LAPORAN PENDAHULUAN KALA II LAMA
1.1 Konsep Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
1.1.1 Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
Anatomi sistem reproduksi bagian luar: 1.1.1.1 Mons pubis / Mons pubis / mons veneris Lapisan lemak di bagian anterior simfisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis. 1.1.1.2 Labia mayora Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
1.1.1.3 Labia minora Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
1.1.1.4 Clitoris Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog
embriologik
dengan
penis
pada
pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif. 1.1.1.5 Vestibulum Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia
minora.
Berasal
dari
sinus
urogenital.
Terdapat
6
lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis. 1.1.1.6 Vagina Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.. 1.1.1.7 Perineum Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma
pelvis
(m.levator
ani,
m.coccygeus)
dan
diafragma
urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineum
meregang
pada
persalinan,
kadang
perlu
dipotong
(episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur. Anatomi sistem reproduksi bagian dalam 1.1.1.1 Uterus Fungsi: tempat menerima, mempertahankan dan memberi makan ovum yang telah dibuahi. Bagian-bagian: a. Fundus : terletak di atas muara tuba uterine b. Corpus : terletak dibawah bagian tuba uterine c. Cervix : bagian bawah korpus yang menyempit
1.1.1.2 Tuba Faloppi Fungsi: a. Menerima ovum dari ovarium b. Saluran yang dilalui spermatozoa untuk mencapai ovum c. Tempat terjadinya fertilisasi (biasanya terjadi di ampulla) d.
Menyediakan
makanan
untuk
ovum
yang
terfertilisasi
dan
membawanya ke cavitas uteri 1.1.1.3 Ovarium Fungsi Ovarium: a. Mengembangkan dan mengeluarkan ovum b. Menghasilkan hormon steroid
1.2 Konsep Kala II Lama
1.2.1 Definisi Menurut WHO (2001) persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan 37-42 minggu, lahir spontan, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh bayi. Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998), pengertian dari partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primigravida dan lebih dari 18 jam pada multigravida. Kala II lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 2 jam pada primi, dan lebih dari 30 menit sampai 1 jam pada multi. (Sinopsis Obsestetri, 2010) Kala II Lama adalah persalinan dengan tidak ada penurunan kepala > 1 jam untuk nulipara dan multipara. (Sarwono, 2008) Persalinan lama ialah persalinan yang berlangsung lebih dari 12 jam, baik pada primipara maupun multipara. Persalinan lama dapat terjadi dengan pemanjangan kala I dan atau kala II. ( Wiknjosastro, 2010).
1.2.2 Etiologi Sebab-sebab terjadinya persalinan lama ini adalah multikomplek dan tentu saja bergantung pada pengawasan selagi hamil, pertolongan persalinan
yang
baik
dan
penatalaksanaannya.
penyebabnya antara lain : 1.2.2.1. Kelainan letak janin 1.2.2.2. Kelainan-kelainan panggul 1.2.2.3. Kelainan kekuatan his dan mengejan
Faktor-faktor
1.2.2.4. Pimpinan persalinan yang salah 1.2.2.5. Janin besar atau ada kelainan kongenital 1.2.2.6. Primi tua primer dan sekunder 1.2.2.7. Perut gantung, grandemulti 1.2.2.8. Ketuban pecah dini ketika servik masih menutup, keras dan belum mendatar 1.2.2.9. Analgesi dan anestesi yang berlebihan dalam fase laten 1.2.2.10.Wanita yang dependen, cemas dan ketakutan dengan orang tua yang menemaninya ke rumah sakit merupakan calon partus lama.
1.2.3 Tanda dan gejala (manifestasi klinik) 1.2.3.1. Pembukaan servik tidak melewati 3 cm sesudah 8 jam in partu 1.2.3.2. Frekuensi dan lamanya kontraksi kurang dari 3 kontraksi per 10 menit dan kurang dari 40 detik 1.2.3.3. Kelainan presentasi 1.2.3.4. Pembukaan servik lengkap, ibu ingin mengedan, tetapi tidak ada kemajuan penanganan 1.2.3.5. Ibu merasa ingin meneran
bersamaan dengan terjadinya
kontraksi 1.2.3.6. Ibu merakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan vagina 1.2.3.7. Perinium terlihat menonjol 1.2.3.8 Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka 1.2.3.9 Peningkatan pengeluaran lendir darah
Manifestasi klinik pada ibu : Ibu merasakan gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringan, nadi cepat, sering dijumpai lingkaran bandle, edema vulva, edema servik, cairan ktuban berbau, terdapat mekonium.
Manifestasi klinik pada janin : Denyut jantung cepat, tidak teratur atau bahkan
hilang. Caput
succedaneum yang besar. Moulage kepala yang hebat. IUFD (intra uterin fetal death)
1.2.4 Patofisiologi Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm. Kemajuan persalinan dalam kala II dikatakan kurang baik apabila penurunan kepala janin tidak teratur di jalan lahir, gagalnya pengeluaran pada fase pengeluaran. (Prawirohardjo, 2012)
Kesempitan panggul dapat menyebabkan persalinan yang lama atau persalinan macet karena adanya gangguan pembukaan yang diakibatkan oleh ketuban pecah sebelum waktunya yang disebabkan bagian terbawah kurang menutupi pintu atas panggul sehingga ketuban sangat menonjol dalam vagina dan setelah ketuban pecah kepala tetap tidak dapat menekan cerviks karena tertahan pada pintu atas panggul. Persalinan kadang-kadang terganggu oleh karena kelainan jalan lahir lunak (kelainan tractus genitalis). Kelainan tersebut terdapat di vulva, vagina, cerviks uteri, dan uterus.
His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan hambatan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, jika tidak dapat diatasi dapat megakibatkan kemacetan persalinan. Baik atau tidaknya his dinilai dengan kemajuan persalinan, sifat dari his itu sendiri (frekuensinya, lamanya, kuatnya dan relaksasinya) serta besarnya caput succedaneum.
Pimpinan persalinan yang salah dari penolong, tehnik meneran yang salah, bahkan ibu bersalin yang kelelahan dan kehabisan tenaga untuk meneran dalam proses persalinan juga bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya kala II lama.
1.2.5 Pathway
1.2.6 Komplikasi Efek yang diakibatkan oleh partus lama bisa mengenai ibu maupun janin. Diantaranya: 1.2.6.1 Infeksi Intrapartum
Infeksi merupakan bahaya
serius yang mengancam ibu dan
janinnya pada partus lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri didalam cairan amnion menembus amnion dan desisdua serta pembuluh korion sehingga terjadi bakteremia , sepsis dan pneumonia pada janin akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeksi. 1.2.6.2 Ruptur uteri Penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan bahaya serius selama partus lama, terutama pada wanita dengan paritas tinggi dan pada mereka yang dengan riwayat seksio sesarea. Apabila disproporsi antara kepala janin dan dan panggul sedemikin besar sehingga kepala tidak engaged dan tidak terjadi penurunan, sehingga segmen bawah uterus menjadi sangat teregang yang kemudian dapat menyebabkan ruptur. 1.2.6.3 Cincin retraksi patologis Pada partus lama dapat timbul konstriksi atau cincin lokal uterus, tipe yang paling sering adalah cincin retraksi patologis Bandl. Cincin ini disertai peregangan dan penipisan berlebihan segmen bawah uterus, cincin ini sebagai sustu identasi abdomen dan menandakan ancaman akan rupturnya segmen bawah uterus. 1.2.6.4 Pembentukan fistula Apabila bagian terbawah janin menekan kuat ke pintu atas panggul tetapi tidak maju untuk jangka waktu lama , maka bagian jalan lahir yang terletak diantaranya akan mengalami tekanan yang berlebihan. Karena gangguan sirkulasi sehingga dapat terjadi nekrosis yang akan jelas dalam beberapa hari setelah melahirkan dengan munculnya fistula. 1.2.6.5 Cedera otot dasar panggul Cedera
otot-otot
dasar
panggul,
persarafan,
atau
fasia
penghubungnya merupakan konsekuensi yang tidak terelakkan pada persalinan pervaginum terutama apabila persalinannya sulit. 1.2.6.6 Efek pada janin berupa kaput suksedaneum, moulase kepala janin, bila berlanjut dapat menyebabkan terjadinya gawat janin.
1.2.7 Prognosis Prognosis dari kala II lama ditetentukan oleh kecepatan dalam mendiagnosis serta menanganinya, semakin lama partus tersebut berlangsung, maka semakin besar kemungkinan terjadinya partus lama dan semakin banyak komplikasi yang baik pada ibu maupun pada janin.
1.2.8 Penganan Medis Penatalaksanaan partus lama antara lain : 1.2.8.1. Pencegahan a. Persiapan kelahiran bayi dan perawatan prenatal yang baik akan mengurangi insidensi partus lama. b. Persalinan tidak boleh dipaksakan kalau serviks belum matang. Servik yang matang adalah servik yang panjangnya kurang dari 1,27 cm (0,5 inci), sudah mengalami pendataran, terbuka sehingga bisa dimasuki sedikitnya satu jari dan lunak serta bisa dilebarkan. 1.2.8.2. Tindakan suportif a. Selama persalinan, semangat pasien harus didukung. Kita harus membesarkan hatinya dengan menghindari kata-kata yang dapat menimbulkan kekhawatiran dalam diri pasien. b. Intake cairan sedikitnya 2500 ml per hari. Pada semua partus lama, intake cairan sebanyak ini di pertahankan melalui pemberian infus larutan glukosa. Dehidrasi, dengan tanda adanya acetone dalam urine, harus dicegah c. Pengosongan kandung kemih dan usus harus memadai. Kandung kemih dan rectum yang penuh tidak saja menimbulkan perasaan lebih mudah cidera dibanding dalam keadaan kosong. d. Meskipun wanita yang berada dalam proses persalinan, harus diistirahatkan dengan pemberian sedatif dan rasa nyerinya diredakan dengan pemberian analgetik, namun semua preparat ini harus digunakan dengan bijaksana. Narcosis dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu kontraksi dan membahayakan bayinya. e. Pemeriksaan rectal atau vaginal harus dikerjakan dengan frekuensi sekecil
mungkin.
Pemeriksaan
ini
menyakiti
pasien
dan
meningkatkan resiko infeksi. Setiap pemeriksaan harus dilakukan dengan maksud yang jelas.
1.2.8.3. Perawatan pendahuluan Penatalaksanaan penderita dengan partus lama adalah sebagai berikut : a. Suntikan Cortone acetate 100-200 mg intramuskular b. Penisilin prokain : 1 juta IU intramuskular c. Streptomisin 1 gr intramuskular d. Infus cairan : 1)
Larutan garam fisiologis
2)
Larutan glukose 5-100% pada janin pertama : 1 liter/jam
e. Istirahat 1 jam untuk observasi, kecuali bila keadaan mengharuskan untuk segera bertindak 1.2.8.4. Pertolongan Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, manual aid pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal, dan seksio sesarea.
1.3 Rencana asuhan klien dengan kala II lama
1.3.1 Pengkajian 1.1.3.1 Identitas 1.1.3.2 Riwayat penyakit sekarang, dahulu dan keluarga 1.1.3.3 Pemeriksaan fisik: Head To toe 1.1.3.4 Pemeriksaan penunjang 1.3.2 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul Diagnosa 1: Nyeri akut 1.3.2.1 Definisi Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. 1.3.2.2 Batasan karakteristik a. Mengomunikasikan nyerinya b. Menyeringai c. Rentang perhatian terbatas d. Pucat 1.3.2.3 Faktor yang berhubungan Agens-agens psikologis)
penyebab
cidera
(biologis,
kimia,
fisik
dan
Diagnosa 2: Ansietas 1.3.2.1 Definisi Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonom, perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. 1.3.2.2. Batasan karakteristik a. Gelisah b. Mengekspresikan kekhawatiran c. Ketakutan d. Peningkatan keringat e. Wajah tegang 1.3.2.3 Faktor yang berhubungan a. Krisis situasi b. Stress c. Ancaman Kematian d. Ancaman terhadap konsep diri e. Kebutuhan yang tidak terpenuhi
1.3.3 Perencanaan Diagnosa 1: Nyeri Akut 1.3.3.1 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan NOC (lihat daftar rujukan) a. Memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif b. Mempertahankan tingkat nyeri 1.3.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC (lihat daftar rujukan) a.
Pemberian
analgetik
:
menggunakan
agens-agens
farmakologi b.
Manajemen nyeri : Mengurangi atau mempertahankan nyeri sampai pada tingkat kenyamanan
Diagnosa 2: Ansietas 1.3.3.1 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan NOC (lihat daftar rujukan) a. Ansietas berkurang b. Menunjukan pengendalian diri terhadap ansietas 1.3.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC (lihat daftar rujukan) Penyuluhan cara mengedan yang efektif a. Jelaskan manfaat mengejan efektif b. Ajarkan ibu cara mengejan efektif
1.4. Daftar Pustaka
Amalia, L.N (2014). Asuhan Kebidanan Pada Ny. “ M ” Dengan Tindakan Seksio Sesarea Atas Indikasi Kala Ii Lama Di Ruang Vk Ird Rsup Ntb. Tersedia dalam : www.academia .edu > kasus_kala_II_lama. Diyah, dkk (2010) Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dengan Partus Lama Terhadap Ny. “S”Di Rsud Banyudono. Tersedia dalam :www. academia.edu > laporan_pendahuluan_kala_2_lama. Manuaba, IBG, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta. Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologis Jilid I, EGC, Jakarta Prawirohadjo, S., 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal Edisi I, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Banjarmasin,
Preseptor akademik,
Mei 2017
Preseptor klinik,
(.................................................................) (.................................................................)