LAPORAN PENDAHULUAN DECOMPENSASI CORDIS
A. Definisi Decompensatio
cordis
disebut
dengan
istilah
“gagal
ginjal”,
yaitu
ketidakmampuan jantung memompakan darah secukupnya untuk memenuhi kebutuhan sirkulasi untuk keperluan metabolism tubuh. (Manurung, N. 2016)
Decompensasi kordis atau disebut juga dengan gagal jantung adalah suatu keadaan ketika jantung tidak mampu mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh, meskipun tekanan pengisian vena normal. Definisi lain menyatakan bahwa gagal jantung bukanlah suatu penyakit yang terbatas pada satu sistem organ, melainkan suatu sindrom klinis akibat kelainan jantung yang ditandai dengan suatu bentuk respons hemodinami, renal, neural dan hormonal. (Muttaqin, A. 2009)
B. Pathway
Decompensatio cordis disebut dengan istilah “gagal jantung”, yaitu ketidakmampuan jantung memompakan darah secukupnya untuk memenuhi kebutuhan sirkulasi untuk keperluan metabolism tubuh. (Manurung, N. 2016)
Kelainan otot jantung (perikarditis, temponade jantung, penyakit miokard degeneratif
Aterosklerosis coroner
Stenosis Aorta
Aliran ke miokard terganggu
Peningkatan after load
Hipoksia miokard
Beban kerja jantung meningkat
Infark miokard
Hypertrophy miokard
Miokard tidak berfungsi normal Penurunan kontraktilitas jantung
Etiologi: 1. Faktor predisposisi penyakit yang menimbulkan penurunan fungsi ventrikel, seperti (penyakit arteri coroner, hipertensi, kardiomiopati, penyakit pembuluh darah, penyakit jantung kongenital). 2. Faktor pencetus Meningkatnya asupan garam, ketidakpatuhan pasien dalam memnajalni pengobatan anti gagal janung, infark miokard akut, serangan hipertensi, aritmia akut, infeksi atau demam, emboli paru, anemia, tirotoksikosis kehamilan dan endocarditis infeksi. (Riyadi, S. 2011)
Decompensasi cordis dextra Ventrikel kanan tidak mampu mengosongkan volume darah adekuat Preload meningkat
Ventrikel kanan tidak mampu mengakomodasi darah yang kembali dari vena cava
Decompensasi cordis sinistra Sistem pernapasan
Cardiac output menurun
Ventrikel kiri tidak mampu mengosongkan volumenormal darah yang datang dari paruaru
Perfusi jaringan menurun
Darah menumpuk pada vena pulmonalis
Darah menumpuk dalam vena cava
Tekanan vena sistemik menin kat
Sistem urologi
Sistem Neurologi
Perfusi ginjal menurun
Perfusi otak menurun
GFR menurun
Terjadi peningkatan tekanan vena pulmonalis
Urin output menurun
Cairan terdorong ke parenkim paru
Frekuensi BAK menurun Penimbunan cairan di alveoli
Manifestasi: 1. Gagal ventrikel kiri Gelisah, dyspnea, ortopnea, takipnea, ronkhi 2. Gagal ventrikel kanan Peningkatan tekanan vena/distensi vena di leher, oedema, hepatosplenomegali, refleks hepatojugular, peningkatan berat badan,
Kerusakan sel otak Gangguan kesadaran
Resiko cedera
Gangguan pola eliminasi Sesak napas
Keterbatasan aktivitas
Intoleransi aktivitas
Gangguan pertukaran gas
Jaringan kurang O2
Gangguan perfusi jaringan
Sistem vaskuler
Hati
Tekanan dalamvena
Pembesaran vena porta
Cairan terdorong keluar dari vena
Hepatomegali
Edema perifer
Terapi yang diberikan pada penyakit decompensasi cordis meliputi: Tirah baring, Diet rendah garam Obatobatan: (diuretic, vasodilator, beta blocker, intropik, dan morfin sulfat) Terapi oksigen, Pemantauan jantung dan hemodinamik. (Manurung, N. 2016) Sistem pencernaan
Komplikasi: edema paru,emboli, infark paru, syok
Tekanan vena porta meningkat DAPUS
Kelebihan volume cairan
Cairan keluar dari pembuluh darah ke rongga
Manurung, N. (2016) Aplikasi Asuhan Keperawatan Sistem Kardiovaskuler . TIM: Jakarta
Asites Tekanan pada organ dalam abdomen Rasa penuh di abdomen Anorexia
Nutrisi kurang dari kebutuhan
1. Gangguan perfusi jaringan Noc: keefektifan pompa jantung, status sirkulasi, status ttv. Nic:perawatan jantung akut, perawatan sirkulasi, pemantauan sirkulasi, penatalaksanaan syok. 2. Resiko cedera Noc: kontrol resiko Nic: indentifikasi kebutuhan keamaan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif, riwayat penyakit dahulu. 3. Gangguan pola eleminasi Noc: eliminasi urin, kontinu urin. Nic: penilaian urin yang komprehensif berfokus pada inkontinensia, memantau penggunaan obat dengan sifat antikolinergik/property alpha agonis. 4. Gangguan pertukaran gas Noc:status respirasi (pertukaran gas), status respirasi (ventilasi), status tt v. Nic: buka jalan napas teknik chin lift/jaw thrust, p emantauan sirkulasi. 5. Intoleransi aktivitas Noc: toleransi aktivitas, konservasi energi Nic:sktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial. 6. Kelebihan volume cairan Noc:elektrolit dan keseimbangan asam basa, keseimbangan cairan, dehidrasi Nic:perawatan status nutrisi, perawatan indikasi retensi/kelebihan cairan. 7. Nutrisi kurang dari kebutuhan Noc: status nutrisi, asupan cairan Nic:perawatan status nutrisi dan kandungan kalori,
Nugroho, Taufan. (2011) Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah dan Penyakit Dalam. Nuha Medika: Yogyakarta Riyadi, Sujono. (2011) Keperawatan Medikal Bedah. Pustaka belajar: Yogyakarta
C. Pemeriksaan Penunjang No. Jenis Pemeriksaan 1. Rontgen
2.
EKG
3.
Lab
4.
Hemodinamik
Nilai Normal
Manfaat 1. Untuk menentukan ukuran jantung 2. Untuk menentukan pembesaran ruang 3. Untuk mencatat karakter dari bidang-bidang di paruparu, mediatinum dan pembuluh darah besar 4. Untuk mengidentifikasi proses pengapuran dari jantung. 1. Untuk memeriksa denyut jantung 2. Untuk menetapkan irama jantung 3. Untuk diagnosis lama atau baru IMA 4. Untuk mengenal gangguan konduksi intrakardial 5. Untuk membantu diagnosis dari penyakit jantung iskemik, perikarditis, miokarditis, elektrolit abnormal, dan malfungsi pacu jantung Pemeriksaan laboratorium dapat dikelompokkan sebagai pemeriksaan penapisan (screening) dan pemeriksaan diagnostik. Pemeriksaan penapisan dimaksudkan untuk mendeteksi adanya suatu penyakit sedini mungkin agar intervensi dapat dilakukan lebih efektif. Pemeriksaan diagnostik dilakukan pada pasien yang memiliki gejala, tanda klinik, riwayat penyakit atau nilai pemeriksaan penapisan yang abnormal.
D. Penatalaksanaan 1. Tirah baring 2. Diet rendah garam 3. Obat-obatan: diuretic, vasodilator, beta blocker, intropik, dan morfin sulfat. 4. Terapi oksigen 5. Pemantauan jantung dan hemodinamik. (Manurung, N. 2016)
E.
Daftar Pustaka Manurung, N. (2016) Aplikasi Asuhan Keperawatan Sistem Kardiovaskuler . TIM: Jakarta. Muttaqin, A. (2009). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Salemba Medika: Jakarta. Nugroho, Taufan. (2011) Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah dan Penyakit Dalam. Nuha Medika: Yogyakarta. Riyadi, Sujono. (2011) Keperawatan Yogyakarta
Medikal
Bedah.
Pustaka
belajar:
http://repo.unsrat.ac.id/1130/2/KARDIOLOGY.pdf https://www.researchgate.net/profile/Fauna_Herawati/publication/303523819_Pe doman_Interpretasi_Data_Klinik/links/5746c1db08ae298602fa0bb4/Pedo man-Interpretasi-Data-Klinik.pdf
Banjarmasin,
Preseptor Akademik, (………………………..)
2017
Preseptor Klinik, (………………………..)