LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN FRAKTUR OS NASAL PRE REPOSISI
A.
PENGERTIAN Fraktu Frakturr adalah adalah terput terputusny usnyaa kontinu kontinuita itass tulang tulang yang yang ditanda ditandaii oleh oleh raqsa raqsa nyeri, nyeri, pembengkakan, deormitas, gangguan gangg uan ungsi, pemendekan, dan krepitasi. Fraktur Fraktur adalah teputusnya teputusnya !aringan !aringan tulang"tul tulang"tulang ang ra#an yang umumnya umumnya sdisebabkan sdisebabkan oleh ruda paksa. $esimpulan % Fraktur os nasal adalah truma tulang ra#an pada nasal yang disebabkan oleh ruda paksa, missal % ke&elakaan, benturan hebat yang ditandai oleh rasa nyeri, pembengkakan, deormitas, dan lain'lain.
(.
ETI)*)GI Trauma
o
*angsung +ke&elakaan lalulintas
o
Tida Tidak k langs langsung ung +!at +!atuh uh dari dari ketin ketingg ggia ian n dengan dengan posi posisi si berdiri"duduk sehingga ter!adi raktur tulang belakang
Patologis % -etastase dari tulang
egenerasi
/pontan Ter!adi Ter!adi tarikan otot yang sangat san gat kuat
0.
-ANIFE/TA/I $*INI$
Nyeri
eormitas
$repitasi
(engkak
Peningkatan temperatur lokal
Pergerakan abnormal
E&&himosis
$ehilangan ungsi
$emungkinan lain
.
PENATA*A$/ANAAN -EI$ 1.
Penatalaksanaan A#al
Pertolongan pertama + emergen&y
Resusitasi
Penilaian klinis
2.
Enam prinsip umum pengobatan raktur a
3angan membuat keadaan lebih !elek latrogenik
komplikasi
pengobatan
mal praktek
b
Pengobatan berdasarkan diagnosis dan prognosis yang akurat
&
/eleksi pengobatan
-enghilangkan nyeri
-emperoleh posisi ragmen yang baik
-engusahakan penyambungan tulang
Pengembalian umgsi yang obtimal
d
-engingat proses penyembuhan se&ara alami
e
(ersiat realisti& dan praktek dalam memilih !enis pengobatan
/eleksi pengobatan sesuai dengan penderita se&ara indi4idu
5.
AR sebelum melakukan pengobatan deiniti4e. a
b
Re&ognition 6 diagnosis dan penilaian raktur
*okasi raktur
(entuk raktur
Tahnik sesuai raktur
$omplikasi yang mungkin ter!adi Redu&tion 6 perlu bila restorasi rakturuntuk mendapatkan posisi yang dapat
diterima. &
Retention 6 mobilisasi raktur.
d
Rehabilitasi
PAT78A9
kondisi patologis, osteoporosis, neoplasma
Trauma Fa&ial *angsung"tidak langsung
Absorbsi &al&ium
Rentan raktur
Fraktur nasal
perdarahan
(ersihan !alan naas ineekti eprasi sara nyeri
reposisi Port de entre kuman
Gangguan rasa nyaman % nyeri
ei&it pengetahuan
Resti ineksi iksasi
&emas Pemasangan tampon pada hidung
nyeri
Pola naas tidak eekti
Nasu makan
Gangguan pemenuhan nutrisi % kurang dari kebutuhan
E.
IAGN)/A $EPERA8ATAN
Perubahan persepsi sensori 6 pen&iuman
Resiko tinggi terhadap !alan naas tidak eekti b"d perlukaan intra nasal
Nyeri akut b"d trauma !aringan os nasal
Ansietas b"d adanya an&aman terhadap konsep diri"&itra diri
F.
INTER:EN/I Resiko tinggi terhadap jalan nafas tidak efektif b/d perlukaan intra nasal Tu!uan % /etelah dilakukan tindkan kepera#atan selama 2 ; 2< !am, potensi !alan naas dapat dipertahankan, dengan kriteria hasil %
Pola pernapasan normal
(unyi napas !elas dan tidak bising
Aspirasi dapat di&egah
Inter4ensi % )bser4asi rek#ensi"irama pernapasan 6 pernapasan &uping hidung, pernapasan
mengorok"stridor, dan serak. Rasional % apat mengindikasikan ter!adinya gagal pernapasan
Rasional
A#asi tanda 4ital dan perubahan mental %
Takikardia"peningkatan
gelisah
dapat
mengindikasikan
ter!adinya
hipoksia"pengaruh terhadap pernapasan.
Auskultasi bunyi napas
Rasional % Adanya mengi " ron&hi menun!ukkan se&ret tertahan.
Perubaha posisi se&ara periodik dan dorong pernapasan dalam
Rasional % -eningkatkan 4entilasi ke semua segman paru dan mobilisasi sekret, menurunkan resiko atelektasis dan peneumonia.
orong pemasukan &airan sedikitnya 2'5 liter perhari, hindari minuman karbonat.
Rasional % Pengen&eran sekret mulut"pernapasan untuk meningkatkan pengeluaran. -inuman karbonat =busa= pada area oroaringdan mungkin untuk klien menahannya, sehingga mempengaruhi !alan napas. Nyeri akut b/d trauma jaringan os nasal Tu!uan % /etelah dilakukan tindakan kepera#atan selama 1 ; 2< !am klien mampu mengontrol nyeri, dengan kriteria hasil %
-elaporkan nyeri hilang atau terkontrol
-engikuti program pengobatan yang diberikan
-enun!ukan penggunaan tehnik relaksasi
Inter4ansi %
$a!i tipe atau lukasi nyeri. Perhatikan intensitas pada skala >'1>. Perhatikan respon terhadap obat.
Rasional % -enguatkan indikasi ketidaknyamanan, ter!adinya komplikasi dan e4aluasi kee4ekti4an inter4ensi.
orong penggunaan tehnik mene!emen stres, &ontoh napas dalan dan 4isualisasi.
Rasional %
-eningkatkan relaksasi, mem4okuskan
kembali
perhatian, dan
dapat
meningkatkan kemampuan koping, menghilangkan nyeri.
$olaborasi pemberian obat analgesik
Rasional % mungkin dibutuhkan untuk penghilangan nyeri"ketidaknyamanan.
Ansietas b/d adanya ancaman terhadap konsep diri/citra diri Tu!uan % /etelah dilakukan tindakan kepera#atan selama 1 ; 2< !am, klien memiliki rentang respon adapti, dengan kriteria hasil %
Tampak relaks dan melaporkan ansietas menurun sampai dapat ditangani.
-engakui dan mendiskusikan rasa takut.
-enun!ukkan rentang perasaan yang tepat.
Inter4ensi %
orong ekspresi ketakutan"marah
Rasional % -endeinisikan masalah dan pengaruh pilihan inter4ensi.
Akui kenyataan atau normalitas perasaan, termasuk marah
Rasional % -emberikan dukungan emosi yang dapat membantu klien melalui penilaian a#al !uga selama pemulihan
(erikan inormasi akurat tentang perkembangan kesehatan.
Rasional % -emberikan inormasi yang !u!ur tentang apa yang diharapkan membantu klien"orang terdekat menerima situasi lebih e4ekti.
orong penggunaan mene!emen stres, &ontoh % napas dalam, bimbingan ima!inasi, 4isualisasi.
Rasional % membantu memokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi, dan meningkatkan penigkatan kemampuan koping.
DAFTAR PUSTAKA
0arpenitto, *ynda 3uall. +2>>>. (uku /aku iagnosa $epera#atan. Alih bahasa % -oni&a Ester, Edisi ?. EG0 % 3akarta. oengoes, -arilynn E. +1@@@. Ren&ana Asuhan $epera#atan % Pedoman untuk peren&anaan $epera#atan dan masalah kolaborati. Alih (ahasa % I -ade $anosa, Edisi III. EG0 3akarta. 7in&hli, /ue. +1@@. $amus $epera#atan. Edisi6 1B. EG0 % 3akarta /udart dan (urnner, +1@@. $epera#atan -edikal'(edah. Edisi ?. :ol 5. EG0 % 3akarta.
fraktur nasal
(A( I PENA7C*CAN
1.1 *atar (elakang -emang di negara ini, kasus ke&elakaan lalu'lintas sangat tinggi. $e&elakaan lalu'lintas merupakan pembunuh nomor tiga di Indonesia, setelah penyakit !antung dan stroke. -enurut data kepolisian Republik Indonesia Tahun 2>>5, !umlah ke&elakaan di !alan men&apai 15.5@@ ke!adian, dengan kematian men&apai @.?D orang, .1<2 orang mengalami luka berat, dan ?.@< mengalami luka ringan. engan data itu, rata'rata setiap hari, ter!adi <> ke&elakaan lalu lintas yang menyebabkan 5> orang meninggal dunia. Adapun di /ula#esi /elatan, !umlah ke&elakaan !uga &enderung meningkat di mana pada tahun 2>>1 !umlah korban men&apai 1B1B orang, tahun 2>>2 sebanyak 2.2BB orang, 2>>5 sebanyak 2.B2 orang, tahun 2>>< !umlah ini meningkat men!adi 5.@BB orang, tahun 2>>D dari 3anuari sampai /eptember !umlah korban men&apai 5.2> orang dengan korban meninggal @>5 orang. Trauma yang ter!adi ke&elakaan lalu'lintas memiliki banyak bentuk, tergantung dari organ apa yang dikenai. Trauma sema&am ini, se&ara laim, disebut sebagai trauma benda tumpul. Ada tiga trauma yang paling sering ter!adi dalam peristi#a ini, yaitu trauma kepala, raktur +patah tulang, dan trauma dada. Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas !aringan tulang yang umumnya disebabkan oleh tekanan dan ditentukan sesuai !enis dan luasnya. Fraktur ter!adi !ika tulang dikenai stress yang lebih besar daripada yang diabsorpsinya. Fraktur nasal adalah !enis trauma #a!ah yang paling sering ter!adi. Posisinya yang berada di tengah dan proyeksi anterior pada #a!ah men!adi aktor predisposisi ter!adinya trauma. Fraktur nasal disebabkan oleh trauma dengan ke&epatan rendah. Fraktur nasal yang disebabkan oleh ke&epatan yang tinggi bisa menyebabkan raktur #a!ah. 1.2 Tu!uan Penulisan 1.2.1 Tu!uan Cmum
1.2.2 Tu!uan khusus 1.2.2.1 1.2.2.2 1.2.2.5 1.5 -etode Penulisan
alam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode deskripti yaitu dengan pen!abaran masalah'masalah yang ada dan menggunakan studi kepustakaan dari literatur yang ada, baik di perpustakaan maupun di internet.
1.< /istematika Penulisan (A( I
% Pendahuluan
(erisikan latar belakang, tu!uan penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan. (A( II
% Tin!auan Teoritis
(A( III % Penutup (erisikan kesimpulan dan saran
(A( II TIN3ACAN TE)RITI/
2.1 Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontunuitas tulang dan ditentukan sesuai !enis dan luasnya, raktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk dan bahkan kontraksi otot eksterm. +$epera#atan -edikal (edah 4ol. 5, (runner dan suddarth ,2>>1. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas !aringan tulang yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa +-ans!oer et al, 2>>>. Fraktur nasal disebabkan oleh trauma dengan ke&epatan rendah. /edangkan !ika disebabkan oleh trauma ke&epatan tinggi biasanya berhubungan dengan raktur #a!ah biasanya *e Fort tipe 1 dan 2. /elain itu, in!ury nasal !uga berhubungan dengan &edera leher atau kepala. Fraktur nasal adalah raktur pada os nasal akibat adanya ruda paksa.
2.2 Anatomi Fisiologi 7idung 7idung terdiri atas bagian internal dan eksternal. (agian ekstrnal menon!ol dari #a!ah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago. Nares anterior +lubang hidung merupakan ostium sebelah luar dari rngga hidung. (agian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan men!adi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi 4ertikal yang sempit, yang disebut septum. -asing'masing rongga hidung dibagi men!adi tiga saluran oleh penon!olan turbinasi +!uga disebut konka dari dinding lateral. Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung
4askular yang disebut mukosa hidung. *endir disekresi se&ara terus menerus oleh sel'sel goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke nasoaring oleh gerakan silia. Cdara yang mele#ati ka4itas nasalis dihangatkan dan dilembapkan, sehingga udara yang men&apai paru akan hangat dan lembap. (akteri dan partikel dari polusi udara terperangkap oleh mukus6 silia se&ara berkesinambungan mendorong mukus menu!u aring. $ebanyakan mukus ini akan ditelan, dan bakteri yang ada akan dihan&urkan oleh asam 70l dalam getah lambung. 7idung berungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru'paru. 7idung bertanggung !a#ab terhadap olaktori +penghidu karena reseptor olaksi terletak dalam mukosa hidung. Fungsi ini berkurang se!alan dengan pertambahan usia. /inus paranasalis adalah rongga udara yang terdapat dalam os maksilaris, rontalis, senoidalis, dan etmoidalis. /inus ini dilapisi oleh epitel bersilia, dan mukus yang diproduksi akan dialirkan menu!u ka4itas nasalis. Funsi sinus paranasalis adalah meringankan tengkorak dan men&iptakan resonansi untuk suara.
2.5 3enis !enis Fraktur 7idung 2.5.1 Fraktur hidung sederhana 3ika raktur dari tulang hidung, dapat dilakukan perbaikan dari raktur tersebut dengan anastesi lo&al. 2.5.2 Fraktur Tulang 7idung Terbuka Fraktur tulang hidung terbuka menyebabkan perubahan tempat dari tulang hidung dan disertai laserasi pada kulit atau mukoperiosteum rongga hidung. 2.5.5 Fraktur Tulang Nasoetmoid Fraktur ini merupakan raktur hebat pada tulang hidung, prosesus rontal pars maksila dan prosesus nasal pars rontal. Fraktur tulang nasoetmoid dapat menyebabkan komplikasi 2.< Etiologi Penyebab trauma nasal ada < yaitu% 2.<.1 2.<.2 2.<.5 2.<.<
-endapat serangan misal dipukul,atau ter!atuh In!ury karena olah raga $e&elakaan +personal a&&ident $e&elakaan lalu lintas
2.D Patoisiologi Tulang bersiat rapuh namun &ukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka ter!adilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang. /etelah ter!adi raktur, periosteum dan pembuluh darah serta sara dalam korteks, marro#, dan
!aringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan ter!adi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. 3aringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. 3aringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi ter!adinya respon inlamasi yang ditandai dengan 4asodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan iniltrasi sel darah putih. $e!adian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya Faktor'aktor yang mempengaruhi raktur 1. Faktor Ekstrinsik Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap besar, #aktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan raktur. 2. Faktor Intrinsik (eberapa siat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan untuk timbulnya raktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas, kelelahan, dan kepadatan atau kekerasan tulang.
2. -aniestasi $linis 2..1 2..2 2..5 2..< 2..D
epresi atau pergeseran tulang'tulang hidung
Pada perabaan dirasakan nyeri Pembengkakan !aringan lunak yang berdekatan dengan hidung Epistaksis $repitasi
2.B $omplikasi 2.B.1 e4iasi hidung e4iasi dapat ter!adi pada septum nasal, tulang nasal atau keduanya. 2.B.2 (leeding 2.B.5 /addling 2.B.< $ebo&oran &airan serebrospinal 2.B.D $omplikasi orbital 2.? 2.?.1 2.?.2 2.?.5 2.?.< 2.?.D a.
Pemeriksaan Penun!ang )edem, hematoma, laserasi, robek atau perdarahan + epistaksis eormitas % &ekungan atau hidung bengkok Fraktur tulang + krepitasi + baru /etelah 2 5 hari ter!adi edema Pemeriksaan tambahan ari pemeriksaan rhinoskopi anterior didapatkan deormitas pada hidung, de4iasi septum nasi dan nyeri tekan hidung.
b.
ari pemeriksaan #ater positions, pada oto &ranium anteroposterior, oto nasale lateral, didapatkan kesan raktur os nasal dengan aposisi et alignment baik dan tidak tampak pembesaran &hon&a nasalis bilateral. 2.@ Penatalaksanaan
[email protected] Tu!uan Penanganan Fraktur 7idung
a. b. &. d. e.
-engembalikan penampilan se&ara memuaskan -engembalikan patensi !alan naas hidung -enempatkan kembali septum pada garis tengah -en!aga keutuhan rongga hidung -en&egah sumbatan setelah operasi, perorasi septum, retraksi kolumela, perubahan bentuk
punggung hidung . -en&egah gangguan pertumbuhan hidung
[email protected] Penatalaksanaan -edis a. e4iasi Tindakan yang dilakukan pada de4iasi septum biasanya dengan septoplasty. /elain itu seiring dengan perkembangan bedah plasti& untuk komestika, maka dapat dilakukan rhinoplasty. Rhinoplasty adalah operasi plasti& pada hidung. Ada 2 ma&am %
Augmentasi rhinoplasty Penambahan pada hidung. 9ang harus diperhatikan tidak boleh menambahkan in!eksi sili&on. 9ang boleh digunakan adalah bahan dari luar, misalnya sili&on padat maupun bahan dari dalam
tubuh sendiri misal tulang ra#an, lap kulit"dermatograt. Reduksi rhinoplasty % pengurangan pada hidung. b. (leeding
Ter!adi bleeding karena la&erasi mu&osal sebaiknya dihentikan 2< !am dengan nasal pa&king atau !ika persisten dan banyak dilakukan dengan membuka arteri sphenopalatine atau arteri ethmoidal anterior. Tempat ter!adinya bleeding seharusnya diidentiikasi dan !ika dari sphenopalatine maka eksplorasi septal dikeluarkan dan ketika arteri dibebaskan dari segmen raktur biasanya dihentikan dengan pa&king +balutan. 3ika arteri ethmoidal masih ter!adi bleeding setelah raktur ethmoidal maka dilakukan H&lip dengan ethmoid eksternal yang sesuai. &. /addling (iasanya ter!adi pada raktur kelas 5 dan hasilnya adalah kegagalan untuk mengekstrak tulang nasal dari ba#ah tulang rontal atau ter!adi malunion tulang nasal yang disebabkan raktur laybirith ethmoidal. d. $ebo&oran &airan serebrospinal
Ini !arang ter!adi. Ini hanya akan ter!adi !ika ragmen tulang menginsersi ke dalam area dural tear +air mata maka akan ter!adi kebo&oran. Tindakan yang dilakukan dengan &raniotomy rontal. Perlu diperhatikan !uga bah#a kebo&oran bisa ter!adi karena komplikasi dari meningitis sehingga perlu diobser4asi kondisi pasien post trauma dan periode dis&harge. Penanganan dengan antibioti& prophyla&ti& perlu dilakukan. e. $omplikasi orbital Tindakan da&ryo&ystorrhinostomy dilakukan untuk mengatasi masalah. Anamnesis pemeriksaan isik Pas&a trauma eormitas Epitaksis Tensi normal"turun TRAC-A TERTCTCP Tidak ada edema reposisi segera Edema reposisi setelah edema hilang TINA$AN /EGERA (ebaskan !alan napas TRAC-A 7ICNG 7entikan perdarahan Inuse bila perlu TRAC-A TER(C$A Pemeriksaan penun!ang Foto rontgen tulang hidung 0T s&an bila perlu
eksplorasi dan reposisi
[email protected] Reposisi raktur nasal Reposisi raktur nasal adalah tindakan melakukan pengembalian dari ragmen tulang nasal yang mengalami patah tulang kembali ke kedudukan semula. Indikasi operasi
% deormitas
$ontra indikasi operasi % Tidak ada kontra indikasi operasi raktur nasal iagnosis banding
% Fraktur naso etmoidalis kompleks
Fraktur maksila Pemeriksaan penun!ang % oto nasal, untuk menyingkirkan diagnosis banding dengan oto #aters -en!elang operasi % a. Pen!elasan kepada penderita dan keluarganya mengenai tindakan operasi yang akan di!alani serta resiko komplikasi disertai dengan tandatangan persetu!uan dan permohonan dari penderita untuk dilakukan operasi +Inormed &onsent.
b. -emeriksa dan melengkapi persiapan alat dan kelengkapan operasi. Instrumen yang digunakan untuk reduksi tertutup adalah ele4ator (oies atau (allenger, or&ep As&h dan 8alsham. &. Penderita puasa minimal !am sebelum operasi . d. Antibiotika proilaksis, 0eaolin atau kombinasi 0lindamy&in dan Garamy&in, dosis menyesuaikan untuk proilaksis.
[email protected] Tekhnik operasi a. Reduksi tertutup Pembiusan dengan anestesi umum. Posisi pasien terlentang, diker!akan di kamar operasi dengan anestesi general atau lokal. isineksi lapangan operasi dengan larutan hibitan'alkohol B>J 1%1>>>. *apangan operasi dipersempit dengan linen steril. b. Reduksi Terbuka Penderita dalam anestesi umum dengan pipa orotrakheal, posisi telentang dengan kepala sedikit ekstensi. esineksi lapangan operasi dengan larutan 7ibitane dalam alkohol B>J 1% 1>>>, seluruh #a!ah terlihat. Persempit lapangan operasi dengan menggunakan kain steril
[email protected] $omplikasi operasi $omplikasi a#al % a.
7ematoma 7ematom &ukup serius dan membutuhkan drainase. 7arus di&ari adanya hematom septal pada setiap kasus trauma septal karena kondisi ini menyebabkan timbulnya ineksi sehingga kartilago septal hilang dan akhirnya terbentuk deormitas pelana. 7ematom septal harus di&urigai !ika didapati nyeri dan pembengkakan yang menetap6 komplikasi ini perlu diperhatikan pada anak'
anak. /plint silasti& dapat digunakan untuk men&egah reakumulasi darah pada tempat hematom. b. Epitaksis Epistaksis biasanya sembuh spontan tapi !ika kambuh kembali perlu dikauter, tampon nasal atau ligasi pembuluh darah. Perdarahan anterior karena laserasi arteri etmoid anterior, &abang dari arteri optalmikus +sistem karotis interna. Perdarahan dari posterior dari arteri etmoid posterior atau dari arteri senopalatina &abang nasal lateral, dan mungkin perlu ligasi arteri maksila interna untuk menghentikannya. 3ika menggunakan tampon nasal, tidak perlu terlalu banyak, karena dapat mempengaruhi suplai darah pada septum yang mengalami trauma sehingga menyebabkan nekrosis. &. Ineksi
Ineksi tidak umum ter!adi, tapi antibiotik proilaksis penting untuk pasien yang mempunyai penyakit kelemahan kronis, immuno'&ompromised dan dengan hematom septal. d. $ebo&oran liquor $ebo&oran liquor !arang dan disebabkan raktur H&ribriorm plate atau dinding posterior sinus rontal. $ebo&oran kulit &ukup diobser4asi selama < sampai minggu dan biasanya ter!adi penutupan spontan. $onsultasi bedah sara. $omplikasi lan!ut % $omplikasi ini berupa obstruksi !alan naas, ibrosis"kontraktur, deormitas sekunder, syne&hiae, hidung pelana dan perorasi septal. Penatalaksanaan terbaik dari komplikasi ini adalah dengan men&egah ter!adinya komplikasi itu sendiri.
[email protected] Pera#atan Paska bedah a. b. &. d. e. . g.
Inus Ringer *aktat " ekstrose D J 1 % < dilan!utkan selama 1 hari Antibitika proilaksis diteruskan setiap ? !am , sampai 5 kali pemberian . Analgetika diberikan kalau perlu Penderita sadar betul boleh minum sedikit , sedikit (ila ? !am kemudian tidak apa apa boleh makan bubur + lan!utkan 1 minggu Perhatikan posisi tidur , !angan sampai daerah operasi tertekan. Ra#at luka pada hari ke 2 5 , angkat !ahitan hari ke'B.
2.1> Asuhan $epera#atan 2.1>.1 Pengka!ian 7idung diperiksa ke dalam untuk menyingkirkan kemungkinan dimana &edera dapat diperburuk oleh raktur septum nasal dan adanya hematoma submukosa septal. 3ika ter!adi hematoma dan tidak dialirkan, hematoma ini pada akhirnya akan men!adi abses yang menghan&urkan kartilago septum. eormitas pelana hidung akan ter!adi. /egera setelah &edera biasanya ter!adi perdarahan banyak dari hidung eksternal dan internal ke dalam aring. Terdapat pembengkakan yang !elas pada !aringan lunak yang berdekatan dengan hidung dan seringkali deormitas tertentu. )leh karena pembengkakan dan perdarahan, diagnosis yang akurat dapat ditegakkan hanya setelah pembengkakan menghilang. 0airan !ernih yang mengalir dari salah satu nostril menandakan raktur lempeng kribriomis dengan kebo&oran &airan serebrospinal. $arena &airan serebrospinal mengandung glukosa, &airan ini dapat dengan mudah dibedakan dari mukus hidung dengan menggunakan dipsti&k. (iasanya, inspeksi dan palpasi yang &ermat akan menemukan setiap de4iasi tulang atau
gangguan pada kartilago hidung dan membantu menyingkirkan perluasan raktur ke dalam tulang tengkorak.
2.1>.2 iagnosa $epera#atan Pre operasi % 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen isik 2. Pola naas tidak eekti berhubungan dengan deormitas tulang
Post operasi % 1. Resiko tinggi ineksi berhubungan dengan insisi bedah 2. $urang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya inormasi 5. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan in!ury"trauma dan pembedahan.
2.1>.5 Inter4ensi $epera#atan Pera#at menginstruksikan klien untuk memasang kantung es pada hidung selama 2> menit sebanyak < kali sehari sampai pembengkakan menghilang. Pasien yang mengalami perdarahan dari hidung +epitaksis karena &edera untuk alasan yang tidak !elas biasanya ketakutan dan gelisah. Penggunaan sumbatan untuk menghentikan perdarahan biasnya tidak nyaman6 obstruksi !alan napas nasal oleh penyumbat mendorong pasien untuk bernapas melalui mulut. 7al ini menyebabkan membran mukosa mulut men!adi kering. (ilas mulut kan membantu melembabkan membran mukosa dan untuk mengurangi bau serta rasa dari darah yang mengering dalam oroaring dan nasoaring.
http%""satriad#ipriangga.blogspot.&om"2>11"11"raktur'nasal.html