninus permanen. #leh karena itu, diastema sentral fisiologis pada usia 6 tahun adalah %=@, kemudian menurun menjadi 9%@ pada usia !! tahun, pada usia !2-!= tahun ruang antara insisivus sentral adalah 4@ (*bu-Hussein, 2!6". )enurut Bdwards, diastema dengan ukuran tidak melebihi 2 mm &enderung menutup se&ara spontan tanpa memerlukan pelaksanaan terapi alat ortodontik. ennet berpendapat bahwa pengobatan dapat diusulkan jika anak tidak menerima penampilannya atau ketika dalam lengkung gigi tidak ada ruang untuk gigi insisivus lateral. $uang yang lebih besar dari 2 mm mungkin memerlukan intervensi bedah dalam jaringan frenulum. ;ewaspadaan harus diperhatikan ketika meren&anakan penutupan diastema selama fase pembentukan gigitan. +ntervensi terapeutik yang tidak perlu menggunakan alat ortodontik lepasan dapat menyebabkan resorpsi akar dari gigi insisivus lateral, dan bahkan bisa menghentikan erupsi &aninus. 1alam beberapa kasus disarankan untuk menggunakan unsur-unsur peralatan ortodontik yang &ekat untuk memindahkan dan mengatur gigi insisivus se&ara paralel. anyak penulis per&aya bahwa apa
yang sulit bukanlah pengobatan untuk diastema penutupan, tapi pen&egahan terulangnya penyimpangan ini (*bu-Hussein, 2!6".
.'.
enis"enis Diastema isiologis
Perkembangan oklusi gigi pada anak dalam periode gigi desidui dikenal interdental spa&e, primate spa&e dan leeway spa&e. ;etiganya memiliki kegunaan sendiri-sendiri meskipun tujuannya sama yaitu memberikan kesempatan agar gigi geligi tersusun baik dalam lengkungnya (*nonim, 2!6". .'.1. Interdental Spa#e
+nterdental spa&e terjadi karena adanya pertumbuhan rahang, sedangkan ukuran gigi tidak bertambah besar. erjadi di regio insisivus, sering juga di regio posterior pada kasus tertentu, misalnya adanya kelainan ukuran gigi berhubungan dengan ektodermal displasia ringan yang menyebabkan gigi geligi ukurannya ke&il. 1iregio anterior gigi-gigi insisivus permanen ukurannya kira-kira !, kali ukuran gigi desidui, sehingga adanya interdental spa&e memberi kesempatan untuk erupsi lurus, akan tetapi pada awal erupsinya terlihat gigi insisivus pertama permanen tidak langsung tertata rapi dalam lengkung, kelihatan sisi mesial dan gigi tersebut agak lke lingual daripada sisi distalnya. ;ondisi ini akan terkoreksi dengan sendirinya dan kemudian nanti disusul dengan erupsinya gigi insisivus permanen kedua yang akan erupsi sedikit lebih ke distal mendorong gigi kaninus desidui kearah distal. Proses ini dinamakan distal adjustmen. 1alam beberapa kasus ternyata gigi kaninus desidui menjadi goyah dan tanggal akibat erupsinya gigi insisivus permanen kedua ini. /igi insisivus permanen kedua ini mengalami e&topi& eruption, yaitu pergeseran erupsi gigi keluar dan arah yang sebenarnya. ;eadaan
ini dapat menimbulkan
berkurangnya spa&e. B&topi&
eruption
penyebabnya adalah heriditer, dan yang juga sering mengalami e&topi& adalah gigi molar permanen pertama rahang atas (*nonim, 2!6".
.'.2. Primate Spa#e
Primate spa&e lebih sering dimanfaatkan pada proses erupsinya gigi molar pertama permanen dalam men&apai oklusi normal. 1alam erupsinya gigi molar pertama permanen bawah, dan kondisi flush terminal plane, mendesak ke mesial yang akan menyebabkan deretan gigi molar desidui kedua dan gigi molar pertama desidui terdesak sehingga primate spa&e rahang bawah yang terletak antara gigi molar desidui pertama dengan gigi kaninus desidui menghilang. /igi molar pertama permanen atas desakannya tidak sebesar yang bawah, karena arah erupsi nya tidak langsung ke mesial seperti gigi bawah. /igi molar pertama permanen rahang atas maupun rahang bawah dapat men&apai hubungan kelas + *ngle dengan memanfaatkan primate spa&e ini dinamakan early mesial shift (*nonim, 2!6".
.'.. Lee9a< Spa#e
an&e mengetengahkan pendapatnya bahwa ada perbedaan jumlah ukuran mesio distal gigi molar pertama, molar kedua dan &aninus desidui dengan jumlah ukuran mesio distal gigi-gigi premolar pertama, premolar kedua dan &aninus permanen, dan gigi-gigi desidui tersebut lebih besar daripada gigi permanen penggantinya. 1alam penelitiannya an&e mendapatkan berbagai perbedaan antara -9 mm. $ata-rata selisih tersebut adalah , % mm untuk rahang atas dan !, 4 mm untuk rahang bawah setiap kuadrannya. 1alam erupsinya, dari kondisi flush terminal plane, kadang-kadang gigi molar pertama permanen tidak menggeser gigi molar kedua dan gigi molar pertama desidui karena memang tidak ada primate spa&e. Pada saat terjadi pergantian gigi kaninus desidui, gigi molar pertama desidui, gigi molar kedua desidui oleh gigi gigi kaninus, premolar pertama dan kedua, sisa spa&e dimanfaatkan oleh gigi molar pertama permanen menggeser kemesial sehingga ter&apai hubungan kelas ! *ngle. +ni dinamakan
late mesial shift. Pergeseran gigi molar permanen ke mesial disebut mesial drifting tenden&y (*nonim, 2!6".
.(.
,ekanisme Diastema isiologis
/igi-gigi sulung dengan gigi-gigi permanen penggantinya berbeda dalam ukurannya. +nsisif dan kaninus permanen biasanya lebih besar dari pada gigi sulung yang digantikannya, sedangkan premolar biasanya lebih ke&il dari pada molar sulung yang digantikannya (Herniyati dkk, 2%". 8ika gigi-gigi sulung erupsi dengan insisif yang tersusun renggang, akan ada kemungkinan yang lebih baik bahwa gigi-gigi permanen tidak akan berdesakan dibandingkan jika gigi-gigi sulung erupsi tanpa adanya diastema di antara insisif. 3oster dan /rundy (!%=6" memperlihatkan bahwa tanpa adanya diasstema fisiologis, 4@ kemungkinan terjadinya
gigi permanen yang
berdesakan. )eskipun demikian, tetap ada variasi individual pada kasus berdesakannya gigi permanen bahkan walaupun gigi-gigi sulung memiliki diastema, khususnya jika gigi-gigi permanen jauh lebih besar dibandingkan dengan gigi-gigi sulung yang digantikannya (Herniyati dkk, 2%".
.).
Perkembangan !klusi Normal
#klusi normal menurut *ngle adalah ketika gigi molar rahang atas dan rahang bawah berada dalam suatu hubungan di mana pun&ak &usp mesiobukal molar rahang atas berada pada groove bukal molar rahang bawah, serta gigi tersusun rapi dan teratur mengikuti garis kurva oklusi. edangkan oklusi normal menurut Houston et al. adalah oklusi ideal yang mengalami penyimpangan yang masih dapat diterima dan tidak menimbulkan masalah estetik dan fungsional (ahirah, 2!".
*ndrew menyebutkan enam kun&i oklusi normal berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya terhadap !2 model studi pasien tanpa perawatan ortodonti dengan oklusi normal. ila satu atau beberapa &iri ini tidak tepat, hubungan oklusal dari gigi geligi tidaklah normal.!,! ;eenam &iri-&iri oklusi normal tersebut adalah (ahirah, 2!" !
Hubungan yang tepat dari gigi molar pertama permanen pada bidang
2
sagital. *ngulasi mahkota gigi-gigi insisivus yang tepat pada bidang
7 9
transversal. +nklinasi mahkota gigi-gigi insisivus yang tepat pada bidang sagital. idak adanya rotasi gigi-gigi individual. ;ontak yang akurat dari gigi-gigi individual dalam masing-masing
6
lengkung gigi, tanpa diastema maupun berjejal. idang oklusal yang datar atau sedikit melengkung. Posisi gigi geligi di rahang atas dan &ara oklusi ditentukan oleh proses
perkembangan gigi dan struktur jaringan sekitarnya yang terjadi selama masa pembentukan, pertumbuhan dan perubahan postnatal. #klusi pada setiap orang berbeda menurut besar dan bentuk gigi, posisi gigi di rahang, waktu erupsi dan urutan erupsi, besar dan bentuk lengkung gigi serta pola pertumbuhan kraniofasial (Herniyati dkk, 2%". 8ika susunan !6 buah gigi yang teratur rapi di setiap rahang masih belum memenuhi sarat normal, sebab susunan gigi sema&am itu tidak bisa terjadi atau jarang dijumpai, ke&uali pada susunan gigi tiruan. #leh karena itu meskipun gigi geligi tersusun rapi dan sempurna di setiap rahang, namun hal itu tidak menjamin bahwa oklusi gigi tersebut normal. ;ontak gigi atas dan bawah yang sempurna adalah ideal, tetapi hal ini hanya terdapat pada susunan gigi tiruan penuh (Herniyati dkk, 2%". al>man (!%49", pembentukan oklusi gigi dimulai dari perkembangan gigi dan berakhir dengan erupsinya gigi molar ketiga. Aebih tepat lagi bila dikatakan bahwa pembentukan oklusi gigi pada seseorang merupakan proses
perubahan yang panjang dan terus menerus mulai dari konsepsi atau pengertian oklusi dan berakhir dengan tanggalnya semua gigi (Herniyati, 2%".
.*.
Pengertian Spa#e Primar< Dentition
#pace primary dentition adalah ebuah jarak yang terjadi se&ara alami antara gigi dari gigi primer. Pada lengkung rahang atas, terletak antara gigi insisivus lateral dan gigi taring, sedangkan di rahang bawah yang melengkung ruang adalah antara gigi taring dan gigi geraham pertama. Hal ini juga terjadi antara gigi kaninus dan gigi premolar pertama pada dewasa (#ford, 2!6". #pace primary dentition juga bisa diartikan sebagai kondisi umum pada gigi primer dan merupakan indikator perkembangan yang baik dari oklusi permanen. #pace sering terjadi antara semua gigi primer anterior dengan ruang yang paling ditandai dengan adanya space pada mesial gigi kaninus di rahang atas dan distal gigi kaninus di rahang bawah. $uang sekunder atau perkembangan yang umum ditemukan di antara gigi seri yang disebut ruang fisiologis (aume, !%". pa&e yang terjadi di gigi primer bervariasi dari 92,%@ menjadi %=@. )ungkin kurangnya jarak menggambarkan risiko yang besar akan terjadinya crowded pada gigi permanen (*lhajja, 27". pa&e lebih sering terjadi pada rahang atas daripada di rahang bawah dan dapat diamati lebih jelas pada anak laki-laki ketimbang anak perempuan (. /kantidis dkk, 24".
.1+.
Pengaru7 Spa#e dan ungsin
;ombinasi lebar mesiodistal kaninus desidui dan premolar biasanya lebih ke&il daripada gigi yang akan digantikan. *kibat perbedaan ukuran ini akan dijumpai kelebihan ruang yang oleh an&e disebut dengan Leeway space besar. Leeway space pada mandibula lebih besar daripada maksila.
;elebihan ruang yang tersedia setelah pergantian molar dan kaninus desidui dimanfaatkan untuk pergeseran ke arah mesial oleh molar bawah agar terjadi relasi molar ;las + *ngle. Pada usia =-% tahun terlihat insisivus sentralis permanen bawah yang biasanya dalam keadaan berkontak satu dengan lainnya sedangkan insisivus sentralis atas sering erupsi dalam keadaan &ondong ke distal sehingga terdapat diastema di antara kedua insisivus sentralis dan ini disebut the ugly duc"ling stage ;ondisi ini akan terkoreksi sendiri dimana benih kaninus permanen dalam erupsinya mempengaruhi akar insisivus lateralis permanen atas dan mendorong insisivus lateralis ke mesial. ila kaninus permanen telah erupsi, insisivus lateralis dapat menegakkan diri dan diastema akan tertutup (ulistyawati, 2!9". :kuran mesiodistal gigi bervariasi antara satu individu dengan individu lain. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ras, genetik, dan jenis kelamin. 8umlah lebar mesiodistal kaninus desidui, molar pertama dan kedua
desidui
lebih besar daripada
jumlah
lebar mesiodistal
gigi
penggantinya. Perbedaan ukuran ini akan menghasilkan ruang pada regio kaninus dan premolar pada kedua rahang yang disebut dengan Leeway space. Leeway space pada rahang bawah lebih besar daripada rahang atas. 8umlah rata-rata besar Leeway space pada rahang atas adalah !,= mm (,% mm untuk tiap sisi". 1an untuk rahang bawah rata-rata 7,9 mm (!,4 mm untuk tiap sisi".;ombinasi lebar mesiodistal gigi yang belum erupsi lebih besar daripada ruang yang tersedia. ;ondisi ini disebut Leeway space deficiency, dan ini menyebabkan gigi menjadi berjejal (crowded ". Pada saat molar kedua desidui tanggal, molar pertama permanen akan bergerak relatif &epat ke arah mesial menempati Leeway space. Hal ini berdampak pada pengurangan panjang lengkung rahang (ulistyawati, 2!9".
.11.
8elasi 0eligi Sulung dalam !klusi Normal
/eligi sulung terdiri dari 2 gigi, masing-masing ! gigi tiap rahang. ersusun dan beroklusi seperti berikut'
a. Pada )aksila +nsisif pertama. agian linguoinsisal insisif pertama rahang atas akan beroklusi dan insisal edge dari insisif pertama rahang bawah dan bagian mesial dari insisal edge insisif kedua rahang bawah. +nsisif kedua. agian linguoinsisal insisif kedua beroklusi dengan bagian distal insisal edge insisif kedua rahang bawah dan aspek mesioinsisal dari insisal edge kaninus rahang bawah. ;aninus. *spek mesial dari bagian linguoinsisal kaninus beroklusi dengan aspek distal dari labioinsisal edge kaninus rahang bawah dan aspek mesial dari mesiobukal &ups molar pertama rahang bawah. )olar pertama. )olar pertama beroklusi dengan bagian tengah dan sepertiga distal dari permukaan oklusal molar pertama rahang bawah. )olar kedua. )olar kedua beroklusi dengan aspek distal dari mesiobukala &ups dan mesiolingual &ups serta permukaan oklusal molar kedua rahang bawah (Herniyati, dkk. 2%". b. Pada )andibula +nsisif pertama. +nsisal edge dari insisif pertama beroklusi dengan sepertiga tengah dan distal dari linguoinsisal insisif pertama rahang atas.+nsisif kedua. +nsisif edge dari insisif kedua beroklusi dengan sepertiga distal dari linguoinsisal insisif pertama rahang atas dan separuh mesial dari linguoinsisal kedua rahang atas. ;aninus. *spek mesial dari insisal edge kaninus beroklusi dengan setengah distal dari linguoinsisal insisif kedua rahang atas. *spek distoinsisial kaninus beroklusi dan aspek mesial dari linguoinsisal kaninus rahang atas. )olar pertama. *spek mesial dari dari mesiobukal &ups molar pertama beroklusi dengan aspek distal dari linguinsisial kaninus rahang atas. idang oklusal bagian tengah dan distal molar pertama beroklusi dengan bagian mesial dan tengah molar pertama rahang atas. )olar kedua. )olar kedua beroklusi dan aspek distal dari distobukal &ups dan distolingual &ups molar pertama rahang atas dan seluruh permukaan oklusal molar kedua rahang atas (Herniyati dkk, 2%". 1isini dikenal istilah jarak gigit dan tumpang gigit. ;eduanya merupakan bagian dari dasar oklusi manusia. 8arak gigit adalah jarak horisontal antara insisal gigi insisif rahang atas dengan bidang labial gigi
insisif rahang bawah. umpang gigit adalah jarak vertikal insisal gigi insisif rahang atas dengan insisal gigi insisif rahang atas. Posisi yang ideal untuk gigi-gigi insisif tetap dengan tumpang gigit insisial yang lebih dalam. :kuran lengkung maksila yang &enderung lebih besar mengakibatkan jarak gigit dan tummpang gigit yang besar. :mumnya molar kedua rahang bawah sedikit lebih lebar dalam jurusan mesiodistal dibandingkan dengan molar kedua rahang atas sehingga didapatkan suatu hubungan Lbidang terminal lurusM atau flush terminal plane yang merupakan oklusi ideal dari geligi sulung (Herniyati dkk, 2%".
;lasifikasi oklusi geligi sulung
1ilihat dari aspek distal molar kedua sulung maka akan didapatkan fariasi oklusi sebagai berikut ' a. 3lush terminal plane Permukaan distal molar kedua rahang atas dan molar kedua desidui rahang bawah dalam satu dataran vertikal. ipe hubungan ini disebut dengan satu dataran vertikal (flush terminal plane" dan diperoleh relasi molar pertama tonjol lawan tonjol. +ni merupakan keadaan normal dari gigi desidui, dan dapat terkoreksi dengan pergerakan molar rahang bawah ke depan sejauh 7- mm terhadap rahang atas memanfaatkan developmental spa&e maupun Aeeway spa&e yang ada sehingga relasi molar ;las + *ngle dapat ter&apai. Pergeseran molar rahang bawah dari satu dataran vertikal menjadi ;las + *ngle dapat terjadi dengan dua &ara, yaitu the early shift dan the late shift (Herniyati dkk, 2%". he early mesial shift terjadi selama awal fase gigi ber&ur. Barly mesial shift ini dimana pada primate spa&e (diastema yang terdapat diantara insisivus lateral dan kaninus desidui atas dan diantara kaninus desidui dan molar pertama desidui bawah" akan tertutup oleh pergerakan ke depan molar pertama permanen (Herniyati dkk, 2%". he late mesial shift terjadi dimana molar pertama permanen bawah hanya bergerak ke mesial se&ara langsung setelah kehilangan gigi molar kedua desidui bawah. ;arena panjang mesiodistal pada mahkota molar kedua desidui bawah lebih besar daripada rahang atas, maka kehilangan gigi tersebut menghasilkan pergerakan mesial yang besar oleh molar pertama permanen bawah (Herniyati dkk, 2%".
b. )esial step terminal plane ipe hubungan ini terlihat permukaan distal molar kedua desidui rahang bawah berada lebih mesial daripada molar kedua desidui rahang atas. ;emudian molar pertama permanen se&ara langsung erupsi dalam relasi ;las + *ngle. ipe ini biasanya terjadi pada awal pertumbuhan mandibula ke depan. 8ika pertumbuhan mandibula terus berlanjut, maka dapat terjadi relasi molar ;las +++ *ngle. 8ika pertumbuhan mandibula ke depan minimal, maka akan terjadi relasi molar ;las + *ngle (Herniyati dkk, 2%".
&. 1istal step terminal plane ;arateristik tipe ini bila permukaan distal molar kedua desidui rahang bawah berada lebih distal daripada molar kedua desidui rahang atas (Herniyati dkk, 2%".
Perbedaan dari flush terminal plane, mesial step dan distal step '
Hubungan oklusal pada gigi desidui dan gigi permanen
1ilihat dari sumbu gigi kaninus rahang atas '
8adi &iri-&iri tipikal dari oklusi ideal geligi sulung sewaktu gigi-gigi sudah erupsi seluruhnya adalah sebagai berikut ' !. 2. 7. 9.
Aengkung gigi ovoid erdapat development spa&ingDprimary spa&e $elasi molar kedua flush terminal plane $elasi kaninus netro&uspid (Herniyati dkk, 2%"
.12. 8elasi 0igi Permanen Dalam !klusi Normal
*da 6 kun&i oklusi normal'
9. (*l-Nubair, 2!2" *da beberapa keadaan yang terlihat pada gigi-gigi permanen adalah' •
Pada saat oklusi gigi atas terletak lebih ke labial dan bukal
•
daripada gigi bawah +nsisivus lebih proklinasi dan gigi posterior bukoklinasi emua gigi permanen mempunyai kontak dengan dua gigi
•
antagonisnya ke&uali insisivus sentralis bawah dan molar kedua •
atas ;urva anteroposterior di rahang bawah ("urva spee) normal
erdapat enam kun&i oklusi normal menurut *ndrew, yaitu ' !. $elasi molar antar rahang %usp mesiobukal molar satu permanen rahang atas harus berkontak dengan groove antara &usp mesial dan medial bukal dari gigi molar satu rahang bawah. %usp mesiolingual molar satu rahang atas harus berkontak dengan fossa sentralis molar satu rahang bawah 5:tami, 2!6.
2. *ngulasi mahkota mesiodistal
;un&i kedua terbentuk menggunakan garis yang melewati aksis panjang mahkota yang menuju bagian paling menonjol pada pertengahan permukaan labial atau bukal. /aris ini disebut aksis panjang mahkota klinis. ebuah oklusi dianggap normal jika bagian gingival dari aksis panjang mahkota terletak sebelah distal dari bagian oklusal garis. etiap gigi memiliki angulasi mahkota yang berbeda beda 5:tami, 2!6.
7. +nklinasi mahkota labio-lingual +nklinasi mahkota dilihat dari sebelah mesial atau distal. *pabila area gingival mahkota terletak lebih ke lingual daripada area oklusal, disebut inklinasi mahkota positif. *pabila area gingival mahkota terletak lebih ke labial atau bukal daripada area oklusal maka disebut dengan inklinasi mahkota negatif. +nsisivus maksila memiliki inklinasi mahkota positif sedangkan insisivus mandibula menunjukkan inklinasi mahkota negatif yang ringan. /igi posterior maksila dan mandibula memiliki inklinasi mahkota negatif 5:tami, 2!6.
9. idak terdapat rotasi Pada oklusi normal tidak terdapat rotasi. $otasi gigi posterior menyebabkan
ruang
berlebih
pada
rahang
sedangkan
rotasi
insisivusmenyebabkan berkurangnya ruang pada rahang 5:tami, 2!6.
. ;ontak rapat ebuah oklusi dikategorikan normal apabila terdapat kontak rapat dengan gigi tetangga 5:tami, 2!6.
6. %urve of #pee idang oklusal normal menurut *ndrew harus datar dengan curve of #pee tidak lebih dari !, mm. #klusi normal dalam bidang ortodonti merupakan oklusi ;las + *ngle. ;un&i pada klasifikasi ini adalah molar satu permanen. %usp mesiobukal molar satu rahang atas harus beroklusi atau kontak dengan mesiobukal groove molar satu permanen rahang bawah. #klusi normal memiliki relasi molar ;las + dan susunan gigi tepat pada garis oklusi 5:tami, 2!6 .
#klusi adalah keadaan di mana gigi geligi tersusun se&ara pas (fit" satu dengan yang lainnya di dalam dan di antara rahang. #klusi adalah &ara artikulasi gigi rahang
atas dan gigi rahang bawah. etapi dalam kenyataannya oklusi gigi adalah hubungan yang jauh lebih kompleks, karena tidak hanya melibatkan studi tentang gigi, tetapi juga morfologi dan angulasi mereka, otot-otot pengunyahan, struktur rangka, sendi temperomandibular, dan gerakan fungsional rahang. Hubungan atau relasi gigi permanen dalam oklusi normal selalu dikaitkan dengan kontak-kontak oklusal antara gigi-gigi pada rahang atas dan gigi rahang bawah. erikut ini ma&am-ma&am kontak oklusal pada relasi gigi permanent di maksilla dan mandibula. (in&ent /. ;oki&h, r. Publikasi'2!6".
;ontak oklusal berkaitan dengan interdigitasi gigi oleh &usps dan fossa gigi molar dan premolar. Iusp bukal gigi molar mandibula dan premolar dan &usp lingual gigi molar rahang atas dan premolar harus beroklusi pada fossa atau penonjolan marginal dari lengkung rahang yang berlawanan atau opposite.
#klusal kontak ke&uali'
!. Iusp lingual dari rahang atas gigi premolar pertama karena kurangnya bidang oklusal yang memadai 2. Iusp distolingual dari rahang atas pertama dan kedua molar jika &usp dalam ukuran yang ke&il
Interar#7 8elations7ips 5Hubungan Antar Lengkung 8a7ang6
Iusp mesiobu&&al dari gigi molar satu permanen rahang atas beroklusi di grooveD&elah antara &usp mesial dan &usp middle bu&&al molar satu permanen mandibula.
Penonjolan marjinal distal molar pertama maksila beroklusi
dengan penonjolan
marjinal mesial molar kedua rahang bawah.
Iusp mesiolingual dari molar satu rahang atas beroklusi di fossa sentral dari molar satu mandibula.
(in&ent /. ;oki&h, r. Publikasi'2!6".
/eselarasan dan !klusi dari Pertumbu7an gigi
/igi diposisikan di rahang atas dan rahang bawah dengan &ara seperti untuk menghasilkan lengkungan jika dilihat dari permukaan oklusal. entuk lengkung sebagian besar ditentukan oleh bentuk tulang basal yang mendasari. erdasarkan pengamatan kualitatif, antheropologists telah menjelaskan bentuk umum dari lengkungan palatal sebagai paraploid, bentuk :, ellipsoid, bulat dan bentuk sepatu kuda. Perbedaan dalam lengkungan antara rahang atas dan rahang bawah umumnya menghasilkan hubungan oklusal yang sedikit. Hubungan intra lengakung rahang menunjuk pada hubungan gigi satu sama lain dalam lengkung gigi. #klusal lengkung gigi melengkung yang memungkinkan penggunaan maksimum kontak gigi selama fungsi sebagai bidang oklusal datar tidak akan mengi>inkan kontak fungsional simultan di lebih dari satu bidang lengkung gigi. Permukaan oklusal gigi terdiri dari berbagai &ups, groove dan sul&i. elama berfungsi, elemen oklusal mengi>inkan peme&ahan efektif dari makanan dan pen&uran dengan air liur untuk membentuk bolus yang mudah ditelan. 1aerah di antara gigi, ujung &usp bukal dan lingual gigi posterior disebut meja oklusal. ;ekuatan utama pengunyahan diterapkan di daerah ini. )eja oklusal mewakili sekitar @ - 6@ dari total dimensi bu&&olingual gigi posterior.
Bu##olingual oklusal
8ika garis imajiner diperpanjang melalui semua ujung &usp bukal dari gigi posterior rahang bawah, garis bu&&o oklusal teramati. 1alam lengkungan yang normal baris ini mengalir lan&ar dan terus menerus, men&iptakan bentuk lengkung umum. +ni juga merupakan pembatas antara aspek dalam dan luar &usp bukal. 8ika garis imajiner diperpanjang melalui katup lingual gigi posterior rahang atas, linguo garis oklusal diamati. baris ini mengungkapkan bentuk lengkung umum dan merupakan pembatas antara aspek luar dan dalam dari &usp sentris. 8ika garis
imajiner ketiga diperpanjang melalui mengembangkan alur jiwa sentral rahang atas dan gigi posterior rahang bawah, garis I3 teramati (Ientral 3ossa"
etelah I3 terbentuk hubungan penting dari proksimal yang termasuk daerah ini mulai terbentuk . 1aerah ini umumnya terletak sedikit bukal ke garis I3 yang memungkinkan daerah lubang di dinding lingual yang lebih besar dan daerah lubang di dinding bukal ke&il. elama menjalankan fungsinya, Oembrassure lingual yang lebih besar akan bertindak sebagai Ojalan tumpahan utama untuk pengunyahan makanan ketika gigi berkontak, mayoritas makanan didorong ke lidah. :ntuk memvisualisasikan hubungan bu&&olingual gigi posterior di oklusi, garis imajiner yang tepat harus disesuaikan. /aris # dari mandibula beroklusi dengan garis I3 gigi rahang atas. ersamaan dengan I# rahang atas gigi beroklusi dengan garis I3 gigi rahang bawah.
/ontak Hubungan !klusal ,esiodistal
;ontak oklusal terjadi ketika kontak &usp sentrik beroposisi dengan I.3. 1ilihat dari wajah, &usp ini biasanya berkontak di salah satu dari 2 daerah. *rea I3, penonjolanmmarginal dan lubang di dinding kontak di antara ujung &usp dan area I3 telah terlibat untuk tumbukan. ;etika 2 permukaan lengkung bertemu, bagian tertentu masuk ke dalam dan kontak pada waktu tertentu, meninggalkan daerah lain
bebas dari kontak untuk bertindak sebagai Ospillways untuk menghan&urkan makanan. ;etika pergeseran rahang selama pengunyahan, daerah yang berbeda berkontak, men&iptakan Ospillways yang berbeda. Pergeseran ini meningkatkan efisiensi pengunyahan. ipe kedua kontak oklusal adalah antara jenis titik pun&ak dan pegunungan marjinal. Punggung marjinal yang sedikit terangkat daerah &embung di mesial J perbatasan distal dari permukaan oklusal yang bergabung dengan permukaan antar proksimal gigi. agian yang paling tinggi dari punggungan marjinal hanya sedikit &embung. #leh karena itu jenis nya kontak terbaik digambarkan oleh ujung pun&ak berkontak dengan permukaan datar. 1alam hubungan ini ujung pun&ak dapat menghan&urkan makanan.
8elasi 0igi Anterior
/igi anterior maksila normalnya terposisi lebih labial dari gigi anterior mandibula. ;edua rahang atas dan rahang bawah anterior &enderung untuk membentuk inklinasi labial, mulai !2-2=Q dari garis referensi vertikal. epi insisal tepi gigi insisiv rahang bawah berkontak dengan permukaan lingual dari gigi seri rahang atas. ;ontak ini umumnya terjadi pada fossae gigi seri rahang atas sekitar 9mm gingiva ke insisal tepi. ujuan anterior gigi adalah untuk mengarahkan mandibula selama terjadi berbagai gerakan lateral. ;ontak gigi anterior yang memberikan arahan mandibula disebut O*nterior /uidan&e. ;arakteristik Oanterior guidan&e ditentukan oleh posisi yang tepat relasi gigi anterior, yang dapat diperiksa se&ara horisontal dan vertikal. 8arak hori>ontal dimana anterior mailla tumpang tindih anterior mandibula disebut Ohori>ontal overlap K overjet. +ni adalah jarak antara ujung labial nasal gigi insisivus rahang atas dan permukaan labial gigi insisivus rahang bawah di +IP. umpang tindih vertikal adalah jarak antara tepi insisal mengoposisi gigi anterior yang kira-kira 7 sampai mm. 3ungsi penting dari gigi anterior adalah bahwa melakukan tindakan awal pengunyahan, dukungan bibir, serta estetika.
(Piyush, 2!9".
Iusp bukal dari gigi premolar rahang atas memiliki hubungan O&usp-embrassure dengan premolar rahang bawah.
Iusp lingual dari gigi premolar rahang atas memiliki hubungan &usp-fossa dengan premolar rahang bawah.
Ianinus maksila memiliki hubungan &usp-fossa dengan &aninus mandibula dan premolar pertama. :jung &usp adalah sedikit mesial ke Oembrassure
/igi insi&iv rahang atas tumpang tindih gigi seri rahang bawah dan garis tengah (midline" dari kedua rahang bertemu.
.1. ,A-E8IN:A ADIL .1%. /lasi3ikasi !klusi
#klusi se&ara harfiah berarti menutup, penutupan atau keadaan tertutup, misalnya saat menggabungkan gigi dari rahang atas dan bawah se&ara bersamaan. #klusi (o&&lusion" adalah berkontaknya permukaan oklusal atau insisal geligi atas dan bawah yang berlawanan. +stilah oklusi digunakan untuk setiap relasi fungsional yang terjadi pada saat gigi atas dan gigi bawah berkontak (Purwanto, 2!". #klusi berasal dari kata occlusion, yang terdiri dari dua kata yakni oc yang berarti ke atas (up" dan clusion yang berarti menutup (closing ". 8adi occlusion adalah closing up atau menutup ke atas. 1engan demikian pengertian oklusi adalah berkontaknya gigi geligi rahang atas dengan permukaan gigi geligi rahang bawah pada saat kedua rahang tersebut menutup (
a b
sehingga dapat berfungsi se&ara harmonis (Purwanto, 2!". #klusi ideal mempersyaratkan ' epi insisal gigi-gigi atas terletak labial dari tepi insisal gigi-gigi bawah #verlap hori>ontal atau overjet normal
&
onjol bukal dan dan permukaan bukal gigi posterior atas terletak di sebelah bukal gigi bawah, sedangkan tonjol lingual dan permukaan lingual dari gigi
posterior bawah terletak lingual daripada lengkung atas. d onjol lingual gigi posterior atas terletak pada fossa oklusal gigi bawah, sedangkan tonjol bukal gigi-gigi bawah terletak pada fossa oklusal gigi-gigi atas.
(Purwanto, 2!". e epi insisal gigi insisif bawah tertutup dari penglihatan karena penumpukan f
dengan insisif atas. umbu (panjang" vertikal garis tengah gigi-gigi atas terletak sedikit distal dari sumbu vertikal gigi-gigi dibawahnya. )isalnya, bagian tengah kaninus atas (o.!!" terletak distal dari kaninus bawah (o.22", pusat dari premolar pertama atas (o.!2" terletak distal dari premolar pertama bawah (o.2!", dst (&heid, 2!7".
eberapa konsep oklusi ideal pada gigi permanen a. /igi geligi pada tiap lengkung rahang harus memiliki inklinasi mesiodistal dan bukolingual yang ideal dan hubungan aproksimal gigi yang benar pada setiap area kontak interdental. b. Hubungan antar lengkung yang sedimikian rupa sehingga gigi geligi rahang bawah berkontak dengan gigi geligi rahang atas (ke&uali gigi insisivus sentralis". &. ;etika gigi geligi berada pada posisi interkuspal maksimum, mandibula harus berada pada posisi sentrik relasi, yaitu kedua kondilus mandibula berada pada posisi yang simetris dan terletak paling retrusiDposterior dalam fossa glenoidalis. d. Hubungan fungsional pada pergerakan mandibula harus ideal. ;hususnya ketika pergerakan lateral, harus ada kontak oklusal pada sisi kerja dengan tidakada kontak oklusal pada sisi kontralateral, serta pada
oklusi
protrusi,
kontak terjadi pada gigi insisivus, tetapi tidak pada gigi molar (ahirah, 2!". 2. #klusi sentrik #klusi sentrik adalah posisi kontak maksimal dari gigi geligi pada waktu mandibula dalam keadaan sentrik, yaitu kedua kondisi berada dalam posisi bilateral simetris di dalam fossanya. entris atau tidaknya posisi mandibula ini sangat ditentukan oleh panduan yang diberikan oleh kontak antara gigi pada saat pertama berkontak. ;eadaan ini akan mudah berubah
bila terdapat gigi supra posisi ataupun overhanging restoration (Purwanto, 2!". 7. #klusi ormal #klusi normal ialah hubungan yang harmonis antara gigi-gigi di rahang yang sama dan gigi-gigi di rahang yang berlainan di mana gigi-gigi dalam kontak yang sebesar-besarnya dan kondilus mandibularis terdapat dalam fossa glenoidea (ulandjari, 2=". Pada oklusi normal, pun&ak tonjol mesio bukal gigi molar pertama rahang atas terletak pada bukal groove gigi molar pertama rahang bawah dan semua gigi teratur dengan baik di atas kurva oklusi pada oklusi normal (*disya, 2!". #klusi normal merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan yang baik dari alat pengunyah dan meliputi hal yang kompleks, antara lain (ulandjari, 2="' a. ;edudukan gigi rahang atas dan rahang bawah dalam posisi normal. b. 3ungsi yang normal dari jaringan dan otot-otot pengunyah. &. Hubungan persendian yang normal. #klusi normal dibagi menjadi 2, yaitu oklusi statis dan oklusi d inamis. 1. !klusi Statik )erupakan hubungan gigi geligi rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi-geligi dalam keadaan tidak berfungsi (statik". Pada oklusi statik, hubungan &usp fungsional gigi geligi posterior (premolar" berada pada posisi &usp to marginal ridge dan &usp fungsional gigi molar pada posisi &usp to fossa. edang pada hubungan gigi anterior dapat ditentukan jarak gigit (overjet" dan tinggi gigit (overbite" dalam satuan milimeter (mm". 8arak gigit (overjet" adalah jarak hori>ontal antara in&isal edge gigi in&isivus $* terhadap bidang labial gigi insisivus pertama $. 1an tinggi gigit (overbite" adalah jarak vertikal antara in&isal edge $ sampai in&isal edge $* (inaga, 2!". 2. !klusi Dinamik
)erupakan hubungan gigi geligi rahang atas dan rahang bawah pada saat seseorang melakukan gerakan mandibula ke arah lateral ataupun kedepan. #klusi
dinamik timbul akibat gerakan mandibula ke lateral, kedepan (anterior" dan kebelakang (posterior". #klusi yang terjadi karena pergerakan mandibula ini sering disebut artikulasi. Pada gerakan ke lateral akan ditemukan sisi kerja (working side" yang ditunjukan dengan adanya kontak antara &usp bukal $* dan &usp molar $R dan sisi keseimbangan (balan&ing side". 5orking side dalam oklusi dinamik digunakan sebagai panduan oklusi (oklusal guidan&e", bukan pada balan&ing side (inaga, 2!".
.1&.
8elasi 8a7ang Atas ter7adap 8a7ang Ba9a7
.1&.1. Hubungan =ertikal 8a7ang
Hubungan rahang dalam arah vertikal disebut juga dengan dimensi vertikal. Pengertian relasi vertikal yaitu jarak vertikal rahang atas dan rahang bawah yang dapat memberikan ekspresi normal pada wajah seseorang. Hubungan vertikal dari rahang bawah dan rahang atas yang ditentukan berdasarkan muskulus mandibula dan oklusal stop dari gigi (*smawi, 2%". $elasi vertikal pada pasien yang kehilangan gigi sebagian, adalah merupakan hubungan antara satu gigi dengan yang lainnya se&ara vertikal pada saat gigi beroklusi. Pada penderita yang sudah kehilangan gigi pada satu lengkung rahang se&ara praktis sudah kehilangan relasi vertikal, keadaan ini harus ditentukan kembali dengan berbagai &ara agar sama dengan relasi vertikal saat gigi masih lengkap. :ntuk mengetahui apakah relasi vertikal sudah tepat, dapat diketahui dari fonetik dan estetik. /igitiruan harus dapat digunakan penderita dengan baik pada saat mengunyah, berbi&ara tanpa kesukaran dan memberikan ekspresi wajah yang normal (*smawi, 2%". 1imensi vertikal sering diartikan sebagai tinggi wajah vertikal yang ditentukan oleh besarnya ruang antar rahang. Pada umumnya, terdapat dua jenis dimensi vertikal yang dapat diukur, yaitu dimensi vertikal oklusal, 1# (occlusal vertical dimension" dan dimensi vertikal fisiologis, 13 (rest vertical dimension". 1# adalah jarak vertikal rahang saat gigi geligi beroklusi atau oklusal rim dioklusikan. $elasi vertikal ini diukur sewaktu gigi dalam oklusi
sentrik edangkan 13 adalah jarak vertikal saat otot-otot pembuka dan penutup mandibula dalam kondisi istirahat pada tonic
contraction, di mana
gigi-geligi tidak saling berkontak. $elasi vertikal ini diukur pada waktu rahang bawah dalam keadaan istirahat fisiologis. #leh karena itu, 13 selalu lebih besar daripada 1#. elisih antara 13 dengan 1# disebut freeway space atau interocclusal gap atau interocclusal clearance. esar rata-rata freeway space yang dianggap normal adalah 2 sampai 9 mm (
fonetik,
estetik,
fenomena
menelan,
biometrik
fasial
( facial
biometric", dan sefalometri. e&ara umum, terdapat dua kategori metode penentuan dimensi vertikal, yaitu dengan metode
mekanis
dan
dengan
metode fisiologis. )etode penentuan dimensi vertikal yang termasuk metode mekanis antara lain dengan menggunakan hubungan ridge (ridge relation", pengukuran protesa sebelumnya, dan &atatan pre- ekstraksi. edangkan metode penentuan dimensi vertikal yang termasuk metode fisiologis antara lain metode physiologic rest position, metode fonetik dan estetik, serta metode batas ambang penelanan ( swallowing threshold ". edangkan, teknik pengukuran dimensi vertikal yang paling mudah, sederhana, dan praktis adalah dengan pengukuran hidung-dagu yang dikemukakan oleh iswonger (
.1&.2. Hubungan Hori>ontal 8a7ang
Hubungan rahang dalam arah hori>ontal yang sering dikenal dengan relasi sentrik, merupakan hubungan hori>ontal maksilomandibular ketika rahang bawah dalam
posisi paling
posterior
(Humairah,
2!".
1alam
/lossary of
Prosthodonti& erm terdapat beberapa definisi tentang relasi sentrik yaitu '
!
Hubungan rahang bawah terhadap rahang atas pada waktu kondilus berada pada posisi paling posterior dalam fossa glenoidalis, pada jarak buka
2
tertentu san dari posisi ini semua gerakan lateral dapat dilakuka n. ;edudukan paling anteior dari rahang bawah terhadap rahang atas pada
7
dimensi vertikal tertentu. ;edudukan rahang bawah terhadap rahang atas pada waktu kondilus berada pada posisi paling posterior dalam fossa glenoidalis dan masih dimungkinkan dilakukan gerakan ke lateral pada dimensi vertikal tertentu (Hud>aifah, 2=". anyak metode yang dapat digunakan untuk menentukan dimensi vertikal
dan relasi sentrik pada pasien edentulus, namun pengukuran sering dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa metode sehingga mendapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat. ;etidaktepatan dalam menentukan hubungan rahang baik dimensi vertikal maupun relasi sentrik akan menyebabkan berbagai keluhan dari pasien diantaranya gangguan fungsi pengunyahan, bi&ara, estetik dan mempertahankan kesehatan jaringan pendukung gigitiruan penuh serta akan mempengaruhi sendi temporo-mandibular (Humairah, 2!".
.1&.. Hubungan 8a7ang dengan Sendi -emporomandibular
Hubungan rahang sangat erat kaitannya dengan sendi temporomandibular, karena hubungan antara rahang bawah dengan rahang atas didasari oleh persendian yang disebut sendi temporomandibular. endi temporomandibular terdiri dari dua persendian antara kondilus mandibula pada tulang mandibula dan diskus artikularis dengan fossa artikularis pada tulang temporal. endi inilah yang menghubungkan antara rahang bawah dan rahang atas. $ahang bawah dihubungkan dengan rahang atas oleh sendi temporomandibular dan oklusi gigi akan bertindak sebagai stopper untuk mempertahankan dimensi vertikal oklusi. Pada pasien yang kehilangan gigi geligi dan tidak diganti seiring berjalannya waktu akan mengakibatkan terjadinya perubahan oklusi dan berlanjut menjadi ketidakseimbangan
otot-otot
pengunyahan
sehingga
akan
menyebabkan
berubahnya letak kondilus dalam fossa glenoidalis. ;ehilangan gigi geligi juga dapat menyebabkan dimensi vertikal iklusi berubah dan akan mempengaruhi estetis, fonetik, dan mastikasi (Hud>aifah, 2=". Pada pasien gigi tiruan penuh, penentuan hubungan rahang yang tepat amat diperlukan, karena dapat mempengaruhi sendi temporomandibular. 8ika penetapan dimensi vertikal terlalu tinggi atau terlalu rendah maka dapat menyebabkan kelainan pada sendi temporomandibular. ;egagalan dalam menentukan relasi sentrik akan menghasilkan oklusi sentrik yang tidak baik sehingga mengakibatkan gigi tiruan penuh tersebut tidak stabil dan dapat menimbulkan rasa sakit pada sendi temporomandibular (Hud>aifah, 2=".
BAB I= /ESI,PULAN
DA-A8 PUS-A/A
*bu-Hussein, )uhamad dan e>ar 5atted. 2!6. L)aillary )idline 1iastema K * etiology *nd #rthodonti& reatment- Ilini&al $eviewM. &ournal of 'ental and edical #ciences (#*$&'#). olume !, +ssue 6 er. ++, PP !!6!7". *disya. 2!. "lusi Normal . $epository :niversitas umatra :tara. *l-Nubair, abil. 2!2. %lassification of cclusion and alocclusion. anaS :niversity *lhajja, B. . 8. dan Tudeimat, ). *. 27. +cclusion and tootharch dimension in the primary dentition of preschool &ordanian children,- +nternational 8ournal of Paediatri& 1entistry, vol. !7, no. 9, pp. 27K27%. *manda, .). 2!6. ubungan Gigi /er0e0al dengan ral ygiene pada #iswa #1N 2 edan. )edan' 3;/ ::. *nonim. 2!. #pace aintainer. >aldeen, *bdulgani. &ournal of 1dvanced edical and 'ental #ciences *esearch. ol. 7R +ssue !R 8anuary-)ar&h 2!. ahirah. 2!. "lusi deal . $epository :niversitas umatra :tara. aume, A.8. !%. +3hysiological tooth migration and its significance for the development of occlusion. . The biogenetic course of the deciduous dentition,8ournal of 1ental $esear&h, vol. 2%, no. 2, pp. !27K!72. /kantidis, dkk +Teeth spacing4 etiology and treatment,- Helleni& #rthodonti& $eview, vol. !, pp. 4K%2, 24 /inting, *bdul Hanif. 2!!. Te"ni" steotomi #egmental 1nterior !ntu" emperbai"i alo"lusi 3ada 3asien 3rotrusi 1nterior a"sila. )edan' 3;/ ::. Harahap, . 2!6. 3er"embangan Gigi Geligi dan "lusi. )edan' 3;/ :niversitas umatera :tara. Harahap, u&i . 2!. 3ravalensi 3remature Loss Gigi olar 'esidui pada 3asien rtodonsia di *#G3 56G !#! Tahun 7898$7892. )edan ' 3;/::. Herniyati dkk. 2%. /u"u 10ar rtodonsia 9 Edisi 9. :niversitas 8ember. Hud>aifah. 2=. 1nalisis 3enentuan ubungan *ahang pada 3embuatan Gigi Tiruan 3enuh. )edan ' 3;/ ::.
Humairah, 5ildan. 2!. 1pli"asi 3rosedur 3erawatan 3rostodonti" 3ada 3ra"ti" 'o"ter Gigi !mum 'i 6ota edan. )edan' 3;/ ::. +tjiningsih, 5.H. 2. 1natomi Gigi. 8akarta' B/I. 8a>aldi, 3adli dan )aria Purbiati. 2=. LPerawatan ;asus 1iastema )ultipel e&ara )ultidisiplin (Aaporan ;asus"M. ndonesian &ournal of 'entistry. ! (7"' 2!222 Piyush, erma. Published on 2!9. 1evelopment of o&&lusion. 1epartement of Pedodonti&s J Preventive 1entistry. Proffit, 5.$. dan 3ields H5. 24. %ontemporary rthodontics, 2th ed . t Aouis I )osby Io. Purwanto.2!. Terminologi /iomedis. 8ember' :niversitas 8ember $ahardjo, P. 2%. rtodonti 'asar urabaya' *irlangga :niversity Press &heid, $i&kne. 2!7. 1natomi Gigi. 8akarta' B/I inaga, 2!. "lusi. $epository :niversitas umatra :tara ulandjari, Heryumani. 2=. /u"u 10ar rthodonti.
in&ent /. ;oki&h, r. 1o&tor ;oki&h. Published on 2!6. 3inishing ;oki&h. 1epartment of #rthodonti&s at the :niversity of 5ashington in eattle.