LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. "S"
DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
DIRUANG KENARI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIONINGRAT
LAWANG MALANG
Disusun Oleh:
I Kade Oka Darmaja, S.Kep
NIM : 0194201163
PROGRAM STUDI PROFESI (NERS)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA
BANYUWANGI
2014
Masalah Utama
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
Proses Terjadinya Masalah
Pengertian
Halusinasiadalahpengalamansensoriktanparangsanganeksternalterjadipadakeadaankesadaranpenuh yang menggambarkanhilangnyakemampuanmenilairealitas.(Sunaryo, 2004)
Halusinasiadalahpersepsisensori yang salahataupengalamanpersepsi yang tidaksesuaidengankenyataan (Sheila L Vidheak, 2001 : 298).
Halusinasimerupakangangguanpersepsidimanaklienmempersepsikansesuatu yang sebenarnyatidakterjadi, suatupencerapanpancaindratanpaadarangsangandariluar (Maramis, 1998).
Jadi, dapatdisimpulkanbahwahalusinasiadalahgangguanpersepsitanpaadarangsangandariluarekternal.
TandadanGejala:
Bicara, senyum, tertawa sendiri
Mengatakan mendengarkan suara, melihat, mengecap, menghirup (mencium) dan merasa suatu yang tidak nyata.
Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungannya
Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata
Tidak dapat memusatkan perhatian atau konsentrasi.
Sikap curiga dan saling bermusuhan.
Pembicaraan kacau kadang tak masuk akal.
Menarik diri menghindar dari orang lain.
Sulit membuat keputusan.
Ketakutan.
Tidak mau melaksanakan asuhan mandiri: mandi, sikat gigi, ganti pakaian, berhias yang rapi.
Mudah tersinggung, jengkel, marah.
Menyalahkan diri atau orang lain.
Muka marah kadang pucat.
Ekspresi wajah tegang.
Tekanan darah meningkat.
Nafas terengah-engah.
Nadi cepat
Banyak keringat.
Penyebab
Yang menjadi penyebab atau sebagai triger munculnya halusinasi antara lain klien menarik diri dan harga diri rendah. Akibat rendah diri dan kurangnya keterampilan berhubungan sosial klien menjadi menarik diri dari lingkungan. Dampak selanjutnya klien akan lebih terfokus pada dirinya. Stimulus internal menjadi lebih dominan dibandingkan stimulus eksternal. Klien lama kelamaan kehilangan kemampuan membedakan stimulus internal dengan stumulus eksternal. Kondisi ini memicu terjadinya halusinasi.
Tanda dan gejala :
Aspek fisik :
Makan dan minum kurang
Tidur kurang atau terganggu
Penampilan diri kurang
Keberanian kurang
Aspek emosi :
Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil
Merasa malu, bersalah
Mudah panik dan tiba-tiba marah
Aspek sosial
Duduk menyendiri
Selalu tunduk
Tampak melamun
Tidak peduli lingkungan
Menghindar dari orang lain
Tergantung dari orang lain
Aspek intelektual
Putus asa
Merasa sendiri, tidak ada sokongan
Kurang percaya diri
Akibat
Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control dirinya sehingga bisa membahayakan diri sendiri, orang lain maupun merusak lingkungan (risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan). Hal ini terjadi jika halusinasi sudah sampai fase ke IV, di mana klien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan oleh isi halusinasinya. Klien benar-benar kehilangan kemampuan penilaian realitas terhadap lingkungan. Dalam situasi ini klien dapat melakukan bunuh diri, membunuh orang lain bahkan merusak lingkungan.
Tanda dan gejala :
Muka merah
pandangan tajam
Otot tegang
Nada suara tinggi
Berdebat
Memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul jika tidak senang.
PohonMasalah
Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Perubahan sensori perseptual: halusinasi
Perubahan sensori perseptual: halusinasi
Isolasi sosial : menarik diri
Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
Masalah keperawatan
Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Perubahan sensori perseptual : halusinasi
Isolasi sosial : menarik diri
Data yang perlu dikaji
Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
DataSubyektif :
Klienmengatakanbenciataukesalpadaseseorang.
Kliensukamembentakdanmenyerang orang yang mengusiknyajikasedangkesalataumarah.
Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif :
Mata merah, wajah agak merah.
Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.
Ekspresimarahsaatmembicarakan orang, pandangantajam.
Merusak dan melempar barangbarang.
Perubahan sensori perseptual : halusinasi
Data Subjektif :
Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata
Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
Klien merasa makan sesuatu
Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
Klien ingin memukul/melempar barang-barang
Data Objektif :
Klien berbicara dan tertawa sendiri
Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
Disorientasi
Isolasi sosial : menarik diri
Data Subyektif :
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data Obyektif :
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat tidur, Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan
Diagnosa Keperawatan
Perubahan sensori persepsi : halusinasi
Isolasi sosial : menarik diri
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa I :Perubahan sensori persepsi halusinasi
Tujuan umum : Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan khusus :
Klien dapat membina hubungan saling percaya dasar untuk kelancaran hubungan interaksi seanjutnya
Tindakan :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dengan cara :
Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
Perkenalkan diri dengan sopan
Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
Jelaskan tujuan pertemuan
Jujur dan menepati janji
Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
Klien dapat mengenal halusinasinya
Tindakan :
Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya: bicara dan tertawa tanpa stimulus memandang ke kiri/ke kanan/ kedepan seolah-olah ada teman bicara
Bantu klien mengenal halusinasinya
Tanyakan apakah ada suara yang didengar
Apa yang dikatakan halusinasinya
Katakan perawat percaya klien mendengar suara itu , namun perawat sendiri tidak mendengarnya.
Katakan bahwa klien lain juga ada yang seperti itu
Katakan bahwa perawat akan membantu klien
Diskusikan dengan klien :
Situasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan halusinasi
Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore, malam)
Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah, takut, sedih, senang) beri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya
Klien dapat mengontrol halusinasinya
Tindakan :
Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika bermanfaat ber pujian
Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi:
Katakan " saya tidak mau dengar"
Menemui orang lain
Membuat jadwal kegiatan sehari-hari
Meminta keluarga/teman/perawat untuk menyapa jika klien tampak bicara sendiri
Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasinya secara bertahap
Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih
Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil
Anjurkan klien mengikuti TAK, orientasi, realita, stimulasi persepsi
Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
Tindakan :
Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi
Diskusikan dengan keluarga (pada saat berkunjung/pada saat kunjungan rumah):
Gejala halusinasi yang dialami klien
Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi
Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah, diberi kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama
Beri informasi waktu follow up atau kenapa perlu mendapat bantuan : halusinasi tidak terkontrol, dan resiko mencederai diri atau orang lain
Klien memanfaatkan obat dengan baik
Tindakan :
Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat minum obat
Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya
Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping minum obat yang dirasakan
Diskusikan akibat berhenti obat-obat tanpa konsultasi
Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar.
Diagnosa II : isolasi sosial menarik diri
Tujuan umum : klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi: halusinasi
Tujuan khusus :
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan dengan jelas tentang topik, tempat dan waktu.
Beri perhatian dan penghaargaan: temani klien walau tidak menjawab.
Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru, tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.
Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan :
2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
2.1. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau mau bergaul
2.1. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang muncul
2.1. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan prang lain
Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
Berireinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain
Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Tindakan :
Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
K – P
K – P – P lain
K – P – P lain – K lain
K – Kel/Klp/Masy
Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai
Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu
Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
Tindakan :
Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain
Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang lain
Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain
Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan :
Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
Salam, perkenalan diri
Jelaskan tujuan
Buat kontrak
Eksplorasi perasaan klien
Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
Perilaku menarik diri
Penyebab perilaku menarik diri
Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain
Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu kali seminggu
Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Keliat BA. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta : FIK UI. 1999
Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo, 2003
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung, 2000
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
(PERTEMUAN PERTAMA)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan, merusak barang dan mengamuk
O : Klien nampak mondar-mandir, senyum-senyum sendiri dan bicara sendiri
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Keperawatan :
a Membina hubungan saling percaya dengan klien
b Mengidentifikasi dan mengajarkan cara mengontrol halusinasi dgn menghardik
4. Tindakan Keperawatan :
- Bina hubungan saling percaya dengan klien
- SP 1 :
Identifikasi jenis halusinasi klien
Identifikasi isi halusinasi klien
Identifikasi waktu halusinasi klien
Identifikasi frekuensi halusinasi klien
Identifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
Identifikasi respon klien terhadap halusinasi
Ajarkan klien cara menghardik halusinasi
Anjurkan klien memasukkan kegiatan menghardik halusinasi ke dalam jadwal kegiatan harian.
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
FASE ORIENTASI :
Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak, perkenalkan nama saya Oka Darmaja, saya biasa dipanggil Oka, saya yang akan merawat bapak selama di sini, nama Bapak siapa? Suka dipanggil siapa?
Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari ini? Apa yang terjadi di rumah sehingga bisa sampai kesini?
Kontrak :
Topik : Bagimana kalau kita mendiskusikan masalah kesehatan bapak?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa kita tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang tamu sini saja?
FASE KERJA
Apa yang bapak rasakan saat ini?
Apa yang dikatakan dalam suara-suara yang bapak dengar?
Kapan bapak terakhir mendengar suara-suara itu?
Berapa kali sehari/sering suara-suara itu muncul/terdengar?
Saat bapak sedang apa biasanya suara-suara itu muncul?
Apa yang bapak lakukan jika suara-suara itu muncul? Bagaimana perasaan bapak saat mendengar suara-suara itu?
Baiklah bapak saya akan mengajari bapak bagaimana caranya untuk menghardik/mengusir suara-suara itu?
Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk mengahrdik seperti cara yang sudah saya ajarkan tadi.
FASE TERMINASI
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien subyektif : Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang?
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak sekarang menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?
Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk mengahrdik seperti cara yang sudah saya ajarkan tadi. Nanti saya akan memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
Kontrak yang akan datang :
Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap?
Waktu : Bagaimana kalau besok pagi setelah kegiatan jalan pagi?
Tempat : Bagaimana kalau di ruang makan?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
(PERTEMUAN KEDUA)
PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan, merusak barang dan mengamuk
O : Klien nampak mondar-mandir, senyum-senyum sendiri dan bicara sendiri
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus :
Klien dapat mengontrol halusinasi dgn bercakap-cakap
4. Tindakan Keperawatan :
- Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
- SP II :
Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
Ajarkan cara mengontrol halusinasi dgn bercakap-cakap
Anjurkan klien memasukkan kegiatan bercakap-cakap halusinasi ke dalam jadwal kegiatan harian.
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
FASE ORIENTASI :
Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak Sehri, masih ingat dengan nama saya?
Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari ini? Apa yang pak Sehri rasakan saat ini? Apakah masih mendengar suara-suara istrinya? Jam berapa? Waktu pak Sehri sedang apa? Lantas apa kemarin saat halusinasinya muncul, pak Sehri sudah berusaha untuk menghardik?
Kontrak : (Sesuai kesepakatan pertemuan sebelumnya)
Topik : Sekarang kita akan belajar cara mengontrol dgn bercakap-cakap?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa kita tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang makan sini saja?
FASE KERJA
Mengajarkan cara bercakap-cakap dengan orang lain
Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk bercakap-cakap dengan teman sebelahnya atau menghardik seperti cara yang sudah saya ajarkan kemarin.
FASE TERMINASI
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien subyektif : Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang?
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak sekarang menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?
Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk bercakap-cakap dengan orang lain seperti cara yang sudah saya ajarkan tadi. Nanti saya akan memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
Kontrak yang akan datang :
Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
Waktu : Bagaimana kalau besok sebelum makan siang?
Tempat : Bagaimana kalau tetap di ruang makan?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
(PERTEMUAN KETIGA)
PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan, merusak barang dan mengamuk
O : Klien nampak mondar-mandir, senyum-senyum sendiri dan bicara sendiri
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus :
Klien dapat mengontrol halusinasi dgn berkegiatan
4. Tindakan Keperawatan :
- Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
- SP III:
Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
Ajarkan cara mengontrol halusinasi dgn berkegiatan
Anjurkan klien memasukkan kegiatan bercakap-cakap halusinasi ke dalam jadwal kegiatan harian.
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
FASE ORIENTASI :
Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak Sehri, masih ingat dengan nama saya (tergantung respon klien saat menyapa kita)?
Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari ini? Apa yang pak Sehri rasakan saat ini? Apakah masih mendengar suara-suara Istrinya? Jam berapa? Waktu pak Sehri sedang apa? Lantas apa kemarin saat halusinasinya muncul, apa pak Sehri sudah berusaha untuk mengontrol dengan salah satu cara yang sudah saya ajarkan kemarin?
Kontrak : (Sesuai kesepakatan pertemuan sebelumnya)
Topik : Sekarang kita akan belajar cara mengontrol dgn berkegiatan?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa kita tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang makan sini saja?
FASE KERJA
Mengajarkan cara berkegiatan dengan orang lain
Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk berkegiatan atau seperti cara-cara yang sudah saya ajarkan kemarin.
FASE TERMINASI
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien subyektif :Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang?
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak sekarang menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?
Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk bercakap-cakap dengan orang lain seperti cara yang sudah saya ajarkan tadi. Nanti saya akan memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
Kontrak yang akan datang :
Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang cara benar minum obat
Waktu :Bagaimana kalau besok sebelum makan siang?
Tempat :Bagaimana kalau tetap di ruang makan?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
(PERTEMUAN KE EMPAT)
PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan, merusak barang dan mengamuk
O : Klien nampak mondar-mandir, senyum-senyum sendiri dan bicara sendiri
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus :
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik dan teratur
4. Tindakan Keperawatan :
- Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
- SP IV :
Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
Ajarkan cara mengontrol halusinasi dgn meminum obat
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
FASE ORIENTASI :
Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak Sehri, masih ingat dengan nama saya (tergantung respon klien saat menyapa kita)?
Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari ini pak? Apa yang pak Sehri rasakan saat ini? Apakah masih mendengar suara-suara Istrinya? Jam berapa? Waktu pak Sehri sedang apa? Lantas apa kemarin saat halusinasinya muncul, apa pak Sehri sudah berusaha untuk mengontrol dengan salah satu cara yang sudah saya ajarkan?
Kontrak : (Sesuai kesepakatan pertemuan sebelumnya)
Topik : Sekarang kita akan belajar cara meminum obat ya?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa kita tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang makan sini saja?
FASE KERJA
Mengajarkan cara berkegiatan dengan orang lain
Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk berkegiatan atau seperti cara-cara yang sudah saya ajarkan kemarin dan rutin meminum obat.
FASE TERMINASI
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien subyektif :Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang?
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak sekarang menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?
Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk mengendalikan seperti cara-cara yang sudah saya ajarkan kemarin. Nanti saya akan memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
Kontrak yang akan datang :
Topik : Tergantung kondisi dan situasi klien
Waktu :Bagaimana kalau besok sebelum makan siang?
Tempat :Bagaimana kalau tetap di ruang makan?