LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN SLE (Sistemisc Lupus Erythematosus)
Disusun oleh : Eva Apriyanti (09.010)
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN KEPERAWATAN STIKES HAFSHAWATY HAFSHAWATY ZAINUL HASAN HASAN GENGGONG PROBOLINGGO 2012- 2013
LAPORAN PENDAHULUAN SLE (Sistemisc lupus erythematosus)
A. ANATOMI
B. DEFINISI SLE
(Sistemisc
lupus
erythematosus)
adal adalah ah
peny penyakt aktii
rada radang ng
multisistem yang sebabnya belum diketahui, dengan perjalanan penyakit yang mungkin akut dan fulminan atau kronik remisi dan eksaserbasi disertai oleh terdapatnya terdapatnya berbagai berbagai macam autoantibod autoantibodii dalam tubuh (Christopher-St (Christopher-Stine, ine, 2006). Lupus Lupus eritematosus eritematosus sistemik/LE sistemik/LES S atau systemic lupus erythematosus (SLE) adal adalah ah meru merupa paka kan n peny penyaki akitt infl inflam amasi asi,, peny penyaki akitt auto autoim imun un yang mengen mengenai ai multisi multisistem stem,, biasany biasanyaa akut akut dan berbah berbahay aya, a, bahkan bahkan dapat dapat fatal. fatal. Penyak Penyakit it menyer menyerang ang jaringa jaringan n konekt konektif if dan vaskule vaskulerr (Djuand (Djuanda, a, S., 1993; 1993; Nettina, 1996
L.E. L.E.S. S. meru merupa paka kan n peny penyaki akitt yang yang dapa dapatt meni menimb mbul ulka kan n akib akibat at fatal fatal terutama terutama pada wanita wanita muda, tetapi pada perkembanga perkembangan n saat ini klien dengan dengan L.E.S. L.E.S. mempunya mempunyaii harapan harapan hidup hidup ( survive) survive) lebih lama yakni lebih dari 15 tahun setelah terdiagnosa (June M. Thompson, et al., 1986, p. 1688). Systemic Systemic lupus lupus erytematosus erytematosus (SLE) (SLE) atau lupus lupus eritemat eritematosu osuss sistemi sistemik k (LES) adalah penyakit penyakit radang atau inflamasi inflamasi multisistem multisistem yang penyebabnya penyebabnya diduga karena adanya perubahan sistem imun (Albar, 2003).
C. INSI INSIDE DENS NSII
Di Amerika Amerika kira-ki kira-kira ra 500.00 500.000 0 orang orang mengal mengalami ami penya penyakit kit ini. ini. Dapat Dapat meng mengen enai ai semua semua jenis jenis kelam kelamin in baik baik laki laki-la -laki ki maup maupun un wani wanita ta,, deng dengan an perbandingan insiden pada wanita lebih banyak dari pada pria yaitu 9 : 1 (June M. Thompson, et al., 1986, p. 1688; Carpenito, 1995, p. 366). Perbedaan yang berkaitan dengan warna kulit dilaporkan 3 kali lebih sering mengenai orang yang berkulit berkulit hitam dari pada yang berkulit berkulit putih (June M. Thompson, Thompson, et al., 1986, p. 1688). Di Indonesia sendiri jumlah penderita SLE secara tepat belum diketahui tetapi tetapi diperk diperkirak irakan an sama sama dengan dengan jumlah jumlah pender penderita ita SLE di Amerik Amerikaa yaitu yaitu 1.500.000 orang (Yayasan Lupus Indonesia). Berdasarkan hasil survey, survey, data morbiditas penderita SLE di RSU Dr. Soetomo Surabaya selama tahun 2005 sebanyak 81 orang dan prevalensi penyakit ini menempati urutan keempat setelah osteoartritis, reumatoid artritis, dan low back pain. pain . Di RSU Dr. Saiful Anwar Malang, penderita SLE pada bulan Januari sampai dengan Agustus 2006 ada 14 orang dengan 1 orang meninggal dunia.
D.
ETIOLOGI
Hingga kini, faktor penyebab hadirnya lupus di tubuh belum diketahui secara pasti. Namun beberapa penelitian kemungkinan lupus hadir melalui beberapa faktor diantarnya : 1.
Faktor Lingkungan a.
Infeksi
b.
Stress
c.
Makanan
d.
Antibiotik (k (khususnya ke kelompok su sulfa da dan pe penisilin)
e.
Ultraviolet
2.
Faktor Genetik Sampai
saat saat ini,tidak
diketahui
gen –
gen
yang
menja enjad di
penyebabnya. Lupus diturunkan angkanya relatif kecil kemungkinan hanya 10%. 3.
Faktor Hormonal Faktor Faktor hormo hormonal nal bisa menjela menjelaskan skan mengap mengapaa kaum kaum hawa hawa lebih lebih
sering sering terkena terkena diband dibanding ingkan kan pria. pria. Mening Meningkat katny nyaa angka angka pertum pertumbuh buhan an penyakit lupus sebelum periode menstruasi atau selama masa kehamilan mend menduk ukun ung g keya keyaki kina nan n bahw bahwaa horm hormon on khus khusus usny nyaa estro estroge gen n menja menjadi di pencetus lupus. 4.
Faktor Sinar Matahari
Sina Sinarr
matah atahar arii
meman emanca cark rkan an
sin sinar
ultra ltrav viole iolett
yang ang
dapat apat
merangsang peningkatan hormon estrogen yang cukup banyak sehingga mempermudah terjadinya reaksi autoimun. 5.
Faktor Obat-obatan Obat Obat terten tertentu tu dalam dalam presen presentase tase kecil kecil sekali sekali pada pada pasien pasien terten tertentu tu
diminu diminum m dalam dalam jangka jangka waktu waktu tertent tertentu u dapat dapat mencet mencetusk uskan an lupus lupus obat obat (Drug Induced Lupus Erythematosus atau DILE). Jenisobat yang dapat menyebabkan Lupus Obat adalah : Obat yang pasti menyebabkan Lupus obat : Kloropromazin, etildopa, hidralasin, prokainamid, dan isoniazid (http://artikelkedokteran.net/news/asuhan+keperawatan+penyakit+lupus.htm) E. PATO PATOFI FISI SIOL OLOG OGII
Penya Penyakit kit SLE terjadi terjadi akibat akibat tergan terganggu gguny nyaa regula regulasi si kekeba kekebalan lan yang yang meny menyeba ebabk bkan an
peni pening ngka kata tan n
auto autoan anti tibo bodi di
yang yang
berl berleb ebih ihan an..
Gang Ganggu guan an
imunoregul imunoregulasi asi ini ditimbulka ditimbulkan n oleh kombinasi kombinasi antara faktor-fakto faktor-faktorr genetik, genetik, hormonal (sebagaimana terbukti oleh awitan penyakit yang biasanya terjadi selama usia reproduktif) dan lingkungan (cahaya matahari, luka bakar termal). Obat-obat Obat-obat tertentu tertentu seperti hidralazin, hidralazin, prokainami prokainamid, d, isoniazid, isoniazid, klorpromaz klorpromazin in dan beberapa preparat antikonvulsan di samping makanan seperti kecambah alfalfa turut terlibat dalam penyakit SLE- akibat senyawa kimia atau obatobatan. obatan. Pada SLE, peningkatan peningkatan produksi produksi autoantibod autoantibodii diperkiraka diperkirakan n terjadi akibat akibat fungsi fungsi sel T-supre T-supresor sor yang yang abnorm abnormal al sehingg sehinggaa timbul timbul penum penumpuk pukan an kompleks imun dan kerusakan jaringan. Inflamasi akan menstimulasi antigen
yang selanjutnya serangsang antibodi tambahan dan siklus tersebut berulang kembali.
F. MANI MANIFE FEST STAS ASII KLIN KLINIS IS
1.
Tand Tandaa atau atau geja gejala la lain lainny nyaa dari dari SLE SLE tela telah h diny dinyat atak akan an oleh oleh
“American College of Rheumatology” yaitu 11 kriteria untuk klasifikasi SLE. Kesebelas kriteria tersebut antara lain: •
Ruam Ruam mala malarr : Mala Malarr
rash rash (bat (bater erfl flay ay rash) rash)
merupakan tanda sepesifik pada SLE yaitu bentukan ruam pada kedua pipi yang tidak melebihi lipatan nasolabial dan di tandai dengan adanya ruam pada hidung yang menyambung dengan ruam yang ada di pipi. •
Ruam Ruam discoi discoid d : Lesi Lesi berben berbentuk tuk lingka lingkaran ran atau atau
cakram cakram dan ditand ditandai ai oleh oleh batas batas eritema eritema yang yang mening meninggi, gi, skuama skuama,, sumbat sumbatan an foliku folikuler ler.. Lesi Lesi ini timbu timbull di kulit kulit kepala, kepala, teling telinga, a, wajah, wajah, leng lengan an,, pung punggu gung ng,, dan dan dada dada.. Peny Penyaki akitt ini ini dapa dapatt menim menimbu bulk lkan an kecacatan karena lesi ini memperlihatkan atrofi dan jaringan parut di bagian tengahnya serta hilangnya apendiks kulit secara menetap. •
Fotosensitifitas (Sensitivitas pada cahaya)
•
ulserasi (semacam luka) di mulut atau nasofaring
•
Artritis
Serositis (radang membran serosa), yaitu pleuritis
•
(radang pleura) atau perikarditis (radang perikardium) Kelainan Kelainan ginjal, ginjal, yaitu proteinuria proteinuria (adanya (adanya protein protein
•
pada urin) persisten >0.5 gr/hari •
Kelainan neurologik, yaitu kejang-kejang
•
Kelain Kelainan an hematol hematologi ogik, k, yaitu yaitu anemia anemia hemoli hemolitik tik
atau leucopenia kelainan imunologik, yaitu ditemukan adanya sel
•
LE positif atau anti DNA positif adanya antibodi antinuklear.
•
Selain itu, gejala atau tanda lainnya yang sering ditemukan antara lain penurunan berat badan, demam, dan kelainan tulang seperti pada arthritis. •
•
2.
Pembengkakan sendi Nyeri tekan
•
Rasa nyeri ketika bergerak
•
Rasa kaku pada pagi hari. Manifestasi Klinis secara persistem dapat di bagi menjadi:
a. Siste Sistem m Musk Muskul ulos oske kelet letal al Artralgia, artritis (sinovitis), pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari. b. Sistem integumen
Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal hidung serta pipi. Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum. c. Siste istem m kard kardia iak k Perikarditis merupakan manifestasi kardiak. d. Sist Sistem em pern pernaf afas asan an Pleuritis atau efusi pleura.
e. Siste istem m vas vasku kule ler r Inflam Inflamasi asi pada pada arterio arteriole le termina terminalis lis yang yang menimb menimbulk ulkan an lesi papuler, eritematous dan purpura di ujung jari ja ri kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis. f. Siste istem m per perke kem mihan ihan Glomerulus renal yang biasanya terkena. g. Siste stem sa saraf Spek Spektr trum um gang ganggu guan an sist sistem em sara saraff pusa pusatt sang sangat at luas luas dan dan mencakup seluruh bentuk penyakit neurologik, sering terjadi depresi dan psikosis.
G. PENA PENATA TALA LAKS KSAA AAN N
1.
Secara farmakologi
a. Prep Prepara aratt NSAI NSAID D untu untuk k meng mengat atasi asi mani manife festa stasi si klin klinis is mino minorr dan dan dipakai bersama kortikosteroid, secara topikal untuk kutaneus. b.
Obat Obat antima antimalari lariaa untuk untuk gejala gejala kutane kutaneus, us, musku muskulos loskel keletal etal dan
sistemik ringan SLE c. Prep Prepar arat at imun imunos osup upre resa san n (pen (pengk gkel elat at dan dan anal analog og puri purion on)) untu untuk k fungsi imun.
2.
Secara non farmakologi a. Diet Restriksi diet ditentukan oleh terapi yang diberikan. Sebagian besar pasien
memerlukan
kortikosteroid,
dan
saat
itu
diet
yang
diperbolehkan adalah yang mengandung cukup kalsium, rendah le mak, dan rendah garam. Pasien disarankan disarankan berhati-hati berhati-hati dengan suplemen suplemen makanan dan obat tradisional. b. Aktivitas Pasien lupus sebaiknya tetap beraktivitas normal. Olah raga diperlukan untuk mempertahankan densitas tulang dan berat badan normal. Tetapi tidak tidak boleh boleh berleb berlebiha ihan n karena karena lelah lelah dan stress stress sering sering dihubu dihubungk ngkan an dengan dengan kekamb kekambuha uhan. n. Pasien Pasien disara disaranka nkan n untuk untuk menghi menghinda ndari ri sinar sinar matahari, bila terpaksa harus terpapar matahari harus menggunakan krim pelindung matahari (waterproof sunblock) setiap 2 jam. Lampu
fluorescence juga dapat meningkatkan timbulnya lesi kulit pada pasien SLE.
H.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis SLE dibuat berdasarkan pada riwayat sakit yang lengkap dan hasil pemeriksaan darah. Gejala yang klasik mencakup demam, keletihan serta penurunan berat badan dan kemungkinan pula artritis, peuritis dan perikarditis.
Pemeriksaan
serum
:
anemia
sedang
hingga
berat,
trombositopenia, leukositosis atau leukopenia dan antibodi antinukleus yang positif. Tes imunologi diagnostik lainnya mendukung tapi tidak memastikan diagnosis. I. KOMPLIKASI a.
Vaskulitis : berupa garis kecil warna merah pada ujung lipatan kuku dan ujung jari. Selain itu, bisa berupa benjolan merah di kaki yang dapat menjadi borok
b. Hematuri c. Anemia d. Arth Arthri riti tiss remat rematho hoid id e. Keru Kerusa saka kan n gin ginjal jal perm perman anen en
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI SLE (SISTEMISC LUPUS ERYTHEMATOSUS)
1.
Pengkajian
a. Anamne Anamnesis sis riwayat riwayat keseha kesehatan tan sekarang sekarang dan pemerik pemeriksaan saan fisik fisik difok difokusk uskan an pada gejala sekarang dan gejala yang pernah dialami seperti keluhan mudah lelah, lemah, nyeri, kaku, demam/panas, anoreksia dan efek gejala tersebut terhadap gaya hidup serta citra diri pasien. b. Kulit Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka atau leher. c. Kard Kardio iova vask sku uler ler d. Fric Fricti tion on rub rub perik perikard ardiu ium m yang yang meny menyert ertai ai miok miokar ardi diti tiss dan dan efus efusii pleu pleura ra.. Lesi eritematous papuler dan purpura yang menjadi nekrosis menunjukkan gang ganggu guan an vasku vaskule lerr terja terjadi di di ujun ujung g jari jari tanga tangan, n, siku, siku, jari jari kaki kaki dan dan permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tanga.
e. Siste Sistem m Musk Muskul ulos oske kele letal tal f. Pembengka Pembengkakan kan sendi, sendi, nyeri nyeri tekan tekan dan rasa nyeri nyeri ketika ketika bergerak, bergerak, rasa kaku kaku pada pagi hari. g. Sist Sistem em inte integu gume ment nt Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal hidung serta pipi. Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum.
h. Sist Sistem em pern pernaf afas asan an Pleuritis atau efusi pleura. i.
Siste stem va vasku skuler
j.
Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler, eritematous dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis.
k. Siste stem Re Renal Edema dan hematuria. l.
Sistem sa saraf
m. Sering Sering terjadi terjadi depresi depresi dan psikosi psikosis, s, juga juga seranga serangan n kejang kejang-ke -kejang jang,, korea korea ataupun manifestasi SSP lainnya.
2.
Masalah Keperawatan
a. Nyeri b. Gangguan integritas kulit c. Ganggu Gangguan an nutri nutrisi si kurang kurang dari dari kebut kebutuha uhan n tubuh tubuh
d. Keru Kerusa saka kan n mob mobil ilita itass fisik fisik e. Gang Ganggu guan an citr citraa tubu tubuh h
3.
INTERVENSI
1. Nyeri berhubung berhubungan an dengan dengan inflamasi inflamasi dan kerusakan kerusakan jaringa jaringan. n. Tujua Tujuan n : Setel Setelah ah dilak dilakuk ukan an tind tindak akan an kepe keperaw rawat atan an selam selamaa 2x24 2x24 jam diharapkan pasien tidak merasakan nyeri.
Kriteria Hasil : •
Mengungkapkan keluhan hilangnya/berkurangnya nyeri
•
Menunjukkan posisi/ekspresi wajah rileks
•
Dapat beristirahat dan mendapatkan pola tidur yang adekuat.
Intervensi : I
: Tutup luka sesegera mungkin mungkin kecuali kecuali perawatan perawatan luka bakar metode metode pemajanan
pada udara terbuka.
R : suhu berubah berubah dan geraka gerakan n udara udara dapat dapat menyebab menyebabkan kan nyeri nyeri hebat hebat pada pemajanan ujung saraf I
: Pertahankan Pertahankan suhu suhu lingkun lingkungan gan nyaman, nyaman, berikan berikan lampu lampu pengha penghangat, ngat, penutup tubuh hangat hangat
R : pengatu pengaturan ran suhu dapat hilang hilang karena karena luka bakar mayor. mayor. Sumber Sumber panas eksternal perlu untuk mencegah menggigil. I
: Kaji kelu keluhan han nye nyeri. ri. Perh Perhatik atikan an lokasi lokasi/ka /karak rakter ter dan dan intens intensita itass (skala (skala 0-10).
R I
: Nyeri Nyeri hampir hampir selalu ada pada beberapa derajat beratnya. beratnya. : Lakukan penggantian balutan dan debridemen setelah pasien di beri obat dan/atau pada hidroterapi
R : Keterlibatan jaringan/kerusakan tetapi biasanya paling berat selama penggantian balutan dan debridemen. I
: Dorong Dorong penggunaan penggunaan teknik teknik manajemen manajemen stress, contoh contoh relaksasi relaksasi progresif, napas dalam, bimbingan imajinasi dan visualisasi.
R
: pern perny yataa ataan n
memun emungk gkin inka kan n
pengu engun ngkap gkapan an
emos emosii
dan
dapat apat
meningkatk meningkatkan an mekanisme mekanisme koping koping memfokuska memfokuskan n kembali kembali perhatian, perhatian, meningkatkan relaksasi dan meningkatkan rasa control, yang dapat menurunkan ketergantungan farmakologis. I
: Berikan Berikan aktivitas aktivitas terapeutik terapeutik tepat untuk usia/kondi usia/kondisi. si.
R
: memba embant ntu u meng enguran urang gi konse onsen ntras trasii nyer nyerii yang ang di alam alamii dan dan memfokuskan kembali perhatian
2. Gangguan Gangguan integrit integritas as kulit berhubung berhubungan an dengan dengan proses proses penyak penyakit. it. Tujua Tujuan n : Setel Setelah ah dilak dilakuk ukan an tind tindak akan an kepe keperaw rawat atan an selam selamaa 2x24 2x24 jam dihar iharap apk kan
pasi pasien en
dapat apat
menun enunju jukk kkan an
peri perila lak ku/tek /tekn nik
untu untuk k
meningkatkan penyembuhan, mencegah komplikasi. Kriteria Hasil : •
Menjaga kebersihan di daerah lesi
•
Memakai alat pelindung kulit yang dapat menyebabkan iritasi atau
infeksi berulang. Intervensi :
I
: Kaji Kaji kulit kulit setiap setiap hari. hari. Catat Catat warn warna, a, turgo turgor, r,sir sirku kula lasi si dan sensasi sensasi.. Gambarkan lesi dan amati perubahan
R : Menent Menentuka ukan n garis dasar di mana perubaha perubahan n pada status status dapat dapat di bandingkan dan melakukan intervensi yang yang tepat
I : Pert Pertah ahan anka kan/ n/in instr struk uksik sikan an dalam dalam hygie hygiene ne kuli kulit, t, mis, mis, memb membasu asuh h kemudi kemudian an menger mengering ingkan kanny nyaa dengan dengan berhat berhati-h i-hati ati dan melaku melakukan kan masase dengan menggunakan lotion atau krim. R : mempertahank mempertahankan an kebersih kebersihan an karena kulit yang kering kering dapat dapat menjadi menjadi barier infeksi I
: Guntin Gunting g kuku kuku secara secara teratu teratur. r.
R : kuku yang panjang panjang dan kasar meningkatka meningkatkan n risiko risiko kerusakan kerusakan dermal. dermal. I
: Tutupi Tutupi luka tekan tekan yang yang terbuka terbuka denga dengan n pembalu pembalutt yang steril steril atau atau barrier protektif, mis, duoderm, sesuai petunjuk
R : Dapa Dapatt meng mengur uran angi gi kont kontam amin inasi asi bakt bakter eri, i, meni mening ngka katk tkan an prose prosess penyembuhan. I
: Kola Kolabo bora rasi si gunak gunakan an/b /ber erik ikan an obat obat-ob -obat atan an topi topica call sesuai sesuai indik indikas asi. i.
R
: Digunakan pada perawatan lesi kulit
3. Gangguan Gangguan nutrisi nutrisi kurang kurang dari dari kebutuha kebutuhan n tubuh tubuh b.d anoreksia anoreksia Tujua Tujuan n : Setel Setelah ah dilak dilakuk ukan an tind tindak akan an kepe keperaw rawat atan an selam selamaa 2x24 2x24 jam diharapkan pasien dapat terpenuhi nutrisinya. Kriteria Hasil : •
mempertahankan berat badan dari berat sebelum sakit.
•
Menu Menunj njuk ukka kan n
nila nilaii
labo labora rato tori rium um dala dalam m
bata batass
norm normal al
(Hb (Hb
meningkat) •
Melaporkan perbaikan tingkat energy
•
Melaporkan kebersihan mulut dan timbulnya nafsu makan
Intervensi : I
: Kaji kemamp kemampuan uan untuk untuk mengun mengunya yah, h, merasak merasakan an dan menelan menelan..
R : lesi mulut, mulut, tenggorok dan esophagus dapat menyebabkan disfagia,. I
: Beri Berika kan n pera perawa wata tan n mulu mulutt yang ang teru teruss mener enerus us,, awas awasii tind tindak akan an pencegahan sekresi.
R : penurunan penurunan kemampuan kemampuan pasien mengolah mengolah makanan makanan dan dan mengu mengurangi rangi keinginan untuk makan I
: Hindari obat kumur yang mengandung alcohol.
R : Meng Mengur uran angi gi keti ketida dakn kny yaman amanan an yang ang berh berhub ubun unga gan n deng dengan an mual mual// muntah, lesi oral, pengeringan mukosa dan halitosis. I
: Dorong Dorong pasien untuk untuk duduk duduk pada waktu makan. makan.
R : Mempermudah Mempermudah proses menelan menelan dan mengurang mengurangii resiko resiko aspirasi. aspirasi. I
: Catat Catat pemasu pemasukan kan kalori kalori
R : Mengi Mengide dent ntif ifik ikasi asi kebu kebutu tuha han n terha terhada dap p supl suplem emen en atau atau alter alterna natif tif metode pemberian makanan. I
: Hindari prosedur yang melelahkan saat mendekati waktu makan.
R : Mengu Menguran rangi gi rasa rasa lelah lelah;; meni mening ngka katk tkan an kete keterse rsedi diaa aan n energ energii untu untuk k aktivitas makan. I
: Berikan Berikan fase istirahat istirahat sebelum sebelum makan. makan.
R : Dapat meningkat meningkatkan kan nafsu makan dan perasaan perasaan sehat.
Daftar Pustaka
Christopher-Stine. 2006. Buku Ajar Ilmu Bedah. Cetakan I.Jakarta : ECG Robbins.Buku Ajar Patologi 1.Edisi 4.Jakarta : ECG Doenge Doenges, s, Marily Marilyn n E. 1999. 1999. Rencan Rencanaa Asuhan Asuhan Keperaw Keperawata atan: n: Pedom Pedoman an Untuk Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC. http://artikelkedokteran.net/news/asuhan+keperawatan+penyakit+lupus.htm